Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB PIL

DI KLINIK UTAMA KARTINI

Disusun Oleh :
AJENG DWI JUNITA SARI
NIM.19.14.001

CI AKADEMIK : HARYATI ASTUTI, S.SiT., M. Kes


CI LAPANGAN : EVI PARBOYANI, Amd. Keb

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN HUSADA GEMILANG
T.A. 2021/2022
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB PIL
DI KLINIK UTAMA KARTINI

Oleh:

AJENG DWI JUNITA SARI


NIM.19.14.001

MENYETUJUI,

CI Akademik CI Lapangan

HARYATI ASTUTI, S.SiT., M. Kes EVI PARBOYANI, Amd. Keb


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan dengan mengucap, Alhamdulillah atas


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga “Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Pil ini
dapat terselesaikan pada waktunya.
Laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih yang sedalam–dalamnya
kepada semua pihak yang telah banyak memberikan dorongan sehingga terwujud
laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan laporan ini lebih lanjut.
Akhir kata, semoga apa yang telah kami kerjakan ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya.

Tembilahan,22 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi......................................................................................................3
B. Jenis-Jenis KB Pil......................................................................................3
C. Komposisi Pil KB......................................................................................4
D. Keuntungan Pil KB....................................................................................5
E. Kekurangan Pil KB....................................................................................8
F. Efek Samping Pil KB................................................................................11
G. Cara dan Waktu Penggunaan Pil KB.........................................................14
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Format Pengkajian.....................................................................................19
B. Pendokumentasian ....................................................................................19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesatnya pertumbuhan penduduk dapat ditekan diantaranya
menggalakkan program KB untuk membatasi jumlah anak dalam suatu
keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka
kelahiran.
Banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan
jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut. Berbagai potensi, konsekuensi kegagalan atau kehamilan
yang tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan dan persetujuan
pasangan.
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan
intim. Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan
pasangan untuk mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam
jenis alat kontrasepsi yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli dengan
bebas. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor di
seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor
mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi
dibandingkan dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi
yang lain.
Pil KB adalah obat pencegah kehamilan yang diminum secara oral yang
berisi hormon steroid (estrogen dan progestin) dalam bentuk pil atau tablet.Pil
ini diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara
pencegahan kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara
teratur.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Apa pengertian dari pil KB?
b. Apa saja jenis-jenis pil KB?
c. Apa saja komposisi dari pil KB?
d. Apa saja keuntungan dari pil KB?
e. Apa saja kerugian dari pil KB?
f. Apa saja efek samping yang ditimbulkan dari pil KB?
g. Bagaimana cara dan waktu penggunaan pil KB?
h. Apa saja kontra indikasi dari penggunaan pil KB?

C. Tujuan
Tujuan penulisan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian dari pil KB.
b. Untuk mengetahui saja jenis-jenis pil KB.
c. Untuk mengetahui komposisi dari pil KB.
d. Untuk mengetahui keuntungan dari pil KB.
e. Untuk mengetahui kerugian dari pil KB.
f. Untuk mengetahui efek samping yang ditimbulkan dari pil KB.
g. Untuk mengetahui cara dan waktu penggunaan pil KB.
h. Untuk mengetahui kontra indikasi dari penggunaan pil KB.

D. Manfaat
Penyusunan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis laporan ini berguna sebagai pengembangan
pengetahuan mengenai kontrasepsi pil KB. Secara praktis, laporan ini
berguna bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan tentang
kontrasepsi pil KB.
2. Pembaca atau pembimbing sebagai media informasi dalam pembuatan
laporan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang
wanita dengan cara diminum (pil) berisi hormon estrogen dan atau
progesteron. Tujuan dari konsumsi pil KB adalah untuk mencegah,
menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan yang memang tidak
diinginkan.
Untuk itu kepatuhan untuk mengkonsumsi pil KB secara teratur sesuai
dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan
mengkonsumsi pil KB bertujuan agar manfaat konsumsi pil KB yaitu
mencegah menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan bisa
dirasakan. Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi pil KB tidak bisa menjamin
bahwa akseptor KB pil terhindar dari kehamilan.

B. Jenis-Jenis Pil KB
Pada dasarnya sampai saat ini telah diketahui adanya beberapa jenis pil
kontrasepsi sebagai berikut:
1. Pil Kombinasi
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari dua
hormon sintetis, yaitu semua pil mengandung hormon estrogen dan
progesteron. Kandungan estrogen di dalam pil biasanya menghambat
ovulasi dan menekan perkembangan telur yang dibuahi. Mungkin juga
dapat menghambat implantasi. Progesteron dalam pil akan mengentalkan
lendir serviks untuk mencegah masuknya sperma. Hormon ini juga
mencegah konsepsi dengan cara memperlambat transportasi telur dan
menghambat ovulasi.
Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis yaitu:

3
a. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

4
b. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
c. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2. Pil Progestin (Mini Pil)
Pil progestin (mini pil) merupakan pil kontrasepsi yang mengandung
hormon steroid (progesteron sintesis saja dalam dosis yang kecil) yang
digunakan per oral. Hormon ini bekerja dengan mengentalkan cairan
leher rahim dan membuat kondisi rahim tidak menguntungkan bagi hasil
pembuahan.
Mini Pil bukan menjadi pengganti dari pil oral kombinasi, tetapi
hanya sebagai suplemen/tambahan yang digunakan wanita yang ingin
menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang menyusui atau untuk wanita
yang harus menghindari estrogen oleh sebab apapun.
Jenis kontrasepsi pil progestin yaitu:
a. Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg Levonorgestrel atau 350 µg
Noretindron.
b. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg Norgestrel.

C. Komposisi Pil KB
1. Pil Kombinasi
Pil kombinasi memiliki kandungan dua macam hormon yang sama
dengan hormon yang ada pada setiap wanita yakni estrogen (ethynil
estradiol) dan progestin (misnorethisterone, levonogestrel).
2. Pil Progestin (Mini Pil)
Pil progestin atau mini pil hanya mengandung hormon progesteron dalam
dosis rendah. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.

5
D. Keuntungan Pil KB
1. Pil Kombinasi
Beberapa keuntungan dari pil kombinasi yaitu:
a) Memiliki tingkat efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai
efektifitas tubektomi), bila digunakan setiap hari.
Penggunaan pil kombinasi harus digunakan secara rutin, agar
efektifitas dalam kontrasepsi ini lebih efektif. Apabila penggunaan
kontrasepsi ini jedah lebih dari 24 jam, maka efektifitas dalam
kointrasepsi ini tidak akan efisien dan konsentrasi hormonal dalam
darah akan menurun.
b) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Selain mencegah kehamilan, pil kombinasi ini juga member
banyak manfaat kesehatan, diantaranya peningkatan siklus haid
normal, penurunan resiko kanker dan perlindungan dari kista
ovarium.
c) Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kandungan hormone esterogen dan progesterone yang
terkandung dalam pil kombinasi tidak akan menekan libido
berhubungan sexual, sehingga aktifitas sexual tidak akan terganggu.
d) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
Cara kerja pil kombinasi ini mirip dengan siklus haid normal,
sehingga menimbulkan perdarahan normal tanpa disertai rasa nyeri.
e) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
Pil kombinasi ini aman digunakan bagi wanita yang telah
memasuki masa produktif, tidak hanya itu kontrasepsi ini juga
memberikan manfaat kesehatan bagi alat-alat reproduksi.
f) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga monopause.
Wanita memiliki hormone esterogen dan progesterone 2x lebih
banyak dibandingkan pria untuk memfasilitasi kegiatan reproduksi.
Wanita remaja pubertas dan menopause yang telah memasuki masa

6
reproduksi memiliki tingkat progesterone rendah. Sehingga pil
kombinasi dapat digunakan usia remaja dan menopause.
g) Mudah dihentikan setiap saat.
Pil ini dapat dihentikan setiap saat, apabila wanita tersebut atau
pasangan suami istri tersebut merencanakan ingin memiliki anak.
h) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
Penggunaan pil kombinasi menghambat untuk terjadinya ovulasi
dan implantasi pada tuba. Pada banyak wanita, setelah penggunaan
pil kombinasi kesuburan mereka kembali setelah menggunakan pil.
Tapi ada juga yang membutuhkan waktu beberapa bulan berevolusi.
i) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Kontrasepsi darurat pada hal ini menekankan bahwa jenis
kontrasepsi ini digunakan pada keadaan dan masa yang tidak boleh
ditunda dan harus efisien.
j) Membantu mencegah : kanker ovarium, kanker endometrium, kista
ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara,
kelainan jinak pada payudara, dismenore, acne (jerawat).
Penggunaan pil kombinasi bisa menurunkan resiko beberapa
jenis kanker. Seperti penelitian yang dilakukan oleh ilmuan
ginekologi dari ameika serikat yang telah dipublikasikan bahwa
wanita yang menggunakan pil kb sebagaialat kontrasepsi paling
tidak sudah menurunkan resiko kanker lebih dari 10%, hal ini
disebapkan karena control esterogen dari hormone buatan pil
tersebut.
2. Pil Progestin (Mini Pil)
Beberapa keuntungan dari pil progestin (mini pil) yaitu:
a. Keuntungan kontraseptif:
1) Sangat efektif bila digunakan secara benar
Setiap alat kontrasepsi pastilah akan efektif fungsinya jika
digunakan secara benar dan sesuai dengan aturan pemakaian
dari masing-masing bentuk alat kontrasepsi tersebut. Karena

7
ketidakefektifan suatu alat kontrasepsi teruatama KB Pil mini ini
adalah terletak pada cara penggunaanya yang tidak teratur.
2) Tidak mengganggu hubungan seksual
Pil Mini atau pil progestin digunakan dengan cara di
konsumsi melalui oral sebagaimana obat oral pada umumnya.
Karena penggunaanya yang melaui oral, telah dipastikan bahwa
mengonsumsi pil progestin ini tidak akan mempengaruhi atau
bahkan mengganggu pasangan saat sedang melakukan hubungan
seksual. Lain halnya dengan alat kontasepsi lain misalnya
kondom, yang penggunaanya bisa saja menibulkan rasa
ketidaknyamanan bagi pengguna saat berhubuungan seksual
dikarenakn alat kontrasepsi ini digunakan pada alat genetal saat
sedang melakukan hubungan seksual.
3) Tidak mempengaruhi pemberian ASI
Dikatakan tidak mempengaruhi ASI, karena di dalam
komposisi dari pil mini ini tidak terdapat zat yang akan
menghambat proses produksi ASI, sehingga bagi ibu yang
sedang dalam masa laktasi aman dan diperbolehkan
menggunakan pil progestin ini.
4) Segera bisa kembali ke kondisi kesuburan bila dihentikan
Setelah pengguna berhenti menggunakan Pil mini, dengan
sendirinya kesuuburan akan kembali seperti semula.
5) Nyaman dan mudah digunakan
Pil progestin dapat digunakan kapanpun dan dimanapun,
sehingga para penggunanya tidak perlu dikhawatirkan oleh
kesulitan dalam penggunaanya. Tetapi tetap saja harus
dikonsumsi sesuai dengan aturan pakainya.
6) Sedikit efek samping
7) Dapat dihentikan setiap saat
Artinya penggunaan Pil progestin dapat dihentikan setiap
saat apabila terjadi efek samping yang berarti dan membuat

8
pengguna merasa tidak nyaman, lalu diganti dengan bentuk alat
kontrasepsi lainnya.
b. Keuntungan non-kontraseptif:
1. Mengurangi nyeri haid
2. Mengurangi jumlah darah haid
Pada saat menstruasi, darah haid dapat berkurang 50-70%
terutama pada hari pertama dan kedua menstruasi. Hal ini
bergntung pada penggunaan dosis pil progestin. Karena semakin
kecil frekuensi penggunaan pil, maka semakin sedikit pula darah
haid yang keluar.
Penggunaan kb ini secara jangka panjang dapat berdampak
pada kurangnya darah haid, tidak ada darah samaskali atau
bahkan bisa terjadi Amenore.
3. Menurunkan tingkat anemia
4. Mencegah kanker endometrium
5. Dapat diberikan pada penderita endometriosis
6. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala,
dan depresi
7. Dapat mengurangi keluhan pre-menstrual sindrom (sakit kepala,
perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah)

E. Kerugian Pil KB
1. Pil Kombinasi
Adapun kerugian dalam menggunakan pil kombinasi sebagai
berikut:
a. Harus di konsumsi secara teratur
b. Tidak memberi perlindungan terhadap infeksi menular seksual dan
HIV
c. Mengurangi kualitas dan kuantitas ASI juga mengurangi durasi
laktasi
d. Mual, terutama pada 3 bulan pertama
e. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
f. Pusing

9
g. Nyeri Payudara
h. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan
berat badan justru memiliki dampak positif.
i. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan
perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan
hubungan seks berkurang
j. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga
resiko struk, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam
sedikit meningkat. Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok
perlu hati-hati.
2. Pil Progestin (Mini Pil)
Beberapa kerugian dari pil progestin (mini pil) yaitu:
a. Hampir 30-60% mengalami gangguan menstruasi (perdarahan sela,
spotting, amenore)
Perdarahan sela yang terjadi selama penggunaan kontrasepsi
hormonal tidak perlu di takuti. Angka kejadian perdarahan sela
cukup tinggi. Perdarahan sela yang terjadi dapat berupa perdarahan
bercak atau spotting. Bila perdarahan ini terjadi pada usia di atas 40
tahun, dan telah menggunakan kontrasepsi hormonal cukup lama,
maka perlu dilakukan dilatasi dan kuretasi. Bila spotting yang terjadi
baru beberapa bulan saja, tidak perlu dilakukan kuretasi.
Pada wanita yang sebelum penggunaan pil kontrasepsi sudah
mengalami gangguan haid, pada pemberian pil kontrasepsi akan
sangat mudah mengalami gangguan haid seperti perdarahan bercak.
Perdarahan sela ataupun sela ataupun perdarahan bercak dapat juga
terjadi bila wanita yang sedang menggunakan pil kontrasepsi
tersebut sedang menggunakan obat-obat tertentu seperti antibiotika
tetrasiklin, amoksisilin, atau obat oral antidiabetika dan
antituberkulostatika. Obat-obat ini dapat mempengaruhi
metabolisme kontrasepsi hormonal di dalam hati, sehingga terjadi
penurunan konsentrasinya di dalam darah.

10
b. Tidak ada proteksi terhadap infeksi menular seksual atau HIV
Penggunaan kontrasepsi pil progestin bukan berarti bisa
memproteksi infeksi menular seksual atau HIV karena pil hanya
berbentuk obat-obatan sedangkan penularan infeksi menular seksual
atau HIV melalui sekret vagina. Sehingga bagi pasangan suami istri
yang salah satunya telah di diagnosa mengalami penyakit menular
seksual yang akan melakukan hubungan seksual dan masih menunda
kehamilan disarankan untuk menggunakan kontrasepsi jenis lain
yaitu kondom.
c. Peningkatan berat badan
Peningkatan hormon dalam tubuh merangsang nafsu makan dari
pengguna kontrasepsi jenis ini, sehingga dengan sendirinya terjadi
peningkatan berat badan.
d. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
Karena dosis dalam pil tersebut rendah sehingga harus di minum
setiap hari dan pada waktu yang sama sehingga kegagalan kontrasesi
jenis ini kemungkinannya sangat kecil.
e. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
Karena dosis dalam pil tersebut rendah sehingga harus di minum
setiap hari dan pada waktu yang sama sehingga kegagalan kontrasesi
jenis ini kemungkinannya sangat kecil.
f. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatis atau jerawat
g. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi
risiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang
tidak menggunakan mini pil.
Hormon progesteron yang terkandung dalam pil dapat
menghambat pergerakan silia untuk mengantarkan sel telur kedalam
tuba falopi, karena terganggunya pergerakan sillia tersebut
mengakibatkan sel telur tidak terjadi pembuahan di dalam tuba falopi
melainkan diluar tuba falopi atau sering disebut kehamilan ektopik.

11
F. Efek Samping Pil KB
1. Pil Kombinasi
Efek samping dari pil kombinasi yaitu:
a. Perdarahan antara dua haid atau breakthrough bleeding
Pengguna pil KB bisa saja mengalami pendarahan yang terjadi
tanpa diduga, di luar masa haid. Mengonsumsi pil KB dengan waktu
yang sama tiap hari kemungkinan bisa membantu meringankan.
Perdarahan ringan sering terjadi karena masalah menstruasi tidak
teratur. Biasanya efek samping ini akan terasa setelah konsumsi pil
KB selama 1 atau 3 minggu pertama. Terkadang masalah ini juga
muncul jika lupa untuk minum pil KB. Tapi jika perdarahan terjadi
dalam waktu kurang lebih dari satu minggu maka sebaiknya harus
segera berkonsultasi dengan dokter.
b. Penambahan berat badan
aaWalau tergolong efek samping yang jarang, beberapa wanita
mengalami kenaikan berat badan tubuh. Hal ini umumnya terjadi
karena penumpukan cairan. Efek samping ini biasanya tidak
berlangsung lama dan berat badan bisa kembali normal setelah
beberapa waktu menggunakan pil KB.Beberapa wanita dapat
mengalami peningkatan berat badan karena terjadinya retensi
(tertahannya) cairan di dalam tubuh. Peningkatan berat badan ini
biasanya tidak terlalu banyak dan tidak terjadi pada sebagian besar
wanita. Peningkatan berat badan ini biasanya juga hanya bersifat
sementara dan akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3
bulan.
Berbagai penelitian pun menemukan bahwa tidak ada bukti kuat
bahwa penggunaan pil KB memang dapat menyebabkan peningkatan
berat badan. Terjadinya peningkatan berat badan atau tidak setelah
menggunakan pil KB sebenarnya juga dipengaruhi oleh beberapa hal
seperti faktor genetika, gaya hidup, dan jenis KB yang
digunakan.Sekarang ini, terdapat 2 jenis pil KB yang biasa

12
digunakan yaitu pil kombinasi, yang mengandung estrogen dan
progestin serta pil KB yang hanya mengandung progestin
c. Nyeri tekan pada/payudara mengecil
Nyeri pada payudara biasanya terjadi pada wanita yang baru saja
menggunakan pil KB. Hal ini bisa disebabkan karena perubahan
hormon dari pil KB bisa membuat payudara menjadi lebih kencang,
lembut dan selalu berubah saat akan menghadapi siklus.
d. Jerawat
Pada wajah tidak hanya ditimbulkan akibat penggunaan pil KB
yang tidak cocok dengan tubuh, melainkan karena faktor kebiasaan
seseorang. Pada satu kasus ketika wajah anda seharian terdedah
matahari langsung, dan kepanasan, anda dianjurkan untuk tidak
langsung membasuh muka anda dengan air.kandungan hormon
progesterone dalam pil kb memang dapat menimbulkan jerawat jika
tubuh anda tidak sesuai.
e. Mual
Wanita yang baru mulai mengkonsumsi atau memakai pil KB
biasanya akan merasa mual pada minggu-minggu pertama. Mual
menjadi efek samping yang sangat ringan tapi juga bisa menjadi
lebih berat dan mengganggu aktifitas. Untuk mengatasi mual
sebaiknya pil KB diminum setelah makan atau sebelum tidur malam.
f. Sakit kepala
Sakit kepala dapat terjadi karena stress, kurang tidur, infeksi
sinus, atau migraine. Pil KB dapat membuat sakit kepala lebih baik
atau lebih buruk. Efek ini biasanya akan terasa pada awal
mengonsumsi pil KB. Jika efek tersebut tidak berkurang,
pertimbangkan untuk berganti merek obat atau metode kontrasepsi
dan konsultasikan dengan dokter.
g. Pusing
Pusing menjadi salah satu efek samping dari pil KB karena
kandungan estrogen yang sangat rendah. Kondisi ini sering terjadi
pada wanita yang baru mulai menggunakan pil KB atau memang

13
memiliki masalah kesehatan tertentu seperti tekanan, stress atau
migren. Pusing biasanya akan hilang sendiri tanpa perawatan kecuali
jika pusing terjadi lebih dari 7 hari.
2. Pil Progestin (Mini Pil)
Efek samping dari mini pil yaitu:
a. Perubahan pola menstruasi
1) Dapat terjadi perdarahan bercak dan perdarahan menyerupai
haid dengan insidens 6-25%
2) Lama haid dan volume darah haid dapat berubah
3) Panjang siklus dapat sangat bervariasi
4) Tetapi ada peneliti yang menyatakan bahwa gangguan tersebut
lebih sering terjadi pada wanita dengan berat badan
rendah/kurus. Variasi dalam panjang siklus haid sangat
beragam, ada yang siklusnya sangat pendek (11-17 hari, pada
10-20% kasus), ada yang sangat panjang > 45 hari (5-10%).
5) Memang tidak ditemukan efek buruk pada perkembangan janin,
tetapi progestin dosis tinggi yang diberikan pada kehamilan dini
kadang-kadang dapat menyebabkan maskulinisasi dari janin
wanita.
b. Nyeri tekan payudara
Pada siklus pertama payudara dapat terasa nyeri/ tegang tetapi
gejala ini segera menghilang pada siklus berikutnya.
c. Sakit kepala
Kadang-kadang keluhan ini dirasakan karena kecemasan
menggunkan pil kontrasepsi. Migraine kemudian akan menyembuh
atau kadang-kadang malah menghebat. Harus difikirkan
kemungkinan migraine timbul secra tiba-tiba dan hebat atau nyeri
kepala yang hebat.
d. Mual dan pusing.
Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat
berulang pada siklus berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini
akan menghilang bila penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah

14
masih berlangsung terus maka harus difikirkan tentang kemungkinan
kehamilan.

G. Cara dan Waktu Penggunaan Pil KB


1. Pil Kombinasi
a. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut
tidak hamil
b. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
c. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan
metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari
ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah
menghabiskan paket pil tersebut
d. Setelah melahirkan: Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif; setelah
3 bulan dan tidak menyusui; pasca keguguran (setelah atau dalam
waktu 7 hari).
e. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin
menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa
perlu menunggu haid
2. Pil Progestin (Mini Pil)
a. Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan
pencegahan dengan kontrasepsi lain.
b. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila
menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan
hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
c. Bila klien tidak haid (amenorea), mini pil dapat digunakan setiap
saat, asal saja diyakini tidak hamil.
d. Minum pil setiap hari pada saat yang sama
e. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan
tidak haid, mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh,
tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan. Mini pil dapat
diberikan segera pasca keguguran.

15
f. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat
haid, mini pil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
g. Bila lupa 1 atau 2 pil, minum segera pil yang terlupa dan gunakan
metode pelindung sampai akhir pelindung. Bila terlambat lebih dari
3 jam, minumlah pil tersebut begitu ingat.
h. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan
ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil dapat segera diberikan,
bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau Ibu
tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai
datangnya haid berikutnya.
i. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, mini
pil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidak diperlukan
penggunaan metode kontrasepsi yang lain.
j. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan
ibu tersebut ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil diberikan
pada hari 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi
lain
k. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR
(termasuk AKDR yang mengandung hormon), mini pil dapat
diberikan pada hari 1-5 siklus haid.

H. Kontra Indikasi Pil KB


1. Pil Kombinasi
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil kombinasi yaitu:
a. Hamil atau dicurigai hamil
Penggunaan pil kombinasi dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan peubahan siklus hormon alamiah dalam tubuh.
Sehingga apabila ibu hamil mengkonsumsi pil kombinasi ini dapat
menyebabkan abortus karena perubahan siklus hormonal alamiah
dalam tubuh mengakibatkan rahim tidak dapat menahan janin.

16
b. Menyusui eksklusif, pil kombinasi menghalangi produksi ASI
Kandungan estrogen dalam pil kombinasi dapat menekan
produksi ASI, sehingga dapat mengurangi jumlah air susu dan
kandung zat lemak dan protein dalam ASI.
c. Perdarahan pervaginaan yang belum diketahui penyebabnya
d. Penyakit hati akut (hepatitis)
Progesteron menyebabkan aliran empedu menjadi lambat, dan
bila berlangsung lama saluran empedu tersumbat sehingga cairan
empedu dalam darah meningkat. Hal ini menyebabkan warna
kuning. Estrogen mudah diserap hati. Estrogen dapat mengganggu
ekskresi bilirubin sehingga memperberat fungsi hati.
e. Perokok dengan usia >35 tahun
Nikotin dalam rookok menyebabkan vasokontriksi pembuluh
farah sehingga oksigen ke jantung berkurang. Hal ini dapat
mempeberat kerja jantung karena kebutuhan oksigen semakin
bertambah. Pembuluh darah di endometrium pun mengalami atrofi,
sehingga peluruhan endometrium semakin bertambah banyak.
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110
mmHg
Estrogen dalam pil kombinasi dapat menyebabkan trombosis
darah sehingga dapat serangan jantng, jika pembekuan darah ini
terjadi di otak maka akan mengalami stroke.
Dalam pil KB mengandung hormon estrogen dan progesteron
yang diminum secara terus menerus maka akan terjadi peningkatan
hormon sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.
g. Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20
tahun
Karena didalam pil KB terdapat progesteron dan estrogen.
Progesteron berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat antara
lain menurunkan jumlah dan afinitas reseptor insulin terhadap
glukosa dan meningkatkan jumlah kortisol bebas, sehingga hasil
akhirnya adalah meningkatnya kadar gula darah. Estrogen antara lain

17
akan meningkatkan aktivitas pembekuan darah, sehingga akan
memudahkan trombosis (pembekuan) di pembuluh darah, dengan
akibat lanjut menyebabkan sumbatan dan gangguan pada aliran
darah. Makin besar dosis estrogen yang diberikan, makin besar pula
efeknya
h. Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
Kontrasepsi hormonal yang dipakai dalam jangka panjang bisa
merangsang kembali terjadinya pertumbuhan sel-sel tumor dan
kanker payudara.
i. Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
Obat-obat khusus yang dikonsumsi oleh penderita migrain,
epilepsi dan lain-lain jika dikonsumsi bersama pil kombinasi maka
dapat menurunkan efektivitas dari pil kombinasi.
j. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
2. Pil Progestin (Mini Pil)
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin (mini pil)
yaitu:
a. Hamil atau diduga hamil
Wanita secara alami memproduksi estrogen dan progesterone,
jika wanita mengkonsumsi kontrasepsi pil mini (progestin)
mengakibatkn ketidakseimbangan hormone dalam tubuh. Sehingga
dapat menimbulkan efek pusing pada ibu hamil.
b. Pada kehamilan dini dapat menyebabkan maskulinisasi dari janin
perempuuan, meskipun mini pil tidak menyebabkan cacat bawaan
atau abortus yang mengancam (kecuali pada progestin dosis tinggi)

c. Perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya.


Pada wanita yang mengalami perdarahan yang belum jelas
penyebabnya disarankan untuk memeriksakan ke fasilitas kesehatan
untuk mencari penyebab perdarahan tersebut, dan ibu di sarankan
menggunakan alat kontrasepsi lain (non hormonal) agar tidak terjadi
kontraindikasi yang mengancam.

18
d. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
Penggunaan kontrasepsi mini pili ini, akan merubah pola
mentruasi pada bulan 2 dan 3. Perubahan ini tidak menggangu
kesehatan dan bersifat sementara.
e. Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk
epilepsi (fenitoin dan barbiturat)
Pada wanita yang mengalami TB atau epilepsi disarankan tidak
menggunakan mini pil, karena akan menurunkan efektifitas
kontrasepsi mini pil. Sebaliknya ibu dapat disarankan menggunakan
alat kontrasepsi lain (non-hormonal).
f. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
Penggunaan kontrasepsi hormonal atau pil mini (progestin)
dapat memperberat nyeri tekan payudara.
g. Sering lupa menggunakan pil
Kontrasepsi mini pil ini wajib dikonsumsi setiap hari, jika ibu
lupa mengkonsumsi maka dapat menurunkan efektifitas mini pit
tersebut, dan dapat terjadinya kehamilan.
h. Mioma uteri
Pada pemberian kontrasepsi hormonal dengan dosis estrogen
dan progesterone yang rendah tidak terjadi pembesaran miom yang
bermakna, tetapi jika di konsumsi dalam jangka panjang dapat
terjadi peningkatan hormone progesterone atau ketidak seimbangan
hormone dalam tubuh. Oleh karena itu pada wanita dengan mioma
uteri lebih dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi non-hormonal.
i. Progestin memicu pertumbuhan mioma uteri
Selama kehamilan biasanya terjadi penebalan miomauteri.
Penebalan ini terjadi akibat pengatuh estrogen dan progesterone,
yang kadarnya memang sangat tinggi dalam kehamilan. Namun bila
pada uterus terdapat mioma, maka pemberian kontrasepsi hormonal
kombinasi maupun sekuensial akan memicu pertumbuhan mioma,
karena mioma banyak mengandung reseptor estrogen dan
progesterone.

19
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Format Pengkajian
B. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan
intim. Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan
pasangan untuk mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam
jenis alat kontrasepsi salah satunya oral kontrasepsi atau pil.
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang
wanita dengan cara diminum (pil) berisi hormon estrogen dan atau
progesteron.
Terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil kombinasi dan pil progestin atau mini
pil. Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari dua hormon
sintetis, yaitu semua pil mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Sedangkan pil progestin (mini pil) merupakan pil kontrasepsi yang
mengandung hormon progestin saja.
Dalam mengonsumsi pil KB, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu keuntungan dari pil KB, kerugian pil KB, efek
samping yang ditimbulkan pil KB, yang tidak boleh menggunakan pil KB
(kontra indikasi), serta cara dan waktu penggunaan pil KB.
B. Saran
Sebaiknya kepada para petugas kesehatan agar dapat lebih memahami
tentang kontrasepsi pil KB sehingga dapat mengaktualisasikan kepada para
masyarakat/akseptor KB.

21
DAFTAR PUSTAKA

Burns, August, dkk.2000. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan.


Yogyakarta: Andi

Hamilton, Persis Mary.1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: ECG

Pillitteri, Adele.2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
EGC

RI DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan reproduksi. Jakarta : DepKes.

Saifuddin, abdul bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan keluarga


berencana Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Jansen. 2015. Buku Ajar kontrasepsi. Edisi 4. Jakarta : EGC.


dan DepKes. 2003. Buku Acuan keluarga berencana. Jakarta : DepKes

NANDA. 2012. Diagnosa kebidanan Definisi dan jenis-jenis Kontrasepsi.


Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai