Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “F” P1A0H1 POST SC

DENGAN INDIKASI KETUBAN PECAH DINI


DI RUANG KEBIDANAN
RSUD PURI HUSADA
TEMBILAHAN

DISUSUN OLEH :

SUPIYA
19.14.043

Ci Akademik : Haryati Astuti, S.SiT., M.kes


Ci Lapangan : Elza Mildayanti, S.Tr. Keb

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN HUSADA GEMILANG
TEMBILAHAN
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “F” P1A0H1 POST SC


DENGAN INDIKASI KETUBAN PECAH DINI
DI RUANG KEBIDANAN
RSUD PURI HUSADA
TEMBILAHAN

Oleh:

SUPIYA
19.14.043

MENYETUJUI,

CI Akademik CI Lapangan

Haryati Astuti, S.SiT., M.kes Elza Mildayanti, S.Tr. Keb

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan berkat
dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan Laporan ini.
Dalam penyusunan tugas ini tentunya melibatkan berbagai pihak yang
secara langsung turut membantu dalam terselesaikannya asuhan kebidanan
ini.Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari, dalam penulisan ini dan penyusunan asuhan kebidanan
ini tentunya masih ada kekurangan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan Laporan
selanjutnya.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tembilahan,19 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................i


KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTARISI.......................................................................................................iii
BAB I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.........................................................................................1
B.Tujuan Penulisan......................................................................................3
C.Manfaat Penulisan....................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A.Sectio Caesarea
1.Pengertian Sectio Caesarea..................................................................5
2.Jenis Sectio Caesarea...........................................................................5
3.Indikasi Sectio Caesarea.......................................................................7
B.Ketuban Pecah Dini
1.Pengertian Ketuban Pecah Dini............................................................8
2.Etiologi.................................................................................................9
3.Patofisiologi.........................................................................................10
4.Manifestasi Klinik................................................................................10
5. Penatalaksanaan……………………………………………………...11
BAB III LAPORAN KASUS
A.Pengkajian dan identifikasi data dasar (format pengkajian....................12
B. Pendokumentasian dalam bentuk SOAP...............................................20
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan..............................................................................................23
B.Saran........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syaratrahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Wiknjosastro,
2010).Sedangkan menurut Nugroho (2011) mengatakan Sectio Caesarea adalah
tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dan dinding
uterus.Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal yaitu kurang dari ½ liter (Marmi, dkk, 2014).Sedangkan menurut Rukiyah
& Yulianti (2010) mengatakan air ketuban sangat sedikit yakni kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500cc. insidensi 5-8% dari seluruhkehamilan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda persalinan. Ketuban
pecah dini merupakan penyebab terbesar persalinan premature dengan berbagai
akibatnya.
Insidensi ketuban pecah dini terjadi 10% pada semua kehamilan. Pada
kehamilan aterm insidensinya bervariasi 6-19%, sedangkan pada kehamilan
preterm insidensinya 2% dari semua kehamilan. Hampir semua ketuban pecah
dini pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan terjadi
dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. 70% kasus ketuban pecah dini
terjadi pada kehamilan cukup bulan, sekitar 85% morbiditas dan mortalitas
perinatal disebabkan oleh prematuritas, ketuban pecah dini berhubungan dengan
penyebab kejadian prematuritas dengan insidensi 30-40%.
Penyebab ketuban pecah dini ini pada sebagian besar kasus tidak diketahui.
Banyak penelitian yang telah dilakukan beberapa dokter menunjukkan infeksi
sebagai penyebabnya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi sosial
ekonomi rendah yang berhubungan dengan rendahnya kualitas perawatan
antenatal, penyakit menular seksual misalnya disebabkan oleh chlamydia
trachomatis dan nescheria gonorrhea. Selain itu infeksi yang terjadi secara

1
langsung pada selaput ketuban, fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal,
servik yang inkompetensia, serta trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai
faktor predisposisi atau penyebab terjadinya ketuban pecah dini. Trauma yang
didapat misalnya hubungan seksual dan pemeriksaan dalam
Penelitian mengenai kematian ibu dan kematian bayi cukup tinggi terutama
kematian perinatal, yang disebabkan karena kematian akibat kurang bulan
(prematur), dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus
lama, dan partus buatan pada kasus Ketuban Pecah Dini terutama pada
penanganan konservatif.
Penatalaksanaan KPD memerlukan tindakan yang rinci sehingga dapat
menurunkan kejadian persalinan prematuritas dan infeksi dalam Rahim.
Terjadinya kematian pada ibu dan anak dengan adanya masalah tersebut maka
peran perawat yaitu memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dan
persalinan secara komprehensif sehingga ibu dan janin mendapatkan perawatan
yang optimal.
Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini biasa dijumpai pada kehamilan
multipel, trauma, hidroamnion, dan gemelli. Komplikasi yang paling sering terjadi
pada ketuban pecah dini sindrom distress pernapasan, kejadian prolaps atau
keluarnya tali pusat, korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Oleh
sebab itu persalinan dengan ketuban pecah dini memerlukan pengawasan dan
perhatian serta secara teratur dan diharapkan kerjasama antara keluarga ibu dan
penolong persalinan (bidan atau dokter). Dengan demikian akan menurunkan atau
memperkecil resiko kematian ibu dan bayinya.

2
B. Tujuan Penulisan
1. TujuanUmum
Tujuan umum
untuk memahami dan menerapkanAsuhan Kebidanan post SC
(SectioCaesarea) Dengan Indikasi Ketuban pecah dini.
2. TujuanKhusus
Tujuan khusus dalam pembuatan laporan ini diharapkan penulis
mampu:
a. Melakukan pengkajian baik dengan anamnesa maupun melakukan
pemeriksaan fisik pada klien post operasi SC (Sectio Caesarea) Dengan
Indikasi Ketuban pecah dini.
b. Menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
post operasi SC (Sectio Caesarea) Dengan Indikasi Oligohidramnion
c. Menyusun rencana asuhan pada klien post operasi SC (Sectio Caesarea)
Dengan Indikasi Ketuban pecah dini.
d. Melakukan tindakan asuhan sesuai dengan masalah yang muncul pada
klien post operasi SC (Sectio Caesarea) Dengan Indikasi Ketuban pecah
dini.
e. Melakukan evaluasi asuhan yang telah dilaksanakan pada pada klien post
operasi SC (Sectio Caesarea) Dengan Indikasi Ketuban pecah dini.
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada klien post operasi SC
(Sectio Caesarea) Dengan Indikasi Ketuban pecah dini dalam bentuk
SOAP

B. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Laporan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam
asuhan kebidanan pada kasus post operasi SC dengan Ketuban pecah dini.
bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa kebidanan.

3
2. Manfaat Bagi ProfesiTenaga Kesehatan
Laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan pada umumnya dan meningkatkan mutu pelayanan
pada klien post operasi SC dengan Ketuban pecah dini. Sehingga dapat
mengurangi angka kesakitan dan kematian pada klien dengan post SC dengan
Ketuban pecah dini..
3. Manfaat Bagi Penulis
Laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan
pengalaman bagi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien
post operasi SC dengan Ketuban pecah dini..

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Sectio Caesarea
1. Pengertian
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(Wiknjosastro, 2010).
Sedangkan menurut Nugroho (2011) Sectio Caesarea adalah tindakan
untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dandinding uterus.

2. Jenis – Jenis Caesarea


Berikut adalah jenis-jenis sectio Caesarea menurut Wiknjosastro (2010):
a. Sectio Caesareaklasik.
b. Sectio Caesarea transperitonealprovunda
c. Sectio Caesarea diikuti denganhisterektomi
d. Sectio Caesareaekstraperitoneal.
e. Sectio Caesareavagina.
Adapun menurut Nugroho (2011) mengatakan jenis Caesarea ada 3 yaitu :
a. Sectio Caesarea transperitoneal profunda
b. Sectio Caesarea corporal ( Klasik)
c. Sectio Caesarea extraperitoneal
Sofian (2012) juga mengatakan tentang jenis Sectio Caesarea, diantaranya:
a. Abdomen (Sectio CaesareaTransperitonealis
1) Sectio CaesareaTransperitonealis
a) Sectio CaesareaKlasik
b) Sectio Caesarea Ismika atauprufunda
c) Sectio CaesareaEkstraperitonealis
b. Vagina (Sectio CaesareaVaginalis)

5
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio Caesarea dapat
dilakukan sebagai berikut:
1) Sayatan memanjang (longitudinal) menurutKronig
2) Sayatan melintang (transversal) menurutKen
3) Sayatan huruf T(T-incision)
c. Sectio Caesarea Klasik(korporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-
kira sepanjan g 10cm. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan jika
operasi sectio Caesarea jenis ini dilakukan, diantaranya:
1) Kelebihan
a) Pengeluaran janin lebihcepat
b) Tidak mengakibatkan komplikasi tertariknya kandungkemih
c) Sayatan dapat diperpanjang ke proksimal ataudistal
2) Kekurangan
a) Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada
reperitonealisasi yangbaik
b) Pada persalinan berikutnya, lebih mudah terjadi ruptur uteri spontan
d. Sectio Caesarea Ismika(Provunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintangkonkaf pada segmen
bawah rahim (low cervical transfersal) kira-kira sepanjang 10 cm.
beberapa kelebihan dan kekurangan jika operasi sectio Caesarea jenisini
dilakukan,diantaranya:
1) Kelebihan
a) Penjahitan luka lebihmudah
b) Penutupan luka dengan reperitonealisasi yangbaik
c) Tumpang tindih peritoneal flap sangat baik untuk menahan
penyebaran isi uterus ke ronggaperiotoneum

6
3. Indikasi
Berikut ini beberapa indikasi yang dikemukakan Wiknjosastro (2010)
yaitu:
f. Ibu
1) Panggul sempitabsolut.
2) Tumor - tumor jalan lahir yang menimbulkanobstruksi.
3) Stenosis serviks /vagina.
4) Plasentaprevia.
5) Disproporsisefalopelvik.
6) Ruptura uterimembakat.
g. Janin
1) Kelainanletak.
2) Gawatjanin
Pada umumnya Sectio Caesareatidak dilakukan pada :
a. Janinmati.
b. Syok, anemia, berat, sebelumdiatasi.
c. Kelainan kongenital berat(monster).
Namun Nugroho (2011) mengatakan indikasi sectioCaesarea adalah:
a. Ibu
1) Disproporsicepalopelvik
2) Plasentaprevia
3) Letaklintang
4) Tumor jalanlahir
5) Solusioplasenta
6) Preeklamsi /eklamsi
7) Infeksiintrapartum

7
b. Anak
1) Gawat janin
2) Prolapsusfunikuli
3) Primi gravidddatua
4) Kehamilan denganDM
5) Infeksiintrapartum.
Selain pendapat yang dikemukakan diatas Sofian (2012) juga
mengatakan indikasi sectio Caesarea lainnya adalah
1) Plasenta previa sentralis dan lateralis(posterior)
2) Panggulsempit
3) Disproporsisefalopelvik
4) Ruptura uterimengancam
5) Partuslama
6) Partus takmaju (obstructedlabor)
7) Distosiaselviks
8) Pre-eklamsi danhipertensi
9) Malpresentasijanin
a) Letak lintang
b) Letak bokong
c) Presentasi dahi danmuka
d) Presentasi rangkap jika reposisi tidakberhasil
e) Gemeli

B. Ketuban pecah dini.


1. Pengertian

Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban


sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD
sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang

8
terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan .( Rukiyah Ai Yeyeh,
S.Si.T. Lia Yulianti, Am.Keb, MKM 2010)

Ketuban pecah dini merupakan penyebab terbesar persalinan prematur


dengan bagai akibatnya. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban
sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya
tanda persalinan. Waktu sejak ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut
“kejadian ketuban pecah dini” (periode laten).

Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10% dari semua persalinan.


Pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, kejadiannya sekitar 40%.
Sebagian dari ketuban pecah dini mempunyai periode laten melebihi satu
minggu. Early ruptura of membran adalah ketuban pecah pada fase laten
persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm diatas 37
minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak pada kondisi ini
akan terjadi persalinan spontan namun ada bahaya yang berhubungan dengan
ketuban pecah dini meliputi infeksi, dan perlunya dilahirkan induksi dan
dengan cara pembedahan yaitu dengan tindakan seksio sesarea. Seksio
sesarea yaitu suatu persalinan buatan, yang dimana jalan dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram ( Sarwono 2002)
2. Etiologi

Menjelang usia kehamilan cukup bulan kelemahan fokal terjadi pada


selaput janin diatas serviks internal yang memicu robekan dilokasi ini.

Beberapa proses patologis (termasuk Perdarahan dan infeksi) dapat


menyebabkan terjadinya KPD.

Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang


dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Serviks inkompeten( kelainan otot-otot rahim atau leher rahin yang
lemah)
b. Ketegangan rahim berlebih

9
c. Faktor keturunan( ion Cu serum rendah, vit c rendah , kelainan
genetik)
d. Trauma ( hubungan seksual)
e. Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut
phase latent
f. Sebab umum ketuban pecah dini( servik pendek <25 mm)

3. Patofisiologi

Infeksi dan inflamasi dapat menyebabkan ketuban pecah dini


dengan menginduksi kontraksi uterus atau kelemahan fokal kulit ketuban.
Banyak mikroorganisme servikovaginal, menghasilkan fosfolipid C yang
dapat meningkatkan konsentrasi prostaglandin, menghasilkan kolagenasi
jaringan , sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput amnion yang
menyebabkan ketubah tipis ,lemah dan mudah pecah spontan.

4. Manifestasi Klinik
Secara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sulit dibuat
anamnesa pada klien dengan keluarnya air seperti kencing dengan tanda-
tanda yang khas .

Manifestasi klinis untuk KPD, yaitu :


a. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus
b. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
c. Janin mudah diraba
d. Dalam pemeriksaan dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban
sudah kering.
e. Inspekulo, tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak
ada dan air ketuban sudah kering.

10
5. Penatalaksanaannya

Penatalaksanaan KPD, yaitu :


a. Ketuban pecah dini pada kehamilan atern atau preterm dengan atau
tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit.
b. Bila janin hidup dan terdapat prolaps di tali pusat, ibu dirujuk dengan
posisi panggul lebih tinggi dari badannya, bila mungkin dengan posisi
bersujud.
c. Jika perlu kepala janin didorong ke atas dengan dua jari agar tali pusat
tidak tertekan kepala janin
d. Jika Tali pusat di vulva maka di bungkus kain hangat yang diapisi
plastik
e. Jika ada demam atau di khawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau
KPD lebih dari 6 jam, berikan antibiotik.
f. Bila keluarga ibu menolak dirujuk, ibu diharuskan beristirahat dengan
posisi berbaring miring, berikan antibiotik.
g. Pada kehamilan kurang dari 32 minggu dilakukan tindakan konservatif,
yaitu tirah baring dan berikan sedatif, antibiotik dan tokolisis.
h. Pada kehamilan 33-35 minggu dilakukan terapi konservatif selama 24
jam lalu induksi persalinan.
i. Bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan.
j. Pada kehamilan lebih 36 minggu, bila ada his, pimpin meneran dan
akselerasi bila ada inersia uteri.
k. Bila tidak ada his, lakukan tindakan induksi persalinan bila ketuban
pecah kurang dari 6 jam dan skor pelvik kurang dari 5 atau ketuban
pecah dini lebih dari 6 jam dan skor pelvik lebih dari 5, seksio ssaria
bila ketuban pecah dini lebih dari 5 jam dan skor pelvik lebih dari 5.

11
BAB III
LAPORAN KASUS

Tanggal pengkajian : 22 Januari 2021


Pukul : 09.00 WIB
Ruang : Kebidanan
Oleh : Mahasiswa

A. Pengkajian A.Data Subjektif


1) Identitas
Nama Pasien : Ny. F Nama Suami : Tn. D
Umur : 21 tahun Umur : 33 tahun
Suku/Bangsa: Jawa/WNI Suku/Bangsa : Jawa/ WNI
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat rumah : Jl.Prof M.Yamin
Pekerjaan : Pedagang

1. Keluhan utama : Nyeri pinggang menjalar sampai ke ari-ari dalam 2 hari


belakangan.

2. Riwayat Persalinan dan Kelahiran


a. Persalinan
- Tempat persalinan : RSUD Puri Husada Tembilahan
- Penolong persalinan :dr. Aida.Sp.OG
- Tanggal : 21 Januari 2020 Pukul : 21.00 wib
b. Bayi
- Jenis Kelamin :Laki – Laki
- Masa gestasi : 37 minggu
- Nilai Apgar : 9/9
- Cacat Bawaan : Tidak Ada
- PB/BB : 48 cm/3500 gr

12
c. Proses persalinan
1) Ketuban
- Ketuban pecah : Negatif
- Pukul : 17.00 wib
- Warna air ketuban
 Putihkeruh Darah
 Kering Campurmekonium
- Bau
 Amis Khas
2) Lamanyapersalinan
Kala I Jam menit
Kala II Jam menit
Kala III Jam menit
Kala IV Jam menit
Total Jam menit

3) Keadaanplasenta
 Lengkap
 Tidak lengkap  Plasenta increta  Plasenta precreta

Lamanya pengeluaran plasenta:10 menit


Insersi tali pusat
 Parasentral Lateral
 Velamentosa Vosaprevea
Jumlah kotiledon : 18
Tebal :2,5 cm
Berat :470 gram
Panjang tali pusat : 50 cm
Kelainan tali pusat
 Tidakada
 Ada
 Bilobata Succentriata Circumvala
Cara pelepasan plasenta
 Spontan/normal
 Tidak spontan  Digital Histerektomi

4) Perineum
 Utuh
 Ruptur/laserasi : Derajat I  Derajat II
Derajat III  Derajat IV
 Episotomi, jenis Medialis Medialateralis

13
 Jenis heacting Matras Simpul

5) Jumlah perdarahan
Kala I Ada, sejak : Jumlah :
Warna :
Tidak ada
Kala II Ada, sejak : Jumlah :
Warna :
Tidak ada
Kala III Ada, sejak : Jumlah :
Warna :
Tidak ada
Kala IV Ada, sejak : Observasi Jumlah : 50 cc
Warna : merah kehitaman
Tidak ada
Total perdarahan : <500 cc >500cc

6) Penyulit dan komplikasi


 Tidak ada
 Ada :  Sesak nafas Infeksi Shock
 Tekanan darah tinggi  Demam Kejang
 Lain-lain
7) Tindakan dan pengobatan
 Tidak ada
 Ada :  Oksitosin Dosis : 10 unit.......................
 Methergin Dosis : 200 mcg.................
 Antibiotik Dosis : -................................
 Analgesik Dosis : -................................
 Anti KoagulaDosis : -................................
 Antipiretik Dosis : -................................
 Robonsia Dosis : -................................

14
3. Diet/makanan
a. Nafsu makan : Baik
b. Makanan Sehari-hari : 3..................................................porsi
- Protein Hewani :2 potong
- Protein nabati :2 potong
- Sayur :1 mangkuk
c. Minum :8 gelas sehari
d. Makanan pantangan: Tidak ada

5. Buang air besar terakhir


 Ada, pukul : 05. 00 wib
- Frekuensi : 1 x sehari
- Warna : coklat
- Konsistensi :lembek
 Tidakada, sejakkapan
Alasan :

6. Buang air kecilterakhir


Ada, pukul : 18.00Wib
 Frekuensi : 4 x sehari
 Warna : kuning jernih
 Bau : pesing
Pengeluaran :Tidak ada Lampias Menetas
Retensi Nokturia
Disuria Anuria  Hematuri

Tidak ada, sejak kapan


Alasan : ………………………………………

7. Polaistirahatdantidur
- Gangguan tidur :  Tidak ada - Tidur siang : 1 jam
- Tidur malam : 5 jam
 Ada, sejakkapan : …-……………………
Penyebab : ….-…………………...

8. Riwayatpsikososial
- Emosional : Stabil Tertutup
- Penyesuaiandenganbayi Menerima Menolak
Acuhtakacuh
- Responibuterhadappersalinan :

15
 Baik : ibu menerima dan merasa senang atas kelahiran
anak nya.
 Tidak, alasan : …-…………………………………
- Rencanamenyusui : Ada
 Ada, lamanya : 1 tahun…………………………………
 Tidak, ada : …-…………………………………
- Pemberian ASIEksklusif
 Ada : 6 bulan…………………………………
 Tidak, alasan : …-…………………………………
- Jenis PASI yang diberikan : …-…………………………………
- Pengetahuankesehatan yang
ingindiketahuiberkaitandengankondisinyasaatini: Perawatan bekas
luka operasi SC

9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

PenyulitKeh Anak Ket


Tgl/tah
Tempat Jenis Penolo amilan Keada
un
Partus Partus ng Persalinan& JK BB PB
Partus an
Nifas
INI

b. PemeriksaanFisik (Data Objektif)

1. KeadaanUmum : Baik
2. Kesadaran : Composimentis
3. Bentuktubuh : normal
4. Tinggi badan : 158 cm Berat badan : 76 kg
5. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 124/79 mmHg Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36 oC Nadi : 92 x/menit
6. Keadaan rambut
a. Warna : Hitam
b. Kebersihan : Bersih
c. Penyebaran : Merata
7. Muka
a. Pucat : Tidak ada
b. Oedema : Tidak ada
c. Chloasma Gravidarum : Tidak ada
8. Mata
a. Kelopak mata : Normal

16
b. Konjungtiva : Tidak pucat
c. Skelera : Tidak Ikterik
9. Hidung (polip) : Tidak ada polip
9. Mulutdangigi
a. Ronggamulut : Bersih
b. Gigi : tidak berlubang
c. Lidah : normal
10. Leher
a. Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada
b. Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
12. Dada/thorax : Normal
13. Jantung : Normal
14. Payudara
a. Pembesaran : Ada
b. Simetris : Simetris
c. Puting susu : Menonjol
d. Areola : Berpigmentasi
e. Benjolan : Tidak ada
f. Pengeluaran : Ada
g. Colostrum : Ada
h. Kebersihan : Bersih
i. Rasa nyeri : Tidak ada

17
15. Abdomen
- Bekas luka operasi : Ada
- Uterus : - Konsistensi :Teraba bulat dan keras
- Kontraksi : Baik
- Fundus uteri :Tidak teraba
Teraba, TFU : 2 jari dibawah pusat
- Kandung kemih
 Kosong :
 Penuh, alasan : -……………………………………………………

16. Ekstremitas atas dan bahwa


- Oedema
 Ada, lokasi :
 Tidak ada
- Varices
 Ada, lokasi :
 Tidak ada
17. Ano-Genitalia
1) Vulva dan vagina
- Warna : Coklat
- Pistula : Tidak ada
- Pengeluaran pervaginam :
 Tidak ada
Ada, jenis lochea
 Lochea Rubra, sejak : Pasca Operasi Warna : Merah Bau :
Khas
 Lochea Sangulenta, sejak : Warna : Bau :
 Lochea Serosa, sejak : Warna : Bau :
 Lochea Alba, sejak : Warna : Bau :
- Varices : Tidak ada
- Kelenjar Bhartolini (pembengkakan): Tidak ada
2) Perineum
 Utuh
 Tidak :  Ruptur
 Luka jahitan
- Jenis jahitan :
- Keadaan luka :
- Pengobatan :
3) Anus
- Haemorroid : Tidak ada

18
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium (Jika ada indikasi medis) :-HB : 11,4 g/dl
- Leukosit : 15,240/mm
- Trombosit : 238000/mm
b. Lain-lain :

19
B.PENDOKUMENTASIAN (SOAP)

IDENTITAS

Nama : Ny.”F”
Umur : 21th
Agama : Islam
Alamat : Jl.Prof M.Yamin
Nama Suami : Tn.”D”

Tanggal 22 Januari 2020 Jam 09.00 wib

Data Subjektif :
Bersalin 1 hari yang lalu, perut masih terasa mules, nyeri pada luka jahitan bekas
operasi, dan bayi mau menyusu

Data Objektif :
K/u : Baik,
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD :124/79 mmHg, N :92x/menit,
S: 36,0oc, P:20x/menit, HB :11,4 gr/dl.
Inspeksi :
 Mamae : pengeluaran ASI (+)
 Luka perineum : Tidak ada
 Luka bekas operasi : Ada
 Lochea : rubra, jumlah darah 100 cc

Palpasi
 TFU : 2 Jari bawah pusat
 Kontraksi : Baik
 Konsistensi : Keras

20
Analisis
P1A0H1, Post Sectio Caesaria (SC)1 hari yang lalu.
Masalah :Nyeri bekas luka SC
Diagnosa Potensial : -

Penatalaksanaan:
Jam 09.00 Membina hubungan baik antara bidan,
(Paraf)
mahasiswa dan pasien dengan ramah dan
sopan, hubungan baik telah terbina.
Jam 09.02 Melakukan informed Consent kepada ibu (Paraf)
mengenai asuhan yang akan diberikan, ibu
bersedia dilakukan pemeriksaan Informed
consent telah dilakukan dan ibu bersedia untuk
dilakukan pemeriksaan.
Jam 09.05 Melakukan pemeriksaan TTV (dalam batas (Paraf)
normal), Ibu sudah mengetahui keadaan nya dan
ibu tampak senang karena dalam keadaan
normal.
Jam 09.10 menjelaskan pada ibu tentang penyebab (Paraf)
perutnya yang masih terasa mules dan nyeri
bekas luka jahitan ibu telah mengetahui
penyebab nyeri yang dialaminya.
Jam 09.15 Mengingatkan kembali ibu untuk melakuakn (Paraf)
mobilisasi dini dengan cara miring kiri, miring
kanan, serta duduk dan berjalan dari tempat
tidur guna mempercepat proses penyembuhan
luka bekas operasi , ibu telah miring kiri dan
kanan dan sudah bisa duduk.
Jam 09.20 Mengingatkan kepada ibu untuk melakukan (Paraf)
perawatan payudara setiap hari.Dan
menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif

Jam 09.25 Memberikan ibu therapy obat berupa terapi : (Paraf)


1. Injeksi cefotaxime 2x1
2. Injeksi ketorolac 3x1
3. Inf metronidazole (100 ml)
4. Inf paracetamol(100 ml)

Jam 09.30 Mengingatkan ibu bahwa besok ibu boleh pulang (Paraf)
dengan K/U baik.Mengganti perban luka operasi
pada ibu esok hari,

21
Ibu bersedia untuk digantikan perban lukanya
Jam 09.35 Memberikan Konseling pada ibu sebelum pulang (Paraf)
mengenai hal-hal yang harus diperhatikan,
seperti : Hindari aktifitas berat, hindari pakaian
ketat,merawat luka jahitan
Jam 09.40 Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan (Paraf)
ulang ke rumah sakit atau ketempat fasilitas
kesehatan terdekat yaitu 5 hari setelah operasi
Caesar untuk memantau keadaan luka jahitan

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kunjungan pertama pada tanggal 22 Desember 2020 pada Ny “F” dengan
Post sectio saesaria (SC) hari pertama di RSUD Puri Husada Tembilahan,dapat
disimpulkan :

1. Melaksanakan pengkajian dan analisis data pada tanggal 31 desember 2020


pada ibu Postpartum Ny “F “ Post Sectio Cessarea hari ke I di RSUD Puri
Husada Tembilahan denagan hasil ditemukan data bahwa ibu telah di operasi
Sectio Cessarea (SC) karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk
melahirkan secara normal akibat adanya indikasi Ketuban pecah dini yang
dialami ibu, hal ini dapat terjadi komplikasi seperti resiko infeksi dan gawat
janin

2. Melakukan pengakjian data - data objektif semuanya masih dalam batas


normal, seperti K/u : Baik, Kesadaran : Composmentis TTV : TD : 124/79
mmHg, N :92x/menit, S: 36,0oc, P:20x/menit, HB :11,4 gr/dl.
Inspeksi :
 Mamae : pengeluaran ASI (+)
 Luka perineum : Tidak ada
 Luka bekas operasi : Ada
 Lochea : rubra, jumlah darah 100 cc

Palpasi :
 TFU : 2 Jari bawah pusat
 Kontraksi : Baik
 Konsistensi : Keras

23
3. Merumuskan diagnosa/ masalah ibu Postpartum pada Ny “F “ Post Sectio
saesaria hari ke I di RSUD Puri Husada Tembilahan dengan hasil yaitu keadaan
nyeri pada luka operasi SC.

B. Saran

Laporan ini diharapkan agar menambabah wawasan dan referensi mahasiswa


mengenai asuhan kebidanan postpartum pada ibu post section caesaria ( SC ).

24
DAFTAR PUSTAKA

Fadlun dan Feryanto Achmad. Asuhan kebidanan Patologis. Jakarta:

Salemba Medika, 2013. Carpenito L. J. 2010. Diagnosa Keperawatan. Jakarta :


EGC.Doenges, M E. 2009. Rencana Askep Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokmentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Mansjoe, Arif. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius


Manuaba, Ida, Bagus Gde. 2011. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 2009. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Puspitasari. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Klien Post SC. Universitas
Erlangga. Surabaya
Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBS-SP.
Winkjosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

25

Anda mungkin juga menyukai