Anda di halaman 1dari 76

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.

K
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
DI UPTD PUSKESMAS MUNDU
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2022

Disusun oleh :
Rani Handayani
NIM : P2.06.24.2.19.029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN CIREBON
2022
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. K
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
DI UPTD PUSKESMAS MUNDU
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2022

LAPORAN TUGAS AKHIR


Disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi D III Kebidanan Cirebon

Disusun oleh :
Rani Handayani
NIM : P2.06.24.2.19.029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN CIREBON
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. K
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
DI UPTD PUSKESMAS MUNDU
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2022

Laporan asuhan kebidanan Tugas Akhir ini telah diujikan telah diperiksa dan
disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan

Cirebon,… Juni 2022

Pembimbing 1

Endang Nurrochmi, SIT, MKM …………………………………..


NIP. 197206011993012001

Pembimbing 2

Suratmi, SST, M.Keb …………………………………..


NIP. 198103042014122001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. K


DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
DI UPTD PUSKESMAS MUNDU
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2022

Laporan Tugas Akhir ini telah diujikan dan disahkan oleh penguji
pada Tanggal……
Cirebon, …Juni 2022

Ketua Penguji

Endang Nurrochmi, SIT, MKM


NIP. 197206011993012001

Penguji 1 Penguji 2

Rinela Padmawati, SST., MPH Hj. Pepi Hapitria, SST., MPH


NIP : 197904122002122002 NIP : 197910042005012003

Mengetahui :
Program Studi D. III Kebidanan Cirebon
Ketua,

Hj. Dyah Widiyastuti, SST,. M.Keb


NIP : 197910242001122001

iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Kehamilan pada Ny. K Dengan Kekurangan Energi Kronik” di UPTD Puskesmas
Mundu Kabupaten Cirebon Tahun 2022” ini sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan.

Pada penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penyusun mendapat bimbingan,


bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan
ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat :

1. Hj. Ani Radiati R. S.Pd, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kemenkes Tasikmalaya.
2. Nunung Mulyani APP, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya.
3. Hj. Dyah Widiyastuti, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Cirebon.
4. Neli Nurlina SST, MPH selaku Dosen Penanggung Jawab Praktik
Kebidanan Klinik (PKK) III.
5. Endang Nurrochmi, SIT, MKM selaku Dosen Pembimbing Satu Laporan
Tugas Akhir.
6. Suratmi, SST, M.Keb Selaku Dosen Pembimbing Dua Laporan Tugas
Akhir
7. Rinela Padmawati, SST., MPH selaku Dosen Wali.
8. Dr. Asep Aries Sudrajat selaku Kepala UPTD Puskesmas Mundu
9. Ismiyati, S. Tr.Keb selaku Bidan Koordinator UPTD Puskesmas Mundu
10. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril, materil dan
spiritual sehingga penyusun dapat melaksanakan kegiatan PKK III dan
menyusun Laporan Tugas Akhir dengan lancar.

iv
11. Teman-teman D III Kebidanan angkatan 2019 yang telah mendukung dan
menguatkan satu sama lain.
Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Akhirnya semoga Laporan Tugas
Akhir kasus yang disampaikan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun
umumnya bagi para pembaca yang berminat dalam pelayanan kesehatan ibu dan
anak.

Cirebon, Juni 2022

Penyusun

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ii


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iv
DAFTAR ISI .....................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................5
C. Tujuan Penyusunan ................................................................................6
D. Manfaat Penyusunan ..............................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................8
A. Kehamilan ..............................................................................................8
B. Kekurangan Energi Kronik (KEK) ........................................................15
BAB III METODE PENYUMPULAN DATA ..............................................25
A. Metode Pengumpulan Data ....................................................................25
B. Waktu .....................................................................................................26
C. Tempat ....................................................................................................26
D. Sasaran ...................................................................................................27
E. Proses Kegiatan ......................................................................................27
BAB IV TINJAUAN KASUS ..........................................................................29
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................37
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................45
A. Kesimpulan ............................................................................................45
B. Saran .......................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................47
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia Subur (WUS) .............................10


Tabel 2 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester I ...................................................14
Tabel 3 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester II ..................................................14
Tabel 4 Kebutuhan Gizi Ibu Hamis Trimester III ................................................15

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ukuran Tinggi Fundus Uteri Menurut Usia Kehamilan ......................9


Gambar 2 Pita Ukur LILA ....................................................................................17

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Curriculum Vitae


Lampiran 2 Lembar Konsultasi
Lampiran 3 Panduan Wawancara
Lampiran 4 Kuesioner Pre Test
Lampiran 5 Kuesioner Post Test
Lampiran 6 Leaflet KEK
Lampiran 7 Leaflet Ubi Jalar Ungu
Lampiran 8 Hasil Pre Test
Lampiran 9 Hasil Post Test
Lampiran 10 Dokumentasi

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah serangkaian peristiwa yang diawali dengan
konsepsi dan akan berkembang sampai menjadi fetus yang aterm dan
diakhiri dengan proses persalinan (Rahmawati & Wulandari, 2019)
Menurut Kemenkes (2019) Angka kematian ibu meningkat
sebanyak 300 kasus dari 2019 menjadi sekitar 4.400 kematian pada 2020
sedangkan kematian bayi pada 2019 sekitar 26.000 kasus meningkat
hampir 40 persen menjadi 44.000 kasus pada 2020. Dilihat dari
meningkatnya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia dari tahun ke
tahun, kehamilan di Indonesia masih sangatlah memprihatinkan karena
masih kurangnya pengetahuan dan edukasi tentang cara menjaga
kesehatannya pada terutama pada wanita saat hamil. Angka Kematian Ibu
(AKI) menjadi salah satu penanda berarti dalam derajat kesehatan warga.
AKI menggambarkan jumlah wanita yang wafat dari sesuatu pemicu
kematian terpaut dengan kendala sepanjang masa kehamilan sehingga
perihal ini jadi permasalahan yang besar di Indonesia.
Kekurangan zat gizi serta rendahnya derajat kesehatan ibu hamil
pada saat ini masih sangat rawan, hal ini ditandai dengan tingginya angka
kematian ibu (AKI) yang disebabkan oleh perdarahan karena anemia gizi
dan kekurangan energi kronik (KEK) pada masa kehamilan menurut
(Depkes RI, 2009) sitasi (Yuliastuti, 2014)
Menurut Depkes RI (2012) sitasi Sukmawati (2018) Kurang Energi
Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu menderita kekurangan makanan
yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur
(WUS) dan pada ibu hamil.
Menurut Supariasa (2012) Lingkar lengan atas (LILA) adalah jenis
pemeriksaan antropometri yang digunakan untuk mengukur risiko KEK
pada wanita usia subur yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan

1
2

Pasangan Usia Subur (PUS). Sedangkan ambang batas LILA pada WUS
dengan risiko KEK adalah 23,5 cm dan apabila kurang dari 23,5 cm
wanita tersebut mengalami KEK (Rahmi, 2017)
Faktor – faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil
menurut Ari dan Rusilanti (2013) sitasi Rahmi (2017) yaitu diantaranya
ada keadaan sosial ekonomi yang mengakibatkan rendahnya Pendidikan,
jarak kehamilan yang terlalu dekat yang menyebabkan buruknya status
gizi pada ibu hamil, banyaknya bayi yang dilahirkan (paritas), usia
kehamilan pertama terlalu muda atau masih remaja dan pekerjaan yang
memiliki status gizi rendah apabila tidak diimbangi dengan asupan
makanan yang sesuai.
Kehamilan dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan
salah satu penyebab tidak langsung pada kematian ibu hamil di Indonesia
sekitar 19,1%. Pada tahun 2015, angka wanita hamil yang mengalami
KEK di Indonesia mencapai 23,4% sedangkan pada tahun 2016 naik
menjadi 31,3%. Depkes RI (2017) Untuk provinsi Jawa Barat prevalensi
KEK pada ibu hamil tahun 2016 mencapai 21,2%
Di Cirebon berdasarkan data yang diambil dari data Kota Cirebon
pada tahun 2021 prevalensi ibu hamil yang mengalami KEK yaitu di
Kejaksan sebanyak 59 ibu hamil, Lemahwungkuk ibu hamil, Harjamukti
195 ibu hamil, Pekalipan 55 ibu hamil, Kesambi 105 ibu hamil dengan
jumlah keseluruhan yaitu 504 ibu hamil mengalami KEK (Data Cirebon
Kota, 2021)
Upaya pemerintah Kabupaten Cirebon dalam mengatasi
permasalahan KEK pada ibu hamil yaitu Upaya Pemberian makanan
tambahan yang dilakukan pada ibu hamil kurang energi dan kalori (KEK).
Pada tahun 2018 Jumlah ibu hamil dengan Lingkar Lengan (LILA) kurang
dari 23,5 cm sebanyak 6.314 orang mengalami peningkatan jumlahnya
dari tahun 2017 yang hanya 5.483 orang. Pemberian PMT pada ibu hamil
KEK sebagai upaya perbaikan gizi ibu hamil tahun 2018 sebanyak 4.437
(70,27 %), yang APBD maupun dari Biaya Operasional Kesehatan /Dana
3

alokasi khusus (DAK). Pemberian PMT pada ibu hamil KEK mengalami
peningkatan dari tahun 2017 yang hanya mencapai 63,3 % (Dinas
Kesehatan Kabupaten Cirebon, 2018)
Pada tahun 2021 di UPTD Puskesmas Mundu jumlah ibu hamil
yang mengalami KEK berjumlah 71 ibu hamil yang tersebar di 7 desa dan
pada awal tahun 2022 ibu hamil yang mengalami KEK berjumlah 16 ibu
hamil. Upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan KEK pada ibu
hamil sudah tepat tetapi apabila upaya tersebut akan lebih maksimal
apabila keluarga juga dilibatkan dalam memberikan asuhan atau edukasi.
Hal ini dikarenakan keluarga memiliki peranan penting bagi ibu hamil
dalam pengambilan keputusan atau melakukan sesuatu.
Peran bidan dalam mengatasi permasalahan KEK pada ibu hamil
juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam efektivitas
pemberdayaan. Peran yang dapat dimainkan oleh bidan dalam
melaksanakan fungsi pendampingan adalah peran sebagai motivator,
fasilitator dan katalisator. Peran – peran tersebut akan berjalan dengan baik
apabila pendamping memahami kelompok yang mereka dampingi oleh
karena itu pendamping hadir di tengah – tengah mereka belajar dari apa
yang mereka miliki dan apa yang mereka ketahui (Sari, 2021)
Upaya Puskesmas dalam mengatasi permasalahan KEK pada ibu
hamil yaitu menjalankan program pemerintah dengan pemberian KIE
mengenai gizi untuk ibu hamil, pemberian PMT berupa susu ibu hamil,
biskuit dan makanan pendukung lain yang mengandung zat – zat gizi
seimbang pada ibu hamil yang mengalami KEK. Serta menganjurkan ibu
untuk rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan atau puskesmas
terdekat. Pemberian PMT diberikan setiap 1 bulan sekali dalam kegiatan
Posyandu di desa tempat ibu tinggal dengan adanya pemberian PMT
secara rutin diharapkan ibu mengalami peningkatan LILA.
Support keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan dapat
berjalan lancar antara lain, memberikan dukungan pada ibu untuk
menerima kehamilannya, memberi dukungan pada ibu untuk menerima
4

dan mempersiapkan peran sebagai ibu, memberi dukungan pada ibu untuk
menghilangkan rasa takut dan cemas terhadap persalinan, memberi
dukungan pada ibu untuk menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan
anak yang dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan persalinan
yang baik (Farid, 2019)
Permasalahan yang dapat ditimbulkan ibu hamil yang mengalami
Risiko KEK itu bisa terjadi pada ibu maupun janin. Pada ibu hamil dapat
menyebabkan risiko dan komplikasi diantaranya : anemia, perdarahan,
berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan serangan infeksi.
Selain itu pada proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah
persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
Sedangkan pada janin dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin
yang mengakibatkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum ( mati
dalam kandungan), Bayi Lahir Dengan Berat Badan Rendah (BBLR)
(Sandjaja (2005) sitasi Rahmi (2017)).
Untuk menghindari penyakit-penyakit seperti diatas maka
diberikan tambahan gizi bagi ibu hamil berupa makanan tambahan.
Makanan tambahan diberikan kepada ibu hamil untuk menambah
kebutuhan gizi sehari-hari. Ibu hamil trimester kedua membutuhkan
tambahan kalori sebesar 300 kkal per hari, tambahan protein sebesar 17 g
sedangkan tambahan zat besi sebesar 9 mg (Wibisono, 2009) sitasi
(Suparni & Riski, 2020))
Salah satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan gizi dengan
mengkonsumsi umbi – umbian. Ubi jalar yang merupakan sumber
karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan pangan kita. Kita
mengenal ada beberapa jenis ubi jalar yaitu ubi jalar putih, ubi jalar merah
dan ubi jalar ungu. Ubi jalar mengandung zat-zat yang bergizi per 100
gramnya yaitu energi 123 kkal, protein 1,8 gr, lemak 0,7 gr, karbohidrat
27,9 gr, kalsium 30 mg, fosfor 49 mg, besi 0,7 mg, vitamin A 7700 SI,
5

vitamin C 22 mg, vitamin B1 0,90 mg (Winarti (2010) sitasi Suparni &


Riski (2020))
Ubi jalar ungu memiliki kandungan protein yang dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi ibu hamil yaitu 2,22% dalam 100 gr. Selain itu
kandungan utama ubi ungu juga mengandung antosianin yang cukup
tinggi 126 (mg/10gr) (Indriyani & Priantari, 2020)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani & Priantari
(2020) ubi jalar ungu mempunyai kandungan yang lengkap untuk
memenuhi nutrisi ibu hamil dan menurut penelitian Suparni & Fitriyani
(2018) tidak ada pengaruh pemberian ubi jalar ungu terhadap peningkatan
lingkar lengan atas ibu hamil dengan kekurangan energi kronis yang
dilakukan dalam 14 hari dengan pemberian ubi jalar ungu 100 gram/hari
tetapi Saran bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk dapat
menyampaikan pada ibu hamil khususnya ibu hamil KEK tentang manfaat
ubi jalar ungu ini.
Perlu pengawasan dan pemberdayaan yang tepat dalam melakukan
upaya pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
hamil yang mengalami KEK. Untuk itu, upaya penulis dalam memberikan
edukasi tentang pemenuhan gizi seimbang dengan memanfaatkan kearifan
lokal yaitu ubi jalar ungu. Pemberdayaan juga tidak hanya melibatkan ibu
hamil, namun keluarga juga diharapkan dapat ikut serta mendukung ibu
untuk dapat memenuhi gizi seimbangnya.
Berdasarkan permasalahan diatas, penyusun tertarik mengambil
kasus “Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. K dengan Kekurangan
Energi Kronik di UPTD Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon Tahun
2022”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. K
dengan Kekurangan Energi Kronik di UPTD Puskesmas Mundu
Kabupaten Cirebon Tahun 2022?
6

C. Tujuan Penyusunan Laporan


1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. K
dengan Kekurangan Energi Kronik di UPTD Puskesmas Mundu
Kabupaten Cirebon Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada kasus Asuhan
Kebidanan Kehamilan pada Ny. K dengan Kekurangan Energi
Kronik di UPTD Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon Tahun
2022.
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada kasus Asuhan
Kebidanan Kehamilan pada Ny. K dengan Kekurangan Energi
Kronik di UPTD Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon Tahun
2022.
c. Mampu melakukan analisis berdasarkan data subjektif dan objektif
pada kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. K dengan
Kekurangan Energi Kronik di UPTD Puskesmas Mundu
Kabupaten Cirebon Tahun 2022.
d. Mampu melakukan perencanaan asuhan secara tepat berdasarkan
analisis yang didapat pada kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan
pada Ny. K dengan Kekurangan Energi Kronik di UPTD
Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon Tahun 2022.
e. Mampu melakukan penatalaksanaan sesuai dengan perencanaan pada
kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. K dengan
Kekurangan Energi Kronik di UPTD Puskesmas Mundu
Kabupaten Cirebon Tahun 2022.
f. Mampu melakukan analisis kesenjangan antara teori dan kenyataan
pada kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. K dengan
Kekurangan Energi Kronik di UPTD Puskesmas Mundu
Kabupaten Cirebon Tahun 2022.
g. Mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada klien
7

dengan KEK pada kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny.


K dengan Kekurangan Energi Kronik di UPTD Puskesmas Mundu
Kabupaten Cirebon Tahun 2022.
D. Manfaat Penyusunan Laporan
1. Manfaat Teoritis
Penyusunan laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
sarana untuk menambah wawasan yang bermanfaat bagi mahasiswa
dalam pelaksanaan asuhan kebidanan serta sebagai bahan referensi
dan studi pustaka laporan tugas akhir yang berhubungan dengan
Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penyusun
Dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan selama
perkuliahan pada pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
menilai mahasiswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan selama perkuliahan pada pelaksanaan asuhan
kebidanan kehamilan.
c. Bagi Lahan Praktik
Dapat dijadikan gambaran informasi sebagai acuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan dalam
asuhan kebidanan, terutama pada ibu hamil dengan Kekurangan
Energi Kronik.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional (POGI),
kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
fase fertilisasi sampai lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau juga 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam 3
trimester, trimester 1 berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua
berlangsung 14 minggu dan trimester ketiga berlangsung 13 minggu
(Evayanti, 2015).
2. Standar Asuhan Kebidanan
Menurut Rufaridah (2019) dalam melaksanakan pelayanan
Antenatal Care ada 14 standar pelayanan yang harus dilakukan oleh
bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 14T, pelayanan atau
asuhan standar sebagai berikut :
a. Timbang Berat badan atau Ukur Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan ibu menentukan status gizi ibu,
pengukuran dilakukan 1 kali pada pertemuan pertama untuk
mengetahui adanya risiko kehamilan yang mungkin terjadi.
Untuk penambahan berat badan minimal BB ibu naik
sebanyak 9 kg selama hamil atau 1 kg setiap bulannya, setiap
bulan pertambahan berat badan dicatat untuk mengetahui apakah
masih dalam level normal atau tidak (Pawitri, 2020)
b. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan darah normal berada di angka 110/80 mmHg
sampai 140/90 mmHg. Bila tekanan darah lebih dari atau sama
dengan 140/90 mmHg ada faktor risiko hipertensi.

8
9

c. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas)


Untuk mengetahui status gizi ibu, bila LILA kurang dari
23,5 cm maka menunjukkan ibu hamil mengalami Kekurangan
Energi Kronik (KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) penetapan status gizi ini dilakukan dengan
mengukur lingkar antara lengan atas dan jarak pangkal bahu ke
ujung siku (Pawitri, 2020)
d. Pemeriksaan Puncak Rahim (Tinggi Fundus Uteri)
Tinggi fundus uteri (TFU) merupakan salah satu metode
sederhana untuk mengetahui secara kasar perkiraan usia
kehamilan ataupun berat janin. Bila usia kehamilannya dibawah
24 minggu maka pengukuran bisa dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan sudah diatas 24 minggu memperkirakan usia
kehamilan bisa dengan menggunakan rumus Mc Donald yaitu
dengan cara mengukur tinggi fundus dengan menggunakan cm
dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai
rumusnya yaitu usia (dalam minggu) x 8/7 (Dwiyani, 2016).

Gambar 1
Ukuran Tinggi Fundus Uteri Menurut Usia Kehamilan
Sumber : (Dwiyani, 2016)
10

e. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Berikan Imunisasi Tetanus


Toksoid (TT)
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas kesehatan
pada saat pelayanan antenatal untuk mencegah penyakit tetanus
pada ibu dan bayi. Pemberian imunisasi harus dilakukan skrining
terlebih dahulu untuk mengetahui dosis dan status imunisasi
tetanus toksoid sebelumnya (Rizki, 2018)
Tabel 1
Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia Subur (WUS)

Status TT Interval minimal Masa Perlindungan


pemberian
T1 Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus
T2 1 bulan setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25 tahun
Sumber : Buku KIA 2020

f. Temu Wicara (konseling)


Temu wicara atau konseling dilakukan setiap kali
kunjungan tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai
riwayat menstruasi, perawatan kehamilan, pencegahan kelainan
bawaan, persiapan rujukan, persalinan, Inisiasi Menyusu Dini
(IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga
Berencana (KB), imunisasi pada bayi dan lain – lain (Rizki, 2018)
g. Tes PMS
Menurut Rufaridah (2019) penyakit menular seksual
merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Akan beresiko tinggi apabila dilakukan dengan berganti-ganti
pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa beresiko
tertular penyakit kelamin. Perempuan beresiko lebih besar
11

tertular karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap


PMS. Beberapa jenis penyakit menular seksual, yaitu :
1) Gonore (GO)
2) Sifilis (Raja Singa)
3) Trikomoniasis
4) Ulkus Mole (chancroid)
5) Klamidia
6) Kutil kelamin
7) Herpes
8) HIV/AIDS
9) Trikomoniasis
10) Pelvic Inflammatory Disease (PID)
h. Pemeriksaan HB (Hemoglobin)
Pemeriksaan hemoglobin pada saat kehamilan diperiksa
untuk memeriksa darah ibu apakah ibu anemia atau tidak dan
mengetahui golongan darah ibu. Sehingga apabila ibu
membutuhkan donor pada saat persalinan ibu sudah
mempersiapkan golongan darah yang sesuai. HB normal pada
ibu hamil >11 gr/dl (Rufaridah, 2019)
i. Perawatan payudara, senam payudara dan tekan payudara
Perawatan payudara, senam payudara dan tekan payudara
sangat dianjurkan selama hamil dalam merawat payudara,
karena untuk kelancaran proses menyusui dan memeriksa
adanya komplikasi pada payudara karena segera setelah bayi
lahir akan dilakukan IMD (Rufaridah, 2019) .
j. Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil
Untuk melatih nafas saat menghadapi proses persalinan,
dan untuk menjaga kebugaran tubuh ibu selama hamil
(Rufaridah, 2019)
k. Pemeriksaan protein urine atas indikasi
Pemeriksaan protein urine atas indikasi dilakukan sebagai
12

pemeriksaan penunjang dengan dilakukannya pemeriksaan


protein urine, karena untuk mendeteksi secara dini apakah ibu
mengalami hipertensi atau tidak. Karena apabila hasil protein,
maka ibu berisiko terkena PEB (Rufaridah, 2019)
l. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi secara
dini ditakutkan ibu mengalami penyakit DM (Rufaridah, 2019)
m. Pemberian terapi kapsul yodium
Pemberian terapi kapsul yodium diberikan terapi tersebut
untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan yodium dan
mengurangi terjadinya kekerdilan pada bayi kelak (Rufaridah,
2019)
n. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria
Terapi anti malaria untuk daerah endemis diberikan kepada
ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu hamil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan
hasil apusan darah yang positif. Dampak dari penyakit tersebut
kepada ibu hamil yaitu kehamilan muda dapat terjadi abortus,
partus prematurus juga anemia (Rufaridah, 2019)
3. Kebutuhan Gizi Hamil
Menurut Fitriah (2018) kebutuhan gizi ibu hamil semasa
kehamilannya lebih tinggi dibandingkan pada saat sebelum hamil,
begitu juga saat usia kehamilan ibu bertambah maka semakin tinggi
pula jumlah zat gizi yang dibutuhkan. Asupan gizi yang optimal
disesuaikan dengan usia kehamilan ibu untuk mencapai kehamilan yang
sehat.
Pada trimester I terjadi pertambahan jumlah sel dan pembentukan
organ, serta pertumbuhan otak dan sel saraf sebagian besar berlangsung
selama trimester I. Untuk menunjang proses ini diperlukan asupan zat
gizi terutama protein, asam folat, vitamin B12, zink, dan Iodium.
Tambahan energi dan protein pada trimester I ini sebesar 100 kalori dan
13

17 gram protein. Semua zat gizi yang dibutuhkan tersebut harus


dicukupi sebagai persiapan untuk pertumbuhan yang lebih cepat pada
trimester berikutnya, karena pada trimester I ini pertumbuhan janin
belum pesat (Fitriah, 2018)
Pada trimester II dan trimester III, pertumbuhan janin cukup pesat
mencapai 90% dari seluruh proses tumbuh kembang selama kehamilan.
Zat gizi yang dibutuhkan untuk menunjang proses tersebut adalah
protein, zat besi, kalsium, magnesium, vitamin B komplek, serta asam
lemak omega 3 dan omega 6. Tambahan energi sekitar 350-500 kalori
setiap hari, dan tambahan protein sebesar 17 gram per hari. Kecukupan
gizi pada masa kehamilan dapat dipantau dengan kenaikan berat badan
yang sesuai dengan usia kehamilan (Fitriah, 2018)
Beberapa faktor menurut (Fitriah, 2018) yang berpengaruh pada
asupan gizi dan rendahnya kenaikan berat badan selama kehamilan
adalah :
a. Rasa mual dan muntah
b. Rasa panas pada perut bagian atas
c. Sembelit
d. Konsumsi makanan dan minuman beralkohol, minuman yang
mengandung kafein, dan minuman penambah energi
e. Pola makan tidak seimbang
f. Aktivitas fisik yang berlebihan.
Kebutuhan energi dan zat gizi antar kehamilan satu dengan yang
lainnya sangat beragam terkait ukuran tubuh dan gaya hidup masing-
masing ibu hamil. Berikut beberapa zat gizi yang diperlukan ibu hamil
berdasarkan usia kehamilannya.
14

Tabel 2
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester I
Nama Zat
Fungsi Bahan Makanan
Gizi
Asam Pembentukan sistem Sayuran berdaun hijau,
Folat saraf pusat, termasuk tempe, serta serealia atau
otak. kacang-kacangan yang sudah
ditambahkan asam folat.
Asam Tumbuh kembang Ikan laut.
Lemak sistem saraf pusat dan
Tak Jenuh otak.
Vitamin Perkembangan sel janin Hasil ternak dan produk
B12 olahannya serta produk
olahan kacang kedelai seperti
tempe dan tahu
Vitamin D Membantu penyerapan Ikan salmon dan susu
kalsium dan mineral
dalam darah
Sumber : (Fitriah, 2018)
Tabel 3
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester II
Nama
Fungsi Bahan Makanan
Zat Gizi
Vitamin Proses metabolisme, Buah-buah berwarna kuning
A pembentukan tulang, dan hingga merah, daging ayam,
sistem saraf. telur, bebek, dan wortel.
Kalsium Pembentukan tulang dan Susu, yoghurt, bayam, jeruk,
gigi bagi janin dan ibu roti, gandum, ikan teri.
Zat besi Membentuk sel darah Sayuran hijau, daging sapi,
merah, mengangkut hati, sapi, ikan, kacang-
oksigen ke seluruh tubuh kacangan.
dan janin
Sumber : (Fitriah, 2018)
15

Tabel 4
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester III
Nama Zat
Fungsi Bahan Makanan
Gizi
Vitamin B6 Membantu proses sistem Gandum, kacang-
saraf kacangan, dan hati.
Vitamin C Membantu penyerapan zat Jeruk, tomat, jambu,
besi dan sebagai antioksidan pepaya, nanas.
Serat Memperlancar buang air Sayuran dan buah-
besar mempersingkat waktu buahan.
transit feses.
Seng Membantu proses Telur, hati, sapi, daging
metabolisme dan kekebalan sapi, ikan laut, kacang-
tubuh kacangan.
Iodium Mengatur suhu tubuh, Garam dapur yang
membentuk sel darah merah ditambahkan iodium,
serta fungsi otot dan syaraf. ikan laut.
Sumber : (Fitriah, 2018)
B. Kekurangan Energi Kronik (KEK)
1. Pengertian
Menurut Kemenkes (2015) sitasi Bunga Astria Paramashanti
(2019), Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah suatu
keadaan ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi yang berlangsung
lama (menahun) dan ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas ibu
hamil <23,5. Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak
dibandingkan saat tidak hamil. Hal ini disebabkan oleh zat-zat gizi
yang dikonsumsi digunakan untuk ibu dan janin. Janin tumbuh dengan
mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu dan
dari simpanan zat gizi yang berada dalam tubuh ibu (Abadi, 2020).
2. Etiologi
Menurut Kartini (2017) penyebab terjadinya KEK Pada ibu hamil
yaitu karena semenjak sebelum hamil ibu sudah mengalami
kekurangan energi, karena kebutuhan orang yang hamil itu lebih tinggi
dari ibu yang sedang tidak dalam keadaan hamil. Kehamilan
16

menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, oleh karena itu


kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat setelah hamil.
Penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi 2 yaitu penyebab
langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yaitu terdiri dari
asupan makanan atau pola konsumsi, infeksi, makanan pantangan.
Sedangkan penyebab tidak langsung terdiri dari hambatan utilitas zat -
zat gizi, hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing,
ekonomi yang kurang, pengetahuan, pendidikan umum dan pendidikan
gizi kurang, produksi pangan yang kurang mencukupi kebutuhan,
kondisi hygiene yang kurang baik, jumlah anak yang terlalu banyak,
usia ibu, usia menikah, penghasilan rendah, perdagangan dan distribusi
yang tidak lancar dan tidak merata, jarak kehamilan menurut (Kartini,
2017)
3. Cara Mengukur LILA
Pengukuran LILA pada ibu hamil dan wanita usia subur (WUS)
adalah salah satu upaya untuk mendeteksi secara dini yang mudah dan
dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui
kekurangan makanan yang berlangsung menahun atau kronis yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.
Tujuan mengukur LILA yaitu :
a. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan BBLR.
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS
yang menderita KEK.
(Wahyuni & Miftahul Huda, 2019)
LILA merupakan pengukuran status gizi yang lebih mudah dan
praktis karena hanya menggunakan satu alat ukur yaitu pita pengukur
17

LILA. Namun, LILA hanya dapat digunakan untuk keperluan skrining,


tidak untuk pemantauan. Khusus pada wanita hamil, LILA digunakan
untuk mengetahui risiko KEK karena pada umumnya wanita Indonesia
tidak mengetahui berat badan pralahir, hingga IMT pra hamil tidak
dapat diukur. Pengukuran IMT membutuhkan 2 alat yaitu timbangan
dan pengukur tinggi badan yang membutuhkan persyaratan tertentu
yang harus dipenuhi seperti kalibrasi alat timbang serta lantai yang
keras dan datar untuk pengukuran tinggi badan. Namun, IMT tidak
dapat digunakan sebagai indikator KEK ibu hamil karena perubahan
berat badan yang terjadi selama kehamilan. Oleh sebab itu, LILA
bermanfaat untuk pengukuran risiko KEK pada ibu hamil karena LiLA
relatif stabil. Berikut ini gambar alat ukur LILA

Gambar 2
Pita Lida dan Pita lila
Sumber : (Wahyuni & Miftahul Huda, 2019)
Cara Mengukur LILA Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu :

a. Tetapkan posisi bahu dan siku


b. Meletakkan pita di antara bahu dan siku
c. Tentukan titik tengah lengan
d. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
e. Pita jangan terlalu ketat
f. Pita jangan terlalu longgar
g. Cara pembacaan skala yang benar Pengukuran dilakukan di
18

bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang
kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi bebas,
lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau
kencang. Alat pengukur dalam (Wahyuni & Miftahul Huda,
2019)
4. Tanda dan Gejala
Kondisi kekurangan energi kronik (KEK) biasanya terjadi pada
wanita usia subur yaitu wanita yang berusia 15 – 45 tahun.
Kekurangan energi kronik ini dapat diketahui dengan mengukur
lingkar lengan atas dan indeks masa tubuh seseorang. Ibu yang
mempunyai lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5 cm bisa
dikatakan mengalami kekurangan energi kronik (Chandradewi, 2015)
sitasi (Farid, 2019)
Menurut Supariasa (2010) dalam sitasi (Farid, 2019) tanda-tanda
klinis Kekurangan Energi Kronik (KEK) meliputi :
a. Berat badan < 40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang dari
23,5 cm.
b. Tinggi badan < 145 cm.
c. Ibu menderita anemia dengan Hb < 11 gr/dL.
d. Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.
e. Bibir tampak pucat.
f. Nafas pendek.
g. Denyut jantung meningkat.
h. Susah buang air besar (konstipasi).
i. Nafsu makan berkurang.
j. Kadang-kadang pusing.
k. Mudah mengantuk.
5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi KEK
Menurut Rahmi (2017) Faktor–faktor yang mempengaruhi KEK
pada WUS terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal (individu/keluarga) yaitu genetik, obstetrik, seks.
19

Sedangkan faktor eksternal adalah gizi, obat–obatan, lingkungan dan


penyakit.
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil
menurut Novitasari (2019) yaitu bisa disebabkan oleh faktor
karakteristik ibu hamil yang terdiri dari usia, tinggi badan dan berat
badan. Ibu hamil yang menikah pada usia remaja cenderung memiliki
resiko KEK, menurut penelitian Mulyaningrum, menunjukkan bahwa
ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun memiliki resiko KEK
yang lebih tinggi bahkan ibu hamil yang umurnya terlalu muda dapat
meningkatkan resiko KEK secara bermakna.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil juga
yaitu asupan zat gizi dan aktivitas fisik. Berdasarkan penelitian
Marlenywati proporsi ibu hamil yang mengalami risiko KEK itu lebih
banyak dijumpai pada ibu hamil remaja dengan asupan energi kurang
dibandingkan dengan ibu hamil remaja dengan energi yang cukup.
Faktor lainnya yaitu kondisi sosial ekonomi yaitu rendahnya
Pendidikan, jarak kelahiran yang terlalu dekat yang menyebabkan
buruknya asupan zat gizi pada ibu hamil (Novitasari, 2019)
Dukungan keluarga juga berpengaruh terhadap kejadian KEK pada
ibu hamil. Menurut penelitian dari Arini, Singgih dan Muhana apabila
terdapat hubungan yang baik antara dukungan keluarga terhadap
penyesuaian ibu hamil dalam kehamilan yang akan mempengaruhi
status gizi ibu hamil selama kehamilan (Novitasari, 2019)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat juga berpengaruh terhadap status
gizi ibu hamil. PHBS merupakan kegiatan yang membuat semua
anggota keluarga mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
ikut berperan di lingkungan sekitar. PHBS yang baik meningkatkan
produktivitas sehingga pemenuhan gizi keluarga dan ibu hamil
meningkat (Novitasari, 2019)
6. Akibat KEK Pada Ibu Hamil
Menurut Pritasari (2017) ibu hamil yang mempunyai KEK akan
20

mengalami risiko keguguran, pendarahan pasca persalinan, kematian


ibu, kenaikan BB ibu hamil terganggu tidak sesuai dengan standar,
malas tidak suka beraktivitas, payudara serta perut kurang membesar,
pergerakan janin terganggu, mudah terkena penyakit infeksi,
persalinan akan sulit dan lama.
Ibu hamil dengan KEK juga akan berdampak pada janin, dan
anak yang akan berlanjut sampai usia dewasa antara lain :
a. Gangguan pertumbuhan janin (Intrauterine Growth Retardation)
b. Risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
c. Risiko bayi lahir dengan kelainan kongenital (Defect Neural
Tube, bibir sumbing, celah langit-langit dll)
d. Risiko bayi lahir stunting sehingga meningkatkan risiko
terjadinya penyakit tidak menular (PTM) pada usia dewasa seperti
Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner.
e. Gangguan Pertumbuhan dan perkembangan sel otak yang akan
berpengaruh pada kecerdasan anak
7. Pencegahan dan Penatalaksanaan KEK Pada ibu hamil
Cara pencegahan KEK pada ibu hamil menurut Farid (2019) ada
dengan beberapa cara sebagai berikut :
a. Meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi yaitu:
1) Makan-makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori
dan protein termasuk makan makanan pokok seperti nasi, ubi,
dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein
seperti daging, ikan, telur, kacang - kacangan atau susu
sekurang-kurangnya sehari sekali.
2) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, telur) dan bahan
makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang –
kacangan. Tempe)
3) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong,bayam,
21

jambu, tomat, jeruk, dan nanas) sangat bermanfaat untuk


meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus
b. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum
tablet penambah darah

Penatalaksanaan KEK pada ibu hamil menurut Farid (2019) ada dengan
beberapa cara sebagai berikut :
a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
dan harus meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang
mengandung protein (hewani dan nabati), susu dan olahannya
(lemak), roti dan biji-bijian (karbohidrat), buah dan sayur-sayuran
(Proverawati dan Siti, 2009)
b. Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil, ibu hamil membutuhkan
tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, plasenta, jaringan payudara dan cadangan lemak.
c. Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil) PMT
pemulihan bumil KEK adalah makanan bergizi yang diperuntukkan
bagi ibu hamil sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi,
PMT Pemulihan bagi ibu hamil dimaksudkan sebagai tambahan
makanan, bukan sebagai pengganti makanan sehari-hari. PMT
dilakukan berbasis bahan makanan lokal dengan menu khas daerah
yang disesuaikan dengan kondisi setempat
d. Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan
memperbaiki sistem distribusi dan monitoring secara terintegrasi
dengan program lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll (Waryana,
2010)
e. Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil
untuk mendapatkan pelayanan secara maksimal (Waryana, 2010)
f. Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA, pengukuran
dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter,
dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih)
22

8. Pemberdayaan
Menurut Subianto (2019) sitasi Ramadhani (2019), pemberdayaan
adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses pemberdayaan adalah
serangkaian kegiatan yang memperkuat kekuasaan atau keberdayaan
kelompok dalam suatu masyarakat, termasuk individu – individu yang
mengalami masalah dalam kemiskinan lalu sebagai tujuannya
pemberdayaan adalah merujuk pada suatu keadaan atau hasil yang
ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang
berdaya yang memiliki kebiasaan atau mempunyai pengetahuan dan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya.
Hal yang dapat dilakukan untuk memberdayakan masyarakat
adalah dengan memberikan pengetahuan mengenai masalah yang
sedang dihadapi. Dalam masalah KEK ini diperlukan adanya
pengetahuan mengenai KEK pada WUS dan ibu hamil. Program yang
dapat disarankan yaitu penyuluhan yang berisi tentang KEK seperti
apa itu KEK, penyebab KEK, tanda dan gejala KEK, pencegahan
KEK, akibat KEK dan cara penanggulangannya (Sari, 2021)
Permasalahan yang dapat ditimbulkan ibu hamil yang
mengalami Risiko KEK itu bisa terjadi pada ibu maupun janin. Pada
ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi diantaranya :
anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal
dan serangan infeksi. Selain itu pada proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan serta persalinan
dengan operasi cenderung meningkat. Sedangkan pada janin dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin yang mengakibatkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intrapartum ( mati dalam kandungan), Bayi
Lahir Dengan Berat Badan Rendah (BBLR) (Rahmi, 2017) sitasi
(Sandjaja, 2005)
Untuk menghindari penyakit-penyakit seperti diatas maka
23

diberikan tambahan gizi bagi ibu hamil berupa makanan tambahan.


Makanan tambahan diberikan kepada ibu hamil untuk menambah
kebutuhan gizi sehari-hari. Ibu hamil trimester kedua membutuhkan
tambahan kalori sebesar 300 kkal per hari, tambahan protein sebesar
17 g sedangkan tambahan zat besi sebesar 9 mg (Wibisono, 2009)
sitasi (Suparni & Riski, 2020)
Salah satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan gizi dengan
mengkonsumsi umbi – umbian. Ubi jalar ungu yang merupakan
sumber karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan
pangan kita, ubi jalar ungu mengandung zat-zat yang bergizi per 100
gramnya yaitu energi 123 kkal, protein 1,8 gr, lemak 0,7 gr,
karbohidrat 27,9 gr, kalsium 30 mg, fosfor 49 mg, besi 0,7 mg,
vitamin A 7700 SI, vitamin C 22 mg, vitamin B1 0,90 mg (Winarti,
2010) sitasi (Suparni & Riski, 2020)
Ubi jalar ungu memiliki kandungan protein yang dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil yaitu 2,22% dalam 100 gr.
Selain itu kandungan utama ubi ungu juga mengandung antosianin
yang cukup tinggi 126 (mg/10gr) (Indriyani & Priantari, 2020)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Awatiful Azza
pada tahun 2020 ubi jalar ungu mempunyai kandungan yang lengkap
untuk memenuhi nutrisi ibu hamil saran bagi tenaga kesehatan
khususnya bidan untuk dapat menyampaikan pada ibu hamil
khususnya ibu hamil KEK tentang manfaat ubi jalar ungu ini.
Perlu pengawasan dan pemberdayaan yang tepat dalam
melakukan upaya pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin
terjadi pada ibu hamil yang mengalami KEK. Untuk itu, upaya penulis
dalam memberikan edukasi tentang pemenuhan gizi seimbang dengan
memanfaatkan kearifan lokal yaitu ubi jalar ungu. Pemberdayaan juga
tidak hanya melibatkan ibu hamil, namun keluarga juga diharapkan
dapat ikut serta mendukung ibu untuk dapat memenuhi gizi
seimbangnya.
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

A. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan
pada Ny. K dengan Kekurangan Energi Kronik di UPTD Puskesmas Mundu
Kabupaten Cirebon Tahun 2022, penulis menggunakan dua cara yaitu :
1. Data Primer
Menurut Masturoh & Anggita (2018) data primer adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan oleh penulis secara langsung dari sumber
datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang up
to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti dapat mengumpulkannya
dengan menggunakan teknik :
a. Wawancara
Menurut Emzir (2010) sitasi Masturoh & Anggita (2018) wawancara
adalah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan
informasi dengan cara tanya jawab antara penulis dengan klien dan
keluarga
b. Observasi
Observasi merupakan kegiatan dengan menggunakan panca indera,
bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah kesehatan
(Masturoh & Anggita, 2018)
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan kesehatan secara teratur dapat mengidentifikasi tanda-
tanda awal munculnya masalah kesehatan, pemeriksaan kesehatan
meliputi pemeriksaan fisik yaitu tindakan yang dapat mengidentifikasi
berbagai macam data yang dibutuhkan tenaga kesehatan sebagai data
dasar klien. Ada empat teknik pemeriksaan fisik yaitu (Fadli, 2020) :
a. Inspeksi, Tahapan yang bertujuan melihat bagian tubuh dan
menentukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau

25
26

abnormal. Inspeksi dilakukan secara langsung (seperti penglihatan,


pendengaran, dan penciuman) dan tidak langsung (dengan alat bantu).
b. Palpasi, Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan
dilakukan bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dilakukan
menggunakan telapak tangan, jari, dan ujung jari. Tujuannya untuk
mengecek kelembutan, kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran,
kecepatan, dan kualitas nadi perifer pada tubuh.
c. Auskultasi, Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk
membedakan suara normal dan abnormal menggunakan alat bantu
stetoskop. Suara yang didengarkan berasal dari sistem kardiovaskuler,
respirasi, dan gastrointestinal.
d. Perkusi, Tahapan ini bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan
struktur di bawa kulit. Perkusi bisa dilakukan secara langsung dan
tidak langsung (Fadli, 2020)
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada
(Masturoh & Anggita, 2018).
a. Buku KIA
Data yang diambil dari catatan yang ada di buku KIA seperti
pemeriksaan ibu hamil.
b. Laporan Puskesmas
Data yang diambil dari laporan tahunan dan bulan Puskesmas Mundu
seperti laporan data ibu hamil resti dan jumlah ibu hamil.
B. Waktu
Waktu pengambilan data dilakukan mulai Tanggal 07 Februari s.d. 05 Maret
2022 dan 12 Maret s.d. 09 April 2022.

C. Tempat
Studi kasus ini bertempat di UPTD Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon
dan rumah klien (ibu hamil KEK).
27

D. Sasaran
Sasaran dalam kasus ini adalah ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik
dan keluarga.
E. Proses Kegiatan
Kontak dengan klien sudah dilakukan sebanyak 3 kalu. Kontak pertama
dilakukan dengan kunjungan rumah pada tanggal 20 Maret 2022. Kontak
kedua dilakukan dirumah dengan jeda waktu 7 hari dari kontak pertama pada
tanggal 27 Maret 2022. Kontak ketiga dilakukan dirumah dengan jeda waktu
24 hari dari kontak sebelumnya pada tanggal 09 April 2022.
Langkah-langkah dalam pemberian asuhan kepada klien :
1. Identifikasi Kasus
Pada identifikasi kasus ini mengkaji data subjektif dan objektif pada ibu
hamil KEK di UPTD Puskesmas Mundu.
a. Pengkajian data subjektif dilakukan memfokuskan anamnesa
berdasarkan keluhan yang dirasakan. Menurut Supariasa (2010) sitasi
Farid (2019) asuhan kebidanan pada ibu hamil KEK tanda-tanda klinis
KEK meliputi : lelah, lemah, bibir pucat, nafas pendek, denyut jantung
meningkat, konstipasi, nafsu makan berkurang, pusing, dan mudah
mengantuk.
b. Pengkajian data objektif dilakukan memfokuskan pada asuhan yang
diberikan.
1) Asuhan yang diberikan :
a) Pengukuran tanda-tanda vital : Tekanan darah, pernapasan,
nadi, dan suhu
b) Pengukuran berat badan.
c) Pengukuran LILA.
d) Pemeriksaan abdomen seperti Tinggi Fundus Uteri (TFU)
2. Menganalisis Kasus
Analisis ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian data subjektif
dan data objektif. Penegakkan analisis KEK pada ibu hamil dapat
diperoleh melalui pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) dan
28

penimbangan Berat Badan (BB).


3. Membuat Perencanaan, Penatalaksanaan dan Evaluasi
a. Perencanaan
Rencana asuhan ini diberikan selama 3 kali pada ibu hamil KEK dan
keluarganya.
Asuhan kebidanan dan pemberdayaan pada ibu hamil KEK dan
keluarga berdasarkan (Kemenkes RI, 2020).
a) Kontak pertama, asuhan dan pemberdayaan yang diberikan
yaitu pemeriksaan fisik. Fokus pemeriksaan sebagai berikut :
1) Pengukuran tanda-tanda vital : Tekanan darah, pernapasan,
nadi, dan suhu
2) Penimbangan berat badan dan pengukuran LILA
3) Palpasi abdomen : TFU
4) memberikan edukasi tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan dan gizi ibu hamil.
b) Kontak kedua, asuhan dan pemberdayaan yang diberikan yaitu
pemeriksaan fisik. Fokus pemeriksaan sebagai berikut :
1) Pengukuran tanda-tanda vital : Tekanan darah, pernapasan,
nadi, dan suhu
2) Penimbangan berat badan
3) Palpasi abdomen : TFU
4) Memberikan edukasi tentang KEK, kebutuhan nutrisi dan
pemberdayaan ubi jalar ungu.
c) Kontak ketiga asuhan dan pemberdayaan yang diberikan yaitu
pemeriksaan fisik. Fokus pemeriksaan sebagai berikut:
1) Pengukuran tanda-tanda vital : Tekanan darah, pernapasan,
nadi, dan suhu
2) pemantauan berat badan dan mengukur LILA
3) Kontak ketiga, memberikan edukasi tentang pola istirahat
dan aktivitas fisik.
29

4) Keluarga mengingatkan dan mengawasi pola konsumsi


serta nutrisi yang dimakan oleh ibu hamil KEK.
b. Penatalaksanaan
Setelah diberikan asuhan dengan menggunakan media leaflet dan
buk KIA diharapkan ibu dan keluarga dapat mengerti mengeanai
asuhan yang diberikan yakni pengaruh pemberian ubi jalar ungu
terhadap peningkatan berat badan dan lingkar lengan atas ibu.
berpedoman pada penelitian Suparni & Riski (2020), dengan cara
pemberian ubi jalar ungu 200 gram/hari selama 14 hari bisa diselingi
dengan makanan lainnya. Cara pengolahan ubi jalar ungu bisa dengan
cara apa saja salah satunya dengan direbus, cara pertama siapkan alat
dan bahan yaitu kompor, panci, pisau, saringan, ubi dan air. Kupas
cuci ubi hingga bersih dibawah air mengalir setelah bersih kupas ubi
jalar ungu menggunakan pisau, setelah itu masukkan ubi kedalam
panci besar agar ubi bisa terendam air, rebus ubi kurang lebih 10 menit
setelah matang tiriskan ubu jalar ungu.
Untuk cara kedua siapkan alat dan bahan yaitu kompor, panci,
pisau, saringan, ubi dan air. Cuci ubi dibawah air mengalir, kemudian
setelah bersih masukkan ke dalam panci pastikan ubi terendam air,
didihkan ubi selama 10 menit, setelah 10 menit tusuk dengan pisau lalu
didiihkan kembali selama 20 menit, setelah di didihkan ubi di tiriskan
lalu siram menggunakan air dingin mengalir lalu kupaslah kulitnya ubi
akan mudah dikelupaskan
1) Alat dan bahan :
a) Alat :
1) Kompor ;
2) Panci ;
3) Pisau;
4) Saringan ; dan
5) Piring.
b) Bahan :
30

1) Ubi jalar ungu; dan


2) Air untuk merebus dan mencuci ubi.
2) Cara Merebus Ubi Jalar Ungu
Cara merebus ubi jalar ungu ada 2 cara, meliputi:
a) Mengupas kemudian merebus menurut (Wikihow, 2017):
1) Siapkan ubi jalar ungu secukupnya, lalu dicuci bersih;
2) Kupas ubi jalar ungu menggunakan pisau;
3) Siapkan kompor dan panci berisi air secukupnya sehingga
ubi terendam diatas kompor;
4) Masukkan ke dalam panci pastikan terendam;
5) Masaklah ubi kurang lebih 10 menit, masaklah ubi lebih
lama bil perlu disesuaikan dengan selera
6) Tiriskan ubi dan taruh ke piring dan siap dihidangkan
3) Alat dan bahan :
a) Alat :
1) Kompor ;
2) Panci ;
3) Pisau;
4) Saringan; dan
5) Piring.
b) Bahan :
1) Ubi jalar ungu; dan
2) Air untuk merebus dan mencuci ubi.
4) Cara Merebus Ubi Jalar Ungu
Cara merebus ubi jalar ungu ada 2 cara, meliputi:
a) Merebus kemudian mengupas menurut (Wikihow, 2017) :
1) Siapkan ubi jalar ungu secukupnya, lalu dicuci bersih;
2) Siapkan kompor dan panci berisi air secukupnya sehingga
ubi terendam diatas kompor;
3) Masukkan ke dalam panci pastikan terendam;
4) Masaklah ubi kurang lebih 10 menit;
31

5) Setelah dididihkan selama 10 menit, tusuk dengan pisau;


6) Masaklah sekitar 20 menit lagi setelah ditusuk
7) Setelah 20 ment, tiriskan airnya menggunakan saringan dan
guyur ubi menggunakan air dingin yang mengalir
8) Kemudian setelah diguyur kupaslah kulitnya, kulitmya akan
mengelupas dengan mudah.

c. Evaluasi
Melakukan evaluasi mengenai perubahan perilaku melalui
perubahan pola makan dan porsi makan ibu, kenaikan berat badan, dan
penambahan ukuran LiLA. Evaluasi terkait perubahan perilaku melalui
perubahan pola makan dan porsi makan ibu hamil akan dilakukan
sesuai dengan waktu Sedangkan, untuk mengevaluasi kenaikan berat
badan dan penambahan ukuran LiLA pada ibu hamil akan dilakukan
pada saat kunjungan terakhir.
4. Melakukan kunjungan rumah sesuai kebutuhan sebagai upaya
menilai efektivitas dan ketepatan dalam pemberian asuhan
Kunjungan rumah ini sebagai tindak lanjut dari perencanaan dan
penatalaksanaan yang telah dibuat, juga sebagai keberlangsungan evaluasi.
Dalam kunjungan rumah ini turut mengajak keluarga yang juga akan
diberikan konseling dan edukasi mengenai kehamilan dan pengetahuan
gizi khususnya gizi pada ibu hamil.
BAB IV
TINJAUAN KASUS

A. Kunjungan Pertama

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. K 28 TAHUN G2P0A1


DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)

Hari/Tanggal : Minggu, 20 Maret 2022


Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Rumah klien

1. Data Subjektif
a. Biodata
Nama Istri : Ny. K Nama suami : Tn. A
Umur : 28 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : K. Swasta
Alamat : Desa Luwung Melabang Tengah RT 05 RW 01
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu merasa hamil 7 bulan dengan HPHT 05-10-2021 HTP 12-07-
2022, mengeluh sering merasa pusing dan mudah lelah semenjak
kehamilannya sekarang serta mual apabila minum susu. Ini
merupakan kehamilan yang kedua pernah keguguran saat hamil
pertama. Gerakan janin sudah dirasakan, belum mengetahui tanda-
tanda bahaya dalam kehamilan dan status imunisasi TT2. Ibu rutin
mengkonsumsi tablet Fe 1x1 sehari, tidak mengkonsumsi obat-obatan
warung dan jamu-jamuan. Ibu tidak memiliki alergi terhadap obat-
obatan apapun, dan rutin memeriksakan kehamilannya di bidan
sebanyak 6 kali dan diperiksa di dokter untuk USG 1 kali ( 7 Februari

29
30

2022), diberikan PMT oleh Puskesmas berupa susu dan biskuit ibu
hamil, tidak ada kekhawatiran khusus.
c. Riwayat Kehamilan Yang lalu
Ini merupakan kehamilan yang kedua, ibu mengalami keguguran di
kehamilan yang lalu pada tahun 2020 saat usia kehamilan 3 bulan
karena kecapean bekerja.
d. Riwayat Kesehatan
Tidak memiliki penyakit berat seperti diabetes, asma, jantung,
hipertensi, ginjal, HIV/AIDS dan penyakit berat lainnya. Tidak pernah
dirawat di rumah sakit selama kehamilan sekarang.
e. Status Sosial Ekonomi
Ini merupakan pernikahan pertama. Lamanya 2 tahun. Respon dan
dukungan keluarga baik terhadap kehamilan ini. Tidak pernah menjadi
akseptor KB. Pengambilan keputusan oleh suami. Makan 1 kali
sehari porsi biasa dengan menu makan seimbang nasi, lauk dan sayur
serta makanan selingan seperti biskuit. Ibu tidak memakan ikan dan
tidak alergi terhadap makanan. Istirahat cukup dan pekerjaan rumah
tangga dibantu oleh suami serta orang tua (ibu). Suami tidak merokok.
Tidak ada masalah dalam berhubungan seksual. Rencana melahirkan di
Puskesmas di dampingi oleh suami. Ibu memiliki KIS.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Compos mentis
3) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 ◦c
4) Antropometri
BB sebelum hamil : 43 kg
31

BB hamil sekarang : 49 kg
Tinggi Badan : 149 cm
LILA sebelum hamil : 21 cm
LILA : 22 cm
5) Kepala dan leher
Muka : Tidak ada oedema.
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning.
Mulut : Bibir tidak pucat, gigi tidak ada caries.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
dan limfe.
6) Dada dan payudara
Jantung : Bunyi normal, irama regular.
Paru-Paru : Tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
Payudara : Bentuk simetris, puting menonjol. Tidak ada
dimpling sign, retraksi, nyeri tekan, massa dan
pengeluaran cairan.
7) Abdomen dan genitalia
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, kandung
kemih kosong, TFU 25 cm.
Genitalia : V/v tidak ada kelainan. Tidak ada oedema,
varises, pengeluaran cairan, pembengkakan
kelenjar bartholini dan skene.
8) Anus : Tidak ada hemoroid.
9) CVAT : Tidak ada nyeri ketuk kanan dan kiri.
10) Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema
Bawah : Tidak ada oedema dan varises, reflek
patella kanan dan kiri (+).
11) Pemeriksaan Penunjang :
( 1 Desember 2021)
 Hb : 10,6 gr%
32

 Protein/urine : (-)
 HIV/AIDS : (-)
 Sifilis : (-)
 HbsAg : (-)

3. Analisis
Ny. K 28 tahun G2P01 Gravida 23-24 minggu dengan KEK dan anemia
ringan. Perlu edukasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan gizi ibu
hamil.
4. Penatalaksanaan
a. Membina hubungan baik dengan klien dan keluarga, hubungan baik
terjaga.
b. Melakukan Informed consent sebelum tindakan, ibu bersedia
dilakukan pemeriksaan.
c. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
d. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe secara rutin, ibu
bersedia.
e. Memberikan pre-test berupa kuesioner tentang KEK ibu dapat
menjawab 8 dari 10 soal.
f. Menganjurkan ibu untuk mengatasi mual karena minum susu dengan
cara mengatur takaran susu dan minum susu sesudah makan, ibu
bersedia.
g. Menganjurkan ibu untuk mengatur pola istirahat dan tidak melakukan
pekerjaan berat, ibu bersedia
h. Memberikan KIE tentang :
1) Tanda-tanda bahaya kehamilan, Ibu mengerti dan dapat
memahami apa yang disampaikan
2) Gizi ibu hamil, Ibu mengerti dan dapat memahami apa yang
disampaikan
33

3) Memfasilitasi ibu dengan memberikan susu ibu hamil, respon ibu


baik.
4) Melibatkan keluarga dalam memantau perkembangan kehamilan
seperti suami/keluarga ikut saat ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan, respon suami/keluarga baik.

B. Kunjungan Kedua

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. K 28 TAHUN G2P1A0


DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)

Hari/ Tanggal : Minggu, 27 Maret 2022


Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Klien

1. Data Subjektif
Dalam sehari ibu makan 3 kali makanan pokok walaupun sedikit seperti
nasi, sayur, lauk protein seperti tahu, tempe, ayam, dan lainnya. Selain itu
ibu juga makan makanan selingan seperti roti, biscuit, kue kering, buah,
ibu mulai mengkonsumsi susu ibu hamil yang dibuatkan suami karena
sebelumnya masih suka mual saat minum susu ibu hamil. Ibu mengatakan
sekarang sudah lebih baik tetapi pinggangnya nyeri dan kaki kadang terasa
kram. Ibu rutin mengkonsumsi tablet Fe 1x1 sehari setelah makan dengan
air mineral. Ibu mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan walaupun tidak
semua.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 85x/menit
34

Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36 ◦c
d. Antropometri
Berat Badan : 49 Kg
e. Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU 25 cm
3. Analisis
Gravida 24 - 25 minggu dengan KEK dan anemia ringan. Perlu edukasi
tentang pola konsumsi dan nutrisi.
4. Penatalaksanaan
a. Membina hubungan baik dengan klien dan keluarga, hubungan baik
terjaga.
b. Melakukan Informed consent sebelum tindakan, ibu bersedia dilakukan
pemeriksaan.
c. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
d. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe secara rutin, ibu
bersedia.
e. Memberikan KIE tentang :
a) Mengingatkan kembali tanda-tanda bahaya kehamilan, respon ibu
baik dan dapat menyebutkan semua informasi yang diberikan.
b) Memberitahu ibu tentang perubahan fisiologis dan
ketidaknyamanan trimester I, respon ibu baik ibu dapat
memahami apa yang disampaikan.
c) Pola nutrisi :
1) Menganjurkan ibu untuk makan dengan porsi sedikit tetapi
sering, ibu bersedia.
2) Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang mengandung
protein seperti ubi jalar ungu, tahu, tempe, daging dan
lainnya, ibu bersedia.
d) Menganjurkan ibu untuk jalan – jalan dipagi hari, ibu bersedia.
e) Melibatkan keluarga dalam pengawasan pola konsumsi dan porsi
makan ibu, suami/keluarga bersedia.
35

f) Suami/keluarga untuk selalu mengingatkan ibu untuk makan


dengan frekuensi yang sering serta dengan gizi seimbang (tinggi
protein) contohnya seperti ubi jalar ungu, suami atau keluarga
bersedia.

C. Kunjungan Ketiga

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. K 28 TAHUN G2P0A1


DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)

Hari/ Tanggal : Sabtu, 09 April 2022


Waktu : 09.30 WIB
Tempat : Rumah Klien

1. Data Subjektif
Ibu mengatakan makan 3x sehari walaupun masih porsi sedikit. Serta ibu
sudah mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung tinggi protein
seperti ubi jalar ungu, telur, tahu dan tempe, diselingi daging ayam. Ibu
juga mulai rutin mengkonsumsi ibu susu hamil yang dibuatkan suami
karena sebelumnya masih suka mual saat minum susu ibu hamil dan
minum tablet Fe 1x1 sehari setelah makan. Ibu mengatakan kondisinya
baik. Ibu sudah mengetahui semua tanda-tanda bahaya kehamilan.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 ◦c
d. Antropometri
36

Berat badan : 51,5 Kg


LILA : 22,5 cm
e. Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU 27 cm.
3. Analisis
Gravida 26-27 minggu dengan KEK dan anemia ringan perlu pemeriksaan
laboratorium.
4. Penatalaksanaan
a. Melakukan Informed consent sebelum tindakan, ibu bersedia dilakukan
pemeriksaan.
b. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
c. Memberikan ibu soal post-test berupa kuesioner 10 soal mengenai
KEK dan tanda-tanda bahaya kehamilan, ibu berhasil menjawab semua
pertanyaan yang diberikan.
d. Memberikan KIE tentang :
1) Pola istirahat, seperti tidur 7-8 jam pada malam hari serta
menambah jam tidur di siang hari, respon ibu baik.
2) Pola aktivitas, mengurangi mengangkat barang yang berat dan
jalan- jalan kecil di pagi hari, ibu bersedia
3) Suami/keluarga terus mengingatkan tentang pola nutrisi ibu
hamil seperti konsumsi karbohidrat, protein, sayur, buah, dan
susu hamil. Suami/keluarga bersedia.
4) Suami/keluarga terus mengingatkan ibu untuk rutin
mengkonsumsi tablet Fe, suami/keluarga bersedia.
5) Menganjurkan suami/keluarga menemani ibu setiap melakukan
pemeriksaan kehamilan puskesmas atau bidan, suami/keluarga
bersedia mengantarkan ibu.
e. Menganjurkan ibu untuk cek laboratorium lengkap, ibu bersedia cek
lab
f. Pada tanggal 11 Mei 2022 ibu sudah melakukan pemeriksaan
laboratorium, didapatkan hasil hemoglobin 10,2 gr/dL, protein dan
glukosa urine negative (-) serta HIV dan HBsAg negative (-).
BAB V
PEMBAHASAN

Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan
kehamilan pada Ny. K yang dilakukan di UPTD Puskesmas Mundu Kabupaten
Cirebon Tahun 2022. Selain itu dalam pembahasan ini penulis akan
membandingkan antara teori dengan praktik di lapangan. Penulis membuat
pembahasan dengan mengacu pada pendekatan asuhan kebidanan, menyimpulkan
data dan penerapannya dalam praktik.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. K umur 28 tahun G 2P0A1 dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dilaksanakan pada Tanggal 20 Maret 2022
dilakukan kunjungan rumah.
1. Kunjungan Pertama
Pada tanggal 20 Maret 2022 penulis kontak awal dengan ibu dirumahnya.
Pada pengkajian penulis memperoleh data subjektif dan objektif dari hasil
wawancara dengan Ny. K, sedangkan untuk data objektif diperoleh dari hasil
pemeriksaan secara menyeluruh.
Berdasarkan anamnesa pada Ny. K didapat bahwa ibu mengatakan hamil
anak ke-2 pernah keguguran saat usia kehamilan 3 bulan. Usia kehamilan saat
ini 7 bulan dengan HPHT: 05 – 10 – 2021 HTTP: 12 – 07 – 2022, menurut
Enny (2017) pembagian kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu,
trimester I dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan (0-12 minggu), trimester
II dimulai dari bulan ke empat sampai enam bulan (13-28 minggu), dan
trimester III dari bulan tujuh sampai sembilan bulan (29-40 minggu).
Berdasarkan hal tersebut maka dari itu Ny. K berada dalam trimester ke-1
dengan Usia Kehamilan (UK) 10-11 minggu.
Selain itu juga Ny. K sudah 7 kali memeriksakan kehamilannya ke
bidan dan sudah USG 1 kali ke dokter.hal ini sesuai dengan standar pelayanan
Antenatal Care atau ANC pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian
2 kali di trimester I, 1 kali di trimester II, dan 3 kali di trimester III. Minimal 2
kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan pertama di trimester I dan kunjungan

37
38

kelima di trimester III (Kemenkes RI, 2020)


Ny. K sudah melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 6 kali oleh bidan
sesuai dengan standar pemeriksaan asuhan antenatal yang mencakup “14 T”
diantaranya timbang berat badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan tekanan
darah, nilai gizi (LILA), ukur tinggi fundus, imunisasi TT, temi wicara, tes
PMS, pemeriksaan hemoglobin, perawatan payudara, pemeliharaan tingkat
kebugaran, pemeriksaan protein urine atas indikasi, pemeriksaan reduksi urine
atas indikasi, pemberian kapsul yodium dan pemberian terapi anti malaria
untuk daerah endemis malaria menurut Menurut Rufaridah (2019) selain itu
juga Ny. K sudah melakukan pemeriksaan ANC lanjutan ke dokter 1 kali di
trimester 2. Berdasarkan hal tersebut Ny. K tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik mengenai kuantitas dan kualitas ANC.
Berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh Ny. K mengeluh merasa
pusing dan mudah lelah semenjak kehamilannya sekarang serta mual apabila
minum susu, mual yang dirasakan apabila minum susu ini dapat diatasi
dengan cara mengatur takaran, minum setelah makan dan memilih rasa susu
ibu hamil sesuai selera (Kalbe, 2017)
Berdasarkan data objektif, hasil pemeriksaan tanda – tanda vital Ny. K
seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu berada pada batas normal.
Pada pemeriksaan antropometri berat badan Ny. K sebelum hamil yaitu 43 kg
dengan tinggi badan 149 cm dan didapatkan IMT (Indeks Massa Tubuh) 22,1
kg/m2. Indeks Massa Tubuh normal yaitu 18,5 – 25,0 yang dihitung dari berat
badan sebelum hamil (kg) dibagi tinggi badan (m)2. Berdasarkan data tersebut
IMT Ny. K masuk ke dalam kategori normal (Kemenkes RI, 2019)
Ny. K mengalami kenaikan berat badan selama hamil dari 43 kg
menjadi 49 kg. Hasil pengukuran LILA pada Ny. K didapatkan 22 cm dan
nilai LILA kurang dari 23,5 cm maka dikatakan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) Selain itu Ny. K mengeluh mudah lelah dan pusing. Berdasarkan
keluhan tersebut, nafsu makannya berkurang selama hamil. Hal ini merupakan
salah satu tanda dan gejala KEK. Hal tersebut sesuai dengan disampaikan oleh
Suparisa dalam sitasi Farid (2019) bahwa ibu hamil berisiko mengalami KEK
39

jika hasil pengukuran LILA kurang dari 23,5 cm, mudah merasa lelah dan
nafsu makan berkurang.
Pada pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (TFU) Ny. K didapatkan hasil
pada UK 25 – 26 minggu dengan TFU 25 cm. Menurut Tyastuti &
Wahyuningsih (2016) taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi
fundus pada kehamilan 12 minggu adalah 1-2 jari atas simfisis. Kehamilan 16
minggu di pertengahan simfisis-pusat, kehamilan 20 minggu di pinggir bawah
pusat, kehamilan 24 minggu di pinggir atas pusat, kehamilan 28 minggu di
sepertiga pusat-xyphoid, kehamilan 32 minggu di pertengahan pusat-xyphoid
dan kehamilan 36 minggu adalah 3 sampai 1 jari bawah xiphoid.
Pada kunjungan pertama, penulis memberikan pre-test berupa
kuesioner seputar KEK. Hasilnya Ny. K dapat menjawab 8 dari 10 soal
tersebut. Pada pemberdayaan keluarga penulis memberikan informasi
mengenai tanda bahaya kehamilan dan gizi pada ibu hamil. Materi edukasi
yang pertama yang diberikan adalah tentang tanda – tanda bahaya kehamilan
yang meliputi muntah terus-menerus serta tidak mau makan, demam tinggi,
bengkak pada kaki, tangan, wajah, sakit kepala disertai kejang, gerakan janin
berkurang, perdarahan di hamil tua atau muda, air ketuban keluar sebelum
waktunya, batuk lebih dari 2 minggu, diare berulang dan terasa sakit saat
kencing atau keputihan yang gatal serta berbau (Kementerian Kesehatan RI,
2020).
Pemberian edukasi yang selanjutnya adalah tentang gizi ibu hamil yaitu,
makan dengan pola gizi seimbang dan bervariasi lebih banyak dari sebelum
hamil, tidak ada pantangan makanan selama hamil, kebutuhan air saat hamil,
Jika mual, muntah dan tidak nafsu makan, pilihlah makanan yang tidak
berlemak dalam porsi kecil tetapi sering, jangan minum minuman keras,
merokok serta minumlah obat yang dari bidan atau dokter saja apabila obat
lain tanyakan dulu pada petugas kesehatan (R. Kemenkes, 2015)
Penulis juga memberikan edukasi tentang kebutuhan energi untuk
kehamilan yang normal yaitu 300 kalori setiap hari selama hamil. Selain itu
zat-zat penting yang dibutuhkan ibu selama hamil seperti karbohidrat (300-
40

500 kalori), protein (75 gram), lemak, vitamin (A, C, D, B1, B6 dan B12),
kalsium dan zat besi (Kementerian Kesehatan RI, 2020)
Penulis menganjurkan suami atau keluarga untuk ikut terlibat dalam
memantau perkembangan kehamilan Ny. K contohnya suami atau keluarga
ikut saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, mengawasi pola istirahat
serta membantu pekerjaan rumah dan penulis memberikan informasi apabila
ibu mual saat minum susu ibu hamil bisa diatasi dengan cara minum susu
sesudah makan, memilih rasa susu yang disukai ibu dan mengatur takaran
susu dengan cara mencampur 1 sendok makan susu dengan 1/3 gelas air jika
sudah terbiasa bias menambah dengan 2 sendok makan dengan 2/3 gelas air
begitu seterusnya hingga mencapai takaran yang direkomendasikan. Selain itu
penulis memberikan informasi tentang tanda – tanda bahaya kehamilan,
apabila Ny. K mengalami salah satu tanda bahaya suami atau keluarga
langsung mengantarnya ke bidan atau puskesmas.
Penulis juga memberikan informasi tentang gizi ibu hamil agar suami
ataupun keluarga mengingatkan dan mengawasi pola konsumsi serta nutrisi
yang dimakan oleh ibu. Penulis juga memfasilitasi ibu dengan memberikan
susu ibu hamil karena dapat menjadikan sumber energi tambahan atau
makanan selingan saat kurang berselera dalam makan pokok .Setelah
diberikan informasi tersebut suami dan keluarga dapat memahami dan akan
menerapkannya.
2. Kunjungan Kedua
Pada tanggal 27 Maret 2022 penulis melakukan kunjungan kedua di
rumah Ny. K untuk melakukan evaluasi dari penatalaksanaan yang telah
diberikan. Berdasarkan data subjektif ibu mengatakan punggungnya sakit
serta kakinya kram. Berdasarkan keluhan tersebut hal ini merupakan
ketidaknyamanan trimester II. Hal ini sesuai dengan teori Dame Christy Pane
(2019) bahwa kram kaki dirasakan karena perubahan hormone dan perubahan
berat badan serta sakit punggung dialami karena pertambahan ukuran perut
sera kenaikan berat badan sehingga menyebabkan nyeri pada punggung.
Frekuensi makan sehari 3 kali dengan menu yang bervariasi seperti
41

nasi, ayam, telur, kangkong dan tahu tempe. Selain itu ibu juga
mengkonsumsi tablet fe 1x1 sehari setelah makan dengan air mineral. Ibu
mengetahui tanda bahaya kehamilan walaupun tidak semua.
Berdasarkan data objektif dari Ny. K didapatkan pada pemeriksaan
TFU Ny. K sudah memasuki UK 25 cm. Menurut Tyastuti & Wahyuningsih
(2016) taksiran kasar kehamilan 24 minggu di pinggir atas pusat, kehamilan
28 minggu di sepertiga pusat-xyphoid, kehamilan 32 minggu di pertengahan
pusat-xyphoid dan kehamilan 36 minggu adalah 3 sampai 1 jari bawah
xiphoid. Pada kasus tersebut tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik.
Penulis mengulangi kembali materi tentang tanda – tanda bahaya
kehamilan dan gizi ibu hamil yang sudah diberikan pada kunjungan pertama
dan hasilnya Ny. K dapat mengulang kembali informasinya namun masih ada
beberapa yang lupa setelah diingatkan kembali Ny. K dapat mengingatnya.
Selanjutnya penulis memberikan informasi tentang kekurangan energi
kronik (KEK) pada ibu hamil. Menurut Bunga Astria Paramashanti (2019)
sitasi Kemenkes (2015), Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil
adalah suatu keadaan ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi yang
berlangsung lama (menahun) dan ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas
ibu hamil <23,5 (Abadi , 2020). Tanda dan gejalanya antara lain ukuran
Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm, kondisi tubuh lemah serta wajah
pucat Amalia (2021) sitasi Depkes RI (2013).
Menurut Pritasari (2017) ibu hamil yang mempunyai KEK akan
mengalami risiko keguguran, pendarahan pasca persalinan, kematian ibu,
kenaikan BB ibu hamil terganggu tidak sesuai dengan standar, malas tidak
suka beraktivitas, payudara serta perut kurang membesar, pergerakan janin
terganggu, mudah terkena penyakit infeksi, persalinan akan sulit dan lama.
Menurut Farid (2019) ada beberapa cara pencegahan dan
penatalaksanaan KEK yaitu, menambah zat besi kedalam tubuh dan
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan – makanan yang bergizi
seimbang.
42

Dan penulis juga memberikan edukasi tentang pola nutrisi dengan


cara mengkonsumsi ubi jalar ungu. Menurut Indriyani & Priantari (2020) ubi
jalar ungu dapat menjadi komoditas sumber karbohidrat utama setelah padi
dan jagung serta merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak yang berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme
pertumbuhan. Selain itu, ubi ungu mengandung pigmen antosianin yang lebih
tinggi daripada varietas lain. Warna ungu yang kuat menunjukkan tingginya
kadar antioksidan dan antosianin didalamnya yang berfungsi untuk mencegah
penumpukan kolesterol dan kandungan serat dan pektin yang bagus untuk
pencernaan dan wasir (Amalia, 2021)
Ibu hamil trimester kedua membutuhkan tambahan kalori sebesar 300
kkal per hari, tambahan protein sebesar 17 g sedangkan tambahan zat besi
sebesar 9 mg. Salah satu makanan yang mengandung sumber karbohidrat
yang cukup penting dalam ketahanan pangan kita adalah ubi jalar ungu. Ubi
jalar ungu mengandung zat-zat yang bergizi per 100 gramnya yaitu energi
123 kkal, protein 1,8 gr, lemak 0,7 gr, karbohidrat 27,9 gr, kalsium 30 mg,
fosfor 49 mg, besi 0,7 mg, vitamin A 7700 SI, vitamin C 22 mg, vitamin B1
0,90 mg (Suparni, Fitriyani, 2018)
Pada pemberdayaan keluarga, penulis memberikan informasi tentang
pola nutrisi dan konsumsi yang harus dipenuhi oleh Ny. K. Peran keluarga
sangat dibutuhkan dalam mengawasi pola konsumsi dan porsi makan ibu
serta selalu mengingatkan Ny. K untuk makan dengan frekuensi yang sering
dengan gizi seimbang dan mengandung tinggi protein seperti ubi jalar ungu,
tahu, tempe, telur dan daging ayam. Penulis merekomendasikan makanan
yang memiliki gizi seimbang dan tinggi protein yaitu ubi jalar ungu.
Penulis juga memberikan perubahan fisiologis dan ketidaknyamanan
yang dirasakan Ny. K pada trimester II seperti pusing, kram kaki dan sakit
punggung. Pusing pada trimester II terjadi karena perubahan sirkulasi darah
saat hamil untuk mencegahnya, cukupi kebutuhan cairan dengan
memperbanyak minum air putih, hindari berdiri terlalu lama, serta bangun
secara perlahan-lahan setelah duduk atau berbaring. Untuk kram kaki yang
43

terjadi pada ibu hamil bisa diakibatkan karena berat badan yang meningkat,
terhambatnya aliran darah dan kurang kalsium untuk mencegahnya ibu bisa
memperbanyak minum air, jalan – jalan kecil dan mengkonsumsi makanan
atau minuman yang mengandung kalsium seperti susu dan sayuran hijau
(Pane, 2019)
Sakit punggung yang dirasakan oleh Ny. K pada trimester II
disebabkan oleh berat badan ibu yang meningkat dan janin yang semakin
besar di dalam perut membuat punggung terasa sakit karena tulang belakang
yang bertugas menopang tubuh, kadar hormon yang meningkat dan posisi
tulang belakang yang hiperlordosis bisa menyebabkan sakit punggung untuk
membuat ibu merasa nyaman ibu melakukan olahraga kecil seperti senam
hamil, memijat bagian tubuh yang pegal dan untuk menghindari diperlordosis
hindari pemakaian sepatu dan hak tinggi (Tyastuti & Wahyuningsih, 2016).
.Setelah diberikan informasi tersebut suami dan keluarga dapat
memahami dan akan menerapkannya.
3. Kunjungan Ketiga
Pada tanggal 09 April penulis melakukan kunjungan ketiga di rumah
Ny. K dengan tujuan untuk memastikan apakah ibu mengalami perubahan
keadaan menjadi lebih baik atau bahkan sudah tidak KEK lagi. Berdasarkan
data subjektif yang telah didapatkan penulis, ibu mengatakan makan 3x sehari.
Ibu sudah mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung tinggi protein
seperti ubi jalar ungu, telur, tahu dan tempe, diselingi daging ayam. Ibu mulai
rutin mengkonsumsi susu hamil yang dibuatkan suami dan mengkonsumsi
tablet Fe 1x1 sehari setelah makan. Ibu sudah mengetahui semua tanda-tanda
bahaya kehamilan.
Berdasarkan data objektif diperoleh, terjadi peningkatan berat badan
pada Ny. K yang semula 49 kg pada kunjungan pertama dan 51,5 kg pada
kunjungan ketiga. Menurut Iriani (2021) peningkatan berat badan ibu selama
hamil menandakan adanya adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin dan
terdapat penimbunan kelebihan lemak di tubuh yang berlebihan pada ibu
hamil. Selain itu terjadi terjadi kenaikan pada pemantauan LILA pada Ny. K
44

yaitu 22 cm pada kunjungan pertama menjadi 22,5 pada kunjungan ketiga.


Sebelum memberikan edukasi penulis mengingatkan kembali materi
sebelumnya yaitu tentang Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan edukasi
tentang pola nutrisi dengan mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ibu dapat
menjawab pertanyaan yang penulis berikan dan dapat mengulangi semua
tanda – tanda bahaya kehamilan.
Pada pemberdayaan keluarga, penulis memberikan informasi
mengenai kebutuhan istirahat Ny. K seperti untuk tidur 7 – 8 jam pada malam
hari serta menambah tidur siang ±1-2 jam dan pola aktivitas seperti
mengurangi kegiatan yang terlalu berat dan melelahkan sehingga suami dan
keluarga membantu pekerjaan rumah ibu. Mengingatkan tentang pola nutrisi
ibu hamil seperti mengkonsumsi protein, karbohidrat, sayur, buah, dan susu
ibu hamil serta mengingatkan ibu untuk rutin mengkonsumsi tablet Fe.
Setelah diberikan informasi tersebut suami dan keluarga dapat memahami dan
akan menerapkannya.
Selain itu juga pada kunjungan terakhir Ny. K diberikan diberikan
post-test dan hasilnya dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar. Ny.
K menjawab semua soal dengan benar lebih baik dibandingkan dengan
kunjungan pertama yang dapat menjawab 8 soal hal tersebut dapat dikatakan
pemberian edukasi dan konseling berjalan dengan baik.
Pada tanggal 11 Mei 2022 ibu sudah melakukan pemeriksaan
laboratorium, didapatkan hasil hemoglobin 10,2 gr/dL, protein dan glukosa
urine negative (-) serta HIV dan HBsAg negative (-).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan mengenai Asuhan
Kebidanan Kehamilan Pada Ny. K dengan Kekurangan Energi Kronik di UPT
Puskesmas Poned Mundu Kabupaten Cirebon Tahun 2022 mulai dari
pengumpulan data sampai dengan evaluasi, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan. Bahwa setelah melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada
Ny. K G2P0A1 28 tahun dengan Kekurangan Energi Kronik, penulis dapat :

1. Melakukan pengkajian data subjektif pada kasus Asuhan Kebidanan


Kehamilan Pada Ny. K dengan Kekurangan Energi Kronik di UPT
Puskesmas Poned Mundu Kabupaten Cirebon Tahun 2022.
2. Melakukan pengkajian data objektif pada kasus Asuhan Kebidanan
Kehamilan Pada Ny. K dengan Kekurangan Energi Kronik di UPT
Puskesmas Poned Mundu Kabupaten Cirebon Tahun 2022.
3. Melakukan analisis yang tepat pada kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan
Pada Ny. K dengan Kekurangan Energi Kronik di UPT Puskesmas Poned
Mundu Kabupaten Cirebon Tahun 2022.
4. Melakukan perencanaan pada kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada
Ny. K dengan Kekurangan Energi Kronik di UPT Puskesmas Poned
Mundu Kabupaten Cirebon Tahun 2022.
5. Melakukan penatalaksanaan sesuai dengan perencanaan pada kasus
Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. K dengan Kekurangan Energi
Kronik di UPT Puskesmas Poned Mundu Kabupaten Cirebon Tahun
2022.
6. Melakukan analisis kesenjangan antara teori dan praktik pada kasus
Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. K dengan Kekurangan Energi
Kronik di UPT Puskesmas Poned Mundu Kabupaten Cirebon Tahun
2022.
7. Membuat evaluasi pada Asuhan Kebidanan Kehamilan pada kasus

45
46

Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. K dengan Kekurangan Energi


Kronik di UPT Puskesmas Poned Mundu Kabupaten Cirebon Tahun
2022.
A. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi tentang deteksi dini atau
komplikasi ibu hamil khususnya ibu hamil dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK).
2. Bagi Institusi Puskesmas
Diharapkan lebih meningkatkan upaya pencegahan terjadinya KEK pada
ibu hamil melalui program penyuluhan dan pengelompokan risiko tinggi
ibu hamil dengan melibatkan keluarga.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan pemantauan dan deteksi dini risiko
penyebab terjadinya KEK sehingga dapat mencegah terjadinya
komplikasi. Dapat memaksimalkan penatalaksanaan serta memberikan
edukasi kepada masyarakat khususnya cara mencegah dan mengatasi
KEK dengan pangan lokal khususnya ubi jalar ungu.
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, E., Ayu, L., & Putri, R. (2020). KONSUMSI MAKRONUTRIEN PADA
IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIK ( KEK ) DI MASA
PANDEMI COVID-19.
Amalia, slamiati P., Winarsi, H., Ramadhan, & Ratna, G. (2021).
PENGEMBANGAN BROWNIES KUKUS TEPUNG TALAS- KECAMBAH
KACANG HIJAU DAN UBI UNGU KUKUS Development of Taro Flour –
Mung Bean Sprouts and Purple Sweet Potato ( TALAHIBU ) Steam Brownies
for Pregnant Women with Chronic Energy Deficiency. 5(November), 48–62.
Dame Christy Pane, M. (2019). Ketidaknyamanan saat kehamilan Trimester II
yang umumr dirasakan. https://www.alodokter.com/6-ketidaknyamanan-
trimester-kedua-kehamilan-dan-cara-mengatasinya
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten
Cirebon. Profil Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Dwiyani, L. (2016). Tanya Dokter.
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/tinggi-fundus
Enny, F. (2017). Asuhan Kebidanan Disertai Daftar Tilik.
https://lppm.unisayogya.ac.id/wordpress_lp3m/wp-content/uploads/2019/04/
BUKU-AJAR-ASUHAN-KEHAMILAN_compressed.pdf
Evayanti, Y. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami pada Ibu
Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2015. Jurnal Kebidanan. JKM
(Jurnal Kebidanan Malahayati), 1(2), 81–90.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/550/484
Fadli, R. (2020). Inilah Pemeriksaan Fisik Per Sistem Tubuh yang Harus
Diketahui. https://www.halodoc.com/artikel/inilah-pemeriksaan-fisik-per-
sistem-tubuh-yang-harus-diketahui
Farid, T. (2019). Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.
Fitriah, A. H., Supariasa, D. N., Riyadi, B. D., & Bakri, B. (2018). Buku Praktis
Gizi Ibu Hamil.
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/karyadosen/
BUKU_SAKU_GIZI_IBU_HAMIL_FULL.pdf
Indriyani, D., & Priantari, I. (2020). DIVERSIFIKASI NUTRISI BERBASIS UBI
UNGU ( Ipomea Batatas L ) DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI
PADA IBU.
Iriani, O. S., Triwidyantari, D., & Hayati, T. (2021). Hubungan Body Mass Index
(Bmi) Ibu Hamil Dengan Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan Di
Pmb Bd. W Kab. Bandung Barat Tahun 2021. Journal of Midwifery and
Public Health, 3(2), 53. https://doi.org/10.25157/jmph.v3i2.6822
Kalbe. (2017). Mual saat minum susu ibu hamil, ini cara mengatasinya.
https://www.kalcare.com/artikel/mual-saat-minum-susu-ibu-hamil
Kartini. (2017). Risiko Penyakit Infeksi terhadap Kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada Ibu. Healt Information Jurnal Penelitian, 9, 10–14.
Kemenkes. (2019). Analisis RKP dan Pembicaraan Pendahuluan APBN.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 3(2), 1.
https://www.neliti.com/id/publications/218225/kemajuan-teknologi-
informasi-dan-komunikasi-dalam-industri-media-di-indonesia%0Ahttp://
leip.or.id/wp-content/uploads/2015/10/Della-Liza_Demokrasi-Deliberatif-
dalam-Proses-Pembentukan-Undang-Undang-di-Indonesia
Kemenkes, P. (2019). Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-batas-ambang-
indeks-massa-tubuh-imt
Kemenkes, R. (2015). Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Kemenkes RI. (2020). Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI. (2020). Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak. In
Kementrian kesehatan RI.
https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/061918-sosialisasi-buku-kia-edisi-
revisi-tahun-2020
Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/
Metodologi-Penelitian-Kesehatan_SC.pdf
Novitasari, Y. D., Wahyudi, F., & Nugraheni Arwinda. (2019). Faktor – Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kekurangan Energi Kronik (Kek) Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Semarang. Diponegoro Medical Journal
(Jurnal Kedokteran Diponegoro), 8(1), 562–571.
Pane, erry D. C. (2019). 6 Ketidaknyamanan saat Kehamilan Trimester 2 yang
Umum Dirasakan. https://www.alodokter.com/6-ketidaknyamanan-trimester-
kedua-kehamilan-dan-cara-mengatasinya#:~:text=Pusing merupakan keluhan
yang sering,beristirahat saat rasa pusing muncul.
Pawitri, A. (2020). Antenatal Care, Pemeriksaan ANC Penting Bagi Ibu Hamil
dan Janin. https://www.sehatq.com/artikel/antenatal-care-pemeriksaan-anc-
penting-bagi-ibu-hamil-dan-janin
Pritasari, Damayanti, D., & Lestari, N. T. (2017). Gizi Dalam Daur Kehidupan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/
GIZI-DALAM-DAUR-KEHIDUPAN-FINAL-SC.pdf
Rahmawati, A., & Wulandari, R. C. L. (2019). Influence of Physical and
Psychological of Pregnant Women Toward Health Status of Mother and
Baby. Jurnal Kebidanan, 9(2), 148–152.
https://doi.org/10.31983/jkb.v9i2.5237
Rahmi, L. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekurangan Energi
Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Belimbing Padang Factors
Related To Chronic Energy Deficiency (Ced) To Pregnant Woman in
Belimbing Health Centre Padang. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 8(1),
35–46. laila_sitiazzahra@yahoo.co.id
Ramadhani, N. I. (2019). Kejadian kurangnya energi kronik. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Rizki, V. L. P. (2018). Ketahui Makna Standar 10T dalam antenatal Care.
https://motherandbeyond.id/amp/10821/ketahui-makna-standar-10t-dalam-
antenatal-care
Rufaridah, A. (2019). PELAKSANAAN ANTENATAL CARE (ANC) 14 T PADA
BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG.
XIII(2), 1–12.
Sari, A. (2021). Model Efektivitas Pemberdayaan Ibu Hamil dalam Upaya
Penanganan. Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia, 11(2), 81–89.
Sukmawati, Mamuroh, L., & Witdiawati. (2018). Faktor yang Berhubungan
Dengan Kekurangan Energi. VI(1), 1–11.
Suparni, Fitriyani, D. R. (2018). PENGARUH PEMBERIAN UBI JALAR UNGU
(IPOMOEA BATATAS) TERHADAP PENINGKATAN LINGKAR
LENGAN ATAS IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI
KRONIS DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KECAMATAN
KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2018. Rnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 16(1), 62–67.
Suparni, & Riski, F. (2020). PENGARUH PEMBERIAN UBI JALAR UNGU
(IPOMOEA BATATAS) TERHADAP PENINGKATAN LINGKAR LENGAN
ATAS IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS DI
WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KECAMATAN KEDUNGWUNI
KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2018. 16(1), 62–67.
Tyastuti, S., & Wahyuningsih, H. P. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. 163.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
Asuhan-Kebidanan-Kehamilan-Komprehensif.pdf
Wahyuni, Y., & Miftahul Huda, A. S. (2019). Pemantauan Kesehatan Gizi Ibu
Hamil Dilihat dari Pertambahan Berat Badan dan Pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) Berbasis E-Digital. Komputasi: Jurnal Ilmiah Ilmu
Komputer Dan Matematika, 16(1), 235–244.
https://doi.org/10.33751/komputasi.v16i1.1594
Wikihow. (2017). Cara Merebus Ubi Jalar Yang Benar.
https://id.wikihow.com/Merebus-Ubi-Jalar-yang-Benar
Yuliastuti, E. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan
Energi Kronis pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Bilu
Banjarmasin. An Nadaa, 1(2), 72–76.

LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1 Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

A. Biodata
Nama : Rani Handayani
Tempat, Tanggal Lahir : Majalengka, 10 Juli 2001
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Ibu : Nunung Nurkidah, AMK
Nama Ayah : Jamaludin
Telepon : 082123129884
Alamat : Sukaraja Wetan Dusun 04, RT/RW 01/07 No. 07
Kec. Jatiwangi Kab. Majalengka
B. Riwayat Pendidikan
1. TK Al – Ikhlas (2006-2007)
2. SDN 1 Sukaraja Wetan (2007-2013)
3. SMP Negeri 2 Majalengka (2013-2016)
4. SMA Negeri 2 Majalengka (2016-2019)
5. Program Studi D III Kebidanan Cirebon Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya (2019 s.d sekarang)
C. Pengalaman Organisasi/ Ekstrakulikuler
1. Prodi D III Kebidanan Cirebon : HIMA, Paduan Suara.
Lampiran 2 Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Rani Handayani


Nama Pembimbing : 1. Endang Nurochmi, SIT, MKM
2. Suratmi, SST, M.Keb
Judul LTA : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronis (KEK) di UPTD Puskesmas Mundu Kabupaten
Cirebon.

No. Hari/ Materi yang Saran Paraf Pembimbing


Tanggal dikonsulkan Pembimbing
1. 16-02-2022 Konsultasi Kasus yang
kasus diambil KEK
dalam
kehamilan Endang Nurrochmi,
SIT, MKM
2. 24-02-2022 konsultasi Perbaiki BAB I
BAB I

Endang Nurrochmi,
SIT, MKM
3. 04-03-2022 Konsultasi Perbaiki BAB I
BAB

Endang Nurrochmi,
SIT, MKM
4. 07-03-2022 BAB 2 dan 3 Perbaiki BAB 2
dan 3

Endang Nurrochmi,
SIT, MKM
5. 08-03-2022 BAB 2 dan 3 Perbaiki BAB 2
dan 3

Endang Nurrochmi,
SIT, MKM
6. 08 - 03 2022 BAB 2 dan 3 ACC

Endang Nurrochmi,
SIT, MKM
7. 08-03-2022 BAB 1 -3 perbaiki
penulisan,
cover, BAB 1 -
3 dan daftar Suratmi, SST,

pustaka M.Keb

8. 09 - 03 - BAB 1 – 3 Perbaiki EYD


2022 menggunakan
Google Doc
Suratmi, SST,
M.Keb
9. 10 - 03 – BAB 1 -3 ACC
2022

Suratmi, SST,
M.Keb
10. 27 – 03 – BAB 1 – 3 Konsultasi
2022 Kunjungan
Pertama
Endang Nurrochmi,
SIT, MKM
11. 13 – 05 – BAB IV Perbaiki BAB
2022 IV

Suratmi, SST,
M.Keb
12. 25 – 05- 2011 BAB IV dan Perbaiki BAB
V IV dan V

Endang Nurrochmi,
SIT, MKM
13. 30 – 05 0 BAB IV, V Perbaiki BAB
2022 dan VI IV, V dan VI

Endang Nurrochmi,
SIT, MKM
14. 31 – 05 - BAB I - VI Perbaiki BAB I
2022 – VI

Suratmi, SST,
M.Keb
15. 5 – 06 - 2022 BAB I - VI Revisi
menggunakan
Google Doc
Suratmi, SST,
M.Keb
16. 06 – 06 - BAB I – VI ACC
2022

Endang Nurrochmi,
SIT, MKM
17. 07 – 06 - BAB I - VI ACC
2022
Suratmi, SST,
M.Keb

Mengetahui,
Program Studi D III Kebidanan Cirebon
Ketua,

Hj. Dyah Widiyastuti, SST., M.Keb


197910242001122001
Lampiran 3 Panduan Wawancara

PANDUAN WAWANCARA

Judul : Asuhan Kebidanan Dengan Kekurangan Energi Kronik Dalam Kehamilan


Di UPTD Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon Tahun 2022.

Tanggal Wawancara :

Daftar Pertanyaan :

1. Bertanya mengenai biodata ibu dan suami


2. Ini merupakan kehamilan yang keberapa? Anak terakhir umur?
3. Sebelumnya ibu pernah keguguran?
4. Apakah di kehamilan sebelumnya kehamilan, persalinan dan nifas ada
komplikasi?
5. Apakah ibu pernah dirawat dirumah sakit saat kehamilan sekarang?
6. Apakah ibu banyak mengkonsumsi air putih?
7. Ibu makan sehari berapa kali?
8. Apakah porsi makan ibu ketika hamil sama dengan sebelum hamil?
9. Apakah ibu mempunyai pantangan makanan saat hamil?
10. Apa yang ibu makan dalam sehari apakah bervariasi?
11. Berat badan ibu semenjak hamil bertambah atau tidak?
12. Apakah ibu mempunyai riwayat penyakit berat?
13. Apakah ibu mengkonsumsi tablet Fe setiap hari?
14. Apakah ibu mengkonsumsi obat lain selain dari bidan dan dokter?
15. Apakah istirahat ibu dalam sehari cukup?
16. Kearifan lokal apa yang ada di tempat tinggal ibu?
17. Apakah ibu tahu tentang PMT? Apakah ibu mendapatkan PMT secara
rutin?
Lampiran 4 Kuesioner Pre Test

KUESIONER PRE TEST

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban


Benar Salah
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
1. Salah satu risiko pada kehamilan bukan
disebabkan oleh gizi
2. Ibu yang hamil kekurangan nutrisi akan lebih
mudah mengalami masalah kesehatan
3. Apakah porsi makanan ibu hamil sama
dengan ibu tidak hamil
4. Apabila ibu mengalami kekurangan gizi
selama hamil, kondisi tersebut tidak akan
mempengaruhi kesehatan janinnya
5. Ibu hamil sebaiknya menghindari pantangan
makanan
6. Pencegahan ibu hamil kurang gizi dengan
cara mengonsumsi makanan yang bergizi
7. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah
buang air besar bukan perilaku sehat
8. Perdarahan yang terjadi pada masa
kehamilan adalah normal
9. Bila gerakan bayi berkurang ini menandakan
kehidupan bayi mungkin terancam
10. Keadaan muntah terus dan tidak mau makan
itu merupakan gejala Kurang Energy Kronis
Lampiran 5 Kuesioner Post Test

KUESIONER POST TEST

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban


Benar Salah
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
1. Salah satu risiko pada kehamilan bukan
disebabkan oleh gizi
2. Ibu yang hamil kekurangan nutrisi akan lebih
mudah mengalami masalah kesehatan
3. Apakah porsi makanan ibu hamil sama
dengan ibu tidak hamil
4. Apabila ibu mengalami kekurangan gizi
selama hamil, kondisi tersebut tidak akan
mempengaruhi kesehatan janinnya
5. Ibu hamil sebaiknya menghindari pantangan
makanan
6. Pencegahan ibu hamil kurang gizi dengan
cara mengonsumsi makanan yang bergizi
7. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah
buang air besar bukan perilaku sehat
8. Perdarahan yang terjadi pada masa
kehamilan adalah normal
9. Bila gerakan bayi berkurang ini menandakan
kehidupan bayi mungkin terancam
10. Keadaan muntah terus dan tidak mau makan
itu merupakan gejala Kurang Energy Kronis
Lampiran 6 Leaflet Ubi Jalar Ungu

LEAFLET UBI JALAR UNGU


Lampiran 7 Leaflet Ubi KEK

LEAFLET KEK
Lampiran 8 Hasil Pre Test

PRE TEST
Lampiran 9 Hasil Post Test

POST TEST
Lampiran 10 Dokumentasi

DOKUMENTASI

Dokumentasi Keterangan

Kunjungan pertama
Minggu, 20 Maret 2022

Kunjungan kedua
Minggu, 27 Maret 2022
Kunjungan ketiga
Sabtu. 9 April 2022

Anda mungkin juga menyukai