I DENGAN KASUS
POST OP SECTIO CAESAREA (SC) + CPD
DI RUANG KEBIDANAN RSU AISYIYAH PADANG
Disususn Oleh:
KELOMPOK 3
Rila Driani, S.Kep (2214901015)
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul Seminar Kasus Pada Ny.I dengan
Kasus Post Op SC (Sectio Caesarea) + CPD Di Ruang Kebidanan RSU Aisyiyah
Padang.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Praktik Profesi Ners
Siklus Keperawatan Maternitas. Kami berterima kasih kepada Dosen
Pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
ini.Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.Oleh karenanya, kami
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul
guna penyempurnaan laporan kasus ini. Akhir kata, semoga laporan kasus ini
dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri, pembaca maupun bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi ..................................................................................................
B. Etiologi ..................................................................................................
C. Jenis – Jenis Operasi Sectio Caesarea (SC) ..........................................
D. Komplikasi ............................................................................................
E. Patofisiologi ..........................................................................................
F. Pemeriksaan penunjang .........................................................................
G. Penatalaksanaan.....................................................................................
ASKEP TEORITIS
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian .............................................................................................
B. Diagnosa.................................................................................................
C. Intervensi ...............................................................................................
D. Implementasi .........................................................................................
E. Evaluasi .................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sectio Caesarea merupakan prosedur pembedahan untuk mengeluarkan
janin melalui insisi didinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus atau
histerektomi (Sarwono, 2021). Sectio caesarea semakin meningkat
kejadiannya sebagai pilihan melahirkan di beberapa negara dalam beberapa
tahun terakhir (Sihombing, 2019). Menurut Data Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2020 menunjukkan terjadi kecenderungan
peningkatan operasi Sectio Caesarea di Indonesia dari tahun 1991 sampai
tahun 2007 yaitu 1,3-6,8 persen. Persalinan dengan Sectio Caesarea di kota
jauh lebih tinggi dibandingkan di desa dengan presentasi 11 persen dari 3,9
persen di desa.
Pertolongan Operasi Caesarea merupakan tindakan dengan tujuan
menyelamatkan ibu maupun bayi (Manuaba,2019). Setiap pembedahan harus
didasarkan atas indikasi, yaitu pertimbangan-pertimbangan yang menentukan
bahwa tindakan perlu dilakukan demi kepentingan ibu dan janin. World
Health Organization (WHO) angka kejadian Sectio Caesarea meningkat di
negara-negara berkembang. WHO menetapkan indikator persalinan Sectio
Caesarea 10-15 % untuk setiap negara, jika tidak sesuai indikasi operasi
Sectio Caesarea dapat meningkatkan resiko morbilitas dan mortilitas pada ibu
dan bayi (World Health Organization,2019).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menyatakan terdapat 15,3%
persalinan dilakukan melalui operasi. Provinsi tertinggi dengan persalinan
melalui Sectio Caesarea adalah DKI Jakarta (27,2%), Kepulauan Riau
(24,7%), dan Sumatera Barat (23,1%) (Depkes RI, 2018).
Berdasarkan pengamatan kelompok selama 2 minggu terdapat sekitar
15 orang pasien melahirkan dengan operasi caesarea. Tingginya angka
kejadian melahirkan dengan operasi section caesarea yang terjadi di Rumah
Sakit Umum Aisyiyah Padang, kelompok tertarik mengangkat kasus sebagai
laporan seminar kasus Post Op Sectio Caesarea (Sc) + CPD Di Ruang
Kebidanan RSU Aisyiyah Padang.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan mampu melakukan asuhan keperawatan pada ibu
melahirkan dengan operasi section caesarea.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengkaji masalah kesehatan pada ibu post operasi rahim
caesarea dengan masalah keperawatan gangguan rsa nyaman nyeri Di
Ruang Kebidanan RSU Aisyiyah Padang
b. Mampu menetapkan atau menegakkan sectio caesarea keperawatan
pada klien post operasi sectio caesarea di ruang kebidanan RSU
Aisyiyah Padang
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada ibu post operasi
sectio caesarea di ruang kebidanan RSU Aisyiyah Padang
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada ibu post operasi sectio
caesarea di ruang kebidanan RSU Aisyiyah Padang
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada ibu post operasi
caesarea di ruang kebidanan RSU Aisyiyah Padang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
“ POST SC (SECTIO CAESAREA)”
A. Definisi
Sectio Caesarea merupakan prosedur pembedahan untuk mengeluarkan
janin melalui insisi di dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus atau
histerektomi (Sarwono, 2021).
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga
histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Mochtar, 2018)
“Caedere” yang artinya memotong. Seksio Cesarea adalah suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalaui
dinding depan perut atau vagina (Maryunani, 2020)
B. Etiologi
Menurut Mochtar (2018) faktor dari ibu dilakukannya sectio caesarea
adalah plasenta previa, panggul sempit, partus lama, distosia serviks, pre
eklamsi dan hipertensi. Sedangkan faktor dari janin adalah letak lintang dan
letak bokong.
Menurut Manuaba (2019) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah
ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan
indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.
Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraika beberapa
penyebab sectio caesarea sebagai berikut :
1. CPD (Chepalo Pelvik Disproportion)
2. KPD (Ketuban Pecah Dini)
3. Janin Besar (Makrosomia)
4. Kelainan Letak Janin
5. Bayi kembar
6. Faktor hambatan jalan lahir
7. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
C. Jenis - Jenis Operasi Sectio Caesarea (SC)
1. Abdomen (SC Abdominalis)
a. Sectio Caesarea Transperitonealis
Sectio caesarea klasik atau corporal: dengan insisi memanjang pada
corpus uteri. Sectio caesarea profunda: dengan insisi pada segmen bawah
uterus.
Kelebihan:
Kelebihan:
• Infeksi Puerperalis
c. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang
arteria uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri (Icesmi Sukarni,
2013).
D. Komplikasi
Luka kandung kemi dan embolisme paru – paru. Suatu komplikasi yang
baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada dinding uterus,
sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan
haIni lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik (Icesmi Sukarni,
2020).
E. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta
previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic,
rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia
serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya
suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan
fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan
diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien.
Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada
dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan,
pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan
merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan
rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan
ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik
akan menimbulkan masalah risiko infeksi (Mochtar 2018).
Sumber : (Mochtar 2018)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar
pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
2. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
3. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
4. Urinalisis / kultur urine
5. Pemeriksaan elektrolit (Manuaba, 2018)
2. Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus
lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian
minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 10
jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
3. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi:
a. Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi
b. Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang
sedini mungkin setelah sadar
c. Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan
diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya.
d. Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah
duduk (semifowler)
e. Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan
belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan
sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke5 pasca operasi.
4. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan.
Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis
operasi dan keadaan penderita.
5. Pemberian obat-obatan
a. Antibiotik
Carapemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-beda setiap
institusi
b. Analgetik dan obat untuk memper lancar kerja saluran pencernaan
1) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam
2) Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol
3) Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu.
c. Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat
diberikan caboransia seperti neurobian I vit. C
d. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti
Perawatan rutin
A. Pengkajian
I. Identitias Klien
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis.
Inspeksi :
f. Telinga
Inspeksi :
Palpasi :
g. Mulut
Inspeksi:
h. Leher
Inspeksi:
Palpasi :
Kaji Posisi trakea pada garis tengah, pembesaran tiroid, nyeri tekan,
pembesaran limfe.
i. Thorax dan pernapasan
Inspeksi:
Palpasi:
j. Payudara
kaji bentuk payudara, puting susu menonjol atau tidak dan pengeluaran
ASI
k. Jantung
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi :
l. Abdomen
Inspeksi:
Kaji adanya luka operasi, apakah ada perdarahan, berapa tinggi fundus
uteri
Auskultasi :
Perkusi :
Kaji bunyi tympani/redup.
Palpasi:
n. Ekstremitas
Inspeksi:
Kaji apakah ada oedema pada kaki juga pada tangan dan jari-jari
Palpasi:
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin,
prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea)
2. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka kering
bekas operasi
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur
pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi
C. Rencana Asuhan Keperawatan
No SDKI SLKI SI
KI
6. Kolaborasi untuk
penggunaan kontrol
analgetik, jika perlu.
2 Risiko Setelah diberikan 1. Tinjau ulang
asuhan keperawatan kondisi
tinggi terhadap dasar /
Selama 3 x 24 jam faktor risiko
Infeksi diharapkan klien yang ada sebelumnya.
tidak mengalami Catat waktu
berhubungan infeksi dengan
dengan trauma kriteria hasil : pecah ketuban.
jaringa /
luka bekas operasi Tidak terjadi 2. Kaji adanya tanda infeksi
(SC) tanda - tanda (kalor, rubor, dolor, tumor,
infeksi (kalor, fungsio laesa)
rubor, dolor,
3. Lakukan perawatan luka
tumor, fungsio dengan teknik aseptik
laesea)
4. Inspeksi balutan abdominal
Suhu dan nadi terhadap eksudat /
dalam batas rembesan. Lepaskan
normal ( suhu balutan sesuai indikasi
= 36,5 -37,50
C, frekuensi 5. Anjurkan klien dan
nadi = 60 - keluarga untuk mencuci
100x/ menit) tangan sebelum / sesudah
menyentuh luka
WBC dalam
batas normal 6. Pantau peningkatan suhu,
(4,10- nadi, dan pemeriksaan
laboratorium jumlah
10,9 10^3 / uL) WBC / sel darah putih
7. Kolaborasi untuk
pemeriksaan Hb dan Ht.
Catat perkiraan kehilangan
darah selama prosedur
pembedahan
9. Kolaborasi
penggunaan antibiotik sesuai
indikasi
3 Ansietas Setelah diberikan 1. Kaji respon psikologis
berhubunga asuhan keperawatan terhadap kejadian dan
n dengan selama 3 x 24 jam ketersediaan sistem
kurangnya diharapkan ansietas pendukung
informasi klien berkurang
tentang 2. Tetap bersama klien,
prosedur dengan kriteria hasil bersikap tenang dan
: menunjukkan rasa empati
pembedahan,
penyembuhan, Klien lebih tenang 3. Observasi respon nonverbal
dan perawatan dan tidak gelisah klien (misalnya: gelisah)
post operasi berkaitan dengan ansietas
Klien yang dirasakan
mengungkapkan 4. Dukung dan arahkan
bahwa ansietasnya kembali mekanisme
berkurang terlihat
koping
6. Diskusikan pengalaman /
harapan kelahiran anak
pada masa lalu
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan (Purba, 2019).
E. Evaluasi keperawatan
PEMBAHASAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (fisik), ditandai adanya luka
post op SC
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi sectio caesarea (SC)
Intervensi yang diberikan pada klien tersebut adalah sesuai dengan dengan
diagnosa yang telah ditegakkan:
Intervensi :
f. berikan analgesic
Intervensi :
a. Monitor vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon
pasien saat latihan
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Hasil studi kasus ini dapat dijadikan data dasar untuk melakukan studi
kasus selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2018. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Kementrian Kesehatan
RI. Jakarta
Icesmi Sukarni K, Margareth Zh. 2020. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta : Citra Pustaka.