Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

APLIKASI KOMPUTER

( Menggunakan Manajemen Referensi Dengan Mendeley )

Dosen Pengampuh : Pak A. Muh. Nurul Akbar,S.Kom.,M.Kom

DISUSUN OLEH :

NAMA : PUTRI HANDAYANI P

NIM : B1B121003

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022/2023
ARTIKEL MENGENAI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DALAM MENGHADAPI
COVID -19

Pandemi Covid-19 yang telah terjadi semenjak tahun 2019 sudah banyak memberi
dampak negatif terhadap berbagai aspek kehidupan baik di masyarakat maupun di
lingkungan pemerintahan. Di masyarakat adanya pandemi Covid-19 telah memberi dampak
kepada menurunnya kesehatan masyarakat yang secara otomatis menurunkan tingkat
produktifitas masyarakat. Di tingkat pemerintah maka dapat terlihat dari bagaimana
birokrasi bekerja, khususnya dalam menjalankan pelayanan publik yang tidak lagi seluruhnya
dilaksanakan secara langsung yang mana masyarakat akan mendatangi unit institusi layanan
publik, tetapi dilaksanakan secara daring yang mana masyarakat mengakses portal layanan
publik yang sudah disediakan oleh unit institusi penyedia layanan publik.

Pelayanan publik yang diberikan di masa sebelum adanya Pandemi Covid-19 tentu saja
secara langsung telah memberikan perbedaan dengan yang sebelumnya diberikan oleh unit
institusi penyedia layanan publik. Kondisi ini dikarenakan selain untuk menurunkan potensi
penyebaran Covid-19 di masa pandemi Covid-19 di tempat layanan publik, juga guna
memastikan bahwa layanan yang diberikan didasarkan kepada protokol kesehatan Covid- 19.
Berdasarkan kepada pemahaman tersebut, maka sesungguhnya birokrasi menghadapi
berbagai tantangan di masa pandemi Covid-19 ini yang mana birokrasi secara langsung tidak
bisa melaksanakan fungsinya sama seperti sebelum adanya pandemi Covid-19 dikarenakan
adanya batasan-batasan dalam masa pemberlakuan kebijakan penanggulangan kebijakan
pandemi Covid-19 yang tengah dilaksanakan oleh pemerintah.

Pandemi Covid-19 telah banyak merubah berbagai aspek kehidupan, termasuk di


dalamnya mengenai penyelenggaraan fungsi birokrasi yang mana setidaknya terdapat 2 (dua)
antangan utama yang dihadapi oleh birokrasi di masa pandemi Covid-19, yaitu: Pertama,
bagaimana secara internal memastikan sumber daya yang ada dalam birokrasi dapat
menjalankan kewajibannya sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Kedua, secara
internal tantangannya yaitu bagimana birokrasi mampu memberikan pelayanan publik kepada
masyarakat yang mana adanya batasan kondisi yang mengharuskan pemberian pelayanan
publik didasarkan kepada protokol kesehatan Covid-19, bahkan harus dilakukan secara
daring guna mendukung upaya penanggulangan Covid-19 yang tengah dilakukan oleh
pemerintah. Meskipun demikian, kondisi ini menjadi kesempatan bagi birokrasi untuk dapat
menyusun berbagai cara alternatif guna memastikan pelayanan publik yang diberikan kepada
masyarakat dapat berjalan dengan optimal.

Kata Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) baru kita kenal pada akhir Tahun 2019.
Bahkan, saat ini orang desa pun tahu kata covid-19, walaupun mungkin tidak semuanya tahu
kepanjangan dari covid-19. Sebenarnya kata virus itu sendiri sudah lama kita kenal. Covid-
19 ini baru mencuat setelah warga di Kota Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei, Cina, terserang
virus tersebut. Virus ini menjadi sangat populer, karena menyebabkan kematian ribuan orang
di seluruh dunia. Hingga kemarin (5/4/2020), penyebaran virus corona terus meluas.
Sebanyak 207 negara mengonfirmasi terjangkit Covid-19 (covid19.go.id. Diakses tanggal 5
April 2020, pukul 22.04 wita).

Dalam menghadapi wabah pandemi covid-19 dan di tengah keterbatasan Alat


Pelindung Diri (APD) serta situasi kepanikan yang dihadapi masyarakat, maka diperlukan
manajemen Rumah Sakit yang andal. Kenapa? Karena Rumah Sakit lah benteng terakhir
penanganan atau penyembuhan orang yang sudah positif terkonfirmasi covid-19. RSKD ini
memiliki sumber daya manusia (SDM) yang jumlahnya luar biasa banyak. Ada 33 dokter
umum, 50 dokter spesialis, 4 dokter sub spesialis, 1 orang dokter gigi, dan 3 orang dokter
spesialis gigi. Rumah Sakit ini juga didukung oleh 541 tenaga perawat, dan 67 bidan. Selain
itu, juga didukung oleh 166 tenaga kesehatan lainnya, seperti farmasi klinis, apoteker, asisten
apoteker, analis kesehatan, bank darah, radiografer, perekam medis, fisioterapis, terapi
wicara, okupasi terapis, elektromedik, nutrisionis, dan refraksionis optisien.

Tentu saja, seluruh aset SDM ini akan menjadi sebuah kekuatan andal jika dikelola
dengan baik dan profesional. Dinahkodai oleh Direktur dan 28 pejabat struktural dan
dukungan 359 orang fungsional umum/non-medis. Jangan dianggap remeh tenaga fungsional
umum ini.

Menurut Direktur RSKD, pada kondisi darurat penanganan wabah covid-19, RSKD telah
menyiapkan 2 ruangan. Ruang ini memiliki 20 kamar. Ruang ICU disiapkan 4 tempat tidur.
Untuk kasus PDP (pasien dalam pengawasan) dalam 1 kamar hanya ada 1 tempat tidur. Tidak
boleh digabung. Sedangkan untuk pasien positif corona bisa digabung dalam 1 ruangan. Ada
yang memiliki 4 kamar tidur dan ada yang 2 tempat tidur. Lebih lanjut dijelaskan, ”untuk
yang satu keluarga positif corona digabung dalam satu kamar. Saat ini telah dipersiapkan
untuk penambahan ruang perawatan covid-19, yaitu Ruang Kemuning dan Ruang Melati”.
Menurut penulis, langkah penyiapan ini adalah langkah antisipatif, mengingat masih
banyaknya orang yang berstatus ODP maupun PDP.

Ketika penulis minta pesan-pesan apa yang ingin disampaikan kepada keluarga pasien
covid-19, Direktur RSKD menyampaikan ”agar keluarga tetap tenang, tetap di rumah.
Budayakan hidup bersih dan sehat. Makan makanan bergizi, berolahraga, dan percayakan
perawatan dan pengobatan keluarga yang dirawat di RSKD kepada Tim Medis. Berikan
dukungan dan semangat walaupun dari rumah”.

Sedangkan untuk masyarakat, ”jaga keluarga masing-masing. Tetap berdiam diri di


rumah. Jangan ke luar rumah bila tidak ada keperluan yang mendesak. Hindari tempat-tempat
keramaian. Minimalkan berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Jaga kondisi. Makan
dan minum yang bergizi. Cukup istirahat. Olahraga ringan. Tambah suplemen seperti madu
dan vitamin. Jaga kebersihan lingkungan. Sering cuci tangan. Lakukan gerakan masyarakat
hidup bersih dan sehat (GERMAS). Jangan lupa pakai masker ketika ke luar rumah.(Anon
n.d.-a)

Beberapa hal yang masih menjadi catatan dan perhatian bagi pemerintah adalah terkait Alat
Pelindung Diri (APD), masker N-95, pelindung mata, hazmat suit, sarung tangan, sepatu boot
di RSUP Sardjito masih sangat terbatas jumlahnya. Selain itu ketersediaan alat pengambilan
spesimen yang akan digunakan dalam melakukan pengambilan dan pengawasan pasien
suspek pemeriksaan Covid-19 berupa: Virus Transport Media (VTM), swab dacron atau
flocked swab, tongue spatel, kontainer steril untuk Sputum3, parafilm, plastik klip, marker
atau label, spuit disposable 3ml atau 5 ml, sistem vacutainer, wing needle (jika diperlukan)
dan alat atau kebutuhan lain masih belum memadai dan masih dalam proses pemesanan.
Beberapa alat penunjang yang masih perlu ditambah antara lain thermal scanner, alat x-ray
mobile, ventilator mekanis dan RO Portable. (Anon n.d.-b)
DAFTAR PUSTAKA

(Soeroso and Sulistiadi 2022)Anon. n.d.-a. “Manajemen RS Menghadapi Covid-19.”


Retrieved May 16, 2023 (https://dpmpd.kaltimprov.go.id/artikel/manajemen-rs-
menghadapi-covid-19).

Anon. n.d.-b. “Observasi Ombudsman DIY: Kesiapsiagaan RS Rujukan Dalam Menghadapi


Covid-19 - Ombudsman RI.” Retrieved May 16, 2023
(https://ombudsman.go.id/pengumuman/r/artikel--observasi-ombudsman-diy-
kesiapsiagaan-rs-rujukan-dalam-menghadapi-covid-19).

Soeroso, Ratih Meireva, and Wahyu Sulistiadi. 2022. “Strategi Rumah Sakit Di Indonesia
Dalam Mengatasi Kenaikan Kasus COVID-19 Varian Omicron : Literature Review:”
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) 5(4):352–58. doi:
10.56338/MPPKI.V5I4.2137.

Anda mungkin juga menyukai