PEMBIMBING LAHAN :
NELLIWATI, S.ST.
OLEH :
JUMAIRAH
PO 71242200027
Mengesahkan
Pembimbing Lahan,
( Nelliwati, S.ST)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan pada bayi Ny.VA di
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi.
Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas praktik klinik kebidanan
stase kehamilan yang merupakan salah satu mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui
dalam proses pendidikan profesi kebidanan. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
:
1. Hj. Suryani, S.Pd, M.PH selaku Kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi
sekaligus Dosen Pembimbing Institusi
3. Dewi nopiska Lilis,S.SiT,M.Keb selaku pembimbing yang telah banyak memberikan
petunjuk dan pembelajaran, bimbingan serta motivasi dalam pembuatan laporan ini
4. Nelliwati,S.ST selaku pembimbing lahan praktik (CI) di rumah sakit Raden Mattaher
Jambi
5. Kakak-kakak bidan dan perawat serta rekan-rekan yang telah memberi banyak masukan
dalam laporan ini yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis
sehingga laporan ini diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
dengan demikian penulis sangan mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari dosen
pembimbing. Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan manfaat yang berguna bagi
yang membutuhkannya.
Jambi, April 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................70
BAB V PENUTUP.................................................................................................75
5.1 Kesimpulan........................................................................................................75
5.2 Saran..................................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................79
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih
dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau Post Sectio Caesarea disebut juga
puerperium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata ‘puer”yang artinya bayi
dan “parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena
Ada dua cara persalinan yaitu persalinan melalui vagina yang lebih dikenal
dengan persalinan normal dan persalinan Sectio ceaserea yaitu suatu persalinan
buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(Sarwono, 2010). Saat ini ada kecenderungan untuk melakukan operasi tanpa dasar
indikasi yang cukup kuat tetapi tanpa disadari persalinan dengan metode Sectio
ceasera memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan persalinan normal seperti
infeksi nifas, perdarahan, luka kandung kemih, serta rupture uteri spontan pada
perawatan dan pengawasan yang dilakukan selama ibu tinggal di Rumah Sakit atau
setelah keluar Rumah Sakit Karena perlu diketahui seorang wanita yang telah
mengalami operasi pasti akan menimbulkan cacat dan parut pada rahim yang dapat
Sakitebut relatif kecil. Asuhan masa nifas pada SC merupakan masa kritis baik
1
Karena ibu melahirkan dengan SC membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
morbaditas dan mortalitas ibu maupun bayi. Sehingga sebagian kasus ketuban
indonesia sebesar 9,8% dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) dan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Dalam tindakan SC juga dapat
seluruh sistem secara normal, dapat memperoleh rasa nyama, serta tidak terjadi
infeksi pada luka post operasi. Salah satu upaya untuk mencegah timbulnya
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penulisan ini yaitu
Bagaimana Penerapan Manajemen Kebidanan Pada Ibu Post Sectio Caesarea Atas
2
1.3 TUJUAN
Caesarea (SC) atas indikasi ketuban pecah dini di Rumah Sakit Raden Mattaher
Jambi.
caesarea (SC) atas indikasi KPD di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi.
Post Sectio Caesarea primipara pada sc atas indikasi ketuban pecah dini di
(SC) atas indikasi ketuban pecah dini di Rumah Sakit Raden Mattaher
Jambi.
pada sc atas indikasi ketuban pecah dini untuk mencegah masalah potensial
3
f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Post Sectio Caesarea
primipara pada sc atas indikasi ketuban pecah dini di Rumah Sakit Raden
Mattaher Jambi
Caesarea primipara pada sc atas indikasi ketuban pecah dini di Rumah Sakit
asuhan pada kasus ibu Post Sectio Caesarea primipara pada SC atas indikasi
Sebagai pedoman yang digunakan untuk mengidentifikasi kasus pada ibu post
Sectio Caesarea (SC) atas indikasi KPD di Rumah Sakit Raden Mattaher
Jambi.
a. Bagi penulis
asuhan kebidanan pada kasus nifas post SC atas indikasi KPD di Rumah
4
c. Bagi institusi
kasus nifas post SC atas indikasi KPD di Rumah Sakit Raden Mattaher
Jambi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah sectio ceasera berasal dari perkataan latin ceadere yang artinya
memotong. Pengertian ini semula dijumpai dalam Roman Law (Lex Regia) dan
dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal harus dikeluarkan dari dalam rahim.
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina, atau Sectio
ceasarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
( Saifuddin, 2010)
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
sebagai berikut :
6
c. Sectio ceasarea ulang (Repeat Caeserean Section)
indikasi
Angka kejadian Sectio ceasarea pada waktu sekarang ini justru antara
lain disebabkan karena berkembangnya indikasi dan makin kecilnya resiko dan
b. Panggul sempit\
d. Ruptura uteri
7
g. Preeklamsia dan hipertens1
b. Gawat janin
pada korpus uteri. Sectio ceasarea ismika atau profunda atau low cervical
SC klasik ini yaitu infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena
8
luka dengan reperitonealisasi yang baik, tumpang tindih dari peritoneal
yaitu luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah, sehingga dapat
2.2.3 Menurut Saifuddin tahun 2010, penatalaksanaan Pasien Pre SC dan Post
SC :
9
9. Pemeriksaan fisik umum meliputi : keadaan umum (kesadaran, gizi),
paru, jantung, abdomen (hati, limpa) dan anggota gerak. Catat juga
misalnya kanker)
B. Laboratorium :
C. Infus :
1. Pra bedah pemberian infus terdiri dari : cairan Ringer Laktat 500 ml
preeklamsia harus lebih sedikit dan setelah bayi lahir akan diberikan
10
oxytosin 10 IU/IV dan dapat diberikan 10 IU infuse untuk selama 6
jam
D. Kateterisasi
cukup untuk digunakan. Bilaslah muara uretra dan juga ujung kateter
ketat : tensi, nadi, suhu, pernapasan tiap 15 menit dalam 1 jam pertama,
kemudian 30 menit dalam 1 jam berikut dan selanjutnya tiap jam. Pasien
tidur dengan muka ke samping dan yakinkan kepalanya agak tengadah agar
jalan napas bebas. Letakkan lengan atas di depan badan agar mudah dalam
b. Mobilisasi
sedikit, kemudian dapat duduk pada jam ke 8-12, ibu dapat berjalan bila
mampu pada 24 jam pasca bedah bahkan mandi sendiri pada hari kedua.
Setelah diperiksa peristaltik pada 6 jam pasca bedah, bila positif maka
dapat diberikan minum hangat sedikit dan kemudian lebih banyak terutama
bila mengalami anasthesi spinal dan pasien tidak muntah. Pasien dapat
11
makan atau biasa pada hari pertama, infus dapat diangkat 24 jam pasca
menyiapkan alat steril (pinset anatomis & sirugis, kassa kering, sarung
tindakan pada pasien dan tutp sampiran, dekatkan alat-alat pada pasien, cuci
tangan, pakai sarung tangan, bukan balutan lama secara hati-hati, setalah itu
kaji luka apakah ada pus dan berdarah, beRumah Sakitihkan luka jahitan
dengan cairan NaCL, keringkan, setelah itu pasang plester untuk luka
Pada abdomen luka bekas operasi yang tertutup kasa steril harus dilihat
pada 1 hari pasca bedah, bila basah dan berdarah harus di buka dan di ganti.
Umumnya kasa perut dapat diganti pada hari ke-3 sampai 4 sebelum pulang
dan seterusnya pasien mengganti setiap hari, luka dapat diberikan salep
betadine sedikit. jahitan yang perlu di buka dapat dilakukan pada 5 hari
pasca bedah.
e. Perawatan gabung
Pasien dapat dirawat gabung dengan bayi dan memberikan ASI dalam
f. Laboratorium
untuk transfuse.
g. Pengangkatan kateter
12
Kateter dibuka 12-24 jam pasca bedah, bila terdapat hematuria maka
Persiapan alat yaitu sarung tangan steril, spuit 10-20 cc, bengkok, dan
yaitu mencuci tangan dan keringkan. Pelaksanaan yaitu tutup sampiran dan
perlak, letakkan bengkok diantara kedua tungkai klien, keluarkan urin dalam
urinbag pada pispot dan buang, cuci tangan, pakai sarung tangan steril,
ambil spuit 10 cc untuk mengeluarkan isi balon kateter, setelah itu menarik
kateter dan anjurkan pasien untuk tarik nafas panjang, kemudian letakkan
kateter pada bengkok, membereskan alat, dan melepaskan sarung tangan dan
h. Memulangkan pasien
luka dan merawat luka seperti biasa. Pasien diminta segera datang bila
2.2.4 Komplikasi pasca bedah menurut Saifuddin 2010 adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi pada saat operasi atau beberapa jam setelah
operasi. Hal ini disebabkan tekanan darah, yang selama operasi agak turun,
13
beberapa jam setelah operasi menjadi normal kembali, sehingga sumbatan
b. Syok (Shock)
Salah satu komplikasi pasca bedah yang gawat dan dapat membawa
pasien sangat ketakutan, kesakitan yang hebat, atau keadaan emosi yang
hebat.
c. Gangguan paru-paru
1. Bronchitis
disertai demam
2. Bronkopneumonia
3. Emboli paru-paru
14
Emboli adalah suatu gumpalan yang terdapat di dalam peredaran darah
menjadi sesak napas, membiru dan ketakutan akan mati, pupil melebar,
keringat dingin, dan nadi cepat. Kematian dapat timbul dalam waktu
dokter bedah.
2.2.1 Definisi
2010).
bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari
5 cm (Mochtar, 1998).
2.3.2 Etiologi
15
Adapun yang menjadi faktor resiko adalah:
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinya KPD.
sehingga tidak ada again terendah yang menutupi pintu atas panggul
bawah.
2.3.7 Patofisiologi
ketuban pecah dini dan selaput ketuban yang tidak kuat akibat kurangnya
jaringan ikat dan vaskularisasi akan mudah pecah dengan mengeluarkan air
ketuban.
16
d. Jaringan ikat yang menyangga membrane ketuban semakin berkurang
2.2.4 Komplikasi
c. pada ibu
Dapat mengalami komplikasi seperti partus lama, infeksi masa nifas, atonia
2.2.5 Diagnosa
d. Anamneses
Penderita mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir,
cairan berbau khas, keluarnya cairan sebelum ada his atau his belum teratur
e. Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa tampak keluarnya cairan dari vagina, bila
ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini
Pemeriksaan speculum pada ketuban pecah dini akan tampak keluar cairan
dari orifisium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar,
17
fundus uteri ditekan, penderita diminta untuk mengedan atau bagian terendah
digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada
fornik anterior.
g. Pemeriksaan dalam
yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Oleh karena
sebagai upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
2. Konservatif
bayi premature)
intrauteri)
18
F Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid untuk memacu
3. Aktif
persalinan diakhiri:
caesarea.
2.3.1 Pengertian
Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan
dalam memberikan arah atau kerangka dalam menangani kasus yang menjadi
19
metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis
ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada
dari 5 langkah menjadi 7 langkah yaitu mulai dari pengumpulan data sampai
Varney, 1997).
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan anak melalui upaya yang terintegrasi,
lengkap, serta intervensi yang minimal sehingga prinsip dan kualitas pelayanan
20
Pada era millennium yang terus menghadapkan kita pada situasi yang
yang American College Of Midwife pada dasar pemikiran yang sama dengan
pemeriksaan fisik
21
c. Mengidentifkasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
2.3.4 Konsep Asuhan Kebidanan Masa Nifas Post Sectio Ceaserea Atas
(KPD)
dari 5 langkah menjadi 7 langkah, mulai dari pengumpulan data sampai dengan
evaluasi.
22
a. Pengkajian dan pengumpulan data dasar
1. Data Subjektif
2. Biodata
23
a. Pendidikan: untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu/suami
3. Alasan masuk
yang banyak tiba – tiba dari jalan lahir. Cairan berbau khas, dan
4. Keluhan utama
seaserea keluahan bisa muncul yaitu rasa nyeri pada perut, badan
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan
24
data ini diperlukan untuk mengetahui apakah dalam keluarga
8. Riwayat perkawinan
muntah, pasien dapat makan lunak atau biasa pada hari pertama,
25
c. Pola istirahat : untuk mengetahui pola istirahat sangat penting
bagi masa post operasi karena dengan istirahat yang cukup dapat
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Status generalis
maupun lingkungannya
26
e. Apatis : pasien tampak senang dan acuh terhadap
lingkungannya.
f. Delirium : penurunan kessadaran disertai dengan kekacauan
kembali.
dengan baik
27
badan yang normal 360C-370C. Sedangkan pada ibu nifas
post sectio caesarea yang normal adalah 360C-380C.
(Saifuddin, 2010)
c. Nadi : untuk mengetahui denyut nadi pasien sehabis
(Saifuddin, 2010)
sebagai berikut :
meraba.
28
f. Dada : untuk mengetahui adanya benjolan pada
4. Pemeriksaan laboratorium
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
29
masalah atau diagnostik yang spesifik. Kata masalah dan diagnosis,
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
3. Tanda – tanda vital : tekanan darah. Ibu nifas sectio caesarea tekanan
darah teratur apa tidak. Tekanan darah post sectio saesarea 110/90-
130/60 mmHg. Suhu ibu nifas post sectio saesarea suhu tubuhnya
atau tidak. Nadi pada ibu sectio caesarea adalah 50-90 kali/menit.
kali/menit.
30
4. Perut terdapat luka jahitan berbentuk jelujur
hasil dari pengkajian. Dalam kasus ibu nifas post sectio ceasarea
terjadi.
(Saifuddin, 2010)
Identifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Data yang dikumpulkan
31
sementara yang lain harus menunggu intervensi dari dokter (Saifuddin,
32
dari proses manajemen kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter dan unit dikonsultasikan atau
kondisi pasien.
(Saifuddin, 2010).
Care), serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dan tidak akan
sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang benar serta
memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang lengkap, dan bisa
33
(Astuti, dkk, 2016).
f. Pelaksanaan Asuhan
sebagaian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan
efisiensi akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari
34
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
manajemen asuhan kebidanan ini merupakan suatu hasil pola pikir bidan
yang berkesimbungan, maka perlu diulang kembali dari tahap awal setiap
1. Subjektif
2. Objektif
Varney.
3. Assesment
35
4. Planning
nifas post sectio sesarea atas indikasi KPD adalah sebagai berikut : keadaan
umum dan tanda-tanda vital sign, keadaan luka sectio sesarea tidak ada tanda-
tanda infeksi, mobilisasi dengan baik. Evaluasi asuhan kebidanan pada ibu
sectio saesarea antara lain keadaan umum baik dan tanda-tanda vital normal,
tidak ada infeksi pada ibu post sectio ceaserea (Saifuddin, 2010).
36
BAB III
STUDI KASUS
37
B. DATA BIOLOGIS
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi Sectio sesarea (SC)
2. Riwayat Keluhan
a. Keluhan di rasakan setelah operasi sejak tanggal 12 Maret 2021 pukul 09.15 wib
c. Lokasi keluhan di daerah abdomen bagian bawah (daerah bekas luka operasi
Sectio sesarea)
e. Upaya ibu untuk mengatasi keluhan yaitu dengan istirahat (berbaring dalam posisi
terlentang)
1. Ibu tidak pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, DM, hepatitis maupun
E. RIWAYAT REPRODUKSI
1. Riwayat haid
38
c. Lamanya : 3-5 hari
2. Riwayat Obstetri
3. Riwayat Gynekologi
d. Ibu pernah menjadi akseptor KB pil sejak tahun 2015 selama ± 8 bulan.
1. Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan :
b. Frekuensi 3 x sehari
39
d. Kebutuhan minum ± 6–7 gelas /
Kebiasaan :
3. Bau amoiak
5. Konsisten padat
Kateter masih terpasang dengan jumlah urine ± 250 ml didalam urine bag
dan setelah keluar dari ruangan operasi sampai keruang nifas nyeri daerah operasi
Kebiasaan :
3. Keramas 3x sehari
I. Kebutuhan istirahat /
Tidur
Kebiasaan :
40
J. Riwayat ANC
1. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang keempat dan pernah 1x keguguran
3. TP Tanggal : -
1. Ibu masuk Rumah Sakit pukul 22.30 wib dengan rujukan dari dokter spesialis
kebidanan diagnosa GIV PII A1 gravid aterm (37 minggu) rencana Sectio Sesarea (SC)
adanya pengeluaran air- air pada tanggal 11 Maret 2021 sejak pukul 16.00 wib.
2. Ibu dioperasi Secsio Sesarea (SC) pada tanggal 12 Maret 2021 jam 09.15 wib
dengan anastesi spinal, jenis kelamin laki- laki, BBL 3400 gram, PB 49 cm, Apgar
score 8/10.
41
3. Indikasi Sectio sessarea (SC) G4P2A1,hamil aterm belum inpartu preskep+
KPD+Riwayat SC
1. Klien menerima keadaanya dan setelah operasi ini klien berharap agar cepat
sembuh
4. Suami dan Keluarga senantiasa berdoa agar ibu dan bayi selamat
2. Kesadaran komposmentis
3. TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 78x/menit
P : 18x/menit
S:37˚C
4. Kepala
5. Wajah
42
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, wajah nampak pucat dan meringis apabila
menggerakkan badannya.
6. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda dan sklera tidak
ikterus.
43
7. Leher
8. Payudara
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol dan terbentuk,
Palpasi : tidak ada massa dan nyeri tekan, ada kolostrum bila dipencet
9. Abdomen
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada luka bekas operasi (perut bagian bawah,
10. Genitalia
tetap
11. Anus
12. Eksteremitas
a. Atas
b. Bawah
- Haemoglobin : 9,43 gr %
-Haemotokrit : 29,3 %
- HbSAg :–
- Keterolac 2 ampul/ IV
- Alinamin F 3x1 / IV
1. Diagnosa
PIII A1 Post Sectio cesarea (SC) atas indikasi KPD hari ke II
a. Data subjektif
09.15 wib
b. Data objektif
Ibu mengatakan melahirkan tanggal 12 Maret 2021 jam 09.15. Wib dan
pengkajian tanggal 13 Maret 2021 jam 09.30 Wib, dari tanggal melahirkan sampai
tanggal pengkajian menunjukkan bahwa ibu dalam post Sectio hari kedua.
Setelah janin dilahirkan, fundus uteri kira-kira setinggi pusat segera setelah
lahir TFU ± I jrbpst dan akan mengecil terus hingga 10 hari Post Sectio Caesarea (Ilmu
selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari
pasca peRumah Sakitalinan. Inilah lokia yang akan keluar selama dua sampai tiga hari
rangsangan dari payudara pada saat menyusui, sehingga hormone prolaktin akan
2. Masalah Aktual
Diagnosis : PIll A1 Post Sectio Sesarea (SC) atas indikasi KPD hari ke II Dengan Nyeri
Pada luka operasi
- Data subjektif
- Ibu melahirkan tanggal 12 Maret 2021 dan ini merupakan anak yang ketiga
b. Data objektif
- Plll Al
2013).
3. Kecemasan
a. Data subjektif
b. Data objektif
Ekspresi ibu tampak murung dan meringis bila ditekan pada daerah
abdomen
a. Data subjektif
b. Data objektif
- Tanda-tanda Vital
Nadi : 78x/ menit
Suhu : 37˚C
Adanya luka operasi merupakan pintu masuknya kuman pathogen dan menjadi
c. Kecemasan teratasi
Kriteria :
Nadi = 60-90x/menit
Pernapasan = 16-24x/menit
f. Tidak ada tanda-tanda infeksi (bengkak, kemerahan, nyeri, panas, ada pus)
1) ASI lancer
ondemand)
3) Saat ibu menyusui Bayi nya mengisap dan menelan dengan tenang
Untuk menciptakan jalinan yang baik antara ibu dengan petugas kesehatan.
selanjutnya.
tidak.
Payudara yang bersih akan menciptakan suasana nyaman pada ibu sehingga
Dengan memberi penjelasan pada ibu mengenai penyebab nyeri, maka ibu dapat
mengerti dan beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan sehingga ibu mau bekerja
setelah mengalami proses operasi sehingga pemulihan tenaga serta stamina ibu
10. Berikan konseling tentang pesonal hygiene dan ajarkan pada ibu cara perawatan
luka
Rasional :
Untuk memberikan rasa nyaman pada ibu dan untuk mencegah terjadinya
infeksi.
11. Berikan konseling KB pada ibu Post Sectio Sesarea (SC) Rasional :
sebagai acuan dalam membantu klien memilih dan menentukan alat kontrasespsi
yang dipakai.
12. Anjurkan ibu untuk menyusui secara ondemand sesuai kebutuhan bayi Rasional :
hipofisis anterior memproduksi prolaktin agar ASI keluar serta dengan adanya
Pemberian cairan infus mengandung elektrolit yang diperlukan oleh tubuh untuk
lainya.
Untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh ibu, sebab kandung kemih
yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman pada ibu.
15. Anjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap dan teratur Rasional :
tromboemboli.
16. Gunakan teknik aseptic dan antiseptic dalam melakukan tindakan Rasional :
Untuk mencegah agar tidak terkontaminasi kuman pathogen, baik dari ibu
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Keadaan ibu masih sedikit nyeri pada daerah luka operasi ditandai bila bergerak
Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal ditandai dengan Tekanan darah :110/80
mmHg
Nadi: 82x/menit
Pernapasan : 22x/menit
Suhu : 36,2˚ C
otot, dan serabut akibat dari rangsangan otot abdomen yang berlebihan saat
operasi dengan adanya luka ini maka dapat merangsang ujung-ujung saraf
Hasil : Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melakukan
nya.
11. Memberikan konseling mengenai jenis KB pada ibu Post Sectio Sesarea (SC)
yaitu:
a. Mal : Mal merupakan metode yang dipakai dengan mengandalkan air susu ibu (ASI)
b. Mini Pil : alat konterasepsi oral yang dikonsumsi setiap hari 1×1 dapa digunakan 3
c. Suntik 3 Bulan : jenis kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh ibu yang diberikan
setiap 3 bulan atau 12 minggu, suntikan pertama diberikan 6 minggu pada pasca
persalinan.
d. Implan/AKBK : alat kontrasepsi hormonal yang dipasang dibawah kulit pada daerah
lengan atas.
12. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin dan sesuai dengan
kebutuhan bayi
Hasil : ibu sudah bisa melakukan gerakan di tempat tidur dengan miring ke kiri
dan ke kanan
16. Menggunakan teknik aseptic dan antiseptic dalam melakukan tindakan Hasil :
Hasil : - Cefadroxil : 2 ×1
-Nutribreast : 3× 1
1. Post Sectio sesarea (SC) hari kedua berlangsung normal ditandai dengan : -
Nadi : 78×/menit
Pernafasan : 18×/menit
Suhu :37ͦC
(SOAP)
2. Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada daerah luka operasi bila bergerak
2. Tampak luka bekas operasi pada abdomen bagian bawah, luka masih basah
7. ASI (+)
Suhu :37˚C
ASSESMENT (A)
Diagnosa : PIII A1 Post Sectio Sesarea (SC) atas indikasi KPD hari ke II
PLANNING (P)
Tanggal 13 Maret 2021, Pukul 09.40 Wib
2. Mengobservasi tanda-tanda
vital Hasil :
Suhu : 37˚C
lochia Hasil :
Hasil : tidur siang 1-2 jam, malam 7-8 jam dan ibu dapat beristirahat apabila rasa
sakit berkurang.
7. Menjelaskan ibu penyebab yaitu karena terputusnya kontinuitas jaringan otot, dan
serabut akibat dari rangsangan otot abdomen yang berlebihan saat operasi dengan
adanya luka ini maka dapat merangsang ujung-ujung saraf sehingga timbul rasa
nyeri.
Hasil : Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau
melakukan nya.
11. Memberikan konseling Keluarga Berencana (KB) apa yang cocok pada ibu pasca
AKDR/Implan, AKDR/IUD
12. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara ondemand sesering mungkin
dan ke kanan
DENGAN POST SECTIO SESAREA (SC) ATAS INDIKASI KPD HARI KE III
(SOAP)
7. Tanda-tanda vital
Nadi : 82×/menit
Pernafasan : 22×/menit
Suhu : 36,5˚ C
ASSESMENT (A)
Diagnosa : PIII A1 Post Sectio Sesarea (SC) atas indikasi KPD hari ke III
Masalah potensial : Potensial terjadi infeksi pada luka Post Sectio Sesarea (SC)
PLANNING (P)
2.
Hasil:
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi: 82×/menit
Pernafasan : 22×/menit
Suhu : 36,5˚ C
proses penyembuhan
Hasil :
5. Memberitahukan kepada ibu bahwa infus nya akan dibuka sesuai dengan instruksi
6. Memberikan dukungan moril kepada ibu bahwa perlahan ibu mulai pulih Hasil :
asam sulfat ferosus (SF) 3×1, Cefadroxil 2×1, Metronidazole 3×1, Dulcolax sp.
(SOAP)
6. Tanda-tanda vital
Nadi : 82×/menit
Pernafasan : 22×/menit
Suhu : 36,8˚ C
ASSESMENT (A)
:
Diagnosa Masalah PIII A1 Post Sectio Caessar (SC) atas indikasi KPD hari ke IV
Hasil :
Nadi : 82×/menit
Pernafasan : 22×/menit
Suhu : 36,8˚C
verban offsit
5. Memberikan dukungan moril kepada ibu bahwa perlahan ibu mulai pulih
- bersihkan kedua tangan, gunakan sarung tangan yang bersih dan steril
- bersiihkan luka dengan menggunakan kasa steril dan cairan seperti Nacl
Hasil : ibu bersedia untuk datang kembali pada jadwal yang telah diberikan
8. Ibu dianjurkan untuk pulang, keadaan umum ibu baik, pemberian obat-obatan
Hasil : ibu merasa senang dan bersedia mengkonsumsi obat yang dianjurkan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan
kasus pada pelaksanaan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny.”VA” dengan Post
Sectio Sesarea (SC) atas indiaksi KPD hari Ke II di Rumah Sakit Raden Mattaher
Jambi, Pada tanggal 13 Maret 2021. Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis
laboratorium dan pemeriksaan diagnostik. Pada tahap ini disebabkan karena respon
ibu dalam memberikan informasi begitu pula dengan keluarga, bidan da dokter yang
merawat sehingga penulis dengan mudah memperoleh data yang diinginkan. Data
diperoleh secara terfokus pada masalah klien sehingga intervensinya juga lebih
Menurut teori yang ada bahwa Sectio Sesarea (SC) dilakukan apabila ketika
kepada ibu maupun janin, dengan melalui pembedahan irisan dilakukan melalui perut
Berdasarkan studi kasus pada Ny.”VA” Post Sectio hari kedua ditemukan data
ibu dioperasi Sectio Sesarea (SC) karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk
malahirkan normal akibat adanya plasenta previa totalis yang menutupi jalan lahir
Sehingga harus melakukan tindakan operasi sesar, apa yang dijelaskan ditinjauan
pustaka dengan studi kasus tampaknya tidak ada kesenjangan antara teori dan studi
kasus.
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam
langkah ini data yang diinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah.
terhadap klien.
Sedangkan pada studi kasus pada Ny.”VA” ditemukan kontraksi uterus teraba keras
dan bundar, pengeluaran lochia rubra, TFU 2 jari bawah pusat, dan nyeri yang
dirasakan ibu pada daerah abdomen saat bergerak sehingga ditegakkan diagnosa
Masa Nifas dengan Post Sectio Sesarea (SC) atas indikasi KPD Hari ke II.
Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi kasus Ny”VA” secara garis
besar tampak ada peRumah Sakitamaan dalam diagnosa aktual yaitu nyeri pada
daerah bekas Sectio Sesarea (SC), sehingga apa yang dijelaskan ditinjauan pustaka
dengan studi kasus tampaknya tidak ada kesenjangan antara teori dan studi kasus.
adanya masalah potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin terjadi.
Sesuai dengan tinsjauan pustaka bahwa keadaan nyeri luka operasi kemungkinan
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny”VA” dilahan praktek dapat
tinjauan dan manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus Ny”VA” nampak ada
4. Tindakan Segera/Kolaborasi
harus menyelamatkan jiwa klien, berupa kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang
lebih profesional sesuai dengan keadaan yang dialami oleh klien ataupun konsultasi
dengan dokter.
tindakan segera dilakukan apabila ada perdarahan Post Sectio Sesarea (SC), tetapi
pada studi kasus Ny”VA” dengan Post Sectio Sesarea (SC), tidak ditemukan indikasi
untuk melakukan tindakan segera atau kolaborasi mengingat keadaan pada saat
pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan tidak dalam keadaan darurat atau bahaya.
Dengan demikian ada kesamaan antara tinjauan pustaka dan manajemen asuhan
kebidanan pada studi kasus dilahan praktek dan ini berarti tidak ada kesenjangan.
komprehensif dilakukan termasuk atas indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi
klien, rencana tindakan harus disetujui klien dan semua tindakan yang diambil harus
Pada studi kasus Ny”VA” dengan Post Sectio Sesarea (SC) hari ke II, penulis
anjurkan ibu makan-maksan yang bergizi, anjurkan ibu untuk mobilisasi dini, berikan
penjelasan tentang personal hygiene yaitu mengganti pembalut dan pakaian bila
basah/kotor, jelaskan penyebab nyeri, anjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya,
vitamin.
Dari rencana asuhan kebidanan yang telah diberikan, pada kasus ini ada
rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada klien. Implementasi
dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan ibu serta
kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah
direncanakan.
Pada studi kasus Ny”VA” dengan Post Sectio Sesarea (SC) hari ke II, semua
tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa
hambatan karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien serta adanya
dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan diruang nifas di Rumah Sakit Raden
Mattaher
insisi/operasi kering, nyeri pada daerah bekas operasi berkurang, tanda-tanda vital
dalam batas normal, dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti merah,
Berdasarkan studi kasus Ny”VA” Post Sectio Sesarea (SC) atas indikasi KPD
tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka. Oleh
karena itu bila dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan studi kasus Ny”VA” secara
PENUTUP
melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny”VA” dengan Post
Sectio caessar (SC) atas indikasi KPD hari kedua di Rumah Sakit Raden Mattaher
A. Kesimpulan
Raden mattaher Jambi dengan hasil ditemukan data bahwa ibu telah
Mattaher Jambi dengan hasil yaitu keadaan nyeri pada luka operasi
bahaya.
Post Sectio Sesarea (SC) Atas indikasi KPD di Rumah Sakit Raden
Partum Pada Ny”VA” Post Sectio Sesarea (SC) atas indikasi KPD
Sectio Caesarea
Pada Ny”VA” Post Sectio Sesarea (SC) atas indikasi KPD Hari
pustaka.
B. Saran
a. Diharapkan pada setiap ibu Post Sectio Sesarea (SC) atas indikasi KPD
infeksi.
bergizi agar ibu sehat sehingga akan membantu luka cepat kering dan
sembuh.
meningkatkan hubungan yang lebih erat antara ibu dan bayinya demi
dirumah.
2. Untuk bidan
c. Kerja sama dan komunikasi yang baik antara petugas profesional lain
(dokter, perawat, dan sesama bidan) agar proses berjalan dengan mudah.
d. Sebagai tenaga bidan yang profesional dan muslimah harus dapat
didokumentasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti dkk. 2016. Asuhan kebidanan nifas dan menyusui. Jakarta : nuha medika
Mansyur ddk. 2014. Asuhan kebidanan masa nifas. Malang : seleksia medika
Puspita sari dkk. 2016. Asuhan kebidanan masa nifas. Jakarta : nuha medika
Rimandini dan sari. 2010. Asuhan kebidanan ibu nifas. Jakarta : EGC