DISUSUN OLEH :
SUPIYA
19.14.043
Oleh:
SUPIYA
19.14.043
MENYETUJUI,
CI Akademik CI Lapangan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan berkat
dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan Laporan ini.
Dalam penyusunan tugas ini tentunya melibatkan berbagai pihak yang
secara langsung turut membantu dalam terselesaikannya asuhan kebidanan
ini.Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari, dalam penulisan ini dan penyusunan asuhan kebidanan
ini tentunya masih ada kekurangan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan Laporan
selanjutnya.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syaratrahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Wiknjosastro,
2010).Sedangkan menurut Nugroho (2011) mengatakan Sectio Caesarea adalah
tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dan dinding
uterus.Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal yaitu kurang dari ½ liter (Marmi, dkk, 2014).Sedangkan menurut Rukiyah
& Yulianti (2010) mengatakan air ketuban sangat sedikit yakni kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500cc. insidensi 5-8% dari seluruhkehamilan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda persalinan. Ketuban
pecah dini merupakan penyebab terbesar persalinan premature dengan berbagai
akibatnya.
Insidensi ketuban pecah dini terjadi 10% pada semua kehamilan. Pada
kehamilan aterm insidensinya bervariasi 6-19%, sedangkan pada kehamilan
preterm insidensinya 2% dari semua kehamilan. Hampir semua ketuban pecah
dini pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan terjadi
dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. 70% kasus ketuban pecah dini
terjadi pada kehamilan cukup bulan, sekitar 85% morbiditas dan mortalitas
perinatal disebabkan oleh prematuritas, ketuban pecah dini berhubungan dengan
penyebab kejadian prematuritas dengan insidensi 30-40%.
Penyebab ketuban pecah dini ini pada sebagian besar kasus tidak diketahui.
Banyak penelitian yang telah dilakukan beberapa dokter menunjukkan infeksi
sebagai penyebabnya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi sosial
ekonomi rendah yang berhubungan dengan rendahnya kualitas perawatan
antenatal, penyakit menular seksual misalnya disebabkan oleh chlamydia
trachomatis dan nescheria gonorrhea. Selain itu infeksi yang terjadi secara
1
langsung pada selaput ketuban, fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal,
servik yang inkompetensia, serta trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai
faktor predisposisi atau penyebab terjadinya ketuban pecah dini. Trauma yang
didapat misalnya hubungan seksual dan pemeriksaan dalam
Penelitian mengenai kematian ibu dan kematian bayi cukup tinggi terutama
kematian perinatal, yang disebabkan karena kematian akibat kurang bulan
(prematur), dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus
lama, dan partus buatan pada kasus Ketuban Pecah Dini terutama pada
penanganan konservatif.
Penatalaksanaan KPD memerlukan tindakan yang rinci sehingga dapat
menurunkan kejadian persalinan prematuritas dan infeksi dalam Rahim.
Terjadinya kematian pada ibu dan anak dengan adanya masalah tersebut maka
peran perawat yaitu memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dan
persalinan secara komprehensif sehingga ibu dan janin mendapatkan perawatan
yang optimal.
Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini biasa dijumpai pada kehamilan
multipel, trauma, hidroamnion, dan gemelli. Komplikasi yang paling sering terjadi
pada ketuban pecah dini sindrom distress pernapasan, kejadian prolaps atau
keluarnya tali pusat, korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Oleh
sebab itu persalinan dengan ketuban pecah dini memerlukan pengawasan dan
perhatian serta secara teratur dan diharapkan kerjasama antara keluarga ibu dan
penolong persalinan (bidan atau dokter). Dengan demikian akan menurunkan atau
memperkecil resiko kematian ibu dan bayinya.
2
B. Tujuan Penulisan
1. TujuanUmum
Tujuan umum
untuk memahami dan menerapkanAsuhan Kebidanan post SC
(SectioCaesarea) Dengan Indikasi Ketuban pecah dini.
2. TujuanKhusus
Tujuan khusus dalam pembuatan laporan ini diharapkan penulis
mampu:
a. Melakukan pengkajian baik dengan anamnesa maupun melakukan
pemeriksaan fisik pada klien post operasi SC (Sectio Caesarea) Dengan
Indikasi Ketuban pecah dini.
b. Menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
post operasi SC (Sectio Caesarea) Dengan Indikasi Oligohidramnion
c. Menyusun rencana asuhan pada klien post operasi SC (Sectio Caesarea)
Dengan Indikasi Ketuban pecah dini.
d. Melakukan tindakan asuhan sesuai dengan masalah yang muncul pada
klien post operasi SC (Sectio Caesarea) Dengan Indikasi Ketuban pecah
dini.
e. Melakukan evaluasi asuhan yang telah dilaksanakan pada pada klien post
operasi SC (Sectio Caesarea) Dengan Indikasi Ketuban pecah dini.
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada klien post operasi SC
(Sectio Caesarea) Dengan Indikasi Ketuban pecah dini dalam bentuk
SOAP
B. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Laporan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam
asuhan kebidanan pada kasus post operasi SC dengan Ketuban pecah dini.
bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa kebidanan.
3
2. Manfaat Bagi ProfesiTenaga Kesehatan
Laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan pada umumnya dan meningkatkan mutu pelayanan
pada klien post operasi SC dengan Ketuban pecah dini. Sehingga dapat
mengurangi angka kesakitan dan kematian pada klien dengan post SC dengan
Ketuban pecah dini..
3. Manfaat Bagi Penulis
Laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan
pengalaman bagi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien
post operasi SC dengan Ketuban pecah dini..
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sectio Caesarea
1. Pengertian
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(Wiknjosastro, 2010).
Sedangkan menurut Nugroho (2011) Sectio Caesarea adalah tindakan
untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dandinding uterus.
5
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio Caesarea dapat
dilakukan sebagai berikut:
1) Sayatan memanjang (longitudinal) menurutKronig
2) Sayatan melintang (transversal) menurutKen
3) Sayatan huruf T(T-incision)
c. Sectio Caesarea Klasik(korporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-
kira sepanjan g 10cm. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan jika
operasi sectio Caesarea jenis ini dilakukan, diantaranya:
1) Kelebihan
a) Pengeluaran janin lebihcepat
b) Tidak mengakibatkan komplikasi tertariknya kandungkemih
c) Sayatan dapat diperpanjang ke proksimal ataudistal
2) Kekurangan
a) Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada
reperitonealisasi yangbaik
b) Pada persalinan berikutnya, lebih mudah terjadi ruptur uteri spontan
d. Sectio Caesarea Ismika(Provunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintangkonkaf pada segmen
bawah rahim (low cervical transfersal) kira-kira sepanjang 10 cm.
beberapa kelebihan dan kekurangan jika operasi sectio Caesarea jenisini
dilakukan,diantaranya:
1) Kelebihan
a) Penjahitan luka lebihmudah
b) Penutupan luka dengan reperitonealisasi yangbaik
c) Tumpang tindih peritoneal flap sangat baik untuk menahan
penyebaran isi uterus ke ronggaperiotoneum
6
3. Indikasi
Berikut ini beberapa indikasi yang dikemukakan Wiknjosastro (2010)
yaitu:
f. Ibu
1) Panggul sempitabsolut.
2) Tumor - tumor jalan lahir yang menimbulkanobstruksi.
3) Stenosis serviks /vagina.
4) Plasentaprevia.
5) Disproporsisefalopelvik.
6) Ruptura uterimembakat.
g. Janin
1) Kelainanletak.
2) Gawatjanin
Pada umumnya Sectio Caesareatidak dilakukan pada :
a. Janinmati.
b. Syok, anemia, berat, sebelumdiatasi.
c. Kelainan kongenital berat(monster).
Namun Nugroho (2011) mengatakan indikasi sectioCaesarea adalah:
a. Ibu
1) Disproporsicepalopelvik
2) Plasentaprevia
3) Letaklintang
4) Tumor jalanlahir
5) Solusioplasenta
6) Preeklamsi /eklamsi
7) Infeksiintrapartum
7
b. Anak
1) Gawat janin
2) Prolapsusfunikuli
3) Primi gravidddatua
4) Kehamilan denganDM
5) Infeksiintrapartum.
Selain pendapat yang dikemukakan diatas Sofian (2012) juga
mengatakan indikasi sectio Caesarea lainnya adalah
1) Plasenta previa sentralis dan lateralis(posterior)
2) Panggulsempit
3) Disproporsisefalopelvik
4) Ruptura uterimengancam
5) Partuslama
6) Partus takmaju (obstructedlabor)
7) Distosiaselviks
8) Pre-eklamsi danhipertensi
9) Malpresentasijanin
a) Letak lintang
b) Letak bokong
c) Presentasi dahi danmuka
d) Presentasi rangkap jika reposisi tidakberhasil
e) Gemeli
8
terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan .( Rukiyah Ai Yeyeh,
S.Si.T. Lia Yulianti, Am.Keb, MKM 2010)
9
c. Faktor keturunan( ion Cu serum rendah, vit c rendah , kelainan
genetik)
d. Trauma ( hubungan seksual)
e. Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut
phase latent
f. Sebab umum ketuban pecah dini( servik pendek <25 mm)
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinik
Secara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sulit dibuat
anamnesa pada klien dengan keluarnya air seperti kencing dengan tanda-
tanda yang khas .
10
5. Penatalaksanaannya
11
BAB III
LAPORAN KASUS
12
c. Proses persalinan
1) Ketuban
- Ketuban pecah : Negatif
- Pukul : 17.00 wib
- Warna air ketuban
Putihkeruh Darah
Kering Campurmekonium
- Bau
Amis Khas
2) Lamanyapersalinan
Kala I Jam menit
Kala II Jam menit
Kala III Jam menit
Kala IV Jam menit
Total Jam menit
3) Keadaanplasenta
Lengkap
Tidak lengkap Plasenta increta Plasenta precreta
4) Perineum
Utuh
Ruptur/laserasi : Derajat I Derajat II
Derajat III Derajat IV
Episotomi, jenis Medialis Medialateralis
13
Jenis heacting Matras Simpul
5) Jumlah perdarahan
Kala I Ada, sejak : Jumlah :
Warna :
Tidak ada
Kala II Ada, sejak : Jumlah :
Warna :
Tidak ada
Kala III Ada, sejak : Jumlah :
Warna :
Tidak ada
Kala IV Ada, sejak : Observasi Jumlah : 50 cc
Warna : merah kehitaman
Tidak ada
Total perdarahan : <500 cc >500cc
14
3. Diet/makanan
a. Nafsu makan : Baik
b. Makanan Sehari-hari : 3..................................................porsi
- Protein Hewani :2 potong
- Protein nabati :2 potong
- Sayur :1 mangkuk
c. Minum :8 gelas sehari
d. Makanan pantangan: Tidak ada
7. Polaistirahatdantidur
- Gangguan tidur : Tidak ada - Tidur siang : 1 jam
- Tidur malam : 5 jam
Ada, sejakkapan : …-……………………
Penyebab : ….-…………………...
8. Riwayatpsikososial
- Emosional : Stabil Tertutup
- Penyesuaiandenganbayi Menerima Menolak
Acuhtakacuh
- Responibuterhadappersalinan :
15
Baik : ibu menerima dan merasa senang atas kelahiran
anak nya.
Tidak, alasan : …-…………………………………
- Rencanamenyusui : Ada
Ada, lamanya : 1 tahun…………………………………
Tidak, ada : …-…………………………………
- Pemberian ASIEksklusif
Ada : 6 bulan…………………………………
Tidak, alasan : …-…………………………………
- Jenis PASI yang diberikan : …-…………………………………
- Pengetahuankesehatan yang
ingindiketahuiberkaitandengankondisinyasaatini: Perawatan bekas
luka operasi SC
1. KeadaanUmum : Baik
2. Kesadaran : Composimentis
3. Bentuktubuh : normal
4. Tinggi badan : 158 cm Berat badan : 76 kg
5. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 124/79 mmHg Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36 oC Nadi : 92 x/menit
6. Keadaan rambut
a. Warna : Hitam
b. Kebersihan : Bersih
c. Penyebaran : Merata
7. Muka
a. Pucat : Tidak ada
b. Oedema : Tidak ada
c. Chloasma Gravidarum : Tidak ada
8. Mata
a. Kelopak mata : Normal
16
b. Konjungtiva : Tidak pucat
c. Skelera : Tidak Ikterik
9. Hidung (polip) : Tidak ada polip
9. Mulutdangigi
a. Ronggamulut : Bersih
b. Gigi : tidak berlubang
c. Lidah : normal
10. Leher
a. Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada
b. Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
12. Dada/thorax : Normal
13. Jantung : Normal
14. Payudara
a. Pembesaran : Ada
b. Simetris : Simetris
c. Puting susu : Menonjol
d. Areola : Berpigmentasi
e. Benjolan : Tidak ada
f. Pengeluaran : Ada
g. Colostrum : Ada
h. Kebersihan : Bersih
i. Rasa nyeri : Tidak ada
17
15. Abdomen
- Bekas luka operasi : Ada
- Uterus : - Konsistensi :Teraba bulat dan keras
- Kontraksi : Baik
- Fundus uteri :Tidak teraba
Teraba, TFU : 2 jari dibawah pusat
- Kandung kemih
Kosong :
Penuh, alasan : -……………………………………………………
18
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium (Jika ada indikasi medis) :-HB : 11,4 g/dl
- Leukosit : 15,240/mm
- Trombosit : 238000/mm
b. Lain-lain :
19
B.PENDOKUMENTASIAN (SOAP)
IDENTITAS
Nama : Ny.”F”
Umur : 21th
Agama : Islam
Alamat : Jl.Prof M.Yamin
Nama Suami : Tn.”D”
Data Subjektif :
Bersalin 1 hari yang lalu, perut masih terasa mules, nyeri pada luka jahitan bekas
operasi, dan bayi mau menyusu
Data Objektif :
K/u : Baik,
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD :124/79 mmHg, N :92x/menit,
S: 36,0oc, P:20x/menit, HB :11,4 gr/dl.
Inspeksi :
Mamae : pengeluaran ASI (+)
Luka perineum : Tidak ada
Luka bekas operasi : Ada
Lochea : rubra, jumlah darah 100 cc
Palpasi
TFU : 2 Jari bawah pusat
Kontraksi : Baik
Konsistensi : Keras
20
Analisis
P1A0H1, Post Sectio Caesaria (SC)1 hari yang lalu.
Masalah :Nyeri bekas luka SC
Diagnosa Potensial : -
Penatalaksanaan:
Jam 09.00 Membina hubungan baik antara bidan,
(Paraf)
mahasiswa dan pasien dengan ramah dan
sopan, hubungan baik telah terbina.
Jam 09.02 Melakukan informed Consent kepada ibu (Paraf)
mengenai asuhan yang akan diberikan, ibu
bersedia dilakukan pemeriksaan Informed
consent telah dilakukan dan ibu bersedia untuk
dilakukan pemeriksaan.
Jam 09.05 Melakukan pemeriksaan TTV (dalam batas (Paraf)
normal), Ibu sudah mengetahui keadaan nya dan
ibu tampak senang karena dalam keadaan
normal.
Jam 09.10 menjelaskan pada ibu tentang penyebab (Paraf)
perutnya yang masih terasa mules dan nyeri
bekas luka jahitan ibu telah mengetahui
penyebab nyeri yang dialaminya.
Jam 09.15 Mengingatkan kembali ibu untuk melakuakn (Paraf)
mobilisasi dini dengan cara miring kiri, miring
kanan, serta duduk dan berjalan dari tempat
tidur guna mempercepat proses penyembuhan
luka bekas operasi , ibu telah miring kiri dan
kanan dan sudah bisa duduk.
Jam 09.20 Mengingatkan kepada ibu untuk melakukan (Paraf)
perawatan payudara setiap hari.Dan
menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif
Jam 09.30 Mengingatkan ibu bahwa besok ibu boleh pulang (Paraf)
dengan K/U baik.Mengganti perban luka operasi
pada ibu esok hari,
21
Ibu bersedia untuk digantikan perban lukanya
Jam 09.35 Memberikan Konseling pada ibu sebelum pulang (Paraf)
mengenai hal-hal yang harus diperhatikan,
seperti : Hindari aktifitas berat, hindari pakaian
ketat,merawat luka jahitan
Jam 09.40 Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan (Paraf)
ulang ke rumah sakit atau ketempat fasilitas
kesehatan terdekat yaitu 5 hari setelah operasi
Caesar untuk memantau keadaan luka jahitan
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kunjungan pertama pada tanggal 22 Desember 2020 pada Ny “F” dengan
Post sectio saesaria (SC) hari pertama di RSUD Puri Husada Tembilahan,dapat
disimpulkan :
Palpasi :
TFU : 2 Jari bawah pusat
Kontraksi : Baik
Konsistensi : Keras
23
3. Merumuskan diagnosa/ masalah ibu Postpartum pada Ny “F “ Post Sectio
saesaria hari ke I di RSUD Puri Husada Tembilahan dengan hasil yaitu keadaan
nyeri pada luka operasi SC.
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25