Anda di halaman 1dari 3

AJENG HANUM ARDITHA ANGGRAENI

NIM. 20210410193

TTD:

PERAN AKTIF MAHASISWA KEDOKTERAN KLINIS DALAM


PENANGGULANGAN CORONA VIRUS DISEASE-19 (COVID-19)

Pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, yang


langsung berdampak luas setelahnya.1 Pada masa pandemi COVID-19 saat ini,
Tenaga Kesehatan merupakan sekelompok profesi yang memegang peranan
sangat penting. Selain dalam memerangi pasien-pasien yang memerlukan
pelayanan kesehatan, Tenaga Kesehatan juga berperan dalam memberikan
pemahaman yang baik mengenai COVID-19 kepada masyarakat. Atas tuntutan
profesi tersebut maka Tenaga Kesehatan mempunyai resiko yang sangat besar
untuk terpapar. Mahasiswa Kedokteran Klinis memang belum mempunyai
kompetensi dan kualifikasi untuk melakukan tindakan medis secara mandiri,
tetapi telah mempunyai kemampuan dasar dalam melakukan pemeriksaan fisik
kesehatan, menjaga kualitas hidup pasien, melakukan awareness kepada
masyarakat, dan melakukan kegiatan non medis lainnya. Hanya saja, Mahasiswa
Kedokteran Klinis Indonesia termasuk dalam kelompok yang saat ini diwajibkan
untuk tidak melakukan aktivitas pendidikan di rumah sakit, sehingga potensi
untuk berpartisipasi kepada masyarakat menjadi sangat rendah.

Terlepas dari hal tersebut, sebenarnya peran mahasiswa kedokteran cukup


dibutuhkan oleh masyarakat. Senada dengan hal tersebut, Plt Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi (Dikti) Nizam, bersama dengan Direktur Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Aris Junaidi, serta Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan
Kedokteran Indonesia (AIPKI) Budu dan Nauval, dan Sekretaris Jenderal Ikatan
Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI). Berbagai jajaran elemen
1
Coana Sukmagautama, Optimalisasi Pembekalan Teknis Dalam Prapendidikan
Dokter Muda Era Pandemi COVID-19 di Rumah Sakit Universitas 11 Maret, Laporan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN di Program Studi Profesi Dokter, Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas 11 Maret, Surakarta,
2020, h. 4.

1
tersebut mendukung Pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 yang
terjadi dengan beberapa kebijakan sebagai berikut:2

1. Himbauan pelaksanaan pembelajaran perkuliahan secara daring;


2. Penyediaan 13 (tiga belas) Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit
Pendidikan dibawah Kemendikbud (PS PTN) untuk memberikan
pelayanan Pasien COVID-19, serta melakukan tes dan penelitian COVID-
19;
3. Mendukung penerjunan relawan mahasiswa yang berasal dari prodi
bidang kedokteran dan kesehatan lainnya, tenaga kesehatan, dan non-
kesehatan;
4. Menghimbau rekan dosen dan peneliti untuk melakukan penelitian yang
dapat diterapkan atau mengembangkan alat-alat kesehatan, perlindungan
diri, resiprator, ventilator, dll.

Mahasiswa Kedokteran yang terlibat menjadi relawan, wajib melewati masa


pelatihan kesehatan selama 3 (tiga) hari melalui media daring (online), beberapa
mahasiswa relawan mulai dikelompokkan untuk penerjunan di lapangan, namun
tidak bersentuhan langsung dengan pasien. Sebagai contoh, mahasiswa
kedokteran terbagi ke beberapa tempat seperti di Kementerian Kesehatan untuk
melayani pusat layanan informasi, dan relawan yang sudah memiliki kompetensi
sebagai tenaga kesehatan (dokter, perawat, ners) akan ditugaskan di Wisma Atlit.

Untuk tahap awal, terdapat lebih 1000 (seribu) relawan mahasiswa


kedokteran yang didistribusikan ke 6 (enam) wilayah AIPKI dan Dinkes terkait
untuk melakukan komunikasi,informasi dan edukasi kepada masyarakat, ODP,
PDP melalui media daring (online) sesuai dengan kebutuhan tiap daerah. “Di
tengah simpang siurnya informasi mengenai Covid-19 dan dunia kesehatan,
relawan mahasiswa turut berperan penting memberikan informasi dan edukasi
kesehatan kepada masyarakat dengan menyusun narasi dan konten informasi yang
tepat, seperti rapid test, ODP, PDP, hingga penanganan hoax buster.

2
https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/relawan-mahasiswa-kesehatan-siap-
diterjunkan-membantu-masyarakat-hadapi-covid-19/, diakses pada hari Rabu, 20 Oktober 2021,
Pukul 12.37 WIB.

2
Selama penanganan COVID-19, AIPKI dan Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi telah mengirimkan surat untuk bekerja sama dengan pimpinan perguruan
tinggi, khususnya Dekan Fakultas Kedokteran. Upaya tersebut menurut Ketua
AIPKI, Budu, merupakan langkah koordinasi pusat yang diberikan kepada satuan
pendidikan tinggi di beberapa wilayah dalam rangka memantau pelaksanaan
relawan mahasiswa kesehatan. AIPKI menerapkan beberapa langkah strategis
dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan mahasiswa relawan
kesehatan. Di tingkat wilayah, monev memanfaatkan struktur yang sudah ada.
Mahasiswa akan dilengkapi dengan sistem logbook, monitoring tertulis, sehingga
dapat memantau implementasi program. Selain itu, mahasiswa yang menjadi
relawan akan mendapatkan apresiasi dari Kemdikbud. Ia menyampaikan bahwa
nantinya mahasiswa relawan akan mendapatkan sertifikat dari Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi dan dapat digunakan sebagai Surat Keterangan Pendamping
Ijazah (SKPI). Kemudian, kegiatan relawan akan dikonversi menjadi nilai SKS.

DAFTAR PUSTAKA

Sukmagautama, Coana, Optimalisasi Pembekalan Teknis Dalam Prapendidikan Dokter


Muda Era Pandemi COVID-19 di Rumah Sakit Universitas 11 Maret, Laporan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN di Program Studi Profesi Dokter, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Universitas 11 Maret, Surakarta, 2020;

https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/relawan-mahasiswa-kesehatan-siap-
diterjunkan-membantu-masyarakat-hadapi-covid-19/,

Anda mungkin juga menyukai