NIM : 226060600011012
Materi Hubungan Pemandu Prinsip Perkotaan dan Pedesaan yang saya tanggapi adalah pada bagian
peningkatan
sinergi antara komunitas dan ruang perkotaan dan pedesaan dan komponen penting dari visi Agenda
2030 adalah untuk "tidak meninggalkan siapa pun/tak seorangpun yang akan tertinggal".
Sederhana dalam konteks bahasa, namun sangat luar biasa secara prinsip dan konsep
yang terkandung didalamnya. Tetapi akan sangat menimbulkan paradigma suatu ketidakmungkinan
bakal terwujud walaupun dengan usaha dan cara apapun telah dilakukan, terkecuali jika secara
“tepat” masih bisa mungkin dapat terwujud visi agenda tersebut. Jika mau menerapkannya, walau
sudah diterapkan dengan penerapan yang tepat ada hampir mustahil untuk benar-benar dilakukan
sampai sekarang. Perlu usaha yang harus sangat luar biasa dan diluar kebiasaan dan belum dipernah
dilakukan dan atau bahkan dirancang sebelumnya. Berkaca dari beberapa peristiwa besar yang
sudah terjadi, kita ambil contoh terjadinya pandemi covid-19 yang melanda di hampir seluruh
belahan dunia (versi WHO) pada tahun 2020. Bahwa beberapa diantara solusi terdapat solusi
sederhana yang dapat diambil dan dilakukan yaitu melakukan 3 M yaitu memakai masker dengan
benar, Menjaga jarak dan hindari kerumunan, dan Mencuci tangan pakai sabun.
dan menanggulangi pandemi penyebaran virus covid-19 ini. Dikutip dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
Semester (IHPS) II 2020, alokasi anggaran PC-PEN tahun 2020 pada pemerintah pusat, pemerintah
daerah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan hibah/sumbangan
masyarakat dan dikelola pemerintah adalah sebesar Rp933,33 triliun. Anggaran tersebut telah
Sebagai contoh adalah dari sektor ekonomi, pemerintah telah melakukan penyaluran
dan percepatan ragam bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat. Dari pemeriksaan fakta di
lapangan ditemukan permasalahan yang paling dominan berkaitan dengan akurasi penyaluran
bantuan kepada mayarakat. Penerima bantuan tidak tepat sasaran akibat akurasi data yang rendah
sehingga menyebabkan banyak bantuan yang tidak tepat sasaran. Seperti yang sudah terjadi di desa
kami bahwa data penerima bansos covid-19 yang diberikan kepada desa merupakan penerima
bantuan sosial yang sebagian besar sudah menjadi penerima bantuan sosial dari program lain dan
sudah berjalan beberapa tahun sebelumnya. Tentunya menimbulkan gejolak polemik dimasyarakat
yang kemudian mendorong desa untuk melakukan Musyawarah Desa agar diperoleh kebijakan yang
Artinya, kita baru saja membahas bantuan yang notabene adalah ringan secara
kerangka konsep dan itu sudah bisa menimbulkan stigma, yaitu permasalahan bantuan sosial saja
sangat bisa mengakibatkan invers dari komponen penting dari visi Agenda 2030 tersebut. Apalagi
terhadap permasalahan lain yang sifatnya lebih strategis dan urgan, secara kontekstual akan sangat
dapat mengakibatkan “meninggalkan siapapun/semua orang yang akan tertinggal” yang merupakan
invers dari "tidak meninggalkan siapa pun/tak seorangpun yang akan tertinggal". Selaras dengan
dampak signifikan yang terjadi akibat pandemi covid-19 dalam semua sektor kehidupan bangsa
Indonesia mulai dari sektor kesehatan, sektor ekonomi, sektor pendidikan, sektor keagamaan, dan
Berikut adalah contoh upaya untuk menangani dan menanggulangi pandemi Covid-
19 diberbagai sektor yang telah dilakukan beserta invers dari visi agenda 20230 itu. Di sektor
1. Mempercepat pelaksanaan tracing, testing, dan treatment (3T). Faktanya banyak diantara
masyarakat yang tidak tahu tentang 3T ini, dan kalaupun ada yang tahu tidak sampai pada
2. Memenuhi obat untuk pengobatan pasien Covid-19. Faktanya, sampai dengan 21 September
2020, obat untuk penanganan COVID-19 sudah didistribusikan ke 34 dinkes provinsi dan
746 RS belum mampu mengimbangi jumlah pasien covid-19 yang terus melonjak.
3. Pemenuhan kebutuhan oksigen. Kapasitas produksi gas oksigen di Indonesia 650 juta ton
per tahun, Hingga 25 Juni 2021 hingga Juni 2021 tercatat sudah ada tujuh juta liter oksigen
yang dipesan namun jumlah stok tabung oksigen baru ada 3000 tabung.
4. Percepatan vaksinasi untuk seluruh penduduk Indonesia. Awal mulanya mayoritas
masyarakat takut terhadap vaksin covid-19 yang dalam berbagai isu sudah memunculkan
teror yang mencekam bagi masyarakat, sehingga progres vaksin minus waktu dari skema.
Dimulailah edukasi, sponsor dan penyuluhan melalui berbagai media tentang vaksinasi dan
manfaatnya, untuk kemudian dilakukan vaksinasi. Pertama sekali vaksinasi dilakukan oleh
tenaga kesehatan kepada penerima bansos, setelah dapat progres untuk memancing minat
vaksin dari warga yang bukan penerima bansos, kemudian dibuat aturan bahwa pelayanan
umum wajib menunjukkan kartu vaksin yang secara tidak langsung berimbas terhadap
meningkatnya minat vakasin masyarakat. Walaupun begitu, ada sebagian masyarakat yang
memang tidak bisa di vaksin sebab fisik yang terlalu lemah, menderita penyakit
menahun/komorbid, dan tidak sedang dalam keadaan aman yang memungkinkan untuk
dilakukan vaksinasi. Belum lagi misalnya faktor wilayah, yaitu medan yang sulit dijangkau,
terjadi bencana alam di daerah tersebut, atau bisa juga cuaca atau iklim yang tidak kondusifi.
Untuk sektor pendidikan, bisa mengawal kebijakan pendidikan dengan upaya seperti
pembelajaran tatap muka di masa PPKM dengan melaksanakan percepatan vaksinasi bagi pelajar
dan tenaga pendidikan agar terlebih dahulu mencapai 100% vaksinasi. Yang terjadi adalah banyak
satuan pendidikan maupun lembaga pendidikan non negeri/swasta yang tidak terikat negara tidak
mewajibkan tenaga pendidik dan peserta didiknya agar vaksin dulu sebelum memulai pembelajaran
tatap muka.
Dari beberapa realita yang terjadi dilapangan membuat skeptis banyak pihak
termasuk saya, yang bahkan upaya-upaya itu dilakukan berulang kali dalam jangka waktu yang
lama tetap akan menimbulkan invers tersebut. Namun bukan berarti bahwa tidak ada hasil apa-apa,
sebab tidak ada usaha yang sia-sia. Terbukti selama penanganan pandemi covid-19 Kementerian
Kesehatan mencatat sebagian besar obat telah diproduksi oleh industri farmasi nasional. Tak hanya
obat-obatan, pelaku usaha juga banyak melakukan diversifikasi menjadi menjadi produsen Masker,
APD (Gown), Surgeons Gloves, Ventilator, Thermometer IR, Transport Culture Medium, Dacron
Terlihat peningkatan signifikan jumlah produsen dari Februari 2020 sampai dengan
industri
339 industri
menjadi 45 industri
4) Produsen Rapid test covid 19 meningkat 1700% dari tidak ada industri
menjadi 17 industri
industri
industri
7) Produsen Transport Culture Medium meningkat 800% dari tidak ada industri
menjadi 8 industri
8) Produsen Dacron Swab meningkat 500% dari tidak ada industri menjadi 5
industri
Intinya, mari kita terus melakukan kebaikan dan mendukung upaya-upaya yang
menuju kebaikan. Kemudian daripada itu, kunci agar visi agenda 2030 "tidak meninggalkan siapa
pun/tak seorangpun yang akan tertinggal" dapat terwujud dengan maksimal adalah keterlibatan aktif
warga masyarakat dalam berkolaborasi yang sinergis antar pemangku kepentingan dan wilayah
setempat dengan “tepat”. Kerjasama antar pemerintah dan masyarakat sipil merupakan fundamental
yang harus dijalankan dengan seiring seirama melangkah dalam rangka mencapai kesejahteraan
bersama.