PROPOSAL PENELITIAN
DI SUSUN OLEH :
IIS NURLINA
20010094
Corona virus adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat.Ada dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
RespiratorySyndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS).Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnyapada manusia.Virus penyebab COVID-19 ini
dinamakan Sars-CoV-2.Virus corona merupakanzoonosis (ditularkan antara hewan
dan manusia).Sebuah Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari
kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.Adapun,
hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.
(Kemenkes RI 2020).
World Health Organization (WHO), Pada Februari 2020 memberi nama virus baru
tersebut Severa acuterespiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama
penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Pada mulanya transmisi
virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-manusia.
Jumlah kasus terus
bertambah seiring dengan waktu.Selain itu, terdapat kasus 15 petugas medis terinfeksi
oleh salah satu pasien.Salah satu pasien tersebut dicurigai kasus “super spreader”.
Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke
manusia(Kemenkes RI 2020).
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan
masa inkubasi terpanjang 14 hari.Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian.Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus
adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil
rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.berdasarkan bukti ilmiah,
COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin
(droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah
orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien
COVID-19 (Kemenkes RI 2020).
Sementara itu data yang didapat dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten kasus
terkonfirmasi COVID-19 di Provinsi Banten berjumlah 122 kasus positif, 94 orang
dirawat, 10 orang sembuh, dan 18 orang meninggal. Sedangkan orang dalam
pemantauan (ODP) berjumlah 3210 orang, 2705 orang masih dipantau, 505 orang
dinyatakan sembuh. Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 444 orang, 380
orang masih dirawat, 39 sembuh, dan 25 orang meninggal (Bantenprov.go.id 2020).
Dari data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang kasus
terkonfirmasi COVID-19 di Kabupaten Pandeglang berjumlah 0 orang. Sedangkan
untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten Pandeglang berjumlah 685
orang, masih dipantau 601 orang, sembuh 84 orang. Untuk Pasien Dalam Pengawasan
( PDP ) di Kabupaten Pandeglang berjumlah 11 orang dengan masih dirawat 5 orang,
sembuh 6 orang (Bantenprov.go.id 2020).
Sejak bulan Desember 2011 Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 35 kecamatan dan
339 desa/kelurahan dengan 4 (empat) tambahan desa, yaitu
B. Rumusan Masalah
Dikarenakan semakin tingginya kasus COVID-19 atau Coronavirus di Indonesia
ataupun di beberapa Daerah Provinsi dan Kabupaten yang menyebabkan kenaikan
angka yang cukup tinggi setiap harinya, hal ini dikarenakan masyarakat yang masih
banyak menyepelekan atau menggampangkan terkait penyebaran dan
masalah yang terjadi dari Coronavirus ini. Selain itu masih banyak masyarakat yang
berpergian dan beraktivitas diluar rumah tanpa menghiraukan kesehatan dirinya sendiri.
Di Provinsi Banten sendiri kasus terkonfirmasi COVID-19 berjumlah 122 kasus positif,
94 orang dirawat, 10 orang sembuh, dan 18 orang meninggal. Sedangkan orang dalam
pemantauan (ODP) berjumlah 3210 orang, 2705 orang masih dipantau, 505 orang
dinyatakan sembuh(Bantenprov.go.id 2020).
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah ada hubungan pengetahuan dengan
sikap masyarakat tentang pencegahan virus Covid – 19 di Kampung Sodong Desa
Sodong Kecamatan Saketi Pandeglang tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan
penyebaran virus corona .
b. Mengetahui gambaran sikap masyarakat tentang pencegahan dan penyebaran
virus corona .
c. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap masayarakat tentang
pencegahan dan penyebaran virus corona .
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Stikes Medika Seramoe Barat
Sebagai sumber bacaan, ilmu pengetahuan dan masukan dari hasil penelitian
hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan virus Covid –
19.Serta sebagai pendokumentasian hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai
bahan acuan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi Lahan Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai pengetahuan baru untuk
masyarakat mengenai penyebaran dan pencegahan virus Covid-19 di Kampung
Sodong Desa Sodong Kecamatan Saketi Pandeglang.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan informasi, dan wawasan untuk peneliti sehingga
mendapatkan lebih banyak pengetahuan mengenai hubungan pengetahuan dan
sikap masyarakat tentang pencegahan virus Covid – 19 di Kampung Sodong Desa
Sodong Kecamatan Saketi Pandeglang .
4. Ruang Lingkup
Penelitian ini meneliti tentang hubungan pengetahuan dengan sikap masyarakat
tentang pencegahan virus Covid – 19 di Kampung Sodong Desa Sodong Kecamatan
Saketi Pandeglang .Objek penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di
Kampong Sodong, Desa Sodong, Kecamatan Saketi. . Penelitian ini akan dilakukan
dari bulan oktober 2021 dan dilakukan di Kampung Sodong, Desa Sodong,
Kecamatan Saketi . Penelitian ini dilakukan
A. Konsep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Notoatmodjo (2014) juga menjelaskan bahwasannya pengetahuan adalah hal yang
diketahui oleh orang atau responden terkait dengan sehat dan sakit atau
kesehatan, missal :tentang penyakit (penyebab,cara penularan, dan cara
pencegahan), gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga
berencana,dan lain sebagainya.
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif (Notoatmojo, 2012) terbagi
dalam 6 tingkat, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya.
Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling trendah karena tingkat ini
hanya mengingat kembali (recall) terhadap suatu hal yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara b\ar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Mereka yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang
dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
dipelajari pada suatu situasi atau kondisi real (kondisi sebenarnya).
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang ada.
b. Faktor eksternal :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan
yang diberikan kepada anak yang tertuju pada kedewasaan.
2) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer atau sekunder, keluarga dengan
status ekonomi lebih baik mudah tercukupi disbanding dengan keluarga
dengan status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan
akan informasi termasuk kebutuhan sekunder. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.
3) Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang.Adanya informasi baru mengenai suatu hal
memberika landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
baru tersebut. Meskipun seseorang memiliki
pendidikan rendah tetapi jika ia mendapat informasi yang cukup baik dari
berbagai media maka hal itu dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengetahuan kita karena lingkungan memberi pengaruh pertama
bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal positif atau hal
negatif tergantung dari lingkungannya. Di dalam lingkungan inilah
seseorang akan mendapatkan pengalaman yang akan mempengaruhi cara
berfikirnya.
b. Penelitian Kualitatif
Penelitiankualitatifbertujuanuntukmenjawabbagaimanasuatufenomena itu
terjadi ataumengapa terjadi.Misalnya penelitian kesehatan tentang demam
berdarah di suatukomunitastertentu. Metode pengukuran pengetahuan dalam
penelitian kualitatif antara lain:
1) Wawancara Mendalam
Mengukur variabel pengetahuan dengan metode wawamcara mendalam, adalah
peneliti mengajukan suatu pertanyaan sebagai pembuka,yang akan membuat
responden menjawab sebanyak–banyaknya dari pertanyaan tersebut. Jawaban
responden akan diikuti pertanyaan selanjutnya dan terus menerus sehingga
diperoleh informasi dari responden dengan sejelas–jelasnya.
2) Diskusi Kelompok Terfokus ( DKT )
Diskusi kelompok terfokus atau “Focus group discussion”dalam menggali
informasidari beberapa orang responden sekaligus dalam kelompok. Peneliti
mengajukan pertanyaan yang akan memperoleh jawaban yang berbeda dari
semua responden dalam kelompok tersebut. Jumlah kelompok dalam diskusi
kelompok terfokus sebenarnya tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu
sedikit antar 6–10 orang (Notoatmodjo, 2014).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Febriyanto dengan judul Hubungan Antara
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat Di MI
Sulaimaniyah Mojoagung Jombang didapatkan adanya hubungan antara
pengetahuan dan sikap responden dengan perilaku pemilihan jajanan sehat di
MI Sulaimaniyah Jombang (Febriyanto, 2016).
B. Konsep Sikap
1. Definisi Sikap
Menurut Notoatmodojo, (2010) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap yang dimiliki setiap
individu merupakan sikap yang utuh karena dibentuk oleh karakteristik dan
komponen pokok.Karakteristik terdiri dari selalu ada objeknya, bersifat
evaluative, relative mantap, dan dapat diubah. Sedangkan
b. Angket
Demikian pengukuran sikap menggunakan metode angket,juga menggali
pendapat ataupenilaian responden terhadap objek kesehatan melalui
pertanyaan dan jawaban tertulis.
2. Kualitatif
a. Pengukuran sikapdenganmetode kualitatif,substansi pertanyaannya sama
dengan pertanyaan pada metode penelitian kuantitatif, yaitu wawancara
mendalam dan Diskusi Kelompok Terfokus (DKT). Dalam wawancara
mendalam dandiskusi kelompokterfokusyakni seperti pertanyaan dalam
metode penelitian kuantitatifuntuk sikap, tetapi pertanyaannya bersifat
menggali pendapat atau penilaian responden terhadap objek (Notoatmodjo,
2014 ).
b. Penelitian yang dilakukan oleh Susiloningtyas didalam Embrio Jurnal
Kebidanan yang berjudul Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Dismenore Dengan Sikap Penanganan Dismenore didapatkan adanya
hubungan pengetahuan remaja putri tentang Dismenore dengan sikap
penanganan Dismenore(Susiloningtyas, 2018).
Cara penyebaran beberapa virus atau patogen dapat melalui kontak dekat,
lingkungan atau benda yang terkontaminasi virus, droplet saluran napas, dan
partikel airborne.Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter
>5um.Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter) ke
permukaan mukosa yang rentan. Partikel droplet cukup besar sehingga tidak
akan bertahan atau mengendap di udara dalam waktu yang lama. Produksi
droplet dari saluran napas diantaranya batuk, bersin atau berbicara serta tindakan
invasif prosedur respirasi seperti aspirasi sputum atau bronkoskopi, insersi tuba
trakea.(PDPI 2020).
1. Kelompok OTG
Kelompok pertama merupakan orang yang tidak memiliki gejala , namun
memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang positif Covid-19 atau di
sebut Orang Tanpa Gejala (OTG). Kelompok ini akan melalui
pemeriksaan RT antibodi jika pemeriksaan pertama menunjukan hasil :
a). Negatif , tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan
menerapkan PHBS danphysical distancing; pemeriksaan ulang pada
hari ke10.Jika hasil pemeriksaan ulang positif,maka dilanjutkan
dengan pemeriksaan RTPCR sebanyak 2 kali selama2 hari berturut-
turut, apabila tersedia fasilitas pemeriksaanRT PCR.
b). Positif, tatalaksana selanjutny aadalah karantina mandiri dengan
menerapkan PHBS dan physical distancing; Pada kelompok ini juga
akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RTPCR sebanyak 2 kali
selama 2 hari berturut-turut,apabila tersedia fasilitas pemeriksaan RT
PCR.
2. Kelompok ODP
Kelompok kedua merupakan orangyang terklasifikasi sebagai Orang
Dalam Pemantauan (ODP).Kelompokini akan melalui pemeriksaan RT
antibody dan jika pemeriksaan pertama menunjukkan hasil:
a). Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah dengan
menerapkan PHBS dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada
hari ke 10.Jika hasil pemeriksaan ulang positif, maka dilanjutkan
dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak2 kali selama 2 hari berturut-
turut, apabila tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR.
b). Positif,tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri dirumah dengan
menerapkan PHBS dan physical distancing; Pada kelompok ini
juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2
kaliselama 2 hari berturut-turut, apabila tersedia fasilitas pemeriksaan
RT PCR.
3. Kelompok PDP
Kelompok ketiga merupakan orang yang terklasifikasi sebagai Pasien
Dalam Pengawasan (PDP).Kelompok ini akan melalui pemeriksaan RT
antibody dan jika pemeriksaan pertama menunjukkan hasil:
a) Negatif,tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri rumah dengan
menerapkan PHBS dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada
hari ke10.Jika hasil pemeriksaan ulang positif ,maka dilanjutkan
dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-
turut.Apabila mengalami
a) Apabila Analisa Gas Darah tidak bisa dilakukan, saturasi Oksigen <
90%
b) Penurunan Kesadaran
c) Adanya tanda – tanda sepsis