Anda di halaman 1dari 13

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

NOTULENSI WEBINAR

Agenda Webinar : Seminar Online FKM UI Seri 29


Tempat : Zoom Cloud Meeting
Hari/Tanggal/Pukul : Selasa, 29 Juni 2021
Pukul : 09.00 – 12.00 WIB
Judul Webinar : “Lesson Learned from the Aspect if Environmental
Health, Occupational Health and Safety during the
COVID-19 Pandemic”

No. Uraian Rapat Keterangan


1. Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. dr. Sabarinah, Pembukaan
M.Sc sebagai Pj. Dekan FKM UI dan Drs. Bambang
Wispriyono, Apt., Ph.D. sebagai Dosen Departemen
Kesehatan Lingkungan FKM UI, dengan narasumber:
1) Drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid sebagai Direktur
Kesehatan Lingkungan Ditjen Kesmas Kemenkes RI
2) Hery Sutanto, S.T., sebagai Direktur Bina Kelembagaan
K3 Kementerian Ketenagakerjaan RI
3) DR. Raditya Jati, S.Si., M.Si., sebagai Deputy Chief for
System and Strategy
4) Drs. Nikson Nababan, M.Si sebagai Bupati Tapanuli
Utara
5) Budiawansyah, S.T., MKKK sebagai Pjs Kepala Teknik
Tambang PT Vale Indonesia, Tbk
Diakhir webinar akan mendapatkan 2 SKP EHSA, 1 SKP
HAKLI dan 1 SKP PAKKI dan terbuka untuk umum.

2. Kebijakan dan Pembelajaran Program Kesehatan Paparan dari


Lingkungan Pada Masa Pandemi COVID-19 narasumber:
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) menjadi Drg. R. Vensya
pandemi dan masalah kesehatan global di dunia termasuk Sitohang, M.Epid
Indonesia. Secara global, tercatat sebanyak 179.7 juta kasus
terkonfirmasi dan 3.89 juta orang diantaranya meninggal.
Tingginya kasus menunjukkan risiko global yang sangat
tinggi. Per 26 Juni 2021 pukul 16.00 WIB, tercatat sebanyak
2.09 juta kasus di Indonesia, 1.84 juta kasus dinyatakan
sembuh dan 56.729 ribu kasus orang meninggal. Kalau kita
melihat kelompok usia produktif yaitu 18 – 60 tahun masih
mendominasi jumlah kasus Covid-19.
Tantangan saat ini mengharuskan kita beradaptasi
dengan situasi pandemi COVID-19. Aspek kesehatan, sosial,
dan ekonomi harus berjalan beriringan dan saling
mendukung agar tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

berbagai kebijakan percepatan penanganan COVID-19


harus tetap mendukung keberlangsungan perekonomian dan
aspek sosial masyarakat. Pandemi COVID-19 memberi
pelajaran berharga bagi kita untuk dapat beradaptasi dengan
cepat pada kebiasaan baru bersama COVID-19. Hal ini
disebabkan masyarakat perlu beraktivitas untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya (bekerja, bersosialisasi, aktualisasi diri)
maka perlu adanya peraturan baru, gaya hidup baru serta
kebiasaan baru yang dapat menjadikan masyarakat sehat
bugar produktif dengan menerapakan protokol
kesehatan. Tempat dan fasilitas umum yang menjadi tempat
penyebaran Covid-19 di kelompokan menjadi 12 kelompok
besar :
1. Pasar dan Sejenisnya
2. Pusat perbelanjaan/Mall/Pertokoan dan sejenisnya
3. Hotel/Penginapan/Home-stay/Asrama dan sejenisnya
4. Rumah Makan/Restoran dan sejenisnya
5. Sarana dan Kegiatan Olahraga
6. Moda Transportasi
7. Stasiun/Terminal/Pelabuhan/Bandar Udara
8. Lokasi Daya Tarik Wisata
9. Jasa Perawatan Kecantikan/Rambut dan sejenisnya
10. Jasa Ekonomi Kreatif
11. Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah
12. Jasa Penyelenggaraan Even/Pertemuan
Upaya penertiban dan pengawasan oleh aparat juga
dapat dilakukan apabila diperlukan dalam penerapan
protokol kesehatan di tempat dan fasilitas umum. Keputusan
Menteri Kesehatan nomor 382 tahun 2020, mengatur
protokol Kesehatan di tempat fasilitas umum, dimana semua
pihak-pihak seperti pengelola/pemilik, pekerja/pedagang dan
pelanggan/konsumen/masyarakat juga sudah diatur untuk
menerapkan protokol Kesehatan. Kebijakan pelayanan
kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dalam upaya
pencegahan dan pengendalian penyebaran COVID-19
dilaksanakan meliputi :
1. Melakukan sosialisasi peraturan menteri terkait
penerapan protokol kesehatan dalam upaya pencegahatn
dan pengendalian COVID-19 kepada seluruh petugas
kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
2. Menyediakan pedoman/SOP pelaksanaan kegiatan
pembersihan dan desinfeksi permukaan dan ruangan
yang sering dipakai
3. Melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di
kelurahan/desa kerjasama dengan organisasi profesi
(HAKLI)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

4. Melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di pasar


dengan pemicuan STBM pasar sehat dan aman COVID-
19.
5. Pengelolaan limbah medis COVID-19
6. Penyediaan sistim informasi monitoring kondisi prokes di
pasar
7. Penyediaan logistik untuk kegiatan pembersihan,
desinfeksi dan limbah medis
Sebagai kesimpulan kami sampaikan bahwa:
1. Protokol Kesehatan dilakukan secara terus menerus dari
berbagai pihak di tempat dan fasilitas umum untuk
melakukan pencegahan dan pengendalian COVID-19
2. Dalam pelaksanaan protokol kesehatan dilakukan
secara bersama antara penanggung jawab TFU dan
masyarakat serta pemerintah setempat.
3. Kesadaran kelompok masyarakat perlu dibangun untuk
kebersamaan dalam penyelesaian masalah yang ada
khususnya untuk penerapan prokes.
4. Pendampingan pelaksanaan prokes di tempat dan
fasilitas umum menjadi kegiatan penting

3 Perencanaan, Implementasi Dan Evaluasi Terhadap Paparan dari


Perusahaan Dan Tenaga Kerja Saat Pandemi narasumber :
Dampak pandemi COVID-19 pada ketenagakerjaan Hery Sutanto,
adalah: S.T.
1. Ketidakhadiran pekerja/buruh yang signifikan
2. Penurunan Persediaan Logistik dan Jasa.
3. Keterlambatan Mobilisasi Orang dan Barang.
4. Produktivitas Menurun.
5. Gangguan Pelayanan.
6. Perubahan Tingkat Permintaan Barang dan Jasa
7. Penutupan Perusahaan
Upaya sektor ketenagakerjaan dalam menghadapi pandemi
Covid-19:
1. Mendorong pimpinan perusahan, APINDO, SP/SB,
Assosiasi K3, untuk melaksanakan Pencegahan Covid-
19 di perusahaan dalam rangka perlindungantenaga kerja
2. Perusahaan harus produkif tetapi tetap aman beradaptasi
dengan Covid-19 melalui perencanaan keberlangsungan
usaha
3. Menyediakan panduan produktif & aman kembali bekerja
pasca WFH.
4. Mewajibkan program JKK guna perlindungan Covid-19
akibat kerja
5. Meningkatkan pembinaan pengawasan dalam upaya
pencegahan dan pengendalian penularan Covid-19
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

6. Meningkatkan kolaborasi dengan stakeholder (APINDO,


DK3N, SP/SB ILO, BP Jamsostek, Assosiasi K3 lainnya)
7. Melaksanakan sosialisasi, informasi dan publikasi upaya
pencegahan dan penanggulangan Covid-19 di tempat
kerja dengan teknologi infomasi dan melalui berbagai
media sosial.
Gerakan Pekerja Sehat (GPS) merupakan kegiatan untuk
membudayakan hidup sehat di tempat kerja, dengan tujuan:
 meningkatkan derajat kesehatan pekerja
 lingkungan kerja yang aman dan sehat
 produktivitas kerja optimal
 pembiayaan kesehatan lebih efisien.
Kegiatan dalam rangka mendukung upaya Pencegahan dan
penanggulangan covid-19 di tempat kerja dilakukan dengan
cara:
1. Mendirikan posko layanan, antara lain; Posko K3 Corona,
Posko Layanan Pencari Kerja, Posko Layanan Pelatihan,
Posko Layanan Mediasi Ketenagakerjaan, Posko THR;
2. Meningkatkan koordinasi dalam pengembangan dan
penyusunan kebijakan P2 Covid-19 di tempat kerja
bersama ILO, Apindo, SP/SB, BPJS Ketenagakerjaan,
Perguruan Tinggi, Praktisi K3 dan Assosiasi K3 lainnya;
3. Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan Covid-19
dengan Webinar (DK3N, ILO, DitjenBinwasnaker, Balai
K3), Sosialisasi oleh pengawas ketenagakerjaan, dan
pemangku kepentingan lainnya.
4. Pembinaan Ahli K3 di perusahaan dalam penyusunan
perencanaan keberlangsungan usaha dan Penyediaan
pedoman penyusunan Perencanaan Keberlangsungan
Usaha;
5. Pemberdayaan Ahli K3, dokter perusahaan dan
paramedis perusahaan dalam masifikasi gerakan pekerja
sehat (GPS).
6. Kawasan industri peduli penyakit akibat kerja dalam
upaya P2 Covid-19 di tempat kerja dan Pemeriksaan
lingkungan kerja pada daerah zona merah Covid-19;
7. Pelaksanaan publikasi pencegahan dan penanggulangan
Covid-19 di tempat kerja melalui berbagai media sosial.
Sebagai kesimpulan kami sampaikan bahwa:
1. Pandemi Covid-19 berdampak pada sektor
Ketenagakerjaan
2. K3 merupakan salah satu aspek penting perlindungan
tenaga kerja
3. Sektor Ketenagakerjaan telah merespon pandemi Covid-
19 sejak awal, dengan melakukan pembinaan dan
pengawasan serta penyusunan kebijakan.
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

4. Upaya sektor ketenagakerjaan melalui peran dan strategi


dalam P2 Covid-19 di tempat kerja
5. SDM K3, Lembaga K3 Pemangku kepentingan
mendukung Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Covid-19 Di Tempat Kerja.

4 Policy and Institutional Design Responding to The Health Paparan dari


Crisis in Indonesia narasumber:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang DR. Raditya Jati,
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan S.Si., M.Si.,
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural
disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster)
Disasters in Indonesia 2021
Natural Disasters
Earthquake : 20
Volcano Eruption :0
Forest and Land Fires : 114
Drought :2
Floods : 610
Landslide : 308
Disaster Management Cycle:
1. Pre-disaster  Prevention and Mitigation
- Geographical
- Geological
- Weather
- Natural resource availibility
2. During disater  Preparedness and Emergency
Response
- Disaster event
- Disaster impact
- Damage houses/buildings
- Government assisstance
3. Post-disaster  Rehabilitation and reconstruction
- Damage assessment
- Estimated losses
- Rehabilitation
- Reconstruction
COVID-19 Response in Indonesia:
 Issued Emergency Status
 response task forse (34 provinces; 496
distriction/cities)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

 Enforcement of restrictions on public activities (34


provinces)
 PCR Test
 13.051.228 people
 19.539.205 specimens
 Logistics and Voluntees
 Total medical supplies distribution : 98.505.805
distributed in 34 provinces
 Total medical and non medical volunteers : 43.399
distributed in 34 provinces
 Total Number of Covid-19 cases in Indonesia as per juni
27th 2021 at 12.00 P.M
 Confirmed : 2.115.304
 Recovered : 1.850.481
 Deaths : 57.138
Covid-19 is a “Wake-Up Call”, this pandemic is not only a
health issue but also it affects to all aspects in humanity
(Secretary General UN, 2020).
Health polish focus of covid-19 mitigation:
Health services:
Curative : 792 laboratory testing for Covid-19; 982 hospital
and construction of emerency hospital
Promotive and preventive : health promotion through social
medial and mass media; community-based health
programs (RT/RW, Local government and
behavior change monitoring)
Funding
Curative : high national budget allocation for social,
industrial, economic recobery and regional budget
allocation (health management, economic impact
and safety net providers)
Promotive and preventive : health promotion budget
allocation in the Republic of Indonesia Ministry of
Health
Form of Execution
Curative : personal protective equipment (PPE), masks,
RDT, RT-PCR, medical facilities (machines and
reagents).
Promotive and preventive : active surveilance (assembling
data related to health status, social, economic and
cultural conditions) and public health efforts
(policies regarding affairs of Environment, MCH,
Nutrition and Psychology)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

Rencana Induk Penanggulangan Bencana (Ripb)Tahun


2020-2044 atau Disaster Management Master Plan (DMMP)
2020-2044
1) Long-term period for 25 years, divided to 5 short –term
period (5 years)
2) DMMP (RIPB) 2020-2024 is translated into DM Plans
(Renas PB)
3) DMMP (RIPBS) consists of the input for national/local
long-term dev plan (RPJMN dan RPJMD)
4) Annually monitored and evaluated
5) Monitoring and evaluations are given to the President of
Indonesia through Coordinator Ministry of PMK
6) Reviewed once in 5 year or in case of any special
purposes (based on the monitoring and evaluation).
DM Policies 2020-2024
1) Strengthening effective and efficient disaster
management laws and regulations.
2) Increased synergy between ministries/agencies and
stakeholders in disaster management.
3) Strengthening investment in disaster risk management
that consider the of disaster risks increasing projection by
taking into account spatial planning and regional
arrangement.
4) Strengthening to be more proffesional, transparant, and
accountable DM governance.
5) Increase the capacity and capability of responding to
disaster emergencies quickly and reliably.
6) Acceleration of post-disaster recovery in disaster-affected
areas and communities to build a better life.

5 Strategi Pemerintah Daerah Tapanuli Utara Menghadapi Paparan dari


Bencana dan Pandemi COVID-19 narasumber:
Visi : “Tapanuli Utara sebagai Lumbung Pangan dan Drs. Nikson
Lumbung Sumberdaya Manusia yang Berkualitas Nababan, M.Si
serta
Misi :
1. Meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan
petani melalui perlindungan petani dan lahan pertanian
berkelanjutan.
2. Pengembangan komoditi dan produk unggulan daerah
berbsis pertanian dan sumberdaya lokal.
3. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan
kesehatan .
4. Meningkatkan kualitas dan daya saing SDM melalui
pelatihan tenaga kerja, pemanfaatan IPTEK dan
pengembangan jiwa kewirausahaan.
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

5. Meningkatkan destinasi wisata melalui pengembangan


kawasan wisata alam dan budaya, rohani dan agrowisata.
6. Meningkatkan kualitas infrastruktur yang terintegrasi
dengan penataan ruang/wilayah, perlindungan
sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup
7. Meningkatkan kapasitas desa menuju desa mandiri
8. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan sistem
e-government.
Sumber Daya Kesehatan yang ada di Kabupaten Tapanuli
Selatan adalah:
Fasilitas Kesehatan:
 Puskesmas: 21 Unit (Rawat Inap 7 unit, Rawat Jalan 14
unit).
 Puskesmas Pembantu (Pustu): 60 Unit.
 Rumah Sakit Pemerintah (RSUD
Tarutung) : 1 unit.
 Rumah Sakit Swasta: 1 unit.
Tenaga Kesehatan:
1. Surveilance Dinas Kesehatan : 3 orang
2. Surveilance Puskesmas : 21 orang.
3. Dokter di Puskesmas:
 Dokter Umum : 33 orang
 Dokter Gigi : 15 orang.
4. Dokter di RSUD Tarutung:
 Spesialis Jantung (Sp.J) : 3 Orang.
 Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD) : 5 Orang
 Spesialis Paru (Sp.P) : 2 Orang
 Spesialis Patologi Klinik (Sp.PK) : 3 Orang.
 Spesialis Kandungan (Sp.OG) : 4 orang
Langkah Antisipasi dalam Pencegahan Covid-19:
 Tentang Pembuatan Posko di Perbatasan dan
Desa/Kelurahan,
 Pembatasan kegiatan Sosial Budaya,
 Operasi Yustisi (TNI, POLRI, SATPOL PP)
 Penyemprotan desinfektan di tempat-tempat umum,
rumah ibadah, pasar, perkantoran dan di jalan protokol,
 Pengadaan APD dengan memberdayakan UMKM
(tukang jahit),
 Kerjasama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten
untuk memproduksi Minuman Sehat Wedang Jahe,
 Dukungan Desa dalam pemberian minuman sehat
Wedang Jahe
 Pola gotong royong /sumbangan dalam penanganan
covid-19.
 Pembuatan desinfektan sebanyak 20.000 liter di BLK
Silangkitang Tapanuli Utara
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

 Pembuatan Masker Kain sebanyak 11.000 buah di BLK


Silangkitang Tapanuli Utara (6.000 buah bersumber dari
APBD Kab Tapanuli Utara TA. 2020 dan 6.000 buah
kerjasama dengan Balai Besar Pengembangan Latihan
Kerja Medan).
 Pembuatan Washtafel Portable sebanyak 110 unit di
BLK Silangkitang Tapanuli Utara (100 Unit bersumber
dari APBD Kab Tapanuli Utara TA. 2020 dan 10 unit
kerjasama dengan Balai Besar Pengembangan Latihan
Kerja Medan)
Penyelidikan Epidemiologi Covid 19:
 Pada Tanggal 15 April 2021 Pasien An. MH berobat ke
puskesmas Garoga dengan keluhan Sesak disertai nyeri
ulu hati. Setelah dilakukan pemeriksaan maka pasien
dirujuk ke RSU Daerah Tarutung
 Di RSU Daerah Tarutung, dilakukan pemeriksaan RT-
PCR dengan hasil Positif Covid 19. RSU melaporkan ke
Dinas Kesehatan dan Dinas Kesehatan langsung
mengkorfimasi ke Puskesmas Garoga
 Puskesmas Garoga melakukan Tracing pada kontak erat
pasien terkonfirmasi
Treatment pasien OTG dilakukan dengan isolasi mandiri
selama 10-14 hari sejak pengambilan sampel. Isolasi mandiri
ini wajib diterapkan dengan disiplin. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah:
1. Selalu pakai masker selama menjalani isolasi. Cuci
sendiri masker kain yang dipakai. Jika menggunakan
masker sekali pakai, langsung bungkus dan buang ke
tempat sampah setelah dipakai.
2. Tidak bepergian keluar rumah atau meninggalkan tempat
isolasi hingga masa isolasi mandiri selesai dijalani (10-14
hari), terlebih apabila muncul gejala sakit seperti demam,
batuk, atau bersin-bersin-bersin. Selama di rumah atau
tempat isolasi, kamar pasien OTG harus terpisah dari
anggota keluarga lainnya. Selalu jaga jarak 1-2 meter,
serta tidak berbagi peralatan makan mandi, dan tempat
tidur yang sama.
3. Cek kondisi tubuh dengan mengukur suhu, denyut nadi,
dan tekanan darah secara rutin. Berjemur di bawah sinar
matahari setiap pagi selama 15-30 menit.
4. Jalankan perilaku hidup bersih dan sehat, konsumsi
makanan dengan gizi seimbang, lakukan olahraga yang
rutin dan teratur, serta tenangkan pikiran dan jiwa
Terapkan etika batuk dan bersin dengan baik, yakni
dengan menutup hidung dan mulut menggunakan siku
lengan bagian dalam.
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

5. Kebersihan dan kesehatan di rumah. Bersihkan seluruh


permukaan dengan cairan disinfektan yang tepat sesuai
peruntukannya. Apabila isolasi mandiri tidak
memungkinkan dilakukan di rumah, pemerintah
menyediakan fasilitas yang biasa dimanfaatkan terkhusus
bagi pasien yang bergejala
6. Menerapkan 4M yaitu memakai masker, mencuci tangan
dengan sabun, serta menjaga jarak dan menghindari
kerumunan.
7. Pemberian Bantuan dan Sembako dari berbagai elemen;
a. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara Berupa :
Sembako (indomie, telur, minyak goreng, susu, gula)
dan penyemprotan desinfektan.
b. Pemerintah Kecamatan dan Desa berupa : Sembako
(indomie, telur, minyak goreng, ikan, bubuk teh,
gula, roti, susu) dan penyemprotan Desinfektan.
c. Sumbangan dari Ketua Tim PKK Kabupaten Ibu
Satika Simamora berupa : Wedang jahe, telur,
makanan tambahan, susu, masker, roti, vitamin.
d. Sumbangan dari Bapak Kapolda Sumatera Utara
berupa : Rapid Antigen 500 PCS, Vitamin Pre Biotik
150 Botol dan desinfektan massal.
e. Sumbangan dari LBH Kesehatan Kabupaten
Tapanuli Utara berupa : telur, susu, vitamin, gula,
minyak goreng.

5. Keberlangsungan Business Kegiatan Pertambangan Paparan dari


dalam masa Pandemi COVID-19 narasumber:
Karakteristik Kegiatan Pertambangan: Budiawansyah,
 Beresiko Tinggi S.T., MKKK
Resiko tinggi baik bagi orang dan Lingkungan.
 Teknologi Tinggi
Padat Teknologi dengan berbagai jenis peralatan yang
disertai dengan teknologi, Kegiatan Pertambangan mulai
dari Hulu sampai ke Hilir.
 Biaya Tinggi
Padat Modal, memerlukan biaya investasi yang tinggi
 Objek Vital Nasional
Merupakan salah satu sumber penghasilan negara yang
utama termasuk PAD Daerah, serta berpengaruh pada
kebutuhan dasar hidup manusia. Penerimaan Negara
Tahun 2020 : Rp 19.40 Triliun. Target Penerimaan
Negara Tahun 2021 : Rp 22.1 Triliun
 Tinggi Faktor Sosial
Kegiatan Pertambangan secaralangsung menggerakkan
ekonomi lokal tempat beroperasi, Padat program CSR
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

 Dinamis
Bahaya dan resiko berpindah seiring dengan perubahan
Rencana Tambang.
Covid19 sebagai Major Risk - Risk Management Proses
Covid19 risk Identification
 People – Kesehatan & Keselamatan
 Compliance & Assets
 Asset & Teknologi
 Sosial & Politik
Review controls
 Risk Management Governance Process.
 Crisis Team and Committee evaluations
 Daily Action control and evaluation
Control risk
Assessment
 Menentukan Vulnerability
 Menentukan Business Risk matrix
Rencana Keberlanjutan – Business Continuity Plan Kegiatan
Dalam Masa Pandemi Covid-19 adalah
1. Emergency Management Team
EMT team terdiri dari semua Dewan Direksi & Pengambil
Kebijakan dari setiap area/kegiatan. EMT dibentuk pada
13 Maret 2020 sbg langkah antisipasi awal potensi
pandemi
2. Status Kondisi
Level kondisi yang menentukan langkah – Langkah
kontrol yang di perlukan ( Monitor, Awas, Respon,
Transisi)
3. Perlindungan Pekerja
Response Plan dalam masa Pandemi (Persiapan
Fayankes, tenaga Medis, 6M, Epidemic analysis,
PromKes),termasuk perlindungan pada Karyawan yang
Komorbid
4. Tatakelola Operasional Produksi
Menentukan dampak minimum dan kesiapsiagaan
produksi, serta menyiapkan backup manpower
5. Fungsi Pendukung/Pelayanan Kritikal
Menentukan dan mengamankan fungsi-fungsi pelayanan
yang kritis dan penting bagi kelangsungan kegiatan:
Pembangkitan energy, transportasi, Medis,, pengamanan
6. Logistic & Procurement
Kesiapsiagaan logistic , material serta proses
procurement. Seperti APD, material utama pendukung
produksi, Material untuk Kesehatan
7. Kritikal Project
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

Mengevaluasi readiness kritikal project & dampak ke


longterm business.
8. Financial Management
Menentukan scenario dan Rencana Arus kas Perusahaan
dalam menjamin arus kas yang sehat
Sosial Aspect - Community Response: Total Rp
40.918.262.400 donasi yang diberikan untuk membantu
pengendalian Covid-19 di berbagai Provinsi & Kabupaten
sekitar Kami beroperasi
Sebagai kesimpulan kami sampaikan bahwa:
1. Covid-19 merupakan salah satu Major Risk bagi Kegiatan
Pertambangan. Maka pendekatan yang integral
diperlukan dalam proses pengelolaan resiko nya,
termasuk aspek social dan Politik. Aspek sosial dengan
aktif mengedukasi masyarakat lewat promosi kesehatan
berbasis kultural, dan keterlibatan dalam respon sosial
dalam program 3T. Aspek Politik seperti bagaimana
berintegrasi dengan Satgas dan juga Pemerintah Daerah
dalam melahirkan Kebijakan khusus di Daerah sebagai
upaya kontrol bersama.
2. Karakteristik Pertambangan yang rentan atas paparan
Covid19 sementara sektor ini merupakan salah satu
unsur penggerak ekonomi Lokal dan pendapatan Negara
dan daerah.
3. Tracing dan Testing yang baik akan mampu menjaga
ketersediaan RS/Fayankes akibat Pandemi yang tidak
terkontrol. 98 % testing sukses dilakukan di PT Vale
sehingga mampu mendeteksi dini keberadaan kasus dan
segara dilakukan upaya isolasi dan mencegah keparahan
yang bisa terjadi dengan hasil nihil fatality.
4. Pembelajaran penting selama pandemic adalah dengan
mengevaluasi kembali atas paparan resiko ke Pekerja.
Perusahaan berkesimpulan, jika Hanya pekerja yang
diperlukan kehadirannya saja secara langsung bekerja
akan mampu menghindari resiko ke pekerja (remove
people from the risk), oleh karena itu, proses kerja
working from Hub dan Working from Home akan
berkontribusi atas pengurangan resiko ke Pekerja. Hal ini
yang di tuangkan dalam konsep bekerja Vale New
Journey
6. Jalannya kegiatan FGD berjalan dinamis dan penuh interaksi Sesi Tanya
diskusi dan tanya jawab adapun yang menjadi bahan Jawab
kesimpulan pada kegiatan FGD ini adalah sebagai berikut:
1. Beberapa perusahaan pertambangan belum memiliki
auditor kompeten yang ber-registrasi dari instansi
pembina.
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

2. Perusahaan pertambangan belum mengklasifikasikan


dan meringkas temuan mayor dan minor.
3. Terdapat perusahaan pertambangan yang tidak serius
dalam melaksanakan audit SMKP Minerba, seperti tidak
menyampaikan laporan audit sesuai format, serta SOP
yang menunjukkan bahwa dalam pemahaman
perusahaan tersebut SMKP belum menjadi suatu hal
yang penting dalam menunjang kegiatan aspek
keselamatan pertambangan
4. Terdapat struktur organisasi yang tidak sesuai atau telah
berubah dari struktur organisasi pada saat pengajuan
KTT, yang mengindikasikan adanya ketidaksesuaian
yang terjadi di lapangan
5. Terdapat perusahaan mitra kerja yang belum
melaporkan laporan Audit internal SMKP Minerba tahun
2019.

Jakarta, 1 Juli 2020


Notulen

Herna Rosalin

Anda mungkin juga menyukai