Anda di halaman 1dari 95

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN BAYI

BERAT LAHIR RENDAH DI DESA MARGODADI


KECAMATAN TUMIJAJAR TULANG
BAWANG BARAT

Oleh:
ALLYSYA NURUL AINY
NIM. 1915471070

LAPORAN TUGAS AKHIR


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIII KEBIDANAN METRO
2022
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN BAYI BERAT
LAHIR RENDAH DI DESA MARGODADI KECAMATAN
TUMIJAJAR TULANG
BAWANG BARAT

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya


Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan Metro
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Oleh:
ALLYSYA NURUL AINY
NIM: 1915471070

LAPORAN TUGAS AKHIR


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIII KEBIDANAN METRO
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN BAYI BERAT LAHIR


RENDAH DI DESA MARGODADI KECAMATAN TUMIJAJAR
TULANG BAWANG BARAT

Penulis
Allysya Nurul Ainy / NIM. 1915471070

LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DISETUJUI


UNTUK DIUJIKAN PADA UJI SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR
TANGGAL : 2022

Oleh :

Pembimbing Utama

Yuliawati, S.Pd., M.Kes


NIP. 196207151984022001

Pembimbing Pendamping

Prasetyowati, S.Pd., M.Kes


NIP.197004041989012001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN


LAHIR RENDAH DI DESA MARGODADI KECAMATAN
TUMIJAJAR TULANG BAWANG BARAT

Penulis
Allysya Nurul Ainy / NIM. 1915471070

LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DIUJI OLEH TIM PENGUJI


UJIAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
PADA TANGGAL : 2022

MENGESAHKAN

TIM PENGUJI

TANDA TANGAN

Ketua : Yoga Triwijayanti, SKM., MKM ........................................


NIP. 198005142002122003

Anggota I : Yuliawati, S.Pd., M.Kes ........................................


NIP.1962071 519840 22001

Anggota II : Prasetyowati, S.Pd., M.Kes ........................................


NIP. 1970040 4198901 2001

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro

Islamiyati, AK., MKM


NIP. 19720403199302200

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Allysya Nurul Ainy

NIM : 1915471070

Program Studi : Prodi DIII Kebidanan Metro

Dengan ini menyatakan bahwa hasil Laporan Tugas Akhir saya dengan judul :

“Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah di Desa

Margodadi Kecamatan Tumijajar Tulang Bawang Barat” Bukan merupakan hasil

karya orang lain (Plagiat) dan benar – benar karya asli saya. Bilamana di

kemudian hari di temukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya

bersedia di tuntut dan di proses dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini di buat dengan sesungguhnya dengan sebenar-benarnya.

Metro, 2022
Yang menyatakan

Matrai 10000

ALLYSYA NURUL AINY


NIM. 1915471070

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua berkat dan rahmatNya

sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan

Kebidanan Pada Bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah”sebagai salah satu syarat

menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi DIII

Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.

1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Tanjungkarang, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas

Akhir ini.

2. Dr. Sudarmi, S.S.T., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Tanjungkarang yang telah memberikan kesempatan menyusun

Laporan Tugas Akhir ini.

3. Islamiyati, AK., MKM selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro

Politeknik Kesehatan Tanjungkarang yang telah memberikan kesempatan

menyusun Laporan Tugas Akhir ini dan selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat

terselesaikan.

4. Prastyowati, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan sehingga LTA ini dapat terlaksanakan.

5. Yoga Triwijayanti, SKM., MKM selaku penguji utama yang telah

memberikan masukan dalam perbaikan LTA ini.

6. Siti Qhairiyah, S.Tr., Keb yang telah memberikan kesempatan untuk

melakukan penyusunan LTA di BPS Siti Qhairiyah, S.Tr., Keb di Margodadi

v
Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Ibu F atas

kerjasamanya yang baik

7. Ayah, Ibu, Nenek dan adikku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu

diberikan sehingga LTA ini selesai pada waktunya.

8. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam

ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala

amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi

semua pihak yang memanfaatkan.

Metro, Febuari 2022

Penulis

vi
BIODATA PENULIS

A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Allysya Nurul Ainy
NIM : 1915471070
Program Studi : D III Kebidanan Metro
Tempatdan Tanggal Lahir : Seputih Banyak, 12 Januari 2002
Agama : Islam
Email : allysyan12@gmail.com
Hp : 085273006045
Alamat : Jl. Sidokayo, Kecamatan Abung Tinggi
Kabupaten Lampung Utara, RT/RW
003/005

B. Riwayat Pendidikan
Taman Kanak-Kanak : TK Bina Insani Sidokayo
Sekolah Dasar : SD Negeri 2 Sidokayo
Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 3 Bukit Kemuning
Sekolah Menengah Atas : SMK Muhammadiyah 3 Metro Lulus
Tahun 2019
D-III Kebidanan : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
Prodi DIII Kebidanan Metro Tahun 2019-
2022

vii
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN METRO
Laporan Tugas Akhir, 2022
Allysya Nurul Ainy : 1915471070

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. E dengan Bayi Berat Lahir Rendah di Desa
Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat

RINGKASAN

Setiap bayi baru lahir berpotensi terjadinya berat bayi lahir rendah
sehingga pemerintah mengeluarkan program untuk menganjurkan kunjungan
minimal enam kali selama ANC yang bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu dan
janin mendeteksi secara dini adanya komplikasi terhadap ibu dan janin. Kejadian
BBLR di TPMB Siti Qhoriyah yaitu 7% dari 10 anak pada bulan januari-februari
salah satunya pada By. Ny E. Hasil pengkajian anak kedua, dengan Bayi Berat
Lahir Rendah 2300 gram, Sehingga diagnosa By. Ny. E dengan Bayi berat lahir
rendah. Masalah potensial Hipotermi. Rencana asuhan yaitu memberikan asuhan
kebidanan dan mengajarkan tekhnik menyusui yang benar dan mengajarkan
tekhnik kanguru.
Penatalaksanaan Asuhan kebidanan ini dilakukan 4 kali kunjungan
kunjungan I dilakukan pada 25 januari 2022 dengan melakukan pemeriksaan fisik
dan antropometri, mengajarkan tekhnik menyusui yang benar, menganjurkan
untuk menjaga kehangatan suhu bayi dengan tekhnik kanguru, menganjurkan ibu
mengkonsumsi sayur dan buah. Kunjungan II pada tanggal 01 februari 2022 yaitu
menganjurkan untuk menjaga kehangatan suhu bayi dengan tekhnik kanguru,
serta menganjurkan untuk tetap memberikan ASI ekslusif. kunjungan III tanggal
09 februari 2022 evaluasi keadaan bayi, pemantauan suhu, serta mengevaluasi ibu
pemberian asi ekslusif. Kunjungan IV tanggal 16 Februari 2022 evaluasi keadaan
bayi, memberikan pujian kepada ibu karna telah membantu memantau
perkembangan anaknya, edukasi pemberian asi selama 2 tahun dan gizi seimbang,
menyarankan ibu untuk rutin mengikuti posyandu.
Evaluasi asuhan kebidanan yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan
didapatkan hasil pemeriksaan kunjungan awal pada bayi Ny. E yaitu bayi berat
lahir rendah 2300 gr, dan setelah kunjungan ke 4 telah ada perubahan sehingga
BB sudah bertambah 400 gr menjadi 2700 gr.
Simpulan setelah dilakukan asuhan, masalah BBLR pada bayi Ny. E dapat
teratasi, Saran bagi ibu yaitu untuk memberikan ASI secara on demand, menjaga
kehangatan suhu tubuh bayi dan melakukan Asuhan lainnya seperti yang sudah
dianjurkan sehinnga masaah BBLR pada By. Ny. E teratasi.

Kata Kunci : BBLR


Daftar Bacaan : 18 (2017-2022)

viii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Persetujuan........................................................................................ ii
Halaman Pengesahan........................................................................................ iii
Surat Pernyataan Keaslian................................................................................ iv
Kata Pengantar.................................................................................................. v
Biodata Penulis................................................................................................. vii
Ringkasan......................................................................................................... viii
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Tabel...................................................................................................... xi
Daftra Gambar.................................................................................................. xii
Daftar Lampiran................................................................................................ xiii
Daftar Singkatan............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah........................................................... 4
C. Tujuan Penyusunan LTA .................................................. 5
D. Ruang Lingkup................................................................... 5
E. Manfaat ............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Bayi Baru Lahir.................................................................. 7
1. Pengertian Bayi Baru Lahir......................................... 7
2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal............................... 7
3. Tahapan Bayi Baru Lahir............................................ 9
4. Tanda – Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir ........... 10
5. Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir.............................. 12
6. Berat Badan Bayi Baru Lahir ..................................... 13
7. Prinsip Penanganan Bayi Baru Lahir ......................... 13
B. Bayi Baru Lahir Rendah.................................................... 15
1. Pengertian.................................................................... 15
2. Penyebab Terjadinya BBLR........................................ 16
3. Gambaran Klinis BBLR Kurang Bulan...................... 17
4. Gambaran Klinis BBLR dengan Kecil Masa
Kehamilan
.....................................................................................
.....................................................................................
17
5. Perbedaan antara Bayi Baru Lahir Normal dengan
BBLR
.....................................................................................
.....................................................................................
18

ix
6. Komplikasi Pada BBLR.............................................. 19
7. Perawatan dan Pemantauan Monitoring Bayi BBLR.. 20
8. Penatalaksanaan Umum Pada Bayi BBLR ................. 29
C. Perawatan Metode Kangguru............................................. 35
1. Pengertian.................................................................... 35
2. Dampak Positif Metode Kangguru.............................. 35
3. Tipe Perawatan Metode Kangguru.............................. 37
4. Cara Melakukan Metode Kangguru............................ 38
5. Posisi Bayi Pada Metode Kangguru (PMK)
.....................................................................................
.....................................................................................
39
6. Merawat Bayi Dalam Posisi Metode Kangguru
.....................................................................................
.....................................................................................
40
9. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pada Ibu Nifas
.....................................................................................
.....................................................................................
40
10. Tanda dan Gejala Hipotermi
.....................................................................................
.....................................................................................
41
11. ASI Eksklusif
.....................................................................................
.....................................................................................
41
C. Tinjauan Asuhan Kebidanan.............................................. 43
D. Pengkajian.......................................................................... 45
E. Analisa Data (A)................................................................ 50
F. Planning (P)........................................................................ 50
G. Penalaksanaan ................................................................... 50
H. Evaluasi ............................................................................. 51

BAB III ASUHAN KEBIDANAN


A. Kunjungan Awal................................................................ 52
1. Data Subjektif.............................................................. 52
2. Data Obyektif............................................................... 54
3. Assesment.................................................................... 55
4. Penatalaksanaan........................................................... 55
B. Catatan Perkembangan I ................................................... 60
1. Data Subjektif.............................................................. 60
2. DataObyektif................................................................ 60
3. Assesment.................................................................... 60
4. Penatalaksanaan........................................................... 60
C. Catatan Perkembangan II................................................... 63
1. Data Subjektif.............................................................. 63

x
2. DataObyektif................................................................ 63
3. Assesment.................................................................... 63
4. Penatalaksanaan........................................................... 63
D. Catatan Perkembangan III.................................................. 66
1. Data Subjektif.............................................................. 66
2. DataObyektif................................................................ 66
3. Assesment.................................................................... 66
4. Penatalaksanaan........................................................... 66

BAB IV PEMBAHASAN....................................................................... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan............................................................................ 73
B. Saran................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Tanda Apgar.............................................................................. 9

Tabel 2 Lembar Implementasi................................................................ 56

Tabel 3 Lembar Implementasi Catatan Perkembangan I....................... 61

Tabel 4 Lembar Implementasi Catatan Perkembangan II...................... 64

Tabel 5 Lembar Implementasi Catatan Perkembangan III..................... 67

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Posisi Bayi Pada Metode Kangguru.......................................... 39

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Informed Consent

Lampiran 2 Izin Lokasi Pengambilan Studi Kasus

Lampiran 3 Daftar Kunjungan

Lampiran 3 Lembar Konsultasi

xiv
DAFTAR SINGKATAN

ANC : Antenatal Care

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

BY : Bayi

CM : Sentimeter

HB0 : Hepatitis B0

IRT : Ibu Rumah Tangga

Kg : Kilogram

KMC : Kangaroo Mother Care

KMK : Kecil Masa Kehamilan

LD : Lingkar Dada

LK : Lingkar Kepala

MPASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu

NKB : Neonatus Kurang Bulan

NY : Nyonya

PB : Panjang Badan

PMB : Praktek Mandiri Bidan

POSYANDU : Pos Pelayanan Terpadu

RR : Respiratory Rate

xv
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SOAP : Subjektif Objektif Assesment Plann

SC : Seksio Sesarea

TN : Tuan

TTV : Tanda Tanda Vital

UUB : Ubun Ubun Besar

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu upaya yang

dianjurkan pemerintah untuk mencegah berat bayi lahir rendah (BBLR) dan

bayi lahir cacat. Pelayanan antenatal harus dilakukan oleh ibu hamil, agar

kondisi ibu dan janin dapat dikontrol dengan baik. Pemeriksaan antenatal

adalah pemeriksaan kehamilan yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap

penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya adalah untuk menjaga agar ibu

hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan

selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat sehingga terhindar dari BBLR

(Trisnawati, dkk. 2018 : 250).

Bayi berat lahir rendah didefinisikan sebagai neonatus yang lahir

terlalu kecil yaitu bayi yang lahir terlalu kecil yang lahir dengan berat badan

antara 500 gram sampai kurang dari 2500 gram (Daswati, 2021 : 11).

Beberapa penyebab terjadinya BBLR diantaranya adalah ibu hamil

mengalami kekurangan energi kronis (KEK), mengalami anemia, kurangnya

suplai zat gizi ibu hamil, komplikasi kehamilan, paritas ibu danjarak

kelahiran. Bayi dengan BBLR dibutuhkan penanganan serius, karena pada

kondisi tersebut bayi mudah mengalami hipotermi dan belum sempurna

pembentuakan organ tubuhnya sehingga rentan mengalami kematian

(Haryanto, dkk. 2017 : 323).

1
2

BBLR memiliki dampak yang cukup serius dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan pada bayi baru lahir. Pada BBLR memiliki

resiko yang lebih besar untuk mengalami gangguan perkembangan kognitif

seperti retardasi mental. Selain itu pada bayi BBLR yang disebabkan oleh

premature, kondisi paru-paru yang belum sepenuhnya matur membuat BBLR

tersebut beresiko mengalami asfiksia. BBLR juga memiliki system imun yang

kurang baik dibandingkan pada bayi dengan berat normal sehingga lebih

mudah mengalami infeksi yang dapat mengakibatkan kesakitan atau bahkan

kematian (Perwiraningtyas, dkk. 2020 : 213).

Bayi berat lahir rendah membutuhkan bantuan yang lebih intensif

dan waktu yang lebih lama untuk penyesuaian kehidupan di luar rahim dan

juga memerlukan bantuan untuk tetap hangat dan mendapatkan ASI yang

cukup untuk pertumbuhannya. Satu cara untuk menolong bayi mendapatkan

kebutuhan ini adalah menjaga bayi tetap kontak kulit secara langsung dengan

ibunya (Daswati, 2021 : 11).

Bayi berat lahir rendah merupakan salah satu masalah kesehatan

yang memerlukan perhatian khusus di berbagai negara terutama pada negara

berkembang atau negara dengan sosio-ekonomi rendah. Menurut data badan

kesehatan dunia WHO (World Health Organization), menyatakan bahwa

prevalensi bayi dengan berat lahir rendah di dunia yaitu 15,5% atau sekitar 20

juta bayi yang lahir setiap tahun, sekitar 96,5% diantaranya terjadi di negara

berkembang (WHO, 2018).

Menurut Riskesdas 2013, Di Indonesia persentasenya BBLR tahun

2013 sebesar 10,2% lebih rendah dari tahun 2010 yaitu 11,1%. Persentase
3

BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi tengah (16,9%) dan terendah di

Sumatera Utara (7,2%) sedangkan di provinsi Banten angka kejadian BBLR

berdasarkan Riskesdas 2013 adalah sebesar 10,2% sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan BBLR tahun 2009 yaitu sebesar 10,5% (Trisnawati,

dkk. 2018 : 245-246).

Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang pernah

melahirkan anak lahir hidup dalam dua tahun terakhir dan anak lahir hidup

yang terakhir dilahirkan dengan bayi berat lahir rendah pada tahun 2021

sebesar 12, 27 %. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun

2019 dan 2020. Persentase untuk daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan

perkotaan. Adapun untuk tingkat pendidikan dan status ekonomi, persentase

tertinggi terlihat pada tingkat pendidikan dan status ekonomi terendah.

Sebaliknya, persentase terendah terlihat pada tingkat pendidikan dan status

ekonomi tertinggi. Persentase menurut kelompok umur mengalami penurunan

hingga kelompok umur tertentu dan kemudian meningkat kembali seiring

dengan peningkatan umur. Berdasarkan profil statistik indonesia tahun 2021,

provinsi lampung didapatkan 11, 92 % bayi yang lahir dengan bayi berat lahir

rendah. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2020 sebesar

11, 95 % (Profil Statistik Kesehatan, 2021 : 291).

Berdasarkan profil kesehatan lampung tahun 2020, Persentase kejadian

bayi berat lahir rendah di Tulang Bawang Barat yaitu 2,0 % dari 98,2 %

kelahiran neonatal dan penyebab kematian neonatal tertinggi tahun 2021

(Profil Kesehatan Lampung, 2020 : 33).


4

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

BBLR yang dilakukan pada Intan Romadhona tahun 2020 yang bertempatan

di BPM Lely Yustiana, S.ST. Rajabasa Lama. Pelaksanaan yang diberikan

selama 3 minggu 5 hari dengan 4 kali kunjungan. Penatalaksanaan yang

diberikan terhadap By. Ny. E adalah teknik kangguru, anjurkan ibu rutin

memberikan Asi secara on demand, anjurkan untuk ibu makan buah dan

sayur, melakukan pijat bayi dan menjaga kebersihan dibu dan bayinya.

Berdasarkan data prasurvei tahun 2022 di TPMB Siti Qhoiriyah

Amd.Keb terdapat 3 (7,0%) kasus BBLR. Berdasarkan uraian dan keterangan

di atas, penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan

Kebidanan Bayi Baru Lahir Dengan Bayi berat lahir rendah di Tempat

Peraktik Mandiri Bidan Siti Qhoiriyah, Amd. Keb di Tulang Bawang ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas setelah dilakukan

pengkajian di Desa Margodadi Kecamatan Tumijajar Tulang Bawang Barat

didapatkan bayi dengan BBLR pada tahun 2021 sebesar 12,27% sedangkan di

TPMB Siti Qomariah S.Tr Keb Tahun 2022 dua bulan Februari terdapat 7,0%

kasus BBL salah satunya By. Ny E Bayi perlu dilakukan Asuhan kebidanan

dengan Asuhan bayi baru lahir untuk mengurangi masalah yang akan terjadi
5

C. Tujuan Penyusunan LTA

1. Tujuan Umum

Dilaksanakannya asuhan kebidanan pada bayi G dengan Bayi berat

lahir rendah di BPM Siti Qhoiriyah S.Tr Keb. Di Margodadi Tumijajar

dengan menggunakan proses asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang

bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada bayi Ny. E dengan kasus bayi berat lahir

rendah.

b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada bayi Ny. E

dengan kasus bayi berat lahir rendah.

c. Merencanakan asuhan kebidanan pada bayi Ny. E dengan kasus bayi

berat lahir rendah.

d. Melakukan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi Ny. E

dengan kasus bayi berat lahir rendah.

e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi

G dengan kasus bayi berat lahir rendah.

D. Ruang Lingkup

Laporan tugas akhir ini dengan ruang lingkup asuhan kebidanan pada

Bayi Ny. E dengan bayi berat lahir rendah menggunakan manajemen

kebidanan. Subyek kasus adalah bayi 2 jam baru lahir dengan waktu asuhan

25 Januari 2022 sampai dengan 2022 di Desa Margodadi Kecamatan

Tumijajar Tulang Bawang Barat.


6

E. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikaan wawasan mengenai gambaran

BBLR untuk mengantisipasi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap

terjadinya BBLR pada bayi baru lahir, dan mengingat pengetahuan yang

kurang tentang pencegahan infeksi pada bayi baru lahir.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat yang diperoleh antara lain :

a. Bagi Prodi Kebidanan Metro

Secara praktis laporan tugas akhir ini berguna bagi mahasiswa

sebagai bahan bacaan dalam menambah pengetahuan tentang asuhan

kebidanan, dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan serta

mampu memberikan asuhan yang bermutu dan berkualitas pada

masyarakat.

b. Bagi TPMB Siti Qhoiriyah, S.Tr Keb

Secara praktis laporan tugas akhir ini dapat memberikan

informasi tentang pelayanan terhadap bayi baru lahir yang mengalami

berat bayi lahir rendah, dan mendorong bidan dan kader bekerja sama

dalam meningkatkan upaya pelayan.

c. Bagi keluarga

Secara praktis asuhan yang diberikan dapat mendorong ibu dan

keluarga untuk menyayangi dan menjaga kehangatan bayi dan

pemberian nutrisi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,

berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologi berupa maturasi,

adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstraurine)

dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik. Bayi baru lahir disebut juga

dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja

mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari

kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin (Herman, 2018: 1).

Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja

mengalami terauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuian diri dari

kehidupan intauterin ke hidupan ekstruterin (Noorbaya, dkk. 2020 : 20).

Menurut Saifuddin, Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama

satu jam pertama kelahiran. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal

adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 mingg sampai 42 minggu dan

berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Noorbaya, dkk. 2020 : 20).

Menurut M.Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat

lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada

kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Dwienda, dkk. 2014 : 4-5).

7
8

2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Dwienda (2014) ciri ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai

berikut :

a. Berat badan 2500-4000 gram

b. Panjang badan 48-52 cm

c. Lingkar dada 30-38 cm

d. Lingkar kepala 33-35 cm

e. Frekuensi jantung 120-160 kali/ menit

f. Pernafasan ± 40-60 kali/ menit

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

i. Kuku agak panjang dan lemas

j. Genitalia ;

Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, Laki-laki testis

sudah turun, skortum sudah ada

k. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

l. Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

m. Refleks graps atau menggenggam sudah baik

n. Refleks rooting mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada

pipi dan daerah mulut terbentuk dengan baik

o. Eliminasi baik, mekonium akan kelur dalam 24 pertama, mekonium

berwarna hitam kecoklatan.


9

Tabel 1
Tanda Apgar

No Nilai Apgar 0 1 2
1 Apperaance (Warna Seluruh tubuh Badan merah Seluruh
kulit) biru dan putih ekstremitas biru tubuh
kemerahan
2 Pulse (Nadi) Tidak ada <100 x/m >100x/m
3 Greemace (Reaksi Tidak ada Perubahan mimic Bersin /
terhadap rangsangan (menyeringai) menangis
4 Activity (Tonus Otot) Tidak ada Ekstremitas Gerakan
sedikit fleksi aktif /
ekstremitas
fleksi
5 Respiratory Tidak ada Lemah / tidak Menangis
(Pernapasan) teratur kuat / keras
Sumber : (Dwienda, 2014 : 5)

Interprestasi :

1) Nilai 1-3 asfiksia berat

2) Nilai 4-6 asfiksia sedang

3) Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)

3. Tahapan Bayi Baru Lahir

Tahapan I terjadi segera lahir, selama menitmenit pertama kelahiran. Pada

tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk

interaksi bayi dan ibu.

a. Tahap II disebut tahap transisional rektivitas. Pada tahap II dilakukan

pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan prilaku.

b. Tahap III disebut tahap period ik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam

pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh

(Dwienda, dkk. 2014 : 7).


10

4. Tanda – Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir

Menurut Afrida & Ni Putu, (2022 : 65-68) berapa tanda yang perlu anda

perhatikan dalam mengenali kegawatan pada bayi baru (neonatus) sebagai berikut:

a. Bayi tidak Mau Menyusui

Ibu harus merasa curiga jika bayi tidak mau menyusu. Seperti yang kita

ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau

menyusu maka asupan nutrisinya kan berkyrang dan ini akan berefek pada kondisi

tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah,

dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat.

b. Kejang

Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu di perhatikan

adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi demam.

Jika ya kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun

panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi kejang namun tidak dalam

kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan freksuensi dan

lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.

c. Lemah

Jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan

kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang

berlebihan ataupun infeksi berat.

d. Sesak Napas

Frekuensi napas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa

yaitu sekitar 30-60 kali per menit. Jika bayi bernapas kurang dari 30 kali per
11

menit atau lebih dari 60 kali per menit maka wajib waspada. Lihat dinding

dadanya, ada tarikan atau tidak.

e. Merintih

Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi

kita merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk,

maka konsultasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang

bayi rasakan.

f. Usar Kemerahan

Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi.

Yang harus di perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi tetap

kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Betadin dan

alkohol boleh diberikan tapi tidak untuk dikompreskan. Artinya hanya dioleskan

saja saat sudah kering baru tutup dengan kassa steril yang bisa dibeli di apotek.

g. Demam atau Tubuh Merasa Dingin

Suhu normal bayi berkisar antara 36,5°C-37,5°C. Jika kurang atau lebih

perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar membuat bayi

kehilangan panas tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.

h. Mata Bernanah Banyak

Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang

berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat

lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.

i. Kulit Terlihat Kuning

Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI Namun jika

kuning pada bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≤ 14 hari setelah
12

lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna

kuning maka harus mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter.

Tindakan yang harus dilakukan bila ada salah satu saja tanda bahaya

adalah merujuk segera ke rumah sakit atau Puskesmas. Masalah atau kondisi akut

perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran (oleh tenaga di kamar bersalin):

1) Tidak bernapas

2) Sesak nafas

3) Sianosis sentral ( kulit biru)

4) Bayi berat lahir rendah (BBLR ) <2500 gram

5) Letargis

6) Hipotermi atau stress dingin (suhu aksila <36.5°C)

7) Kejang

Kondisi perlu tindakan awal

1) Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah dini atau pecah lama).

2) Potensial sifilis (ibu dengan gejala atauserologis positif).

3) Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan segera

(oleh tenaga di kamar bersalin) yaitu lakukan asuhan segera bayi baru

lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi, rujuk ke kamar bayi

atau tempat pelayanan yang sesuai.

5. Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir

Menurut Afrida & Ni Putu, (2022 : 68 - 69) Komplikasi pada bayi baru

lahir dan neonatus, antara lain:

a. Prematuritas dan BBLR

b. Asfiksia
13

c. lnfeksi bakteri

d. Kejang

e. lkterus

f. Diare

g. Hipotermi

h. Tetanus neonatrum

i. Trauma lahir

j. Sindroma gangguan pernapasan

k. Kelainan kongenital

6. Berat Badan Bayi Baru Lahir

Menurut Afrida & Ni Putu, (2022 : 65) Berat badan bayi pada saat

kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir:

a. Bayi berat lahir cukup: bayi dengan berat lahir > 2500 g.

b. Bayi berat lahir rendah (BBLR)/Low birthweight infant: bayi dengan

berat badan lahir kurang dari 1500-2500 g.

c. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)/Very low birthweight infant:

bayi dengan berat badan lahir 1000 - 1500 g.

d. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR)/ Extremely very low

birthweight infant: bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang

dari 1000 g.

7. Prinsip Penanganan Bayi Baru Lahir

Menurut Noorbaya,dkk. (2020 : 20 – 21) prinsip penangan bayi baru lahir :


14

a. Penilaian bayi waktu lahir (assessment at birth)

Penilaian awal bayi baru lahir harus segera dilakukan dengan cepat dan

tepat (0-30 detik), dengan cara menilai :

1) Apakah bayi menangis dengan kuat atau bernapas tanpa kesulitan ?

2) Apakah bayi bergerak dengan aktif ?

3) Apakah kulit bayi berwarna merah muda, biru dan pucat ?

4) Identifikasi bayi baru lahir yang memerlukan asupan tambahan

adalah bila bayi tidak menangis kuat, kesulitan bernapas, gerak

baik tidak aktif, warna kulit bayi pucat.

b. Memotong tali pusat

Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan menggunakan

gunting steril dan diikat dengan pengikat steril, tali pusat dibersihkan

dan dirawat dengan kassa steril

c. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Pada waktu bayi lahir, bayi mampu mengatur secara tetap suhu

tubuhnya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya

tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus dengan kain hangat

karena suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat

tidur yang hangat agar tubuhnya stabil.

d. Memberikan vitamin K

Untuk mencegah perdarahan defisiensi vitamin K Maka setiap bayi

baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1

mg/hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K perantaral

dengan dosis 0,5-1 mg


15

e. Memberi obat Salap atau Tetes mata

Tetes mata atau salep diberi dalam waktu dua jam pertama setelah

kelahiran. Obat yang diberikan berupa tetes mata (larutan perak nitrat

1%) atau salep (salep mata Eritromisin 0,5%) salep/tetes mata yang

diberikan dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling

dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata

f. Identitas bayi

Identifikasi bayi segera dilakukan setelah bayi lahir dan ibu masih

berdekatan dengan bayinya di kamar bersalin. Tanda pengenal bayi

berwarna merah atau biru tergantung jenis kelamin dan ditulis nama

(bayi nyoya), tanggal lahir, nomor bayi, unit.

g. Pemantauan bayi baru lahir

Tujuannya yaitu untuk mengetahui bayi normal atau tidak dan

identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan

perhatian keluarga dan penolong persalinan, serta tindak lanjut petugas

kesehatan

B. Bayi Berat Lahir Rendah

1. Pengertian

Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500

gram tanpa memandang masa kehamilan. Bayi yang berada dibawah persentil 10

dinamakan ringan untuk umur kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan

lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut premature.

Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan.
16

Sehingga lambat laun diketahui bahwa tingkat morbiditas dan mortalitas pada

neonatus tidak hanya bergantung pada berat badan saja, tetapi juga pada tingkat

maturitas bayi itu sendiri. (Proverawati dan Sulistyorini, 2018 : 1)

Menurut Arif dan Sujono (2010) Bayi bayi berat lahir rendah (BBLR)

adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari atau sama dengan 2.500

gram dengan usia kehamilan < 37 minggu (Nurlaila dan Eka, 2019 : 1)

2. Penyebab Terjadinya BBLR

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor

ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit

vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab

terjadinya BBLR (Sembiring., 2019 : 163)

a. Faktor ibu

1) Penyakit

Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain

2) Komplikasi pada kehamilan.

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.

3) Usia lbu dan paritas

Angka kcjadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia <>

b. Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga bcrpcngaruh scperti ibu perokok, ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.


17

c. Faktor Janin

Prematur, hidramion, kehami lan kembar/ganda (gemeli), kelainan

kromosom.

d. Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi,

radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun (Sembiring, J. B,

2019 : 163)

3. Gambaran Klinis BBLR Kurang Bulan

Menurut Triana Ani dkk, (2015 : 204). Gambaran klinis BBLR

kurang bulan adalah sebagai berikut:

a. Kulit tipis dan mengkilap

b. Tulang rawan telinga sangat lunak

c. Lanurgo banyak terutama pada punggung

d. Jaringan payudara belum terlihat jelas

e. Perempuan : labia mayora belum menutupi labia minora

f. Laki - laki : skrotum belum banyak lipatan, testis belum turun

g. Garis telapak kaki <1/3 bagian atau belum terbentuk

h. Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur

i. Aktivitas dan tangisan lemah

j. Menghisap dan menelan tidak efektif / lemah

4. Gambaran Klinis BBLR dengan Kecil Masa Kehamilan

Menurut Triana Ani dkk, (2015 : 205). Gambaran Klinis BBLR

dengan Kecil Masa Kehamilan adalah sebagai berikut :


18

a. Janin dapat cukup kurang, atau lebih bulan tetapi BB <2500 gram

b. Gerakan cukup aktif dan tangisan cukup kuat

c. Kulit keriput lemak bawah kulit tipis

d. Bila kurang bulan (ditemukan tanda-tanda yang sesuai dengan bayi

kurang bulan

e. Bayi perempuan jika cukup bulan labia mayora menutupi labia minora

f. Bayi laki-laki testis mungkin telah turun

g. Rajah telapak kaki mungkin lebih dari 1/3 bagian

h. Menghisap cukup kuat

5. Perbedaan antara Bayi Baru Lahir Normal dengan BBLR

Menurut Triana Ani dkk, (2015 : 205-206). Perbedaan antara Bayi

Baru Lahir Normal dengan BBLR adalah sebagai berikut :

a. Telinga

1) Kehamilan 32 minggu peningkatan kartilago lengkung luar daun

telinga.

2) Kehamilan 36 minggu matur daun telinga kaku, lengkung

terbentuk baik.

b. Payudara

1) Kehamilan 32 minggu areola terlihat, jaringan payudara terlihat

kecil

2) Kehamilan 36 minggu matur, : areola terlihat baik, nodul payudara

c. Genetalia perempuan

1) Kehamilan 32 minggu : deposit lemak pada labia mayora

meningkat
19

2) Kehamilan 36 minggu, matur : labia mayora hampir menutupi

lapbia minora

d. Genetalia laki-laki

1) Kehamilan 32 minggu : testis turun, ruga pada sebagian skrotum

2) Kehamilan 36 minggu, matur: testis turun pigmentasi sebagian

skrotum meningkat.

e. Rajah telapak kaki

1) Kehamilan 32 minggu rajah pada 1/3 anterior telapak kaki

2) Kehamilannya 36 minggu, matur : rajah pada hampir seluruh

telapak kaki

6. Komplikasi Pada BBLR

Menurut Sembiring, (2019 : 164) Komplikasi langsung yang dapat

terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain : (Sembiring, 2019 : 164)

a. Hipotermia

b. Hipoglikemia

c. Gangguan cairan dan elektrolit

d. Hiperbilirubinemia

e. Sindroma gawat nafas

f. Paten duktus arteriosus

g. lnfeksi

h. Perdarahan intravcntrikuler

i. Apnea of Prematury

j. Anemia
20

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi bayi dengan berat

lahir rendah (BBLR) antara lain :

a. Gangguan perkembangan

b. Gangguan penumbuhan

c. Gangguan penglihatan (Retinopati)

d. Gangguan pendengaran

e. Penyakit paru kronis

f. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

g. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

7. Perawatan dan Pemantauan (Monitoring) Bayi BBLR

Bayi dengan BBLR tidak selalu membutuhkan perawatan di rumah sakit

dalam jangka waktu yang lama, hal ini tergantung pada kondisi baik itu sendiri.

Bila fungsi organ organ tubuhnya baik dan tidak terdapat gangguan seperti

gangguan pernapasan dan bayi dapat menghisap dengan baik, maka bayi bisa

dibawa pulang. Hanya saja pada bayi BBLR sering tidak memperlihatkan tanda-

tanda gangguan secara jelas seperti tidak menangis atau terlihat tenang

(Proverawati & Cahyo, 2017 : 55).

Secara umum perawatan yang dilakukan pada bayi BBLR meliputi hal hal

sebagai berikut :

a. Mempertahankan suhu tubuh optimal

b. Mempertahankan Oksigenasi

c. Memenuhi kebutuhan nutrisi

d. Mencegah dan mengatasi infeksi

e. Mengatasi hiperbilirubunemia
21

f. Memenuhi kebutuhan psikologis

g. Melibatkan program imunisasi

1) Perawatan Di Rumah Sakit

Pada bayi BBLR yang harus dilakukan tindakan penanganan di rumah

sakit, juga tergantung pada kondisi bayi masing masing. Namun, tindakan yang

dilakukan oleh Tim medis pada dilahirkan bayi dengan BBLR akan segera

diperiksa fungsi organ organ tubuhnya terutama paru-paru dan jantung. Sebelum

mencapai berat yang cukup, bayi BBLR biasanya memerlukan perawatan intensif

dalam Inkubator. Salah satu penyebab nya bayi bertumbuh kecil sangat sensitif

terhadap perubahan suhu oleh sebab itulah, Bayi perlu dimasukkan ke kota kerja

yang bisa diatur kestabilan suhu nya.

Pemberian alat bantu Pernapasan juga dilakukan bila terdapat indikasi.

Untuk indikasi ringan, bayi harus akan diberikan oksigen. Sebaliknya jika berat

dapai sampai diberi ventilator atau alat bantu Pernapasan. Infus juga akan

diberikan untuk masukan cairan dan obat obatan bila diperlukan. Bayi bayi kecil

biasanya belum mampu menghisap dengan baik karena itu pemberian minumnya

berupa ASI atau susu formula khusus untuk BBLR bila si ibu bilang keluar

dilakukan melalui PIPA lambung dan diberikan secara bertahap sampai jumlah

kebutuhannya terpenuhi.

Tidak ada patokan pasti untuk lama perawatan bayi BBLR di rumah sakit.

Bayi dengan berat 1000 gram, misalnya, memerlukan perawatan Seksama dan

bertahap sehingga bisa satu bulan lebih harus berada dalam Inkubator. Lama

perawatan lebih ditentukan oleh kemampuan bayi beradaptasi dengan lingkungan,

seperti tidak ada lagi gangguan Pernapasan, suhu tubuh telah stabil dan bayi sudah
22

punya reflek isap dan menelan yang baik. Sebelum pulang, bayi sudah harus

mampu minum sendiri dengan botol maupun dengan puting susu ibu. Selain itu

kenaikan berat badannya telah berkisar 10-30 gram/hari Dan suhu tubuh tetap

normal di ruangan biasa. Bayi juga tidak menderita gangguan Pernapasan lagi dan

tidak membutuhkan oksigen serta obat obatan yang diberikan melalui pembuluh

darah atau infus (Proverawati & Cahyo, 2017 : 56).

2) Perawatan Di Rumah

Orang tua, terutama ibu, secara fisik dan pisikologis mesti mampu dan

siap merawat bayinya di rumah. Ibu harus dapat menguasai menguasai cara

memberi ASI dengan benar, cara memandikan, merawat tali pusat, mengganti

popok Memberi ASI Dan pendamping ASI (PASI), juga menjaga kebersihan dan

lingkungan yang optimal untuk tumbuh kembang bayi. Ibu harus percaya diri dan

berani merawat bayinya sendiri, karena dari situlah akan terjadi kontak untuk

menciptakan bonding antara ibu dan bayi.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua saat

merawat bayi BBLR di rumah, yaitu sebagai berikut :

a) Perhatikan Suhu

Bayi kecil sangat rentan terhadap perubahan suhu. Sehingga sebaiknya

ruangan dijaga agar tetap hangat. Sebaiknya baik juga diberi selimut, tetapi bukan

bau dong yang diikat sedemikian rupa sehingga membuat baik tidak bisa

bergerak. Cara membedakan seperti itu tidak disarankan karena akan mengganggu

motorik bayi. Hindarkan suhu tubuh yang rendah (hipotermia) dengan cara :
23

(1) Metode Kangguru

Metode yang tepat dalam merawat BBLR, yakni dengan Kangguru mother

care atau metode Kangguru. Metode Kangguru adalah perawatan bayi baru lahir

seperti bayi Kangguru dalam Kantung ibunya. Caranya: bayi diletakkan dalam

dekapan ibu dengan kulit menyentuh kulit, posisi bayi tega, kepala miring ke kiri

atau ke kanan. Keunggulan metode ini: bayi mendapatkan sumber panas alami

(36-37•C) terus menerus langsung dari kulit ibu, mendapatkan kehangatannya

udara dalam Kantung/baju ibu , Serta ASI menjadi lancar. Dekapan ibu adalah

energi bagi si kecil. Pada bayi berat badan lahir sangat rendah (kurang dari 100 g)

Ada Kangguru ditunda sampai usia dua minggu, atau sampai keadaan si bayi

stabil. Kriteria baik kecilan dapat menggunakan metode ini:

(a) Bayi sehat

(b) Berat lahir antara 1500 - 2500 g

(c) Suhu tubuh stabil (36,5-37,5°C)

(d) Bayi dapat menetek

(e) Grafik berat badan cenderung naik

(2) Bayi dibungkus kain hangat dan kepalanya diberi Topi

(3) Bayi kecil atau bayi sakit diletakkan di ruang banget tidak kurang

dari 25° Celcius

(4) Pastikan tangan selalu hangat saat memegang bayi

(5) Bila popok atau kain basah, harus selalu

b) Beri minum dengan porsi kecil tapi sering

Tujuannya agar ia dapat memperoleh asupan yang cukup dan aman. Pada

bayi proses toleransi penyerapan lambungnya berbeda beda, ada yang sudah baik
24

ada juga yang masih lambat. Sehingga, bagi bayi bayi tersebut sebaiknya

diberikan minuman susu dengan porsi yang kecil tapi sering, sekitar satu sampai

dua jam sekali

c) Udah makan pemberian ASI (Air Susu Ibu)

Asi mempunyai keuntungan yaitu kadar protein tinggi, laktalbumin Zat

kekebalan tubuh, Lipase dan asam lemak Esensial, laktosa dan Oligosakarida. ASI

mempunyai faktor pertumbuhan usus, Oligosakarida untuk memacu motilitas

usus, dan perlindungan terhadap penyakit. Dari segi pisikologik ASI

meningkatkan ikatan antara ibu dan anak. formula standar untuk BBLR

menyerupai ASI tetapi kekurangan antibodi dan faktor pertumbuhan. Formula

Prematur mempunyai kandungan kalori, protein dan mineral yang lebih tinggi

dibanding formula untuk bayi cukup bulan.

Bayi kecil juga rentan kekurangan nutrisi, fungsi organ nya belum matang,

kebutuhan nutrisinya besar, dan mudah sakit sehingga pemberian nutrisi yang

tepat penting untuk tumbuh kembang optimal.

d) Pemberian imunisasi

Pemberian imunisasi dapat diberikan sesuai dengan jadwal imunisasi pada

bayi yang lahir cukup bulan kecuali jika bayi masih dalam perawatan imunisasi

diberikan setelah bayi pulang

e) Lakukan banyak Sentuhan

Salah satu yang bisa diterapkan adalah dengan menggunakan metode

Kangguru. Dengan cara ini, bayi sebisa dan sesering mungkin dibuat bersentuhan

langsung dengan kulit ibu. Dari Sentuhan ini bermanfaat secara pisikologis yaitu

menjalin kasih sayang antara bayi dan orang tua. Selain itu juga dapat mengurangi
25

depresi dan ketegangan, sehingga bayi merasa aman dan terlindungi, membuat

bayi dapat tidur dengan lelah, mengurangi rasa sakit, meningkatkan volume air

susu ibu dan meningkatkan berat badan bayi.

f) Hindari kontak terhadap orang atau lingkungan yang berisiko

tinggi

g) Cuci tangan sebelum memegang bayi

h) Pakailah masker bila kondisi badan sakit sebelum memegang bayi

i) Lakukan pemijatan bayi secara rutin (tanyakan dokter tentang

caranya)

j) Beri vitamin

Vitamin dapat diberikan untuk membantu pertumbuhan optimal

pada bayi. (Proverawati & Cahyo, 2017 : 56 - 59).

3) Pemantauan Monitoring Bayi BBLR

a) Pemantauan Saat Dirawat

(1) Terapi

Bila diperlukan, terapi untuk penyulit tetap diberikan.

Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia

dua minggu.

(2) Tumbuh Kembang

Pantau berat badan bayi secara periodik

(a) Bayi akan Kehilangan berat badan selama 7 - 10 hari

pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir ≤

1500 gram)
26

(b) Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada

semua kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari

tujuh hari :

1) Tingkatkan jumlah besi dengan 20/ml/kg/hari

sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari

2) Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan

berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap

180 ml/kg/hari

3) Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat,

tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga 200

ml/kg/hari

4) Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan

lingkar kepala setiap minggu

b) Pemantauan setelah pulang

Diperlukan pemantaun setelah pulang untuk mengetahui

perkembangan bayi dan mencegah/mengurangi kemungkinan untuk

terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut :

(1) Sesudah pulang hari kedua ke-10. ke-20, ke- 30, dilanjutkan

setiap bulan

(2) Hitung umur koreksi

(3) Pertumbuhan : Berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.

(4) Tes perkembangan, Denver development screening tes (DDST)

(5) Awasi adanya kelainan bawaan


27

Apabila bayi terlihat dalam kondisi yang memburuk seperti tidak

mau minum, suara menangis yang lemah sisa, terlihat lemah, buang

air besar terganggu dan suhu tubuhnya tinggi sebaiknya segera

diperiksakan kembali ke dokter atau segera dibawa ke rumah sakit

terdekat untuk dilakukan tindakan perawatan lebih lanjut ;

(1) Pengaturan suhu pada bayi BBLR

(a) Berat badan 2 kg, suhu inkubator 35◦C

(b) Berat badan 2 - 2,5 kg, suhu inkubator 33 - 34◦C

(c) Suhu incubator diturunkan 1◦C setiap minggu sampai bayi

ditempatkan pada suhu sekitar 24 - 27◦C

(2) Nutrisi bayi prematur

(a) Kebutuhan protein 3-5 gr/kgBB

(b) Kebutuhan kalori 110 kal/kgBB

(c) Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kgBB/hari

c) Mencegah infeksi dengan ketat

Bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi oleh karena daya tahan

tubuh bayi yang masi lemah, kemampuan leukosit masih kurang

pembentukan antibodi belum sempurna. Sehingga diperlukan upaya

tidak terjadi persalinan prematuritas secara khusus dan terisolasi

dengan baik. Prosedur yang dapat dilakukan dalam rangka

pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :

(1) Mencuci tangan Sampai ke Siku dengan sabun dan air mengalir

selama 2 min sebelum masuk ketempat rawat bayi


28

(2) Cuci tangan dengan zat Antiseptic atau sabun setiap sebelum dan

sesudah memegang seorang bayi

(3) Melakukan tindakan untuk mengurangi kontaminasi pada

makanan bayi dengan semua benda yang berhubungan langsung

dengan bayi

(4) Mencegah kontaminasi udara di sekitar bayi

(5) Membatasi kontak langsung maupun tidak langsung dengan

petugas ruangan dan bayi lainnya

(6) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke tempat bayi

dirawat

d) Pemeriksaan fisik

Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara

lain :

(1) Berat badan

(2) Tanda-tanda prematuritas pada bayi kurang bulan

(3) Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan bila bayi kecil untuk

masa kehamilan

e) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan antara lain sebagai

berikut :

(1) Pemeriksaan skor ballard (Ballard Test)

(2) Tes kocok (shake test), dianjur Untuk bayu kurang bulan

(3) Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas

diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah


29

(4) Foto dada ataupun baby gram diperlukan pada bayi baru lahir

dengan umur kehamilan kurang belum dimulai pada umur

delapan jam atau didapat atau diperkirakan akan terjadi sindrom

gawat nafas aku

(5) USG kepala

f) Pemberian O2

Pemberian O2 untuk bayi ini harus dikembalikan dengan Seksama

nya konsentrasi yang tinggi dalam masa yang panjang akan

menyebabkan timbulnya kerusakan jaringan pada Retina bayi

sehingga menimbulkan kebutaan. Bisa diberikan melalui kateter

hidung.

g) Pengawasan Nutrisi atau ASI

Reflek menelan BBLR belum sempurna. Oleh sebab itu pemberian

nutrisi harus dilakukan dengan cermat :

(1) Refleksi sebaik - ASI setengah jam setelah lahir

(2) Reflek hisap lemah ASI khusus dengan Sonde

(Proverawati & Cahyo, 2017 : 59-62).

8. Penatalaksanaan Umum Pada Bayi BBLR

a. Mempertahankan Suhu Bayi

Bayi prematur akan cepat mengalami kehilangan panas badan dan menjadi

hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,

metabolismenya rendah, dan pertukarn badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi

prematur harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati

dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematur dapat dibungkus
30

dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau

menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti bayi

kanguru dalam kantung ibunya (Proverawati & Cahyo, 2017 : 31)

Bayi dengan bayi berat lahir rendah, dirawat didalam inkubator. Inkubator

yang modern dilengkapi dengan alat pengatur suhu dan kelembaban agar bayi

dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang normal, alat oksigen yang dapat

diatur, serta kelengkapan lain untuk mengurangi kontaminasi bila inkubator

dibersihkan. Kemampuan bayi BBLR dan bayi sakit untuk hidup lebih besar bila

mereka dirawat pada atau mendekati suhu lingkungan yang netral. Suhu ini

ditetapkan dengan mengatur suhu permukaan yang terpapar radiasi, kelembaban

relatif, dan aliran udara sehingga produksi panas (yang diukur dengan konsumsi

oksigen) sesedikit mungkin dan suhu tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas

normal. Suhu inkubator yang optimum hilang dan konsumsi oksigen terjadi

minimal sehingga bayi telanjang pun dapat mempertahankan suhu tubuhnya

sekitar 36,5◦ - 37◦C tingginya suhu lingkungan ini tergantung dari besar dan

kematangan bayi. Dalam keadaan tertentu bayi yang sangat prematur tidak hanya

memerlukan inkubator untuk mengatur suhu tubuhnya tetapi juga memerlukan

pleksiglas penahan panas atau topi maupun pakaian. Prosedur perawatan dapat

dilakukan melalui “jendela” atau “lengan baju”. Sebelum memasukkan bayi ke

dalam inkubator, inkubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4◦C,

untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2◦C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi

dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat,

bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih
31

mudah. Mempertahankan kelembaban nisbi 40-60% diperlukan dalam membantu

stabilisasi suhu tubuh yaitu dengan cara sebagai berikut :

1) Mengurangi kehilangan panas pada suhu lingkungan yang rendah

2) Mencegah kekeringan dan iritasi pada selaput lender jalan nafas terutama pada

pemberian oksigen dan selama pemasangan intubasi endotrakes atau

nasotrakea

3) Mengencerkan sekresi yang kental serta mengurangi kehilangan cairan

insensible dari paru

Pemberian oksigen untuk mengurangi bahaya hipoksia dan sirkulasi yang

tidak memuaskan harus berhati-hati agar tidak terjadi hiperoksia yang dapat

menyebabkan fibroasia retrolental dan fibroplasias paru. Bila mungkin pemberian

oksigen dilakukan melalui tudug kepala, dengan alat CPAP (Continous Positive

Airway Pressure) atau dengan pipa endotrakela untuk pemberian konsentrasi

oksigen yang ama dan stabil. Pemantauan tekanan oksigen (pO2) arteri pada bayi

yang mendapat oksigen harus dilakukan terus menerus agar porsi oksigen dapat

diatur dan disesuaikan sehingga bayi terhindar dari bahaya hipoksia ataupun

hiperoksia. Dalam melalui kulit secara rutin di klinik. Analisa gas darah kapiler

tidak cukup untuk menetapkan kadar oksigen dalam pembuluh darah arteri.

Seandainya memberikan sinar panas, selimut, lampu panas, bantalan dan botol, air

hangat, disertai dengan pengaturan suhu dan kelembaban ruangan. Mungkin pula

diperlukan pemberian oksigen melalui topeng atau pipa intubasi. Bayi yang

berumur beberapa hari atau minggu harus dikeluarkan dari inkubator apabila

keadaan bayi dalam ruangan biasa tidak mengalami perubahan suhu, warna kulit,

aktivitas, atau akibatnya buruknya (Proverawati & Cahyo, 2017 : 33)


32

b. Pengaturan Dan Pengawasan Intake Nutrisi

Pengaturan dan pengawasan inti menutrisi dalam hal ini adalah

menentukan pilihan susu cara pemberian dan jadwal pemberian yang sesuai

dengan kebutuhan bayi BBLR (Proverawati & Cahyo, 2017 : 33).

ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu

menghisap ASI merupakan makanan yang paling utama sehingga ASI adalah

pilihan yang harus didahulukan untuk diberikan masih juga dapat dikeluarkan dan

diberikan pada bayi yang tidak cukup menghisap bila faktor penyebab nya kurang

maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan lahan atau

dengan memasang Sonde ke lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar

200 cc/kgbb/hari. Jika ASI tidak ada atau tidak mencukupi khususnya pada bayi

BBLR dapat digunakan susur mulai yang komposisinya mirip ASI atau susu

formula khusus bayi BBLR (Proverawati & Cahyo, 2017 : 33).

Cara pemberian makanan bayi BBLR harus diikuti tindakan pencegahan

khusus untuk mencegah terjadinya regurgitasi dan masuknya udara dalam usus.

Pada bayi dengan Inkubator dengan kontak yang minimal, tempat tidur atau kasus

Inkubator harus diangkat dan bayi di balik pada Sisi kanannya. Sedangkan pada

bayi lebih besar dapat diberi makanan dalam posisi Dipangku (Proverawati &

Cahyo, 2017 : 33)

Pada bayi BBLR yang lebih kecil, kurang Giat dan mengisap dan sianosis

ketika minum melalui botol atau menetek pada ibunya, makanan diberikan

melalui Naso Gastric Tube (NGT). Jadwal pemberian makanan disesuaikan

dengan kebutuhan dan berat badan bayi BBLR. Pemberian makanan interfal tiap

jam dilakukan pada bayi dengan berat badan lebih rendah.


33

Alat pencernaan bayi Prematur masih belum sempurna lambung kecil

enzim pencernaan belum matang sedangkan kebutuhan protein tiga sampai lima

gr/kgbb kalori 110 gr/kgbb, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat

pemberian minum bayi sekitar tiga jam setelah lahir dan didahului dengan

mengisap saya Lambung refleks menghisap masih Lemah sehingga pemberian

minum sebaiknya sedikit demi sedikit tetapi dengan frekuensi yang lebih sering

(Proverawati & Cahyo, 2017 : 33-34).

c. Pencegahan Infeksi

Infeksi adalah masuknya bibit penyakit atau kuman ke dalam tubuh

khususnya mikroba. Bayi BBLR sangat mudah mendapat infeksi. Infeksi terutama

disebabkan oleh infeksi Nosokomial. Rentan terhadap infeksi ini disebabkan oleh

kadar Immunoglobulin serum Pada bayi BBLR masih rendah aktivitas

baketerisidal neotrofil, efek sitotoksik limfosit juga masih rendah dan fungsi imun

belum berpengalaman (Proverawati & Cahyo, 2017 : 34).

Infeksi lokal bayi cepat menjalar menjadi infeksi umum. Tetapi diagnose

is dini dapat ditegakkan jika cukup waspada terhadap perubahan (kelainan)

tingkah laku bayi sering merupakan tanda infeksi umum. Perubahan tersebut

antara lain malas menetek, gelisah, suhu tubuh meningkat, frekuensi Pernapasan

meningkat, muntah, diare dan berat badan mendadak turun (Proverawati &

Cahyo, 2017 : 34).

Fungsi perawatan di sini adalah memberi perlindungan terhadap bayi

BBLR dari bahaya infeksi. Oleh karena itu bayi BBLR tidak boleh kontak dengan

penderita infeksi dalam bentuk apapun. Digunakan masker dan baju khusus dan

penanganan bayi, perawatan muka tali pusat, perawatan mata hidung, kulit,
34

tindakan aseptis dan antiseptik alat alat yang digunakan, isolasi pasien, jumlah

pasien dibatasi, rasio Perawat pasien ideal, mengatur kunjungan, Menghindari

perawatan yang terlalu lama mencegah timbulnya Asfiksia dan pemberian

antibiotik yang tepat. Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi, karena daya

tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan

pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu upaya preventif dapat

dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan

prematuritas/BBLR (Proverawati & Cahyo, 2017 : 34)

d. Penimbangan Berat Badan

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan

erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan

harus dilakukan dengan ketat (Proverawati & Cahyo, 2017 : 34)

e. Pemberian Oksigen

Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm

BBLR akibat tidak adanya alveoli dan Surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan

sekitar 30-35% Dengan menggunakan head box. Konsentrasi o2 yang tinggi

dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi

yang dapat menumbulkan kebutaan (Proverawati & Cahyo, 2017 : 35)

f. Pengawasan Jalan Nafas

Jalan nafas merupakan jalan udara melalui hidung, phating, trachea,

bronchiolus, bronchiolus respiratorius, dan duktus alveoleris ke alveoli.

Terhambatnya jalan nafas dapat menimbulkan Asfiksia Hipoksia dan akhirnya

kematian selain itu bayi BBLR tidak dapat beradaptasi dengan asfiksia yang

terjadi selama proses kelahiran sehingga dapat lahir dengan Asfiksia perinatal.
35

Bayi BBLR berisiko mengalami serangan apneu dan defisiensi surfakatan,

sehingga tidak dapat memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya diperoleh

dari plasenta. Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas segera

setelah lahir (aspirasi lendir), di baringkan pada posisi miring merangsang

Pernapasan dengan menepuk atau menjentik Tumit. Tindakan ini gagal dilakukan

ventilasi intubasi Indotrakheal, pijatan jantung dan pemberian oksigen dan selama

pemberian intake dicegah terjadinya aspirasi. Dengan tindakan ini dapat dicegah

sekaligus mengatasi Asfiksia sehingga memperkecil kematian bayi BBLR

(Proverawati & Cahyo, 2017 : 35)

C. Perawatan Metode Kangguru

1. Pengertian

Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah cara merawat bayi dalam

keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi) diletakkan secara tegak atau

vertical di dada, antara kedua payudara ibu (ibu telanjang dada) sehingga terjadi

kontak antara kulit ibu dan bayi dengan tujuan bayi memperoleh panas melalui

proses konduksi.

PMK merupakan kontak kulit ke kulit dini, berkepanjangan, dan

berkesinambungan antara ibu atau penggantinya dan bayi baik di fasilitas

pelayanan kesehatan maupun setelah pulang. Metode ini direkomendasikan untuk

mentransfer bayi sakit ke fasilitas pelayanan kesehatan (Suryani, 2020 : 35).

Metode kangguru pertama kali ditemukan oleh Rey dan M artines di

Bogata pada tahun 1983 yaitu suatu metode perawatan bayi baru lahir dengan
36

meletakkan bayi diantara kedua payudara ibu Sehingga terjadi kontak langsung

kulit ibu dengan kulit bayi (Suparta, dkk, 2017 : 104)

2. Dampak Positif Metode Kangguru

Menurut Suryani, (2020 : 35-36). Dampak Positif Metode Kangguru

adalah sebagai berikut :

a. Menurunkan angka kematian sebanyak 33%-51%

b. Menurunkan angka infeksi rumah sakit/sepsis sebanyak 58% 36

c. Menurunkan angka kejadian hipotermi sebanyak 77%

d. Mengurangi lama rawat di rumah sakit 2-3 hari

e. Mendukung pertumbuhan, pemberian ASI, dan perlekatan ibu-bayi

f. Menurunkan kejadian stress pada ibu

Pada kenyataannya waktu memulai PMK sangat bersifat individual,

tergantung dari kondisi masing-masing bayi dan ibunya.PMK dapat dimulai

sesegara mungkin setelah kondisi bayi stabil, ibu bersdeia dan telah mengerti

tentang PMK. Saat pertama kali ibu melakukan PMK merupakan saat terpenting

menentukan keberlanjutan PMK. Pada saat itu ibu membutuhkang waktu dan

perhatian tenaga kesehatan yang mendampinginya. Bila berat lahir bayi 1800

gram atau lebih (usia kehamilan 32-34 minggu) tanpa masalah media berat,

umumnya PMK dapat segera dilakukan. Pada bayi dengan berat lahir <1800 gram

(usia kehamilan <32 minggu) sering sekali ditemukan masalah yang terkait

prematuritasnya sehingga PMK tidak dapat segera dilakukan. Bila bayi perlu

dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, PMK merupakan alternative

terbaik untuk menjaga bayi tetap hangat dalam proses transport (Suryani, 2020 :

36).
37

3. Tipe Perawatan Metode Kangguru

a. PMK intermiten 37

1) PMK dengan jangka waktu yang pendek (durasi perlekatan

minimal 1 jam)

2) Bayi dalam proses penyembuhan yang masih memerluan

pengobatan medis (infus, oksigen)

3) Dapat dilakukan pada semua bayi segera setelah lahir. Lamanya

tergantung dari kebutuhan dan masalah yang ada. Selain itu juga

dapat dilakukan pada bayi kecil atau sakit yang membutuhkan

rujukan (Suryani, 2020 : 36-37).

b. PMK kontinu

1) Sepanjang hari siang dan malam

2) Kondisi stabil: bernapas alami tanpa bantuan oksigen

3) PMK dapat dilakukan di fasyankes, masyarakat, dan rumah. Di

fasyankes diperuntukkan pada BBLR yang lahir di fasyankes

tersebut atau yang akan dirujuk ke fasyankes yang lebih tinggi.

Pada masyarakat atau di rumah, PMK dilakukan pada bati yang

pasca rawat di fasyankes dan perlu melanjutkan PMK di rumah.

(Suryani, 2020 : 37).

Berdasarkan lamanya melakukan PMK terdapat dua macam

yaitu prolonged skin to skin contact dan short term skin to skin contact

(Suryani, 2020 : 37).

Pada umumnya bayi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan

PMK adalah bayi BBLR dengan berat lahir ≤ 1800 gram, tidak ada
38

kegawatan pernafasan dan sirkulasi, tidak ada kelainan kongenital

yang berat,dan mampu bernafas sendiri. PMK dapat ditunda hingga

kondisi kesehatan bayi stabil dan ibu siap untuk melakukannnya Pada

bayi yang masih dirawat di NICU atau masih memerlukan pemantauan

kardiopulmonal, oksimetri, pemberian oksigen tambahan atau

pemberian ventilasi dengan tekanan positif (CPAP), infus intra vena,

dan pemantauan lain, hal tersebut tidak mencegah pelaksanaan PMK

melalui pengawasan dari petugas kesehatan (Suryani, 2020 : 38).

4. Cara Melakukan Metode Kangguru

Menurut Suryani, (2020 : 42). Langkah-langkah dalam melakukan

fasilitasi Perawatan Metode Kanguru:

a. Cuci tangan 6 langkah sesuai prosedur

b. Ukur suhu bayi dengan termometer

c. Pakaikan topi dan popok bayi

d. Pakaikan baju kanguru pada Ibu.

e. Bayi diposisikan tegak di dada ibu (kontak kulit) seperti kanguru

f. Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyangga bayi.

Selanjutnya ibu dapat ber aktivitas seperti biasa sambil membawa

bayinya dalam posisi tegak lurus di dada ibu (skin to skin contact) seperti

kanguru.

Catatan : bila ibu tidak mempunyai baju kanguru, bayi diposisikan terlebih

dahulu sebelum kain PMK dipakaikan


39

5. Posisi Bayi Pada Metode Kangguru (PMK)

Berikut adalah posisi bayi pada PMK yang benar :

a. Bayi harus berada diantara payudara ibu dalam posisi tegak. Kepala

harus menghadap ke satu sisi dan dalam posisi yang sedikit ekstensi.

Posisi kepala sedikit ekstensi untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka

b. Pinggul dan kaki harus tertekuk dan dalam posisi "katak" seperti pada

gambar.

Gambar 1
Posisi Bayi Pada Metode Kangguru

c. Lengan juga harus dalam keadaan fleksi.

d. Dada bayi harus sejajar dengan dada ibu. Pernapasan Ibu merangsang

bayi, sehingga mengurangi terjadinya apnea.

e. Menopang pantat bayi dengan kain gendongan (Suryani, 2020 : 43).

Untuk memasukan dan mengeluarkan bayi dari baju kanguru dapat

dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

1) Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakang leher sampai

punggung bayi, topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan

jari-jari lainnya.

2) Tempatkan tangan lainnya di bawah bokong bayi (Suryani, 2020 : 44).


40

6. Merawat Bayi Dalam Posisi Metode Kangguru

Merawat Bayi dalam Posisi Kanguru Tidak semua aktivitas perawatan

bayi dalam posisi kanguru dapat dilakukan.Ketika mengganti popok bayi,

membersihkan dan merawat tali pusat serta pemeriksaan klinis, hal – hal tersebut

tidak perlu kontak kulit (Suryani, 2020 : 44).

Bayi dimandikan dengan air cukup hangat (37°C) dengan waktu yang

tidak lama.Cepat dikeringkan, bungkus dan posisikan lagi sesegera mungkin

(Suryani, 2020 : 44).

Walaupun bayi dalam posisi kanguru, namun ibu dapat bebas

beraktivitas.Hal penting adalah ibu tetap menjaga kebersihan diri dan cuci tangan

serta menjaga lingkungan tenang dan tetap menyusui bayi. Ketika tidur dan

istirahat, ibu masih dapat melakukan PMK dengan cara berbaring setengah duduk

(+30- 45°) (Suryani, 2020 : 44).

7. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pada Ibu Nifas

Bagi ibu yang menyusui harus mendapatkan gizi/nutrisi yang baik untuk

tumbuh kembang bayinya. Untuk itu ibu yang menyusui harus :

a. Mengkonsumsi tambahan 500-800 kalori tiap hari (ibu harus mengkon

sumsi 3 sampai 4 porsi setiap hari)

b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan karbohidrat,

protein, mineral dan vitamin yang cukup

c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum

setiap kali menyusui)

d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama

40 hari pasca bersalin


41

e. Minum kapsul vitamin A (200.000 iu) agar bisa memberikan vitamin

A kepada bayinya melalui ASI nya. Pemberian vit dalam bentuk

suplementasi dapat meningkatkan kualitas asi. meningkatkan daya

tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan hidup anak pada bulan-

bulan penama kehidupan bayi bergantung pada vit A yang terkandung

dalam asi (Aritonang dan Yunida, 2022 : 17).

8. Tanda dan Gejala Hipotermi

Menurut Afrida dan Niluh, (2022 : 20) tanda dan gejala hipotermi adalah

sebagai berikut :

a. Akrosianosis, kulit dingin, bercak-bercak, atau pucat

b. Hipoglikemi

c. Hiperglikemi sementara

d. Bradikardia

e. Takipnea, gelisah, napas dangkal dan tidak teratur

f. Distres pernapasan,apnea, hipoksemia, asidosis metabolik

g. Letargi, hipotonu

9. ASI Eksklusif

Air Susu lbu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi

untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan dan

perkembangan bayi yang optimal. ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang

dapat diberikan kepada bayi, dalam keadaan miskin mungkin merupakan hadiah

satu-satunya, dalam keadaan sakit mungkin merupakan hadiah yang

menyelamatkan jiwanya. Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara
42

eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI

dilanjutkan bersama makanan pendamping sampai usia 2 (dua) tahun.

Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 (enam)

bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

450/Menkes/SK/lV/2004. ASI eksklusif adalah Air Susu bu yang diberikan

kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman,

kecuali obat dan vitamin. Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang

hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja

pada kurun waktu tertentu.

Pemberian ASI Eksklusif bukan hanya isu nasional namun juga

merupakan isu global. Pada masa pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak diberi

ASI ternyata memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk menderita hipertensi,

jantung, kanker, obesitas, diabetes dan lainnya (Afrida dan Niluh, 2022 : 18 – 19).

Pemberian ASI on demand yaitu dimana ibu memberikan ASI nya setiap

bayi meminta dan tidak berdasarkan jam. Sangat penting karena pada mulanya,

bayi menyusu secara tidak teratur, tetapi setelah satu atau dua minggu pola

menyusuinya sudah teratur. Jenjang waktu menyusui pada bayi biasanya dua-tiga

jam sekali. Dan pola ini tidak akan menimbulkan masalah seperti terjadinya

bendungan dan sebagainya. Kendala dalam pemberian ASI on demand yaitu

adanya masalah pada ibu dan bayi (Febriningsih, dkk. 2013 : 2).
43

D. Tinjauan Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan menurut varne y sebagai berikut :

1. Langkah 1 : Pengumpulan Data Dasar

Pengumpulan data dasar adalah pengumpulan data dasar yang menyeluruh

untuk mengevaluasi ibu dan bayi baru lahir. Data dasar ini termasuk riwayat

kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dengan kebutuhannya,

meninjau Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. (Rahma P, 2013)

2. Langkah II : Interpretasi Data

Mengint erpretasikan data dengan tepat untuk mengidentifikasi masalah

atau diagnosa. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga

dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Diagnosa kebidanan

adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan yang

ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar

nomenklatur.

3. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa saat ini. Langkah ini

sangat penting dalam perawatan kesehatan yang aman. Dalam hal ini bidan

mengambil langkah antisipasi dan melakukan tindakan kewaspadaan.

4. Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Tindakan

Kewaspadaan.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses

penatalaksanaan kebidanan, yang tidak hanya dilakukan selama perawatan primer

tetapi perawatan yang berkelanjutan. Mengumpulkan data-data baru dan


44

dievaluasi. Beberapa data mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus

bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.

5. Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah- langkah

yang sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa

yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah informasi/ data dasar yang

tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya

meliputi apa sudah terlihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang

berkaitan tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi wanita

tersebut yaitu tentang apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, penyuluhan,

konseling, dan rujukan untuk masalah-masalah sosial, ekonomi, kultural atau

masalah psikologi bila diperlukan. Dengan perkataan lain, asuhan terhadap klien

tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan

kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh

bidan dan wanita tersebut yang pada akhirnya akan melaksanakan rencana

tersebut. Oleh krena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana

asuhan sesuai pembahasan rencana bersama klien tersebut kemudian membuat

kesepakatan bersama sebelum melaksanakan.

6. Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan.

Pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh yang dilakukan seluruhnya oleh

bidan atau sebagian oleh orang tua, bidan atau anggota tim kesehatan lainnya, jika

bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap bertanggungjawab untuk mengarahkan

pelaksanaannya agar benar-benar dilakukan. Apabila bidan berkolaborasi dengan

dokter dan keterlibatannya dalam manajemen asuhan bagi pasien yang mengalami
45

komplikasi, bidan juga bertanggung jawab terlaksananya rencana asuhan

kolaborasi yang menyeluruh tersebut. Manajemen efisien akan menyingkat waktu

dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan tersebut. (Rahma P. 2013)

7. Langkah VII : Evaluasi

Langkah terakhir ini adalah memeriksa apakah rencana asuhan tersebut

yang meliputi pemenuhan kebutuhan pasien, benar-benar terpenuhi dalam

mengidentifikasi masalah atau diagnosa. Rencana tersebut efektif jika dalam

pelaksanaannya efektif dan dianggap tidak efektif jika tidak efektif. Ada

kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif dan sedangkan

sebagian lain tidak. Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya

memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi.

(Rahma P. 2013).

E. Pengkajian

Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari

kehidupan luar uterus. (Wafi Nur, 2010)

1. Data Subjektif

a. Identitas pasien

Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan seharihari

agartidak keliru dalam memberikanpenanganan(Rahma P. 2013)

Umur : Dicatat dalam jam/hari untuk mengetahui apakah ada resikoatau

tidak, terutama bayi dengan hipotermi yang waktu timbulnya

kurang dari 2 hari. (Rahma P. 2013)


46

b. Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan bayi

baru lahir misalnya ekstremitas bayi terlihat kebiruan. Riwayat kesehatan.

1) Riwayat keseha tan ibu:

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat

atau penyakit akut, kronis.

2) Riwayat kesehatan sekarang:

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

penyakit yang diderita pada saat ini yang hubungannya dengan

bayinya.

3) Riwayat kesehatan keluarga:

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh

penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan bayinya, yaitu apabila

ada penyakit keluarga yang menyertainya.

4) Riwayat Obstetri

Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaanbayi,

meliputi PB, BB, Penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk

mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan

5) Pola Kebutuhan sehari-hari

a) Pola intakenutrisi

Salah satu yang paling pokok minuman yang hanya boleh

dikonsumsi oleh bayi baru lahir dan diberikan secara dini adalah

ASI.
47

b) Pola eliminasi

Biasanya sejumlah kecil urine terdapat kandung kemih bayi

saatlahir, tapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine

selama 12-24 jam. Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan

urine 15-16 ml/kg/hari

2. Data Obyektif

Data objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan antaralain

a. Pemeriksaan umum

Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam

keadaan normal berkisar 33-35 cm, LD : 30,5-33 cm, PB : 45-50 cm dan

BB bayi 2500-4500 gram.

1) Suhu bayi

Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36.5-37.5°c pada

pengukuran diaksila.

2) Nadi

Denyut nadi yang normal berkisar antara 120-149x/menit .

3) Pernafasan

Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman, kecepatan,

iramanya. Pernafasannya bervariasi dari 30 sampai 60 kali permenit.

4) Tekanan darah

Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk diukur secara

adekuat. Rata-rata tekanan darah pada waktu lahir adalah 80/64mmHg.

b. Pemeriksaan fisik

1) Kepala
48

Periksa adanya trauma kelahiran misalnya: caput suksedaneum,

sefalhematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.

2) Telinga

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi cukup

bulan, tulang rawan sudah matang.Perhatikan letak daun telinga. Daun

telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang

mengalami sindrom tertentu.

3) Mata

Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva retina,

oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoflamia dan menyebabkan

kebutaan.

4) Hidung atau mulut

Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan

simetris, bibir dipastikan tidak adanya sumbing dan langit-langit harus

tertutup. Refleks hisap bayi harus bagus, dan berespon terhadap

rangsangan.

5) Leher

Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal.

Periksaadanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Adanya

lipatan kulit yang berlebihan dibagian belakang leher menunjukkan

adanya kemungkinan trisomi 21.

6) Dada

Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak simetris

kemungkinan bayi mengalami pneumotorik, paresis diafragma atau


49

hernia diafragmatika. Pernafasan yang normal dinding dada dan

abdomen bergerak secara bersamaan.

7) Bahu, lengan dantangan

Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya plidaktil atau sidaktil. Telapak

tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah

berkaitan dengan abnormalitas kromosom sepertitrisomi.

8) Perut

Perut tampak harus bulat dan bergerak secara bersamaangerakan dada

saat bernafas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangatcekung

kemungkinan terdapat hernia diafragmatika.

9) Anogenetalia

Pada lekukan labia mayora normalnya menutupi labia minora dan

klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Pada bayi laki- laki rugae

normalnya tampak pada skrotum dan kedua testis turun kedalam

skrotum.

10) Ekstremitas

Ekstremitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik dengan gerakan

yang simetris. Refleks menggengam normalnya ada ekstremitas bagian

bawah normalnya pendek, bengkok dan fleksi dengan baik.

11) Punggung

Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-

tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau cekungan,

lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya

abnormalitas, medulla spinalis atau kolumna vertebrata.


50

12) Kulit

Verniks (tidak perlu dibersihkan karena untuk menjaga kehangatan

tubuh bayi), warna, pembengkakan atau bercak- bercak hitam, tanda-

tanda lahir. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat

pada bayi kurang bulan.

13) Refleks

Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan

tetap tidak berubah sampai dewasa. Beberapa refleks lain normalnya

ada waktu lahir, yang menunjukkan imaturitas neurologis, Tidak

adanya refleks-refleks ini menandakan masalah neurologis yang serius

(Rahma P, 2013).

F. ANALISA DATA (A)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan analisis dan

interpretasi, objektif dalam suatu identifikasi yaitu: diagnosis/masalah, antisipasi

diagnosis lain/masalah potensial .(Rahma P, 2013)

G. PLANNING (P)

Suatu perencanaan yang akan dilakukan untuk menangani kasus yang telah

ditemukan pada hasil yang telah dikaji (Rahma P, 2013)

H. PENALAKSANAAN

1. Mengobservasikan keadaan umum, jalan nafas, berat badan dan TTV.

2. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat.


51

3. Berikan penjelasan tentang bayi berat lahir rendah pada ibu dan keluarga.

4. Memantau pemberian minum (ASI) sesuai dengan keadaan bayi dan

5. kenaikan berat badan bayi.

6. Melakuakan PMK

7. Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi meliputi BB, PB dan LK

8. Mengawasi adanya kelainan bawaan.

9. Melakukan pemantauan pada bayi dengan berat badal lahir rendah

10. Mengajarkan ibu/orang tua tentang cara: Melakukan PMK

11. Mempertahankansuhu tubuh, mencegah terjadinya infeksi dan perawatan

pada bayi. (Rahma P, 2013)

I. EVALUASI

Dilakukan keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan terhadap bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah

dan diagnosis. Evaluasi merupakan tahapan akhir dari asuhan kebidanan yang

penting guna mengetahui sejauh mana kemajuan dan keberhasilan telah dicapai
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Kunjungan Awal

1. Data Subjektif

Anamnesa dilakukan pada tanggal : 25 Januari 2022 pukul 10.30 WIB

a. Identitas/ Biodata

1) Identitas anak

Nama : By. Ny. E

Tgl Lahir : 25-02-2022

Anak Ke :2

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Margodadi RK 4

2) Identitas Orang Tua

Nama ibu : Ny. E Nama ayah :Tn. M

Umur : 21 tahun Umur : 27 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Margodadi RK 4 Alamat : Margodadi RK 4

b. Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke-2 di TPMB dengan usia

kehamilan 38 minggu 25-01-2022 pada pukul 10:30 WIB, dengan jenis

kelamin laki-laki dan berat badan lahir 2300 gram.

52
53

c. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

1) Riwayat kehamilan sekarang

Trimester I : 2x kunjungan ANC

Trimester II : 3x kunjungan ANC

Trimester III : 2x kunjungan ANC

Usia kehamilan : 38 minggu (Aterm)

2) Riwayat persalinan sekarang

Tanggal Melahirkan : 25-01-2022

Tempat Bersalin : TPMB Siti Qhoiriyah Amd.Keb

Jenis persalinan : NORMAL

Penolong : Bidan

Nifas : Tidak ada masalah

Jenis kelamin : Laki - Laki

Berat Badan : 2300 gram

Panjang Badan : 47 cm

3) Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mempunyai

keturunan lahir kembar dan bibir sumbing selain itu juga tidak ada

yang memounyai riwayat penyakit menurun (diabetes,asma)

menular (TBC, hipertensi) dan menahun (jantung) .

4) Riwayat penyakit/operasi yang lalu

Tidak ada riwayat penyakit serius atau operasi

5) Pola kebutuhan sehari-hari

Nutrisi : Pemberian Asi ± 8 Selama 24 jam dan ibu

mengatakan telah memberikan ASI pertama

kali kepada bayinya (kolostrum)


54

Istirahat : Pola tidur bayi masih tidak beraturan

Eliminasi : BAB (+) konsistensi lembek BAK (+) warna

jernih

Personal hygine : Bayi belum dimandikan

Riwayat psikologis : Ibu dan keluarga khawatir atas keadaan

bayinya

6) Eliminasi

BAK : ± 9-10 kali/hari

BAB : ± 3-4 kali/hari

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

BB Lahir : 2300 gram

PB : 47 cm

LK : 32 cm

LD : 29 cm

TTV : Suhu : 36,5°c

Nadi : 134 x/menit

RR : 43 x/menit

b. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala : simestris, tidak ada caput Succadeneum

2) Mata : simetris, pupil mata bereaksi baik, tidak

ikterus, konjungtiva merah muda

3) Mulut : reflex menghisap lemah.


55

4) Leher : tidak ada pembesaran, pembengkakan, dan

nyeri tekan (ditandai bayi tidak menangis)

5) Dada : simestris kiri dan kanan, gerakan dada

sesuai dengan nafas bayi, tidak ada tonjolan

dada pada bayi,

6) Abdomen : Tonus otot bayi baik, Tali pusat masih

basah

7) Punggung : Simetris, Tidak ada tonjolan pada tulang

panggung

8) Genetalia : tidak ada kelainan, Anus (+)

c. Ektreminitas

1) Tangan : pergerakan baik, jari tangan kiri dan kanan

lengkap, reflex mengenggam baik

2) Kaki : pergerakan aktif, jari-jari kaki kiri dan

kanan lengkap, reflex babinski dan reflex

moro baik

3. Analisis

Bayi Ny. E lahir spontan pervaginam dengan BBLR .

Diagnosa potensial : Hipotermi dan infeksi tali pusat.

4. Penatalaksanaan

Penatalaksnaan kunjungan awal dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.


Tabel 2
Lembar Implementasi

Diagnosa : By. Ny. E lahir spontan pervaginam dengan BBLR


Pelaksanaan Evaluasi
No Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Evaluasi Tindakan Paraf
(Tgl/Jam) (Tgl/Jam)
1 Jelaskan pada ibu keadaan 25-01-22 Menjelaskan pada ibu bahwa hasil 25-01- Ibu mengerti dengan kondisi
anaknya 08.30 - pemeriksaan anaknya baik 2022 anaknya
08.35 TTV : Suhu : 36,5°c 08.35 -
WIB Nadi : 134 x/m Allysya 08.37 Allysya
RR : 43 x/m Nurul WIB Nurul
Ainy Ainy
2 Ajarkan ibu melakukan 25-01-22 Mengajarkan ibu perawatan tali pusat 25-01-22 Ibu mengerti dan akan
asuhan rutin untuk bayi 08.38 – sehari-hari yaitu dengan tetap menjaga 08.40 - melakukan perawatan tali pusat
BBLR 08.40 kebersihan tali pusat dengan mencuci 08.41
WIB tangan sebelum dan sesudah memegang WIB
bayi, jaga tali pusat agar tetap kering dan Allysya
jangan terkena air saat memandikan bayi, Nurul
Allysya
gunakan kasa steril pada tali pusat dan Ainy
Nurul
ganti kasa secara rutin yaitu 1 hari sekali,
Ainy
jangan gunakan salep atau obat apapun
untuk tali pusat kecuali sesuai anjuran
dokter.
3 Anjurkan ibu untuk 25-01-22 Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga 25-01-22 Ibu sebelumnya sudah
menjaga kehangatan suhu 08.42 – kehangatan suhu tubuh bayi dengan 08.50 - mengertahui teknik kanguru
tubuh bayi dengan teknik 08.50 teknik Kangguru yaitu : 08.51 sejak berada di rumah sakit dan
Kanguru WIB a. Bayi dalam keadaan telanjang (hanya WIB sudah melakukkanya setiap hari
memakai popok dan topi) diletakan dirumah
secara tegak/vertical didada antara ke
Allysya Allysya
2 payudara ibu (ibu telanjang dada)
Nurul Nurul
Ainy Ainy

56
b. Pinggul dan kaki ditekuk dan dalam
posisi seperti katak
c. Lengan tangan dalam keadaan fleksi
Menopang pantat bayi dengan kain
gendong.
4 Ajarkan ibu teknik 25-01-22 Mengajarkan ibu teknik menyusui dengan 25-01-22 Ibu mengerti teknik menyusui
menyusui dengan benar. 08.52- benar yaitu : 09.00 –
09.00 a. Duduk dengan posisi santai dan tegak 09.02
WIB b. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan WIB
sedikit kemudian dioleskan pada Allysya Allysya
putting susu dan areola sekitarnya Nurul Nurul
c. Bayi dipegang dengan satu lengan, Ainy Ainy
kepala bayi diletakkan pada lengkung
siku ibu dan bokong bayi diletakkan
pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah atau bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu
d. Satu tangan bayi diletakkan
dibelakang badan ibu dan yang satu
didepan
e. Perut bayi menempel badan ibu,
kepala bayi menghadap payudara
f. Telinga dan lengan bayi terletak pada
satu garis lurus
g. Ibu menatap bayi dengan kasih
sayang
h. Tangan kanan menyangga payudara
kiri dan keempat jari dan ibu jari
menekan payudara bagian atas areola
i. Bayi diberi rangsangan untuk
membuka mulut (rooting reflek)
dengan cara menyentuh pipi dengan
putting susu atau menyentuh sisi
mulut bayi

57
j. Setelah bayi membuka mulut, dengan
cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan putting serta
areola dimasukkan ke mulut bayi
k. Melepas isapan bayi
l. Setelah menyusui pada satu payudara
sampai terasa kosong, sebaiknya
diganti menyusui pada payudara yang
lain.
d. Setelah selesai menyusui biasakan
untuk menyendawakan bayi
5 Anjurkan ibu untuk 25-01-22 Menganjukan kepada ibu untuk 25-01-22 Ibu akan mengikuti ajuran yang
memberikan ASI ekslusif 09.05 – memberikan ASI ekslusif kepada bayi 09.10 - diberikan
on demand 09.10 sesering mungkin tanpa tarjadwal (on 09.12
WIB demand) atau berikan ASI sesuai dengan Allysya WIB Allysya
keinginan bayi agar nutrisi bayi dari ASI Nurul Nurul
tetap terpenuhi. Ainy Ainy
6 Anjurkan ibu 25-01-22 Menganjurkan ibu mengkonsumsi sayur 25-01-22 Ibu bersedia untuk
mengkonsumsi sayuran 09.12 – hijau dan buah-buahan untuk 09.20 - mengkonsumsi sayur hijau dan
hijau dan buah-buahan 09. 20 Memperlancar pengeluaran Asiekslusif Allysya 09.22 buah-buahan Allysya
WIB Nurul WIB Nurul
Ainy Ainy
7 Anjurkan ibu untuk mejaga 25-01-22 Menganjurkan ibu untuk menjaga 25-01-22 Ibu bersedia menjaga
kebersihan diri dan 09.22- kebersihan bayi dan ibu. 09.30 - kebersihannya
bayinya 09.30 Allysya 09.32
WIB Nurul WIB Allysya
Ainy Nurul
Ainy
8 Informasikan ibu untuk 25-01-22 Menginformasikan ibu untuk mencuci 25-01-22 Ibu paham dan mengerti apa
mencuci tangan sebelum 09.32 – tangan sebelum dan sesudah menyentuh 09.40 – yang sudah dijelaskan
dan sesudah menyentuh 09.40 bayi. untuk pencegahan infeksi terhadap 09.42
bayi. WIB bayi. Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul

58
Ainy Ainy
9 Kunjungan ulang 25-01-22 Melakukan kunjungan ulang pada 8 25-01-22 Ibu bersedia akan melakukan
09.42- Febuari 2020 09.50 - kunjungan ulang
09.50 09.52
WIB Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy

59
60

B. Catatan Perkembangan I

Data ini diambil pada 01 februari 2022 pukul 10.00 WIB.

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan sudah pernah diajarkan teknik kangguru dan bayi sudah

diberikan ASI sesering mungkin tetapi daya hisap bayi masih lemah, dan

ibu melanjutkan pemberikan ASI pada bayi.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Cukup baik

Kesadaran : Composmentis

Nadi : 136 x/menit

RR : 41 x/menit

Suhu : 36,5˚C

BB : 2500 gram

PB : 48 cm

3. Analisis

Bayi Ny. E usia 7 hari dengan BBLR

4. Penatalaksanaan

Penatalaksnaan kunjungan awal dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini


Tabel 3
Lembar Implementasi Catatan Perkembangan I

Diagnosa : By. Ny. E usia 7 hari lahir spontan pervaginam dengan BBLR
Pelaksanaan Evaluasi
No Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Evaluasi Tindakan Paraf
(Tgl/Jam) (Tgl/Jam)
1 Jelaskan pada ibu kondisi 01-02-22 Menjelaskan kepada ibu hasil 01-02-22 Ibu mengerti dengan kondisi
anaknya 10.00 – pemeriksaan umum dan tanda-tanda vital 10.05- bayinya
10.05 Keadaan umum : Baik 10.07
WIB Berat Badan : 2500 gram Allysya WIB Allysya
Tanda-tanda vital : Nurul Nurul
Suhu : 36,5°c Ainy Ainy
RR : 41 kali/menit
Nadi : 136 kali/menit
2 Berikan injeksi HB0 01-02-22 Memberikan injeksi HB0 kepada bayi 01-02-22 Ibu mengatakan selama di rumah
10.07 - dibagian paha kanan atas bagian lateral 10.15 - sakit belum diberi imunisasi
10.15 dengan dosis 0,5 ml. 10.16 HB0
WIB Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
3 Beritahu ibu tanda-tanda 01-02-22 Menjelaskan kepada ibu tanda bayi 01-02-22 Ibu mengerti tanda bayi
bayi Hipotermi 10.16- terkena hipotermi yaitu suhu <36.5°c, 10.20- hipotermi
10.20 kulit pucat dan terasa dingin jika 10.21
WIB disentuh, menggigil,dll Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
4 Anjurkan ibu untuk 01-02-22 Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga 01-02-22 Ibu selalu menjaga kehangatan
Menjaga kehangatan suhu 10.21- kehangatan suhu tubuh bayi dengan 10.28- suhu tubuh bayi dengan teknik
tubuh bayi dengan 10.28 teknik kangguru seperti yang sudah 10.29 kangguru
melanjutkan teknik WIB diajarkan Allysya WIB Allysya
Kanguru. Nurul Nurul

61

61
Ainy Ainy
5 Anjurkan Ibu untuk tetap 01-02-22 Ajurkan ibu untuk mengkonsumsi sayur 01-02-22 Ibu sudah mengkonsumsi buah
mengkonsumsi Sayuran 10.29- hijau dan buah-buahan untuk 10.35 - dan sayur setiap hari
hijau dan memperbanyak 10.35 memperlancar pengeluaran Asi. Allysya 10.36 Allysya
minum air putih WIB Nurul WIB Nurul
Ainy Ainy
6 Anjurkan ibu untuk tetap 01-02-22 Menganjurkan ibu untuk melanjutkan 01-02-22 Ibu mengerti dan akan
memberikan ASI ekslusif 10.36- pemberian ASI ekslusif kepada bayi 10.40- melanjutkan pemberian ASI
secara on demand atau 10.40 sesering mungkin tanpa tarjadwal (on 10.41 secara on demand
setiap bayi meminta. WIB demand) atau berikan ASI sesuai dengan Allysya WIB Allysya
keinginan bayi agar nutrisi bayi dari ASI Nurul Nurul
tetap terpenuhi. Ainy Ainy
7 Sarankan ibu untuk mejaga 01-02-22 Menganjurkan ibu tetap mejaga 01-02-22 Ibu mengerti apa yang sudah
kebersihan diri dan 10.41- kebersihan diri dan bayinya setiap hari 10.47- dianjurkan
bayinya 10.47 untuk mencegah infeksi pada bayi yaitu 10.48
WIB mencuci tangan sesudah dan sebelum WIB
menyentuh bayi, mandi 2x sehari dan Allysya Allysya
mengganti popok bayi jika bayi BAB atau Nurul Nurul
BAK Ainy Ainy
8 Beritahu ibu akan 01-02-22 Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan 01-02-22 Ibu bersedia dikunjungi kembali
dilakukan kunjungan 10.48- kunjungan ulang pada tanggal 31 Januari 10.50-
ulang. 10.50 2022. 10.56
WIB Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy

62

62
63

C. Catatan Perkembangan II

Data ini diambil pada tanggal 09 Februari 2022, pada pukul 15.10 Wib
63

1. Data Subyektif

a. Ibu mengatakan Bayi dalam keadaan baik

b. Ibu mengatakan bayi menghisap dengan aktif

c. Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi sayuran dan buah setiap hari

d. Ibu mengatakan sudah menjaga kebersihan diri dan bayi

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Nadi : 130 x/menit

RR : 44 x/menit

Suhu : 36,8˚C

BB : 2600 gram

PB : 46,6 cm

3. Analisis

Bayi Ny. E usia 14 hari dengan BBLR

4. Penatalaksanaan

Penatalaksnaan kunjungan awal dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.


Tabel 4
Lembar Implementasi Catatan Perkembangan II

Diagnosa : By. Ny. E usia 14 hari lahir spontan pervaginam dengan BBLR
Pelaksanaan Evaluasi
No Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Evaluasi Tindakan Paraf
(Tgl/Jam) (Tgl/Jam)
1 Evaluasi keadaan bayi 09-02-22 Mengevalusi keadaan bayi 09-02-22 Ibu mengerti dengan kondisi
15.10- Keadaan umum : Baik 15.18- bayinya
15.18 Berat Badan : 2600 gram 15.19
WIB Tanda-tanda vital : WIB
Suhu : 36,8°c Allysya Allysya
RR : 44 kali/menit Nurul Nurul
Nadi : 130 kali/menit Ainy Ainy
2 Sarankan ibu kembali 09-02-22 Ibu tetap menjaga kehangatan suhu 09-02-22 Ibu melakukan asuhan sesuai
untuk tetap Menjaga 15.19- tubuh bayi yaitu dengan melanjutkan 15.25- yang diajarkan
kehangatan suhu tubuh 15.25 teknik Kangguru setiap harinya. 15.26
bayi dengan melanjutkan WIB Allysya WIB Allysya
teknik Kanguru. Nurul Nurul
Ainy Ainy
3 Pemantauan suhu 09-02-22 Lakukan pemantauan suhu dan pantau 09-02-22 Ibu paham dan akan memantau
15.26- berat badan bayi 15.30- suhu serta berat badan bayi
15.30 15.31
WIB Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
4 Evaluasi ibu tetap 09-02-22 Sarankan ibu untuk selalu memberijan 09-02-22 Ibu paham dan akan menjaga
melanjutkan pemberian 15.31- ASI ekslusif kepada bayi sesering 15.37- kebersihan diri dan bayinya
ASI ekslusif secara on 15.37 mungkin tanpa tarjadwal (on demand) 15.38
demand. WIB atau berikan ASI sesuai dengan keinginan Allysya WIB Allysya
bayiagar nutrisi bayi dari ASI tetap Nurul Nurul

64

64
terpenuhi. Ainy Ainy
5 Sarankan kembali ibu tetap 09-02-22 Sarankan ibu untuk terus menjaga 09-02-22
menjaga kebersihan ibu 15.38- kebersihan diri dan bayinya setiap hari 15.45-
dan bayi 15.45 untuk mencegah infeksi pada bayi yaitu 15.46
WIB mencuci tangan sesudah dan sebelum WIB
menyentuh bayi, mandi 2x sehari dan
mengganti popok bayi jika bayi BAB atau
BAK
Allysya Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy

65

65
66

D. Catatan Perkembangan III

Data ini diambil pada tanggal 16 Februari 2022 pukul 09.00 Wib
66

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan bayi dalam keadaan baik dan ibu selalu melakukan asuhan

yang sudah diajarkan, dan ibu mengatakan berat badan bayi sudah terlihat

bertambah.

2. Objektif

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Nadi : 139 x/menit

RR : 42 x/menit

Suhu : 37˚C

BB : 2700 gram

PB : 48 cm

3. Analisis

Bayi Ny. E usia 21 hari dengan BBLR

4. Penatalaksanan

Penatalaksnaan kunjungan awal dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.


Tabel 5
Lembar Implementasi Catatan Perkembangan III

Diagnosa : By. Ny. E usia 21 lahir spontan pervaginam dengan BBLR


Pelaksanaan Evaluasi
No Perencanaan Waktu Waktu
Tindakan Paraf Evaluasi Tindakan Paraf
(Tgl/Jam) (Tgl/Jam)
1 Evaluasi keadaan bayi 16-02-22 Mengevaluasi keadaan bayi D selama 16-02-22 Ibu mengerti dengan keadaan
09.00- pemantauan berat badan sudah 09.08- bayinya
09.08 bertambah. 09.09
WIB Keadaan umum : Baik Allysya WIB Allysya
Berat Badan : 2700 gram Nurul Nurul
Tanda-tanda vital : Ainy Ainy
Suhu : 37°c
RR : 47 kali/menit
Nadi : 139 kali/menit
2 Sarankan ibu untuk tetap 16-02-22 Menyarankan ibu tetap menjaga 16-02-22 Ibu melakukan asuhan sesuai
menjaga kehangatan suhu 09.09- kehangatan suhu tubuh bayi 09.15- yang diajarkan)
tubuh bayi. 09.15 Allysya 09.16 Allysya
WIB Nurul WIB Nurul
Ainy Ainy
3 Berikan pujian ibu karna 16-02-22 Memberikan pujiaan ibu karna telah 16-02-22 Ibu bersedia untuk selalu
telah membantu memantau 09.16- membantu memantau perkembangan 09.20- memantau bayinya)
perkembangan anaknya 09.20 bayinya. Allysya 09.21 Allysya
WIB Nurul WIB Nurul
Ainy Ainy
4 Sarankan ibu untuk selalu 16-02-22 Sarankan ibu untuk melanjutkan 16-02-22 Ibu bersedia untuk memberi
memberikan ASI ekslusif. 09.21- pemberian ASI ekslusif kepada bayi 09.27- ASI secara ekslusif
09.27 sesering mungkin atau berikan ASI 09.28
WIB sesuai dengan keinginan bayi. Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy

67
5 Berikan Edukasi 16-02-22 Edukasi kebutuhan nutrisi bayi (gizi 16-02-22 Ibu akan mengikuti apa yang
pemberian ASI selama 2 09.28- seimbang) kepada ibu, Usahakan bayi 09.35- telah diedukasi
tahun dan Gizi seimbang 09.35 tetap diberikan ASI hingga 6 bulan atau 09.36
WIB sampai 2 tahun agar nutrisi bayi dari ASI Allysya WIB Allysya
tetap terpenuhi.Saat bayi sudah berusia 6 Nurul Nurul
bulan boleh diberikan makanan Ainy Ainy
tambahan atau MPASI agar memperoleh
asupan nutrisi yang sesuai dan baik
untuk masa pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
6 Srankan ibu untuk rutin 16-02-22 Menyarankan ibu untuk rutin mengikuti 16-02-22 Ibu mengerti dan akan rutin
mengikuti kegiatan 09.36- kegiatan posyandu untuk mendapatkan 09.40- mengikuti kegiatan posyandu
posyandu. 09.40 pengawasan tumbuh kembang anak. 09.41
WIB Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy
7 Informasikan ibu untuk 16-02-22 Menginforasikan ibu untuk kunjungan ke 16-02-22 Ibu mengerti dan akan
kunjungan ulang 09.41- PMB setiap tanggal 15 untuk 09.45- melakukan kunjungan setap
09.45 memberikan imunisasi dasar kepada 09.46 tanggal 15
WIB bayi. Allysya WIB Allysya
Nurul Nurul
Ainy Ainy

68
BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada bayi diperoleh hasil pengkajian

dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi kedaan

klien secara lengkap. Asuhan kebidanan bayi baru lahir yang dilakukan kepada

By. Ny. E dilakukan pengumpulan data dasar berupa data subyektif dan data

obyektif, dari anamnesa diketahui bahwa By. Ny. E usia 3 hari ibu mengatakan

bayi tidak menghisap dengan kuat dan bayi belum diberikan imunisasi Hb0. Pada

awal kunjungan dilakukan anamnesa terhadap By. Ny. E ibu mengatakan ingin

melakukan imunisasi HB0 dan penimbangan BB. Dilakukan pemberian HB0 dan

pemeriksaan antropometri. Berdasarkan deteksi dini masalah bayi Ny. E termasuk

masalah BBLR. Setelah diketahui diagnosa pada langkah berikutnya menyarankan

ibu untuk menjaga kehangatan suhu tubuh bayi, dan memberikan asi eksklusif

secara on demand, menjaga keberihan ibu dan bayi, dan anjuran tersebut bisa

memantau perkembangan bayi Ny. E.

Hasil pemeriksaan pada By. Ny. E diperoleh keadaan umum baik, TTV

dalam batas normal namun berat badan bayi rendah. Masalah dari kasus By. Ny. E

yaitu BBLR hal ini ditunjukkan dari data subjektif yang didapatkan yakni berat

badan bayi kurang dari berat badan bayi lahir normal. Berdasarkan teori yang ada

bahwa bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir

kurang dari atau sama dengan 2.500 gram dengan usia kehamilan < 38 minggu

(Nurlaila dan Eka, 2019 : 1). Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah

kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain.

69
70

Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor

janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR (Sembiring, J. B, 2019 : 163)

Dari hasil pengkajian teori dan kasus dilakukan identifikasi dan

didapatkan hasil yaitu By. Ny. E dengan BBLR. Pelaksanaan kasus By. Ny. E

dilakukan 3 kali kunjungan. Kunjungan awal pada tanggal 01 Februari 2022

dengan menjelaskan pada ibu kondisi anaknya, memberi ibu tanda-tanda bayi

Hipotermi, menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dengan

melanjutkan teknik Kanguru. Menganjurkan Ibu untuk tetap mengkonsumsi

Sayuran hijau dan memperbanyak minum air putih, menganjurkan ibu untuk tetap

memberikan ASI ekslusif secara on demand atau setiap bayi meminta. Sarankan

ibu untuk mejaga kebersihan diri dan bayinya. PMK merupakan cara sederhana

untuk meningkatkan angka harapan hidup bayi BBLR dan Prematur (Suparta,

dkk. 2017 : 104)

Kunjungan ke 2 pada tanggal 09 februari 2022 Perencanaan memberitahu

ibu tanda-tanda bayi Hipotermi, menganjurkan ibu untuk Menjaga kehangatan

suhu tubuh bayi dengan melanjutkan teknik Kanguru, menganjurkan Ibu untuk

tetap mengkonsumsi Sayuran hijau dan memperbanyak minum air putih,

menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif secara on demand atau

setiap bayi meminta, menyarankan ibu untuk mejaga kebersihan diri dan bayinya.

Kunjungan ke 3 pada tanggal 16 Februari 2022 Menyarankan ibu untuk

tetap menjaga kehangatan suhu tubuh bayi. Memberikan pujian ibu karna telah

membantu memantau perkembangan anaknya, menyarankan ibu untuk selalu

memberikan ASI ekslusif, memberikan Edukasi pemberian ASI selama 2 tahun

dan Gizi seimbang, menyarankan ibu untuk rutin mengikuti kegiatan posyandu.
71

Perawatan Metode Kanguru mempunyai banyak manfaat seperti

keefektifan termoregulasi, frekwensi denyut jantung, frekwensi nafas teratur

termasuk menurunkan apnoe, menstabilkan saturasi oksigen, mempercepat

penambahan berat badan, mempercepat bonding antara ibu dan bayi,

meningkatkan kepercayaan diri ibu, meningkatkan produksi ASI dan menurunkan

biaya perawatan rumah sakit (Suparta, dkk. 2017 : 104).

Tanggal 01februari 2022 berat badan 2.300 gram naik menjadi 2.500 gram

09 februari 2022, kemudian tanggal 16 Februari 2022 berat badan menjadi 2.700

gram dan ibu mengatakan berat badan bayi sudah terlihat bertambah.

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR

yang dilakukan pada Intan Romadhona tahun 2020 yang bertempatan di BPM

Lely Yustiana,S.ST. Rajabasa Lama. Pelaksanaan yang diberikan selama 3

minggu 5 hari dengan 4 kali kunjungan. Penatalaksanaan yang diberikan terhadap

By. Ny. E adalah teknik kangguru, anjurkan ibu rutin memberikan Asi secara on

demand, anjurkan untuk ibu makan buah dan sayur, melakukan pijat bayi dan

menjaga kebersihan dibu dan bayinya (Intan Romadhona).

Beberapa penyebab terjadinya BBLR diantaranya adalah ibu hamil

mengalami kekurangan energi kronis (KEK), mengalami anemia, kurangnya

suplai zat gizi ibu hamil, komplikasi kehamilan, paritas ibu danjarak kelahiran.

Bayi dengan BBLR dibutuhkan penanganan serius, karena pada kondisi tersebut

bayi mudah mengalami hipotermi dan belum sempurna pembentuakan organ

tubuhnya sehingga rentan mengalami kematian (Haryanto, dkk. 2017, hal 323).

PMK merupakan salah satu cara efektif untuk memenuhi kebutuhan dasar bayi
72

yaitu kehangatan, ASI, pencegahan infeksi, keselamatan dan juga kasih sayang

(Kamila & Fina, 2020 : 93)

Jika berat badan bayi sudah ada peningkatan dan dalam batas normal

sesuai usia bayi maka bayi dinyatakan sudah tidak mengalami BBLR sehingga

pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus

Resiko komplikasi BBLR dapat dikurangi dengan memberikan konseling

sesuai dengan keluhan dan kebutuhan bayi, menjaga kehangatan suhu tubuh bayi

dengan teknik kangguru, anjurkan ibu rutin memberikan Asi secara on demand,

anjurkan untuk ibu makan buah dan sayur, melakukan pemantauan suhu bayi dan

menjaga kebersihan ibu serta bayinya sehingga saat berat badan bayi turun dapat

segera diminimali.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir

rendan pada By. Ny. E Usia 3 hari dengan bayi berat lahir rendah, maka penulis

dapat mengambil kesimpulan, yaitu : Didapatkan hasil keluhan utama yang

dialami, yaitu bayi baru lahir cukup bulan kecil untuk masa kehamilan (BBLR)

usia 3 hari. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital ditemukan hasil BB Lahir : 2300

gram, PB : 47 cm, LK : 32 cm, LD : 29 cm, Suhu : 36,5°c, Nadi : 134 x/m, RR :

43 x/m dan hasil pemeriksaan dengan batas normal.

Pada langkah interpretasi data diperoleh diagnose kebidanan yaitu By. Ny.

E usia 3 hari dengan BBLR. Masalah yang timbul adalah kelainan kognitif,

gangguan perilaku, gangguan tumbuh kembang, serta gangguan

neurodevelopmental. Bayi akan mengalami berat lahir rendah karena kurangnya

suplai zat gizi saat ibu hamil. Rencana asuhan kebidanan yang akan dilakukan

pada By. g adalah menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dengan teknik kangguru,

memberikan ASI secara on demand.

Pelaksanaan yang dilakukan adalah melakukan kunjungan rumah sebanyak

4x dan dicatat dalam catatan perkembangan dimulai dari tanggal 25 Januari 2022

sampai dengan 16 Februari 2022. Pada kunjungan rumah, dilakukan pemeriksaan

tanda-tanda vital, memberikan konseling sesuai dengan keluhan dan kebutuhan

bayi, menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dengan teknik kangguru, anjurkan ibu

rutin memberikan Asi secara on demand, anjurkan untuk ibu makan buah dan

73
74

sayur, melakukan pemantauan suhu bayi serta menjaga kebersihan ibu dan

bayinya.

Evaluasi asuhan kebidanan pada bayi yang telah dilakukan di dapatkan

hasil pemeriksaan bayi dengan bayi berat lahir rendah. Simpulan yang di peroleh

dari asuhan kebidanan yang dilakukan sebanyak 4x dengan adalah teknik

kangguru, memberikan Asi secara on demand, anjurkan untuk ibu makan buah

dan sayur, melakukan pemantauan suhu bayi serta menjaga kebersihan ibu dan

bayinya

B. Saran

1. Bagi PMB Siti Qhoiriyah S.Tr Keb.

Bagi lahan praktik dapat bermanfaat hasil asuhan ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai evaluasi untuk tempat lahan praktik dalam meningkatkan

pelyanan kebidanan dalam memberikan penyuluhan mengenai kasus Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR).

2. Bagi Institusi Poltekkes Prodi Kebidanan Metro

Diharapkan asuhan kebidanan ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi

sehingga dapat memberikan wawasan yang luas mengenai asuhan kebidanan

BBLR. Diharapkan juga agar institusi dapat menambah literatur atau referensi

buku sebagai bahan penelitian secara online.

3. Bagi keluarga

Secara praktis asuhan yang diberikan dapat mendorong ibu dan keluarga

untuk menyayangi dan menjaga kehangatan bayi dan pemberian nutrisi.


DAFTAR PUSTAKA

Afrida, Baiq Ricca & Ni Putu Aryani. 2022. “Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah”. Jawa Tengah : PT Nasya Expanding
Management

Aritonang, Juneris & Yunita T. O. S. 2021. “Asuhan Kebidanan Pada Masa


Nifas”. Yogyakarta : Deepublish Publisher.

Badan Pusat Statistik. 2021. Profil Statistik Kesehatan 2021. Bps.go.id. URL :

https://www.bps.go.id/publication/2021/12/22/0f207323902633342a1f6b01/
profil-statistik-kesehatan-2021.html . Diakses pada tanggal 17 Maret 2022.

Daswati. 2021. Menurunkan Kecemasan Ibu Nifas Dengan Metode Kanguru.


Bandung : Media Sains Indonesia.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Lampung


2020. Dinkes.lampungprov.go.id. URL:
https://dinkes.lampungprov.go.id/wpfd_file/profil-kesehatan-provinsi-
lampung-tahun-2020/ . Diakses tanggal 17 Maret 2022

Dwienda, Okta, Liva Maita, Eka Maya Saputri dan Rina Yulviana. 2014. Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak Prasekolah Untuk Para Bidan.
Yogyakarta : Deepublish

Febriningsih, Ayu, Yuli Trisnawati dan Misrina Retnowati. 2013. “Analisis


Faktor Penyulit Dalam Pemberian Asi Secara On Demand Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kalimanah Kabupaten Purbalingga Tahun 2013”. Jurnal
Kebidanan 2 (2), 1-7, 2013

Haryanto, Chintya Putri, Siti Fatimah Pradigdo dan M Zen Rahfiluddin. 2017.
“Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi berat lahir
rendah (Bblr) Di Kabupaten Kudus”. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal) Volume 5, Nomor 1, Januari 2017

Herman. 2018. The Relationship Of Family Roles and Attitudes In Child Care
With Cases Of Caput Succedeneum In RSUD Labuang Baji, Makasar City
In 2018. Jurnal Inovasi Penelitian Volume 1 / Nomor 2 / Juli 2020. URL :
49-Article Text-117-2-10-20200709. Diakses tangal 13 Maret 2022

Kamila, Lia & Fina Elisa. 2020. “Perawatan metode Sebagai pengganti
Inkubator untuk bayi Prematur”. Jurnal soshum intensif. Vol 3 (1)

Noorbaya, Siti, Herni Johan, Ni Wayan Kurnia Widya Wati. 2020. Asuhan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta : Gosyen
Publishing
Nurlaila dan Riyanti E. 2019, Buku Panduan Perawatan Metode Kanguru,
Yogyakarta : Leutikaprio.

Perwiraningtyas, Pertiwi, Nia Lukita Ariani dan Christine Yunike Anggraini.


2020. “Analisis Faktor Resiko Tingkat Berat Bayi Lahir Rendah”. JNC.
Volume 3 Issue 3 October 2020

Proverawati, Atikah dan Cahyo Ismawatai Sulistyorini. 2017. Bayi berat lahir
rendah. Yoogyakarta : Nuha Medika

Sembiring Br, Juliana. 2019 .Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra
Sekolah. Jakarta: Depublish.

Suryani, Etti. 2020. Bayi Berat Lahir Rendah Dan Penatalaksanaannya. Jawa
Timur : Strada Press

Suparta, Syamsa Latief, dan Suci Apriyani. 2017. “PERAWATAN METODE


KANGURU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI BAYI BERAT LAHIR
RENDAH (BBLR)”. JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH. Vol 6
(2)

Triana, Ani. dkk. 2015. Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.Jakarta:


Depublish.

Trisnawati, Nia, Festy L. M & Muhammad R. I. 2018. “Hubungan Upaya


Pencegahan Yang Dilakukan Ibu Hamil Terhadap Bayi berat lahir rendah
(BBLR) Di Wiliyah Kerja Dipuskesmas Mekar Baru Kabupaten
Tangerang Tahun 2018”. Jurnal ilmu kedokteran dan kesehatan. Vol 5,
No. 4, Oktober 2018
LAMPIRAN
DAFTAR KUNJUNGAN

No Hari/tanggal Kegiatan
1. Rabu, 01 Menajarkan ibu teknik menyusui
Februari 2022

2. Kamis, 09 Menjaga kehangatan suhu bayi


Februari 2022

3. Kamis, 16 Setelah melakukan penimbangan dan memberikan saran


Februari 2022 kepada ibu untuk rutin membawa bayi imunisasi dan
posyandu.

Anda mungkin juga menyukai