PENDAHULUAN
Karena masih banyak masyarakat yang meremehkan virus corona dan tidak
mengikuti persyaratan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, risiko
penularan Covid-19 terus meningkat. Untuk itu, tidak hanya diwajibkan
melakukan pelaksanaan prosedur kesehatan, tetapi juga melakukan intervensi
tambahan yang efektif, seperti upaya vaksinasi Covid-19 sedini mungkin guna
mencegah penyebaran Covid-19 (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020). Vaksin tidak
hanya melindungi mereka yang telah divaksinasi, tetapi juga seluruh masyarakat
dengan mencegah penyebaran penyakit. Pengembangan vaksin sangat penting
untuk menghasilkan vaksinasi yang aman dan efisien karena dapat mencegah dan
menghentikan penyebaran penyakit di masa depan. Apalagi saat virus menyebar
dengan cepat oleh karna itu vaksin yang dapat digunakan dalam jangka cepat
diperlukan untuk mengurangi keparahan penyakit (Sari, 2020).
Secara umum, ada tiga jenis sikap terhadap vaksinasi di antara kelompok
masyarakat yaitu kelompok vaksinasi, kelompok ragu atau suspek vaksin dan
kelompok penolakan (Heryana, 2020). Ketika vaksin tersedia secara luas,
keraguan mengenai efektivitas dan potensi keamanannya muncul. Keraguan
vaksin dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, penyedia, sikap dan keyakinan
vaksinasi, serta masalah organisasi, politik, budaya atau sejarah yang lebih luas
(MacDonald et al, 2015). Persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, menurut
Krech dan Crutchfield dalam Rakhmat (2007) diantaranya faktor fungsional atau
personal, struktural dan situasional. Usia, jenis kelamin, kebutuhan, pengetahuan,
pendidikan, pekerjaan, uang, masa kerja, motivasi, kepribadian, dan posisi sosial
merupakan faktor fungsional atau personal. Lingkungan, latar belakang budaya,
dan agama merupakan pengaruh dari faktor struktural, Sedangkan faktor
situasional meliputi petunjuk proksemik dan kinesik.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Rt.003/Rw.05
Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang dari 10
responden melalui wawancara diantaranya 7 responden mereka mengatakan tidak
setuju dengan vaksin Covid-19 karna masih ragu disebabkan banyak terdapat
isu-isu yang mempengaruhi tentang informasi vaksin Covid-19 seperti faktor
kehalalan, efektivitas dan manfaat serta keamanan vaksin Covid-19 dan 3
responden lainnya setuju dengan vaksin dan sudah divaksin. Oleh karena itu
persepsi yang berbeda-beda pada mayarakat di Teluknaga Kabupatern Tangerang
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Karna masih banyaknya masyarakat
yang belum divaksin dengan persepsi yang berbeda-beda tersebut maka peneliti
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai apa saja faktor-faktor yang
berhubungan dengan persepsi masyakarat terhadap vaksin Covid-19 di wilayah
Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
b) Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi pengalaman langsung bagi peneliti
dalam pembuatan kuesioner serta terjun langsung dilapangan untuk
mengetahui lebih dalam persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19 di wilayah Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang
Tahun 2022.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Kasus Suspek
1) Seseorang yang memiliki salah satu dari kondisi berikut ini
dianggap sebagai kasus suspek yaitu orang yang menderita Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang pernah pergi atau tinggal di
negara/wilayah yang dilaporkan telah terjadi penularan lokal di
Indonesia dalam 14 hari terakhir sebelum timbulnya gejala.
2) Seseorang yang pernah kontak dengan riwayat kasus terkonfirmasi
Covid-19 dalam 14 hari terakhir sebelum timbulnya gejala dan
sedang mengalami gejala atau tanda ISPA.
3) Pasien ISPA berat atau pneumonia berat harus dirawat di rumah
sakit untuk mendapatkan pengobatan, yang harus berdasarkan bukti
klinis.
b. Kasus Probable
Kasus dengan dugaan ARDS berat atau kematian karena gejala klinis
Covid-19 yang meyakinkan tetapi hasil uji laboratorium Rt-PCR tidak
memungkinkan atau tidak ada.
c. Kasus Konfirmasi
Kasus terverifikasi atau seseorang yang hasil pemeriksaan laboratorium
RTPCR virus Covid-19 positif. Ada dua jenis kasus konfirmasi.yaitu :
1. Gejala kasus yang dikonfirmasi (dengan gejala / sympromatic)
2. Kasus terkonfirmasi asimtomatik (tidak bergejala)
d. Kontak erat
Orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan kasus
terkonfirmasi atau suspek Covid-19. Berikut ini adalah contoh catatan
riwayat kontak yang mencurigakan :
1) Dalam radius 1 meter dan dalam waktu 15 menit atau lebih, kontak
tatap muka dengan kasus yang mungkin atau yang dikonfirmasi.
2) Kontak fisik langsung yang dilakukan dalam kurun waktu singkat
(seperti berjabat tangan, meremas tangan)
3) Orang yang melakukan tindakan perawatan pada kasus yang telah
terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa menggunakan standar alat
perlindungan diri (APD).
e. Pelaku Perjalanan
Seseorang yang pernah melakukan riwayat perjalanan dalam waktu 14
hari terakhir dari dalam negeri maupun luar negeri .
f. Discarded
Jika terpenuhi, itu adalah salah satu dari kondisi berikut:
1) Pasien yang telah dicurigai dan pada tes RT-PCR selama 2 hari
berturut-turut hasil pada tes tersebut negatif (interval> 24 jam).
2) Seseorang yang telah berstatus kontak langsung dan telah
meyelesaikan 14 hari masa karatina .
g. Selesai Isolasi
Isolasi akan selesai jika salah satu dari kondisi berikut terpenuhi:
1) Tidak ada kasus yang dikonfirmasi tanpa gejala.
2) Demam dan gejala pernapasan memudar setelah tiga hari, dan
kasus/gejala dengan tes RT-PCR negatif dua kali lebih mungkin
untuk diverifikasi sebagai kasus yang dikonfirmasi. Kemungkinan
kasus tanpa RT-PCR tindak lanjut/simptomatik (gejala) kasus
diverifikasi adalah 10 hari setelah awal gejala, ditambah setidaknya
3 hari setelah timbulnya demam dan gejala pernapasan.
h. Kematian
Kasus Covid-19 yang sedang dipantau telah terbukti atau berpotensi
mengakibatkan kematian akibat Covid-19.
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).
2.2 Vaksinasi Covid-19
2.2.1 Definisi Vaksin
Vaksin berawal dari kata Latin "vaccine" yang mengacu pada bakteri yang
disebut Variolae vaccinae yang awalnya digunakan untuk mencegah efek cacar
atau cacar pada manusia pada tahun 1798. Semua preparasi biologis dan sintesis
bahan menggunakan organisme hidup yang meningkatkan kekebalan terhadap
penyakit, mencegah (prophylactic vaccines) atau perawatan penyakit yang
disebut dengan vaksin (therapeutic vaccines). Lebih dari sebelumnya, vaksinasi
adalah strategi yang aman dan efisien untuk mencegah penyakit dan
menyelamatkan nyawa. Setidaknya 20 penyakit saat ini dilindungi oleh vaksin,
termasuk difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak. Setiap tahun, vaksin
ini membantu menyelamatkan nyawa hingga 3 juta orang. (Word Health
Organization, 2020).
Vaksin Covid-19 adalah produk biologis yang terdiri dari antigen yang
ketika diberikan kepada manusia menyebabkan mereka memperoleh secara aktif
kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin untuk pencegahan infeksi SARS-
CoV-2 sedang dikembangkan oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia, pada
berbagai platform, antara lain vaksin virus yang dilemahkan, vaksin hidup yang
dilemahkan, vaksin vektor virus, dan vaksin asam nukleat, seperti virus.
Vaksinasi (vaksin mirip virus) dan vaksin subunit protein adalah dua jenis
vaksin. Tujuan pengembangan vaksin adalah untuk menghentikan penyebaran
Covid-19, meminimalkan kesakitan dan kematian terkait Covid-19, memperoleh
kekebalan kelompok masyarakat dan melindungi masyarakat dari Covid-19
sehingga bisa tetap menjaga produktivitas sosial dan ekonomi pada masyarakat
(Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020). Menurut Menteri Kesehatan, vaksin Covid-19
memiliki tiga keunggulan termasuk memperkuat kekebalan setiap orang yang
divaksinasi langsung, jika jumlah penduduk yang sudah divaksinasi besar maka
sistem kekebalan penduduk tersebut akan melindungi mereka yang belum
divaksinasi atau yang belum menjadi populasi target vaksin (Winanto, 2020).
a) Tahap praklinik
b) Tahap klinis (fase 1-3)
c) Penetapan penggunaan vaksin.
Vaksinasi Covid-19 hanya diberikan oleh pemerintah jika telah terbukti
aman dalam uji klinis dan telah mendapatkan Emergency Use Authorization
(EUA) dari BPOM. Pengembangan vaksin yang rata-rata memakan waktu 10-20
tahun, kini bisa selesai dalam 1 hingga 3 tahun. Kandidat vaksin harus melalui
semua fase praklinis, uji klinis tahap 1, 2, dan 3dan penetapan penggunaan
vaksin, meskipun prosesnya dipercepat. Vaksin yang akan tersedia untuk
masyarakat umum telah menyelesaikan uji klinis fase 3 yang menilai keamanan
dan kemanjuran vaksin. Vaksin dengan tingkat efikasi 50-70 persen dan
kekebalan terhadap penyakit setidaknya selama 12-18 bulan akan dinyatakan
layak digunakan di seluruh dunia (Kemenkes RI, 2021).
Covid-19
Vaksin Covid-19
Stimulus
Faktor
Fungsional/Personal Respon/Reaksi
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Pendidikan
Persepsi Masyarakat
4) Pengetahuan
terhadap vaksin Covid-
5) Pekerjaan
19
6) Status
pernikahan
7) Status
Ekonomi
Faktor Struktural
1) Lingkungan
2) Latar Budaya
3) Agama
Keterangan :
= Yang di telilti
= Yang tidak di teliti
Kerangka konsep adalah uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan
antara konsep satu dengan konsep lainnya atau antara variable satu dengan variable
lainnya sesuai dengan masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2018). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independen) yaitu usia, jenis kelamin,
pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, status pernikahan status ekonomi dan yang
menjadi variabel terikat (dependen), yaitu Persepsi masyarakat terhadap vaksin
Covid-19. Variabel tersebut dapat digambarkan bagan kerangka konsep penelitian
sebagai berikut:
1. Usia
2. Jenis kelamin Persepsi Masyarakat
3. Pendidikan terhadap vaksin
4. Pengetahuan Covid-19
5. Pekerjaan
6. Status pernikahan
7. Status Ekonomi
3.2. Hipotesis
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
Desain penelitian merupakan suatu bagan dalam penelitian yang dimana dapat
dirangkap dengan sedemikian rupa, agar peneliti dapat memperoleh jawaban atas
pertanyaan penelitian (Kartika, 2017).
Metode penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dimana rancangan
ini mempelajari hubungan antar variabel dengan dengan observasi atau pengumpulan
datanya hanya dilakukan sekaligus atau dalam satu waktu (point time approach), yang
maksudnya adalah pengambilan data pada subjek penelitian diobservasi dan dilakukan
sekali saja dalam satu waktu secara bersamaan tanpa dilakukan evaluasi ulang pada
setiap variabelnya dan tidak memerlukan waktu yang lama (Notoatmodjo, 2012).
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari sampel di dalam penelitian yang akan
dilakukan. Populasi penelitian ini adalah masyarakat di Rt.003/Rw.05 Desa
Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang yang jumlahnya
adalah 172 orang.
4.3.2 Sampel
Cara pemilihan sampel menggunakan metode total sampling yaitu seluruh
masyarakat di Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga,
Kabupaten Tangerang.
1) Kriteria Inklusi
a. Dewasa(18-40 Tahun)
Lansia(41-59 Tahun)
b. Masyarakat di Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan
Teluknaga, Kabupaten Tangerang yang sudah atau belum melakukan
vaksin Covid-19.
c. Berkenan menjadi responden dalam penelitian.
2) Kriteria Eklusi
a. Masyarakat yang berumur kurang dari >18 tahun
b. Responden yang sedang mengalami penyakit kronis
c. Responden yang tidak bias baca dan tulis
b) Jenis Kelamin
Variabel ini untuk mengetahui jenis kelamin masyarakat di
Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga,
Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data variabel jenis kelamin
menggunakan lembar kuisioner yang diwakili dengan 1 butir
pertanyaan mengenai jenis kelamin sampel pada saat penelitian
berlangsung. Pengkategoriannya sebagai berikut:
1. Laki-Laki
2. Perempuan
c) Pendidikan
Variabel ini untuk mengetahui pendidikan masyarakat di
Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga,
Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data variabel pendidikan
menggunakan lembar kuisioner yang diwakili dengan 1 butir
pertanyaan mengenai jenis pendidikan sampel pada saat penelitian
berlangsung. Pengkategoriannya sebagai berikut:
2. Belum menikah
e) Status ekonomi
Variabel ini untuk mengetahui status ekonomi yaitu pendapatan
masyarakat di Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar, Kecamatan
Teluknaga, Kabupaten Tangerang ditentukan bedasarkan UMR
Kabupaten Tangerang sesuai Surat Edaran Nomor
561/Kep.272.-Huk/2020. Pengumpulan data variabel status ekonomi
menggunakan lembar kuisioner yang diwakili dengan 1 butir
pertanyaan mengenai status ekonomi sampel pada saat penelitian
berlangsung. Pengkategoriannya sebagai berikut:
Uji validitas ialah suatu indeks yang dapat menunjukkan alat ukur
tersebut benar - benar mengukur apa yang diukur. Keusioner pada penelitian
ini terdiri dari 20 pertanyaan untuk aspek pengetahuan dan 10 pertanyaan
untuk aspek persepsi. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi
Pearson, kemudian skor yang didapat tersebut dari setiap pertanyaan akan
dikorelasikan dengan skor total untuk setiap variabel. Setelah semua korelasi
dari setiap pertanyaan dengan skor diperoleh, maka nilai-nilai tersebut akan
dibandingkan dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah responden
sebesar 20 orang ialah 0.442. Sehingga jika nilai dari koefisien korelasi
Pearson dari suatu pertanyaan itu berada di atas nilai . r tabel tersebut, maka
pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas pada instrumen
persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 didapatkan 10 pertanyaan
dinyatakan valid karna hasil dari total korelasi berada diatas nilai r. Hasil uji
validitas pada instrumen pengetahuan masyarakat trhadap vaksin Covid-19
didapatkan 20 pertanyaan valid dengan hasil total kolerasi person berada diatas
nilai r.
4) Cleaning
Pembersihan data atau cleaing ialah suatu kegiatan pemeriksaan ulang
kembali untuk data yang sudah di input pada komputer, apakah ada
kesalahan atau tidak.
4.6.2 Analisa Data
Data yang sudah dikumpulkan menggunakan kuesioner, akan diproses dan
diuji untuk mengetahui Faktor-Faktor yang berhubungan dengan persepsi
masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar,
Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Analisa data yang dipakai pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi
frekuensi dan besarnya proporsi dari variable dependen dan variable
independen yang disajikan secara deskriptif. Adapun variabel yang akan
dianalisis menggunakan analisis univariat adalah Persepsi Masyarakat,
Usia, Jenis kelamin, Pendidikan, Pengetahuan, Pekerjaan, Status
Pernikahan, Status Ekonomi di Rt.003/Rw.05 Desa Kampung Besar,
Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
2) Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen (Usia,
Jenis Kelamin, Pengetahuan, Pekerjaan, Pendidikan, Status Pernikahan dan
Status Ekonomi) dengan variabel dependen (Persepsi Masyarakat terhadap
Vaksin Covid-19). Interpretasi nilai P-value dengan CI 95% (α = 5%) , jika
P-value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada
hubungan antara kedua variabel. Sebaliknya jika P-value ≤ 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan antara kedua
variabel.
Syarat menggunakan uji chi square adalah variabel yang diteliti yaitu
kategorik dengan kategorik, dan table 2x2 dengan tidak boleh ada sel yang
mempunyai nilai harapan (expected) kurang dari 5, lebih dari 20% dari
jumlah sel. Jika syarat uji chi square tidak terpenuhi maka gunakan uji
alternatif, yaitu uji fisher exact. Hasil uji dikatakan ada hubungan yang
bermakna bila nilai P-value ≤ α (P- value ≤ 0,05) dan hasil uji dikatakan
tidak ada hubungan yang bermakna secara statistic apabila nilai Pvalue > α
(Pvalue > 0,05.
Peneliatian ini tidak lepas tentunya dari ketebatasan, adapun keterbatasan yang ada
dipenelitian ini :