Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN TENTANG COVID-19

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Patofisiologi

Dosen pengampu

Junaedi, M. Kep

Oleh:

Tengku Rafli Maulana

NIM: 42010119A068

Kelas Reguler C S

Tingkat 3 Semester 5

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIKes) CIREBON

Jl. Brigjen Dharsono Bypass, Kec. Kedawung, Kab. Cirebon 45153

CIREBON

2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [judul makalah]
ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas [dosen/guru] pada [bidang studi/mata kuliah] [nama bidang
studi/mata kuliah]. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang [topik makalah] bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Saya
mengucapkan terima kasih kepada [bapak/ibu] [nama guru/dosen], selaku
[guru/dosen] [bidang studi/mata kuliah] [nama bidang studi/mata kuliah] yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangunakan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona virus atau yang dikenal dengan Covid-19 merupakan kasus pneumonia
baru yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Dalam waktu satu
bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand,
Jepang, dan Korea Selatan. Dalam waktu beberapa bulan, sudah menyebar ke
seluruh dunia. (Kemenkes RI, 2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus
jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi
Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan
sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14
hari. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. (Kemenkes RI, 2020)
Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak
langsung, atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi seperti air
liur dan sekresi saluran pernapasan atau droplet saluran napas yang ke luar saat
orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau menyanyi. (WHO, 2020).
Penularan Covid-19 dapat terjadi dimana saja terutama tempat yang terdapat
banyak orang berinteraksi sosial, seperti ditempat kerja, tempat ibadah, pusat
perbelanjaan dan tempat wisata juga lingkungan sekolah yang banyak terdapat
anak-anak. (Morawska & Cao, 2020). Anak-anak merupakan kelompok berisiko
tinggi atau rentan terserang penyakit. Selain itu, anak-anak juga sering melakukan
bermain dan berkumpul bersama serta belum mendapatkan informasi tentang
protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. (Erlin et al., 2020). Pada
anak-anak yang terinfeksi Covid-19 hanya menunjukkan gejala infeksi virus
musiman seperti flu, batuk, dan demam hingga sering diabaikan oleh orangtua.
Namun gejala tersebut merupakan ancaman, jika sampai terjadi infeksi pada anak-
anak maka peluang paparan virus akan lebih besar ke komunitas yang lebih luas.

3
(Yang et al., 2020) Cara terbaik untuk penanggulangan dan pencegah penyakit ini
adalah dengan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Pemutusan rantai
penularan bisa dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara
disiplin. WHO memberikan petunjuk untuk menerapkan 3M yaitu mencuci tangan
dengan benar, menjaga jarak dengan benar dan memakai masker dengan benar
menjadi hal yang harus dilakukan sebagai wujud tindakan pencegahan dini dari
penyebaran virus Covid-19. Namun kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
mentaati protokol kesehatan tentang pencegahan Covid-19 yang sudah di
rekomendasikan WHO menjadi pemicu semakin cepatnya virus ini menular ke
segala kalangan masyarakat. (Duan et al., 2020).

Dalam proses keperawatan, penilaian tingkat pengetahuan merupakan


bagian dari pengkajian dalam proses keperawatan. Pengkajian dalam proses
keperawatan adalah tahap dasar dari seluruh proses keperawatan dengan tujuan
mengumpulkan informasi dan data-data pasien. Pengkajian yang sistematis dalam
keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan, meliputi pengumpulan data,
analisis data, sistematika data, penentuan masalah, dan dokumentasi data.
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien dalam hal ini
status tingkat pengetahuan protokol kesehatan Covid-19. (Potter et al., 2013).
Pengetahuan tentang protokol kesehatan Covid-19 pada anak sejak usia dini dapat
diartikan sebagai usaha untuk membentuk komitmen dasar dalam menjaga diri dan
lingkungan sekitar dari penyebaran virus Covid-19. (Wardhani et al., 2020).
Pengetahuan cara pencegahan Covid-19 adalah faktor utama seseorang untuk
bersikap dan berperilaku yang benar dalam penerapan hidup sehat. (Putra &
Hasana, 2020).

Berdasarkan data terbaru per tanggal 18 Januari 2021 sudah tercatat


93,194,922 penduduk dunia terkonfirmasi positif virus Covid-19. Untuk Indonesia
sendiri sudah tercatat 896,642 kasus terkonfirmasi positif virus Covid-19. Untuk di
Bali, data terkonfirmasi Covid-19 tercatat 21,292 kasus. Untuk di Kabupaten
Badung tercatat 4,085 kasus dan Kecamatan Kuta Utara tercatat 698 kasus
terkonfirmasi. Tingkat mortalitas Covid-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini
merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. (WHO, 2020). Satgas Covid-19 Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan 11,3 persen dari total jumlah kasus
4
Covid-19 di Indonesia adalah anak-anak. Untuk di Bali per tanggal 1 januari 2021,
kasus kasus terkonfirmasi pada anak berdasarkan rentan usia 0-5 tahun total 387
kasus dan usia 6-18 tahun total 1.310 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Transmisi virus Covid-19 masih tergolong tinggi bila indeks usia pasien ada dalam
rentang 10-19 tahun. Dalam strategi mitigasi atau pencegahan terhadap penyebaran
virus corona saat ini yang mencakup memakai masker dengan benar, mencuci
tangan dengan benar dan menjaga jarak, harus dioptimalkan agar virus tidak
menyebar kepada individu, keluarga, dan masyarakat. (Park et al., 2020).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh UNICEF terhadap 4000 anak dan
remaja usia sekolah terkait Covid-19 menunjukkan masih ada anak usia sekolah
(25%) yang tidak tahu sama sekali tentang Covid-19. Ada yang tahu gejala
penyakit ini, namun belum tahu cara pencegahan. Terjadi peningkatan pengetahuan
setelah difasilitasi dengan informasi kepada anak usia sekolah. Namun sebagian
besar masih belum melakukan physical distancing. (UNICEF, 2020). Namun,
berdasarkan penelitian terbaru dari Survey Cepat Kesiapan Belajar Tatap Muka
oleh Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang dan Perbukuan (2020) mengatakan
bahwa kesiapan siswa sekolah dasar dalam pengetahuan penerapan protokol
kesehatan Covid-19 secara nasional sudah mencapai angka 94%. Namun hal ini
masih belum memenuhi kriteria karena kesiapan dalam pengetahuan protokol
kesehatan Covid-19 harus memenuhi kriteria 100%.

Pada masa pandemi Covid-19, anak usia sekolah dan remaja memiliki risiko
tertular Covid-19 karena aktivitasnya yang tinggi dan kecenderungan
berkelompok. Namun, karena daya tahan tubuh yang baik sering kali Covid-19
pada kelompok tersebut tidak memperlihatkan gejala atau hanya gejala ringan
sehingga sering diabaikan dan berpotensi menular kepada orang sekitar.
(Kemenkes RI, 2020).

Sekolah merupakan salah satu tempat yang berisiko pemicu adanya


pelanggaran protokol kesehatan. Hal ini dikarenakan sekolah merupakan tempat
berisiko tingginya terjadi berkumpulnya banyak orang, sehingga besar
kemungkinan akan terjadinya pelanggaran protokol kesehatan dalam menjaga
jarak. Selain itu, kurangnya pengetahuan terhadap protokol kesehatan pada siswa
juga bisa memicu pelanggaran protokol kesehatan lainya seperti tidak
menggunakan dengan masker dengan benar dan tidak mencuci tangan dengan

5
benar. (Pajarianto et al., 2020). Berdasarkan hal tersebutlah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI menerbitkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35952/MPK.A/HK/2020, Tahun 2020
untuk melakukan pembelajaran secara daring dari rumah dalam rangka pencegahan
penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.

Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2020 tentang


Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat sebagai pedoman untuk
menanganiCovid-19. Keputusan Presiden ini menjadi rujukan bagi lembaga-
lembaga pemerintahan, dari tingkat propinsi sampai kabupaten dalam menangani
Covid-19. Semangat dasar dari undang-undang ini dalah upaya mengatasi dan
mencegah penyebaran Covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan bagi
semua warga negara dalam aktivitas kesehariaannya. Tiga kewajiban utama warga
negara dalam protokol kesehatan tersebut adalah dengan menggunakan masker
dengan benar, mencuci tangan dengan benar dan menjaga jarak dengan benar.
Merujuk sebuah hasil riset, Organisasi kesehatan Dunia, WHO (Word Health
Organization) menyimpulkan bahwa penerapan protokol kesehatan seperti
menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan benar dan menjaga
jarak dapat mengurangi risiko penularan Covid-19 hingga 85 % (WHO, 2020).
Berdasarkan, sejarah, keberhasilan efektivitas menggunakan masker, mencuci
tangan benar dan menjaga jarak dalam mencegah penyebaran Covid-19 ini sudah
dicatat dalam sejarah pandemi dunia. Mengkampanyekan penggunaan masker
dengan benar, mencuci tangan dan menjaga jarak menjadi semangat perjuangan
masyarakat di seluruh dunia kala itu. Kampanye yang terus disebar luaskan ini
mampu menekan pandemi flu Spanyol 1918 dan 1919 yang kala itu melanda dunia
(Crosby, 2003). Dengan cara sederhana yang dapat dicerna oleh segala kalangan
usia, tindakan preventif dapat dilakukan dan disosialisasikan untuk menjaga anak-
anak dari penularan Covid-19. (Wardhani et al., 2020).

Mulai Januari 2021, kebijakan pembelajaran tatap muka dimulai dan


pemberian ijin oleh pemerintahan daerah/kamnwil/kemenag dan tetap dilanjutkan
berjenjang oleh satuan pendidikan dan izin orangtua. Selain tingkat resiko
penyebaran Covid-19 di wilayahnya, faktor yang menjadi pertimbangan dalam
pemberian izin pembelajaran tatap muka yaitu kesiapan peserta didik dalam
pengetahuan tentang protokol kesehatan Covid19 penerapan 3M diantaranya
memakai masker dengan benar, menjaga jarak dengan benar dan mencuci tangan
6
dengan benar. Hal ini tentu wajib dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang
ketat. (Kemendikbud RI, 2020).

Desa Tibubeneng merupakan salah satu desa yang tingkat kepadatan


penduduk cukup tinggi. Selain itu juga, Desa Tibubeneng merupakan kawasan
pariwisata yang tentunya bisa menjadi pemicu penyebaran Covid-19. Desa
Tibubeneng per 18 Januari 2021 masuk dalam zona orange. Zona orange
merupakan zona atau wilayah yang berdekatan dengan zona merah dan memiliki
penyebaran Covid-19 relatif parah namun masih terkendali. Kasus Covid-19 di
Desa Tibubeneng tercatat 78 kasus terkonfirmasi, 14 orang masih dalam perawatan
dan 64 orang telah dinyatakan sembuh. Sekolah Dasar Fajar Harapan merupakan
salah satu sekolah yang terletak di Desa Tibubeneng. Guna mempersiapkan
sekolah menghadapi pembelajaran tatap muka, siswa harus memiliki pengetahuan
tentang protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker dengan benar,
mencuci dengan dengan benar, dan menjaga jarak benar. Hal ini dilakukan agar
dapat mencegah dan menekan penyebaran Covid-19 saat dilakukanya
pembelajaran tatap muka. Pengetahuan tentang protokol kesehatan pada anak sejak
usia dini dapat diartikan sebagai usaha untuk membentuk komitmen dasar dalam
menjaga diri dan lingkungan sekitar dari penyebaran Covid-19.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan


masalah yang diangkat penulis dalam penelitian ini ialah "Bagaimanakah
gambaran tingkat pengetahuan protokol kesehatan Covid-19 pada anak usia
sekolah di Sekolah Dasar Fajar Harapan, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta
Utara?"

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat


pengetahuan protokol kesehatan Covid-19 pada anak usia sekolah di Sekolah
Dasar Fajar Harapan, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara

2. Tujuan Khusus Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin

7
b. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan anak usia sekolah tentang
protokol kesehatan Covid-19

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan


ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan protokol kesehatan Covid-19 pada anak usia sekolah

b. Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai data
dasar penelitian selanjutnya dengan metode yang berbeda.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah sebagai media informasi tentang gambaran tingkat


pengetahuan protokol kesehatan Covid-19 pada anak usia sekolah

b. Bagi masyarakat karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dalam


meningkatkan pengetahuan protokol kesehatan Covid-19 pada anak usia
sekolah

c. Bagi Penulis karya tulis ilmiah ini diharapkan menambah wawasan


penulis mengenai gambaran tingkat pengetahuan protokol kesehatan Covid-
19 pada anak usia sekolah.

8
BAB II

TINJAUAN MATERI

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan bagian dari domain perilaku kesehatan yang


berperan penting dalam terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya) (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan terdiri dari: tahu (know), memahami
(comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthetic),
evaluasi (evaluation). (Budiman & Riyanto, 2013)

Pengetahuan merupakan hasil yang dihasilkan setelah individu melakukan


pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif
terdiri dari enam tingkatan. (Nurmala, dkk, 2018).

Pengetahuan adalah kekuasaan (knowledge is power) milik F. Bacon


menjadi nyata karena orientasi penerapannya mengarah kepada penguasaan serta
eksploitasi. Hal ini sejalan pula dengan kritik Bacon yang mengatakan bahwa
kemajuan filsafat Yunani tidak melahirkan teknologi karena pengetahuan tidak
digunakan untuk penguasaan alam, namun lebih kepada pemuasan kebutuhan
intelektual. (Bintoro, 2019).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman & Riyanto (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi


pengetahuan adalah :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan


kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun nonformal),
berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap

9
dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan memengaruhi proses belajar,
makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin
banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
tentang kesehatan.

b. Infomasi/media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal


dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Berkembangnya teknologi
akan menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat memengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan.

c. Sosial, budaya, dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran


apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan
seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik


lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang
akan direspons sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk


memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan

10
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman
belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan
keterampilan profesional, serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi
dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata
dalam bidang kerjanya.

f. Usia

Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin


bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik

11
BAB III

KESIMPULAN

COVID19, menjadi pandemik yang ditetapkan WHO ( World Health


Organization ) pada tanggal 11 Maret 2020. Virus yang katanya berasal dari
kota Wuhan, China. Yang asalnya berasal dari pasar hewan yang menjual
kelelawar, ular, dll, yang dirumorkan menjadi kunci atau awal dari
penyebaran virus COVID-19. Indonesia dan seluruh dunia saat ini berperang
melawan musuh yang tak terlihat. Ya, COVID-19 yang menyebabkan
kekacauan bagi dunia. Pemberlakuan lockdown,social distancing, karantina,
dan PSBB adalah alternatif dalam menghentikan lajur penyebaran COVID-
19. Alternatif ini juga berdampak buruk bagi setiap manusia.Pekerjaan
manusia yang dapat dikerjakan secara langsung, berkelompok, mulai dari
karyawan, kuli bangunan, olahragawan, bahkan siswa,dll tidak dapat
melakukan pekerjaan biasa mereka, bahkan banyak dari mereka juga ada
yang sampai diberhentikan dari pekerjaan atau PHK (Pemutusan Hubungan
Kerja). Di Indonesia sendiri kasus penderita COVID19ada12.776 kasus
Covid-19 sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. Pada hari ini,
angka kesembuhan sudah bertambah 64 orang sehingga total sudah ada
2.381 orang yang sembuh dari COVID-19. Angka kematian bertambah 35
orang sehingga total ada 930 orang meninggal dunia.Jumlah orang dalam
pemantauan (ODP) kini adalah 243.455 orang, jumlah pasien dalam
pemantauan (PDP) kini 28.508 psien. Semua kasus COVID-19 tersebar di34
provinsi, 354 kabupaten/kota.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://halodoc.com/kesehatan/coronavirus

13

Anda mungkin juga menyukai