Disusun Oleh
Kelompok 1
Nama Anggota :
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah mata kuliah
Keperawatan yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Pada Ny. N Dengan Kasus
Kehilangan Dan Berduka“ Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih
kepada :
1. H. Syaiful, SPd. S.Kep.Ns.M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Jiwa yang telah meluangkan waktu dalam pelaksanaan
bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan
makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan dalam menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
Keperawatan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak.
iii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.……….…………………………………........................... ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... iii
DAFTAR ISI …………...……….…………………………….............................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …….…….…………………..................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah……………….....…………………….................................. 2
1.3 Tujuan..................................…………………..………….................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Teori........................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Kehilangan dan Berduka...................…………….…….................... 3
2.2 Manifestasi Klinis Kehilangan…...………………….…….…........................... 4
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kehilangan...................................... 4
2.5 Jenis-jenis Kehilangan......................................................................................... 5
2.6 Fase-fase Kehilangan dan Berduka..................................................................... 6
B. Konsep Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka............................... 8
C. Asuhan Keperawatan Pada Ny. N Dengan Kasus Kehilangan Dan Berduka...... 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………........…........................................... 19
3.2 Saran………………………………….......……………………….................. 20
DAFTAR PUSTAKA………...…………………...…………………................... 21
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................... 22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang :
1. Apa pengertian kehilangan dan berduka.
2. Apa tanda dan gejala kehilangan.
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan.
4. Apa saja tipe kehilangan.
5. Apa saja jenis-jenis kehilangan.
6. Bagaimana konsep ASKEP dan penyelesaian masalah pada kasus kehilangan
dan berduka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
3
2.2 Manifestasi Klinis Kehilangan
a. Ungkapan kehilangan
b. Menangis
c. Gangguan tidur
d. Kehilangan nafsu makan
e. Sulit berkonsentrasi
f. Karakteristik berduka yang berkepanjangan, yaitu:
Mengingkari kenyataan kehilngan terjadi dalam waktu yang lama
Sedih berkepanjangan
Adanya gejala fisik yang berat
Keinginan untuk bunuh diri
4
2.5 Jenis-jenis Kehilangan
Terdapat 5 kategori kehilangan, yaitu:
1. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai
Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang
yang berarti adalah salah satu yang paling membuat stress dan mengganggu dari
tipe-tipe kehilangan, yang mana harus ditanggung oleh seseorang. Kematian juga
membawa dampak kehilangan bagi orang yang dicintai. Karena keintiman,
intensitas dan ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada, kematian pasangan
suami/istri atau anak biasanya membawa dampak emosional yang luar biasa dan
tidak dapat ditutupi.
5
5. Kehilangan kehidupan/ meninggal
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan
respon pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang
sesungguhnya. Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian.
6
d. Fase depresi
Pada fase depresi Individu berada dalam suasana berkabung,
karena kehilangan merupakan keadaan yang nyata, individu sering
menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau berbicara atau putus asa dan
mungkin sering menangis.
1. Pengkajian
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi duka
cita klien seperti apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan
melalui perilaku. Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar
mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :
Persepsi yang adekuat tentang kehilangan
Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan
Perilaku koping yang adekuat selama proses
8
pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka
dalam menghadapi situasi kehilangan.
- Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu : Kehilangan atau perpisahan dengan
orang yang berarti pada masa kana-kanak akan mempengaruhi individu dalam
mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa (Stuart-Sundeen, 1991)
- Struktur Kepribadian : Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah
diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif
terhadap stress yang dihadapi.
c. Mekanisme Koping
Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara lain
yaitu Denial, Represi, Intelektualisasi, Regresi, Disosiasi, Supresi dan Proyeksi
yang digunakan untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat
menyakitkan. Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi yang
dalam. Dalam keadaan patologis mekanisme koping tersebut sering dipakai secara
berlebihan dan tidak tepat.
d. Respon Spiritual
- Kecewa dan marah terhadap Tuhan
- Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan
- Tidak memilki harapan; kehilangan makna
9
e. Respon Fisiologis
- Sakit kepala, insomnia
- Gangguan nafsu makan
- Berat badan turun
- Tidak bertenaga
- Palpitasi, gangguan pencernaan
- Perubahan sistem imun dan endokrin
f. Respon Emosional
- Merasa sedih, cemas
- Kebencian
- Merasa bersalah
- Perasaan mati rasa
- Emosi yang berubah-ubah
- Penderitaan dan kesepian yang berat
- Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau
benda yang hilang
- Depresi, apati, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusasaan
- Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri
g. Respon Kognitif
- Gangguan asumsi dan keyakinan
- Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan
- Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
- Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggal adalah
pembimbing.
10
- Mencari dan menghindari tempat dan aktivitas yang dilakukan bersama orang
yang telah meninggal.
- Menyimpan benda berharga orang yang telah meninggal padahal ingin
membuangnya
- Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol
- Kemungkinan melakukan gestur, upaya bunuh diri atau pembunuhan
- Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi
4. Intervensi
Intervensi untuk klien yang berduka :
a. Kaji persepsi klien dan makna kehilangannya. Izinkan penyangkalan yang adaptif.
b. Dorong atau bantu klien untuk mendapatkan dan menerima dukungan.
11
c. Dorong klien untuk mengkaji pola koping pada situasi kehilangan masa lalu saat
ini.
d. Dorong klien untuk meninjau kekuatan dan kemampuan personal.
e. Dorong klien untuk merawat dirinya sendiri.
f. Tawarkan makanan kepada klien tanpa memaksanya untuk makan.
g. Gunakan komunikasi yang efektif.
1. Tawarkan kehadiran dan berikan pertanyaan terbuka
2. Dorong penjelasan
3. Ungkapkan hasil observasi
4. Gunakan refleksi
5. Cari validasi persepsi
6. Berikan informasi
7. Nyatakan keraguan
8. Gunakan teknik menfokuskan
9. Berupaya menerjemahkan dalam bentuk perasaan atau menyatakan hal yang
tersirat h. Bina hubungan dan pertahankan keterampilan interpersonal seperti :
Kehadiran yang penuh perhatian
Menghormati proses berduka klien yang unik
Menghormati keyakinan personal klien
Menunjukan sikap dapat dipercaya, jujur, dapat diandalkan, konsisten
Inventori diri secara periodik akan sikap dan masalah yang
berhubungan dengan kehilangan i. Prinsip Intervensi Keperawatan
pada Pasien dengan Respon Kehilangan
Bina dan jalin hubungan saling percaya
Diskusikan dengan klien dalam mempersepsikan suatu kejadian yang
menyakitkan dengan pemberian makna positif dan mengambil
hikmahnya
Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka
Kurangi atau hilangkan faktor penghambat proses berduka
Beri dukungan terhadap repon kehilangan pasien
Tingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga
Ajarkan teknik logotherapy dan psychoreligious therapy
Tentukan kondisi pasien sesuai dengan fase berikut :
12
a) Fase Pengingkaran
Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaanny
Dorong pasien untuk berbagi rasa, menunjukkan sikap
menerima, ikhlas dan memberikan jawaban yang jujur
terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan dan
kematian.
b) Fase marah
Beri dukungan pada pasien untuk mengungkapkan rasa marahnya
secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan.
13
Menjelaskan kepada pasien/ keluarga ciri-ciri respon yang patologis serta
tempat mereka minta bantuan bila diperlukan.
5. Evaluasi
a. Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara spontan
b. Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan terhadap kehilangan
c. Klien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain
d. Klien mempunyai koping yang efektif dalam menghadapi masalah akibat
kehilangan
e. Klien mampu minum obat dengan cara yang benar
1. PENGKAJIAN
Di sebuah desa dikota A ada sepasang suami istri yang baru 1 bulan
menikah, sang suami bernama Arza dan sang istri bernama Ningrum. Mereka satu
sama lain sangat mencintai. Apabila Arza sakit sang istri pun ikut merasakan sakit,
begitu pula sebaliknya. Ketika itu Ningrum baru saja di ketahui positif hamil.
Arza dan Ningrum pun sangat senang dan berusaha semaksimal mungkin
melindungi dan menjaga calon anak mereka itu. Pada suatu hari arza mengalami
kecelakaan yang mengakibatkan arza meninggal. Ibu ningrum mengatakan, hal ini
membuat ningrum merasa sangat terpukul dia terus menangis, tidak mau makan
dan keluar kamar dia mengurung diri dan memandang foto arza dia menjadi jarang
berbicara dan terkadang sering teriak memanggil nama arza.
Dia sering berkata bahwa tidak percaya arza telah pergi selain itu dia
sering terbangun dan menangis keras memanggil arza. Saat pengkajian ningrum
tampak lemas, wajah tampak kusut. Klien tampak putus asa dan sedih, klien susah
berkosentrasi ketika perawat bertanya.tampak kantung mata tanda-tanda vital N :
75x/mnt , S : 370C , TD : 120/80 mmHg RR : 24x/mnt
2. ANALISA DATA
Data Fokus Data subyektif
- Ibu klien mengatakan klien merasa sangat terpukul dia terus menangis, tidak
mau makan dan keluar kamar
- Ibu klien mengatakan klien sering mengurung diri dan memandang foto arza.
- Ibu klien mengatakan klien menjadi jarang berbicara dan terkadang sering
teriak memanggil nama arza.
- Klien mengatakan bahwa tidak percaya arza telah pergi.
- Klien mengatakan sering terbangun dan menangis keras memanggil arza
Data obyektif
- Wajah tampak kusut
- Klien tampak putus asa dan sedih
- Klien susah berkosentrasi ketika perawat bertanya
- Tanda-Tanda Vital N: 75x/mnt S: 370C TD: 120/80 mmHg RR: 24x/mnt
15
Masalah keperawatan Duka cita terganggu
Data Fokus Data subyektif
- Ibu klien mengatakan klien merasa sangat terpukul dia terus menangis, tidak
mau makan dan keluar kamar.
- Ibu klien mengatakan klien sering mengurung diri dan memandang foto arza
- Ibu klien mengatakan klien menjadi jarang berbicara dan terkadang sering
teriak memanggil nama arza.
- Klien mengatakan bahwa tidak percaya arza telah pergi.
- Klien mengatakan sering terbangun dan menangis keras memanggil arza
Data obyektif
- Klien tampak lemas
- Wajah tampak kusut
- Klien tampak putus asa dan sedih
- Klien susah berkosentrasi ketika perawat bertanya
- Tampak kantung mata
- Tanda-tanda vital N: 75x/mnt S: 370C TD: 120/80 mmHg RR: 24x/mnt
Data Obyektif
- Wajah tampak kusut
- Klien tampak putus asa dan sedih,
- Klien susah berkosentrasi ketika perawat bertanya.
- Tanda-tanda vital N: 75x/mnt S: 370C TD: 120/80 mmHg RR: 24x/mnt
16
3. INTERVENSI
Tujuan umum : Pasien berperan aktif melalui proses berduka secara tuntas.
Tujuan khusus:
1. Mampu mengungkapkan perasaan berduka
2.Menjelaskan makna kehilangan
3. Klien dapat mengungkapkan kemarahan nya secara verbal
4. Klien dapat mengatasi kemarahan nya dengan koping yang adaptif
5. Klien dapat mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya
6. Klien dapat mengidentifikasi tingkat depresi
7. Klien dapat mengurangi rasa bersalah nya
8. Klien dapat menghindari tindakan yang dapat merusak diri
9. Klien dapat menerima kehilangan
10. Klien dapat bersosialisasi lagi dengan keluarga atau orang lain
4. IMPLEMENTASI
1. Mengingkari
- Jelaskan proses berduka
- Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan nya
- Mendengarkan dengan penuh perhatian
- Secara verbal dukung pasien,tapi jangan dukung pengingkaran yang
dilakukan
- Jangan bantah pengingkaran pasien, tetapi sampaikan fakta
- Teknik komunikasi diam dan sentuhan
- Perhatikan kebutuhan dasar pasien
2. Marah
- Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk mengungkapkan kemarahan
secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan.
- Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah respon yang
normal karena merasakan kehilangan dan ketidakberdayaan.
- Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga.
- Hindari menarik diri dan dendam karena pasien /keluarga bukan marah pada
perawat.
- Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi kemarahannya.
17
3. Tawar-menawar
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan rasa takutnya
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan ketakutan yang
tidak rasional
- Berikan dukungan spiritual
4. Depresi
- Identifikasi tingkat depresi dan bantu mengurangi rasa bersalah
- Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan kesedihannya
- Beri dukungan non verbal dengan cara duduk disamping pasien dan
memegang tangan pasien
- Hargai perasaan pasien
- Bersama pasien bahas pikiran negatif yang sering timbul
- Latih pasien dalam mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki
5. Penerimaan
- Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien secara teratur
- Bantu klien untuk berbagi rasa ,karena biasaanya tiap anggota tidak berada
ditahap yang sama pada saat yang bersamaan.
- Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan
dilakukan setelah masa berkabung telah dilalui.
- Jika keluarga mengikuti proses pemakaman,hal yang dapat dilakukan
adalah ziarah (menerima kenyataan),melihat foto-foto proses pemakaman
E. EVALUASI
S = Pasien mengatakan sudah bisa menerima keadaan yang sebenarnya
O = 1. Pasien bersedia mendengarkan penjelasan dari petugas
2. Sudah bisa meredam marah
3. Mau berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain
4. Pasien tampak tenang
A = Masalah teratasi
P = Pertahankan intervensi
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah
dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya. Berduka
merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.
NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi
dan berduka disfungsional. Berduka diantisipasi adalah suatu status yang
merupakan pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun
yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan
fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.
Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual
maupun potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini
kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan. Peran
perawat adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku berduka, mengenali
pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan dukungan dalam bentuk
empati.
Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu: Aktual atau nyata dan persepsi.
Terdapat 5 katagori kehilangan, yaitu : Kehilangan seseorang seseorang yang
dicintai, kehilangan lingkungan yang sangat dikenal, kehilangan objek eksternal,
kehilangan yang ada pada diri sendiri/aspek diri, dan kehilangan kehidupan,
membagi respon berduka dalam lima fase, yaitu : pengikaran, marah, tawar-
menawar, depresi dan penerimaan.
19
B. SARAN
Saran untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan sebagai berikut :
1. Dalam perencanaan tindakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan klien
pada saat itu.
2. Dalam perumusan diagnose keperawatan, harus diprioritaskan sesuai
dengan kebutuhan maslow ataupun kegawatan dari masalah.
3. Selalu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan baik yang kritis
maupun yang tidak.
20
DAFTAR PUSTAKA
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed.3. Jakarta: ECG
21
LAMPIRAN-LAMPIRAN
22