Anda di halaman 1dari 3

I.

METADATA KEGIATAN
A. Nama Taruna/NIT : USMAN SYARIF/16022010023
B. Prodi/Course : D-IV TPU 15
C. Tanggal Kuliah Umum : 20 Maret 2021
D. Judul Kuliah Umum : Adaptasi Kebiasaan Baru pada Pelaksanaan Pembelajaran Tatap
Muka (Praktik) di Pendidikan Vokasi
E. Nama Narasumber : 1) Ismail Nurdin
2) Sri Enny Mainarti
F. Asal Instansi Narasumber : 1) Institute Pemenrintahan Dalam Negeri
2) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi
G. Mata Kuliah Yang Terkait dengan Tema Kuliah Umum: terkait dengan mata kuliah : -

II.RINGKASAN
A. Pendahuluan:
Pandemi yang diakibatkan virus Corona sudah melanda Indonesia kurnag lebih 1 tahun. Banyak
sekali bidang yang dipengaruhi oleh pandemi tersebut, salah satunya yaitu bidang pendidikan.
Pendidikan di Indonesia selama pandemi sudah banyak dilakukan dengan metode daring untuk
mengurangi penyebaran virus Corona. Seperti yang kita tahu, jumlah terkonfirmasi positif Covid
19 di Indonesia telah menembus angka 1,4 Juta orang yang terinfeksi. Pemerintah telah melakukan
berbagai metode pencegahan penularan virus di masyarakat, salah satunya adalah melakukan
kegiatan pembelajaran secara daring dari mulai sekolah dasar sampai tingkat Universitas.

Dalam hal ini sekolah yang sangat terdampak dari pembelajaran daring adalah sekolah vokasi.
Mahasiswa sekolah vokasi harus melakukan pembelajaran praktik yang lebih intens dari pada
pembelajaran teori, tentunya pembelajaran praktikum tidak dimungkinkan untuk diadakan dengan
metode daring

B. Isi materi:
1) Ismail Nurdin (Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Institut Pemerintahan Dalam Negeri)
Institute Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) merupakan salah satu sekolah vokasi di Indonesia
yang telah berhasil melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka selama pandemi. Selama
pandemi, IPDN telah melaksanakan pembelajaran tatap muka dari bulan Februari 2020 hingga
menjelang cuti praja IPDN yaitu di bulan Desember 2020 atau sekitar 7 bulan. Selama periode
tersebut, IPDN melaksnakan protokol kesehatan ketat kepada setiap praja, dosen, dan pegawai.
IPDN juga tidak memulangkan mahasiswanya dalam bulan tersebut, alhasil dengan protokol
kesehatan yang ketat, tidak terjadi konfirmasi positif.

Pada awal Januari 2021, lebih tepatnya 6 Januari 2021. IPDN memanggil kembali mahasiswanya
dengan metode secara bergelombang, yang dimulai dari praja tingkat 1 dan seterusnya sampai
praja tingkat 4. Pada pemanggilan kembali mahasiswanya, IPDN menerapkan protokol kesehatan
yang sangat ketat. Setiap harinya hanya diperbolehkan 300 praja yang memasuki kampus, dan
tentunya setiap praja harus melakukan tes pcr mandiri dan membawa hasilnya. Sebelum memasuki
kampus para praja harus dicek kesehatannya seperti cek suhu tubuh, dll. Setelah itu setiap praja
diwajibkan untuk menjalani tes pcr yang diadakan oleh kampus, kemudian mereka akan diarahkan
ke wisma transit yang telah disediakan yang dalam satu wisma tersebut hanya diisi oleh 1 orang
selama satu hari sembari menunggu hasil tes pcr. Ketika dinyatakan negatif, mereka akan
diarahkan ke asrama nya masing-masing, dan untuk yang terkonfirmasi positif akan dibawa ke
ruang isolasi yang terletak di daerah Sukajadi di Kota Bandung.
2) Sri Enny Maniarti (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi)
Dalam menghadapi pandemi ini, dibutuhkan strategi yang baik untuk mencegah penularan terjadi.
Kita harus terus konsisten dala menerapkan protokol kesehatan. Para taruna yang akan
melaksanakan pembelajrana tatap muka diwajibkan memiliki pengetahuan dasar tentang Covid 19,
dengan pengetahuan tersebut diharapkan setiap taruna mampu menjaga protokol kesehatan dengan
ketat.

Sebenarnya virus corona pernah menyerang pada tahun 2000an di Singapura, dulu disebutnya
respiaratory syndrome. Pernah juga terjadi pada tahun 2012-2013 dengan nama mers yang
mengakibatkan Indonesia tidak bisa memberangkatkan haji dikarenakan kasus mers meningkat..
Semua kasus tersebut merupakan kasus virus corona yang pernah terjadi sebelumnya. Pandemi
yang terjadi saat ini disebabkan oleh salah satu keluarga corona yaitu virus SARS-CoV-2.

Virus SARS-CoV-2 yang terjadi saat ini sebenarnya berbahaya bagi orang yang memiliki komorbit
(penyakit penyerta) seperti diabetes, jantung koroner, hipertensi, dan masih banyak lagi. Untuk
kasus positif umur dibawah 30 tahun yang tidak memiliki komorbit sangat kecil sekali terjadinya
kematian, namun mereka merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala) yang berbahaya bagi kelompok
usia diatas 40 tahun. Mereka tidak merasakan gejala covid dan dapat beraktivitas seperti biasa,
namun mereka sangat memungkinkan untuk menularkan virus kepada orang lain, khususnya
kepada kelompok usia 40 tahun keatas. Virus ini dapat menjadi sangat berbahaya jika menginfeksi
kelompok usia 40 tahun keatas, karena sistem imun dan sistem organ yang sudah mulai menurun
yang mengakibatkan virus covid dengan mudah menyerang. Banyak sekali terjadi kematian akibat
virus covid ini di kelompok usia 40 tahun ke atas.

Virus covid ini mempunyai masa inkubasi yang terjadi diantara hari ke-3 sampai hari ke-10, di hari
hari tersebut penularan sangat mudah terjadi jika tidak mematuhi protokol kesehatan 5M. Virus
covid ini akan mulai melemah setelah hari ke-10 sampai hari ke-17, pada hari-hari tersebut
biasanya virus sudah tidak menular.

Kegiatan pembelajaran tatap muka sebenarnya tidak berbahaya bagi para taruna, namun akan
sangat berbahaya bagi para dosen dan staff yang sudah berumur, mereka bisa saja terinfeksi oleh
virus yang dibawa oleh para taruna. Bukan hanya itu, virus ini bisa juga menyebar dari ornag orang
yang sering keluar masuk kampus seperti jasa laundry dan jasa catering makanan. Maka dari itu
pelaksanaan pembelajaran tatap muka masih menjadi momok menakutkan, namun dengan
menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin 5M memungkinkan pembelajaran tatap
muka dapat berjalan dengan baik.

C. Kesimpulan:
Dalam mencegah terjadinya penularan virus covid pada pembelajaran tatap muka, sudah
sepatutnya setiap taruna, dosen, dan staff diwajibkan untuk selalu menjaga protokol kesehatan
dimanapun dan kapanpun ia berada.

Pandemi yang sedang terjadi sebenarnya bisa diakhiri dengan selalu menjalankan protokol
kesehatan 5M dan vaksinasi yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Protokol kesehatan 5M
yaitu, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi
mobilitas. Harapannya jikas setiap insan dapat mematuhi 5M, kita akan terbebas dari pandemi ini
dalam waktu dekat.

Anda mungkin juga menyukai