Alfiana Ainun Nisa 1, Tandiyo Rahayu2, Yuni Wijayanti1, Mahalul Azam1, Irwan
Budiono1, Lukman Fauzi1
1
Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
2
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: alfiana_ainun@mail.unnes.ac.id
283
Alfiana, A, N., et al / Strategi dalam Tindakan / HIGEIA 5 (2) (2021)
284
Alfiana, A, N., et al / Strategi dalam Tindakan / HIGEIA 5 (2) (2021)
semakin sulit untuk dikendalikan. penanganan dan dapat menjadi barisan terdepan
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dalam usaha pencegahan dan penanggulangan
dapat menular dari manusia ke manusia Pandemi Covid-19. Telah disampaikan oleh
melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak Menteri Kesehatan Republik Indonesia bahwa
melalui udara. Orang yang paling berisiko beberapa hal menjadi strategi dalam penguatan
tertular penyakit ini adalah orang yang kontak survailance Covid-19 yakni; penguatan dari sisi
erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang tes, lacak, isolasi, & manajemen data serta
merawat pasien COVID-19. Rekomendasi pentingnya peran kepala daerah menjadi kunci
standar untuk mencegah penyebaran infeksi keberhasilan program surveilans.
adalah melalui cuci tangan secara teratur Salah satu rekomendasi Kementerian
menggunakan sabun dan air bersih, Kesehatan dalam menghadapi epidemi COVID-
menerapkan etika batuk dan bersin. Menurut 19 adalah melaksanakan surveilans dan respon
informasi yang diterima, mungkin diperlukan kejadian luar biasa COVID-19 (Direktorat
sekitar satu minggu hingga dua minggu untuk Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
pemaparan gejala COVID-19 dari orang yang Penyakit, 2020). Dengan melakukan surveilans
terinfeksi, meskipun selama periode ini, orang kewaspadaan dini, maka data dan informasi
tersebut dapat menginfeksi orang yang rentan dapat diperoleh secara dini, sehingga upaya
lainnya. Namun, mungkin ada beberapa orang pencegahan dan kewaspadaan dapat dilakukan
yang terinfeksi yang infeksinya sangat ringan secara dini pula. Oleh karena itu, UNNES
sehingga orang tersebut akan pulih karena melalui Satgas Kewaspadaan COVID-19
kekebalan bawaan bahkan sebelum dirawat. mengembangkan sistem surveilans melalui
Zonanisasi persebaran COVID 19 formulir kewaspadaan COVID-19 di lingkungan
khususnya di Indonesia ditentukan oleh Gugus UNNES.
satuan Tugas Penanganan Covid 19 dalam hal Surveilans Kesehatan sangat penting bagi
ini dilakukan oleh Badan Nasional penanganan pengambil keputusan di bidang kesehatan dalam
Bencana (BNPN) dengan empat warna sebagai rangka upaya untuk meningkatkan derajat
zona sesuai hasil perhitungan dengan 15 kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
parameter, yakni 11 parameter epideiologi, 2 Untuk terselenggaranya Surveilans Kesehatan
meter surveilans Kesehatan masyarakat dan 2 yang optimal diperlukan peran serta semua
parameter pelayanan Kesehatan. (Yuliana, sektor, terutama seluruh fasilitas pelayanan
2020) kesehatan milik pemerintah ataupun swasta
Seperti halnya kota-kota besar di dalam menjamin mutu informasi yang
Indonesia, Jawa Tengah juga terdampak diberikan, baik instansi kesehatan di daerah
epidemi COVID-19. Beberapa kecamatan maupun di pusat, dibutuhkan harmonisasi
merupakan zona merah yang perlu mendapat secara lintas program dan lintas sektor yang
perhatian lebih agar kasus tidak semakin diperkuat dengan jejaring kerja surveilans
meningkat. Perkembangan kasus COVID-19 11 kesehatan.
November 2020 di Jawa Tengah adalah 988 Menurut WHO surveilans adalah suatu
meninggal dunia, 11.215 terkonfirmasi dan 9641 kegiatan pengamatan yang dilakukan secara
sembuh (Gugus Tugas Percepatan Penanganan terus menerus dan sistematis berupa
COVID-19, 2020). Klaster penyebaran virus pengumpulan data, pengolahan, analisa data,
Corona atau COVID-19 kembali bermunculan interpretasi dan diseminasi informasi terhadap
di Jawa Tengah. Klaster Corona di Jateng ini kejadian dan distribusi penyakit beserta faktor-
terdiri dari klaster takziah, klaster ziarah, klaster faktor yang mempengaruhinya pada masyarakat
pondok pesantren (ponpes), hingga klister sehingga dapat dilakukan tindakan
tempat kerja. penanggulangan yang lebih efektif.
Pada masa pandemi ini Surveilans Kesiapsiagaan yang optimal dan terkoordinasi
merupakan kegiatan utama dalam rangka dengan baik didukung oleh data/informasi yang
285
Alfiana, A, N., et al / Strategi dalam Tindakan / HIGEIA 5 (2) (2021)
valid dan lengkap serta response cepat terhadap untuk menganalisis kejadian, fenomena, atau
pasien indikasi Covid 19, akan keadaan secara sosial. Jenis penelitian deskriptif
mencegah/meminimalisir penyebaran covid 19 kualitatif menampilkan hasil data apa adanya
yang tidak terkendali di masyarakat. tanpa proses manipulasi atau perlakuan
Setelah melalui tahap deteksi dini, lain.(Nazir, 2009)
sebaiknya dilakukan pencegahan dengan Surveilans berbasis peristiwa,
menggunakan media promosi Kesehatan. didefinisikan sebagai “pengumpulan,
Media atau alat peraga dalam promosi pemantauan, penilaian, dan interpretasi
kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu terorganisir dari informasi mengenai peristiwa
untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, atau risiko kesehatan, yang dapat mewakili
didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk risiko akut terhadap kesehatan manusia”,
memperlancarkomunikasi dan penyebar-luasan melengkapi pengawasan rutin kesehatan
informasi. Pada pelaksanaannya, promosi masyarakat yang sering tidak termasuk dalam
kesehatan tidak dapat lepas dari media. pengawasan rutin, termasuk kelompok orang
Karena melalui media tersebut pesan-pesan tertentu (misal mahasiswa, dosen, karyawan).
kesehatan yang disampaikan menjadi menaik Sistem pelaporan elektronik berbasis ponsel
dan mudah dipahami, sehingga sasaran dapat untuk memungkinkan pelaporan peristiwa dari
dengan mudah menerima pesan yang individu ke tingkat komunitas secara cepat telah
disampaikan (Notoatmodjo, 2005). dikembangkan. Pada bulan Maret 2020 UNNES
Edukasi dan promosi kesehatan melalui Satgas Kewaspadaan COVID-19
memegang peran utama dalam penanganan mengembangkan sistem surveilans melalui
COVID-19. Promosi kesehatan mengenai cara formulir kewaspadaan yang berfokus pada
pencegahan COVID-19 sangat penting deteksi dini kasus COVID-19 di lingkungan
diberikan kepada masyarakat. Selain itu, UNNES. Formulir surveilans kewaspadaan
pemberian informasi mengenai cara transmisi yang dikembangkan diisi oleh seluruh sivitas
dan tingkat keparahan penyakit juga dapat UNNES, mulai dari dosen, tenaga
diberikan untuk meningkatkan kewaspadaan kependidikan, petugas keamanan, petugas
masyarakat. Pemberian informasi dapat kebersihan, mitra, dan, tamu beserta
diberikan melalui media sosial dan media cetak, keluarganya secara daring. Pengisian formulir
seperti poster dan pamflet.Langkah yang ini dilakukan tiap 2 minggu sekali.
diambil UNNES setelah melakukan surveilans Alur ini dimulai dari pengembangan
adalah dengan memberikan beberapa informasi formulir surveilans kewaspadaan COVID-19.
dan edukasi pencegahan COVID 19 melalui Formulir dikembangkan berdasarkan panduan
berbagai media. Media yang diberikan adalah terbaru dari Kemenkes RI dan Gugus Tugas
media yang mudah diakses baik oleh Percepatan Penangangan COVID-19
masyarakat pada umumnya dan sivitas (Direktorat Jenderal Pencegahan dan
akademika pada khususnya. Pengendalian Penyakit, 2020). Setelah
dilakukan simulasi, formulir dikirimkan dan
METODE disebarluaskan kepada seluruh sivitas UNNES
melalui platform telegram dan media sosial.
Penelitian ini menggunakan metode Pengisian formulir dilakukan tiap 2 minggu,
deskriptif kualitatif. penelitian deskriptif sehingga reminder juga dilakukan tiap 2 minggu
kualitatif merupakan sebuah metode penelitian sekali. Setelah data terkumpul, selanjutnya
yang memanfaatkan data kualitatif dan dilakukan analisis data, kemudian disajikan dan
dijabarkan sejara deskriptif. Jenis penelitian diinterpretasikan. Apabila terdapat data yang
deskriptif kualitatif merupakan gabungan patut dicurigai OTG atau ODP, maka Satgas
penelitian deskriptif dan kualitatif Jenis Kewaspadaan COVID-19 UNNES melalukan
penelitian deskriptif kualitatif kerap digunakan penemuan kasus secara aktif (active case finding)
286
Alfiana, A, N., et al / Strategi dalam Tindakan / HIGEIA 5 (2) (2021)
287
Alfiana, A, N., et al / Strategi dalam Tindakan / HIGEIA 5 (2) (2021)
288
Alfiana, A, N., et al / Strategi dalam Tindakan / HIGEIA 5 (2) (2021)
tanpa penyakit penyerta walaupun jumlahnya leaflet dan poster mengenai informasi
tak sebanyak dengan kasus kematian pasien penundaan mengunjungi tempat pelayanan
komorbid. Kesehatan, dikarenakan tempat tersebut
Media promosi Kesehatan yang mempunyai rsiko penularan tinggi. Kecuali
didistribusikan secara online adalah berupa dalam keadaan darurat, ada banyak cara yang
infografis. Media berisi informasi mengenai bisa dilakukan untuk berkonsultasi dengan
kondisi penyakit penyerta yang bisa tenaga medis. UNNES menyediakan layanan
memperparah kondisi penularan COVID 19. konsultasi kesehatan secara online demi
Kondisi ini mempunyai resiko yang lebih tinggi memudahkan masyarakat dalam mendapat
untuk tertular COVID 19. Oleh karenanya informasi seputar kesehatannya.
diperlukan media promosi Kesehatan yang Penularan penyakit dari orang yang
memberikan informasi kepada masyarakat atau rentan ke yang terinfeksi tergantung pada
civitas akademika agar yang memiliki penyakit beberapa parameter, yaitu, tindakan pencegahan
penyerta lebih mawas diri supaya tidak tertular (penggunaan masker wajah, jarak sosial, tidak
COVID 19. menggosok wajah dan hidung menggunakan
Responden tetap berada dirumah dan tangan, dan lain-lain.) Dan lingkungan higienis
menerapkan physical distancing selama masa (penggunaan sabun) dan sanitizer, mencuci
pandemic COVID-19, sehingga kebanyakan tangan, membersihkan lingkungan ,dan lain-
responden tidak memiliki resiko tertular lain.) dilakukan oleh orang yang rentan maupun
COVID-19. Ini menjelaskan bahwa social yang terinfeksi. Karena di sini, kita
distancing dan physical distancing memiliki efek mengasumsikan bahwa virus COVID-19
nyata dalam mencegah penularan (Hellewel, menyebar ketika orang yang rentan bersentuhan
2020) (Liang En, 2020). Sejalan dengan dengan orang yang terpapar;(Manotos, 2020)
penelitian , bahwa social distancing layak Lebih lanjut, kami berasumsi bahwa responden
dilakukan untuk mencegah penularan yang berkunjung ke fasilitas kesehatan harus
selanjutnya. Sosial distancing juga sebagai melakukan tindakan pencegahan, seperti
perlindungan untuk meminalkan bertambahnya memakai masker, mencuci tangan dengan
kasus sejak awal pendeteksian(Liang En, 2020) sabun, dan menjaga jarak dengan orang lain.
Faktor resiko yang dilaporkan responden Riwayat perjalanan responden ke luar
karena mempunyai riwayat berkunjung ke negeri sebanyak (0,90%). Riwayat perjalanan ke
fasilitas kesehatan sebagai pasien atau daerah lain sebanyak (38,44%). WHO
pengunjung sejumlah 7,28%. Pada hasil menetapkan pedoman untuk menghadapi
surveilans tahap 1 terdapat responden yang pandemi ini, yang berawal dari pencegahan
melaporkan mempunyai riwayat kontak erat paling dasar seperti mencuci tangan secara
dengan ODP (1,38%) dan riwayat kontak erat konstan. , kebiasaan kebersihan, jarak sosial
dengan PDP (0,50%). Berdasarkan nomor dengan tes deteksi, perawatan pasien di dalam
telepon responden, tim surveilans melakukan perumahan, pengawasan epidemiologis, tidak
screening dan tracking, dengan tujuan untuk berkunjung ke negara dan daerah lain dan
mendeteksi dan menganalisa langkah-langkah banyak lainnya.( L.D.deLeón-Martínez, 2020).
pencegahan selanjutnya yang harus dilakukan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Setelah dilakukan wawancara secara mendalam, telah mulai menggunakan istilah physical
dapat dianalisa bahwa responden tersebut tidak distancing atau jarak fisik sebagai cara untuk
pernah melakukan kontak langsung dengan menghindari penyebaran virus corona lebih
ODP dan PDP, hanya pernah berada dalam luas. WHO merekomendasikan menjaga jarak
ruangan yang diduga terdapat ODP dan PDP lebih dari 1 meter dari orang lain. Sementara,
pada saat berkunjung ke fasilitas kesehatan beberapa pakar kesehatan menyarankan untuk
sebagai pasien. menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang
Tim juga mendistribusikan media berupa lain. Sejumlah langkah dapat diambil untuk
289
Alfiana, A, N., et al / Strategi dalam Tindakan / HIGEIA 5 (2) (2021)
290
Alfiana, A, N., et al / Strategi dalam Tindakan / HIGEIA 5 (2) (2021)
291