UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERIODE 2019/2020
Sekretariat : Istana Mahasiswa (Samping IPTEKS), Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10, Makassar. 90245.
Hp. 082192063101, bemuniversitashasanuddin@gmail.com
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERIODE 2019/2020
Sekretariat : Istana Mahasiswa (Samping IPTEKS), Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10, Makassar. 90245.
Hp. 082192063101, bemuniversitashasanuddin@gmail.com
SURAT PERNYATAAN
Nomor: 004/SP/KU/BEM-UH/IV/2020
Sehubungan dengan :
1. Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara
Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease (COVID-19)
2. Surat Himbauan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 302/E.E2/KR/2020 tertanggal 31 Maret 2020
tentang Masa Belajar Penyelenggaraan Program Pendidikan
3. Surat Edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas
Hasanuddin Nomor 8216/UN4.1/KP.10.01/2020 tertanggal 25 Maret 2020 tentang
Penyesuaian Jam Kerja dalam Rangka Upaya Pencegahan Infeksi COVID-19 di
Lingkungan Universitas Hasanuddin
Tembusan : Arsip
MENAKAR KELUH KESAH MAHASISWA UNHAS
DALAM CENGKRAMAN COVID-19
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang tak bosan-bosannya
memberi kita nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga jiwa raga ini masih bersatu
dalam melakukan perbuatan yang diperintahkan-Nya. Shalawat menyertai salam kita
kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, sang suri tauladan dalam menghadapi
hiruk-pikuk dunia ini.
Di Indonesia sendiri hingga hari Rabu, 1 April 2020 kasus COVID-19 terus
mengalami peningkatan hampir tiap harinya. Terdata ada 1.677 kasus positif, sembuh
103 orang dan meninggal 157 orang berdasarkan data Kompas.com. Angka ini di
prediksi masih akan terus bertambah melihat ketegasan pemerintah dan kesadaran
masyarakat belum menemui titik sinergisitas yang baik. Beberapa negara yang juga
lebih dulu terjangkit COVID-19 telah menerapkan berbagai metode yang terbukti
ampuh dapat dengan cepat memusnahkan virus mematikan ini, seperti lockdown,
rapid test dan juga social distancing. Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai
upaya sejak Indonesia dinyatakan darurat COVID-19. Namun tidak semua metode di
terapkan seperti yang dilakukan beberapa negara seperti China, Italia, Korea, India
dan negara-negara terjangkit lainnya.
Akan tetapi, metode ini tidak semuanya dapat diterima oleh berbagai pihak
khususnya mahasiswa sebagai bagian pengguna. Mengingat nominal biaya yang
dikeluarkan mahasiswa selama masa kuliah online untuk pembelian paket kuota
tidaklah sedikit. Bisa mencapai puluhan ribu per/harinya hanya untuk kebutuhan
internet saja. Dari data harga kuota untuk semua prodvider yang didapatkan
khususnya area Sulawesi Selatan mencapai harga rata-rata Rp. 15.000 – Rp. 20.000
untuk kapasitas 1-2 GB. Inipun terikat dengan jangka waktu yang hanya beberapa hari
saja. Artinya kalaupun ingin menghemat untuk beberapa minggu kedepan nampaknya
akan sulit. Sementara melihat situasi yang dimana mahasiswa dituntut untuk
keperluan kuliah online dengan menggunakan aplikasi video conference serta
searching data-data menyangkut akademik pasti daya kuota yang digunakan akan
jauh lebih besar lagi. Tidak hanya itu, untuk lebih meningkatkan kewaspadaan kita
sebagai mahasiswa perlu juga mengetahui kondisi terupdate pasien-pasien yang
dinyatakan positif melalui media sosial.
Perlu kita ketahui, dalam penggunaan aplikasi video conference ini dapat
menyerap daya kuota 500 MB – 1 GB per jam nya. Sementara mahasiswa dalam
menjalankan proses belajar-mengajar rata-rata membutuhkan 2-3 jam pertemuan
bahkan lebih. Pertemuan hampir dilakukan tiap harinya kecuali hari libur (sabtu-
ahad). Jika dikalkulasi selama 5 hari masa perkuliahan, penggunaan kuota bisa
mencapai 10-15 GB /minggunya. Harga kuota dengan kapasitas 10-15 GB baik harga
biasa maupun promo biasanya bermain di kisaran angka Rp. 50.000 – Rp.100.000.
Estimasi ini masih hitungan selama seminggu, sementara kebijakan kampus untuk
#workfromhome satu sampai dua bulan bahkan lebih. Sehingga wajar-wajar saja
apabila keluh kesah mahasiswa tak terhindarkan.
Kebijakan tersebut menuai pro dan kontra dari berbagai golongan mahasiswa
di Unhas. Khususnya mereka yang diluar dari status mahasiswa Bidikmisi itu sendiri.
Mereka menganggap ada kesenjangan yang terjadi dalam penentuan subsidi gratis ini.
Melalui pernyataan Rektor diatas membuktikan bahwa pimpinan universitas dalam
mengeluarkan kebijakan hanya berlandaskan strata sosial mahasiswa yang ada. Bukan
melalui pertimbangan jumlah UKT yang dibayar oleh masing-masing mahasiswa.
Dalam situasi ini, mahasiswa dalam penggunaan fasilitas kampus, mulai dari
ruang kelas, ruang praktikum, lab. komputer, air, listrik dan fasilitas lainnya tidak
sebanyak yang terpakai dibandingkan masa-masa perkuliahan normalnya. Padahal
biaya UKT yang dibayarkan mahasiswa tiap semesternya proporsional ke setiap
kebutuhan, termasuk diantaranya fasilitas-fasilitas kampus. Harapannya karena sarana
dan prasaran tidak efektif dirasakan oleh mahasiswa, maka seyogiayanya biaya UKT
dapat dipangkas dan dialihkan untuk keperluan subsidi kuota gratis ke seluruh
mahasiswa. Sehingga tidak lagi didasari pada faktor golongan semata.
Selain polemik subsidi kuota yang dinilai tidak adil ke semua mahasiswa,
terdapat permasalahan lain. Diantaranya pendataan mahasiswa yang masih berada di
kawasan kampus perlu dipantau dan dibantu. Mengingat himbauan untuk tidak pulang
kampung oleh pemerintah yang ditujukan kepada para perantau. Apalagi mahasiswa
unhas tersebar dari berbagai wilayah kabupaten bahkan provinsi. Bantuan yang
dimaksud bisa berupa donasi kebutuhan pokok pangan selama masa social distancing.
Serta tidak kalah pentingnya ialah akses informasi bagi mahasiswa yang tinggal di
kost/kontrakan senantiasa diperhatikan. Sebab baru-baru ini kejadian mahasiswa dari
Fakultas Pertanian unhas meninggal dunia di Rumah Susun Mahasiswa
(RUSUNAWA). Korban diduga mengalami sakit maag yang sudah sejak lama
dideritanya. Lambatnya proses penolongan untuk dibawa ke rumah sakit terdekat
menjadi salah satu penyebab kematian korban. Respon lambat ini dasari ketakutan
berlebih, mengingat situasi COVID-19 yang sulit dideteksi.
Dari berbagai uraian keluh kesah yang dialami mahasiswa Universitas Hasanuddin
selama masa pandemi COVID-19 ditemukan beberapa benang merahnya.
Diantaranya, lebih meningkatkan kerjasama antar civitas akademika dalam merespon
masa pandemi ini. Mulai dari himbauan-himbauan resmi baik di tingkat pusat sampai
ke tingkat perguruan tinggi perlu di elaborasi dan sinkronisasi maksud dan tujuannya.
Kemudian, kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan sebelumnya agar
ditinjau/direvisi kembali sesuai dengan kebutuhan mahasiswa Universitas
Hasanuddin. Selain perbaikan juga dibutuhkan penambahan kebijakan dalam
merespon pandemi ini, agar mahasiswa Unhas lebih nyaman, aman dan sejahtera
menjalankan tanggungjawabnya sebagai seorang pelajar.
1. Kebijakan terkait subsidi kuota agar ditinjau lebih lanjut sehingga dapat
proporsional dan menyeluruh ke mahasiswa Universitas Hasanuddin
2. Meningkatkan pemantauan dan pelayanan kesehatan bagi mahasiswa
Universitas Hasanuddin yang masih berada di kawasan kampus selama masa
pandemi COVID-19
3. Melakukan pendataan masukan maupun keluhan yang diperuntukkan kepada
mahasiswa Universitas Hasanuddin selama masa darurat COVID-19.
4. Mendistribusikan secara merata bantuan berupa kebutuhan pokok (Pangan)
dan alat pelindung diri (APD) kepada mahasiswa yang masih berada di
kawasan kampus selama masa pandemi COVID-19
5. Melakukan perbaikan dan peningkatan sistem e-learning khususnya di skala
universitas
6. Menginstruksikan kepada seluruh dosen pembimbing maupun dosen yang
memandu perkuliahan online di lingkup Universitas Hasanuddin agar lebih
intens, responsif dan kualitatif selama proses belajar-mengajar.
Semoga hasil kajian ini dapat diindahkan sebagaimana mestinya dan kita
senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan khususnya selama masa pandemi
COVID-19 ini. Mohon maaf apabila ada salah kata dan perbuatan, karena sebagai
manusia biasa tidak luput dari yang namanya kesalahan. Sekian
Hidup Mahasiswa...
Hidup Rakyat Indonesia...
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
REFERENSI :
https://identitasunhas.com/mahasiswa-pertanian-meninggal-di-rusunawa-ini-
kronologinya/
https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/tren/read/2020/04/01/064500365/jo
kowi-putuskan-pembatasan-sosial-skala-besar-apa-bedanya-dengan-karantina
https://unhas.ac.id/article/title/dukung-belajar-daring-unhas-beberapa-provider-
berikan-akses-internet-gratis
https://kumparan.com/kumparantech/video-conference-pakai-zoom-google-meet-
skype-siapa-paling-hemat-kuota-1t7vMu7AXVu
https://fajar.co.id/2020/03/31/dukung-belajar-dari-rumah-unhas-beri-subsidi-pulsa-
untuk-mahasiswa-bidikmisi/
https://nasional.tempo.co/read/1320211/jokowi-pemerintah-daerah-tak-boleh-ambil-
kebijakan-lockdown
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200329234522-255-488077/who-
ingatkan-bahaya-semprotkan-disinfektan-langsung-ke-tubuh
https://sikola.unhas.ac.id/