Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI TEMPAT


PRAKTIK MANDIRI BIDAN METRO
HADIMULYO TIMUR

Oleh:
KETUT RIANI
NIM. 1915471041

LAPORAN TUGAS AKHIR

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN METRO
2022
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI TEMPAT
PRAKTIK MANDIRI BIDAN METRO
HADIMULYO TIMUR

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya


Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan Metro

Politeknik Kesehatan Tanjungkaran

Oleh:
KETUT RIANI
NIM. 1915471041

LAPORAN TUGAS AKHIR

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN METRO
2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum di Tempat

Praktik Mandiri Bidan Metro Hadimulyo Timur”, sebagai salah satu syarat

menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D III

Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Tanjungkarang, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas

Akhir ini.

2. Dr. Sudarmi, S.ST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Tanjungkarang yang telah memberikan kesempatan menyusun

Laporan Tugas Akhir ini.

3. Islamiyati, AK., MKM selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Metro

Politeknik Kesehatan Tanjungkarang yang telah memberikan kesempatan

menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

4. Martini fairus,S.,Kep.Ns.,M.Sc selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

3
5. Gangsar Indah Lestari.S.ST.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan sehingga LTA ini dapat terselesaikan.

6. Kiswari Amd.keb yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan

penyusunan LTA di Praktik Mandiri Bidan Kiswari Amd.keb Metro,

Hadimulyo timur.

7. Ny. Uci dan keluarga atas kerjasamanya yang baik.

8. Teristimewa kepada kedua orangtuaku Bapak Nengah Wendra, Ibu Wayan

Suwastini, sister Wayan Ida Putri dan Nengah Dwipayani serta keluarga besar

yang telah memberikan cinta, dukungan, dan doa yang tiada henti hentinya

sehingga saya bisa berdiri di titik ini dan bisa menyelesaikan LTA dengan

tepat waktu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala

amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi

semua pihak yang memanfaatkan, Aamiin.

Metro, februari 2022

Penulis

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada wanita usia

produktif, tetapi kurangnya pengetahuan berkaitan dengan reproduksi dapat

menimbulkan kecemasan tersendiri (Handayani, 2017). Dalam kehamilan

mual muntah adalah gejala yang normal dan sering terjadi pada trimester

pertama (Setyawati et al, 2014). Namun, apabila berlebihan dapat

mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk

sehingga ibu kekurangan energi dan juga zat gizi yang disebut hiperemesis

gravidarum (Rofi’ah et al, 2019).

Diseluruh dunia diperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan. Dari

jumlah ini 20 juta wanita mengalami kesakitan sebagai akibat kehamilan.

Sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang mengancam jiwa, dan lebih dari

500.000 meninggal, insidensi terjadinya kasus hiperemesis gravidarum

sebesar 0,8 sampai 3,2% dari seluruh kehamilan atau sekitar 8 sampai 32

kasus per 2 1.000 kehamilan di dunia, hampir 50% terjadi di negara-negara

Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia (Sumarni, 2017).

Hasil dari pengkajian di TPMB kiswari Amd.keb didapatkan data

jumlah ibu hamil yg mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak 5 orang

dari 150 ibu hamil atau sekitar 3,1 % pada tahun 2022 dan sebanyak 3 orang

dari 160 ibu hamil atau 1,8% pada tahun 2022 serta didapatkan data dari 7 ibu

1
hamil trimester pertama, terdapat 1 ibu yang mengalami hiperemesis

gravidarum pada bulan Januari – Maret 2022. Berdasarkan uraian tersebut

kasus hiperemesis gravidarum di TPMB Kiswari Amd.keb masih ada dan

memerlukan pencegahan serta penanganan sedini mungkin agar tidak terjadi

komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan janinnya. Sehingga penulis

mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Kehamilan Terhadap

Ny.U dengan Hiperemesis Gravidarum di PMB Kiswari Amd.keb Metro,

Hadimulyo timur”.

Hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena

peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor

mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot

polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas

menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang

merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat

mengakibatkan dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, serta dapat

mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk

keperluan energi.

Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang

berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan

dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan

kehilangan berat badan (Paau, 2008). Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000

kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang seiring perjalanan waktu.


Dampak yang terjadi pada hiperemesis gravidarum yaitu

menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi

ikterus dan menyebabkan gangguan fungsi umum liver. Mual dan muntah

yang berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan fungsi alat-alat vital dan

menimbulkan kematian (Manuaba, 2010). Hiperemesis gravidarum ditandai

dengan mual dan muntah berlebihan pada awal kehamilan, dilaporkan

dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk berat bayi lahir rendah, kelahiran

prematur, kecil untuk usia kehamilan, dan kematian perinatal (Vikanes et al,

2013).

Dampak hyperemesis gravidarum pada ibu dapak yang ditimbulkan

seperti ibu yang sangat kekurangan nutrisi dan cairan (dehidrasi) sehingga

keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan

gangguan basa pneumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan

gastroesofagi yang menyebabkan rupture esophagus, kkerusakan hepar dan

kerusakan ginjal (Rukiyah,dkk,2010.)

Dampak medis bayi dapat menyebabkan efek samping pada janin

sebagimana telah dilaporkan terkait dengan peningkatan resiko untuk hasil

kehailan yang merugikan seperti berat lahir rendah, kelahiran premature dan

bayi usia kecil hingga usia kehamilan (McCarty,dkk,2014.)

B. Pembatasan Masalah

Laporan tugas akhir dengan pembatasan masalah asuhan kebidanan

pada Ny. U dengan hiperemesis gravidarum. Subyek kasus adalah ibu hamil
usia 27 tahun dengan waktu asuhan yang diberikan pada tanggal 03 Februari

– Februari 2022 Metro, Hadimulyo Timur.

C. Tujuan Penyusunan LTA

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan kehamilan

pada Ny.U G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu dengan kasus hiperemesis

gravidarum dengan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan kehamilan ini ditunjukkan pada Ny.U

dengan kasus hiperemesis gravidarum kehamilan 11 minggu.

2. Tempat

Lokasi asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. U dengan kasus

hiperemesis gravidarum dilakukan di TPMB Kiswari Amd.keb, Metro

Hadimulyo timur.

3. Waktu

Waktu yang diperlukan mulai dari 24 januari sampai 19 maret

untuk memberikan asuhan kebidanan di semester VI dengan mengacu


pada kalender akademik Prodi Kebidanan Metro Poltekkes Tanjung

Karang.

E. Manfaat

1. Teoritis

Diharapkan laporan tugas akhir ini dapat memberi informasi

tentang asuhan kebidanan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum dan

sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan mengenai

asuhan kebidanan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum.

2. Aplikatif

a. Bagi Prodi Kebidanan Metro

Diharapkan laporan tugas akhir ini bermanfaat sebagai bahan

bacaan dan tambahan referensi terhadap materi asuhan pelayanan

kebidanan khususnya Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Program

Studi Kebidanan Metro bagi mahasiswanya untuk memahami dan

memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai standar khususnya

pada kasus hiperemesis gravidarum.

b. Bagi PMB Kiswari Amd.keb

Diharapkan laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai

masukan atau evaluasi serta dapat diterapkan pada lahan praktik

mengenai asuhan kebidanan kehamilan khususnya mengenai

hiperemesis gravidarum.

c. Bagi Klien
Diharapkan laporan tugas akhir ini dapat dijadikan informasi

dan wawasan untuk ibu mengenai hiperemesis gravidarum yang

merupakan patologi pada ibu hamil trimester awal.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan

selama masa hamil dan selama trimester pertama kehamilan

(Varney,2007). Menurut kemenkes Hiperemesis gravidarum adalah mual

dan muntah yang hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan

kekurangan cairan, penurunan berat badan atau gangguan elektrolit

sehingga menggangu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin

didalam kandungan. Pada umumnya terjadi pada minggu ke 6-12 masa

kehamilan, yang dapat berlanjut hingga minggu ke 16-20 masa kehamilan.

Hiperemesis gravidarum didefenisikan sebagai vomitus yang

berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil,menyebabkan

dehidrasi,ketidak seimbangan elektrolit atau defenisi nutrisi dan

kehilangan berat badan. Hiperemesis gravidarum ialah mual dan muntah

yang menetap selama kehamilan yang menganggu asupan cairan dan

nutrisi, biasanya terjadi sebelum 20 minggu kehamilan,cukup berat

sehinggah mengakibatkan penurunan berat badan dan ketidakseimbangan

cairan dan elektrolit (Morgan, 2009).

Menurut Nadyah (2013) hiperemesis gravidarum adalah mual

muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan


sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi

dehidrasi. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan diri dengan keadaan

ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung

selama 4 bulan, sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan

keadaan umum menjadi buruk (Kadir, I. N., dkk., 2019) dan menururt

Jueckstock., dkk (2010) yang dikutip oleh Husin, Farid (2013) hiperemesis

gravidarum adalah suatu keadaan mual dan muntah pada kehamilan yang

menetap, dengan frekuensi muntah lebih dari 5 kali dalam sehari, disertai

dengan penurunan berat badan (> 5% dari berat sebelum hamil) dan dapat

menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam-basa, kekurangan

gizi bahkan kematian.

Pada kehamilan trimester 1 mual biasa terjadi pada pagi hari,

malam hari bahkan setiap saat. Gejala gejala ini terjadi kurang lebih 6

minggu setelah HPHT dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

multigravida. Perasaan mual ini disebabkan oleh karenanya meningkat

kadar hormon estrogen dan hormon Human Chorionic Gonadotropin

(HCG) keadaan ini lah yang disebut dengan hiperemesis gravidarum

(Dahlan, Andi Kasrida dan Andi St.Umrah. 2017).

Hasil Penelitian didapati rata-rata nilai mual dan muntah sebelum

diberikan ekstrak jahe adalah 13 kali. Rata-rata nilai mual dan muntah

setelah diberikan ekstrak jahe adalah 9 kali. Ada Pengaruh penurunan

mual dan muntah pada ibu hamil trimester I (t-test > t hitung, p–value <


0,05). (t-test 13,135,p–value < 0,05) dengan selisih penurunan nilai rata-

rata 3 kali. Diharapkan ibu hamil tidak lupa untuk mengkonsumsi obat

untuk mengurangi mual dan muntah yang diberikan. Perlu diadakan suatu

kegiatan oleh tenaga kesehatan seperti penyuluhan tentang manfaat ektrak

jahe, pendeteksian secara dini tanda bahaya pada kehamilan muda, dan

lain-lain. Kegiatan yang berjalan (posyandu) harus lebih ditingkatkan

sehingga mampu mengontrol kesehatan ibu terlebih kepada ibu hamil.

2. Etiologi Hiperemesis Gravidarum

Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui, akan

tetapi menurut Husin, Farid (2013) interaksi kompleks dari faktor biologis,

psikologis dan sosial budaya diperkirakan menjadi penyebab hiperemesis

gravidarum. Selain itu kehamilan kembar, perempuan dengan kehamilan

pertama,usia <20 tahun dan >35 tahun, kehamilan mola serta berat badan

berlebih menjadi faktor pencetus pada beberapa penelitian Ada beberapa

teori yang diusulkan sebagai penyebab hiperemesis gravidarum, yaitu :

a. Perubahan Hormonal

Wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum memiliki

kadar hCG yang tinggi terutama pada trimester pertama kehamilan

(usia kehamilan 9 minggu) yang menyebabkan hipertiroidisme yang

bersifat sementara. Secara fisiologis hCG dapat merangsang kelenjar

tiroid yaitu reseptor Thryroid-Stimulating Hormon (TSH). Tidak

hanya hCG yang berperan dalam menyebabkan terjadinya hiperemesis

gravidarum,akan tetapi kemungkinan keterlibaan hCG merangsang


tiroid dapat memicu terjadinya HEG. Peningkatan kadar estrogen dan

progesteron saat kehamilan mengakibatkan penurunan mortilitas

gastrointestinal, tetapi hal ini bukanlah penyebab pasti HEG.

b. Gastrointestinal disfungsi

Menurut Jueckstock dkk. (2010) yang dikutip oleh Husin,

Farid (2013) 95% gangguan pada system pencernaan disebabkan oleh

bakteri heliobacer pylori dan 61,8% menjadi penyebab terjadinya

HEG pada kehamilan. Selain itu HEG dapat disebabkan karena ibu

memiliki gangguan pencernaan seperti ulkus peptikus, hepatitis,

pangkreatitis.

c. Vestibular dan penciuman

Hiperacuity dari sistem penciuman dapat menjadi faktor yang

berkontribusi terhadap mual dan muntah pada ibu hamil. Banyak

kasus yang menggambarkan bagi ibu hamil bahwa mencium bau

masakan khusus nya daging dapat memicu terjadinya mual. Kesamaan

antara HEG dengan morning sickness adalah bahwa gangguan dari

subclinical vestibular mungkin penyebab dari beberapa kasus HEG.

d. Genetik

Suatu penelitian di norwegia menemukan bahwa ibu yang

sewaktu hamil mengalami HEG maka anak yang dilahirkan memiliki

resiko 3% mengalami HEG ketika mereka hamil nanti atau yang


memiliki saudara yang juga mengalami HEG.S ecara keseluruhan

dilaporkan bahwa faktor genetik mungkin memainkan peran dalam

mengembangkan terjadinya HEG.

e. Masalah Psikologis

Psikologis dalam kehamilan sering kali dikaitkan dengan

faktor pencetus terjadinya HEG, namun belum ditemukan bukti kuat

terhadap hal ini, hasil penelitian cenderung mengarah pada faktor

hormonal sebagai pencetus HEG. Dampaknya dapat menimbulkan

kecemasan, rasa bersalah, dan marah

3. Faktor Resiko Hiperemesis Gravidarum

Menurut Pratiwi, Arantika M dan Fatimah (2019) faktor risiko

terjadinya hiperemesis gravidarum di antaranya:

a. Riwayat hiperemesis gravidarum baik keturunan maupun pada

kehamilan sebelumnya.

b. Hamil pertama kali / nuliparitas.

c. Obesitas / berat badan berlebih.

d. Kehamilan gamelli / mengandung anak kembar.

e. Mengandung janin perempuan.

4. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum


Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis

gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan lebih dari 10

kali muntah akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap

sebagai hiperemesis.

Hiperemesis menurut berat ringgannya gejala dibagi menjadi tiga

tingkat yaitu :

a. Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1 (Ringan)

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum.

1. Mual

2. Muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah

3. Tidak ada nafsu makan

4. Berat badan turun

5. Nadi sekitar 100 kali permenit

6. tekanan darah sistolik turun

7. Turgo kulit berkurang

8. Lidah kering dan mata cekung

b. Hiperemesis Gravidarum Tingkat 2 ( Sedang)

Mual dan muntah yang hebat dapat menyebabkan keadaan umum

penderita lebih parah yaitu:

1. Lemas

2. Apatis

3. Turgo kulit menurun

4. Lidah kering dan kotor


5. Nadi kecil dan cepat

6. Mata cekung

7. Tensi turun

8. Hemokonsentrasi

9. Oligoria

10. Konstipasi

11. Terdapat keton

c. Hiperemesis Gravidarum Tingkat 3 ( Berat )

1. Keadaan umum jelek

2. Kesadaran sangat menurun

3. Samnolen sampai koma

4. Nadi kecil

5. Dehidrasi berat

6. Suhu badan naik

7. Tekanan darah turun

8. Icterus

5. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum

Menurut Setiawan (2007) yang dikutip oleh Rukiyah, Ai Yeyeh

dan Lia Yulianti (2010) hiperemesis gravidarum dapat membahayakan

kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Beberapa komplikasi lain

yang dapat terjadi yaitu ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga

keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan
gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada hubungan

gastroesofagi yang menyebabkan peredaran ruptur esofagus, kerusakan

hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberika pengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi

atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah

janin berkurang. Sedangkan menurut Ardani, A. (2013) yang dikutip oleh

Harianja, W.J dan Zumrotun N (2020) hiperemesis gravidarum akan

berdampak pada janin seperti abortus, kelahiran prematur, BBLR, serta

malformasi pada bayi baru lahir, serta dapat menyebabkan pertumbuhan

janin terhambat atau Intrauterine Growth Retardation (IUGR).

6. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Menurut Rukiyah dan Lia Yulianti (2010) langkah pencegahan

hiperemesis gravidarum yaitu :

a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai

suatu proses yang fisiologik.

b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah

merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan

hilang setelah kehamilan 4 bulan.

c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam

jumlah kecil tetapi sering.

d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari

tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh

hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

f. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat

dingin.

g. Defekasi teratur.

h. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting,

dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

Menjaga kesehatan kehamilan selama trimester pertama juga

penting dilakukan untuk mencegah hiperemesis gravidarum. Salah satunya

adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Pemeriksaan kehamilan umumnya dilakukan sejak usia kehamilan 4

minggu, untuk memantau perkembangan janin dan mendeteksi secara dini

kelainan yang mungkin dialami oleh janin.

7. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simon dkk, 2010

hanya berkisar 1-5% kasus HEG yang memerlukan perawatan dirumah

sakit. Sebagai tenaga kesehatan yang berada di garis depan layanan

masyarakat, bidan harus mampu mengenali tanda dan gejala terjadinya

HEG sehingga dapat melakukan upaya pencegahan dan deteksi dini. Jika

didapati kasus ibu datang dengan keadaan dehidrasi disertai penurunan

tingkat kesadaran,lakukan penatalaksanaan awal sebagai upaya penstabilan

keadaan ibu sebelum dilakukan penatalaksanaan lanjut (Husin Farid,

2013).
Menurut Husin. Farid (2013) penatalaksanaan lanjutan dilakukan

oleh tenaga kesehatan lain yang berwenang pada unit pelayanan yang lebih

tinggi. Terapi yang diberikan yaitu B1 100 mg dicampur dengan 100 ml

cairan fisiologis diberikan dalam waktu 30-60 menit perminggu,

pemberian antiemetik, vitamin B6 dalam larutan fisiologis, terapi seroid

yang diberikan oleh dokter pada perawatan rumah sakit. Kewenangan

bidan pada kasus HEG adalah melakukan penatalaksanaan pada HEG

ringan dan deteksi dini untuk dilakukannya pengalihan asuhan. Instrumen

yang dapat digunakan oleh bidan untuk menilai HEG yaitu dengan

Pregnancy-Unique Quantification Of Emesis/Nausea (PUQE). PUQE

adalah penilaian kuantitas dari mual dan muntah untuk menghindari

subjektivitas dari keluhan mual dan muntah. Indeks PUQE ini merupakan

revisi dari indeks Rhodes yang digunakan untuk penilaian mual dan

muntah pada pasien kemoterapi. Pada indeks PUQE ada 3 jenis pertanyaan

yang dinilai yaitu :

a. Perubahan berat badan

b. Ada tidaknya dehidrasi

c. Indeks laboratorium (ketidakseimbangan elektrolit)

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan, yaitu ;

a. Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi

jumlah dan ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan

minum cairan yang mengandung elektrolit atau suplemen lebih

sering. Mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dapat


mengurangi mual dan melambatkan aktivitas gelombang dysrhytmic

pada lambung terutama pada trimester pertama dibandingkan dengan

makanan yang didominasi oleh karbohidrat atau lemak.

b. Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan

mengganggu istirahat tidur.

c. Meminum air jahe dapat mengurangi gejala mual dan muntah secara

signifikan karena dapat meningkatkan mortalitas saluran cerna yaitu

dengan menggunakan 1 gr jahe sebagai minuman selama 4 hari.

d. Melakukan akupuntur atau hypnosis dapat mengurangi mual dan

muntah secara signifikan.

e. Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan alkohol

karena selain dapat menimbulkan mual dan muntah juga dapat

memiliki efek yang merugikan untuk embrio serta menghambat

sintesis protein.

f. Berikan tablet vitamin B6 1,5 mg/hari,untuk meningkatkan

metabolism serta mencegah terjadinya enchepalopaty.

Cara mengatasi mual muntah selama masa kehamilan menurut

Runiari, Nengah (2010) yang dikutip oleh Putri, A. D., Haniarti dan

Usman (2017) dapat dilakukan melalui tindakan farmakologi maupun non

farmakologi. Tindakan non farmakologi yang biasa disarankan oleh tenaga

kesehatan seperti menganjurkan ibu hamil untuk mengkonsumsi jahe

dalam bentuk teh jahe, teknik relaksasi, dan aromaterapi. Seperti yang

dikutip oleh Putri, A. D., Haniarti dan Usman (2017), keunggulan pertama
jahe menurut Hernani dan Winarti, Christina. (2013) adalah kandungan

minyak atsiri yang mempunyai efek menyegarkan dan memblokir reflek

muntah, sedang gingerol dapat melancarkan darah dan saraf-saraf bekerja

dengan baik. Hasilnya ketegangan bisa dicairkan, kepala jadi segar, mual

muntah pun ditekan. Aroma harum jahe dihasilkan oleh minyak arsiri,

sedang oleoresisnya menyebabkan rasa pedas yang dapat mengeluarkan

keringat.

Terapi komplementer dapat digunakan untuk mengurangi rasa

mual dan muntah pada awal kehamilan seperti yang dikemukakan oleh

Ahmad, J (2013) terapi ini mudah didapatkan dan bisa dilakukan dengan

tanaman herbal tradisional seperti jahe. Kandungan di dalam jahe terdapat

minyak Atsiri Zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabilena, kurkumen,

gingerol, flandrena, vit A dan resin pahit yang dapat memblok serotinin

yaitu suatu neurotransmitter yang di sintesiskan pada

neuronneuronserotonergis dalam sistem saraf pusat dan sel-se

lenterokromafin dalam saluran pencernaan sehingga di percaya dapat

sebagai pemberi perasaan nyaman dalam perut sehingga dipercaya sebagai

pemberi perasaan nyaman dalam perut sehingga dapat mengatasi mual

muntah (Putri, A. D., Haniarti dan Usman. 2017).

Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri, A. D.,

Haniarti dan Usman serta penelitian yang dilakukan oleh Ginting, Astaria

Br didapatkan hasil bahwa jahe merupakan bahan terapi untuk meredakan

dan mengurangi rasa mual dan hasil penelitian menyebutkan bahwa


minuman jahe hangat memberikan pengaruh terhadap penurunan frekuensi

mual muntah pada ibu hamil trimester pertama. Hasil penelitian Putri, A.

D., Haniarti dan Usman menyebutkan bahwa sebelum diberi intervensi

rata-rata responden mengalami frekuensi mual muntah sebanyak 13 kali

dalam sehari, setelah diberi intervensi minuman jahe hangat rata-rata

frekuensi mual muntah menurun menjadi 3,18 kali dalam sehari dengan

nilai p=0,000. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa baik secara

klinis maupun statistik, minuman jahe hangat memberikan pengaruh

terhadap penurunan frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester

pertama.

Ekstrak jahe memang terbukti efektif untuk mengurangi keluhan

mual muntah terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri, A.

D., Haniarti, dan Usman (2017) tapi penggunaannya pada ibu hamil masih

kontroversi. Beberapa peneliti menganjurkan dosis ekstrak jahe yang aman

untuk konsumsi ibu hamil di bawah 1000 mg/hari, sama seperti dosis yang

kita dapat dari makanan sehari-hari. Intervensi diberikan pada pagi hari

sebanyak 3 kali seminggu selama satu bulan. Intervensi yang diberikan

adalah minuman jahe hangat. Minuman yang diberikan boleh diberikan

sedikit gula merah untuk penambah rasa. Jahe yang diberikan adalah jahe

kuning besar yang dipipihkan dan direbus/dicampurkan dengan air panas,

dan dapat diberikan gula merah sebagai pemanis dan diminum pada pagi

hari dan sore atau malam hari.

B. Manajemen Asuhan Kebidanan


Manajemen asuhan kebidanan adalah sebuah metode dengan

perorganisasian, pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis

dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan (Sih

Mulyati, 2017)

1. Tujuh Langkah Varney

Ada tujuh langkah dalam menejemen kebidanan menurut Varney

sebagai berikut :

a. Langkah I : Pengumpulan data dasar

Pada langkah ini, kegiatan yang di lakukan adalah pengkajian

dengan mengumpulkan semua yang di perlukan untuk mengevaluasi

klien secara lengkap. (Sih Mulyati, 2017) Data yang di kumpulakan

antara lain :

1) Keluhan klien.

2) Riwayat kesehatan klien.

3) Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan.

4) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.

5) Meninjau data laboratorium.

Pada langkah ini, dikumpulkan semua informasi yang akurat

dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada

langkah ini bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengkap.

b. Langkah II : Interpretasi Data


Pada langkah ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosis atau masalah klien atau kebutuhan berdasarkan

interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Kata

“masalah dan diagnosis” keduanya digunakan karena beberapa

masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosis tetapi

membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan

kebidanan terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnosis.

Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang harus diberikan kepada

klien, baik klien tahu ataupun tidak tahu (Sih Mulyati, 2017)

c. Langkah III : Identifikasi diagnosis / Masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau

diagnosis potensial lain. Berdasarkan rangkaian diagnosis dan

masalah yang sudah terindentifikasi. Membutuhkan antisipasi bila

mungkin dilakukann pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan

yang aman (Sih Mulyati, 2017)

d. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan

segera

Pada langkah ini yang di lakukan bidan adalah

mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

untuk di konsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim

kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. (Sih Mulyati, 2017)

e. Langkah V : Perencanaan asuhan yang menyeluruh


Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh

yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana

asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang sudah

teridentifikasi dan kondisi klien atau dari setiap masalah yang

berkaitan tetapi dilihat juga dari apa yang akan diperkirakan terjadi

berikutnya (Sih Mulyati, 2017)

f. Langkah VI : Pelaksanaan

Melaksanakan asuhan yang telah di buat pada langkah ke-5

secara aman dan efisien. Kegiatan ini bisa di lakukan oleh bidan atau

anggota tim kesehatan lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri,

bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanaannya. (Sih Mulyati, 2017)

g. Langkah VII : Evaluasi

Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah

diberikan, yang mencakup pemenuhan kebutuhan untuk menilai

apakah sudah benar-benar terlaksana/terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam masalah dan diagonis.

(Sih Mulyati, 2017)

2. Data Fokus SOAP

Catatan perkembangan dengan dokumentasi SOAP menurut Sih

dan Mulyati (2017:135), definisi SOAP adalah:

a. S = DATA SUBJEKTIF
Data subjektif (S), merupakan pendokumentasi manajemen

kebidanan menurut Helen Varney langkah pertama adalah

pengkajian data, terutama data yang diperoleh melalui anamnesa.

Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang

pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya

yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringakasan yang akan

berhubungan langsung dengan diagnosis.

Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diangnosis yang

akan disusun. Pada pasien yang bisa, dibagian data dibelakang hurup

“S”, diberi tanda hurup “O” atau “X”. Tanda ini akan menjelaskan

bahwa pasien adalah penderita tuna wicara.

b. O = DATA OBYEKTIF

Data obyektif (O) merupakan pendokumentasi manajemen

kebidanan Helen Varney pertama adalah pengkajian data, terutama

data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari

pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau

pemeriksaan diasnostik lain. Catatan medik dan informasi dari

keluarga atau orang lain dapat dimasukkan data obyektif ini. Data ini

akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang

berhubungan dengan diagnosis.

c. A = ANALISIS ATAU ASSESSMENT

Analisis atau assessment (A), merupakan pendokumentasi

hasil analisis dan interpensi (kesimpulan) dari data subjektif dan


obyektif, dalam pendokumentasi manajemen kebidanan. Karena

keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan

ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif,

maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini

juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang

dinamis tersebut dalam rangka mengikut perkembangan pasien.

Analisis yang tepat dan akurat akan menjamin cepat diketahuinya

perubahan pada pasien, sehingga dapat diambil keputusan atau

tindakan yang tepat.

Analisis atau assessment merupakan pendokumentasi

manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah kedua, ketiga

dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini diagnosis/

masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial serta perlunya

mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi

menurut kewenangan bidan, meliputi tindakan mandiri, tindakan

kolaborasi dan tindakan merujuk klien.

d. P = PLANNING

Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan

saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan

hasil analisis dan interprestasi data.

Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan

kesejahteraannya.Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria


tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang

akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai

kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan

lain, antara lain dokter.

Pendokumentasi P adalah SOAP ini, adalah sesuai rencana

yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka

mengatasi masalah pasien. Penatalaksanaan tindakan harus disetujui

oleh pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan

membayangkan keselamatan pasien. Sebanyak mungkin pasien harus

dilibatkan dalam proses implementasi ini. Bila kondisi pasien

berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan maupun

implementasinya kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus

disesuaikan.

Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluation/

evaluasi, yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk

menilai efektifitas asuhan/ pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi

analisis hasil yang tercapai dan merupakan fokus ketepatan nilai

tindakan/ asuhan, jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi

ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif

sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk

mendokumentasikan proses evaluasi ini, diperlukan sebuah catatan

perkembangan, dengan tetap mengacu pada metode SOAP.


BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. U
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI PMB KISWARI AMD.KEB
HADIMULYO TIMUR
2022

Tempat pengkajian : PMB Kiswari Amd.keb

Tanggal pengkajian : 03 Februari 2022

Jam pengkajian : 16.40 WIB

Pengkaji : Ketut Riani

A. Kunjungan Awal

1. Data Subyektif

a. Identitas/Biodata

Nama Ibu : Ny.U Nama Suami : Tn. T

Umur : 27 tahun Umur : 27 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Purwosari Alamat : Purwosari

No.Hp : 085609688380

Goldar :

b. Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan mengeluh

mual muntah ±9 kali dalam sehari. Mual muntah lebih sering pada

26
saat bangun tidur, mencium bau bawang putih dan stelah makan nasi

sedikit.

c. Riwayat Menstruasi

HPHT : 20/11/2021

TP : 27/08/2022

Siklus : ± 28 hari

Masalah : Tidak ada

d. Riwayat Perkawinan

Perkawinan ke :1

Usia saat kawin : 25 tahun

Lama perkawinan : 2 tahun

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu

Tahun Tempat Jenis Anak Keadaan anak


No. UK Penolong Nifas
partus partus partus JK/BB sekarang
Hamil

saat ini

f. Riwayat Kehamilan Ini

Masalah yang dialami : Mual dan muntah ± 9 kali dalam sehari,

pusing dan badan terasa lemas.

g. Riwayat Imunisasi TT

Ibu mengatakan imunisasi TT sudah 5 kali.

h. Riwayat Penyakit dan Bedah Operasi


Ibu mengatakan pernah mengalami emesis gravidarum pada kehamilan

sebelumnya, tidak ada riwayat penyakit serius dan tidak pernah bedah

operasi

i. Riwayat Penyakit yang Berhubungan dengan Masalah Kesehatan

Reproduksi

Ibu mengatakan tidak memiliki masalah kesehatan reproduksi

j. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun seperti

diabetes, hipertensi, Tuberkulosis (Tbc) dan jantung. Ibu juga

mengatakan keluarga tidak ada riwayat penyakit yang menular seperti

Human immunodeficiency ( Hiv ), Acquired Immune Deficiency

Syndrome (Aids) dan hepatitis.

k. Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah meggunakan alat kontrasepsi

l. Pola Kebutuhan Sehari Hari

1) Nutrisi : Ibu mengatakan makan yang sangat kurang

makan sedikit lalu muntah, ibu lebih suka

mengganti nasi dengan jagung rebus dan

minum jus buah, ibu lebih suka minum

dingin sejak hamil.

2) Eliminasi : Kebutuhan eliminasi tidak ada masalah.


3) Istirahat : Pada siang hari hanya bersandar dikasur dan

tidur malam ± 4-5 jam dan setiap bangun

tidur dipagi hari ibu merasa mual.

m. Aktivitas : Ibu mengerjakan tugas rumah tangga dibantu

dengan suami

n. Data Psikososial

Ibu mengatakan kehamilan ini sangat direncanakan, Ibu dan suami

merasa senang dengan kehamilan anak pertamanya dan berharap

kehamilannya sehat sampai persalinan.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum : lemah

2) Kesadaran : Composmentis

3) Tanda vital

TD : 100/60 mmHg Nadi : 90 x/menit

Suhu : 36,7oC Pernapasan : 24 x/menit

4) BB sebelum hamil : 45 kg

5) BB sekarang : 43 kg

6) Tinggi badan : 150 cm

7) IMT : 19,11kg/m²

8) LILA : 24 cm

b. Pemeriksaan Kebidanan
1) Kepala & Wajah : Rambut hitam, kulit rambut bersih dan

tidak rontok.

2) Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar

tyroid

3) Payudara kanan & kiri : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada

benjolan/massa,tidak ada nyeri payudara

4) Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi

Leopold I : Fundus teraba 1 jari diatas symphisis

Leopold II : Tidak dilakukan

Leopold III : Tidak dilakukan

Leopold IV : Tidak dilakukan

5) Ekstremitas Atas : Turgor kulit berkurang dan kering, tidak

terdapat oedema.

6) Ekstremitas Bawah : Tidak terdapat oedema atau varises dan

refleks patella (+) kanan dan kiri

7) Genital : Tidak dilakukan pemeriksaan

c. Pemeriksaan Penunjang

Hb : 11 gr%

HBSAg : NR

HIV : NR

Sympilis : NR

3. Analisis
a. Diagnosis : G1P0A0, Usia kehamilan 11 minggu dengan

hiperemesis gravidarum tingkat 1

b. Masalah : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

c. Kolaborasi : Dokter

4. Penatalaksanaan

Tabel 1
Penatalaksanaan Kunjungan Awal
Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan
Waktu Tindakan Paraf Waktu Evaluasi Tindakan Paraf
1. Beritahu ibu 03/2/22 1. Memberitahu ibu tentang Ketut 03/2/22 1. Ibu mengerti Ketut
tentang 14.00 kondisi nya saat ini.baik. Riani 14.15 dengan kondisinya Riani
kondisi nya TD:100/70 mmHg saat ini.
saat ini. Nadi : 84x/ menit
Suhu : 36,9oC
RR : 26 x/menit
2. Jelaskan 03/2/22 2. Menjelaskan penyebab Ketut 03/2/22 2. Ibu sudah Ketut
tentang 14.02 mual muntah yaitu karena Riani 14.25 kooperatif setelah Riani
penyebab terdapat perubahan serta mengetahui
mual muntah peningkatan hormon penyebab mual
yang di kehamilan yaitu hCG dan muntah yang
keluhkan ibu juga dari riwayat ibu yaitu dialami saat ini
pernah mengalami HEG
dikehamilan sebelumnya
serta bisa juga dipicu
karena faktor psikologis
ibu yang tidak
merencanakan kehamilan
ini yang disebabkan oleh
kegagalan kontrasepsi
3. Anjurkan ibu 03/2/22 3. Menganjurkan ibu untuk Ketut 03/2/22 3. Ibu makan roti, Ketut
untuk 14.07 memenuhi kebutuhan Riani 14.40 nasi, sayur dan Riani
memenuhi nutrisinya dengan cara sudah menghindari
kebutuhan mengatur pola makan yaitu makanan yang
nutrisi nya. makan sedikit tapi sering menyebabkan
dan mengkonsumsi apa muntah namun
saja yang ingin dimakan setelah makan tetap
bisa makan biskuit dan teh muntah.
hangat dipagi hari atau
mengkonsumsi makanan
yang tinggi protein seperti
telur, ikan tempe atau tahu
dapat mengurangi mual
serta menganjurkan ibu
untuk tidak makan
makanan yang terlalu
pedas, berminyak,
bersantan atau makanan
yang berbau sangat
menyengat sehingga
membuat ibu merasa mual.

4. Anjurkan ibu 03/2/22 4. Menganjurkan ibu Ketut 03/2/22 4. Ibu minum air Ketut
untuk banyak 14.10 memperbanyak minum air Riani 14.45 putih ± 6-7 Riani
minum air putih untuk mencegah ibu gelas/hari
putih. mengalami dehidrasi

5. Anjurkan ibu 03/2/22 5. Menganjurkan ibu untuk Ketut 03/2/22 5. Ibu tidak minum Ketut
untuk 14.14 menghindari konsumsi Riani 14.50 kopi Riani
menghindari minuman yang
konsumsi mengandung kafein yaitu
kopi kopi, karena selain dapat
menimbulkan mual dan
muntah juga dapat
memiliki efek yang
merugikan untuk embrio
serta menghambat sintesis
protein. Lebih baik
mengkonsumsi air putih
hangat.
6. Anjurkan ibu 03/2/22 6. Menganjurkan ibu untuk Ketut 03/2/22 6. Ibu tidur malam 6 Ketut
untuk istirahat 14.20 istirahat yang cukup yaitu Riani 14.55 jam dan hanya Riani
dan mengura- bisa dengan tidur siang ±1- istirahat duduk
ngi aktifitas. 2 jam dan tidur malam pada siang hari
sedikitnya ±6-7 jam serta serta ibu sudah
mengurangi aktifitas rumah mengurangi
tangga sementara waktu aktifitas rumah
untuk mengurangi rasa tangga
mual dan muntah.
7. Anjurkan ibu 03/2/22 7. Menganjurkan ibu setiap Ketut 03/2/22 7. Ibu masih pusing Ketut
setiap bangun 14.25 bangun tidur pagi hari agar Riani 15.00 setiap bangun tidur Riani
tidur dipagi bangun secara perlahan- pagi
jangan lahan jangan tiba-tiba
langsung langsung berdiri tetapi
berdiri. miring terlebih dahulu
kemudian duduk sebentar
lalu berdiri secara perlahan
untuk menghindari pusing.
8. Lakukan 03/2/22 8. Melakukan kolaborasi Ketut 03/2/22 8. Antiemetik habis Ketut
kolaborasi 14.30 dengan dokter untuk Riani 15.10 dan tersisa afolat Riani
dengan dokter memberi ibu terapi obat
untuk yaitu norvom
memberi ibu (Metocloramide HCl)
terapi obat diminum 3x sehari sebelum
makan & emturnas
(Paracetamol) diminum 2x
sehari, afolat diminum 1x
sehari sesudah makan.
9. Kunjungan 03/2/22 9. Menyepakati kunjungan 03/2/22 9. Ibu sepakat
ulang 14.35 ulang pada tanggal 15.15 kunjungan pada
27/01/2021 tanggal 27/01/2021

B. Catatan Perkembangan I

Tanggal : 05/02/2022

Jam : 20.00 WIB

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan masih mual dan muntah ±9 kali sehari, pusing setiap

bangun tidur pagi, serta badan masih terasa lemas, ibu kehilangan nafsu

makan, ibu tidak bias mencium bau bawang putih, minum air putih ± 5-6

gelas/hari dan tidak mengkonsumsi kopi, istirahat masih kurang yaitu

hanya tidur malam 6 jam dan tidak bisa tidur siang hanya duduk bersandar
saja, sudah mengurangi aktifitas rumah tangga dan ibu mengatakan obat

yang diberikan afloat masih tersisa sedikit.

2. Data Objektif

BB : 44 kg, TD : 100/70 mmHg, Nadi: 85 x/menit, Pernafasan : 20

x/menit, Suhu : 35,60 C, TFU 1 jari diatas simphisis.

3. Analisis

a. Diagnosis : G1P0A0, Usia kehamilan 11 minggu dengan

hiperemesis gravidarum tingkat 1.

b. Masalah : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

c. Kolaborasi : Dokter

4. Penatalaksanaan

Tabel 2
Penatalaksanaan Catatan Perkembangan I

Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan
Waktu Tindakan Paraf Waktu Evaluasi Tindakan Paraf
1. Beritahu ibu 05/02/22 1. Memberitahu ibu Ketut 05/02/22 1. Ibu mengetahui Ketut
tentang kondisi 20.15 tentang kondisi nya Riani 20.25 kondisinya saat Riani
nya saat ini saat ini.baik. ini.
TD: 110/70mmHg
Nadi: 82x/menit,
RR: 20 x/menit
Suhu: 36,60 C
2. Anjurkan ibu 05/02/22 2. Menganjurkan ibu Ketut 05/02/22 2. Ibu tidak merasa Ketut
untuk bangun 20.18 setiap bangun tidur Riani 20.40 pusing saat Riani
tidur dipagi hari pagi hari agar bangun bangun tidur
bangun secara secara perlahan-lahan karena telah
perlahan dan jangan tiba-tiba melakukan
jangan langsung langsung berdiri tetapi anjuran yang
berdiri miring terlebih dahulu diberikan dengan
kemudian duduk benar
sebentar lalu berdiri
secara perlahan untuk
menghindari pusing.
3. Anjurkan ibu 05/02/22 3. Menganjurkan ibu Ketut 05/02/22 3. Nafsu makan ibu Ketut
untuk 20.23 untuk memenuhi Riani 20.50 masih sedikit Riani
memenuhi kebutuhan nutrisinya yaitu 5-6 sendok
kebutuhan dengan cara mengatur lalu muntah dan
nutrisi nya. pola makan yaitu sudah tidak
makan sedikit tapi makan makanan
sering dan yang memicu
mengkonsumsi apa mual.
saja yang ingin
dimakan serta ibu
untuk tidak makan
makanan yang
berminyak, bersantan
atau makanan yang
berbau sangat
menyengat sehingga
membuat ibu merasa
mual.
4. Anjurkan ibu 05/02/22 4. Menganjurkan ibu Ketut 05/02/22 4. Ibu minum air Ketut
untuk banyak 20.28 memperbanyak minum Riani 21.00 putih ± 7-8 Riani
minum air air putih minimal 8-12 gelas/hari
putih. gelas perhari untuk
mencegah ibu
mengalami dehidrasi
dengan cara minum air
putih disela waktu
makan bisa sebelum
maupun sesudah dan
minum 1 gelas saat ibu
sudah melaksanakan
sholat 5 waktu.
5. Anjurkan ibu 05/02/22 5. Menganjurkan ibu Ketut 05/02/22 5. Ibu tidur 1 jam Ketut
untuk istirahat 20.32 untuk istirahat yang Riani 21.10 pada siang hari Riani
cukup yaitu bisa dan 7 jam pada
dengan tidur siang ±2- malam hari
3 jam dan tidur malam
±7-8 jam
6. Anjurkan 05/02/22 6. Menganjurkan kepada Ketut 05/02/22 6. Suami bersedia Ketut
kepada suami 20.35 suami untuk selalu Riani 21.20 mendampingi ibu Riani
untuk selalu mendampingi ibu selama
mendampingi selama kehamilannya kehamilannya
ibu. agar ibu merasa tenang
dan nyaman.
7. Berikan ibu 05/02/22 7. Memberikan Ibu terapi Ketut 05/02/22 7. Antiemetik sudah Ketut
terapi obat. 20.39 obat yaitu ondan 3x Riani 21.30 habis Riani
sehari, dan magstral 3x
sehari 1 jam sebelum
makan diminum
dengan air putih.
8. Kunjungan 05/02/22 8. Menyepakati Ketut 05/02/22 8. Ibu sepakat Ketut
ulang 20.40 kunjungan ulang pada Riani 21.35 kunjungan pada Riani
tanggal 05/3/22 tanggal 05/03/22

C. Catatan Perkembangan II

Tanggal : 12/02/22

Jam : 16.50 WIB

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan masih mual dan muntah namun sedikit berkurang ± 6 kali

sehari, ibu sudah tidak merasa pusing saat bangun tidur karena melakukan

anjuran yang diberikan dengan benar, nafsu makan masih sedikit yaitu 5-6

sendok lalu muntah dan sudah tidak makan makanan yang memicu mual,

minum ± 7-8 gelas/hari waktu istirahat sudah mulai cukup yaitu 1 jam

pada siang hari dan 7 jam pada malam hari, suami bersedia mendampingi

ibu selama kehamilannya, obat yang diberikan sudah abis diminum.

2. Data Objektif

BB: 44 kg, TD: 110/70 mmHg, Nadi: 80x/menit, Pernafasan: 18x/menit,

Suhu: 36,30 C, TFU 2 jari diatas simphisis, DJJ 128x/menit.

3. Analisis
a. Diagnosis : G1P0A0, Usia kehamilan 12 minggu, janin

tunggal hidup intra uterin dengan hiperemesis

gravidarum tingkat 1.

b. Masalah : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

4. Penatalaksanaan

Tabel 3
Penatalaksanaan Catatan Perkembangan II
Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan
Waktu Tindakan Paraf Waktu Evaluasi Tindakan Paraf
1. Beritahu 12/2/22 1. Memberitahu ibu Ketut 12/2/22 1.Ibu mengetahui Ketut
ibu 17.00 dan keluarga Riani 17.05 kondisinya saat ini Riani
tentang bahwa kondisi ibu
kondisinya dan janin baik.
saat ini. TD: 110/70mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 18x/menit
Suhu: 36,30 C
DJJ : 128x/menit

2. Anjurkan 12/2/22 2. Menganjurkan ibu Ketut 12/2/22 2.Nafsu makan sudah Ketut
ibu untuk 17.06 untuk memenuhi Riani 17.15 bertambah dan tidak Riani
memenuhi kebutuhan nutrisi muntah, minum 8
kebutuhan dan cairannya gelas/hari
nutrisi dengan cara
nya. mengatur pola
makan dan minum
yaitu makan sedikit
tapi sering dan
mengkonsumsi apa
saja yang ingin
dimakan.
3. Berikan 12/2/22 3. Meemberikan ibu Ketut 12/2/22 3.Ibu minum air Ketut
ibu air 17.10 air jahe untuk Riani 17.20 rebusan jahe sesuai Riani
rebusan dikonsumsi yang dengan yang
jahe yang berguna untuk dianjurkan
telah mengatasi mual
dibuatkan dan muntah yang
dialami ibu,
diminum 2 kali
sehari dengan
takaran 1 gelas
kecil atau 250 ml.
Jika ibu merasa
mual bisa diminum
¼ gelas terlebih
dahulu kemudian
bisa naik menjadi
½ gelas dan 1
gelas.dikonsumsi
pada pagi hari
sebanyak 3 kali
seminggu.
4. Beritahu 12/2/22 4. Memberitahu ibu Ketut 12/2/22 4.Ibu sudah Ketut
ibu cara 17.15 cara membuat Riani 17.30 mengetahui cara Riani
membuat minuman jahe membuat wedang
minuman hangat yaitu : jahe sendiri.
jahe a. Menyiapkan jahe
hangat kuning besar (jahe
gajah) seukuran ibu
jari, gula aren
secukupnya, dan
±500 ml air putih.
b. Membersihkan jahe
dengan mengupas
kulitnya dan cuci
hingga bersih,
kemudian jahe di
geprek atau di iris
c. Panaskan air di
pancil lalu
masukkan jahe dan
gula aren
secukupnya.
Tunggu hingga
gula larut dan air
mendidih.
d. Setelah mendidih
diamkan sebentar
lalu tuangkan air
rebusan jahe ke
gelas/cangkir dan
disaring
menggunakan
saringan teh atau
sejenisnya.
e. Setelah itu wedang
jahe siap untuk
diminum saat
keadaan hangat.
5. kunjungan 12/2/22 5. Menyepakati Ketut 12/2/22 5.Ibu sepakat Ketut
ulang 17.25 kunjungan ulang Riani 17.40 kunjungan pada Riani
pada 12/03/22 12/03/22
D. Catatan Perkembangan III

Tanggal : 20/02/2022

Jam : 21.00 WIB

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan saat bangun tidur pada pagi hari kepala terasa pusing,

muntah sebanyak 4 kali karena ibu makan ikan goreng, namun nafsu

makan sudah baik makanan sedikit sudah bisa ditelan tanpa langsung

dimuntahkan, minum sudah 8 gelas/hari, waktu istirahat tidur cukup, ibu

sudah bisa membuat wedang jahe sendiri dan tetap mengkonsumsi air

rebusan jahe sesuai dengan yang dianjurkan, ibu mengatakan ingin

meminta obat untuk pusing dan mual muntah yang dirasa ibu sudah bisa

membuat wedang jahe sendiri

2. Data Objektif

BB : 45 kg, TD: 110/60 mmHg, Nadi : 82x/menit, Pernafasan: 20 x/menit,

Suhu : 36 0 C, TFU 2 jari diatas simphisis, DJJ : 124x/menit.

3. Analisis

a. Diagnosis : G1P0A0, Usia kehamilan 13 minggu,janin tunggal

hidup intra uterin, dengan emesis gravidarum.

b. Kolaborasi : Dokter
4. Penatalaksanaan

Tabel 4
Penatalaksanaan Catatan Perkembangan III

Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Evaluasi
Waktu Tindakan Paraf Waktu Paraf
Tindakan
1. Beritahu ibu 20/2/22 1. Memberitahu ibu 20/2/22 1. Ibu
tentang 21.10 dan keluarga bahwa 21.20 mengetahui
kondisinya kondisi ibu dan kondisinya
saat ini. janin baik. saat ini
TD :110/70mmHg
Nadi: 82x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 360 C
DJJ : 124x/menit

2. Anjurkan ibu 20/2/22 2. Menganjurkan ibu 20/2/22 2. Ibu tidak


untuk bangun 21.12 setiap bangun tidur 21.40 merasa
tidur dipagi pagi hari agar pusing lagi
hari bangun bangun secara
secara perlahan-lahan
perlahan dan jangan tiba-tiba
jangan langsung berdiri
langsung tetapi miring
berdiri. terlebih dahulu
kemudian duduk
sebentar lalu berdiri
secara perlahan
untuk menghindari
pusing.
3. Anjurkan ibu 20/2/22 3. Menganjurkan ibu 20/2/22 3. Ibu sudah
untuk 21.15 makan dalam porsi 21.50 makan
menghindari kecil namun sering makanan
makanan dan dianjurkan apa saja
yang untuk tidak makan seperti nasi,
membuat makanan yang sayur, dan
mual dan terlalu lauk kecuali
muntah. pedas,berminyak makanan
atau makanan yang yang
berbau sangat bersantan,
menyengat minum ±8-
sehingga membuat 9 gelas/hari
ibu merasa mual
dan muntah dan
memenuhi
kebutuhan
cairannya.
4. Lakukan 20/2/22 4. Melakukan 20/2/22 4. Antiemetik
kolaborasi 21.18 kolaborasi dengan 22.00 dan
dengan dokter untuk antipiuretik
dokter untuk memberi ibu terapi habis
memberi ibu obat yaitu,
terapi obat norvom ,sanmol 3x
sehari sesudah
makan dan magstral
3x sehari 1 jam
sebelum makan
diminum dengan air
putih.
5. Anjurkan ibu 20/2/22 5. Menganjurkan ibu 20/2/22 5. Ibu minum
untuk tetap 21.22 untuk minum air 22.10 wedang jahe
mengkonsum rebusan jahe 2 kali sehari
si air rebusan seminggu 3 kali
jahe. untuk meredakan
rasa mual muntah
diminum 2 kali
sehari dengan
takaran 1 gelas
kecil atau 250 ml.
bisa diminum pagi
atau malam diberi
jeda jika ingin
minum obat terlebih
dahulu.

6. Kunjungan 20/2/22 6. Menyepakati 20/2/22 6. Ibu sepakat


ulang 21.25 kunjungan ulang 22.18 kunjungan
pada tanggal pada tanggal
20/3/22 20/3/22
E. Catatan Perkembangan IV

Tanggal : 02 /03/22

Jam : 16.35 WIB

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan mual dan muntah sudah berkurang dengan frekuensi ± 3

kali sehari, sudah tidak merasakan pusing lagi dan sudah makan makanan

apa saja seperti nasi, sayur, dan lauk kecuali makanan yang bersantan,

minum ±8-9 gelas/hari, ibu mulai beraktifitas rumah tangga seperti biasa

dan waktu istirahat tidur sudah cukup, Obat yang diberikan sudah habis

diminum.

2. Data Objektif

BB: 45 kg, TD: 120/70 mmHg, Nadi: 80x/menit, Pernafasan: 22 x/menit,

Suhu: 36,60 C, TFU 3 jari diatas simphisis.DJJ : 132 x/menit.

3. Analisis

Diagnosis : G1P0A0, Usia kehamilan 14 minggu,janin

tunggal hidup intra uterin, dengan emesis

gravidarum.
4. Penatalaksanaan

Tabel 5
Penatalaksanaan Catatan Perkembangan IV

Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan
Waktu Evaluasi
Tindakan Paraf Waktu Paraf
Tindakan
1. Beritahu ibu 02/3/22 1. Memberitahu ibu 02/3/22 1. Ibu
tentang 16.45 dan keluarga 16.50 mengetahui
kondisinya bahwa kondisi ibu kondisinya
saat ini. dan janin baik. saat ini
TD: 120/70mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,6 0 C
DJJ : 132x/menit
2. Anjurkan 02/3/22 2. Menganjurkan ibu 02/3/22 2. Ibu makan
ibu untuk 16.47 untuk tetap 17.00 nasi, sayur
tetap memenuhi dan lauk,
memenuhi kebutuhan nutrisi tidak makan
kebutuhan dan cairannya makanan
nutrisinya. dengan cara makan yang
dalam porsi kecil membuat
namun sering dan mual serta
dianjurkan untuk minum 9
tidak makan gelas
makanan yang air/hari
terlalu pedas,
berminyak atau
makanan yang
berbau sangat
menyengat
sehingga membuat
ibu merasa mual.

3. Anjurkan 02/3/22 3. Menganjurkan ibu 02/3/22 3. Ibu


ibu untuk 16.52 untuk beraktifitas 17.10 beraktifitas
beraktifitas rumah tangga yang rumah
rumah ringan saja tangga
tangga yang walaupun ibu seperti
ringan saja. sudah bisa biasanya
beraktifitas rumah yang ringan
tangga seperti saja dan
biasanya. dibantu oleh
anaknya.
4. Anjurkan 02/3/21 4. Menganjurkan ibu 02/3/22 4. Ibu
ibu untuk 16.55 untuk tetap 17.20 meminum
tetap mengkonsumsi air wedang jae
mengkonsu rebusan jahe yang 2 kali sehari
msi air berguna untuk
rebusan mengatasi mual
jahe. dan muntah yang
dialami ibu,
seminggu 3 kali
diminum 1 kali
sehari dengan
takaran 1 gelas
kecil atau 250 ml.
5. Kunjungan 5. Menyepakati 02/3/22 5. Ibu sepakat
ulang kunjungan ulang 17.30 kunjungan
pada tanggal pada
02/04/22 tanggal
02/04/22

Anda mungkin juga menyukai