Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF MASA KEHAMILAN PADA NY. F


G2P1AOH1 USIA KEHAMILAN 12-13 MINGGU
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK
DI BPM RIKA

Disusun Oleh :
BRILYANITA HENDRIE
PO71242220143

Dosen Pembimbing :

Ry Eni Mian Marisa, SST, M.KM

PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif Masa Kehamilan


Pada Ny.F G2P1A0H1 Hamil 12-13 Minggu Dengan Kekurangan Energi Kronik” guna
memenuhi tugas Praktik Stase Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Masa Kehamilan
program studi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi tahun 2022.

Jambi, November 2022


Mahasiswa

Brilyanita Hendrie
PO71242220142

Preseptor Akademik
Pembimbing Lahan

Ry Eni Mian Marisa, SST, M.KM


Rika Okta Dafrianti, Amd.Keb
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
“Asuhan Kebidanan Komprehensif Masa Kehamilan Pada Ny. F
G2P1A0H1 Usia Kehamilan 12-13 Minggu Dengan KEK” Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini dapat diselesaikan berkat bimbingan
dan bantuan sejumlah pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Hj. Suryani, S.Pd, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes


Kemenkes Jambi serta pembimbing akademik dalam praktek ini
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Jambi
3. Ry Eni Mian Marisa, SST, M.KM selaku prseptor akademik
4. Rika Okta Dafrianti, Amd.Keb selaku preseptor lahan
5. Rekan-rekan sejawat dan seperjuangan yang telah memberikan
saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan
kasus ini.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangunakan
sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Jambi, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………… i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................
D. Manfaat Penulisan................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan...............................................................................................
1. Pengertian………………………………………………………………….
2. Tanda Bahaya……………………………………………………………….
B. Kekurangan Energi Kronik..................................................................................
C. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan Varney dan SOAP..................................
D. Pathway KEK.......................................................................................................
E. Evidence Based Midwifery..................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
Laporan Kasus Kebidanan Kehamilan Komprehensif...............................................
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan Laporan Kasus Kebidanan Kehamilan Komprehensif..........................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesimpilan ..........................................................................................................
B. Saran…………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibu hamil membutuhkan nutrisi agar tetap bugar dan sehat. Hal tersebut

dilakukan dengan meningkatkan dan mengubah makanan yang dikonsumsinya,

tetapi tidak degan menambah porsi makanan dan juga melakukan pembatasan

diet karena dapat membahayakan janin didalam kandungan. Selama hamil,

peningkatan kebutuhan zat gizi sebesar 15%. Peningkatan tersebut untuk

pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan

pertumbuhan janin. Selama masa kehamilan, penambahan normal berat badan

seluruhnya adalah sekitar 6,5–18kg (Maryam, 2016).

Dalam masa kehamilan terjadinya proses perpidahan zat gizi dari tubuh

ibu kedalam tubuh janin melalui plasenta. Pertumbuhan janin dalam kandungan

ibu sangat bergantung pada asupan zat gizi ibu. Ibu hamil yang menderita

kekurangan gizi, terutama kekurangan energi kronis beresiko melahirkan bayi

dengan berat badan rendah dan akan memiliki dampak pada pertumbuhan dan

perkembangan anak, kecerdasan, serta produktivitas di kemudian hari

(Hardiasyah & Supariasa, 2017).

Kekurangan energi kronis merupakan suatu keadaan dimana seseorang

mengalami kekurangan gizi yang berlangsung lama atau menahun yang di tandai

dengan berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan Lingkar Lengan

Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm (Hardinsyah & Supariasa, 2017).


Ibu hamil dapat beresiko jika mengalami kekurangan gizi, maka dari

pada itu dibutuhkan mineral dan vitamin untuk meningkatkan status gizi ibu

hamil pada proses penguraian nutrisi janin agar dapat tumbuh dan berkembang

secara baik. Diperkirakan bahwa 38,2% dari wanita hamil (usia 15–49 tahun) di

seluruh dunia dengan status gizi kurang dan menyebabkan terjadinya

kekurangan energi kronis dan anemia. Kekurangan mineral dan vitamin pada

kehamilan sangat rentan bagi ibu dan janin yang dikaitkan dengan hasil

kesehatan. Pada proses mengatasi masalah status gizi khusunya status gizi pada

wanita hamil untuk mendukung upaya mencapai tujuan SDG’s (Sustainable

Development Goals), selain itu sebagai upaya untuk pencapaiannya ditetapkan

melalui rencana pelaksanaan yang komprehensif pada nutrisi ibu dan bayi

sampai remaja 2016–2030. World Health Organization (WHO) melaporkan

bahwa prevelensi kekurangan energi kronis secara global 35-75% secara

signifikan meningkat pada trisemester ketiga dibandingkan trimester pertama

dan kedua kehamilan (WHO, 2017).

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan kekurangan energi kronik merupakan

salah satu fokus perhatian dan menjadi salah satu indikator kinerja program

Kementerian Kesehatan, karena berdasarkan Direktorat Jenderal Kesehatan

Masyarakat tahun 2017, indikator persentase ibu hamil kekurangan energi kronis

diharapkan turun sebesar 1,5% setiap tahunnya dan di akhir periode pada tahun

2019, maksimal ibu hamil dengan risiko kekurangan energi kronis adalah

sebesar 18,2%. Berdasarkan lingkar lengan atas <23,3cm pada ibu hamil semua

umur sebesar 17,3%. Provinsi prevelensi tertinggi terdapat di Nusa Tenggara

timur 36,8%, sedangkan prevelensi terendah terdapat di Kalimantan Utara 1,7%.


Provinsi jambi sendiri tercatat angka kejadian KEK sebanyak 15,9%

(Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat berakibat pada ibu

maupun janin yang di kandungnya. Pada ibu menyebabkan risiko terjadinya

anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, terkena

penyakit infeksi, dan menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu, sedangkan

pengaruh kekurangan energi kronis terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya

(prematur), serta pendarahan. Terhadap janin dapat menimbulkan keguguran

atau abotus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,

bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Winarsih, 2018:117).

Penyebab ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis karena akibat

dari ketidak seimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan

pengeluaran energi (Paramashanti, 2020:152). Ibu hamil mengalami kekurangan

energi kronis dapat terganggu kesehatannya dan juga dapat berpengaruh pada

kondisi janinnya. Beberapa faktor penyebab terjadinya kekurangan energi kronis

karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang gizi, jumlah asupan energi,

beban kerja ibu hamil, status ekonomi dan penyakit atu infeksi (Winarsih,

2018:116).

Upaya dalam menanggulangi masalah dan mencegah dampak dari kurang

energi kronis pada ibu hamil yaitu dengan mengonsumsi berbagai makanan

bergizi seimbang. Makanan dengan gizi seimbang itu tentu saja harus

dikonsumsi dengan pola makan yang sehat (Paramashanti, 2020:153). Selain itu,

penanganan pencegahan kekurangan energi kronik pada kehamilan diperlukan

adalah PMT. Bentuk PMT dapat berupa PMT pabrikan maupun PMT berbasis
pangan lokal. Pada tahun 2012 kementrian kesehatan RI mendistribusikan

program PMT dalam bentuk PMT pabrikan. Program ini di prioritaskan pada ibu

hamil KEK. Dari terutama diwilayah kabupaten atau kota yang mengalami

rawan gizi (Kemenkes,2020).

B. Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang di atas,maka pada kesempatan ini penulis

akan membahas kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

pada Ny.F G2P1A0H1 hamil 12-13 minggu dengan Kekurangan Energi

Kronik.”

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari seminar kasus ini yaitu meningkatkan kemampuan

untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil pada Ny.F

G2P1A0H1 hamil 12-13 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik di

BPM Rika Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian data pada Ibu Hamil pada Ny.F

G2P1A0H1 hamil 12-13 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik di

BPM Rika Tahun 2022.

b. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada Ibu Hamil pada Ny.F

G2P1A0H1 hamil 12-13 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik di

BPM Rika Tahun 2022.


c. Mampu mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada Ibu

Hamil pada Ny.F G2P1A0H1 hamil 12-13 minggu dengan Kekurangan

Energi Kronik di BPM Rika Tahun 2022.

d. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri,

kolaborasi, dan rujukan pada Ibu Hamil pada Ny.F G2P1A0H1 hamil 12-

13 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik di BPM Rika Tahun 2022.

e. Mampu merencanakan asuhan yang efektif berdasarkan kebutuhan pada

Ibu Hamil pada Ny.F G2P1A0H1 hamil 12-13 minggu dengan

Kekurangan Energi Kronik di BPM Rika Tahun 2022.

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi

Memberikan pendidikan, pengalaman bagi mahasiswinya dalam

melakukan asuhan kebidanan kehamilan komprehensif sehingga dapat

menumbuhkan dan mencipatakan bidan terampil, profesional dan mandiri.

2. Bagi Lahan Praktik

Study kasus ini dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan untuk

meningkatkan manajemen kebidanan yang diterapkan oleh lahan praktek

3. Bagi Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan

serta dapat mengaplikasikan pada penanganan asuhan kebidanan kehamilan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap

wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah mengalami

menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang

sehat maka besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Masa

kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari

atau 40 minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Terbagi

dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai

tiga bulan, triwulan kedua dari bulan kempat sampai enam bulan dan

triwulan ketiga bulan ketujuh hingga sembialan bulan (Bidan dan Dosen

Kebidanan Indonesia, 2018).

Kehamilan merupakan peristiwa yang terjadi pada seseorang wanita,

dimulai dari proses fertilisasi (konsepsi) sampai kelahiran bayi titik masa

kehamilan dimulai dari periode akhir menstruasi sampai kelahiran bayi,

sekitar 266–280 hari atau 37–40 minggu, yang terdiri dari tiga trimester,

yaitu trimester I, trimester II dan trimester III. Periode perkembangan

kehamilan terdiri dari tiga tahap tahap pertama perkembangan zigot, yaitu

pembentukan sel pembelahan sel menjadi blastosit, dan implantasi. Tahap

kedua, perkembangan embrio yaitu dari diferensiasi sampai organogenesis.

Tahap ketiga perkembangan fetus (janin) atau pertumbuhan bakal bayi. Tes

kehamilan mengakibatkan tubuh ibu mengalami perubahan dari kondisi


sebelum hamil. terjadi perubahan pada mekan nisme pengaturan dan fungsi

organ-organ tubuh yang meliputi perubahan secara fisiologis, metabolik dan

anatomis (Hardinsyah & Supariasa, 2017).

2. Tanda Bahaya Kehamilan

Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan

menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan

dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil (Yulizawati et al.,

2017:21).

a. Muntah berlebihan

Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama

pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan

berumur 3 bulan.

b. Pusing

Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai

mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.

c. Sakit kepala

Sakit kepala yang hebat atau yang menetap timbul pada ibu hamil

mungkin dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.

d. Perdarahan

Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah

merupakan tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.

e. Gerakan janin

Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan

keempat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini,
gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil

harus waspada.

B. Kekurangan Energi Kronis

1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis

Kekurangan energi kronis adalah suatu keadaan dimana seseorang

mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama

atau menahun, dengan ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak

kurus dan dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm

(Winarsih, 2018).

Kekurangan Energi Kronik merupakan salah satu keadaan malnutrisi,

dimana terjadi kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup

lama, hitungan tahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan.

Apabila ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm artinya

wanita tersebut beresiko kekurangan energi kroinis, dan diperkirakan akan

melahirkan bayi berat lahir rendah (Hardinsyah & Supariasa, 2017).

2. Penyebab Terjadinya Kekurangan Energi Kronis

Kurang energi kronik terjadi akibat Akibat dari ketidakseimbangan

antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi

(Paramashanti, 2020).

3. Tanda dan Gejala Kekurangan Energi Kronis

a. Lingkar lengan atas sebelah kiri kurang dari 23 cm

b. Kurang cekatan dalam bekerja 

c. Sering terlihat lemah, lesu, dan lunglai.

d. Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara prematur atau

jika lahir secara normal, bayi yang dilahirkan akan memiliki berat
badan lahir yang rendah atau kurang dari 2500 gram (Paramashanti,

2020).

4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kekurangan Energi Kronis

Faktor-faktor yang memengaruhi antara lain:

a. Jumlah Asupan Makanan

Buruknya jumlah asupan makan saat remaja akan menimbulkan

berbagai permasalahan gizi. Asupan makanan yang tidak sesuai

dengan kebutuhan dalam periode waktu yang lama akan berimbas

pada KEK. Oleh karena itu, pengukuran konsumsi makanan sangat

penting untuk mengetahui proporsi yang dimakan oleh masyarakat

dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan

faktordiet yang menyebabkan malnutrisi (Zaki, Sari, dan Farida,

2017).

b. Umur

Semakin muda dan semakin tua umur seseorang akan

berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda

perlu tambahan gizi yang banyak karena masih digunakan dalam

pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan untuk umur tua juga

tetap membutuhkan energi yang besar karena fungsi organ yang

melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal (Mulyani, 2016).

c. Beban Kerja/Aktivitas

Aktivitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan

aktivitas fisik yang lebih berat otomatis memerlukan energi yang

lebih besar dibandingkan yang kurang aktif (Mulyani, 2016).


d. Penyakit /Infeksi

Malnutrisi dapat menjadikan tubuh rentan terkena penyakit

infeksi dan sebaliknya penyakt infeksi akan menyebabkan penurunan

status gizi dan mempercepat terjadinya malnutrisi (Fauziah, Thaha,

dan Abdul, 2005).

5. Pencegahan Kekurangan Energi Kronis

Untuk mencegah terjadinya ibu hamil kek dengan beberapa cara

(Simbolon et al., 2018).

a. Mengkonsumsi makanan yang cukup secara kuantitas atau jumlah

makanan yang dimakan serta kualitas makanan dan zat gizi yang

sesuai kebutuhan serta suplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi

oleh ibu hamil yaitu tablet tambah darah berisi zat besi dan asam

folat kalsium,vitamin A vitamin D , iodium.

b. Pengaturan jarak kelahiran, pengobatan penyakit penyerta seperti

kecacingan malaria dan TBC.

c. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu dengan

selalu menggunakan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan

sabun menggunakan jamban sehat memberantas jentik seminggu

sekali, makan buah dan sayur setiap hari melakukan aktivitas fisik

setiap hari tidak merokok di dalam rumah persalinan oleh tenaga

kesehatan, memberikan ASI eksklusif dan menimbang balita setiap

bulan merupakan Upaya yang harus dilakukan dalam rangka

mencegah terjadinya kanker pada wanita usia subur, calon pengantin

dan ibu hamil.


d. Segera mengatasi masalah kesehatan yang timbul pada wanita usia

subur, calon pengantin dan ibu hamil kek

e. Mendapatkan pemeriksaan kehamilan terpadu 10T di pelayanan

kesehatan primer atau puskesmas oleh tenaga kesehatan. Pelayanan

antenatal terkait gizi yang wajib dilakukan adalah:

1) Penimbangan berat badan

2) Pengukuran tinggi badan

3) Pengukuran lingkar lengan atas adalah

4) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)

5) Penyuluhan dan konseling gizi

6. Penanggulangan Masalah Kekurangan Energi Kronis.

Strategi intevensi gizi kepada ibu hamil kekurangan energi kronis

(Simbolon et al., 2018:28):

3. Penyediaan makanan

4. Konseling/edukasi

5. Kolaborasi dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan tenaga lintas

sector terkait.

C. TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan, dalam rangkaian tahapan

logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Simatupang,

2008).
2. Proses Manajemen Kebidanan

Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan

manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney karena metode dan

pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam

pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. Dalam proses ketujuh

langkah tersebut dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan

evaluasi, yaitu :

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan

untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk

mengmpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan

dengan kondisi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Pengumpulan data ini meliputi :

a. Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang diperoleh dan hasil bertanya dari

pasien, suami, atau keluarga (Rukiyah dkk, 2013).

Data subyektif meliputi :

3) Biodata yang mencakup identitas pasien dan suami menurut

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

a) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-

hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

b) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko

seperti kurang dari 20 tahun, alat - alat reproduksi belum


matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan

umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi

perdarahan dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas.

c) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

d) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga

bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan

pendidikannya

e) Suku/bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari -

hari.

f) Pekerjaan

Gunanya untuk mengrtahui dan mengukur tingkat

sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam

gizi pasien tersebut.

g) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila

perlu.

4) Keluhan Utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan

pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Riwayat haid /

menstruasi
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah

menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya

darah, keluhan utama yang dirasakan saat haid, dan menstruasi

terakhir yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan

tanggal kehamilan dan perkiraan kelahiran (Sulistyawati,

2013).

5) Riwayat perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status

menikah sah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status

yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya (Ambarwati

dan Wulandari, 2010).

6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :

Dikaji untuk mengetahui jumlah kehamilan, anak yang

lahir hidup, persalinan yang aterm, persalinan yang premature,

keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan

tindakan (dengan forseps, atau dengan SC), riwayat perdarahan

pada kehamilan, persalinan atau nifas sebelumnya, hipertensi

disebabkan kehamilan pada kehamilan sebelumnya, berat bayi

sebelumnya < 2500 atau > 4000 kg, serta masalah - masalah

lain (Rukiyah dkk, 2013).

7) Riwayat kehamilan sekarang

Dikaji untuk mengetahui hari pertama haid terakhir dan

apakah siklus menstruasi normal, gerakan janin (kapan mulai

dirasakan dan apakah ada perubahan yang terjadi),

masalah dan tanda - tanda bahaya, keluhan - keluhan lazim


pada kehamilan, penggunaan obat - obatan (termasuk jamu -

jamuan) serta kekhawatiran lain yang dirasakan (Dewi dan

Sunarsih, 2011).

8) Riwayat keluarga berencana

Dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB

dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan

selama menggunakan kontrasepsi (Ambarwati dan Wulandari

2010).

9) Riwayat Penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini.

b) Riwayat penyakit sistemik

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistemik pada

ibu hamil diantaranya penyakit jantung, diabetes melitus

(DM), ginjal, hipertensi atau hipotensi, hepatitis yang dapat

mempengaruhi kehamilan (Sulistyawati, 2013).

c) Riwayat penyakit keluarga

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun

dalam keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan

riwayat penyakit menular seperti TBC dan hepatitis

(Jannah, 2011).

d) Riwayat keturunan kembar

Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada

yang mempunyai riwayat keturunan kembar (Manuaba,

2008).
e) Riwayat operasi

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan

tindakan operasi atau belum, yang sekiranya dapat

mengganggu dalam proses kehamilan ini (Manuaba,

2008).

10) Pola kebiasaan sehari - hari sebelum dan selama hamil

a) Nutrisi

Dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum

dan selama hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi

makan, jenis makanan, kualitas dan kuantitas makanan,

apakah ada pantangan makan dan jenis minuman apa yang

diminum serta berapa banyak ibu minum dalam satu hari

(Sulistyawati, 2013).

b) Eliminasi

Dikaji untuk menggambarkan kebiasaan BAB dan

BAK pasien sebelum dan selama hamil, BAB meliputi

frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau, serta kebiasaan

BAK meliputi frekuensi, warna, dan jumlah (Ambarwati

dan Wulandari, 2010).

c) Aktifitas

Dikaji untuk mengetahui pola aktifitas pasien sehari

- hari (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

d) Istirahat

Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur

pasien, berapa lama kebiasaan tidur siang dan tidur


malam.

e) Seksualitas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan

hubungan seksual dalam seminggu dan apakah mengalami

gangguan saat melakukan hubungan seksual

(Sulistyawati, 2013).

f) Psikososial budaya

Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu

dalam menjalani kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis

kelamin yang diharapkan, kehamilan ini direncanakan atau

tidak, adakah pantangan makan selama kehamilan,

kebiasaan adat - istiadat dalam kehamilan (Sulistyawati,

2013).

g) Penggunaan obat - obatan atau rokok

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok dan

pemakai obat - obatan atau tidak selama hamil (Rukiyah

dkk, 2013).

b. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan

(Rukiyah dkk, 2013) meliputi :

3) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, cukup

atau kurang.

b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu mulai dari

keadaan composmentis, apatis sampai dengan koma.

c) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau

hipotensi dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini

sebaiknya antara 90/60 - 130/90 mmHg atau peningkatan

sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan

diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan normal

pasien atau paling sedikit pada pengukuran 2 kali berturut

- turut pada selisih 1 jam (Saifuddin, 2006).

d) Suhu

Untuk nengetahui suhu badan klien kemungkinan

demam atau febris yang merupakan gejala adanya infeksi

yang berdampak pada kehamilan hiperemesis gravidarum

Batas normal 36,5oC - 37,0oC (Saifuddin, 2006).

e) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung

dalam 1 menit, denyut nadi normal 60 - 80x/menit

(Ambarwati dan Wulandari, 2010)..

f) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi parnafasan yang di

hitung dalam 1 menit, respirasi normal yaitu 20 -

30x/menit (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

g) Berat badan

Untuk mengetahui kenaikan berat badan atau


penurunan berat badan. Kenaikan berat badan ibu hamil

normal ata - rata antara 6,5 kg sampai 16 kg (Pantikawati

dan Saryono, 2010).

h) Tinggi badan.

Untuk mengetahui tinggi badan ibu yang dilakukan

untuk mendeteksi adanya resiko apabila hasil pengukuran

< 145 cm (Pantikawati dan Saryono, 2010).

i) LILA

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, dengan

batas lingkar lengan normal, yaitu 23,5 cm (Mandriwati,

2008).

4) Pemeriksaan sistematis

a) Kepala, meliputi :

(3) Rambut

Untuk mengetahui apakah rambut rontok atau tidak,

menilai warnanya, kelebatan, dan karakteristik

rambut (Rukiyah dkk, 2013).

(4) Muka

Untuk mengetahui apakah muka oedema atau

tidak (Jannah, 2011).

(5) Mata

Untuk mengetahui keadaan conjungtiva pucat

atau merah muda, warna sclera putih atau

kuning (Rukiah dkk, 2013).


(6) Hidung

Untuk mengetahui keadaan hidung dari

kebersihan, alergi debu atau tidak dan ada polip atau

tidak (Sulistyawati, 2013).

(7) Telinga

Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada

gangguan pendengaran atau tidak, ada serumen atau

tidak (Sulistyawati, 2013).

(8) Mulut

Untuk mengetahui keadaan mulut adakah

caries, bersih atau tidak, keadaan bibir kering atau

tidak, lidah kering dan kotor atau tidak

(Sulistyawati, 2013).

b) Leher

Untuk mengertahui adakah pembengkakan kelenjar

limfe atau pembengkakan kelenjar tiroid (Rukiyah dkk,

2013).

c) Dada dan Axilla

Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau

tidak, simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak,

d) Ekstremitas

Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak,

adanya varices atau tidak, adanya kelainan atau tidak,

reflek patella positif atau negatif (Varney, 2007).


e) Kulit

Untuk mengetahui turgor kulit kering atau lebih

mengurang.

5) Pemeriksaan khusus obstetri

a) Abdomen

(1) Inspeksi

Untuk mengetahui adanya bentuk perut dan

pembesaran perut, adanya strie dan linea, luka bekas

operasi, gerakan janin, TFU, hasil pemeriksaan

palpasi leopold, TBJ, DJJ dan presentasi

(Prawirohardjo, 2010).

(2) Palpasi

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011), yaitu :

(a) Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus dan

meraba bagian janin yang berada di fundus dengan

kedua telapak tangan.

(b) Leopold II : untuk menentukan bagian kanan dan

kiri perut ibu.

(c) Leopold III : untuk mengetahui bagian apa yang

terdapat di bagian bawah perut dan apakah bagian

bawah tersebut sudah atau belum masuk pintu atas

panggul.

(d) Leopold IV : untuk mengetahui seberapa

masuknya bagian bawah janin ke dalam rongga

panggul. Untuk kehamilan trimester I palpasi hanya

dilakukan pada leopold I dengan pengukuran


menggunakan jari untuk mengetahui tinggi

fundus uteri (Rukiyah, dkk 2013).

(e) TBJ : untuk mengetahui tafsiran berat janin yang

diukur dari panjang antara simpisis dan fundus

uteri dikurangi 12 untuk kepala janin yang masih

diatas simpisis dan dikurangi 11 untuk kepala

janin yang telah masuk PAP dikali 155

(Manuaba, 2007).

(3) Auskultasi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui

adanya DJJ apakah dalam batas normal atau tidak

(Dewi dan Sunarsih, 2011).

b) Anogenital

(1) Vagina

Untuk mengetahui adanya varices atau tidak,

mengetahui apakah ada kelenjar bartolini,

mengetahui pengeluaran yaitu perdarahan dan flour

albus (Sulistyawati,2013).

(2) Anus

Untuk mengetahui kebersihannya dan adanya

haemoroid atau tidak (Sulistyawati, 2013).

4) Pemeriksaan penunjang

Untuk menegakkan diagnosa dari pemeriksaan fisik.

Langkah II : Interpretasi Data


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang

benar atas data - data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah

dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa

yang spesifik (Hidayat dan Sujiatini, 2010).

1. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa Kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan

dalam lingkup praktek dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa

kebidanan.

Data Dasar :

Data Subyektif :

Menurut Sulistyawati (2013) yaitu :

a. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya.

b. Ibu mengatakan ini kehamilan keberapa.

c. Ibu mengatakan mual muntah 8 - 10 x/hari.

d. Ibu mengatakan badannya lemas.

e. Ibu mengatakan nafsu makan berkurang.

f. Ibu mengatakan nyeri pada lambung.

Data Obyektif :

Menurut Manuaba (2008) yaitu : HPL, keadaan umum

lemah, tekanan darah turun, frekuensi nadi meningkat, turgor kulit

berkurang, lidah kering, mata cekung, suhu naik, berat badan turun.

2. Masalah
Masalah adalah hal - hal yang sedang dialami wanita yang

diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengkajian.

3. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal - hal yang dibutuhkan pasien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisis data

Langkah III : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat

bersiap - siap bila diagnosa atau masalah potensial benar - benar terjadi.

Dan yang paling penting melakukan asuhan yang aman (Hidayat dan

Sujiyatini, 2010.

Langkah IV : Antisipasi

Antisipasi adalah mengidentifikasi dan menetapkan beberapa

kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada

tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan

(Hidayat dan Wildan, 2008).

Langkah V : Perencanaan

Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap

masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi dan diantisipasi, apakah

dibutuhkan penyuluhan, konseling dan rujukan yang mungkin diperlukan

(Rukiyah dkk, 2013).


Langkah VI : pelaksanaan

Pada langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan

menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, mengarahkan

atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan bermutu

(Rukiyah dkk, 2013).

Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan pada klien apakah benar -

benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah rencana tersebut

(Rukiyah dkk, 2013).

Data Perkembangan menggunakan SOAP

Dalam memberikan asuhan lanjutan, sebagai catatan perkembangan,

dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut

Varney (2007), sistem pendokumentasian asuhan kebidanan dengan

menggunakan SOAP, yaitu :

a. S (Subyektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan

data klien melalui anamnesa sebagai langkah I Varney.

b. O (Objektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan

fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan

dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.

c. A (Asessment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi data subyektif dan data obyektif dalam suatu identifikasi :

1. Diagnosa atau masalah


2. Antisipasi diagnosa dan masalah

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau

kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II, III, IV.

d. P (Planning) : Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan

evaluasi, perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI,

VII Varney.
D. Pathway

faktor sosial ekonomi


- Pendidikan
- Pekerjaaan
- pendapatan

faktor umur
- terlalu muda <20 th
- terlalu tua >35 th
Kekurangan Energi
Kronik (KEK)
Faktor paritas
- Telah melahirkan 5
atau lebih

faktor konsumsi
- Pola makan

(teori dari soekidjo noto admojo)


E. Teori EBM (Evidence Based Midwifery) Pada Asuhan Masa Kehamilan

Berikut ini adalah beberapa jurnal penelitian yang berhubungan


dengan nyeri punggung.
1) Determinan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil
(Asmaul Husna dkk, 2020)
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan umur dan
pendidikan dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Jadi jumlah total sampel
penelitian ini adalah 40 responden, yaitu 20 sampel kasus (Ibu hamil yang
mengalami KEK) dan 20 sampel kontrol (Ibu hamil yang tidak mengalami
KEK). Hasil analisis bivariat di dapat bahwa Ibu hamil yang berumur < 20
tahun dan > 35 tahun mempunyai peluang 13,5 kali lebih besar mengalami
KEK dibandingkan yang berumur 20 – 35 tahun Ibu hamil yang
berpendidikan rendah mempunyai peluang 13,2 kali lebih besar mengalami
KEK dibandingkan yang berpendidikan tinggi di Pustu lam Hasan
Kecamatan Peukan Bada Aceh Besar tahun 2020.
Setelah dilakukan peneletian, maka kejadian KEK pada ibu hamil
yang berumur < 20 tahun dan > 35 tahun lebih banyak terjadi pada
kelompok kasus yaitu 60%, sementara pada kelompok kontrol hanya 10%.
Hasil uji ststistik diperoleh nilai OR =13,5 yang berarti bahwa ibu hamil
yang berumur berisiko mempunyai peluang 13,5 kali lebih besar mengalami
KEK dibandingkan yang berumur 20 – 35 tahun.
2) Karakteristik Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK), (Widyawati dan
Sholaikhah Sulistyoningtyas, 2020)
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu
hamil kekurangan energi kronis di Puskesmas Pajangan tahun 2018.Metode
penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan di wilayah
Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul.Populasi adalah seluruh ibu hamil
yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) di Puskesmas Pajangan
tahun 2018 sebanyak 84 orang.Sampel menggunakan teknik total sampling
yaitu seluruh populasi dijadikan sampel sebanyak 84 orang. Hasil penelitian
didapatkan bahwa sebagian besar usia ibu hamil yang mengalami KEK
adalah ibu yang berusia tidak beresiko sebanyak 74 orang (88%), paritas ibu
hamil yang mengalami KEK adalah primigravida sebanyak 50 orang
(59,5%), pendidikan ibu hamil yang mengalami KEK adalah ibu dengan
pendidikan sedang sebanyak 55 orang (65,5%), ibu hamil yang mengalami
KEK adalah ibu yang bekerja sebanyak 47 orang (56 %).Kesimpulan
penelitian ini bahwa ibu hamil yang mengalami KEK adalah ibu yang
berusia tidak beresiko, primigravida, pendidikan sedang dan ibu yang
bekerja.Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi
agar masyarakat lebih memperhatikan status gizi ibu dan meningkatkan
asupan zat gizi pada ibu hamil.
3) Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (Kek) Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil (Fidyah Aminin dkk, 2014)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekurangan
energy kronis terhadap anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kota
Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel dengan probability sampling dengan 31 responden.
Hasil uji statistik didapatkan p value=0.0002 (p≤0.05), yang artinya ada
Pengaruh Kekurangan Energy Kronis (KEK) terhadap kejadan anemia pada
ibu hamil di Puskesmas Kota Tanjungpinang Tahun 2014.Setiap petugas
kesehatan atau bidan hendaknya mengaplikasi pijat oksitosin kepada ibu
post partum agara ibu tetap memberikan kolostrum pada bayinya segera
setelah lahir
4) Faktor Risiko Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil (Ardianti Lestar,2021)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil. Jenis
penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan case-control.
Sampel yang ditetapkan sebesar 35 kasus dan 35 kontrol dengan teknik
purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status gizi sebelum hamil (OR=57.30; 95%
CI=7.02-471.50; p-value= =<0.001), penyakit penyerta (OR=6.60; 95%
CI=1.32-32.84; p-value=0.01), kehamilan tidak direncanakan (OR=3.06;
95% CI=1.12-8.37; p-value=0.02), status pekerjaan saat hamil (OR=2.87;
95% CI=1.10-7.59; p-value=0.03), dan pendapatan keluarga (OR=2.84;
95% CI=1.10-7.97; p-value=0.04) faktor risiko KEK pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Gunungpati. Dapat disimpulkan bahwa Status gizi
sebelum hamil, penyakit penyerta, kehamilan tidak direncanakan, status
pekerjaan saat hamil dan pendapatan keluarga merupakan faktor risiko KEK
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati.
5) Penyebab Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Risiko
Tinggi Dan Pemanfaatan Antenatal Care(Linda Syahadhatun Nisa,2018)
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara
faktor penyebab kejadian KEK pada ibu hamil risiko tinggi dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Jelbuk
Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu risiko
tinggi yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) di wilayah kerja
Puskesmas Jelbuk dengan jumlah sampel sebanyak 42 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pemanfaatan ANC yang lengkap. Terdapat hubungan antara faktor
predisposisi meliputi variabel umur, pengetahuan, sikap dan kepercayaan
terhadap pemanfaatan ANC. Tidak terdapat hubungan antara faktor
pendukung meliputi variabel akses ke pelayanan kesehatan dan pelayanan
petugas dengan pemanfaatan ANC. Terdapat hubungan antara faktor
kebutuhan yaitu variabel (kondisi kesehatan ibu) dengan pemanfaatan ANC.
Dan disimpulkan bahwa respondent menggunakan ANC lengkap. Faktor
predisposisi (umur, pengetahuan, sikap, dan kepercayaan) berhubungan
dengan penggunaan ANC, tapi faktor pendukung tidak berhubungan dengan
pemanfaatan ANC. Disarankan untuk mempromosikan ANC kepada ibu
hamil dengan KEK dan memperkuat kinerja kader untuk sosialisasi.
MATRIKS STUDI LITERATURE REVIEW

No Judul, Pengarang, Tujuan Penelitian Variabel Metode penelitian Hasil Penelitian

Tahun

1) Determinan penelitian ini dilakukan Independen : Penelitian ini Hasil analisis bivariat di dapat
Kejadian
untuk mengetahui KEK merupakan penelitian bahwa Ibu hamil yang
Kekurangan
hubungan umur dan Dependen : yang bersifat berumur < 20 tahun dan > 35
Energi Kronik
(Kek) Pada Ibu pendidikan dengan Umur dan Analitik, dengan tahun mempunyai peluang
Hamil (Asmaul
kejadian KEK pada ibu pendidikan menggunakan 13,5 kali lebih besar
Husna dkk, 2020)
hamil. pendekatan Case mengalami KEK

Control dibandingkan yang berumur

Waktu : 18 - 21 20 – 35 tahun Ibu hamil yang

Maret 2020 berpendidikan rendah

Wilayah : di pustu mempunyai peluang 13,2 kali

lam hasan kecamatan lebih besar mengalami KEK

peukan bada dibandingkan yang

Kabupaten Aceh berpendidikan tinggi di Pustu

Besar lam Hasan Kecamatan Peukan

Bada Aceh Besar tahun 2020.

2) Karakteristik Ibu penelitian ini dilakukan Independen : Metode penelitian ini Hasil penelitian didapatkan
Hamil
untuk mengetahui KEK adalah deskriptif bahwa sebagian besar usia ibu
Kekurangan
gambaran karakteristik Dependen : Wilayah : Puskesmas hamil yang mengalami KEK
Energi Kronik
(KEK), ibu hamil kekurangan umur, paritas, Pajangan Kabupaten adalah ibu yang berusia tidak
(Widyawati dan
energi kronis tingkat Bantul beresiko sebanyak 74 orang
Sholaikhah
pendidikan, (88%), paritas ibu hamil yang
Sulistyoningtyas,
2020) pekerjaan mengalami KEK adalah

primigravida sebanyak 50

orang (59,5%), pendidikan ibu

hamil yang mengalami KEK

adalah ibu dengan pendidikan


sedang sebanyak 55 orang

(65,5%), ibu hamil yang

mengalami KEK adalah ibu

yang bekerja sebanyak 47

orang (56 %)

3) Pengaruh Penelitian ini bertujuan Independen : - Desain penelitian Hasil uji statistik didapatkan p
Kekurangan
untuk mengetahui KEK penelitian ini adalah value=0.0002 (p≤0.05), yang
Energi Kronis
pengaruh kekuranan Dependen : quasi eksperiment artinya ada Pengaruh
(Kek) Dengan
Kejadian Anemia energy kronis terhadap Anemia - Penelitian dilakukan Kekurangan Energy Kronis
Pada Ibu Hamil
anemia pada ibu hamil di Posyandu Gelatik (KEK) terhadap kejadan
(Fidyah Aminin
Kota Tanjungpinang anemia pada ibu hamil di
dkk, 2014)
-- Tanggal 12 Juni -3 Puskesmas Kota

Juli 2014. Tanjungpinang Tahun 2014

4) Faktor Risiko Penelitian ini dilakukan Independen : -Jenis penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
Kurang Energi
untuk mengetahui KEK adalah observasional bahwa status gizi sebelum
Kronis Pada Ibu
faktor-faktor yang Dependen : analitik dengan hamil (OR=57.30; 95%
Hamil (Ardianti
Lestar,2021) berhubungan dengan Faktor resiko desain case control. CI=7.02-471.50; p-value=

kurang energi kronis -Penelitian ini =<0.001), penyakit penyerta

(KEK) pada ibu hamil. dilakukan di (OR=6.60; 95% CI=1.32-

Puskesmas 32.84; p-value=0.01),

Gunungpati pada kehamilan tidak direncanakan

bulan Desember (OR=3.06; 95% CI=1.12-8.37;

2020-Januari 2021. p-value=0.02), status

pekerjaan saat hamil

(OR=2.87; 95% CI=1.10-7.59;

p-value=0.03), dan pendapatan

keluarga (OR=2.84; 95%

CI=1.10-7.97; p-value=0.04)

faktor risiko KEK pada ibu

hamil di wilayah kerja


Puskesmas Gunungpati.

5) Penyebab Penelitian ini dilakukan Independen : -Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
Kejadian
untuk mengidentifikasi KEK merupakan penelitian bahwa sebagian besar
Kekurangan
hubungan antara faktor Dependen : analitik dengan responden memiliki
Energi Kronis
Pada Ibu Hamil penyebab kejadian ibu hamil pendekatan cross pemanfaatan ANC yang
Risiko Tinggi
KEK pada ibu hamil resiko tinggi sectional. lengkap. Terdapat hubungan
Dan Pemanfaatan
risiko tinggi dengan dan pelayanan -wilayah kerja antara faktor predisposisi
Antenatal
Care(Linda pemanfaatan pelayanan antenatal Puskesmas Jelbuk meliputi variabel umur,
Syahadhatun
antenatal pengetahuan, sikap dan
Nisa,2018)
kepercayaan terhadap

pemanfaatan ANC. Tidak

terdapat hubungan antara

faktor pendukung meliputi

variabel akses ke pelayanan

kesehatan dan pelayanan

petugas dengan pemanfaatan

ANC. Terdapat hubungan

antara faktor kebutuhan yaitu

variabel (kondisi kesehatan

ibu) dengan pemanfaatan

ANC.

BAB III

TINJAUAN KASUS
A. TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

Tanggal : 27 Oktober 2022

Tempat Pengkajian : BPM RIKA

Pukul : 15.00 WIB

a. Identitas pasien Identitas suami

1) Nama : Ny. F Nama: Tn. D

2) Umur : 26 tahun Umur: 28 tahun

3) Agama : Islam Agama: Islam

4) Suku,bangsa : Melayu,Indonesia Suku,bangsa: Melayu, Indonesia

5) Pendidikan : SMA Pendidikan: S1

6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan: Swasta

7) Alamat : Sumur anyir

b. Anamnesa (Data subyektif)

1) Keluhan utama pada waktu masuk

Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, Ibu mengatakan ini

kehamilan kurang lebih 4 bulan mengeluh kurang nafsu makan, lesu

lemah dan lunglai.

2) Riwayat menstruasi

1) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama pada usia 13 tahun.

2) Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasinya 28 hari.

3) Lama : Ibu mengatakan lamanya haid 7 hari.

4) Banyaknya : Ibu mengatakan saat haid sehari ganti pembalut 2 – 3

kali.
5) Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan.

6) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer dan berwarna

merah.

7) Disminorhoe : Ibu mengatakan kadang nyeri saat haid.

3) Riwayat hamil ini

1) HPHT : 03 Agustus 2022

2) HPL : 10 april 2023

3) Gerakan janin : Ibu mengatakan belum merasakan

adanya gerakan janin pada perutnya.

4) Vitamin/jamu yang dikonsumsi : Vitamin B12, B6, vitamin C.

5) Keluhan-keluhan pada Trimester I : Ibu mengatakan mual,muntah

dan pusing.

Trimester II : Lesu dan lemah

Trimester III : -

6) ANC : Ibu mengatakan periksa 2 kali di bidan pada usia kehamilan 1

bulan dan 2 bulan.

7) Penyuluhan yang pernah didapat Ibu mengatakan belum pernah

mendapatkan penyuluhan tenctang kehamilan.

8) Imunisasi TT Ibu mengatakan sudah suntik TT 1 kali pada waktu

calon pengantin.

4) Riwayat penyakit

1) Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan saat ini merasa kurang

nafsu makan dan badan terasa lemas.

2) Riwayat penyakit sistemik

(1) Jantung : Ibu mengatakan dada sebelah kirinya tidak berdebar


– debar dan mudah lelah saat beraktifitas.

(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit

pada pinggang kanan dan kiri.

(3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.

(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk lebih dari

2 minggu.

(5) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata, kuku, dan kulitnya tidak

pernah berwarna kuning.

(6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah haus, lapar dan sering

BAK lebih dari 8 kali dimalam hari.

(7) Hipertensi: Ibu mengatakan tidak pernah tekanan darahnya lebih

dari 140/90 mmHg.

(8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai

mengeluarkan busa dari mulutnya.

(9) Lain-lain: Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit lain,

misalnya : HIV/AIDS, malaria dan lain – lain.

3) Riwayat penyakit keluarga

(1) Penyakit menurun

Ibu mengatakan bawa baik dalam keluarganya maupun keluarga

suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti

asma, DM, hipertensi, dan jantung.

(2) Penyakit menular

Ibu mengatakan bahwa dalam dalam keluarganya tidak ada yang

menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan epilepsi.

4) Riwayat keturunan kembar Ibu mengatakan bahwa dalam


keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada riwayat keturunan

kembar.

5) Riwayat operasi Ibu mengatakan belum pernah melakukan tindakan

bedah operasi apapun.

5) Riwayat perkawinan

a) Status perkawinan : Sah

b) Kawin : 1 kali, menikah umur 23 tahun dengan suami umur 25

tahun lamanya 1 tahun.

6) Riwayat keluarga berencana :

Ibu mengatakan sebelum ini menggunakan kontrasepsi Kondom.

7) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu Hamil sekarang

Umur
Tgl/thn Tempat Khmilan Jenis Anak Nifas Keadaan
No Partus Partus Penolong Jenis BB PB Keadan Laktasi Anak
Partus
Sekarang
1 21-01-2020 BPM Aterm Spontan Bidan Lk 2900 51 baik baik normal
2 Ini

8) Pola kebiasaan sehari- hari

9) Nutrisi

(a) Sebelum hamil

(1) Makan : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi

sedang seperti nasi, lauk, sayur dan kadang buah.

(2) Minum : Ibu mengatakan minum 6 – 7 gelas/hari air putih dan

kadang teh pada pagi hari.

(b) Selama hamil

(1) Makan : Ibu mengatakan ± 1 – 2 kali sehari, dengan porsi


sedikit seperti nasi, lauk, sayur, kadang buah.

(2) Minum : Ibu mengatakan minum 3 – 4 gelas/hari air putih

dan kadang teh pada pagi hari.

10) Eliminasi

(a) Sebelum hamil

(1) BAB : Ibu mengatakan frekwensi buang air besar 1 kali

sehari, konsistensi lunak, bau dan warna khas feses.

(2) BAK : Ibu mengatakan frekuensi buang air kecil 5 – 6 kali

sehari, warna kuning jernih, bau khas, lancar dan

tidak sakit.

(b) Selama hamil

(1) BAB : Ibu mengatakan buang air besar 1 kali sehari,

konsistesnsi keras, bau dan warna khas feses.

(2) BAK : Ibu mengatakan buang air kecil ± 4 kali sehari warna

kuning jernih.

11) Aktifitas

(a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan sebelum hamil biasa melakukan

pekerjaan rumah tangga seperti memasak,

mencuci, dan menyapu.

(b) Selama hamil : Ibu mengatakan aktivitas sehari – hari terganggu

karena mual muntah yang dialami ibu, sehingga

aktivitas sehari – hari sering dibantu suami.

12) Istirahat/Tidur

(a) Sebelum hamil


(1) Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam.

(2) Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 8 jam.

(b) Selama hamil

(1) Tidur siang : Ibu mengatakan hampir tidak bisa tidur siang

karena merasa tidak nyaman dengan kondisinya saat ini.

(2) Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 6 –7 jam dan

sering terbangun karena mual muntah.

13) Seksualitas

(a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1

minggu 3 kali.

(b) Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1

minggu 1 kali.

14) Personal Hygiene

Sebelum dan selama hamil tidak ada perubahan yaitu mandi 2

kali sehari, keramas 3 kali seminggu, gosok gigi 2 kali sehari, ganti

baju 2 kali sehari.

15) Psikososial budaya

(a) Perasaan tentang kehamilan ini Ibu mengatakan sangat senang

dengan kehamilannya, tetapi juga merasa cemas akan kondisinya

saat ini.

(b) Kehamilan ini direncanakan atau tidak Ibu mengatakan kehamilan

ini direncanakan.

16) Jenis kelamin yang diharapkan Ibu mengatakan laki – laki maupun

perempuan sama saja.

17) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini Ibu mengatakan suami dan
keluarga sangat senang dan mendukung kehamilan ini.

18) Keluarga lain yang tinggal serumah Ibu mengatakan hanya tinggal

serumah dengan suaminya.

19) Pantangan makan Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan.

20) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan Ibu mengatakan dalam

keluarganya ada adat istiadat dalam kehamilan seperti mitoni (7

bulanan).

21) Penggunaan obat – obatan / rokok Ibu mengatakan hanya

mengkonsumsi obat dari bidan dan tidak mengkonsumsi jamu, alkohol

ataupun rokok.

c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

1) Status generalis

1) Keadaan umum : Lemah

2) Kesadaran : Composmentis

3) TTV

TD : 120/80 mmHg

N : 85 x/menit

S : 36,7º C

R : 22 x/menit

4) TB : 156 cm

5) BB sebelum hamil : 41 kg

6) BB sekarang : 46 kg

7) LILA : 21 cm

2) Pemeriksaan Sistematis

1) Kepala
b) Rambut : Bersih, tidak rontok dan tidak berketombe.

c) Muka : Bersih, tidak ada cloasma gravidarum dan oedema.

d) Mata :

(1) Oedema : Tidak ada oedema

(2) Conjungtiva : Merah muda

(3) Sklera : Putih

e) Hidung: Simetris, bersih, tidak ada benjolan.

f) Telinga: Simetris, bersih, tidak ada serumen.

g) Mulut : Tidak stomatitis, lidah kering, tidak tercium bau aseton.

h) Gigi : Tidak ada caries.

i) Gusi : Tidak berdarah dan luka.

j) Leher

(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar

gondok

(2) Tumor : Tidak ada pembesaran

(3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak mengalami pembesaran

kelenjar limfe

k) Dada dan Axilla

(1) Jantung : Tidak dilakukan

(2) Paru : Tidak dilakukan

(3) Mammae

(a) Membesar : Membesar dalam batas normal.

(b) Tumor : Tidak ada benjolan

(c) Simetris : Simetris kanan dan kiri

(d) Areola : Hiperpygmentasi


(e) Puting susu : Menonjol

(f) Colostrum : Belum keluar

(4) Axilla

(a) Benjolan : Tidak ada benjolan

(b) Nyeri : Tidak ada nyeri

(5) Ekstremitas

(a) Varices : Tidak ada varices

(b) Oedema : Tidak ada oedema pada kaki dan tangan

(c) Reflek patella kaki : Kanan dan kiri +/+

(6) Betis merah/lembek/keras : Betis lembek tidak keras dan merah

3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)

1) Abdomen

(1) Inspeksi

(a) Pembesaran perut : Membesar sesuai umurkehamilan

(b) Bentuk perut : Normal

(c) Linea alba / nigra : Linea nigra

(d) Strie Albican / Livide : Tidak ada strie albican/livide

(e) Kelainan : Tidak ada kelainan

(f) Pergerakan janin : Belum ada

(2) Palpasi

(a) Leopold I :Ballotement

(b) Leapold II : Ballotement

(c) Leapold III : Ballotement

(d) Leapold IV : Belum teraba

(e) TFU Mc Donal : 2 jari di bawah pusat


(f) TBJ :-

(3) Auskultasi

DJJ : -

2) Anogenital

(1) Vulva vagina

(a) Varices : Tidak dilakukan

(b) Luka : Tidak dilakukan

(c) Kemerahan : Tidak dilakukan

(d) Nyeri : Tidak dilakukan

(e) Kelenjar bartholini : Tidak dilakukan

(f) Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan

(2) Perineum

(a) Bekas luka : Tidak dilakukan

(b) Lain – lain : Tidak dilakukan

(3) Anus

(a) Haemoroid : Tidak dilakukan

(b) Lain – lain : Tidak dilakukan

2. Interpretasi Data

a. Diagnosa Kebidanan

Ny.F G2P1A0H1 Dengan Kekurangan Energi Kronis.

Data Dasar :

- Data Subyektif

1) Ibu mengatakan bernama Ny. F berumur 26 tahun.

2) Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah

keguguran.
3) Ibu mengatakan ini kehamilan kurang lebih 4 bulan mengeluh kurang

nafsu makan, lesu lemah dan lunglai.

- Data Obyektif

1) Keadaan umum : Lemah

2) Kesadaran : Composmentis

3) Vital sign

a) Tekanan darah : 120/80 mmHg

b) Suhu : 36,7º C

c) Nadi : 85 x/menit

d) Respirasi : 22 x/menit

e) BB sebelum hamil : 43 cm

f) BB sekarang : 46 kg

b. Masalah

Tidak ada asupan nutrisi yang masuk kedalam tubuh ibu

c. Kebutuhan

1) Informasi tentang keadaan kehamilannya saat ini.

2) KIE mengenai kekurangan energi kronis

3) Dukungan moril untuk ibu dari suami dan keluarga.

3. Diagnosa Potensial

Anemia pada ibu, kelahiran premature dan BBLR

4. Tindakan Segera

Mandiri : Pemberian Tablet FE dan PMT

5. Rencana Tindakan

a. Informasikan seluruh hasil pemeriksaan


b. Jelaskan keluhan yang dirasakan ibu dan beritahu cara mengatasi keluhan

c. Beritahu ibu tanda bahaya pada kehamilan sesuai usia kehamilan

d. Berikan KIE kepada ibu tentang resiko tinggi kehamilan dnegan

ekurangan energi kronis

e. Beritahu asupan makanan dan kebutuhan gizi ibu hamil

f. Anjurkan ibu untuk konsumsi PMT dan berikan terapi obat

g. Beritahu kunjungan ulang

h. Dokumentasi hasil pemeriksaan

6. Pelaksanaan

a. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

1) TTV

TD : 120/80 mmHg

N : 85 x/menit

S : 36,7º C

R : 22 x/menit

2) TB : 156 cm

3) BB sebelum hamil : 37 kg

4) BB sekarang : 46 kg

5) LILA : 21 cm

b. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu tentang kurang

nafsu makan ini biasanya disebabkan perubahan hormon dan mood selama

kehamilan, sehingga untuk tetap menjaga nutrisi ibu maka dianjurkan untuk

makan sedikit tapi sering

c. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan, seperti pandangan kabur, oedem

pada ekstremitas dan wajah, keluar cairan dari vagina, nyeri yang hebat
pada perut, tidak ada gerakan janin.

d. Memberi KIE kepada ibu tentang resiko tinggi kehamilan dengan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) yaitu keadaan patologis akibat

kekurangan zat gizi nafsu makan berkurang, linkar lengan atas pada usia

subur kurang dari 23,5 cm lila yaitu 21 cm, akibat bila ibu hamil kekurangan

energi kronik yaitu terjadinya perdarahan, anemia, pengaruh waktu

persalinan yaitu persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya,

perdahan setelah persalinan dan pengaruh pada janin yaitu keguguran, bayi

lahir mati, cacat bawaan, bayi dengan berat badan lahir rendah.

e. Menganjurkan iu untuk makan makanan bergizi yang mengandung

karbohidrat seperti nasi dan roti, sayuran hijau, yang mengandung protein

seperti telur, daging, tahu dam tempe. Mengkonsumsibuah-buahan dan susu

ibu hamil untuk menambah keutuhan nutrisi ibu dan janin

f. Menganjurkan ibu untuk memenuhi gizi dengan PMT tanpa mengurangi

makanan pokok, tetap meminum obat penambah darah atau tablet FE sesuai

anjuran bidan, untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu.

g. Memberitahu kunjungan ulang yaitu 2 minggu lagi untuk mengukur lingkar

lengan kembali dan mengecek berat badan, ibu bisa kembali apabila ada

keluhan

h. Melakukan pendokumentasian

7. Evaluasi

a. Ibu telah diberikan informasi seluruh hasil pemeriksaan

b. Bidan telah menjelaskan keluahan yang dirasakan ibu dan beritahu cara

mengatasi keluhan

c. Ibu telah diberitahu tanda bahaya pada kehamilan sesuai usia kehamilan
d. Bidan telah memberikan KIE kepada ibu tentang resiko tinggi kehamilan

dengan kekurangan energi kronis

e. Ibu telah diberitahu mengenai asupan makanan atu kebutuhan gizi ibu

hamil

f. Bidan menganjurkan untuk damping makanan dengan PMT dan selalu

meminum tablet fe

g. Bidan memberitahu kunjungan ulang dan iu bisa kembali apabila ada

keluhan

h. Pendokumentasian telah dilakukan

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal 4 November 2022

Subyektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Obyektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran :Composmentis

3. Vital sign

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 83 x/menit

Suhu : 36, 6ºC

Respirasi : 20 x/menit

BB sekarng : 48 kg

LILA : 22 cm

(a) Leopold I : Fundus uteri teraba lunak, bulat, tidak


melenting (bokong).

(b) Leopold II : Teraba keras, memanjang seperti papan (punggung)

(c) Leopold III : Teraba keras, bulat, melenting (kepala)

(d) Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk pintu atas

panggul (Konvergen).

(e) TFU Mc Donal : 2 Jari di bawah pusat

(f) TBJ :-

(2) Auskultasi

DJJ : -

Assesment

Ny. F G2P1A0H1 Dengan Kekurangan Energi Kronis.

Planning

1. Menginformasikan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

bahwa ibu dan janinya dalam keadaaan sehat dan normal

2. Memberi KIE gizi seimbang. Menganjurkan ibu untuk makan nasi, sayur, lauk

pauk, dan buah secara bersamaan dalam satu porsi

3. Mengevaluasi makanan yang di konsumsi ibu mengatakan makan sudah 3x

sehari dan menu sayur, lauk, buah, buah setiap hari sudah di lakukan dan tidak di

selang seling

4. Memberikan terapi Fe dan kalk masing-masing 7 tablet serta memotivasi untuk

tetap meminumnya secara rutin setiap hari.

5. Menyampaikan kunjungan ulang 2 minggu lagi

Evaluasi
1. Ibu menunjukan respon senyum

2. Ibu sudah mengerti tentang kondisinya saat ini sehubung dengan mual muntah

yang dialaminya.

3. Ibu bersedia meminumnya.

4. Ibu mengatakan bersedia melakukan kunjungan ulang dan jika ada keluhan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan pembahasan kasus yang telah diambil dengan

manajemen kebidanan varney yang dimulai dari tahap pengkajian sampai tahap

evaluasi. Pada bab ini juga akan diuraikan tentang persamaan dan kesenjangan antara

teoir yang ada di praktik. Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan

pemecahan masalah untuk perbaikan atau masukan demi meningkatkan asuhan

kebidanan.

Pelaksanaan asuhan pada Ny. F umur 26 tahun G2P1A0H1 hamil 12-13

minggu dengan kekurangan energi kronis (KEK) dilaksanakan pada tanggal 27

Oktober 2022 Pengkajian di BPM RIKA.

A. Pengkajian

Pada pengkajian penulis telah memperoleh data subjektif dan Objektif. Data

subjektif diperoleh hasil wawancara dengan pasien, sedangkan data objektif

diperoleh dar hasil pemeriksaan secara menyeluruh. Berdasarkan data subjektif

yang diperoleh dari Ny. F yaitu ibu mengatakan datang ke BPM untuk

memeriksa kehamilannya dan mengeluh kurang nafsu makan sejak 1 bulan yang

lalu terakhir dan badan terasa lesu. Berdasarkan data objektif yang diperoleh dari

hasil pemeriksaan, di dapatkan LILA 21 cm.

Menurut Khadijah, (2022) pada ibu hamil dengan KEK secara teori

didapatkan tanda dan gejala yaitu lelah, letih, lunglai, susah buang air besar,

nafsu makan berkurang, LILA <23,5 cm (Khadijah, 2022).

Selain itu studi kasus ini juga didukug oleh penelitian yang dilakukan oleh

Elmia Kursani (2022), menunjukan bahwa pada ibu hamil dengan KEK
mayoritas paritas ibu hamil yang sudah pernah melahirkan, karena iu kurang

peduli akan nutrisi yang dikonsumsi ibu yang sudah beberapa kali hamil dan

melahirkan.

Berdasarkan temuan diatas sesuai teori bahwa usia kehamlan 12-13 minggu

tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, dan kemajuan pertumbuhan janin setiap

2 minggu (Dewi,2020).

B. Analisa Data

Analisa data terdiri dari penentuan diagnosis, penentuan masalahdan

kebutuhan pada ibu hamil. Analisa data ini ditentukan berdasarkan hasil

pengkajian data subjektif dan objektif. Pada kasus inipenulis dapat menegakan

diagnosa kebidanan yaitu G2P1A0H1 usia kehamilan 12-13 minggu dengan

kehamilan fisiologis janin tunggal hidup intrauterin denga masalah kekurangan

energi kronis (Walyani,2015).

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan pada Ny. F dalam penentuan

diagnosa sesuai teori bahwa ibu saat ini mengalami masalah kekurangan energi

kronis (KEK) dilihat dari data subjektif dan objektif yaitu ibu mengeluh lesu,

lemah, kurang nafsu makan dan saat dilakukan oengukuran LILA < 23,5 cm

hasilnya 21 cm dan BB sebelum hamil 43 kg setelah hamil 46 kg dapat menaikan

3 kg diusia kehamilan 12-13 minggu. Didapatkan diagnosa G2P1A0H1 usia

kehamilan 12-13 minggu kehamilan fisiologis janin tunggal hidup intrauteri

dengan masalah kekurangan energi kronis (KEK).

C. Penataksanaan

Memberitahu ibu untuk meningkatkan porsi makanan yang biasanya

makansehari-hari menjjadi 2xlipat dari sebelumnya dan menganjurkan untuk

melakukan PMT berupa biskuit atau roti-rotian.


Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2020) bahwa bentuk

program perbaikan gizi pada ibu hamil KEK dengan Pemberian Makanan

Tambahan Pemulihan (PMT-P) berupa biskuit program, biskuit, susu bubuk, susu

cair, bahan makanan mentah dan bahan makanan matang, ibu hamil dengan

kekurangan energi kronis (KEK) yang menerima PMT mengandung kurang lebih

600-700 kkal dan 15-20 gram protein setiap hari dapat meningkatkan berat badan

ibu selama hamil. Waktu yang tepat dalam pelaksanaan PMT sebagai program

suplemen tasi gizi untuk ibu hamil yaitu trimester I, trimester II dan trimester III

karena pada usia kehamilan tersebut kebutuhan gizi meningkat dan pertumbuhan

janin berjalan dengan cepat.

D. Evaluasi

Berdasarkan penatalaksanaan diatas, salah satu penatalaksanaan yang

diberikan yaitu menjelaskan kepada ibu bagwa kekurangan energi kronis (KEK)

adalah salah salah satu adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan

protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Kekurangan

gizi dapat disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang

cukup dan makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode

tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein yang cukup (Wahyuni,

2015). Hasil pemeriksaan telah dilakukan dan berdasarkan data diatas catatan

perkembangan pasca petemuan terakhir ada perubahan yang signifikan terhadap

kondisi ibu hamil.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. F G2P1A0H1

usia Kehamilan 12-13 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik di BPM

RIKA Tahun 2022 ini dapat dilaksanakan dengan baik sehingga penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian data Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. F G2P1A0H1

usia Kehamilan 12-13 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik di

BPM RIKA Tahun 2022 dengan menggunakan format pengumpulan

data berupa data subjektif dan data objektif yang didapatkan dari

anamnesa dan hasil pemeriksaan pada ibu hamil tersebut

2. Diagnosa kebidanan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. F

G2P1A0H1 usia Kehamilan 12-13 minggu dengan Kekurangan Energi

Kronik di BPM RIKA Tahun 2022 didapatkan dari interpretasi yang

benar atas data-data yang telah dikumpulkan pada ibu tersebut.

3. Identifikasi adanya masalah potensial yang terjadi pada Asuhan

Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. F G2P1A0H1 usia Kehamilan 12-13

minggu dengan Kekurangan Energi Kronik di BPM RIKA Tahun 2022

didapatkan berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi dan

mengantisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut tidak terjadi.

4. Identifikasi diperlukannya tindakan segera secara mandiri,yaitu untuk

mencegah hyperemesis dan anemia pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil


Pada Ny. F G2P1A0H1 usia Kehamilan 12-13 minggu dengan

Kekurangan Energi Kronik di BPM RIKA Tahun 2022

5. Rencanakan asuhan yang diberikan sudah efektif berdasarkan kebutuhan

pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. F G2P1A0H1 usia

Kehamilan 12-13 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik di BPM

RIKA Tahun 2022

6. Pelaksanakan asuhan diberikan secara efisien dan aman pada Asuhan

Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. F G2P1A0H1 usia Kehamilan 12-13

minggu dengan Kekurangan Energi Kronik di BPM RIKA Tahun 2022

sesuai dengan rencana asuhan.

7. Evaluasi hasil asuhan yang telah diberikan pada Asuhan Kebidanan Ibu

Hamil Pada Ny. F G2P1A0H1 usia Kehamilan 12-13 minggu dengan

Kekurangan Energi Kronik di BPM RIKA Tahun 2022 sudah dilakukan,

rencana asuhan yang sudah diberikan sudah dilaksanakan dengan baik.

8. Pendokumentasi hasil asuhan yang telah dilaksanakan pada Asuhan

Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. F G2P1A0H1 usia Kehamilan 12-13

minggu dengan Kekurangan Energi Kronik di BPM RIKA Tahun 2022

minggu dengan manajemen varney tujuh langkah.

B. Saran

Dari kesimpulan tersebut diatas, penulis ingin memberikan sedikit saran

supaya peningkatan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Kekurangan Energi Kronis menjadi lebih baik, diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis

tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan


Energi Kronis dan dapat menerapkan teori dan praktek kebidanan

Kekurangan Energi Kronis.

2. Bagi profesi / Bidan

Diharapkan lebih meningkatkan standart pelayanan kebidanan yang

sesuai dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah

varney sehingga pelayanan yang efektif dan efisien dapat tercapai pada

klien.

3. Bagi Institusi

a. BPM RIKA

Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan

yang sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya

untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi

Kronis.

b. Poltekkes Kebidanan Jambi

Dapat menambah referensi dan sumber bacaan diperpustakaan,

untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada ibu hamil

dengan Kekurangan Energi Kronis.


DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Provinsi Jambi. (2018). Laporan


Riskesdas Provinsi Jambi 2018. Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Jambi, 500. http://anyflip.com/cjsr/qctv

Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. (2018).


Kebidanan: Teori dan Asuhan, Vol. 1 (p. 274). Buku Kedokteran EGC.

Fikawati, S., Syafiq, A., & Karima, K. (2015).


Gizi Ibu dan Bayi (p. 5). PT Rajagrafindo Persada.

Hardinsyah, & Supariasa, D. N. (2017).


Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. EGC.

Induniasih, & Ratna, W. (2017).


Promosi Kesehatan Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan (p. 40). PT.
Pustaka Baru.

Jatmika, S. E. D., Maulana, M., Kuntoro, & Martini, S. (2019).


Buku Ajar Pengembangan Media Promosi Kesehatan.

Kementerian Kesehatan Indonesia. (2017). Profil Kementerian Kesehatan Indonesia


2017. In Kementerian Kesehatan RI (Vol. 53, Issue 9).

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018. Laporan Nasional


Riskesdas 2018, 53(9), 154–165.
http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013
tentang PTRM.pdf

Lestari, C. I., Keb, M., Wd, S., Kes, M., Pamungkas, C. E., Keb, M., St, S., & Kes,
M. (2020). Propinsi Nusa Tenggara Barat Nut ritional Education For
Prevention Of Ced In Pregnant Mothers In Karang Pule Puskesmas Area
Sekarbela Sub District Mataram City West Nusa Tenggara Province Abstrak
Pendahuluan Rencana Pembangunan Kesehatan Ibu Hamil Yang Men. 2(2), 1–
15.

Mardalena, I. (2017).
Dasar-dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan (p. 56). Pustaka Baru Press.
Maryam, S. (2016).
Gizi dalam Kesehatan Repoduksi. Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2014).
Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (p. 65). PT Rineka Cipta.

1
2

Notoatmodjo, S. (2016).
Ilmu Perilaku Kesehatan (p. 134). Rineka Cipta.

Par’i, M. H. (2016).
Penilaian Status Gizi Dilengkapi Proses Asuhan Gizi Terstandar (p. 4). EGC.

Paramashanti, A. bunga. (2020).


Gizi Bagi Ibu & Anak untuk Mahasiswa Kesehatan dan Kalangan Umum (p.
152). PT. Pustaka Baru.

Simbolon, D., Jumiyati, & Antum, R. (2018).


Pencegahan dan Penaggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) dan Anemia
Pada Ibu Hamil (p. 28). Deepublish.

Sukraniti, P. D., Taufiqurrahman, & Iwan, S. (2018).


Bahan Ajar Gizi Konseling Gizi. 6.

Supariasa, N. D., Bakri, B., & Fajar, I. (2017).


Penilaian Status Gizi (p. 29). EGC.

Susilowati, & Kuspriyant. (2016).


Gizi dalam Daur Kehidupan (p. 78). PT Refika Aditama.

Wati, L., Ernalia, Y., & Haslinda, L. (2014).


Hubungan Pengetahuan Mengenai Gizi, Pendapatan Keluarga dan Infestasi Soil
Transmitted Helminths dengan Kurang Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di
Daerah Pesisir Sungai Siak Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Riau, 1(2), 1–10.

Winarsih. (2018).
Pengantar Ilmu Gizi Dalam Kebidanan (p. 117). Pustaka Baru Press.

Yanti, D. (2017).
Konsep Dasar Asuhan Kehamilan (p. 16). PT Refika Aditama.

Yulizawati, Iryani, D., Bustami, Elsinta, L., Isnani, A. A., & Andriani, F. (2017).
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai