Oleh:
ALLYSYA NURUL AINY
NIM. 1915471070
Oleh:
ALLYSYA NURUL AINY
NIM: 1915471070
Penulis
Allysya Nurul Ainy / NIM. 1915471070
Oleh :
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis
Allysya Nurul Ainy / NIM. 1915471070
MENGESAHKAN
TIM PENGUJI
TANDA TANGAN
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN TUGAS AKHIR
NIM : 1915471070
Dengan ini menyatakan bahwa hasil Laporan Tugas Akhir saya dengan judul :
“Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah di Desa
karya orang lain (Plagiat) dan benar – benar karya asli saya. Bilamana di
kemudian hari di temukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
Metro, 2022
Yang menyatakan
Matrai 10000
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua berkat dan rahmatNya
Kebidanan Pada Bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah”sebagai salah satu syarat
Akhir ini.
3. Islamiyati, AK., MKM selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro
menyusun Laporan Tugas Akhir ini dan selaku pembimbing I yang telah
terselesaikan.
v
Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Ibu F atas
7. Ayah, Ibu, Nenek dan adikku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu
8. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam
ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi
Penulis
vi
BIODATA PENULIS
A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Allysya Nurul Ainy
NIM : 1915471070
Program Studi : D III Kebidanan Metro
Tempatdan Tanggal Lahir : Seputih Banyak, 12 Januari 2002
Agama : Islam
Email : allysyan12@gmail.com
Hp : 085273006045
Alamat : Jl. Sidokayo, Kecamatan Abung Tinggi
Kabupaten Lampung Utara, RT/RW
003/005
B. Riwayat Pendidikan
Taman Kanak-Kanak : TK Bina Insani Sidokayo
Sekolah Dasar : SD Negeri 2 Sidokayo
Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 3 Bukit Kemuning
Sekolah Menengah Atas : SMK Muhammadiyah 3 Metro Lulus
Tahun 2019
D-III Kebidanan : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
Prodi DIII Kebidanan Metro Tahun 2019-
2022
vii
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN METRO
Laporan Tugas Akhir, 2022
Allysya Nurul Ainy : 1915471070
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. E dengan Bayi Berat Lahir Rendah di Desa
Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat
RINGKASAN
Setiap bayi baru lahir berpotensi terjadinya berat bayi lahir rendah
sehingga pemerintah mengeluarkan program untuk menganjurkan kunjungan
minimal enam kali selama ANC yang bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu dan
janin mendeteksi secara dini adanya komplikasi terhadap ibu dan janin. Kejadian
BBLR di TPMB Siti Qhoriyah yaitu 7% dari 10 anak pada bulan januari-februari
salah satunya pada By. Ny E. Hasil pengkajian anak kedua, dengan Bayi Berat
Lahir Rendah 2300 gram, Sehingga diagnosa By. Ny. E dengan Bayi berat lahir
rendah. Masalah potensial Hipotermi. Rencana asuhan yaitu memberikan asuhan
kebidanan dan mengajarkan tekhnik menyusui yang benar dan mengajarkan
tekhnik kanguru.
Penatalaksanaan Asuhan kebidanan ini dilakukan 4 kali kunjungan
kunjungan I dilakukan pada 25 januari 2022 dengan melakukan pemeriksaan fisik
dan antropometri, mengajarkan tekhnik menyusui yang benar, menganjurkan
untuk menjaga kehangatan suhu bayi dengan tekhnik kanguru, menganjurkan ibu
mengkonsumsi sayur dan buah. Kunjungan II pada tanggal 01 februari 2022 yaitu
menganjurkan untuk menjaga kehangatan suhu bayi dengan tekhnik kanguru,
serta menganjurkan untuk tetap memberikan ASI ekslusif. kunjungan III tanggal
09 februari 2022 evaluasi keadaan bayi, pemantauan suhu, serta mengevaluasi ibu
pemberian asi ekslusif. Kunjungan IV tanggal 16 Februari 2022 evaluasi keadaan
bayi, memberikan pujian kepada ibu karna telah membantu memantau
perkembangan anaknya, edukasi pemberian asi selama 2 tahun dan gizi seimbang,
menyarankan ibu untuk rutin mengikuti posyandu.
Evaluasi asuhan kebidanan yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan
didapatkan hasil pemeriksaan kunjungan awal pada bayi Ny. E yaitu bayi berat
lahir rendah 2300 gr, dan setelah kunjungan ke 4 telah ada perubahan sehingga
BB sudah bertambah 400 gr menjadi 2700 gr.
Simpulan setelah dilakukan asuhan, masalah BBLR pada bayi Ny. E dapat
teratasi, Saran bagi ibu yaitu untuk memberikan ASI secara on demand, menjaga
kehangatan suhu tubuh bayi dan melakukan Asuhan lainnya seperti yang sudah
dianjurkan sehinnga masaah BBLR pada By. Ny. E teratasi.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Persetujuan........................................................................................ ii
Halaman Pengesahan........................................................................................ iii
Surat Pernyataan Keaslian................................................................................ iv
Kata Pengantar.................................................................................................. v
Biodata Penulis................................................................................................. vii
Ringkasan......................................................................................................... viii
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Tabel...................................................................................................... xi
Daftra Gambar.................................................................................................. xii
Daftar Lampiran................................................................................................ xiii
Daftar Singkatan............................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah........................................................... 4
C. Tujuan Penyusunan LTA .................................................. 5
D. Ruang Lingkup................................................................... 5
E. Manfaat ............................................................................. 6
ix
6. Komplikasi Pada BBLR.............................................. 19
7. Perawatan dan Pemantauan Monitoring Bayi BBLR.. 20
8. Penatalaksanaan Umum Pada Bayi BBLR ................. 29
C. Perawatan Metode Kangguru............................................. 35
1. Pengertian.................................................................... 35
2. Dampak Positif Metode Kangguru.............................. 35
3. Tipe Perawatan Metode Kangguru.............................. 37
4. Cara Melakukan Metode Kangguru............................ 38
5. Posisi Bayi Pada Metode Kangguru (PMK)
.....................................................................................
.....................................................................................
39
6. Merawat Bayi Dalam Posisi Metode Kangguru
.....................................................................................
.....................................................................................
40
9. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pada Ibu Nifas
.....................................................................................
.....................................................................................
40
10. Tanda dan Gejala Hipotermi
.....................................................................................
.....................................................................................
41
11. ASI Eksklusif
.....................................................................................
.....................................................................................
41
C. Tinjauan Asuhan Kebidanan.............................................. 43
D. Pengkajian.......................................................................... 45
E. Analisa Data (A)................................................................ 50
F. Planning (P)........................................................................ 50
G. Penalaksanaan ................................................................... 50
H. Evaluasi ............................................................................. 51
x
2. DataObyektif................................................................ 63
3. Assesment.................................................................... 63
4. Penatalaksanaan........................................................... 63
D. Catatan Perkembangan III.................................................. 66
1. Data Subjektif.............................................................. 66
2. DataObyektif................................................................ 66
3. Assesment.................................................................... 66
4. Penatalaksanaan........................................................... 66
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
BY : Bayi
CM : Sentimeter
HB0 : Hepatitis B0
Kg : Kilogram
LD : Lingkar Dada
LK : Lingkar Kepala
NY : Nyonya
PB : Panjang Badan
RR : Respiratory Rate
xv
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
SC : Seksio Sesarea
TN : Tuan
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dianjurkan pemerintah untuk mencegah berat bayi lahir rendah (BBLR) dan
bayi lahir cacat. Pelayanan antenatal harus dilakukan oleh ibu hamil, agar
kondisi ibu dan janin dapat dikontrol dengan baik. Pemeriksaan antenatal
hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan
selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat sehingga terhindar dari BBLR
terlalu kecil yaitu bayi yang lahir terlalu kecil yang lahir dengan berat badan
antara 500 gram sampai kurang dari 2500 gram (Daswati, 2021 : 11).
suplai zat gizi ibu hamil, komplikasi kehamilan, paritas ibu danjarak
1
2
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi baru lahir. Pada BBLR memiliki
seperti retardasi mental. Selain itu pada bayi BBLR yang disebabkan oleh
tersebut beresiko mengalami asfiksia. BBLR juga memiliki system imun yang
kurang baik dibandingkan pada bayi dengan berat normal sehingga lebih
dan waktu yang lebih lama untuk penyesuaian kehidupan di luar rahim dan
juga memerlukan bantuan untuk tetap hangat dan mendapatkan ASI yang
kebutuhan ini adalah menjaga bayi tetap kontak kulit secara langsung dengan
prevalensi bayi dengan berat lahir rendah di dunia yaitu 15,5% atau sekitar 20
juta bayi yang lahir setiap tahun, sekitar 96,5% diantaranya terjadi di negara
2013 sebesar 10,2% lebih rendah dari tahun 2010 yaitu 11,1%. Persentase
3
melahirkan anak lahir hidup dalam dua tahun terakhir dan anak lahir hidup
yang terakhir dilahirkan dengan bayi berat lahir rendah pada tahun 2021
2019 dan 2020. Persentase untuk daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan
provinsi lampung didapatkan 11, 92 % bayi yang lahir dengan bayi berat lahir
bayi berat lahir rendah di Tulang Bawang Barat yaitu 2,0 % dari 98,2 %
BBLR yang dilakukan pada Intan Romadhona tahun 2020 yang bertempatan
diberikan terhadap By. Ny. E adalah teknik kangguru, anjurkan ibu rutin
memberikan Asi secara on demand, anjurkan untuk ibu makan buah dan
sayur, melakukan pijat bayi dan menjaga kebersihan dibu dan bayinya.
di atas, penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan
Kebidanan Bayi Baru Lahir Dengan Bayi berat lahir rendah di Tempat
B. Identifikasi Masalah
didapatkan bayi dengan BBLR pada tahun 2021 sebesar 12,27% sedangkan di
TPMB Siti Qomariah S.Tr Keb Tahun 2022 dua bulan Februari terdapat 7,0%
kasus BBL salah satunya By. Ny E Bayi perlu dilakukan Asuhan kebidanan
dengan Asuhan bayi baru lahir untuk mengurangi masalah yang akan terjadi
5
1. Tujuan Umum
bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada bayi Ny. E dengan kasus bayi berat lahir
rendah.
D. Ruang Lingkup
Laporan tugas akhir ini dengan ruang lingkup asuhan kebidanan pada
kebidanan. Subyek kasus adalah bayi 2 jam baru lahir dengan waktu asuhan
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
terjadinya BBLR pada bayi baru lahir, dan mengingat pengetahuan yang
2. Manfaat Praktis
masyarakat.
berat bayi lahir rendah, dan mendorong bidan dan kader bekerja sama
c. Bagi keluarga
pemberian nutrisi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik. Bayi baru lahir disebut juga
dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami terauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuian diri dari
Menurut Saifuddin, Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama
satu jam pertama kelahiran. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 mingg sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Noorbaya, dkk. 2020 : 20).
Menurut M.Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat
lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Dwienda, dkk. 2014 : 4-5).
7
8
Menurut Dwienda (2014) ciri ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai
berikut :
j. Genitalia ;
Tabel 1
Tanda Apgar
No Nilai Apgar 0 1 2
1 Apperaance (Warna Seluruh tubuh Badan merah Seluruh
kulit) biru dan putih ekstremitas biru tubuh
kemerahan
2 Pulse (Nadi) Tidak ada <100 x/m >100x/m
3 Greemace (Reaksi Tidak ada Perubahan mimic Bersin /
terhadap rangsangan (menyeringai) menangis
4 Activity (Tonus Otot) Tidak ada Ekstremitas Gerakan
sedikit fleksi aktif /
ekstremitas
fleksi
5 Respiratory Tidak ada Lemah / tidak Menangis
(Pernapasan) teratur kuat / keras
Sumber : (Dwienda, 2014 : 5)
Interprestasi :
tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk
b. Tahap III disebut tahap period ik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam
Menurut Afrida & Ni Putu, (2022 : 65-68) berapa tanda yang perlu anda
perhatikan dalam mengenali kegawatan pada bayi baru (neonatus) sebagai berikut:
Ibu harus merasa curiga jika bayi tidak mau menyusu. Seperti yang kita
ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau
menyusu maka asupan nutrisinya kan berkyrang dan ini akan berefek pada kondisi
tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah,
b. Kejang
adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi demam.
Jika ya kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun
panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi kejang namun tidak dalam
kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan freksuensi dan
c. Lemah
Jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan
kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang
d. Sesak Napas
Frekuensi napas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa
yaitu sekitar 30-60 kali per menit. Jika bayi bernapas kurang dari 30 kali per
11
menit atau lebih dari 60 kali per menit maka wajib waspada. Lihat dinding
e. Merintih
kita merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk,
maka konsultasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang
bayi rasakan.
f. Usar Kemerahan
Yang harus di perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi tetap
kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Betadin dan
alkohol boleh diberikan tapi tidak untuk dikompreskan. Artinya hanya dioleskan
saja saat sudah kering baru tutup dengan kassa steril yang bisa dibeli di apotek.
Suhu normal bayi berkisar antara 36,5°C-37,5°C. Jika kurang atau lebih
kehilangan panas tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.
Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang
berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat
Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI Namun jika
kuning pada bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≤ 14 hari setelah
12
lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna
Tindakan yang harus dilakukan bila ada salah satu saja tanda bahaya
adalah merujuk segera ke rumah sakit atau Puskesmas. Masalah atau kondisi akut
perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran (oleh tenaga di kamar bersalin):
1) Tidak bernapas
2) Sesak nafas
5) Letargis
7) Kejang
1) Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah dini atau pecah lama).
3) Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan segera
(oleh tenaga di kamar bersalin) yaitu lakukan asuhan segera bayi baru
lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi, rujuk ke kamar bayi
Menurut Afrida & Ni Putu, (2022 : 68 - 69) Komplikasi pada bayi baru
b. Asfiksia
13
c. lnfeksi bakteri
d. Kejang
e. lkterus
f. Diare
g. Hipotermi
h. Tetanus neonatrum
i. Trauma lahir
k. Kelainan kongenital
Menurut Afrida & Ni Putu, (2022 : 65) Berat badan bayi pada saat
a. Bayi berat lahir cukup: bayi dengan berat lahir > 2500 g.
d. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR)/ Extremely very low
birthweight infant: bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang
dari 1000 g.
Penilaian awal bayi baru lahir harus segera dilakukan dengan cepat dan
gunting steril dan diikat dengan pengikat steril, tali pusat dibersihkan
Pada waktu bayi lahir, bayi mampu mengatur secara tetap suhu
tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus dengan kain hangat
karena suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat
d. Memberikan vitamin K
baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1
Tetes mata atau salep diberi dalam waktu dua jam pertama setelah
kelahiran. Obat yang diberikan berupa tetes mata (larutan perak nitrat
1%) atau salep (salep mata Eritromisin 0,5%) salep/tetes mata yang
diberikan dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling
f. Identitas bayi
Identifikasi bayi segera dilakukan setelah bayi lahir dan ibu masih
berwarna merah atau biru tergantung jenis kelamin dan ditulis nama
kesehatan
1. Pengertian
Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa kehamilan. Bayi yang berada dibawah persentil 10
dinamakan ringan untuk umur kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan
lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut premature.
Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan.
16
Sehingga lambat laun diketahui bahwa tingkat morbiditas dan mortalitas pada
neonatus tidak hanya bergantung pada berat badan saja, tetapi juga pada tingkat
Menurut Arif dan Sujono (2010) Bayi bayi berat lahir rendah (BBLR)
adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari atau sama dengan 2.500
gram dengan usia kehamilan < 37 minggu (Nurlaila dan Eka, 2019 : 1)
ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit
a. Faktor ibu
1) Penyakit
c. Faktor Janin
kromosom.
d. Faktor Lingkungan
2019 : 163)
a. Janin dapat cukup kurang, atau lebih bulan tetapi BB <2500 gram
kurang bulan
e. Bayi perempuan jika cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
a. Telinga
telinga.
terbentuk baik.
b. Payudara
kecil
c. Genetalia perempuan
meningkat
19
lapbia minora
d. Genetalia laki-laki
skrotum meningkat.
telapak kaki
terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain : (Sembiring, 2019 : 164)
a. Hipotermia
b. Hipoglikemia
d. Hiperbilirubinemia
g. lnfeksi
h. Perdarahan intravcntrikuler
i. Apnea of Prematury
j. Anemia
20
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi bayi dengan berat
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan penumbuhan
d. Gangguan pendengaran
dalam jangka waktu yang lama, hal ini tergantung pada kondisi baik itu sendiri.
Bila fungsi organ organ tubuhnya baik dan tidak terdapat gangguan seperti
gangguan pernapasan dan bayi dapat menghisap dengan baik, maka bayi bisa
dibawa pulang. Hanya saja pada bayi BBLR sering tidak memperlihatkan tanda-
tanda gangguan secara jelas seperti tidak menangis atau terlihat tenang
Secara umum perawatan yang dilakukan pada bayi BBLR meliputi hal hal
sebagai berikut :
b. Mempertahankan Oksigenasi
e. Mengatasi hiperbilirubunemia
21
sakit, juga tergantung pada kondisi bayi masing masing. Namun, tindakan yang
dilakukan oleh Tim medis pada dilahirkan bayi dengan BBLR akan segera
diperiksa fungsi organ organ tubuhnya terutama paru-paru dan jantung. Sebelum
mencapai berat yang cukup, bayi BBLR biasanya memerlukan perawatan intensif
dalam Inkubator. Salah satu penyebab nya bayi bertumbuh kecil sangat sensitif
terhadap perubahan suhu oleh sebab itulah, Bayi perlu dimasukkan ke kota kerja
Untuk indikasi ringan, bayi harus akan diberikan oksigen. Sebaliknya jika berat
dapai sampai diberi ventilator atau alat bantu Pernapasan. Infus juga akan
diberikan untuk masukan cairan dan obat obatan bila diperlukan. Bayi bayi kecil
biasanya belum mampu menghisap dengan baik karena itu pemberian minumnya
berupa ASI atau susu formula khusus untuk BBLR bila si ibu bilang keluar
dilakukan melalui PIPA lambung dan diberikan secara bertahap sampai jumlah
kebutuhannya terpenuhi.
Tidak ada patokan pasti untuk lama perawatan bayi BBLR di rumah sakit.
Bayi dengan berat 1000 gram, misalnya, memerlukan perawatan Seksama dan
bertahap sehingga bisa satu bulan lebih harus berada dalam Inkubator. Lama
seperti tidak ada lagi gangguan Pernapasan, suhu tubuh telah stabil dan bayi sudah
22
punya reflek isap dan menelan yang baik. Sebelum pulang, bayi sudah harus
mampu minum sendiri dengan botol maupun dengan puting susu ibu. Selain itu
kenaikan berat badannya telah berkisar 10-30 gram/hari Dan suhu tubuh tetap
normal di ruangan biasa. Bayi juga tidak menderita gangguan Pernapasan lagi dan
tidak membutuhkan oksigen serta obat obatan yang diberikan melalui pembuluh
2) Perawatan Di Rumah
Orang tua, terutama ibu, secara fisik dan pisikologis mesti mampu dan
siap merawat bayinya di rumah. Ibu harus dapat menguasai menguasai cara
memberi ASI dengan benar, cara memandikan, merawat tali pusat, mengganti
popok Memberi ASI Dan pendamping ASI (PASI), juga menjaga kebersihan dan
lingkungan yang optimal untuk tumbuh kembang bayi. Ibu harus percaya diri dan
berani merawat bayinya sendiri, karena dari situlah akan terjadi kontak untuk
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua saat
a) Perhatikan Suhu
ruangan dijaga agar tetap hangat. Sebaiknya baik juga diberi selimut, tetapi bukan
bau dong yang diikat sedemikian rupa sehingga membuat baik tidak bisa
bergerak. Cara membedakan seperti itu tidak disarankan karena akan mengganggu
motorik bayi. Hindarkan suhu tubuh yang rendah (hipotermia) dengan cara :
23
Metode yang tepat dalam merawat BBLR, yakni dengan Kangguru mother
care atau metode Kangguru. Metode Kangguru adalah perawatan bayi baru lahir
seperti bayi Kangguru dalam Kantung ibunya. Caranya: bayi diletakkan dalam
dekapan ibu dengan kulit menyentuh kulit, posisi bayi tega, kepala miring ke kiri
atau ke kanan. Keunggulan metode ini: bayi mendapatkan sumber panas alami
udara dalam Kantung/baju ibu , Serta ASI menjadi lancar. Dekapan ibu adalah
energi bagi si kecil. Pada bayi berat badan lahir sangat rendah (kurang dari 100 g)
Ada Kangguru ditunda sampai usia dua minggu, atau sampai keadaan si bayi
(3) Bayi kecil atau bayi sakit diletakkan di ruang banget tidak kurang
Tujuannya agar ia dapat memperoleh asupan yang cukup dan aman. Pada
bayi proses toleransi penyerapan lambungnya berbeda beda, ada yang sudah baik
24
ada juga yang masih lambat. Sehingga, bagi bayi bayi tersebut sebaiknya
diberikan minuman susu dengan porsi yang kecil tapi sering, sekitar satu sampai
kekebalan tubuh, Lipase dan asam lemak Esensial, laktosa dan Oligosakarida. ASI
meningkatkan ikatan antara ibu dan anak. formula standar untuk BBLR
Prematur mempunyai kandungan kalori, protein dan mineral yang lebih tinggi
Bayi kecil juga rentan kekurangan nutrisi, fungsi organ nya belum matang,
kebutuhan nutrisinya besar, dan mudah sakit sehingga pemberian nutrisi yang
d) Pemberian imunisasi
bayi yang lahir cukup bulan kecuali jika bayi masih dalam perawatan imunisasi
Kangguru. Dengan cara ini, bayi sebisa dan sesering mungkin dibuat bersentuhan
langsung dengan kulit ibu. Dari Sentuhan ini bermanfaat secara pisikologis yaitu
menjalin kasih sayang antara bayi dan orang tua. Selain itu juga dapat mengurangi
25
depresi dan ketegangan, sehingga bayi merasa aman dan terlindungi, membuat
bayi dapat tidur dengan lelah, mengurangi rasa sakit, meningkatkan volume air
tinggi
caranya)
j) Beri vitamin
(1) Terapi
dua minggu.
1500 gram)
26
tujuh hari :
180 ml/kg/hari
ml/kg/hari
(1) Sesudah pulang hari kedua ke-10. ke-20, ke- 30, dilanjutkan
setiap bulan
mau minum, suara menangis yang lemah sisa, terlihat lemah, buang
Bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi oleh karena daya tahan
(1) Mencuci tangan Sampai ke Siku dengan sabun dan air mengalir
(2) Cuci tangan dengan zat Antiseptic atau sabun setiap sebelum dan
dengan bayi
dirawat
d) Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara
lain :
(3) Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan bila bayi kecil untuk
masa kehamilan
e) Pemeriksaan Penunjang
berikut :
(2) Tes kocok (shake test), dianjur Untuk bayu kurang bulan
(3) Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas
(4) Foto dada ataupun baby gram diperlukan pada bayi baru lahir
f) Pemberian O2
hidung.
Bayi prematur akan cepat mengalami kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah, dan pertukarn badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi
dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematur dapat dibungkus
30
dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau
menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti bayi
Bayi dengan bayi berat lahir rendah, dirawat didalam inkubator. Inkubator
yang modern dilengkapi dengan alat pengatur suhu dan kelembaban agar bayi
dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang normal, alat oksigen yang dapat
dibersihkan. Kemampuan bayi BBLR dan bayi sakit untuk hidup lebih besar bila
mereka dirawat pada atau mendekati suhu lingkungan yang netral. Suhu ini
relatif, dan aliran udara sehingga produksi panas (yang diukur dengan konsumsi
oksigen) sesedikit mungkin dan suhu tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas
normal. Suhu inkubator yang optimum hilang dan konsumsi oksigen terjadi
sekitar 36,5◦ - 37◦C tingginya suhu lingkungan ini tergantung dari besar dan
kematangan bayi. Dalam keadaan tertentu bayi yang sangat prematur tidak hanya
pleksiglas penahan panas atau topi maupun pakaian. Prosedur perawatan dapat
untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2◦C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi
dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat,
bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih
31
2) Mencegah kekeringan dan iritasi pada selaput lender jalan nafas terutama pada
nasotrakea
tidak memuaskan harus berhati-hati agar tidak terjadi hiperoksia yang dapat
oksigen dilakukan melalui tudug kepala, dengan alat CPAP (Continous Positive
oksigen yang ama dan stabil. Pemantauan tekanan oksigen (pO2) arteri pada bayi
yang mendapat oksigen harus dilakukan terus menerus agar porsi oksigen dapat
diatur dan disesuaikan sehingga bayi terhindar dari bahaya hipoksia ataupun
hiperoksia. Dalam melalui kulit secara rutin di klinik. Analisa gas darah kapiler
tidak cukup untuk menetapkan kadar oksigen dalam pembuluh darah arteri.
Seandainya memberikan sinar panas, selimut, lampu panas, bantalan dan botol, air
hangat, disertai dengan pengaturan suhu dan kelembaban ruangan. Mungkin pula
diperlukan pemberian oksigen melalui topeng atau pipa intubasi. Bayi yang
berumur beberapa hari atau minggu harus dikeluarkan dari inkubator apabila
keadaan bayi dalam ruangan biasa tidak mengalami perubahan suhu, warna kulit,
menentukan pilihan susu cara pemberian dan jadwal pemberian yang sesuai
ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu
menghisap ASI merupakan makanan yang paling utama sehingga ASI adalah
pilihan yang harus didahulukan untuk diberikan masih juga dapat dikeluarkan dan
diberikan pada bayi yang tidak cukup menghisap bila faktor penyebab nya kurang
maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan lahan atau
200 cc/kgbb/hari. Jika ASI tidak ada atau tidak mencukupi khususnya pada bayi
BBLR dapat digunakan susur mulai yang komposisinya mirip ASI atau susu
khusus untuk mencegah terjadinya regurgitasi dan masuknya udara dalam usus.
Pada bayi dengan Inkubator dengan kontak yang minimal, tempat tidur atau kasus
Inkubator harus diangkat dan bayi di balik pada Sisi kanannya. Sedangkan pada
bayi lebih besar dapat diberi makanan dalam posisi Dipangku (Proverawati &
Pada bayi BBLR yang lebih kecil, kurang Giat dan mengisap dan sianosis
ketika minum melalui botol atau menetek pada ibunya, makanan diberikan
dengan kebutuhan dan berat badan bayi BBLR. Pemberian makanan interfal tiap
enzim pencernaan belum matang sedangkan kebutuhan protein tiga sampai lima
pemberian minum bayi sekitar tiga jam setelah lahir dan didahului dengan
minum sebaiknya sedikit demi sedikit tetapi dengan frekuensi yang lebih sering
c. Pencegahan Infeksi
khususnya mikroba. Bayi BBLR sangat mudah mendapat infeksi. Infeksi terutama
disebabkan oleh infeksi Nosokomial. Rentan terhadap infeksi ini disebabkan oleh
baketerisidal neotrofil, efek sitotoksik limfosit juga masih rendah dan fungsi imun
Infeksi lokal bayi cepat menjalar menjadi infeksi umum. Tetapi diagnose
tingkah laku bayi sering merupakan tanda infeksi umum. Perubahan tersebut
antara lain malas menetek, gelisah, suhu tubuh meningkat, frekuensi Pernapasan
meningkat, muntah, diare dan berat badan mendadak turun (Proverawati &
BBLR dari bahaya infeksi. Oleh karena itu bayi BBLR tidak boleh kontak dengan
penderita infeksi dalam bentuk apapun. Digunakan masker dan baju khusus dan
penanganan bayi, perawatan muka tali pusat, perawatan mata hidung, kulit,
34
tindakan aseptis dan antiseptik alat alat yang digunakan, isolasi pasien, jumlah
antibiotik yang tepat. Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi, karena daya
tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu upaya preventif dapat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
e. Pemberian Oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR akibat tidak adanya alveoli dan Surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan
dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi
kematian selain itu bayi BBLR tidak dapat beradaptasi dengan asfiksia yang
terjadi selama proses kelahiran sehingga dapat lahir dengan Asfiksia perinatal.
35
sehingga tidak dapat memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya diperoleh
dari plasenta. Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas segera
Pernapasan dengan menepuk atau menjentik Tumit. Tindakan ini gagal dilakukan
ventilasi intubasi Indotrakheal, pijatan jantung dan pemberian oksigen dan selama
pemberian intake dicegah terjadinya aspirasi. Dengan tindakan ini dapat dicegah
1. Pengertian
keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi) diletakkan secara tegak atau
vertical di dada, antara kedua payudara ibu (ibu telanjang dada) sehingga terjadi
kontak antara kulit ibu dan bayi dengan tujuan bayi memperoleh panas melalui
proses konduksi.
Bogata pada tahun 1983 yaitu suatu metode perawatan bayi baru lahir dengan
36
meletakkan bayi diantara kedua payudara ibu Sehingga terjadi kontak langsung
sesegara mungkin setelah kondisi bayi stabil, ibu bersdeia dan telah mengerti
tentang PMK. Saat pertama kali ibu melakukan PMK merupakan saat terpenting
menentukan keberlanjutan PMK. Pada saat itu ibu membutuhkang waktu dan
perhatian tenaga kesehatan yang mendampinginya. Bila berat lahir bayi 1800
gram atau lebih (usia kehamilan 32-34 minggu) tanpa masalah media berat,
umumnya PMK dapat segera dilakukan. Pada bayi dengan berat lahir <1800 gram
(usia kehamilan <32 minggu) sering sekali ditemukan masalah yang terkait
prematuritasnya sehingga PMK tidak dapat segera dilakukan. Bila bayi perlu
terbaik untuk menjaga bayi tetap hangat dalam proses transport (Suryani, 2020 :
36).
37
a. PMK intermiten 37
minimal 1 jam)
tergantung dari kebutuhan dan masalah yang ada. Selain itu juga
b. PMK kontinu
yaitu prolonged skin to skin contact dan short term skin to skin contact
PMK adalah bayi BBLR dengan berat lahir ≤ 1800 gram, tidak ada
38
kondisi kesehatan bayi stabil dan ibu siap untuk melakukannnya Pada
f. Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyangga bayi.
bayinya dalam posisi tegak lurus di dada ibu (skin to skin contact) seperti
kanguru.
Catatan : bila ibu tidak mempunyai baju kanguru, bayi diposisikan terlebih
a. Bayi harus berada diantara payudara ibu dalam posisi tegak. Kepala
harus menghadap ke satu sisi dan dalam posisi yang sedikit ekstensi.
Posisi kepala sedikit ekstensi untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka
b. Pinggul dan kaki harus tertekuk dan dalam posisi "katak" seperti pada
gambar.
Gambar 1
Posisi Bayi Pada Metode Kangguru
d. Dada bayi harus sejajar dengan dada ibu. Pernapasan Ibu merangsang
punggung bayi, topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan
jari-jari lainnya.
membersihkan dan merawat tali pusat serta pemeriksaan klinis, hal – hal tersebut
Bayi dimandikan dengan air cukup hangat (37°C) dengan waktu yang
beraktivitas.Hal penting adalah ibu tetap menjaga kebersihan diri dan cuci tangan
serta menjaga lingkungan tenang dan tetap menyusui bayi. Ketika tidur dan
istirahat, ibu masih dapat melakukan PMK dengan cara berbaring setengah duduk
Bagi ibu yang menyusui harus mendapatkan gizi/nutrisi yang baik untuk
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
Menurut Afrida dan Niluh, (2022 : 20) tanda dan gejala hipotermi adalah
sebagai berikut :
b. Hipoglikemi
c. Hiperglikemi sementara
d. Bradikardia
g. Letargi, hipotonu
9. ASI Eksklusif
Air Susu lbu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan
terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi
perkembangan bayi yang optimal. ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang
dapat diberikan kepada bayi, dalam keadaan miskin mungkin merupakan hadiah
menyelamatkan jiwanya. Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara
42
eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI
kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman,
kecuali obat dan vitamin. Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang
hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja
merupakan isu global. Pada masa pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak diberi
ASI ternyata memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk menderita hipertensi,
jantung, kanker, obesitas, diabetes dan lainnya (Afrida dan Niluh, 2022 : 18 – 19).
Pemberian ASI on demand yaitu dimana ibu memberikan ASI nya setiap
bayi meminta dan tidak berdasarkan jam. Sangat penting karena pada mulanya,
bayi menyusu secara tidak teratur, tetapi setelah satu atau dua minggu pola
menyusuinya sudah teratur. Jenjang waktu menyusui pada bayi biasanya dua-tiga
jam sekali. Dan pola ini tidak akan menimbulkan masalah seperti terjadinya
adanya masalah pada ibu dan bayi (Febriningsih, dkk. 2013 : 2).
43
untuk mengevaluasi ibu dan bayi baru lahir. Data dasar ini termasuk riwayat
meninjau Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. (Rahma P, 2013)
adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan yang
nomenklatur.
Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa saat ini. Langkah ini
sangat penting dalam perawatan kesehatan yang aman. Dalam hal ini bidan
Kewaspadaan.
dievaluasi. Beberapa data mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus
yang sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah informasi/ data dasar yang
tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi apa sudah terlihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang
tersebut yaitu tentang apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, penyuluhan,
masalah psikologi bila diperlukan. Dengan perkataan lain, asuhan terhadap klien
tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan
kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh
bidan dan wanita tersebut yang pada akhirnya akan melaksanakan rencana
tersebut. Oleh krena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana
bidan atau sebagian oleh orang tua, bidan atau anggota tim kesehatan lainnya, jika
dokter dan keterlibatannya dalam manajemen asuhan bagi pasien yang mengalami
45
dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan tersebut. (Rahma P. 2013)
pelaksanaannya efektif dan dianggap tidak efektif jika tidak efektif. Ada
(Rahma P. 2013).
E. Pengkajian
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari
1. Data Subjektif
a. Identitas pasien
Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan seharihari
b. Keluhan utama
bayinya.
4) Riwayat Obstetri
meliputi PB, BB, Penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk
a) Pola intakenutrisi
dikonsumsi oleh bayi baru lahir dan diberikan secara dini adalah
ASI.
47
b) Pola eliminasi
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Suhu bayi
pengukuran diaksila.
2) Nadi
3) Pernafasan
4) Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk diukur secara
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
48
2) Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi cukup
telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang
3) Mata
kebutaan.
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan
rangsangan.
5) Leher
6) Dada
tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah
8) Perut
9) Anogenetalia
skrotum.
10) Ekstremitas
11) Punggung
12) Kulit
13) Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan
(Rahma P, 2013).
G. PLANNING (P)
Suatu perencanaan yang akan dilakukan untuk menangani kasus yang telah
H. PENALAKSANAAN
3. Berikan penjelasan tentang bayi berat lahir rendah pada ibu dan keluarga.
6. Melakuakan PMK
I. EVALUASI
dan diagnosis. Evaluasi merupakan tahapan akhir dari asuhan kebidanan yang
penting guna mengetahui sejauh mana kemajuan dan keberhasilan telah dicapai
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Kunjungan Awal
1. Data Subjektif
a. Identitas/ Biodata
1) Identitas anak
Anak Ke :2
Alamat : Margodadi RK 4
b. Alasan Kunjungan
52
53
Penolong : Bidan
Panjang Badan : 47 cm
keturunan lahir kembar dan bibir sumbing selain itu juga tidak ada
jernih
bayinya
6) Eliminasi
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
PB : 47 cm
LK : 32 cm
LD : 29 cm
RR : 43 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
basah
panggung
c. Ektreminitas
moro baik
3. Analisis
4. Penatalaksanaan
56
b. Pinggul dan kaki ditekuk dan dalam
posisi seperti katak
c. Lengan tangan dalam keadaan fleksi
Menopang pantat bayi dengan kain
gendong.
4 Ajarkan ibu teknik 25-01-22 Mengajarkan ibu teknik menyusui dengan 25-01-22 Ibu mengerti teknik menyusui
menyusui dengan benar. 08.52- benar yaitu : 09.00 –
09.00 a. Duduk dengan posisi santai dan tegak 09.02
WIB b. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan WIB
sedikit kemudian dioleskan pada Allysya Allysya
putting susu dan areola sekitarnya Nurul Nurul
c. Bayi dipegang dengan satu lengan, Ainy Ainy
kepala bayi diletakkan pada lengkung
siku ibu dan bokong bayi diletakkan
pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah atau bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu
d. Satu tangan bayi diletakkan
dibelakang badan ibu dan yang satu
didepan
e. Perut bayi menempel badan ibu,
kepala bayi menghadap payudara
f. Telinga dan lengan bayi terletak pada
satu garis lurus
g. Ibu menatap bayi dengan kasih
sayang
h. Tangan kanan menyangga payudara
kiri dan keempat jari dan ibu jari
menekan payudara bagian atas areola
i. Bayi diberi rangsangan untuk
membuka mulut (rooting reflek)
dengan cara menyentuh pipi dengan
putting susu atau menyentuh sisi
mulut bayi
57
j. Setelah bayi membuka mulut, dengan
cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan putting serta
areola dimasukkan ke mulut bayi
k. Melepas isapan bayi
l. Setelah menyusui pada satu payudara
sampai terasa kosong, sebaiknya
diganti menyusui pada payudara yang
lain.
d. Setelah selesai menyusui biasakan
untuk menyendawakan bayi
5 Anjurkan ibu untuk 25-01-22 Menganjukan kepada ibu untuk 25-01-22 Ibu akan mengikuti ajuran yang
memberikan ASI ekslusif 09.05 – memberikan ASI ekslusif kepada bayi 09.10 - diberikan
on demand 09.10 sesering mungkin tanpa tarjadwal (on 09.12
WIB demand) atau berikan ASI sesuai dengan Allysya WIB Allysya
keinginan bayi agar nutrisi bayi dari ASI Nurul Nurul
tetap terpenuhi. Ainy Ainy
6 Anjurkan ibu 25-01-22 Menganjurkan ibu mengkonsumsi sayur 25-01-22 Ibu bersedia untuk
mengkonsumsi sayuran 09.12 – hijau dan buah-buahan untuk 09.20 - mengkonsumsi sayur hijau dan
hijau dan buah-buahan 09. 20 Memperlancar pengeluaran Asiekslusif Allysya 09.22 buah-buahan Allysya
WIB Nurul WIB Nurul
Ainy Ainy
7 Anjurkan ibu untuk mejaga 25-01-22 Menganjurkan ibu untuk menjaga 25-01-22 Ibu bersedia menjaga
kebersihan diri dan 09.22- kebersihan bayi dan ibu. 09.30 - kebersihannya
bayinya 09.30 Allysya 09.32
WIB Nurul WIB Allysya
Ainy Nurul
Ainy
8 Informasikan ibu untuk 25-01-22 Menginformasikan ibu untuk mencuci 25-01-22 Ibu paham dan mengerti apa
mencuci tangan sebelum 09.32 – tangan sebelum dan sesudah menyentuh 09.40 – yang sudah dijelaskan
dan sesudah menyentuh 09.40 bayi. untuk pencegahan infeksi terhadap 09.42
bayi. WIB bayi. Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
58
Ainy Ainy
9 Kunjungan ulang 25-01-22 Melakukan kunjungan ulang pada 8 25-01-22 Ibu bersedia akan melakukan
09.42- Febuari 2020 09.50 - kunjungan ulang
09.50 09.52
WIB Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
59
60
B. Catatan Perkembangan I
1. Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah pernah diajarkan teknik kangguru dan bayi sudah
diberikan ASI sesering mungkin tetapi daya hisap bayi masih lemah, dan
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
RR : 41 x/menit
Suhu : 36,5˚C
BB : 2500 gram
PB : 48 cm
3. Analisis
4. Penatalaksanaan
Diagnosa : By. Ny. E usia 7 hari lahir spontan pervaginam dengan BBLR
Pelaksanaan Evaluasi
No Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Evaluasi Tindakan Paraf
(Tgl/Jam) (Tgl/Jam)
1 Jelaskan pada ibu kondisi 01-02-22 Menjelaskan kepada ibu hasil 01-02-22 Ibu mengerti dengan kondisi
anaknya 10.00 – pemeriksaan umum dan tanda-tanda vital 10.05- bayinya
10.05 Keadaan umum : Baik 10.07
WIB Berat Badan : 2500 gram Allysya WIB Allysya
Tanda-tanda vital : Nurul Nurul
Suhu : 36,5°c Ainy Ainy
RR : 41 kali/menit
Nadi : 136 kali/menit
2 Berikan injeksi HB0 01-02-22 Memberikan injeksi HB0 kepada bayi 01-02-22 Ibu mengatakan selama di rumah
10.07 - dibagian paha kanan atas bagian lateral 10.15 - sakit belum diberi imunisasi
10.15 dengan dosis 0,5 ml. 10.16 HB0
WIB Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
3 Beritahu ibu tanda-tanda 01-02-22 Menjelaskan kepada ibu tanda bayi 01-02-22 Ibu mengerti tanda bayi
bayi Hipotermi 10.16- terkena hipotermi yaitu suhu <36.5°c, 10.20- hipotermi
10.20 kulit pucat dan terasa dingin jika 10.21
WIB disentuh, menggigil,dll Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
4 Anjurkan ibu untuk 01-02-22 Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga 01-02-22 Ibu selalu menjaga kehangatan
Menjaga kehangatan suhu 10.21- kehangatan suhu tubuh bayi dengan 10.28- suhu tubuh bayi dengan teknik
tubuh bayi dengan 10.28 teknik kangguru seperti yang sudah 10.29 kangguru
melanjutkan teknik WIB diajarkan Allysya WIB Allysya
Kanguru. Nurul Nurul
61
61
Ainy Ainy
5 Anjurkan Ibu untuk tetap 01-02-22 Ajurkan ibu untuk mengkonsumsi sayur 01-02-22 Ibu sudah mengkonsumsi buah
mengkonsumsi Sayuran 10.29- hijau dan buah-buahan untuk 10.35 - dan sayur setiap hari
hijau dan memperbanyak 10.35 memperlancar pengeluaran Asi. Allysya 10.36 Allysya
minum air putih WIB Nurul WIB Nurul
Ainy Ainy
6 Anjurkan ibu untuk tetap 01-02-22 Menganjurkan ibu untuk melanjutkan 01-02-22 Ibu mengerti dan akan
memberikan ASI ekslusif 10.36- pemberian ASI ekslusif kepada bayi 10.40- melanjutkan pemberian ASI
secara on demand atau 10.40 sesering mungkin tanpa tarjadwal (on 10.41 secara on demand
setiap bayi meminta. WIB demand) atau berikan ASI sesuai dengan Allysya WIB Allysya
keinginan bayi agar nutrisi bayi dari ASI Nurul Nurul
tetap terpenuhi. Ainy Ainy
7 Sarankan ibu untuk mejaga 01-02-22 Menganjurkan ibu tetap mejaga 01-02-22 Ibu mengerti apa yang sudah
kebersihan diri dan 10.41- kebersihan diri dan bayinya setiap hari 10.47- dianjurkan
bayinya 10.47 untuk mencegah infeksi pada bayi yaitu 10.48
WIB mencuci tangan sesudah dan sebelum WIB
menyentuh bayi, mandi 2x sehari dan Allysya Allysya
mengganti popok bayi jika bayi BAB atau Nurul Nurul
BAK Ainy Ainy
8 Beritahu ibu akan 01-02-22 Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan 01-02-22 Ibu bersedia dikunjungi kembali
dilakukan kunjungan 10.48- kunjungan ulang pada tanggal 31 Januari 10.50-
ulang. 10.50 2022. 10.56
WIB Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
62
62
63
C. Catatan Perkembangan II
Data ini diambil pada tanggal 09 Februari 2022, pada pukul 15.10 Wib
63
1. Data Subyektif
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
RR : 44 x/menit
Suhu : 36,8˚C
BB : 2600 gram
PB : 46,6 cm
3. Analisis
4. Penatalaksanaan
Diagnosa : By. Ny. E usia 14 hari lahir spontan pervaginam dengan BBLR
Pelaksanaan Evaluasi
No Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Evaluasi Tindakan Paraf
(Tgl/Jam) (Tgl/Jam)
1 Evaluasi keadaan bayi 09-02-22 Mengevalusi keadaan bayi 09-02-22 Ibu mengerti dengan kondisi
15.10- Keadaan umum : Baik 15.18- bayinya
15.18 Berat Badan : 2600 gram 15.19
WIB Tanda-tanda vital : WIB
Suhu : 36,8°c Allysya Allysya
RR : 44 kali/menit Nurul Nurul
Nadi : 130 kali/menit Ainy Ainy
2 Sarankan ibu kembali 09-02-22 Ibu tetap menjaga kehangatan suhu 09-02-22 Ibu melakukan asuhan sesuai
untuk tetap Menjaga 15.19- tubuh bayi yaitu dengan melanjutkan 15.25- yang diajarkan
kehangatan suhu tubuh 15.25 teknik Kangguru setiap harinya. 15.26
bayi dengan melanjutkan WIB Allysya WIB Allysya
teknik Kanguru. Nurul Nurul
Ainy Ainy
3 Pemantauan suhu 09-02-22 Lakukan pemantauan suhu dan pantau 09-02-22 Ibu paham dan akan memantau
15.26- berat badan bayi 15.30- suhu serta berat badan bayi
15.30 15.31
WIB Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
4 Evaluasi ibu tetap 09-02-22 Sarankan ibu untuk selalu memberijan 09-02-22 Ibu paham dan akan menjaga
melanjutkan pemberian 15.31- ASI ekslusif kepada bayi sesering 15.37- kebersihan diri dan bayinya
ASI ekslusif secara on 15.37 mungkin tanpa tarjadwal (on demand) 15.38
demand. WIB atau berikan ASI sesuai dengan keinginan Allysya WIB Allysya
bayiagar nutrisi bayi dari ASI tetap Nurul Nurul
64
64
terpenuhi. Ainy Ainy
5 Sarankan kembali ibu tetap 09-02-22 Sarankan ibu untuk terus menjaga 09-02-22
menjaga kebersihan ibu 15.38- kebersihan diri dan bayinya setiap hari 15.45-
dan bayi 15.45 untuk mencegah infeksi pada bayi yaitu 15.46
WIB mencuci tangan sesudah dan sebelum WIB
menyentuh bayi, mandi 2x sehari dan
mengganti popok bayi jika bayi BAB atau
BAK
Allysya Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
65
65
66
Data ini diambil pada tanggal 16 Februari 2022 pukul 09.00 Wib
66
1. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayi dalam keadaan baik dan ibu selalu melakukan asuhan
yang sudah diajarkan, dan ibu mengatakan berat badan bayi sudah terlihat
bertambah.
2. Objektif
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
RR : 42 x/menit
Suhu : 37˚C
BB : 2700 gram
PB : 48 cm
3. Analisis
4. Penatalaksanan
67
5 Berikan Edukasi 16-02-22 Edukasi kebutuhan nutrisi bayi (gizi 16-02-22 Ibu akan mengikuti apa yang
pemberian ASI selama 2 09.28- seimbang) kepada ibu, Usahakan bayi 09.35- telah diedukasi
tahun dan Gizi seimbang 09.35 tetap diberikan ASI hingga 6 bulan atau 09.36
WIB sampai 2 tahun agar nutrisi bayi dari ASI Allysya WIB Allysya
tetap terpenuhi.Saat bayi sudah berusia 6 Nurul Nurul
bulan boleh diberikan makanan Ainy Ainy
tambahan atau MPASI agar memperoleh
asupan nutrisi yang sesuai dan baik
untuk masa pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
6 Srankan ibu untuk rutin 16-02-22 Menyarankan ibu untuk rutin mengikuti 16-02-22 Ibu mengerti dan akan rutin
mengikuti kegiatan 09.36- kegiatan posyandu untuk mendapatkan 09.40- mengikuti kegiatan posyandu
posyandu. 09.40 pengawasan tumbuh kembang anak. 09.41
WIB Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
7 Informasikan ibu untuk 16-02-22 Menginforasikan ibu untuk kunjungan ke 16-02-22 Ibu mengerti dan akan
kunjungan ulang 09.41- PMB setiap tanggal 15 untuk 09.45- melakukan kunjungan setap
09.45 memberikan imunisasi dasar kepada 09.46 tanggal 15
WIB bayi. Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
68
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada bayi diperoleh hasil pengkajian
klien secara lengkap. Asuhan kebidanan bayi baru lahir yang dilakukan kepada
By. Ny. E dilakukan pengumpulan data dasar berupa data subyektif dan data
obyektif, dari anamnesa diketahui bahwa By. Ny. E usia 3 hari ibu mengatakan
bayi tidak menghisap dengan kuat dan bayi belum diberikan imunisasi Hb0. Pada
awal kunjungan dilakukan anamnesa terhadap By. Ny. E ibu mengatakan ingin
melakukan imunisasi HB0 dan penimbangan BB. Dilakukan pemberian HB0 dan
ibu untuk menjaga kehangatan suhu tubuh bayi, dan memberikan asi eksklusif
secara on demand, menjaga keberihan ibu dan bayi, dan anjuran tersebut bisa
Hasil pemeriksaan pada By. Ny. E diperoleh keadaan umum baik, TTV
dalam batas normal namun berat badan bayi rendah. Masalah dari kasus By. Ny. E
yaitu BBLR hal ini ditunjukkan dari data subjektif yang didapatkan yakni berat
badan bayi kurang dari berat badan bayi lahir normal. Berdasarkan teori yang ada
bahwa bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir
kurang dari atau sama dengan 2.500 gram dengan usia kehamilan < 38 minggu
(Nurlaila dan Eka, 2019 : 1). Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah
kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain.
69
70
didapatkan hasil yaitu By. Ny. E dengan BBLR. Pelaksanaan kasus By. Ny. E
dengan menjelaskan pada ibu kondisi anaknya, memberi ibu tanda-tanda bayi
Hipotermi, menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dengan
Sayuran hijau dan memperbanyak minum air putih, menganjurkan ibu untuk tetap
memberikan ASI ekslusif secara on demand atau setiap bayi meminta. Sarankan
ibu untuk mejaga kebersihan diri dan bayinya. PMK merupakan cara sederhana
untuk meningkatkan angka harapan hidup bayi BBLR dan Prematur (Suparta,
suhu tubuh bayi dengan melanjutkan teknik Kanguru, menganjurkan Ibu untuk
menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif secara on demand atau
setiap bayi meminta, menyarankan ibu untuk mejaga kebersihan diri dan bayinya.
tetap menjaga kehangatan suhu tubuh bayi. Memberikan pujian ibu karna telah
dan Gizi seimbang, menyarankan ibu untuk rutin mengikuti kegiatan posyandu.
71
Tanggal 01februari 2022 berat badan 2.300 gram naik menjadi 2.500 gram
09 februari 2022, kemudian tanggal 16 Februari 2022 berat badan menjadi 2.700
gram dan ibu mengatakan berat badan bayi sudah terlihat bertambah.
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR
yang dilakukan pada Intan Romadhona tahun 2020 yang bertempatan di BPM
By. Ny. E adalah teknik kangguru, anjurkan ibu rutin memberikan Asi secara on
demand, anjurkan untuk ibu makan buah dan sayur, melakukan pijat bayi dan
suplai zat gizi ibu hamil, komplikasi kehamilan, paritas ibu danjarak kelahiran.
Bayi dengan BBLR dibutuhkan penanganan serius, karena pada kondisi tersebut
tubuhnya sehingga rentan mengalami kematian (Haryanto, dkk. 2017, hal 323).
PMK merupakan salah satu cara efektif untuk memenuhi kebutuhan dasar bayi
72
yaitu kehangatan, ASI, pencegahan infeksi, keselamatan dan juga kasih sayang
Jika berat badan bayi sudah ada peningkatan dan dalam batas normal
sesuai usia bayi maka bayi dinyatakan sudah tidak mengalami BBLR sehingga
pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus
sesuai dengan keluhan dan kebutuhan bayi, menjaga kehangatan suhu tubuh bayi
dengan teknik kangguru, anjurkan ibu rutin memberikan Asi secara on demand,
anjurkan untuk ibu makan buah dan sayur, melakukan pemantauan suhu bayi dan
menjaga kebersihan ibu serta bayinya sehingga saat berat badan bayi turun dapat
segera diminimali.
BAB V
A. Simpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir
rendan pada By. Ny. E Usia 3 hari dengan bayi berat lahir rendah, maka penulis
dialami, yaitu bayi baru lahir cukup bulan kecil untuk masa kehamilan (BBLR)
usia 3 hari. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital ditemukan hasil BB Lahir : 2300
Pada langkah interpretasi data diperoleh diagnose kebidanan yaitu By. Ny.
E usia 3 hari dengan BBLR. Masalah yang timbul adalah kelainan kognitif,
suplai zat gizi saat ibu hamil. Rencana asuhan kebidanan yang akan dilakukan
pada By. g adalah menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dengan teknik kangguru,
4x dan dicatat dalam catatan perkembangan dimulai dari tanggal 25 Januari 2022
bayi, menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dengan teknik kangguru, anjurkan ibu
rutin memberikan Asi secara on demand, anjurkan untuk ibu makan buah dan
73
74
sayur, melakukan pemantauan suhu bayi serta menjaga kebersihan ibu dan
bayinya.
hasil pemeriksaan bayi dengan bayi berat lahir rendah. Simpulan yang di peroleh
kangguru, memberikan Asi secara on demand, anjurkan untuk ibu makan buah
dan sayur, melakukan pemantauan suhu bayi serta menjaga kebersihan ibu dan
bayinya
B. Saran
Bagi lahan praktik dapat bermanfaat hasil asuhan ini diharapkan dapat
BBLR. Diharapkan juga agar institusi dapat menambah literatur atau referensi
3. Bagi keluarga
Secara praktis asuhan yang diberikan dapat mendorong ibu dan keluarga
Afrida, Baiq Ricca & Ni Putu Aryani. 2022. “Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah”. Jawa Tengah : PT Nasya Expanding
Management
Badan Pusat Statistik. 2021. Profil Statistik Kesehatan 2021. Bps.go.id. URL :
https://www.bps.go.id/publication/2021/12/22/0f207323902633342a1f6b01/
profil-statistik-kesehatan-2021.html . Diakses pada tanggal 17 Maret 2022.
Dwienda, Okta, Liva Maita, Eka Maya Saputri dan Rina Yulviana. 2014. Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak Prasekolah Untuk Para Bidan.
Yogyakarta : Deepublish
Haryanto, Chintya Putri, Siti Fatimah Pradigdo dan M Zen Rahfiluddin. 2017.
“Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi berat lahir
rendah (Bblr) Di Kabupaten Kudus”. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal) Volume 5, Nomor 1, Januari 2017
Herman. 2018. The Relationship Of Family Roles and Attitudes In Child Care
With Cases Of Caput Succedeneum In RSUD Labuang Baji, Makasar City
In 2018. Jurnal Inovasi Penelitian Volume 1 / Nomor 2 / Juli 2020. URL :
49-Article Text-117-2-10-20200709. Diakses tangal 13 Maret 2022
Kamila, Lia & Fina Elisa. 2020. “Perawatan metode Sebagai pengganti
Inkubator untuk bayi Prematur”. Jurnal soshum intensif. Vol 3 (1)
Noorbaya, Siti, Herni Johan, Ni Wayan Kurnia Widya Wati. 2020. Asuhan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta : Gosyen
Publishing
Nurlaila dan Riyanti E. 2019, Buku Panduan Perawatan Metode Kanguru,
Yogyakarta : Leutikaprio.
Proverawati, Atikah dan Cahyo Ismawatai Sulistyorini. 2017. Bayi berat lahir
rendah. Yoogyakarta : Nuha Medika
Sembiring Br, Juliana. 2019 .Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra
Sekolah. Jakarta: Depublish.
Suryani, Etti. 2020. Bayi Berat Lahir Rendah Dan Penatalaksanaannya. Jawa
Timur : Strada Press
No Hari/tanggal Kegiatan
1. Rabu, 01 Menajarkan ibu teknik menyusui
Februari 2022