Anda di halaman 1dari 61

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 yang mewabah pada awal tahun 2020 hingga awal

tahun 2022 menjadi tantangan yang harus diselesaikan di seluruh dunia.

Berdasarkan keputusan presiden RI tahun 2022 menyatakan bahwa pandemi

Covid-19 berganti status menjadi endemi Covid-19. World Health

Organization (WHO) pertama kali menyebut coronavirus disease yang

ditemukan pertama kali di Wuhan dengan novel coronavirus 2019 (2019-

nCoV) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Covid-19 merupakan suatu penyakit yang

timbul akibat corona virus jenis baru dengan masa inkubasi 1-14 hari. Gejala

yang ditimbulkan mirip gejala flu pada umumnya seperti demam tinggi, batuk

dan pilek dan gejala yang lebih parah seperti sesak dan kesulitan bernapas

(Sposato & Scalese, 2020).

Data terbaru Covid-19 di seluruh dunia hingga 15 Maret 2022 yaitu

462.488.220 kasus, 6.051.433 juta meninggal dunia dan 397.072.439

dinyatakan sembuh. Indonesia pertama kali melaporkan 2 kasus positif

Covid-19 pada tanggal 2 Maret 2020. Hingga pada tanggal 4 Maret 2022

kasus positif di Indonesia mencapai 5.693.702 dimana 5.026.853 dinyatakan

sembuh, 149.596 meninggal dan 52.555 masih dalam perawatan

(KemenkesRI 2022).
2

Data tanggal 12 Februari 2022 di Sumatera Barat kasus Covid-19 saat

ini kembali meningkat. Dengan total kasus mencapai 91.452 kasus positif,

dimana 87.913 dinyatakan sembuh dan 2.156 meninggal (Dinkes Padang

2022). Berdasarkan data dari (Kemenkes) tanggal 27 Februari 2022 kasus

Covid 19 di Kabupaten Solok Selatan mencapai 1.085 kasus dan 1.057

dinyatakan sembuh,10 orang masih dalam perawatan dan 18 orang

dinyatakan meninggal.

Covid-19 bisa menginfeksi semua orang pada berbagai tingkat usia

termasuk anak usia sekolah. Anak usia sekolah termasuk kelompok yang

rentan terpapar Covid-19 karena memiliki kemampuan yang terbatas dalam

mengelola kebiasaan hidup bersih dan sehat dan masih tergantung pada

orang tua (Wilke, Howard & Pop, 2020).

Anak usia sekolah di Indonesia rata-rata berusia 6 hingga 12 tahun.

Pembagian tahapan perkembangan anak usia sekolah berada pada dua masa

perkembangan, pertama yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan yang

kedua yaitu masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). Perkembangan

merupakan bagian dari perubahan yang dimulai saat masakonsepsi dan

berlanjut sepanjang rentang kehidupannya. Tahap perkembangan anak usia

sekolah dimulai dari pertumbuhan fisik, perkembangan bicara perkembangan

kognitif, perkembagan emosional, Perkembangan sosial, minat membaca dan

kegiatan bermain. Perkembangan anak normal cenderung mengikuti apa yang

dilakukan oleh orang tua serta mulai berfikir logis mengenai objek dan

kejadian, sedangkan pekembangan anak abnormal ditandai dengan tingkat


3

egoisentrisme yang tidak berkurang dan senang melakukan kegiatan sendiri

diluar ketentuan (Santrock, 2017)

Data WHO pada seluruh dunia kasus positif Covid-19 pada anak-anak

sebanyak 13.234 jiwa, yang sembuh 5.437 jiwa dan meninggal 2.435 jiwa

termasuk anak usia sekolah. Dalam catatan Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI) melakukan upaya deteksi kasus Covid-19 pada anak yang dilakukan

sampai tanggal 18 Mei 2021 didapatkan data jumlah kasus Covid-19 pada

anak yaitu Pasien Dalam Pemantauan (PDP) sebanyak 3.324 kasus, sejumlah

129 anak berstatus PDP meninggal dunia, sejumlah 584 kasus anak

terkonfirmasi positif Covid-19, dan 14 anak meninggal akibat Covid-19

(IDAI, 2020). Kasus Covid-19 pada anak usia sekolah mengalami

peningkatan yang signifikan yaitu pada tanggal 7 Februari 2022 mencapai

7.990 tambahan kasus baru. Berdasarkan data Sumatera Barat kasus anak

yang terkonfirmasi Covid-19 yang terakhir dikonfirmasi pada Mei 2021 yaitu

5.092 orang, 69 orang dirawat di RSUP M.Djamil dan 3 orang meninggal

(IDAI Sumbar, 2022). Sedangkan kasus anak usia sekolah yang terkonfirmasi

Covid-19 di Kabupaten Solok Selatan yaitu 48 kasus dan di Kecamatan

Sungai Pagu yaitu 11 anak usia sekolah terkonfirmasi Covid-19 (Puskesmas

Muara Labuh, 2021).

WHO mengatakan bahwa tanda dan gejala Covid-19 pada anak usia

sekolah lebih ringan dibandingkan tanda dan gejala Covid-19 pada orang

dewasa. Sebagian besar orang dewasa yang terinfeksi Covid-19 mengalami

tanda dan gejala seperti gangguan pada pernafasan, demam, batuk kering,
4

sakit tenggorokan, bersin, gangguan pada pencernaan, kehilangan penciuman

dan kehilangan indera pengecap. Tetapi pada anak-anak tanda dan gejala

yang dirasakan lebih ringan seperti gangguan pada pencernaan (muntah dan

diare) namun dalam katagori ringan hingga tidak memiliki tanda dan gejala

apapun (asymptomatic) (WHO, 2021).

WHO mengatakan pencegahan Covid-19 sangat diperlukan untuk

menekan angka penularan virus. Poin dalam penerapan protokol kesehatan

adalah untuk mengurangi penyebaran Covid-19 dengan menggunakan APD

berupa masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau

menggunakan hand sanitizer, melakukan social distancing dengan menjaga

jarak minimal satu meter (WHO, 2019). Penerapan protokol kesehatan

berlaku untuk seluruh kalangan masyarakat baik anak-anak, anak usia

sekolah, remaja, dan orang dewasa, tetapi dengan adanya kebijakan mengenai

protokol kesehatan masih banyak masyarakat yang tidak patuh dalam

menerapkan protokol kesehatan Covid-19 (Sari et al., 2020).

Pengetahuan merupakan suatu hasil tahu seseorang atas penggabungan

atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang

diketahui. Sedangkan sikap merupakan respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2014). Rendahnya

pengetahuan orang tua terhadap pentingnya pencegahan Covid-19

mengakibatkan orang tua bersikap bahwa pencegahan Covid-19 tidak perlu

dilakukan dan acuh terhadap protokol kesehatan. Pengetahuan sangat penting

dalam melanjutkan aspek sikap karena jika seseorang tidak tahu maka tidak
5

akan ada tindakan nyata dalam bersikap terhadap kepatuhan yang akan

dilakukan dalam mencegah transmisi penyakit yang menekan penularan

Covid-19 (Notoatmodjo, 2016).

Orang tua merupakan salah satu pedoman anak usia sekolah dalam

kepatuhan anak melakukan penerapan protokol kesehatan, kurangnya

pengetahuan dan sikap orang tua yang kurang baik dalam menerapkan

protokol kesehatan pada anak usia sekolah menjadi salah satu penyebab

peningkatan kasus Covid-19. Pemerintah Indonesia memberlakukan PSBB,

PPKM Level 1, PPKM Level 2 hingga akhir tahun 2021 lalu. Pemerintah

daerah dan Dinas terkait harus mempunyai strategi yang tegas agar himbauan

yang disampaikan dapat dipatuhi oleh masyarakat terutama orang tua dan

anak. Agar ada kesadaran orang tua mengerti bahaya Covid-19 dan perlu

dilakukan sosialisasi berkelanjutan di seluruh daerah (Syafrida, 2020).

Penelitian yang dilakukan oleh Riska. A yaitu mengenai perilaku orang

tua dalam pencegahan Covid-19 pada anak usia sekolah dikomplek Mustika

Griya Permai Desa Sungai Sipai Kabupaten Banjar pada 75 orang tua murid

menunjukkan perilaku orang tua dalam pencegahan Covid-19 mayoritas

berprilaku baik. Selain itu, pengetahuan orang tua tentang Covid-19

mayoritas baik sebanyak 62 orang tua (83%) dan 13 lainnya berpengetahuan

kurang (17%). Sikap orang tua mayoritas baik yaitu sebanyak 59 orang tua

(78,7%) dan bersikap kurang baik yaitu 16 orang, (Riska . A 2021).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nurgoho yaitu Analisis Perilaku

Siswa Sekolah Dasar Selama Pandemi Covid-19. Hasil Penelitian


6

menunjukkan bahwa perilaku siswa diawal pandemi menunjukkan 70%

responden mentaati protokol kesehatan 5M, namun setelah satu tahun

pandemi perilaku siswa menunjukkan hasil 75% responden sudah

mengabaikan protokol kesehatan 5M (Nugroho, A, 2022).

Penelitian dilakukan di Kabupaten Solok Selatan yang terdiri dari 7

kecamatan diantaranya yaitu Kecamatan Sungai Pagu yang terbagi 8

Kenagarian, Nagari Pasir Talang Selatan merupakan Nagari yang ada di

Kecamatan Sungai Pagu, di Nagari Pasir Talang Selatan terdapat 3 SD yaitu

SD 18 IV Jorong, SD 28 Rawang dan SD 05 Pasar Muara Labuh. Penelitian

ini dilakukan pada orang tua murid SD 18 IV Jorong kelas 4 berjumlah 11

orang dan kelas 5 berjumlah 9 orang, SD 28 Rawang kelas 4 berjumlah 12

orang dan kelas 5 berjumlah 10 orang, SD 05 Pasar muara labuh kelas 4

berjumlah 23 orang dan kelas 5 berjumlah 21 orang. Pada anak kelas 4 dan 5

perkembangan emosional dan egosentrisme anak pada saat ini cenderung

membantah dan merasa apa yang sudah mereka lakukan itu benar tanpa

mempedulikan perkataan orang tua.

Hasil survey peneliti terhadap 10 orang tua murid di SD 18 IV Jorong, 10

orang tua murid di SD 28 Rawang dan 10 orang tua murid di SD 05 Pasar

Muara Labuh yang dilakukan pada tanggal 25 Maret 2022 lalu. Didapatkan

hasil dari 30 orang tua murid, 18 orang tua (60%) murid mengatakan kurang

pengetahuan dalam pencegahan Covid-19, 15 orang tua murid (50%)

diantaranya bersikap kurang peduli dengan pencegahan Covid-19 pada anak

usia sekolah. Dikatakan berpengetahuan baik jika orang tua memahami hal
7

yang perlu dilakukan dalam pencegahan Covid-19. Observasi terhadap 10

anak usia sekolah di SD 18 IV Jorong, 10 anak usia sekolah di SD 28 Rawang

dan 10 anak usia sekolah di SD 05 Pasar Muara Labuh dalam kepatuhan

terhadap protokol kesehatan yaitu mecuci tangan, memakai masker dan

menjaga jarak tidak terlaksana. Anak tidak ada yang memakai masker, tidak

mencuci tangan dan tidak menjaga jarak sesuai protokol kesehatan.

Penelitian tentang kepatuhan dalam pencegahan Covid-19 bagi anak

masih jarang dilakukan, terutama SD Nagari Pasir Talang Selatan. Oleh

karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat merumuskan masalah yaitu “

Terdapat hubungan pengetahuan dan sikap orang tua dengan kepatuhan anak

dalam pencegahan Covid-19 di SD Pasir Talang Selatan?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan pengetahuan dan sikap orang tua dengan

kepatuhan anak dalam pencegahan penularan Covid-19 pada anak usia

sekolah SD Nagari Pasir Talang Selatan, Kecamatan Sungai Pagu,

Kabupaten Solok Selatan


8

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi freuensi kepatuhan anak usia sekolah dalam

pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan orang tua anak usia

sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan.

c. Diketahuinya distribusi frekuensi sikap orang tua anak usia sekolah

dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan.

d. Diketahuinya hubungan pengetahuan orang tua dengan kepatuhan

anak usia sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir

Talang Selatan

e. Diketahuinya hubungan sikap orang tua dengan kepatuhuan anak

dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada:

1. Teoritis

a. Bagi peneliti

Diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan sumber ilmu

pengetahuan bagi peneliti dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan

dukungan orang tua terhadap kepatuhan anak dalam pencegahan

penularan Covid-19.
9

b. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya

sebagai bahan perbandingan dalam meneliti tentang pengetahuan,sikap

dan dukungan orang tua terhadap kepatuhan anak dalam pencegahan

penularan Covid-19.

2. Praktis

a. Bagi Institusi

Dapat memberikan informasi terkait pengetahuan, sikap dan dukungan

orang tua dengan kepatuhan anak dalam pencegahan penularan Covid-

19 dan sumber bacaan untuk referensi melakukan penelitian dengan

menggunakan teknik – teknik yang ada.

b. Bagi Institusi Tempat Penelitian

Dapat memahami informasi terkait pengetahuan, sikap dan dukungan

orang tua dengan kepatuhan anak dalam pencegahan penularan Covid-

19 dan menjadikan pedoman untuk memberikan informasi-informasi

terkait pencegahan Covid-19 terutama pada anak maupun masyarakat.

E. Ruang Lingkup

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap orang

tua dengan kepatuhan anak usia sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD

Nagari Pasir Talang Selatan tahun 2022. Variabel independen penelitian adalah

pengetahuan dan sikap orang tua, sedangkan variabel dependennya adalah

kepatuhan anak usia sekolah dalam pencegahan Covid-19. Penelitian ini


10

dilakukan di SD Nagari Pasir Talang Selatan Mulai bulan februari s/d Agustus

2022. Analisa data yang digunakan adalah Deskriptif Analitik atau Analisis

Univariat yaitu untuk melihat distribusi frekuensi atau besarnya proporsi

variabel independen dan dependen. Analisa Bivariat pada penelitian ini yaitu

menggunakan Uji Chi-Square karena variable independen berskala kategorik

dan variabel dependen berskala kategorik juga. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh orang tua siswa kelas 4 dan 5 di SD 18 IV Jorong, SD 28

Rawang dan SD 05 Pasar Muara Labuh. Untuk mengetahui jumlah sampel

peneliti menggunakan rumus Slovin dimana sampel yang akan dicari yaitu SD

IV Jorong kelas 4 berjumlah 11 orang dan kelas 5 berjumlah 9 orang, SD 28

Rawang kelas 4 berjumlah 12 orang dan kelas 5 berjumlah 10 orang, SD 05

Pasar muara labuh kelas 4 berjumlah 23 orang dan kelas 5 berjumlah 21 orang.

Teknik pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling dimana Orang

Tua siswa kelas 4 dan 5 di SD Nagari di Pasir Talang Selatan dipilih secara

acak untuk sampel. Hasil analisa akan diperoleh nilai p. Jika nilai p<0,05 maka

terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap orang tua dengan kepatuhan

anak usia sekolah dalam pecegahan Covid-19.

\
11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Konsep Dasar Covid-19

a. Pengertian Covid-19

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua

jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat

menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru

yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia

(Kementerian Kesehatan R.I, 2020). Penyakit Coronavirus Disease

(Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus

corona yang baru ditemukan. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus

Covid-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang

dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Orang tua dan

mereka yang memiliki masalah medis seperti penyakit kardiovaskular,

diabetes, penyakit pernapasan kronis dan kanker lebih mungkin

mengembangkan penyakit serius. Virus Covid-19 menyebar terutama

melalui tetesan air liur atau cairan dari hidung saat orang yang

terinfeksi batuk atau bersin (WHO, 2021). Covid-19 merupakan

penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh virus corona jenis

baru. Penyakit ini pertama kali merebak di Wuhan, Cina lalu


12

menyebar hampir ke seluruh dunia dan menyebabkan pandemi global.

Gejala utama penyakit Covid-19 antara lain batuk, demam, dan sesak

napas. Penyakit ini menyerang semua golongan, dewasa, lansia,

maupun anak-anak (Sari, 2020).

b. Tanda dan Gejala Covid-19

Covid-19 mempengaruhi orang yang berbeda dengan cara

yang berbeda. Kebanyakan orang yang terinfeksi akan

mengembangkan penyakit ringan hingga sedang dan pulih tanpa

dirawat di rumah sakit.

Menurut WHO (2021), tanda dan gejala Covid-19 adalah sebagai

berikut:

1) Gejala paling umum

Demam, batuk kering, kelelahan.

2) Gejala kurang umum

Sakit dan nyeri, sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis, sakit

kepala, kehilangan rasa dan bau, ruam pada kulit atau perubahan

warna pada jari tangan atau kaki.

3) Gejala serius

Kesulitan bernafas atau sesak nafas, nyeri atau tekanan dada,

kehilangan bicara atau gerakan.


13

c. Cara Penularan Covid-19

Berdasarkan penemuan genetic dan penelitian epidemologi,

nampaknya wabah Covid-19 berawal dari transmisi tunggal hewan ke

manusia, kemudian berlanjut menyebar dari manusia ke manusia. Saat

ini diyakini bahwa transmisi interpersonal terjadi sebagian besar

melalui droplet respirasi dan transmisi kontak. Telah diperkirakan

transmisi via kontak dengan droplet saat berbicara, batuk, dan bersin

(sehubungan dengan aktivitas respirasi manusia), dan aerosol yang

dihasilkan selama prosedur klinis, sama halnya dengan infeksi

respirasi lainnya. Sumber droplet dapat berasal dari nasofaringeal atau

orofaringeal, dengan saliva sebagai cairan normal rongga mulut yang

berpotensi menjadi salah satu media transmisi virus.

Droplet yang lebih besar dapat berkontribusi terhadap

transmisi virus ke benda-benda terdekat, dan di sisi lain, transmisi

jarak jauh dapat terjadi dengan droplet yang lebih kecil yang

menginfeksi dengan partikel-partikel di udara. Droplet besar yang

dikeluarkan secara horizontal juga dapat menyebar dalam jarak yang

cukup jauh, dipengaruhi oleh kecepatan saat droplet dikeluarkan dan

kelembaban udara (KemenkesRI., 2020).

d. Pencegahan dan pengendalian infeksi Covid-19

Berdasarkan bukti yang tersedia, Covid-19 ditularkan melalui

kontak dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang

yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat


14

dengan pasien Covid-19 atau yang merawat pasien Covid-19.

Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di

pelayanan kesehatandan masyarakat (Kementerian Kesehatan R.I,

2020).

Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat

meliputi:

1. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika

tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika

tangan terlihat kotor;

2. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;

3. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan

mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah

tisu ke tempat sampah;

4. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan

melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker;

5. Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami

gejala gangguan pernapasan.

e. Pemeriksaan Covid-19

Menurut KemenkesRI, 2020, terdapat dua jenis tes pemeriksaan

Covid-19, yaitu:

1) Polymerase chain reaction (PCR)

Pemeriksaan antigen dengan PCR merupakan standar

diagnostik Covid-19 rekomendasi WHO. Pemeriksaan ini


15

dilakukan dengan mengambil sampel antigen baik melalui swab

atau apus hidung dan tenggorokan, maupun dahak atau cairan yang

berasal dari paru-paru. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan

antigen memerlukan petugas kesehatan terlatih yang menggunakan

alat pelindung diri (APD) yang lengkap. Sampel ini kemudian

dikirim dengan medium transpor khusus ke laboratorium

berstandar Biosafety Level 2 (BSL 2) yang dapat mengolah dan

menganalisis antigen dengan teknik PCR. Hasil pemeriksaan

antigen ini memerlukan waktu yang lebih lama, terlebih lagi karena

terbatasnya jumlah laboratorium berstandar BSL 2 di Indonesia.

2) Rapid test

Pemeriksaan antibodi dengan rapid test dilakukan dengan

mengambil sampel darah dari ujung jari tangan. Namun secara

umum keakuratannya jauh di bawah PCR. Sesuai namanya, rapid

test memberikan hasil yang cepat, dalam hitungan menit. Jika hasil

rapid test negatif, ada kemungkinan pasien sebenarnya sudah

terinfeksi virus namun antibodinya belum terbentuk karena tubuh

memerlukan waktu untuk membentuk antibodi, sehingga perlu

dilakukan pemeriksaan ulang kurang lebih 7 hari setelah

pemeriksaan awal. Jika hasil rapid test positif, perlu dilanjutkan

dengan pemeriksaan antigen dengan PCR untuk mengonfirmasi

diagnosis, karena masih ada kemungkinan hasil positif palsu.


16

2. Konsep Pengetahuan

a. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan dalam kamus besar bahasa Indonesia, di artikan

segala sesuatu yang diketahui atau segalah sesuatu yang berkenaan

dengan suatu hal. Kategori pengetahuan meliputi kemampuan untuk

mengatakan kembali dari ingatan dari hal-hal khusus dan umum,

metode dan proses atau mengingat suatu pola, susunan, gejala atau

peristiwa.

Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas

penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui

dan objek yang diketahui. Pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera

yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi

pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh

seseorang melalui panca indera. (Notoatmodjo, 2014).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo tahun 2014, tingkat pengetahuan dibagi 6

diantaranya yaitu :

a. Tahu (Knowlage)

Tahu diartikan sebagai reccal atau mengingat kembali

memori yang sudah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu


17

yang spesifik dan seluruh bahan yang telah dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, dan juga tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang yang

memahami tersebut dapat menginterprestasikan secara benar

tentang objek yang telah diketahuinya.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan jika sesorang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi atau kondisi-kondisi

yang lain. Aplikasi dapat juga diartikan pengguna hokum, rumus,

metode, prinsip, rencana program dalam situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seorang dalam menjabarkan

atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen dalam suatu topik masalah yang diketahui.

Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada

tingkatan ini adalah apabila orang tersebut dapat membedakan,

mengelompokkan, memisahkan, membuat diagram (bagan)

terhapat pengetahuan objek tersebut.


18

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kemampuan seseorang dalam meletakkan

atau merangkum suatu hubungan yang logis dari komponen

pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dengan makna lain suatu

kemampuan untuk menyusun fromulasi baru dari formulasi yang

sudah ada sebelumnya.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma -

norma yang berlaku dimasyarakat.

c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoatmodjo tahun 2014 yaitu :

1. Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan adalah bimbinagn yang diberikan oleh

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju cita-cita

atau impian tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat

dan mengisi kehidupan agar tercapai keselamatan dan

kebahagiaan.
19

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu keburukan yang harus dilakukan

demi menunjang kehidupan sendiri dan kehidupan

keluaraganya.

c) Usia

Menurut (Nursalam, 2016), usia adalah umur sesorang

individu terhitung mulai saat dilahirkan.

2. Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi

perkembangan dan individu atau kelompok.

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya pada masyarakat dapat memberikan

pengaruh dari sikap dalam menerima informasi.

d. Pengetahuan terhadap Covid-19

Pengetahuan yang harus dimiliki antara lain sebagai beriku:

1. Pemahaman orang tua pada proses penularan penyakit.

2. informasi terkait dengan pencegahan yang dapat dilakukan

seperti:
20

a) Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer

jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun

jika tangan terlihat kotor.

b) Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut

c) Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan

mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu

buanglah tisu ke tempat sampah.

d) Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan

melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker.

e) Menjaga jarak (minimal 1 meter).

3. Pemahaman terhadap tanda dan Gejala Covid-19.

4. informasi tentang penularan kasus dan pemeriksaan Covid-19.

Pengetahuan orang tua dalam mencegah transmisi penyakit akan

menekan penularan Covid-19 lebih lanjut (Law, Leung, & Xu,

2020).

e. Kriteria tingkat pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diinterprestasikan dengan skala likert

yang bersifat kualitatif, menurut (Nursalam, 2016) yaitu :

a. Pengetahuan baik : 76%-100% ( Skor 12-16)

b. Pengetahuan Cukup : 56%-75 (Skor 9-11)

c. Pengetahuan Kurang :< 56% (Skor 0-8)


21

3. Konsep Sikap

a. Defenisi Sikap

Sikap adalah respon atau reaksi yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu objek atau stimulus.Sikap merupakan

komponen yang sangat penting dalam perilaku kesehatan yang

kemudian diasumsikan bahwa ada hubungan langsung antara sikap

dan perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2014).

Menurut Newcomb 2003 dalam Andriani 2018, sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif.

b. Komponen Pokok Sikap

Menurut Notoatmodjo (2012) sikap dibagi menjadi 3 komponen ,

yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), konsep dan ide terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (Tent to Behave).

c. Tingkatan Sikap

Tingkatan Sikap terdiri dari 4 tingkatan adalah :

1. Menerima (Receiving)

Menerima diasumsikan bahwa Subjek (orang) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).


22

2. Merespon (Responding)

Merespon diartikan memberikan jawaban apabila ditanya,

menyelesaikan dan mengerjakan tugas yang diberikan adalah

suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak seseorang untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah merupakan suatu indikasi sikap.

4. Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi

(Notoatmodjo, 2014).

d. faktor mempengaruhi terbentuknya sikap

1) Faktor pengalaman khusus (specific experience)

Hal ini berarti, bahwa sikap terhadap suatu objek itu

terbentuk melalui pengalaman khusus. Misalnya, para siswa yang

mendapatkan perlakuan baik dari guru nya, baik pada waktu belajar

maupun diluar jam pelajaran, maka akan terbentuk pada diri siswa

sikap yang positif terhadap gurunya tersebut, demikian sebaliknya.

2) Faktor komunikasi dengan orang lain (communication with order

people).

Banyak sikap individu terbentuk disebabkan oleh adanya

komunikasi dengan orang lain. Komunikasi itu baik langsung (face


23

to face) maupun tidak langsung, yang melalui media masa, seperti;

TV, radio, film, koran dan majalah.

3) Faktor model

Banyak sikap terbentuk terhadap suatu objek dengan melalui

jalan mengimitasi (meniru) suatu tingka laku yang memadai model

dirinya, seperti perilaku orang tua, guru, pimpinan, bintang film

dan lain sebagainya.

4) Faktor lembaga-lembaga sosial (intituational)

Suatu lembaga dapat juga menjadi sumber yang

mempengaruhi terbentuknya sikap, seperti: lembaga keagamaan,

organisasi masyarakat, partai politik dan sebagainya.

e. Sikap terhadap Covid-19

Sikap yang harus dimiliki meliputi keinginan dalam melakukan

pencegahan penularan Covid-19. Sikap orang tua yang baik akan

dilaksanakan dengan konsisten bila ada aturan yang tegas dari

pemangku kebijakan dan aturan yang baik. Sehingga penting dalam

membentuk sikap masyarakat yang didukung oleh kebijakan

pemerintah (Firda & Haksama, 2020).

f. Penilaian sikap

Skala penilaian sikap dapat diukur dengan menggunakan

kuesioner atau skala. Skala pengukuran sikap merupakan suatu


24

rangkaian pernyataan tentang permasalahan tertentu. Skala

pengukuran sikap oleh likert dibuat dengan pilihan jawaban sangat

setuju terhadap sebuah pernyataan dan sangat tidak setuju. Untuk

penilaian variabel sikap dengan menggunakan skala likert sebagai

berikut:

Tabel 2.1
Tabel penilaian sikap

No Positif Score Negatif Score


1. Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 4
2. Setuju (S) 3 Setuju (S) 3
3. Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4. (STS) 1 (STS) 1

4. Konsep Anak Usia Sekolah

a. Defenisi Anak Usia Sekolah (6-12 tahun)

Menurut Kemenkes RI anak usia sekolah, adalah anak-anak

yangberusia 7-12 tahun. Pada anak usia 7-12 tahun terjadi perubahan

signifikan terhadap perkembangan biologis, psikososial, kognitif, social

dan spiritual. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak ditandai

denganpenambahan TB (tinggi badan), BB (berat badan), dan postur

tubuh.

Anak usia sekolah adalah anak usia antara 6-12 tahun. Pada

periode ini disebut masa anak-anak pertengahan atau masa laten, masa

untuk mempunyai masa tantangan baru. Perkembangan kognitif dapa


25

dilihat dengan anak mampu berfikir logis, mampu mengingat, berfikir

imajinasi. Perkembangan psikososial anak usia sekolah meliputi adanya

pengembangan konsep diri anak menjadi berfikir lebihrasional. Untuk

perkembangan moral dan spiritual pada anak usia sekolah dapat dilihat

dengan anak mulai mampu berpikir (Soedjiningsi, 2013).

b. Perkembangan anak usia 6-12 tahun

Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan

kualitatif individu dalam rentang kehidupnnya, mulai dari masa

konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, sampai masa

dewasa. Perkembangan dapat diartikan juga sebagai suatu proses

perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah)

maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau

kematangan yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan

berkesinambungan.

1) Aspek fisik dan motorik,

Menurut Kuhlen dan Thompson perkembangan fisik individu

meliputi empat aspek, yakni:

a) Struktur fisik, yang meliputi tinggi badan, berat badan,

dan proporsi tubuh.

b) Sistem syaraf yang mempengaruhi perkembangan aspek

lainnya, yakni intelektual dan emosi.


26

c) Kekuatan otot, yan akan mempengaruhi perkembangan

motorik,

d) Kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola

perilaku baru.

Aspek perkembangan anak ini mempengaruhi seluruh

aspek perkembangan lainnya, contohnya, struktur fisik

yang kurang normal (terlalu pendek/tinggi, terlalu kurus

atau obesitas) akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri

seseorang.

2) Aspek kognitif atau intelektual,

Aspek perkembangan kognitif berhubungan dengan potensi

intelektual yang dimiliki individu, yakni kemampuan untuk

berfikir dan memecahkan masalah. Aspek kognitif dipengaruhi

oleh perkembangan sel-sel syaraf pusat di otak. Penelitian

mengenai fungsi otak dapat dibedakan berdasarkan ke-dua belahan

otak, yakni otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berhubungan

dengan kemampuan berfikir rasional, ilmiah, logis, kritis,

analitis, dan konvergen (memusat).

Serangkaian kegiatan yang menggunakan fungsi otak kiri

adalah membaca, berhitung, belajar bahasa dan melakukan

penelitian ilmiah. Berbeda dengan otak kiri, otak kanan

berhubungan dengan dengan kemampuan berfikir intuitif,

imajinatif, holistik dan divergen (menyebar). Kegiatan yang


27

umum menggunakan otak kanan adalah melukis, bermain music,

kerajinan tangan. Jean Piaget dalam yang merupakan ahli psikologi

yang mengemukakan teori mengenai perkembangan kognitif.

Menurut Jean tahap perkembangan kognitif berdasarkan periode

usia yaitu: sensori-motori, usia 0-2 tahun, ra-operational, usia 2-7

tahun, operational konkrit, usia 7-12 tahun, dan operational formal,

usia diatas 12 tahun.

3) Aspek Sosial

Aspek perkembangan sosial individu terutama anak dapat

dilihat dengan pencapaian kematangan dalam interaksi sosialnya,

bagaimana anak mampu bergaul, beradaptasi dengan

lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap norma-norma

kelompok yang sudah ada.

4) Aspek Bahasa

Menurut para ahli, bahasa adalah media komunikasi yang

digunakan untuk menyampaikan pesan (pendapat dan perasaan)

dengan menggunakan symbol-simbol yang telah disepakati

bersama, lalu kata tersebut dirangkai berdasarkan urutan

membentuk kalimat yang bermakna, dan mengikuti aturan atau tata

bahasa yang berlaku dalam suatu wilayah, komunitas atau

masyarakat.
28

5) Aspek Emosi.

Emosi adalah perasaan intens yang diperuntukan kepada

seseorang atau suatu kejadian. beragam emosi dapat terdiri dari

perasaan senang, suka, sedih marah dan sebaginya. Faktor yang

mempengaruhi perkembangan emosianak pada usia sekolah ini dan

telah dilakukan sejumlah penelitian tentang emosi anak

menunjukkan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung

kepada faktor belajar dan faktor kesiapan atau kematangan.

c. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

1) faktor genetic atau hereditas

Faktor genetic atau hereditas adalah faktor internal yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu.

Hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang

diwariskan orang tua dan faktor genetik diartikan sebagai potensi

(baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa

prakelahian sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.

2) Kedua, faktor lingkungan (nurture),

Lingkungan adalah faktoreksternal yang turut membentuk

dan mempengaruhi perkembangan individu.


29

5. Kepatuhan anak dalam pencegahan Covid-19

Kepatuhan merupakan perilaku individu yang tertuju pada petunjuk

atau instruksi yang telah diberikan dalam bentuk praktik apapun yang telah

ditentukan (Stanley 2007 dalam Sari 2018). Kepatuhan yang harus

dilakukan anak terhadap pencegahan Covid-19 antara lain menurut

Kemenkes RI:

a) Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer

jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun

jika tangan terlihat kotor.

b) Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut

c) Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan

mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu

buanglah tisu ke tempat sampah.

d) memakai masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan

melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker.

e) Menjaga jarak (minimal 1 meter).

6. Pengukuran Kepatuhan

Cara mengukur kepatuhan anak usia sekolah dalam pencegahan

Covid-19 menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala likertyang

berisi pernyataan-pernyataan terpilih dikategorikan menjadi:

a. Dilakukan (patuh) : x = ≤ mean/median

b. Tidak dilakukan (Tidak patuh) : x = > mean/median


30

Keterangan:

Pernyataan

 Dilakukan :1

 Tidak dilakukan : 0
31

B. Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan teori kerangka teoritis pada penelitian ini adalah :


Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (Knowlage)
2. Memahami
(Comprehention)
3. Aplikasi (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation
Notoatmodjo, 2014 Pengetahuan
Orang Tua
Perilaku individu
Faktor mempengaruhi
terhadap instruksi
1. Faktor Internal
yang telah
 Pendidikan
diberikan seperti:
 Pekerjaan 1. Mencuci tangan
 Usia 2. Memakai
2. Faktor Eksternal masker
 Lingkungan 3. Menghindari
 Sosial Budaya menyentuh
Notoatmodjo, 2014 hidung, mata,
mulut
Faktor mempengaruhi 4. Menjaga jarak
1. Pengalaman khusus minimal 1 meter
2. Faktor komunikasi Sikap 5. Menauhi
3. Faktor model Orang Tua kerumunan
4. Faktor lembaga sosial Kemenkes,
Notoatmodjo, 2014 2020

Anak Usia Sekolah


1) Aspek fisik dan motorik,
2) Aspek kognitif
3) Aspek Sosial
4) Aspek Bahasa
5) Aspek Emosi
(KemenkesRI)
Konsep Covid-19
1. Mencuci tangan
2. Memakai masker
3. Menjaga Jarak minimal 1 meter
4. Menghindari menyentuh mata, hidung, mulut
5. Menjauhi Kerumunan (KemenkesRI, 2020)

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Hubungan Pengetahuan dan Sikap Orang Tua Dengan Kepatuhan
Anak Usia Sekolah Dalam Pencegahan Covid-19
Sumber (Notoatmodjo, 2014)
32

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan
Orang Tua
Kepatuhan
anak dalam
pencegahan
Covid-19
Sikap Orang
Tua

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Hubungan Pengetahuan dan Sikap Orang Tua Dengan Kepatuhan
Anak Usia Sekolah Dalam Pencegahan Covid-19
33

D. Defenisi Operasional

Tabel 2.2
Defenisi Operasional
Defenisi Alat Cara Hasil Skala
No Variabel
Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
1. Variabel
Dependen
Kepatuhan Suatu Observasi Observasi 1 : Dilakukan Ordinal
anak usia spesifikasi, jika ≥
sekolah ketentuan yang mean/median
dalam telah diatur
pencegahan dengan jelas 0 : Tidak
Covid-19 seperti dilakukan jika
mematuhi < mean/medin
protokol (Notoatmodjo,
kesehatan, 2016)
mencuci
tangan,
memakai
masker, mejaga
jarak, mejaga
mobilitas fisik,
menjauhi
kerumunan.
Variabel
Independen          
2. Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner Kuesioner 1.Pengetahuan Ordinal
orang tua yang diketahui baik = 76%-
berkenaan 100%
dengan 2.Pengetahuan
pencegahan cukup= 56%-
Covid-19. 75%
Seperti mencuci 3.Pengetahuan
tangan dengan kurang = 0%-
sabun dan air 56%
bersih, (Nursalam,
memakai 2018)
masker, mejaga
jarak minimal 1
meter, menjaga
mobilitas fisik
dan menjauhi
kerumunan,
etika batuk dan
bersin yang
34

benar.
3. Sikap Kesiapan / Kuesioner Kuesioner 1. Positif jika Ordinal
orang tua kesediaan angket skor ≥ 50%
untuk 2. Negatif jika
bertindak skor < 50%
dalam (Notoatmodjo,
pencegahan 2014)
Covid-19.

E. Hipotesis

1. Ha :
1) Ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan kepatuhan

anak usia sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir

Talang Selatan.

2) Ada hubungan antara sikap orang tua dengan kepatuhan anak usia

sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan.
35

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Disain Penelitian

Jenis penelitian Kuantitatif. Sedangkan desain penelitian dengan

pendekatan Cross Sectional Study (CSS). CSS merupakan suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat itu juga

(Notoatmodjo, 2015)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Nagari Pasir Talang Selatan pada bulan Februari

sampai Agustus 2022. Pengambilan data awal dilakukan tanggal 25 sampai

27 maret 2022 dan penelitian dilakukan tanggal 5 sampai 13 Juli 2022.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

20. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak

usia sekolah kelas 4 dan 5 SD Nagari Pasir Talang Selatan dengan

jumlah populasi sebanyak 86 orang.


36

2. Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin :

N
n= 2
1+ n(d )

keterangan:

n= Besar sampel

N=Besar populasi
2
d =Presesi yang ditetapkan (0,05)

Jadi jumlah sampel yang didapatkan yaitu:

N
Maka: n= 2¿
1+ N (d ¿ )

56
n=
1+ 56 ¿¿

56
n=
1+ 56(0,0025)

56
n=
1,1

n= 50 sampel

Jumlah sampel adalah 50 orang tua yang memilki anak usia

sekolah. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Simple

Random Sampling dimana pengambilan sampel diambil secara acak.

n
Rumus pengambilan sampel x jumlah sampel
k

Keterangan:

N= jumlah orang tua siswa-siswi tiap kelas

K= jumlah populasi
37

Berdasarkan rumus tersebut, maka sampel dari tiap-tiap kelas yang

didapatkan untuk penelitian adalah:

SDN 18 SDN 28 SD 05
NO PASAR MUARA
IV JORONG RAWANG LABUH
Kelas IV Kelas V Kelas IV Kelas V Kelas IV Kelas V

11 9 12 10 23 21
  X 50 =   X 50   X 50   X 50   X 50 =1   X 50 =
1 86 86 86 86 86 86

Jumlah  6 orang  5 orang  7 orang  6 orang 14 orang  12 orang 

a. Kriteria Inklusi

1) Bersedia jadi responden

2) Orang tua yang memiliki anak usia sekolah

b. Kriteria Ekslusi

1) Anak yang sakit

2) Orang tua yang buta huruf

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawab. (Sugiyono, 2016).

2. Pembagian kuesioner

Kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu orang tua murid.

Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu:


38

a. Kuesioner Pengetahuan

Kuesioner yang mengidentifikasi pengetahuan responden. Kuesioner

ini berjumlah 16 pertanyaan mengenai pencegahan Covid-19.

b. Kuesioner Sikap

Kuesioner yang mengidentifikasi sikap responden. Kuesioner ini

berjumlah 10 pernyataan mengenai pencegahan Covid-19.

c. Lembar Observasi Kepatuhan

Lembar observasi yang mengidentifikasi kepatuhan anak dalam

pencegahan Covid-19 seperti mencuci tangan, memakai masker,

menghindari menyentuh mata, menjaga mobilitas fisik dan menjaga

jarak. Check list (√) adalah suatu tanda untuk men “cek”, yang bersisi

kepatuhan subjek pada pencegahan Covid-19 dengan jumlah 10

pernyataan mengenai pencegahan Covid-19.

E. Teknik Pengolahan Data

1. Editing

Setelah responden mengisi kuesioner, peneliti mencek kembali

kelengkapan kuesioner dan semua kuesioner sudah lengkap terisi, maka

peneliti mengembalikan kepada responden dan meminta untuk mengisi

kembali.

2. Koding
39

Coding adalah proses menelaah dan menguji data mentah yang ada

denganmelakukan pemberian label (memberikan label) dalam bentuk

kata-kata,frase atau kalimat. Data yang dikoding:

1. Kepatuhan :

a. Dilakukan :1

b. Tidak dilakukan :0

2. Pengetahuan

 Ya :1

 Tidak :0

3. Sikap

a. Pernyataan positif jika skor ≥ 50%

 Sangat Setuju :4

 Setuju :3

 Tidak Setuju :2

 Sangat Tidak Setuju :1

b. Negatif jika skor < 50%

 Sangat Setuju :4

 Setuju :3

 Tidak Setuju :2

 Sangat Tidak Setuju :1

3. Tabulasi data
40

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data kedalam suatu

tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian,

tabel mudah untuk dianalisis.

4. Cleaning

Peneliti telah melakukan pengecekan kembali semua data yang sudah

terkumpul apakah terdapat kesalahan atau tidak.

F. Teknik Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini adalah melihat distribusi

frekuensi atau besarnya proporsi variabel independen dan dependen yaitu

pengetahuan, sikap dan kepatuhan.

2. Analisa Bivariat

Statistik bivariat adalah suatu prosedur untuk menganalisis

hubungan antar dua variabel. Untuk melihat hubungan antara variabel

independen terhadap variabel dependen digunakan uji chi- square karena

variabel independen berskala kategorik dan variabel dependen berskala

kategorik juga. Hasil analisa akan diperoleh nilai p. Jika nilai p<0,05 ini

berarti ada hubungan pengetahuan dan sikap orang tua dengan kepatuhan

anak usia sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir

Talang Selatan. Namun jika uji Chi-square tidak memenuhi, akan


41

digunakan uji alternatif yaitu uji Fisher Exact Test. Setelah dilakukan

pengolahan data peneliti menggunakan uji Chi-square.

G. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip etika

penelitian yaitu The five right of human Subjects in research lima hak

tersebut adalah:

1. Respect for Autonomy

Responden memiliki hak untuk membuat keputusan secara sadar seperti

menolak atau menerima menjadi responden lalu peneliti menjelaskan

kepada responden tentang proses penelitian dengan cara mengisi

kuesioner.

2. Privacy atau dignity

Partisipan memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan

serta mengontrol kapan dan bagaimana informasi tentang mereka di bagi

dengan orang lain. Penelitian dilakukan bedasarkan pertimbangan

terciptanya suasana santai, tenang dan kondusif serta tidak diketahui oleh

orang lain.

3. Anonymity dan Confidentaly

Peneliti harus menjelaskan bahwa identitas partisipan terjamin

kerahasiannya dengan pengkodean sebagai pengganti identitas dari

partisipan. Selain itu peneliti juga menyimpan seluruh dokumen hasil

pengumpulan data penelitian dan hanya digunakan untuk keperuan proses


42

analisis sampai penyusunan laporan penelitian sehingga partisipan tidak

perlu takut data yang bersifat pribadi dan rahasia diketahui orang lain.

4. Justice

Peneliti memberikan kesempatan bagi partisipan untuk mengungkapkan

perasaannya baik sedih maupun senang.

5. Beneficence dan Nonmaleficence

Peneliti berusaha melindungi partisipan dari bahaya ketidaknyamanan.

Peneliti menjelaskan tujuan, dan manfaat menggunakan kuesioner dalam

pengumpulan data dari partisipan dan partisipan bersedia menandatangani

surat ketersediaan berpartisipasi atau Informed Consent. Pada saat

penelitian berlangsung peneliti harus memperhatikan beberapa hal yang

dapat merugikan partisipan. Apabila kondisi tersebut dapat membahayakan

partisipan maka peneliti harus segera menghentikannya.


42

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

SD Nagari Pasir Talang Selatan dibawah lingkup Dinas Pendidikan

Kabupaten Solok Selatan terdiri dari 3 SD yaitu SDN 18 IV Jorong Selatan,

SDN 28 Rawang, dan SDN 05 Pasar Muara Labuh. Nagari Pasir Talang

Selatan merupakan suatu kenagarian yang ada di Solok Selatan, Kecamatan

Sungai Pagu dengan batas demografis sebagai berikut:

Utara : Nagari Pasir Talang Barat

Selatan : Nagari Sako Utara Pasia Talang

Barat : Nagari Pasir Talang Barat

Timur : Nagari Koto Baru

NO FASILITAS SD NAGARI PASIR TALANG SELATAN


1 SDN 18 IV JORONG
  Ruang Ruang Sanitasi Jumlah
Perpusakaan Lapangan Pegajar
  Kelas Guru Siswa Siswa
  6 1 1 1 1 11 63
               
2 SDN 28 RAWANG
  Ruang Ruang Sanitasi Jumlah
Perpusakaan Lapangan Pegajar
  Kelas Guru Siswa Siswa
  1 1 1 1 2 19 72
               
3 SDN 05 PASAR MUARA LABUH
  Ruang Ruang Sanitasi Jumlah
Perpusakaan Lapangan Pegajar
  Kelas Guru Siswa Siswa
  38 1 2 1 4 33 505

B. Karakteristik Responden
43

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5-13 Juli 2022. Terdapat 50

responden yang diberikan kuesioner penelitian terkait hubungan pengetahuan

dan sikap orang tua dengan kepatuhan anak usia sekolah dalam pencegahan

Covid-19. Karakteristik responden terdiri dari usia, pendidikan dan pekerjaan.

Tabel 4.1
Karakteristik Orang Tua di
SD Nagari PasirTalang SelatanTahun 2022

Karakteristik F %
Usia    
30-39 tahun 21 42%
40-49 tahun 23 46%
≥ 50 tahun 7 14%
Total 50 100%
Jenis Kelamin    
Laki-laki 7 14%
Perempuan 43 86%
Total 50 100%
Pendidikan    
SD 5 10%
SMP 10 20%
SMA 26 52%
DIII 5 10%
S1 4 8%
Total 50 100%
Pekerjaan    
IRT 27 54%
PNS 4 8%
Wiraswasta 8 16%
Pedangang 2 4%
Petani 6 12%
Honorer 3 6%
Total 50 100%

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan kurang dari separuh responden

usia 40-49 tahun yaitu 23 orang (46%), Lebih dari separuh 43 responden

(86%) berjenis kelamin perempuan, untuk pendidikan didapatkan lebih dari


44

separuh pendidikan SMA 26 orang (52%), dan lebih dari separuh pekerjaan

orang tua yaitu IRT 27 orang (54%).

Tabel 4.2
Karakteristik Anak di SD Nagari Pasir Talang Selatan
Tahun 2022

Karakteristik Anak f %
Usia    
<11 tahun 27 54%
>12 tahun 23 46%
Total 50 100%
Jenis Kelamin    
Laki-Laki 18 36%
Perempuan 32 64%
Total 50 100%

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan lebih dari separuh 54%

responden berusia kurang dari 11 tahun dan lebih dari separuh 32%

responden berjenis kelamin perempuan.

C. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendapatkan gambaran dari distribusi

frekuensi pengetahuan dan sikap orang tua dengan kepatuhan anak usia

sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan

Tahun 2022. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini.

1. Pengetahuan Orang Tua Dalam Pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir

Talang Selatan Tahun 2022.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Dalam Pencegahan Covid-19
di SD Nagari Pasir Talang Selatan Tahun 2022.
45

Pengetahuan f %
Kurang 20 40%
Cukup 16 32%
Baik 14 28%
Total 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan kurang dari separuh 20

responden (40%) dengan pengetahuan kurang dalam pencegahan Covid-19 di

SD Nagari Pasir Talang Selatan Tahun 2022.

2. Sikap Orang Tua Dalam Pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan Tahun 2022.

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Dalam Pencegahan Covid-
19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan Tahun 2022.

Sikap f %
Negatif 29 58%
Positif 21 42%
Total 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan lebih dari separuh 29 responden

(58%) bersikap negatif dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Tang

Selatan Tahun 2022.

3. Kepatuhan Anak Dalam Pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan Tahun 2022.


46

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Anak Dalam Pencegahan Covid-19 di SD
Nagari Pasir Talang Selatan Tahun 2022.

Kepatuhan f %
Tidak Patuh 32 64%
Patuh 18 32%
Total 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan lebih dari separuh 32 (64%)

anak tidak patuh dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan Tahun 2022.

D. Analisa Bivariat

Analisa ini digunakan untuk melihat hubungan pengetahuan dan

sikap orang tua dengan kepatuhan anak dalam pencegahan Covid-19 di SD

Nagari Pasir Talang Selatan Tahun 2022. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

table berikut.

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Orang Tua
Dengan Kepatuhan Anak Dalam Pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir
Talang Selatan Tahun 2022.

Kepatuhan P Value
Pengetahuan Tidak Patuh Patuh Total
f % f % f % 0,027
Kurang 16 80% 4 20% 20 100%
Cukup 11 68,7% 5 31,3% 16 100%
Baik 5 35,7% 9 64,3% 14 100%
Total 32 64% 18 36% 50 100%
Hasil Analisa data membuktikan 14 orang tua yang memiliki

pengetahuan baik memiliki pengetahuan anak dalam pencegahan Covid-19

sebesar 64,3%, 16 orang tua yang memiliki pengetahuan cukup memiliki


47

kepatuhan anak 31,3% dan 20 orang tua yang memilki pengetahuan kurang

kepatuhan anak hanya 20%. P-value sebesar 0,027 yang berarti secara

statistic ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua dengan

kepatuhan anak dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan.

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Orang Tua
Dengan Kepatuhan Anak Dalam Pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir
Talang Selatan Tahun 2022.

Kepatuhan P Value
Sikap Tidak Patuh Patuh Total
f % f % f % 0,019
Negatif 23 79,3% 6 20,3% 29 100%
Positif 9 42,9% 12 57,1% 21 100%
Total 32 64% 18 36% 50 100%

Hasil Analisis membuktikan kepatuhan anak dalam pencegahan

Covid-19 sebesar 57,1% pada 21 orang tua yang memilki sikap positif,

sedangkan 29 orang tua yang bersikap negatif hanya 20,3% kepatuhan anak

dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan. Setelah itu

dilakukan uji statistic Chi Square dan didapatkan nilai p value 0,019. Hasil

menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap orang tua dengan kepatuhan

anak dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan.

BAB V
PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat
48

1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan orang tua

Pengetahuan orang tua siswa di SD Nagari Pasir Talang Selatan

dalam pencegahan Covid-19 sebesar 20 responden (40%) dengan kategori

kurang, kategori cukup 16 responden (32%) dan kategori baik 14

responden (28%) dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan Tahun 2022. Dari 50 responden didapatkan bahwa 50 responden

(100%) berpengetahuan baik tentang mewajibakan anak memakai masker

ketika keluar rumah, dan hanya 27 responden yang mengetahui bahwa

vaksin merupakan cara mencegah Covid-19.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh

Pusparina dan Aulia tentang Perilaku Orang Tua Dalam Pencegahan

Covid-19 Pada Anak Usia Sekolah di Komplek Mustika Griya Permai

Desa Sungai Sipai Kabupaten Banjar Tahun 2020 menunjukkan bahwa

dari 75 responden sebanyak 62 orang tua (83%) mayoritas berpengetahuan

baik dalam pencegahan Covid-19 pada anak usia sekolah.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal

yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan orang tua tentang pencegahan Covid-19 seperti memakai

masker ketika keluar rumah, menjaga jarak minimal 1 meter, tidak

menyentuh bagian hidung dan mulut, menjaga mobilitas fisik dan

menjauhi kerumunan (Kemenkes RI 2020).


49

Menurut asumsi peneliti nilai tertinggi sebanyak 20 responden

(40%) berpegetahuan kurang dengan kepatuhan anak usia sekolah dalam

pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan. Hal tersebut

terjadi karena faktor kurangnya mendapatkan informasi dan sosialisasi dari

pihak terkait pencegahan Covid-19 serta tidak semua orang tua dapat

mengakses internet untuk mencari tahu mengenai pencegahan Covid-19,

Orang tua beranggapan bahwa tidak perlu untuk mengetahui Covid-19

dikarenakan Covid-19 tidaklah ada. Pekerjaan, pendidikan dan usia

merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi pengetahuan seorang

individu, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan mendapatkan

ilmu dengan mudah, usia seseorang mempengaruhi pengetahuan semakin

bertambah usia maka akan semkain bertambah pengetahuan. Dari 50

responden, 27 responden (54%) pekerjaan orang tua yaitu Ibu Rumah

Tangga dan 26 responden (52%) berpendidikan SMA. Hal ini menjadi

salah satu penyebab orang tua dapat memahami akan pentingnya

pencegahan Covid-19 pada anak usia sekolah. Dari hasil penelitian yang

telah dilakukan didapatkan seluruh responden tahu bahwa memakai

masker ketika keluar rumah merupakan cara pencegahan Covid-19. Orang

tua 100% berpengetahuan baik dalam mewajibkan anak memakai masker

ketika keluar rumah dan 78% orang berpengetahuan baik tentang tanda

dan gejala covid-19 yaitu batuk dan demam. Namun pengetahuan orang

tua yang baik tidak terealisaikan terhadap kepatuhan anak yang didapatkan

50% anak yang memakai masker. Selain pengetahuan orang tua yang
50

kurang, tingkat egosestrime anak usia menjadi penyebab kurangnya

kepatuhan pada anak usia sekolah.

2. Distribusi Frekuensi Sikap Orang Tua

Sikap orang tua dalam pecegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir

Talang Selatan didapatkan lebih dari separuh 29 responden (58%) bersikap

negatif dan 21 responden (42%) bersikap positif dengan kepatuhan anak

usia sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan Tahun 2022.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Pusparina dan Aulia tentang Perilaku Orang Tua Dalam Pencegahan

Covid-19 Pada Anak Usia Sekolah di Komplek Mustika Griya Permai

Desa Sungai Sipai Kabupaten Banjar Tahun 2020 menunjukkan bahwa

dari 75 responden sikap orang tua mayoritas baik sebanyak 59 orang tua

(78,7%) dalam pencegahan Covid-19 pada anak usia sekolah.

Sikap dapat diistilahkan sebagai respon atau reaksi dari

seseorang terhadap suatu objek atau masalah. Sikap juga diartikan sebagai

komponen yang sangat penting dalam perilaku kesehatan yang kemudian

diasumsikan bahwa ada hubungan langsung antara sikap dan perilaku

(Notoatmodjo, 2014). Sikap yang harus dimiliki meliputi keinginan dalam

melakukan pencegahan penularan Covid-19. Sikap orang tua yang baik

akan dilaksanakan dengan konsisten bila ada aturan yang tegas dari

pemangku kebijakan dan aturan yang baik. Sehingga penting dalam


51

membentuk sikap masyarakat yang didukung oleh kebijakan pemerintah

(Firda & Haksama, 2020).

Menurut asumsi peneliti lebih dari 50% orang tua bersikap

negatif dalam pencegahan Covid-19. Dari 50 respenden 27 diantaranya

bekerja sebagai ibu rumah tangga, Pendidikan orang tua terbanyak yaitu

SMA 26 responden dan SMP 10 responden. Pekerjaan dan pendidikan

orang tua yang rendah akan mempengaruhi pengetahuan orang tua dalam

bersikap dalam melakukan pencegahan Covid-19 pada anak usia sekolah.

Sehingga tidak perlu melakukan hal yang telah dianjurkan oleh pihak

terkait untuk mencegah Covid-19. Orang tua yang cenderung bekerja

mengurus rumah tangga sering kali tidak memperhatikan anak ketika

berada diluar rumah. Covid-19 merupakan penyakit yang sama seperti

demam dan batuk biasa sehingga tidak perlu menerapkan anjuran 5M. Dari

50 orang tua 62% tidak setuju pencegahan Covid-19 anak usia sekolah

tidak perlu dilakukan dan orang bersikap positif untuk tidak membebaskan

anak bermain tanpa menjaga jarak.

3. Distribusi frekuensi kepatuhan anak usia sekolah

Kepatuhan anak usia sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD

Nagari Pasir Talang Selatan didapatkan lebih dari separuh 32 anak (64%)

tidak patuh dan 18 orang anak patuh dalam pencegahan Covid-19 di SD

Nagari Pasir Talang Selatan Tahun 2022.


52

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Agung dan Ayasti yaitu Analisis Perilaku Siswa Sekolah Dasar

Selama Pandemi Covid-19. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perilaku

siswa diawal pandemi menunjukkan 70% responden mentaati protokol

kesehatan 5M, namun setelah satu tahun pandemi perilaku siswa

menunjukkan hasil 75% responden sudah mengabaikan protokol kesehatan

5M (Nugroho, A, 2022).

Kepatuhan merupakan perilaku individu yang tertuju pada

petunjuk atau instruksi yang telah diberikan dalam bentuk praktik apapun

yang telah ditentukan (Stanley 2007 dalam Sari 2018). Menurut

Notoatmodjo, 2013 kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku dari

perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku mentaati peraturan.

Seperti kepatuhan anak dalam pencegahan Covid-19. Kepatuahn anak

dalam pencegahan Covid-19 yaitu melakukan kebersihan tangan

menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci

tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor, menghindari menyentuh

mata, hidung dan mulut, menerapkan etika batuk atau bersin dengan

menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu

buanglah tisu ke tempat sampah, memakai masker dan membuang masker,

dan menjaga jarak (minimal 1 meter).

Menurut asumsi peneliti lebih dari 50% anak tidak patuh pada

pecegahan Covid-19. Hal ini berkaitan dengan kurangnya perhatian dan

penangan pada anak usia sekolah dalam pencegahan Covid-19. Tidak


53

semua orang tua mengadakan tempat cuci tangan bagi anak usia sekolah

begitupun ketika anak berada dirumah, orang tua memilki pengetahuan

yang baik tentang mewajibkan anak memakai masker ketika keluar rumah,

namun berbanding terbalik dengan hasil observasi peneliti, anak banyak

yang tidak memakai masker dan membiarkan anak bermain tanpa mejaga

jarak. Dari 50 responden 27 orang tua responden bekerja sebagai ibu

rumah tangga, sehingga orang tua tidak mengetahui apa kegiatan anak

ketika berada diluar rumah, anak didapatkan tidak patuh dalam

pencegahan Covid-19 seperti menutup hidung menggunakan tisu. Tingkat

egosentrisme anak usia sekolah pada usia ini menjadi penghalang dalam

pencegahan Covid-19. Sehingga mengakibatkan lebih dari separuh anak

tidak patuh pada penerapan pencegahan Covid-19.

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan orang tua dengan Kepatuhan anak usia

sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan.

Hubungan pengetahuan orang tua dengan kepatuhan anak di SD

Nagari pasir talang selatan dapat dilihat bahwa 50 responden

berpengetahuan kurang dengan kepatuhan anak usia sekolah dalam

pencegahan Covid-19 sebanyak 16 responden (80%) tidak patuh dan 4

responden (20%) patuh. Responden berpengetahuan cukup sebanyak 11

responden (68,7%) tidak patuh dan 5 responden (31,3%) patuh. Responden


54

berpengetahuan baik 5 responden (35,7%) tidak patuh dan 9 responden

(64,3%) patuh. Setelah dilakukan uji statistic Chi Square didapatkan nilai

p value 0,027 (α < 0,05). Hasil uji statistic menunjukkan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan orang tua dengan kepatuhan anak usia

sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ressa A, dkk (2020) tentang hubungan pengetahuan

dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada anak usia sekolah di kota

Jakarta Selatan, menemukan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan

orang tua dengan pencegahan Covid-19 pada anak usia sekolah.

Pengetahuan dikatakan sebagai hasil penginderaan manusia,

atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki

(mata, hidung, telinga, dan sebagainya. Sehingga seseorang dapat

memahami, menerima, mengaplikasikan dan mengevalusi suatu keadaan

yang baru. Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh

oleh seseorang melalui panca indera (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan

orang tua tentang pencegahan Covid-19 seperti memakai masker ketika

keluar rumah, menjaga jarak minimal 1 meter, tidak menyentuh bagian

hidung dan mulut, menjaga mobilitas fisik dan menjauhi kerumunan

(Kemenkes RI 2020).

Kepatuhan anak dalam pencegahan Covid-19 yaitu melakukan

kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat

kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor,
55

menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut, menerapkan etika batuk

atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian

dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah, memakai masker dan

membuang masker, dan menjaga jarak (minimal 1 meter).

Menurut asumsi peneliti diketahui terdapat hubungan antara

pengetahuan orang tua dengan kepatuhan anak usia sekolah dalam

pencegahan Covid-19. Pengetahuan terbagi menjadi tiga kategori yaitu

pengetahuan baik, pengetahuan cukup dan pengetahuan kurang. Dari hasil

yang didapatkan pada orang tua berpengetahuan kurang terdapat (80%)

anak tidak patuh dalam pencegahan Covid-19, Semakin kurang

pengetahuan orang tua maka semakin tidak patuh anak dalam pencegahan

Covid-19. Dari orang tua berpengetahuan cukup didapatkan (68,7%) anak

tidak patuh pada pencegahan Covid-19. Sedangkan pada orang tua

berpengetahuan baik didapatkan (64,3%) anak patuh dalam pencegahan

Covid-19.

Pengetahuan orang tua dalam pencegahan covid-19 pada anak

usia sekolah berada pada tingkat tahu (knowlage) hingga pada tingkatan

aplikasi (Aplication). Pengetahuan orang tua dalam pencegahan Covid-19

sangat penting diperhatikan, mengingat bahwa rendahnya pengetahuan

orang tua mengakibatkan anak menjadi tidak patuh terhadap pencegahan

Covid-19. Pentingnya memberikan edukasi dan informasi lebih rinci

mengenai Covid-19 dapat membantu orang tua dalam memenui aspek

pengetahuan.
56

2. Hubungan Sikap orang tua dengan Kepatuhan anak usia sekolah

dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan.

Hubungan sikap orang tua dengan kepatuhan anak usia sekolah

di SD Nagari pasir talang selatan dapat diketahui dari 50 responden yang

bersikap negatif sebanyak 23 responden (79,3%) tidak patuh dan 6

responden (20,3%) patuh. Dari responden yang bersikap positif sebanyak

9 responden (42,9%) tidak patuh dan 12 responden ( 57,1%) patuh. Setelah

itu dilakukan uji statistic Chi Square dan didapatkan nilai p value 0,019.

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap orang tua dengan

kepatuhan anak dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Iis P dan Riska A tentang perilaku orang tua dalam pecegahan Covid-

19 pada anak usia sekolah yang menunjukkan bahwa sikap orang tua

mayoritas baik sebanyak 59 orang tua (78,7%) dalam pencegahan Covid-

19 pada anak usia sekolah.

Sikap adalah respon atau reaksi yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu objek atau stimulus. Sikap merupakan komponen

yang sangat penting dalam perilaku kesehatan yang kemudian diasumsikan

bahwa ada hubungan langsung antara sikap dan perilaku orang tua dalam

pencegahan Covid-19. Pengetahuan yang baik akan menjadi penentu

seorang individu untuk mentukan sikap dalam menangani suatu masalah.


57

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata maka diperlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memerlukan.

Sikap yang harus dimiliki meliputi keinginan dalam melakukan

pencegahan penularan Covid-19. Sikap orang tua yang baik akan

dilaksanakan dengan konsisten bila ada aturan yang tegas dari pemangku

kebijakan dan aturan yang baik. Sehingga penting dalam membentuk sikap

masyarakat yang didukung oleh kebijakan pemerintah (Firda & Haksama,

2020).

Menurut asumsi peneliti didapatkan orang tua yang memilki

sifat negatif memilki anak yang tidak patuh sebanyak 79,3% dan orang tua

yang bersikap positif memiliki anak dengan kepatuhan sebanyak 57,1%.

Semakin negatif sikap orang tua maka semakin banyak anak yang tidak

patuh dalam pencegahan Covid-19, Begitupun sebaliknya, semakin positif

sikap orang tua maka semakin tinggi kepatuhan anak dalam pencegahan

Covid-19. Sikap orang tua terhadap pencegahan Covid-19 berada pada

tingkat menerima (Receiving) hingga merespon (Responding). Umumnya

responden dapat menerima dan merespon pencegahan Covid-19.

Responden yang hanya menerima tidak merespon dengan baik pencegahan

covid-19 sehingga mengakibatkan pencegahan Covid-19 tidak terlaksana

dan timbul sikap negatif. Sikap negatif pada orang tua juga dipengaruhi

oleh ketidakingin tahuan orang tua tentang pencegahan Covid-19 serta

kurangnya pengetahuan menjadi salah satu penyebab orang tua tidak

begitu tahu bagaimana cara pencegahan Covid-19 tersebut, disinalah peran


58

institusi terkait sangat penting guna memberikan informasi mengenai

pentingnya pencegahan Covid-19 sehingga orang tua tidak lagi

menganggap tabu pencegahan Covid-19.


59

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap orang

tua dengan kepatuhan anak usia sekolah dalam pencegahan covid-19 di SD

Nagari pasir talang selatan tahun 2022, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. 20 orang tua (40%) berpengetahuan kurang dalam pencegahan Covid-19

pada anak usia sekolah di SD Nagari Pasir Talang Selatan Tahun 2022.

2. Lebih dari separuh 29 orang tua (58%) bersikap negatif dalam pencegahan

Covid-19 pada anak usia sekolah di SD Nagari Pasir Talang Selatan Tahun

2022.

3. Lebih dari separuh 32 anak usia sekolah (64%) tidak patuh dalam

pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang Selatan Tahun 2022.

4. Terdapat hubungan antara pengetahuan orang tua dengan kepatuhan anak

anak usia sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan Tahun 2022 dan didapatkan p value 0,026.

5. Terdapat hubungan antara sikap orang tua dengan kepatuhan anak anak

usia sekolah dalam pencegahan Covid-19 di SD Nagari Pasir Talang

Selatan Tahun 2022 dan didatkan p value 0,019.

B. Saran

1. Bagi responden

Diharapkan responden dengan pengetahuan kurang dan sikap yang

negatif dapat meningkatkan informasi dan sikap positif agar anak patuh

dalam pencegahan Covid-19.


60

2. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil peneltian dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan peneliti dalam bidang metedologi penelitian.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan agar dapat melanjutkan penelitian dengan

lebih luas dan mendalam tentang hubungan pengetahuan dan sikap orang

tua dengan kepatuhan anak usia sekolah dalam pencegahan Covid-19.

Sehingga hasil penelitiannya dapat dipergunakan memperkaya khasanah

ilmu pengetahuan.

4. Bagi Lokasi Penelitian

Diharapkan orang tua dapat menganjurkan anak untuk memakai masker

ketika keluar rumah dan menganjurkan anak menjaga jarak.

5. Bagi Sekolah

Diharapkan sekolah dapat menyediakan tempat mencuci tangan untuk

anak usia sekolah.

Anda mungkin juga menyukai