Anda di halaman 1dari 14

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERIODE 2019/2020
Sekretariat : Istana Mahasiswa (Samping IPTEKS), Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10, Makassar. 90245.
Hp. 082192063101, bemuniversitashasanuddin@gmail.com
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERIODE 2019/2020
Sekretariat : Istana Mahasiswa (Samping IPTEKS), Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10, Makassar. 90245.
Hp. 082192063101, bemuniversitashasanuddin@gmail.com

SURAT PERNYATAAN
Nomor: 004/SP/KU/BEM-UH/IV/2020

Sehubungan dengan :
1. Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara
Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease (COVID-19)
2. Surat Himbauan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 302/E.E2/KR/2020 tertanggal 31 Maret 2020
tentang Masa Belajar Penyelenggaraan Program Pendidikan
3. Surat Edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas
Hasanuddin Nomor 8216/UN4.1/KP.10.01/2020 tertanggal 25 Maret 2020 tentang
Penyesuaian Jam Kerja dalam Rangka Upaya Pencegahan Infeksi COVID-19 di
Lingkungan Universitas Hasanuddin

Maka kami dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Hasanuddin (BEM-UH)


dengan ini meminta kepada Rektor Universitas Hasanuddin agar :
1. Kebijakan terkait subsidi kuota agar ditinjau lebih lanjut sehingga dapat
proporsional dan menyeluruh ke mahasiswa Universitas Hasanuddin
2. Meningkatkan pemantauan dan pelayanan kesehatan bagi mahasiswa Universitas
Hasanuddin yang masih berada di kawasan kampus selama masa pandemi
COVID-19
3. Melakukan pendataan masukan maupun keluhan yang diperuntukkan kepada
mahasiswa Universitas Hasanuddin selama masa darurat COVID-19.
4. Mendistribusikan secara merata bantuan berupa kebutuhan pokok (Pangan) dan
alat pelindung diri (APD) kepada mahasiswa yang masih berada di kawasan
kampus selama masa pandemi COVID-19
5. Melakukan perbaikan dan peningkatan sistem e-learning khususnya di skala
universitas
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERIODE 2019/2020
Sekretariat : Istana Mahasiswa (Samping IPTEKS), Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10, Makassar. 90245.
Hp. 082192063101, bemuniversitashasanuddin@gmail.com

6. Menginstruksikan kepada seluruh dosen pembimbing maupun dosen yang


memandu perkuliahan online di lingkup Universitas Hasanuddin agar lebih
intens, responsif dan kualitatif selama proses belajar-mengajar.

Makassar, 2 April 2020

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA


UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERIODE 2019/2020

Abd Fatir Kasim


Ketua Umum

Tembusan : Arsip
MENAKAR KELUH KESAH MAHASISWA UNHAS
DALAM CENGKRAMAN COVID-19

Assalamu alaikum warahmatullahi wabaraktuh


Salam sejahtera bagi kita semua

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang tak bosan-bosannya
memberi kita nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga jiwa raga ini masih bersatu
dalam melakukan perbuatan yang diperintahkan-Nya. Shalawat menyertai salam kita
kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, sang suri tauladan dalam menghadapi
hiruk-pikuk dunia ini.

Melonjaknya angka pasien dinyatakan positif hingga berakhir kematian yang


disebabkan ulah dari virus mematikan Coronovirus Disease (COVID-19), membuat
masyarakat lebih waspada dan khawatir. Bagaimana tidak, kemampuannya yang sulit
dideteksi, lama bertahan, dan cepat menular membuat kita enggan menyepelekan.
Kasus infeksi pertama kali tepatnya di Kota Wuhan, China semakin meningkat dan
berkembang biak ke berbagai negara di dunia. Tercatat dari data yang dirilis
Kompas.com hingga hari Rabu, 1 April 2020 dari 203 negara di dunia dari 861.113
orang yang positif terinfeksi COVID-19, 42.385 diantaranya meninggal dunia dan
178.560 telah dinyatakan sembuh. Untuk mengurangi kekhawatiran tersebut,
masyarakat perlahan adaptif membatasi aktivitasnya guna memutus rantai penyebaran
pandemi ini, mulai dari tingkatan individu, rumah tangga hingga ke tingkatan-
tingkatan birokrasi yang terstruktur.

Di Indonesia sendiri hingga hari Rabu, 1 April 2020 kasus COVID-19 terus
mengalami peningkatan hampir tiap harinya. Terdata ada 1.677 kasus positif, sembuh
103 orang dan meninggal 157 orang berdasarkan data Kompas.com. Angka ini di
prediksi masih akan terus bertambah melihat ketegasan pemerintah dan kesadaran
masyarakat belum menemui titik sinergisitas yang baik. Beberapa negara yang juga
lebih dulu terjangkit COVID-19 telah menerapkan berbagai metode yang terbukti
ampuh dapat dengan cepat memusnahkan virus mematikan ini, seperti lockdown,
rapid test dan juga social distancing. Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai
upaya sejak Indonesia dinyatakan darurat COVID-19. Namun tidak semua metode di
terapkan seperti yang dilakukan beberapa negara seperti China, Italia, Korea, India
dan negara-negara terjangkit lainnya.

Di Indonesia sendiri, metode lockdown bukanlah pilihan. Berbagai pengamat


telah menyarankan cara ini. Hanya saja Presiden RI Joko Widodo telah berulang kali
menegaskan tidak akan ada lockdown. Bahkan Presiden sendiri tidak segan-segan
memberikan sanksi kepada para pemangku birokrasi pemerintahan baik yang di
tingkatan provinsi maupun di daerah ketika melakukan lockdown tanpa persetujuan
presiden. Salah satu alasan metode ini ditolak ialah faktor ekonomi yang membuat
Presiden RI Joko Widodo tidak memikirkan dan cenderung menggunakan alternatif
lain. Situasi ekonomi antara China dan Indonesia tentu sangat berbeda. Hal ini
dilakukan karena China mempunyai kestabilan ekonomi dan juga cadangan devisa
yang memungkinkan untuk melakukan stimulus ekonomi. Selain itu, syarat metode
ini berjalan efektif hanya untuk negara dengan kebudayaan yang sangat disiplin. Di
sisi lain sejumlah pihak mendesak pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan
lockdown untuk menyikapi virus corona yang semakin meluas. Dengan cara menutup
pintu gerbang utama Indonesia yaitu Bali, Batam dan Jakarta yang dinilai padat
penduduk.
Seiring perkembangan angka yang terinfeksi, pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan baru yang substansinya sedikit mengambil metode lockdown yaitu
menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam menangani penyebaran
wabah virus corona COVID-19. Keputusan ini didasarkan pada status kedaruratan
kesehatan masyarakat akibat virus corona COVID-19 yang telah ditetapkan.
Kebijakan penerapan PSBB merujuk pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018
tentang Karantina Kesehatan. Selain itu, pemerintah juga akan menerbitkan PP
tentang PSBB dan keppres penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat untuk
melaksanakan amanat UU tersebut.
Penanganan lainnya ialah rapid test/ tes massal. Korea Selatan menjadi
sorotan dunia karena berhasil mencegah meluasnya COVID-19 tanpa melakukan
lockdown. Transparansi dan tes yang massif menjadi kuncinya. Untuk melacak virus
corona para staf medis menggunakan sebuah tempat bergaya bilik telepon. Bilik
telepon itu terdiri atas 4 booth atau stand. Masing-masing hanya bisa diisi oleh satu
pasien. Setiap pasien masuk ke dalam bilik untuk konsultasi cepat dengan tenaga
medis menggunakan interkom. Jika perlu tenaga medis akan mengambil sampel para
pasien dengan menyeka hidung dan tenggorakan.
Hal serupa telah dilakukan di Indonesia dengan menggunakan bilik
disinfektan. Bilik ini akan dipasang ditempat-tempat publik seperti perkantoran,
kampus, pasar, dan tempat keramaian lainnya. Cara penggunaannya sangatlah mudah,
satu per satu orang memasuki bilik, berputar sambil mengangkat tangan ke samping
kiri kanan sekitar 3 detik, kemudian setelah itu keluar dari bilik tersebut. Percikan
disinfektan ini mampu membersihkan virus dan bakteri yang melekat di pakaian yang
kita gunakan. Hanya saja, menurut WHO (World Health Organization) menyemprot
disinfektan langsung ke badan seseorang bisa membahayakan. Sebab, menurut
Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuan Muda Indonesia (ALMI) Berry Juliandi bahwa
dalam cairan disinfektan mengandung alkohol dan klorin yang apabila terkena kulit,
mata atau lapisan berlendir lainnya, maka akan dapat mengikis lapisan itu dan malah
mempermudah masuknya kuman ke dalam tubuh.

Berikutnya, physical distancing juga masuk kategori penanganan COVID-19


ini. Awalnya WHO mengampanyekan istilah social distancing, namun menurutnya ini
kurang tepat. WHO ingin masyarakat untuk saling menjaga jarak secara fisik, bukan
secara sosial. Menjaga jarak fisik atau physical distancing antara diri sendiri dan
orang lain, memainkan peran penting dalam membantu mencegah penyebaran virus
karena COVID-19, menyebar dari orang ke orang ketika seseorang yang terinfeksi
batuk atau bersin. Sejalan dengan hal tersebut, semenjak Indonesia dinyatakan sebagai
negara darurat COVID-19 pemerintah dalam hal ini Presiden RI Joko Widodo telah
menasehati warganya untuk mulai bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah
pun dirumah.
Apabila 2 metode sebelumnya lebih memberi ruang ke pemerintah untuk
mengeluarkan kebijakan, namun untuk physical distancing lebih menekankan kepada
masyarakat sebagai penentunya. Secara sederhana, upaya tersebut seperti
menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak bepergian kemana-mana kecuali
karena kebutuhan yang mendesak. Bahkan beberapa aktivitas masyarakat seperti
acara nikahan, ibadah hingga tempat yang dapat menciptakan keramaian untuk
sementara ditunda/dialihkan. Pemerintah pun telah mengeluarkan beberapa kebijakan
relevan guna men-support metode ini, seperti meliburkan para pelajar baik SD, SMP,
SMA hingga perguruan tinggi dan mengalihkan substansi mengajar secara online.
Langkah ini dilakukan agar penyebaran COVID-19 dapat diputus segera dan tidak
menambah korbanbaru.

Beberapa perguruan tinggi di Indonesia dalam mengindahkan social


distancing menerapkan sistem belajar yang berbeda dari biasanya selama masa
darurat COVID-19 ini. Sistem ini terpaksa dilakukan secara daring (dalam jaringan)
dengan mempertemukan pihak dosen/pengajar melalui layar/platform digital bersama
mahasiswa yang berada di rumah atau tempatnya masing-masing. Suasana belajar-
mengajar tentu akan berbeda. Apabila biasanya interaksi tatap muka dalam satu
ruangan yang sama, dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di kampus, kini harus
terpaut jauh sesuai titik lokasi masing-masing. Cara ini terbilang rumit namun
substansi dari metode pembelajaran pada umunya pun coba diusahakan mencapai
hasil yang relevan dan optimal.

Bagi dosen dan mahasiswa yang ingin menjalankan proses pembelajaran


online ini terbilang cukup mudah. Pertama, para pengguna terlebih dulu
mendownload aplikasi video conference yang belakangan ini banyak orang gunakan
seperti Zoom, Skype, Google meet, dll yang dapat mempertemukan wajah dan suara
seseorang melalui alat komunikasi baik smartphone maupun laptop/notebook.
Kemudian setelah aplikasi terunduh, syarat berikutnya harus terkoneksi dengan
jaringan seluler dari penyedia layanan komunikasi (provider) yang tersedia di
Indonesia. Karena apabila tidak terkoneksi maka tidak akan menghubungkan antara
pihak dosen dan mahasiswa melalui layar digital masing-masing. Pengisian data
seluler akan terus dilakukan hingga selesainya penentuan batas waktu upaya
pemutusan COVID-19.

Demi mendukung sistem ini, kampus yang telah menerapkan kegiatan


akademik berbasis daring coba bekerjasama dengan pihak provider atau perusahaan
penyedia akses internet. Langkah ini dilakukan agar sistem belajar dari tatap muka
dikelas ke interaksi platform berjalan sebagaimana mestinya. Peluang ini tentu akan
dimanfaatkan dengan cerdas oleh para penyedia layanan telekomunikasi. Dengan
mempromosikan berbagai paket menarik, hemat dan terjangkau membuat konsumen
lebih interaktif menjajaki dunia maya.

Akan tetapi, metode ini tidak semuanya dapat diterima oleh berbagai pihak
khususnya mahasiswa sebagai bagian pengguna. Mengingat nominal biaya yang
dikeluarkan mahasiswa selama masa kuliah online untuk pembelian paket kuota
tidaklah sedikit. Bisa mencapai puluhan ribu per/harinya hanya untuk kebutuhan
internet saja. Dari data harga kuota untuk semua prodvider yang didapatkan
khususnya area Sulawesi Selatan mencapai harga rata-rata Rp. 15.000 – Rp. 20.000
untuk kapasitas 1-2 GB. Inipun terikat dengan jangka waktu yang hanya beberapa hari
saja. Artinya kalaupun ingin menghemat untuk beberapa minggu kedepan nampaknya
akan sulit. Sementara melihat situasi yang dimana mahasiswa dituntut untuk
keperluan kuliah online dengan menggunakan aplikasi video conference serta
searching data-data menyangkut akademik pasti daya kuota yang digunakan akan
jauh lebih besar lagi. Tidak hanya itu, untuk lebih meningkatkan kewaspadaan kita
sebagai mahasiswa perlu juga mengetahui kondisi terupdate pasien-pasien yang
dinyatakan positif melalui media sosial.

Perlu kita ketahui, dalam penggunaan aplikasi video conference ini dapat
menyerap daya kuota 500 MB – 1 GB per jam nya. Sementara mahasiswa dalam
menjalankan proses belajar-mengajar rata-rata membutuhkan 2-3 jam pertemuan
bahkan lebih. Pertemuan hampir dilakukan tiap harinya kecuali hari libur (sabtu-
ahad). Jika dikalkulasi selama 5 hari masa perkuliahan, penggunaan kuota bisa
mencapai 10-15 GB /minggunya. Harga kuota dengan kapasitas 10-15 GB baik harga
biasa maupun promo biasanya bermain di kisaran angka Rp. 50.000 – Rp.100.000.
Estimasi ini masih hitungan selama seminggu, sementara kebijakan kampus untuk
#workfromhome satu sampai dua bulan bahkan lebih. Sehingga wajar-wajar saja
apabila keluh kesah mahasiswa tak terhindarkan.

Universitas Hasanuddin merupakan kampus di Sulawesi Selatan yang pertama


kali menerapkan metode e-learning / kuliah online. Rektor Universitas Hasanuddin,
Prof. Dr. Dwia Aries Pulubuhu, MA telah menyerukan kepada seluruh mahasiswa
baik semester awal maupun akhir untuk beradaptasi dengan metode ini. Baik
mahasiswa yang tengah berjuang menyelesaikan ujian proposalnya, berurusan dengan
pembimbing skripsi, serta kuliah seperti biasanya. Sadar akan kebutuhan mahasiswa
mengakses internet lebih besar, pimpinan universitas menjalin kerjasama dengan
perusahaan penyedia layanan telekomunikasi diantaranya PT. XL Axiata Tbk
(EXCL), IM3 Ooredoo dan Telkomsel. Beberapa provider ini menyediakan layanan
gratis berbeda-beda untuk mengakses portal pembelajaran daring SIKOLA (Sistem
Kelola Pembelajaran).

Di Universitas Hasanuddin sendiri sejak dulu memiliki aplikasi e-learning


SIKOLA (Sistem Kelola Pembelajaran). SIKOLA sendiri merupakan aplikasi
Learning Management System (LMS) yang diperbaharui, dimana proses belajar
mengajar dan interaksi antara dosen dan mahasiswa berlangsung secara online.
Aplikasi ini dibuat guna meningkatkan sistem pembelajaran berbasis online. Fitur
yang tersedia beragam, misalnya menu video konferensi, survei, daftar hadir, dan
menu-menu menarik lainnya. Melalui laman ini, diharapkan para dosen berpindah
dari LMS ke SIKOLA. Perpindahan dari LMS ke SIKOLA ibarat berpindah dari
kendaraan tua ke kendaraan baru. Ditengah pandemi COVID-19, aplikasi ini coba di
sosialisasikan kepada mahasiswa unhas agar proses belajar-mengajar secara tatap
muka dapat diminimalisir.

Akan tetapi, aplikasi ini nampaknya untuk melakukan proses belajar-mengajar


belum memuaskan. Sebab selain dayanya yang lambat dan tidak semua bisa login,
prosedural yang rumit juga menjadi alasan aplikasi ini diabaikan. Akibatnya, dosen
dan mahasiswa lebih memilih beralih menggunakan aplikasi video conference lainnya
yang terbukti lebih lancar, elegan dan menjanjikan. Bahkan, salah satu fakultas di
Unhas cenderung membuat aplikasi e-learning tertentu bagi mahasiswanya. Sehingga
aplikasi ini lebih dimanfaatkan hanya saat kumpul tugas, dan sebagainya.

Selain itu, unhas kembali memperlihatkan kepeduliannya kepada mahasiswa


ditengah mewabahnya COVID-19 ini. Selama 3 bulan lamanya terhitung sejak maret-
mei 2020 mahasiswa akan di subsidi pulsa belajar secara gratis untuk memudahkan
belajar dengan sistem e-learning. Tapi sayangnya, subsidi pulsa gratis tidak merata
kepada seluruh mahasiswa. Hanya diperuntukkan untuk mahasiswa berstatus
Bidikmisi saja. “Karena mahasiswa di Unhas itu kan berasal dari berbagai golongan,
sehingga yang kami subsidi hanya mahasiswa Bidikmisi. Bagi mereka yang berasal
dari kalangan menengah ke atas tidak diberikan”. Demikian penyampaian Rektor
Unhas yang dilansir dari m.mediaindonesia.com, Senin (30/3/2020)

Kebijakan tersebut menuai pro dan kontra dari berbagai golongan mahasiswa
di Unhas. Khususnya mereka yang diluar dari status mahasiswa Bidikmisi itu sendiri.
Mereka menganggap ada kesenjangan yang terjadi dalam penentuan subsidi gratis ini.
Melalui pernyataan Rektor diatas membuktikan bahwa pimpinan universitas dalam
mengeluarkan kebijakan hanya berlandaskan strata sosial mahasiswa yang ada. Bukan
melalui pertimbangan jumlah UKT yang dibayar oleh masing-masing mahasiswa.

Dalam situasi ini, mahasiswa dalam penggunaan fasilitas kampus, mulai dari
ruang kelas, ruang praktikum, lab. komputer, air, listrik dan fasilitas lainnya tidak
sebanyak yang terpakai dibandingkan masa-masa perkuliahan normalnya. Padahal
biaya UKT yang dibayarkan mahasiswa tiap semesternya proporsional ke setiap
kebutuhan, termasuk diantaranya fasilitas-fasilitas kampus. Harapannya karena sarana
dan prasaran tidak efektif dirasakan oleh mahasiswa, maka seyogiayanya biaya UKT
dapat dipangkas dan dialihkan untuk keperluan subsidi kuota gratis ke seluruh
mahasiswa. Sehingga tidak lagi didasari pada faktor golongan semata.

Selain polemik subsidi kuota yang dinilai tidak adil ke semua mahasiswa,
terdapat permasalahan lain. Diantaranya pendataan mahasiswa yang masih berada di
kawasan kampus perlu dipantau dan dibantu. Mengingat himbauan untuk tidak pulang
kampung oleh pemerintah yang ditujukan kepada para perantau. Apalagi mahasiswa
unhas tersebar dari berbagai wilayah kabupaten bahkan provinsi. Bantuan yang
dimaksud bisa berupa donasi kebutuhan pokok pangan selama masa social distancing.
Serta tidak kalah pentingnya ialah akses informasi bagi mahasiswa yang tinggal di
kost/kontrakan senantiasa diperhatikan. Sebab baru-baru ini kejadian mahasiswa dari
Fakultas Pertanian unhas meninggal dunia di Rumah Susun Mahasiswa
(RUSUNAWA). Korban diduga mengalami sakit maag yang sudah sejak lama
dideritanya. Lambatnya proses penolongan untuk dibawa ke rumah sakit terdekat
menjadi salah satu penyebab kematian korban. Respon lambat ini dasari ketakutan
berlebih, mengingat situasi COVID-19 yang sulit dideteksi.

Dari berbagai uraian keluh kesah yang dialami mahasiswa Universitas Hasanuddin
selama masa pandemi COVID-19 ditemukan beberapa benang merahnya.
Diantaranya, lebih meningkatkan kerjasama antar civitas akademika dalam merespon
masa pandemi ini. Mulai dari himbauan-himbauan resmi baik di tingkat pusat sampai
ke tingkat perguruan tinggi perlu di elaborasi dan sinkronisasi maksud dan tujuannya.
Kemudian, kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan sebelumnya agar
ditinjau/direvisi kembali sesuai dengan kebutuhan mahasiswa Universitas
Hasanuddin. Selain perbaikan juga dibutuhkan penambahan kebijakan dalam
merespon pandemi ini, agar mahasiswa Unhas lebih nyaman, aman dan sejahtera
menjalankan tanggungjawabnya sebagai seorang pelajar.

Oleh karena itu, kami Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Hasanuddin


(BEM-UH) periode 2019/2020 sebagai organisasi sah ditingkat universitas yang
mewakili mahasiswa Universitas Hasanuddin dengan ini menyatakan sikap :

1. Kebijakan terkait subsidi kuota agar ditinjau lebih lanjut sehingga dapat
proporsional dan menyeluruh ke mahasiswa Universitas Hasanuddin
2. Meningkatkan pemantauan dan pelayanan kesehatan bagi mahasiswa
Universitas Hasanuddin yang masih berada di kawasan kampus selama masa
pandemi COVID-19
3. Melakukan pendataan masukan maupun keluhan yang diperuntukkan kepada
mahasiswa Universitas Hasanuddin selama masa darurat COVID-19.
4. Mendistribusikan secara merata bantuan berupa kebutuhan pokok (Pangan)
dan alat pelindung diri (APD) kepada mahasiswa yang masih berada di
kawasan kampus selama masa pandemi COVID-19
5. Melakukan perbaikan dan peningkatan sistem e-learning khususnya di skala
universitas
6. Menginstruksikan kepada seluruh dosen pembimbing maupun dosen yang
memandu perkuliahan online di lingkup Universitas Hasanuddin agar lebih
intens, responsif dan kualitatif selama proses belajar-mengajar.

Semoga hasil kajian ini dapat diindahkan sebagaimana mestinya dan kita
senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan khususnya selama masa pandemi
COVID-19 ini. Mohon maaf apabila ada salah kata dan perbuatan, karena sebagai
manusia biasa tidak luput dari yang namanya kesalahan. Sekian

Jazakumullahu Khairan Katsiran

Hidup Mahasiswa...
Hidup Rakyat Indonesia...
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
REFERENSI :

https://identitasunhas.com/mahasiswa-pertanian-meninggal-di-rusunawa-ini-
kronologinya/

https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/tren/read/2020/04/01/064500365/jo
kowi-putuskan-pembatasan-sosial-skala-besar-apa-bedanya-dengan-karantina

https://unhas.ac.id/article/title/dukung-belajar-daring-unhas-beberapa-provider-
berikan-akses-internet-gratis

https://kumparan.com/kumparantech/video-conference-pakai-zoom-google-meet-
skype-siapa-paling-hemat-kuota-1t7vMu7AXVu

https://fajar.co.id/2020/03/31/dukung-belajar-dari-rumah-unhas-beri-subsidi-pulsa-
untuk-mahasiswa-bidikmisi/

https://nasional.tempo.co/read/1320211/jokowi-pemerintah-daerah-tak-boleh-ambil-
kebijakan-lockdown

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200329234522-255-488077/who-
ingatkan-bahaya-semprotkan-disinfektan-langsung-ke-tubuh

https://sikola.unhas.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai