DOSEN PEMBIMBING :
DEWI NOPISKA LILIS, S.SiT, M. Keb.
OLEH :
JUMAIRAH
PO.71242200027
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan “ Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum Primigravida dengan
Post Secio Secario atas Indikasi Pre Eklamsia berat di Ruang Kebidanan RSUD.
Raden Mattaher “ , guna memenuhi tugas Asuhan Kebidanan kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal pada program studi profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi
tahun 2021.
Jumairah
PO.71242200027
2. Ibu Hj. Suryani, S.Pd., MPH Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Jambi
Studi Profesi.
4. Ibu Ns. Endah Pramukti, S.Kep selaku pembimbing lahan yang penuh kesabaran dan
kasus ini.
5. Ibu Hj. Hanifah, SST, SKM, MM selaku pembimbing lahan yang penuh kesabaran
kasus ini.
6. Ibu Nelliwati, SST selaku pembimbing lahan yang penuh kesabaran dan
ini.
9. Rekan- rekan mahasiswi, serta semua pihak yang sudah membantuan penyusunan
kasus ini.
Penulis menyadari bahwa kasus ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan kasusini.
Akhirnya penulis berharap semoga dengan selesainya kasus ini, hasilnya dapat
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 5
C. Manfaat ............................................................................................... 6
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data................................................................................ 64
B. Interpretasi data..................................................................................... 64
C. Diagnosa Potensial ................................................................................ 66
D. Antisipasi / Tindakan Segera ............................................................. 66
E. Perencanaan......................................................................................... 67
F. Pelaksanaan.......................................................................................... 67
G. Evaluasi................................................................................................ 68
H. Evidence Based Kebidanan................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 68
B. Saran..................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul menjadi preeklampsi berat,
intrakranial, gagal jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati dan edema paru,
salah satu penyebab dari kematian perinatal dan kehamilan dan banyak terjadi
seluruh kehamilan.
kematian di Indonesia dengan presentasi sebesar 26,9% pada tahun 2012 dan
meningkat kembali pada tahun 2013 yaitu sebanyak 27,1%. (Depkes RI,
2015).
abortus 5% dan lainnya 33% (SDKI, 2012). Sedangkan di Negara maju, angka
Hasil laporan dari Seksi Kesga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat
terdapat jumlah kematian ibu (hamil, bersalin, dan nifas) di Provinsi Jambi
tahun 2018 adalah 46 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 66.106. Jika
diproyeksikan angka kematian ibu di Provinsi Jambi tahun 2018 adalah 70 per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun 2019 adalah 59 kasus dengan jumlah
Jambi tahun 2019 adalah 90 per 100.000 kelahiran hidup. Selama enam tahun
hasil SDKI 2012, jumlah kematian ini tetap harus mendapat perhatian. Jumlah
kematian ibu terbanyak terdapat di Kabupaten Tebo (10 kasus), kota Jambi 5
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Raden Mattaher Jambi, diketahui
kasus preeklampsia berat pada tahun 2016 sebanyak 48 kasus dengan jumlah
ibu yang meninggal sebanyak 2 orang. Pada tahun 2017, kasus preeklampsia
Sedangkan dari tahun 2018 terdapat 76 kasus preeklampsia berat dengan jumlah
ibu yang meninggal sebanyak 2 orang. Pada tahun 2019 menjadi 77 kasus dan
tahun 2020 meningkat sebanyak 110 kasus. Data tersebut menunjukkan bahwa
preeklampsia berat menjadi masalah bagi ibu hamil dan bersalin.(Rekam Medik
Dari data-data yang ada diatas kejadian preeklampsia pada ibu hamil
kadang meningkat dan kadang menurun namun dari angka kejadian tersebut
dapat menjadi acuan bagi kita sebagai petugas tenaga kesehatan khsusunya
preeklampsia. Karena dapat kita ketahui bahwa seorang ibu hamil yang
mengalami preeklampsia berat akan beresiko mengalami kejang dan syok dan
cepat.
laporan kasus asuhan kebidanan pada ibu post secsio secaria atas indikasi
2021.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
a. Dilaksanakannya pengkajian pada ibu post secsio secaria dengan
tahun 2021
lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
tidak hamil yang normal. rencana untuk perawatan selanjutnya yang telah
umum dikerjakan oleh kebanyakan ahli obstetri, sampai saat ini, telah
vagina dan perineum sebagai akibat persalinan dan kelahiran. Selain itu 6
minggu setelah kelahiran, pada sebagian besar ibu yang tidak menyusui
1) Puerperium Dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan-jalan.
2) Puerperium Intermedial
3) Remote puerperium
departemen kesehatan, juga telah memberikan dalam hal ini, sesuai dengan
dasar kesehatan pada ibu pada masa nifas, yakni paling sedikit 4 kali
dan bayinya
3) Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
Tabel 1.1
Menurut Walyani, dkk, 2015. Program dan kebijakan tehnik masa nifas.
Kunjungan Waktu Tujuan
a. mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
1 6-8 jam setelah uteri
persalinan b. mendeteksi dan merawat penyebab lain
pendarahan, rujuk jika pendarahan berlanjut
c. memberikan konseling tentang pencegahan
pendarahan masa nifas yang disebabkan atonia
uteri
d. pemberian asi awal
e. mengajarkan cara mempercepat hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir.
f. menjaga bayi tetap sehat agar terhindar hipotermi
g. setelah bidan melakukan pertolongan persalinan,
maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu
dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
a. memastikan involusi uterus berjalan normal,
2 6 hari uterus berkontraksi dengan baik tinggi fundus uteri
di bawah umbilikas tidak ada pendarahan
setelah persalinan abnormal.
b. menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau
pendarahan abnormal
c. memastikan ibu mneyusui dengan baik dan benar
serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui
d. memastikan ibu mendapat cukup makan cairan
dan istirahat
e. memberikan konseling pada ibu mengenal asuhan
pada bayi tali pusat menjaga bayi tetap hangat dan
perawatan bayi sehari-hari.
2 minggu Asuhan pada 2 minggu postpartum sama dengan
3 setelah persalinan asuhan yang duberikan pada kunjungan 6 hari post
partum.
a. menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami
6 minggu setelah ibu selama masa nifas
4 persalinan b. memberikan konseling KB secara dini.
f. Perubahan fisik masa Nifas
1) Uterus
Tabel 2.2
Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi.
2) Lochea
masa nifas. cairan ini dapat berupa darah atau sisa lapisan rahim.
dengan jumlah rata-rata 225 ml. selama 2-3 hari pertama setelah
3) Endometrium
4) Serviks
luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat empat
5) Perubahan Payudara
a) Suhu Tubuh
Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2C pasca melahirkan,
suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5C dari keadaan normal.
Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan,
b) Nadi
denyut nadi dapat menjdi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi
perdarahan postpartum.
c) Tekanan Darah
postpartum.
d) Pernafasan
Pada ibu postpartum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
g. Tanda-tanda Bahaya
penglihatan.
penglihatan.
9) Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau
nafas terengah-engah
11) Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang
air kecil.
karena pada masa ini kebutuhan gizi tiga kali dari kebutuhan biasanya
apalagi pada ibu menyusui untuk memenuhi kebutuhan bayi. Makanan yang
dikonsumsi berguna untuk melakukan aktifitas metabolisme, cadangan
dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau
pewarna.
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
pada ibu menyusui akan meningkat 25% karena berguna untuk proses
bayi.
a) Energi
b) Protein
2) Ambulasi
pasien dari jam demi jam sampai hitungan hari. Kegiatan ini
terlaksana.
3) Eliminasi
a) Miksi
b) Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-
4) Defikasi
Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air besar. Jika klien
pada hari ketiga belum juga buang air besar maka diberikan laksan
supositoria dan minum air hangat. Agar dapat buang air besar secara
5) Kebersihan diri
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran. Pada masa nifas yang
tidak terpenuhi.
7) Seksual
merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jari kedalam
vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang melarang
8) Senam nifas
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina: seksio
sesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam Rahim.
(Mochtar, 2007).
dilahirkn melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(Wiknjosastro, 2006).
Section caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(Wiknijosastro, 2010).
2. Indikasi
a. Panggul sempit
d. Plsenta previa
e. Disproporsi sefalopelvik
g. Kelainan letak
h. Gawat janin
3. Manifestasi Klinik
b. Perdarahan
1. Pemeriksaan Penunjang
tes Coombs.
memakai kontrasepsi
baik
berikutnya.
tensi. nadi, napas tiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan kemudian
berjalan.
c. Perawatan luka
Perawatan luka ibu nifas post sectio sesarea adalah merawat luka
sudah kotor atau lama dengan penutup luka atau pembalut luka
dan bahan yang dibutuhkan antara lain: bak instrument, gunting, kasa,
0,5%.
1. Definisi Preeklampsia
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema, dan proteinuria yang
trombosit rendah dan kadar enzim ginjal normal (Norma Nita dan
Proteinuria 5 gram atau lebih per liter. Oliguria, yaitu jumlah urine kurang
dari 500cc/ 24 jam, Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri
Minggu
111).
6) Oliguria (< 500ml/24 jam), kenaikan kadar kreatinin plasma > 1,2 mg/dl.
8) Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat
penyakit:
b. Grand multigravida
yang disertai oedema dan proteinuria (Norma dan Mustika, 2013 :68).
Preeklampsia terjadi pada 14% sampai 20% kehamilan dengan janin lebih
dari satu.
hidramnion akibat dua janin yang ada dalam rahim ibu sehingga tekanan
pada tekanan darah ibu (Norma Nita dan Mustika, 2013 : 68).
semakin banyak pula jumlah darah yang terdapat di dalam tubuh yang
terjadi pada wanita yang menederita diabetes melitus karena pada saat
hamil plasenta berperan untuk memenuhi semua kebutuhan janin.
ibu hamil. Hal ini disebut resistensi insulin atau kebal insulin. Resistensi
insulin membuat tubuh ibu hamil lebih sulit untuk mengatur kadar gula
e. Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal, insiden
tekanan darah ibu tinggi dan kandungan dalam protein dalam urin selama
Wanita pada usia lebih dari 35 tahun lebih mudah mengalami berbagai
jalan lahir tidak lentur lagi begitu pula dengan pembuluh darah, juga
5. Patofisiologi Preeklampsia
iskemia plasenta.
selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan
antioksidan.
kuat.
preeklampsia.
bahwa ibu hamil yang diberi suplemen kalsium cukup, kasus yang
17%.
kondisi individu. Bagi para ibu ini, nasihat medis diberikan untuk
atau muka. Jika salah satu dari masalah ini timbul, ia harus segera
(Prawirohardjo, 2008).
dibagi menjadi :
persalinan berikutnya.
g. Mencegah hipertensi yang menetap.
jam pada siang hari dan 7-8 jam pada malam hari.
4) Roborantia
c. Pengobatan medicinal
4) Antasida
garam
9) Kardiotonika
D.
10) Lain-lain
Eklamsia :
5) Berikan oksigen
7. Pathway Pre-Eklampsia
Gambar 2.1
Pathway Pre-Eklampsia Berat
Rawat inap:
Absorbsi
(glomerolus (-)
• Kehamilan < 37 minggu: bila desakan
darah mencapai normotensif selama
perawatan, persalinan ditunggu sampai
Penanganan aterm, bila desakan darah turun tetapi
Rawat jalan: belum mencapai normotensif selama
• Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan perawatan maka kehamilannya dapat
diakhiri pada umur kehamilan 37
ambulasi sesuai keinginannya.
minggu atau lebih
• Diet reguler : tidak perlu diet khusus Vitamin
Kehamilan aterm >37 minggu atau lebih:
• prenatal
persalinan ditunggu sampai aterm
• Tidak perlu retriksi konsumsi garam sampai onset persalinan
• Tidak perlu pemberia diuretic, • Cara persalinan: persalinan dapat
antihipertensi dan sedativum
n dilakukan secara spontan bila perlu
Kunjugan ke rumah sakit setiap seminggu memperpendek kala II
49
Induksi persalinan
komplikasi
Pada janin:
Pada
ibu: • Terhambatnya pertumbuhan dalam
• Eklamsia uterus
• Solutio plasenta • Prematur
• Kelainan pembekuan darah • Asfiksia neonatorium
• Perdarahan subkapsula • Kematian dalam uterus
• Sindrom HELLP • Peningkatan angka kematian dan
• Ablasio retina kesakitan perinatal
• Gagal jantung hingga syok
Sumber: Prawirorahardjo 2007, Bothamely Judy 2012, Mitayani 2009, Prawirorahardjo 2009,
Anonimous, 2005, Rukiyah dan Yulianti, 2013
lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap
berikut:
sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah
51
1) Data Subyektif
(c) Suku bangsa untuk mengetahui asal daerah dan juga adat
(d) Keluhan utama: Melahirkan dengan cara SC, pada ibu post
operasi keluhan yang biasa timbul yaitu rasa nyeri pada perut,
(Ambarwati, 2010).
yang satu ibu lain ayah Odds Ratio sebesar 1,6. Bagi mereka
yang satu ayah lain ibu Odds Ratio adalah 1,8. Sementara
(l) Aktivitas
parenteral (infus).
2) Data Obyektif
edema.
(4) Abdomen
kontraksi uterus.
(5) Ekstremitas
negatif.
(6) Genitalia
untuk segala sesuatu yang dapat terjadi. Pada step ini sangat vital untuk
perawatan yang aman. Pada kasus preeklampsia, seorang Bidan atau tenaga
kesehatan lain dapat mengantisipasi kelainan yang akan terjadi pada saat
rawat jalan atau rawat inap karena pada kasus preeklampsia berat
57
diagnosis tersebut tidak terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi yang rasional
multigravida), umur yang terlalu ekstrim terlalu muda atau terlalu tua untuk
kehamilan, partner laki- laki yang pernah menikahi wanita kemudian hamil
tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
58
manajemen varney pada antisipasi masalah potensial ibu nifas dengan post
yaitu dengan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi obat-
kolaborasi dengan tim kesehatan lain seperti pekerja social dan ahli gizi.
melaksanakan suatu rencana asuhan harus disetujui oleh pasien. Pada langkah
terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
59
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan
dengan sosial ekonomi, kultur atau masalah psikologis. Rencana asuhan pada
protein urinaria
10) Berikan dukungan moral kepada ibu dan keluarga untuk tetap berdoa
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
secara efisien dan aman. Pada kasus ini dimana bidan harus berkolaborasi
Evaluasi ini dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek
asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan
eklamsia, tanda-tanda vital terdiri dari tekanan darah, nadi, suhu dan
proteinuria kembali dalam batas normal serta keadaan umum ibu sudah
dikeluhkan oleh klien melalui anamnese dengan klien. Analis data subjektif
yang didapatkan pada klien ibu post SC didapatkan keluhan selama post SC
c) Assesment (A)
ringan
62
d) Planning (P)
hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan klien yang diambil dalam
rangka mengatasi masalah klien dan memenuhi kebutuhan klien SOAP ini
tanda vital terdiri dari tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan kembali
kembali dalam batas normal serta keadaan umum ibu sudah membaik dan
f. Discharge Planning
dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan (Potter
Persalinan Sectio Caesarea (SC) dapat dilakukan meskipun tanpa indikasi yang
mendesak untuk dilakukan SC. Akan tetapi perlu banyak pertimbangan dampak positif
dan negatifnya dalam memilih metode persalinan ini, karena risiko kecacatan sampai
kematian bisa terjadi, baik pada ibu maupun janin yang akan dilahirkan. Penelitian
besar 1,8-1,9% dibandingkan vaginal delivery (VD). Pada 27% orang yang melakukan
SC memiliki satu atau lebih komplikasi dan 10% di antaranya komplikasi berat. Upaya
penting diperhatikan karena dapat berpengaruh pada proses pemulihan. Penelitian Mok
dan Wong menyebutkan keadaan psikologis yang negatif dan juga kecemasan akan
peningkatan tekanan darah dan detak jantung, penyembuhan luka menjadi lambat,
The Newborns’ and Mothers’ Health Protection Act tahun 1996 menjelaskan
bahwa lama rawat inap untuk post persalinan pervaginam adalah 48 jam dan untuk post
SC adalah 96 jam.3 Waktu perawatan yang singkat tersebut tidak akan mencakup
diserahkan kepada keluarga atau caregiver yang lain. Oleh karena itu perlu ada
persiapan untuk pasien dan keluarga untuk dapat melakukan perawatan di rumah.
tingkat perawatan ke tingkat perawatan yang lebih baik di dalam atau di luar lembaga
perawatan kesehatan saat ini. Tujuan dari discharge planning tersebut adalah agar pasien
dan keluarga dapat melakukan manajemen perawatan secara mandiri pasca-rawat inap.
Pasien menjadi lebih percaya diri dalam hal pengetahuan mengenai diet, manajemen
kepulangan, dan kontak dari sumber informasi, yang berdampak terhadap nilai kesiapan
Ancaman utama bagi wanita yang menjalani sectio caesarea berasal dari
tindakan anastesi, keadaan sepsis yang berat, serangan tromboemboli dan perlukaan
pada traktus urinarius, infeksi pada luka (Bobak, 2004). Menurut Boyle (2005) hal-hal
yang dapat mengurangi resiko infeksi adalah pendidikan, penghilang nyeri, gizi yang
64
kemungkinan rawat inap di rumah sakit, mengurangi stres dan meningkatkan harga diri.
Peran bidan sangat dibutuhkan dalam memberikan edukasi kepada pasien dengan tujuan
untuk memandirikan pasien, sehingga pasien mampu untuk melakukan perawatan luka
a. Tentang diet,
b. Latihan fisik,
c. Pembatasan aktifitas,
d. Perawatan payudara,
e. Aktifitas seksual
d) Luka terbuka
e) Kemerahan dan berdarah pada tempat insisi serta nyeri abdomen yg parah
h. Ibu dianjurakn kontrol untuk melihat jahitan pada luka operasi 3 hari setelah
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel. Penyakit ini umumnya
terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya. Untuk
atau tekanan sistolik diatas atau sama dengan 140 mmHg atau lebih. Atau apabila
kenaikan tekanan darah diastolik naik 15 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik
hipertensi dengan tekanan darah lebih 140/90 mmHg, proteinuria lebih dari
sama engan 300 mg/24 jam atau > +1 dipstik serta terdapat edema tetapi
edema lokal tidak dimasukkan kedalam kriteria kecuali edema lengan, muka
sama dengan 160 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama
dengan 110 mmHg disertai proteinuria lebih dari 2 g/24 jam atau > +2 pada
dipstick.
kelainan ini. Ada bukti yang menunjukkan bahwa adanya respon imun
skeletal dan fisik sebagai akibat dari akumulasi lemak berlebihan dalam
penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, serangan jantung yang dapat
menyebabkan kematian.
output. Dalam suatu keadaan dimana energi yang masuk lebih banyak
menjadi lemak, yang pada akhirnya akan meningkatkan berat badan. Jika hal
badan sebesar 5-7 kg/m2 selain itu ditemukan adanya peningkatan risiko
67
Beberapa studi juga menemukan bahwa pada wanita dengan BMI < 20
kehamilan maupun tidak, terjadi disfungsi endotel yang dipicu oleh adanya
obesitas, dimana hal ini akan menyebabkan kerusakan dari endotel dan
Pada wanita dengan preeklampsia dapat ditemukan adanya lesi pada arteri
nekrosis fibrinoid yang diliputi oleh sel makrofag yang memfagosit lipid.
Lesi mikroskopis ini mirip dengan lesi yang ada pada atheroskeloris.
LDL dan trigliserida yang tinggi juga berhubungan dengan kerusakan ginjal
diatas.
penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi setelah 2 minggu terapi.
yang dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke
segala arah dan dapat meningkatkan reaksi kimia. Pada jaringan akan terjadi
Sehingga efek panas/ hangat pada terapi rendam kaki dengan air hangat
darah, sehingga efektif menurunkan tekanan darah ibu hamil hipertensi bila
BAB III
TINJAUAN KASUS
Penanggung jawab
Nama : Tn. S Pekerjaan : Swasta
Umur : 40 Tahun Alamat : Kel. Tanjung Pasir, RT 04
Hubungan dengan klien: Suami
ALASAN KUNJUNGAN/KELUHAN :
Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya dengan cara operasi tanggal 13-03-2021.
Ibu merasa pusing. Ibu mengatakan cemas dengan tensi tingginya dan bayinya yang barat badannya
kecil.
3 Riwayat perkawinan :
Perkawinan ke : 1
Tahun ke : 4 tahun
Usia saat kawin : 36 tahun
Komplikasi persalinan
- - -
- Perdarahan > 500 cc Retensio plasenta Sisa plasenta Antonia
uteri -
- Robekan jalan lahir.... lain-lain : tidak ada
Riwayat kelahiran bayi :
Tanggal 13 maret 2021 Pukul : 08.45 WIB Jenis kelamin : perempuan
BB : 2000 gram PB : 47 cm,
Masa gestasi : 35-36 minggu lain-lain : HPHT 26 Juni 2020 TP 04-04-2021
6 Riwayat penyakit/operasi yang lalu:
ibu mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak sebelum hamil
7 Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita sakit
- Kanker - Penyakit hati - Hipertensi - DM - Penyakit
ginjal
- TBC - Epilepsi - Kelainan bawaan - Alergi - Hamil
kembar
- Penyakit jiwa Lain-lain : tidak ada.
8 Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi
- Infentilitas - infeksi virus - PMS - Servisitis kronis -
Endrometriosis
- Myoma - Polip servix - Kanker kandungan - Operasi kandungan -
Perkosaan
Lain-lain : tidak ad
B DATA OBYEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
Tanda-tanda vital : TD 180/90 mmHg P 24 x/mnt N 88 x/mnt S
o
36,7 C
Turgor : Baik - Kurang - Jelek
Mata : Seklera : √- Ikterus Tidak Ikterus
72
Abdomen
- Hepar/lien : tidak teraba - lain-lain Tidak ada kelainan
- Luka operasi : ada - bersih - kotor - tanda infeksi
- Fundus uteri : - tidak teraba teraba, tinggi 2 jrb/pst kontraksi baik
- Lain- lain : tidak ada
Ano-genetalia
- Perdarahan : - mengalir √- merembes Jumlah ±50 cc
- Vulva : - edema - hematoma
- Perineum : utuh - ruptur - jahitan belum merapat bersih
- kotor - tanda-tanda infeksi - jahitan menyatu
- lokhia : rubra - sanguinolenta - serosa purulenta
√- bau amis - bau menyengat - lain-lain
- Hemorroid : tidak ada - ada jelaskan
- Fistel : tidak ada - ada jelaskan
Lain-lain :tidak ada
73
Pemeriksa Penunjang
Nilai Rujukan
Lab 13 Maret 2021 1. HB 13.4-15.5 g/dl
- HB 12.5 gr %, 2. Gula darah sewaktu < 200 mg/dl
- Protein urine +2 Faal hati
- Creatinin 0.38 3. SGPT 14-63 ul
- Ureum 14 mg/dl 4. SGOT 15-37 ul
- SGOT 12 ul Faal ginjal
- SGPT 14 ul 5. Ureum 15-39 mg/dl
6. Creatinin0.55-1.3 mg/dl
- Glukosa darah sewaktu 107
7. Urine rutin negatif
- Eosinofil 4.39 8. Lymposit 18-42 x103/ul
- PDW 21.1 9. Neutrofil 50-70 x103/ul
- Eritrosit 3.07 10. Leukosit 4.0-10.0 x103/ul
- Leukosit 37.5 11. Eritrosit 4.0 – 5.0 x103/ul
- Hematokrit 27.8 12. PDW 9-13 IL
3 Hal-hal lain yang masih perlu dikaji, tetapi tidak tercantum pada format
1. Nyeri luka bekas seksio sesarea (SC) severe pada skala 4
C Diagnosis/masalah
Ny. I P1 A0 AH1 Post partum SC atas indikasi Preeklamsia Berat
Masalah :
1. Nyeri kepala pada skala 4
2. Cemas dengan berat badan bayinya dan tekanan darah tinggi yang dialaminya
D Diagnosa potensial :
1. Eklamsia
Tindakan Segera
E 1. Kolaborasi SpOG dalam pemberian therapi antihipertensi, analgetik dan antibiotik
2. Pendampingan dan dukungan emosional
74
PERENCANAAN
NAMA &
TANGGAL/ DIAGNOSA/
NO PERENCANAAN PARAF
Pkl. MASALAH
13 Maret 2021 Ny. I P1 A0 AH1 1) Informed Consent
15.00 WIB Post partum SC 2) Ucapkan selamat dan
hari-1 dengan beritahu ibu seluruh hasil
pemeriksaan
Preeklamsia Berat
3) Observasi keadaan umum
ibu
Masalah : 4) Observasi involusi uterus
1. Nyeri kepala (TFU, kontraksi dan
pada skala 4 pengeluaran lochea)
2. Cemas dengan 5) Jelaskan pada ibu tentang
fisiologi nifas
berat badan
6) Jelaskan pada ibu penyebab
bayinya dan nyeri dan ajarkan tehnik
tekanan darah relaksasi dalam mengurangi
tinggi yang cemas dan nyeri
dialaminya 7) Anjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup
8) Anjurkan suami dan
keluarga beri dukungan
moral kepada ibu
9) Beritahu ibu tentang tanda
dan gejala bahaya nifas
10) Ajarkan ibu untuk
mobilisasi
11) Berikan penjelasan tentang
personal hygiene
12) Jelaskan tentang ASI
eksklusif
13) Lakukan kolaborasi dengan
SpOG dalam pemberian
therapi
14) Dokumentasikan semua
asuhan
75
CATATAN PELAKSANAAN
NAMA : Ny. I NO. RM : 968xxx RUANG : Kebidanan
UMUR : 39 Tahun TANGGAL : 13-03-2021 KELAS : III
Diagnosis/masalah
Ny. I P1 A0 AH1 Post partum SC hari-1 atas indikasi Preeklamsia Berat
TANGGAL / NAMA &
Pkl. CATATAN PELAKSANAAN PARAF
76
1. Ibu mengatakan sudah tidak 1. Keadaan umum ibu baik Ny. I P1 A0 Post SC hari ke-3 atas indikasi 1. Mengobservasi tanda-tanda vital
pusing lagi Tanda-tanda vital Preeklamsia berat Hasil :TD : 120/80 mmHg, N : 80, P : 18, S :
Tekanan darah: 120/60 mmHg 36,6 oC
Nadi : 82×/menit Masalah actual : tidak ada 2. Membersihkan luka dengan NACL dan
Pernafasan: 22×/menit mengganti verban dengan kassa steril
Suhu : 36,5˚ C Diagnosa potencial : tidak ada Hasil : telah dilakukan penggantian verban,
Skala nyeri 2 luka post SC kering dan tidak ada tanda-
tanda infeksi
2. Ibu mengatakan nyeri bekas 2. Luka operasi mulai kering, tidak ada tanda 3. Memberikan penjelasan tentang pentingnya
operasi berkurang infeksi pergerakan (mobilisasi dini) dalam proses
penyembuhan ( sering berjalan dengan hati-
hati)
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia
melaksanakan nya
3. Mobilisasi berjalan baik 4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi secara
3. Ibu sudah duduk dan berjalan 4. Kontraksi baik bertahap dan teratur (duduk dan berjalan)
kekamar mandi 5. Masih ada pengeluaran lochea rubra Hasil : ibu sudah berjalan kekamar mandi
5. Memberikan motivasi kepada ibu untuk
memenuhi sendiri kebutuhan nya
Hasil : ibu semangat dan mau melakukan nya
sendiri
6. Memberikan pendidikan tentang cara
menyusui yang benar
Hasil : ibu dapat mengulang kembali cara
menyusui yang benar dgn baik
7. Memberikan therapi oral :
As. Mefenamat 3x500mg (jam 21,05,13)
metronidazole 3x500mg (jam 21,05,13)
nifedipine 3x10mg (jam 21.00,05.00,13.00)
cipro 2x500mg (jam 10)
8. Persiapan pasien pulang
1. Ibu mengatakan sudah tidak 1. Keadaan umum ibu baik Ny. I P1 A0 Post SC hari ke-4 atas indikasi 1. Melakukan persiapan pasien pulang
pusing dan nyeri luka operasi Kesadaran compomentis preeklamsia berat 2. Memberikan edukasi tentang perawatan luka
sangat jarang Skala nyeri 1 opersai dirumah dengan membersihkan luka
2. Ibu merasa senang akan segera 2. Pasien sudah dapat berjalan mandiri dengan NACL dan mengganti verban dengan
pulang Tekanan darah: 120/60 mmHg kassa steril
Nadi : 82×/menit Hasil : ibu memahami penjelasan yang
Pernafasan: 22×/menit diberikan
Suhu : 36,5˚ C 3. Memberikan penjelasan tentang pentingnya
pergerakan (mobilisasi dini) dirumah dalam
proses penyembuhan ( sering berjalan dengan
hati-hati)
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia
melaksanakan nya dirumah
4. Memberikan motivasi kepada ibu untuk
memenuhi sendiri kebutuhan nya
Hasil : ibu semangat dan mau melakukan nya
sendiri
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan semua
edukasi yg telah diberikan selama perawatan
diRS seperti perawatan payudara, tehnik
menyusui yang benar dan ASI Eksklusif
Hasil : ibu bersedia melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk control ulang pada
tanggal 20-03-2021 di poli kebidanan
7. Memberikan therapi oral dan mengajarkan
ibu cara mengkonsumsi nya :
As. Mefenamat 3x500mg (jam 21,05,13)
metronidazole 3x500mg, (jam 21,05,13)
cipro 2x500mg (jam 10 pagi dan malam)
8. Keadaan pasien pulih, semua masalah teratasi
dan pulang pukul 13.00 WIB
82
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil
tinjauan kasus pada pelaksanaan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny. I Post
Seksio Sesarea (SC) dengan Preeklamsia Berat di Ruang Kebidanan RSUD Raden
berikut :
dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan penunjang
yaitu laboratorium dan pemeriksaan diagnostik. Pada tahap ini disebabkan karena
respon ibu dalam memberikan informasi begitu pula dengan keluarga, bidan da
dokter yang merawat sehingga penulis dengan mudah memperoleh data yang
pertama, tidak pernah keguguran, ibu mengeluh pusing, serta nyeri luka bekas
sebelum hamil dan mengalami kenaikan tekanan darah kembali pada usia
kehamilan 35-36 minggu dengan keluhan sakit kepala dan langsung dirujuk ke
rumah sakit.
83
yaitu tekanan darah 180/90 mmhg, suhu 36,7oC, frekuensi nadi 88x/menit,
tidak kabur, conjungtiva merah muda, sclera putih pada payudara simetris, areola
mamae mengalami hiperpigmentasi pada payudara kiri dan kanan, putting susu
menonjol, ada colostrum tapi jumlahnya masih sedikit, ibu belum menyusui
karena bayi masih di ruang perinatologi, involusi normal, kontraksi uterus baik,
TFU 1 jari dibawah pusat, pada ekstremitas atas terlihat simetris, tidak ada
oedema, terpasang infus di tangan kiri, reflek patella + kanan dan kiri, terdapat
oedema pada kaki kanan dan kiri. Pada pemeriksaan laboratorium diketahui
bahwa preeklamsi berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik > 160
mmHg dan tekanan darah diastolik >110 mmHg disertai Proteinuria 5g / 24 jam.
telah terjadi sejak impantasi, sehingga timbul iskemia plasenta yang kemudian
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan masalah dan
hal-hal yang sedang dialami klien yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan
hasil pengkajian.
preeklamsia berat. Pada analisa data dan diagnose tidak terdapat kesenjangan
tekanan darah lebih 160/110 mmHg pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
menunjukkan tanda atau gejala sampai setelah bayi lahir. Menurut ACOG (2013).
Preeklamsi pasca partum terjadi paling sering terjadi 7 hari pertama setelah
melahirkan bisa juga terjadi hingga 6 hari post partum Post partum bisa
didapatkan tanpa preeklamsi selama kehamilan, resiko lebih tinggi jika tidak
Pada studi kasus pada Ny.”I” ditemukan terdapat luka bekas operasi,
dan ibu mengeluh nyeri pada daerah abdomen saat bergerak dan ibu merasa
cemas. Pada tinjauan pustaka Sogo Paulinus dalam Umi Salamah (2013),
masalah tersebut tidak terjadi. Selain itu bidan harus bersiap-siap apabila
dapat terjadi pada masa nifas antara lain bisa terjadi perdarahan, eklampsia atau
Ny. I maka potensial yang akan terjadi pada ibu adalah eklampsia apabila
masalah potensial yang dapat terjadi dari nyeri luka post SC dan kecemasan ibu
adalah post partum blues jika masalah tidak tertangani dengan baik.
4. Tindakan Segera/Kolaborasi
kondisi klien. Pada kasus Ny. I tindakan segera yang dilakukan untuk menangani
pemberian MgSo4 40% dalam infus RL 28 tpm selama 24 jam post partum dan
86
pemberian obat antihipertensi Nifedipine untuk menurunkan tekanan darah
menjadi normal.
kondisi klien, rencana tindakan harus disetujui klien dan semua tindakan yang
Pada studi kasus Ny”I” dengan Post Seksio Sesarea (SC) dengan
anjurkan ibu istirahat yang cukup, anjurkan ibu makan-makaan yang bergizi,
anjurkan ibu untuk mobilisasi dini, berikan penjelasan tentang personal hygiene
yaitu mengganti pembalut dan pakaian bila basah/kotor, jelaskan penyebab nyeri,
observasi keadaan luka, observasi pemberian infus, observasi kandung kemih dan
pemberian MgSo4 40% dalam infus RL 28 tpm selama 24 jam post partum dan
menjadi normal. Hal ini sudah sesuai dengan penatalaksanaan yang ada di lahan
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan penatalaksanaan yang diberikan.
harus istirahat yang cukup 1-2 jam pada siang hari 7-8 jam pada malam hari,
melaksanakan rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada
dilaksanakan ibu serta kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan
Pada studi kasus Ny”I” dengan Post Seksio Sesarea (SC) dengan
tentang personal hygiene yaitu mengganti pembalut dan pakaian bila basah/kotor,
informasi tentang keadaan yang dialami ibu dan motivasi ibu untuk tidak terlalu
membuat ibu semakin nyeri. Ibu dianjurkan untuk lebih rileks dengan mengatur
nafas saat nyeri timbul. Memberitahu suami dan keluarga agar memberikan
dukungan kepada ibu dalam merawat bayi maupun menghadapimasa nifas ini.
88
7. Evaluasi Asuhan Kebidanan
pertama adalah 180/90 mmHg menjadi berangsur menurun hingga batas normal
yaitu 120/80 mmHg pada hari ketiga. Luka insisi/operasi kering, nyeri pada
seperti merah, bengkak, nyeri, dan panas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
masalah teratasi yaitu preeklamsia berat tidak menjadi eklamsia dan nyeri luka
operasi tidak menjadi infeksi dengan adanya penatalaksanaan yang baik dari
aktifitas fisik, cara perawatan payudara dan menyusui yang benar serta ASI
eksklusif, tanda bahaya masa nifas dan cara konsumsi obat yang benar sesuai
dosis.
sehingga masalah teratasi dan tidak ada terjadi kesenjangan dengan teori.
89
Berat
Pre eklampsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi
setelah minggu ke-20 gestasia, ditandai dengan hipertensi dan proteinuria, edema
160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria > 5gr/24
berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria.
Pada pre - eklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif. Pada pre-
(Wiknjosastro,2007).
pasien dengan preeklamsi atau preeklamsi berat dilakukan pemberian MgSo4 40%
dalam infus RL 28 tpm selama 24 jam post partum dan pemberian obat
Pemberian MgSO4 pada ibu post partum dengan PEB harus memenuhi
syarat yaitu reflek patella (+), frekuesnsi pernapasan >16 x/menit, tidak ada tanda
distress nafas, pengeluaran urin minimal 100 cc/ 4 jam, harus tersedia antidotum
MgSO4 bila terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukonas 10% = 1 gram (10% dalam
Pada ibu post partum dengan PEB yang diberikan MgSO4 akan mengalami
gangguan kontraksi uterus yang menyebabkan TFU tidak sesuai serta berakibat
90
terjadi perdarahan karena kotraksi uterus melemah. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Moh. Wildan (2013) tentang Hubungan Pemberian
MgSO4 pada ibu PEB terhadap kontraksi uterus di RSD Kalisat Jember Tahun
antara ion kalsium dan ion magnesium. Sehingga bidan maupun petugas kehatan
uterus. Untuk melakukan perawatan payudara dan menganjurkan kepada ibu untuk
menyusui bayi nya meningkatkan kontraksi uterus sehingga involusi juga akan
Warm Water and Deep Breath Relaxation Therapy To Blood Pressure Decrease
dengan α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi air
hangat dan relaksasi nafas dalam mempengaruhi penurunan tekanan darah pada
yang dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke segala
arah dan dapat meningkatkan reaksi kimia. Efek biologis panas/hangat dapat
Sehingga efek panas/ hangat pada terapi rendam kaki dengan air hangat
darah, sehingga efektif menurunkan tekanan darah ibu hamil hipertensi bila
dilakukan secara rutin Terapi relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan saturasi
PENUTUP
praktek melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny”I” Post
seksio caessar (SC) dengan preeklamsia berat di Ruang Kebidanan RSUD Raden
Mattaher Jambi, maka bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
1. Melaksanakan pengkajian dan analisis data Ibu Post Partum Pada Ny”I”
Mattaher Jambi dengan hasil ditemukan data bahwa ibu telah melahirkan
12.2 gr/dl
dengan masalah pusing, cemas dengan tekanan darah tinggi nya dan berat
bayi nya
Raden Mattaher Jambi dengan hasil yaitu perlunya kolaborasi dengan SpOG
6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ibu Post
antibiotic (cefadroxil)
7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ibu Post Partum
Raden Mattaher Jambi dengan hasil yaitu preeklamsia berat teratasi dengan
baik sehingga tidak menjadi eklamsia, tekanan darah kembali normal yaitu
120/70 mmHg, ibu tidak pusing lagi, cemas teratasi dan nyeri luka operasi
B. Saran
Diharapkan laporan kasus ini dapat menjadi sumber informasi dan bahan
Studi kasus ini dapat dijadikan suatu tolak ukur serta upaya Rumah Sakit
94
dalam mempertahankan dan meningatkan kualitas pelayanan terutama pada
Dyah, dkk. 2016. Hubungan Antara Status Gizi dan Kecemasan Ibu hamil
dengan Kejadian Preeklmasia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Geyer I
Kabupaten Grobogan. Jurnal Kesehatan vol.4 No.3 Mei 2016