Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRATIKUM KESEHATAN MASYARAKAT

(PKM)

ANALISA UPAYA PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN


COVID-19 DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
TEMBILAHAN KOTA KECAMATAN TEMBILAHAN
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

NAMA : AULYA HARJUFA


NIM : 1931042

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
TENGKU MAHARATU PEKANBARU
2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keadaan Indonesia saat ini sedang mengalami kondisi tidak baik

disebabkan oleh virus berasal dari Wuhan, China yang dinamakan dengan Covid-19.

(WHO, 2020) menyatakan bahwa virus ini penularannya sangat cepat dan dapat

menyebabkan kematian. Virus ini menyerang infeksi saluran pernapasan seperti

batuk dan pilek namun sifatnya lebih mematikan. Berdasarkan data (Worldometer,

2020)

Penyebaran virus ini bisa ditempat umum atau kerumunan, Pusat

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan

penyebaran virus ini melalui kontak fisik seperti berjabat tangan maka dianjurkan

agar mencuci tangan dengan benar dan baik sesuai langkah serta menggunakan

masker jika keluar rumah untuk pencegahan penyebaran Corona Virus.

COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus

Corona baru (Novel coronavirus/nCov). Virus Corona baru mirip dengan keluarga

virus yang menyebabkan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan sejumlah

influensa biasa. Virus ini menyebabkan timbulnya Pneumonia yaitu infeksi atau

peradangan akut di jaringan paru-paru (Badan.POM, 2020).

Sub-family virus corona dikategorikan ke dalam empat genus; α, β, γ, d

an δ. Selain virus baru ini (COVID 19), ada tujuh virus corona yang telah

diketahui menginfeksi manusia. Kebanyakan virus corona menyebabkan infeksi

saluran pernapasan atas (ISPA), tetapi Middle East Respiratory Syndrome

Coronavirus (MERSr CoV), severe acute respiratory syndrome associated


1
2

coronavirus (SARSr CoV) dan novel coronavirus 2019 (COVID-19) dapat

menyebabkan pneumonia ringan dan bahkan berat, serta penularan yang dapat

terjadi antar manusia. Virus corona sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas,

dan dapat di nonaktifkan (secara efektif dengan hampir semua disinfektan

kecuali klorheksidin). Oleh karena itu, cairan pembersih tangan yang

mengandung klorheksidin tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam

wabah ini (Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri, 2020).

Sejak epidemi ini yang diawali Wabah Novel Penumonia Coronavirus di

Wuhan, Provinsi Hubei, COVID-19 menyebar kasus-kasus ini (secara resmi

dinamakan COVID-19) telah dilaporkan juga menyebar di luar Wuhan.

Pedoman ini disusun berdasarkan rekomendasi WHO sehubungan dengan

adanya kasus COVID-19 yang bermula dari Wuhan, China hingga berkembang

ke seluruh dunia. Pedoman ini diadopsi dari pedoman sementara WHO serta

akan diperbarui sesuai dengan perkembangan kondisi terkini dan disesuaikan

untuk kepentingan pemerintah daerah (Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri,

2020).

Para ahli dan pakar dari World Health Organization (WHO) maupun

Kesehatan Dunia secara formal melaporkan bahwa wujud virus corona baru

yang lebih dikenal ataupun diketahui dengan sebutan Covid- 19 yang

diakibatkan oleh SARS- CoV- 2 bagaikan pandemi. Seputar hal yang demikian

diinformasikan bahwa Direktur Jenderal World Health Organization, Tedros

Adhanom Ghebreyesus mengatakan penetapan virus corona atuapun Covid- 19

bagaikan pandemik hal ini menyusul terdapatnya persoalan, keadaan dan

masalah penularan dan penyebaran yang menjangkiti lebih dari 118 ribu orang di

sebagian Negara bahkan jumlahnya timbul hingga angka 110 negeri (Yang dan
3

Rhodes, 2020). Padahal penyebutan maupun pengenalan nama wabah corona

bagaikan pandemik tak menjadi suatu permasalahan oleh negeri- negeri yang

baru terjangkit oleh covid 19, sebagian sumber maupun media terpercaya di

halaman worldometers sudah mencatat, melaporkan dan menunjukan secara real

time, total terdapat sebanyak 126.273 orang memiliki permasalahan pada

peradangan ditenggorokan. Dari masalah maupun situasi sulit untuk bernapas

dan tejangkitnya penyakit peradangan, akan tetapi pada angka total kesembuhan

masih besar adalah 68.286 orang di seluruh dunia (Masrul, dkk., 2020).

Menurut data WHO Sampai dengan tanggal 07 Mei 2021, dilaporkan

total kasus konfirmasi 156.077.747 dengan 3.256.034 kematian dimana kasus

dilaporkan di 223 negara/wilayah, diantara kasus tersebut, sudah ada petugas

kesehatan yang dilaporkan terinfeksi (WHO, 2021). Berdasarkan data tanggal

07 Mei 2021, Indonesia sudah melaporkan 1.697.305 kasus konfirmasi

COVID-19 dari 34 Provinsi dengan pasien dalam perawatan berjumlah 98.277,

pasien sembuh 1.552.532 dan pasien yang meninggal berjumlah 46.496 jiwa

(Kemenkes, 2021). Berdasarkan data dari dinas kesehatan Provinsi Riau pasien

positif yang terkonfirmasi berjumlah 47.136 pasien dengan rincian pasien yang

melakukan isolasi mandiri berjumlah 4.236 pasien, dirawat dirumah sakit

berjumlah 923 pasien, pasien yang dinyatakan sembuh berjumlah 40.802 dan

pasien yang meninggal dunia berjumlah 1.175 jiwa. Sedangkan data kasus

Covid-19 yang berada di Kabupaten Indragiri Hilir yang menempati posisi

kelima kasus terbanyak yang terkonfimasi positif berjumlah 1174 pasien dengan

rincian pasien dengan rincian pasien yang melakukan isolasi diri berjumlah 62

pasien, dirawat dirumah sakit berjumlah 20 pasien, pasien yang dinyatakan

sembuh berjumlah 1033 dan pasien yang meninggal dunia berjumlah 59 jiwa.
4

Berdasarkan data diatas Kabupaten Indragiri Hilir masih data Covid-19

tertinggi di Provinsi Riau oleh karena itu puskesmas tembilahan kota kabupaten

Indragiri Hilir sebagai pusat kesehatan masyarakat tingkat pertama mempunyai

program dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19 dilingkungan

masyarakat. Program dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19 ada

kegiatan pencegahan di dalam gedung dan di luar gedung. Program pencegahan

di dalam gedung seperti program Upaya kesehatan perorangan (UKP) yaitu

melakukan skrining kepada pasien yang datang berobat dan program pencegahan

dan pengendalian infeksi di puskesmas dengan menjaga kebersihan tangan,

penggunaan APD, etika batuk dan bersin, pengaturan jarak antara petugas dan

pasien dan lainnya.

Saya sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan Tengku Maharatu

Program Kesehatan Masyarakat mendapatkan tugas untuk melaksanakan

Praktikum Kesehatan Masyarakat di puskesmas Tembilahan Kota sebagai

pengaplikasian ilmu dan pengabdian kepada masyarakat untuk pencegahan dan

penegendalian Covid-19 di wilayah kerja puskesmas Tembilahan Kota

Kabupaten Indragiri Hilir. Untuk dapat terlaksananya program upaya

pencegahan dan pengendalian Covid-19 maka puskesmas membuat Satuan

Gugus Tugas yang meliputi semua lintas sector diwilayah Kerja Puskesmas agar

terputusnya mata rantai Covid -19 di Kabupaten Indragiri Hilir.

Adapun upaya menganalisa pencegahan dan pengendalian Covid-19 di

luar gedung puskesmas ada Program Posko Covid-19. Adanya system

pengamatan secara terus menerus dengan cara mengumpulkan data, mengolah

data, analisa data, interprestasi dan diseminasi terhadap warga yang baru pulang

dari daerah terjangkit Covid-19 dan warga yang mempunyai riwayat kontak
5

terhadap positif Covid-19. Program Posko Covid-19 yaitu program yang

bertujuan melayani masyarakat yang terindikasi Covid-19 dan melakukan

pemeriksaan terhadap pasien.

B. Tujuan Pratikum Kesehatan Masyarakat

1. Tujuan Umum

Untuk menganalisa pelaksanaan upaya pencegahan dan pengendalian

Covid-19 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tembilahan Kota.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisa protokol Pencegahan COVID-19 di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Tembilahan Kota.

b. Menganalisa pelaksanaan langkah-langkah kewaspadaan penyebaran

infeksi COVID-19 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tembilahan Kota.

c. Menganalisa edukasi resiko dan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk

peran serta kepedulian kepada masyarakat berdampak COVID-19.

C. Manfaat Pratikum Kesehatan Masyarakat

1. Bagi Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat menambah pengetahuan masyarakat

tentang COVID-19.

2. Bagi Intituasi Tempat Pratikum

Sebagai bahan masukan dan dapat dimanfaatkan oleh pihak

Puskesmas Tembilahan Kota untuk menjadi penilaian dan tolak ukur

dalam upaya meningkatkan program upaya pencegahan program COVID-

19 di Puskesmas Tembilahan Kota.


6

3. Bagi Stikes Tengku Maharatu

Bagi Stikes Tengku Maharatu sebagai tambahan studi pustaka

diperpustakaan Stikes tengku Maharatu Khususnya Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat peminatan Analisis Kebijakan Kesehatan .


7

BAB II

ANALISA SITUASI UMUM

A. Visi dan Misi UPTD Puskesmas Tembilahan Kota

1. Visi UPTD Puskesmas Tembilahan Kota

Wujudkan Masyarakat Kecamatan Tembilahan yang Sehat dan Mandiri

untuk Hidup Sehat Tahun 2023.

2. Misi UPTD Puskesmas Tembilahan Kota

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan bagi masyarakat di

wilayah Tembilahan dengan mendorong kemandirian masyarakat dan

keluarga untuk hidup sehat melalui upaya peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat di masyarakat.

b. Meningkatkan upaya promotif dan preventif di masyarakat serta

menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang paripurna,

bermutu, merata dan terjangkau bagi masyarakat Tembilahan.

c. Meningkatkan SDM UPT Puskesmas Tembilahan Kota menjadi insan

yang disiplin dan profesional dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat

d. Mengutamakan keselamatan petugas dan pasien dalam melaksanakan

pelayanan kesehatan dengan bekerja sesuai prosedur yang telah

ditetapkan.

B. Data Wilayah / Geografis

UPT Puskesmas Tembilahan Kota adalah Puskesmas yang terletak di


Ibukota Kabupaten Indragiri Hilir tepatnya di Kecamatan Tembilahan, Jalan
Gunung Daek No.06. Puskesmas ini didirikan pada tanggal 12 November
8

1975, memiliki luas tanah 1,052 m2 dan luas wilayah kerja 103,5 Km2.
Wilayah kerja UPT Puskesmas Tembilahan Kota, meliputi wilayah
Kecamatan Tembilahan dengan batas wilayah:

 Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Batang Tuaka


 Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Enok
 Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tembilahan Hulu
 Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sei.Beringin,
Kecamatan Batang Tuaka
Gambar 1:

PETA WILAYAH KERJA

UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA

UPT Puskesmas Tembilahan Kota terletak pada 1 - 4 meter di atas


permukaan laut. UPT Puskesmas Tembilahan Kota memiliki wilayah kerja
yang terdiri dari 5 Kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Tembilahan Kota


2. Kelurahan Seberang Tembilahan
3. Kelurahan Pekan Arba
4. Kelurahan Seberang Tembilahan Barat
5. Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan
9

Keadaan Tanah

Keadaan tanah di wilayah kerja UPT Puskesmas Tembilahan Kota


sebagian besar terdiri dari tanah gambut dan endapan sungai serta rawa-rawa.
Daerah ini dapat digolongkan kepada daerah beriklim tropis basah dengan
udara yang agak lembab, dengan curah hujan tertinggi pada bulan april dan
terendah pada bulan Agustus. Untuk mencapai daerah pedesaan, sebagian
harus menyebrangi sungai dengan mempergunakan alat transportasi air.

Tabel 1

JARAK ANTARA KELURAHAN KE IBUKOTA KECAMATAN

No Kelurahan Jarak (Km)

1 Tembilahan Kota 1,00

2 Pekan Arba 3,00

3 Seberang Tembilahan 5,00

4 Seberang Tembilahan Barat 6,00

5 Seberang Tembilahan Selatan 7,00

Sumber : Kantor Camat Tembilahan

Tabel 2 :

LUAS WILAYAH MASING-MASING KELURAHAN

PADA WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA

No Kelurahan Luas (Km2)

1 Tembilahan Kota 3,34

2 Seberang Tembilahan 31,56

3 Pekan Arba 19,11

4 Seberang Tembilahan Barat 31,5

5 Seberang Tembilahan Selatan 18


10

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab.INHIL

C. Demografi

Penduduk asli Kecamatan Tembilahan adalah suku Melayu yang sering disebut
Melayu Riau, sebagaimana halnya suku Melayu yang ada di daerah Riau lainnya,
suku Melayu di daerah ini juga mempunyai system kekerabatan yang kental dan
penganut Agama Islam yang taat. Hal ini ditandai dengan mudahnya suku-suku
pendatang dan berasilimasi dengan penduduk tempatan.

Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Tembilahan kota adalah


43.501 jiwa yang terdiri dari laki-laki 22.416 jiwa dan perempuan 21.485 jiwa.
Jumlah Penduduk terpadat berada di wilayah Tembilahan kota dan yang paling
sedikit berada di seberang tembilahan selatan. Sehingga resiko penularan penyakit
lebih cepat terjadi di wilayah tembilahan kota. Disamping suku Melayu, penduduk
Kecamatan Tembilahan terdiri dari berbagai macam suku yaitu: suku Banjar, Bugis,
Jawa, Minang, dan suku Laut. Pada umumnya mereka mempunyai mata pencaharian
di bidang, Perkebunan, nelayan dan sebagian lagi bergerak dibidang Kerajinan
Industri dan Perdagangan.

Tabel 3:

JUMLAH PENDUDUK PER KELURAHAN MENURUT JENIS

KELAMIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA

No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Tembilahan Kota 12.010 11.930 23.940

2 Pekan Arba 6.079 5910 11.989

3 Seberang Tembilahan 2.483 2312 4795

4 Seberang Tembilahan Barat 854 748 1602

5 Seberang Tembilahan Selatan 590 585 1175

Jumlah 22.016 21.485 43.501

Sumber : Dinas Kesehatan Kab.Inhil

Tabel 4 :
11

DATA DASAR DI WILAYAH KERJA


UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA

Rumah Dunia Usaha Poskesdes /


Kelurahan KK Ormas
No Tangga dengan Dana CSR RTK

1 Tembilahan Kota 2966 3296 6 2 0

2 Pekan Arba 1306 1451 3 0 0

3 Seb. Tembilahan 986 1095 3 0 1

4 Seb.TBH Barat 343 381 3 1 0

5 Seb.TBH Selatan 263 292 3 0 0

Jumlah 5964 6515 18 3 1

Sumber : Data Pis PK Puskesmas Tahun 2020

Tabel 5 :
JUMLAH SASARAN DI WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA
JLH USIA
JLH BAYI JLH JLH
JLH JLH PRODUKT
Kelurahan BALITA LANSIA>
No BUMIL BUFAS IF 15-59
0-<12 BLN 12-59 BLN 60 THN
THN

1 Tembilahan Kota 237 737 261 249 7480 994

2 Pekan Arba 109 341 121 115 1608 460

3 Seb. Tembilahan 23 70 25 24 1144 327

4 Seb.TBH Barat 20 61 21 20 333 95

5 Seb.TBH Selatan 78 242 86 82 286 82

Jumlah 467 1451 514 490 46852 1958

Sumber : Data Pis PK Puskesmas Tahun 2020

Tabel 6 :

JUMLAH SEKOLAH DI WILAYAH KERJA


12

UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA

SMP / MTS /
Kelurahan TK SD / MI SMA / MA / SMK
No PONPES

1 Tembilahan Kota 6 9 3 1

2 Pekan Arba 1 2 1 2

3 Seb. Tembilahan 1 4 1 1

4 Seb.TBH Barat 1 4 0 0

5 Seb.TBH Selatan 1 3 1 1

Jumlah 10 22 6 5

Sumber : Data Pis PK Puskesmas Tahun 2020

D. Struktur Organisasi Puskesmas

STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS


13

TEMBILAHAN KOTA KABUPATEN INHIL

E. Data Sumber Daya Puskesmas

Tabel 2.3
14

Data Sumber Daya Puskesmas Tembilahan Kota


Jenis dan Ratio Tenaga Medis dan Non medis
Menurut Profesi di Puskesmas Tembilahan Kota Tahun 2020
No Jenis Tenaga Jumlah Ratio
1 Pejabat Struktural 2
2 Tenaga Medis
a. Dokter. Umum 4
b. Dokter. Gigi 1
3 Tenaga Keperawatan
c. Bidan D III 23
d. Bidan D IV 20
e. SPK 3
f. Perawat S1+ Ners 8
g. Perawat D III 15
h. Perawat Gigi D III 2
i. SPRG 1
4 Tenaga Laboratorium 3
5 Asisten Apoteker 2
6 Apoteker 1
7 Tenaga Gizi 2
8 Tenaga Promkes 1
9 Tenaga Kesehatan Lingkungan 1
10 Rekam Medis 1
11 Tenaga Administrasi Umum 2
12 Tenaga Akuntan 2
13 Tenaga SIK 1
14 Petugas Keamanan 2
15 Petugas Kebersihan 2
16 Pengemudi Ambulance 1
JUMLAH 100

F. Struktur Satuan Gugus Tugas Covid-19

STRUKTUR GUGUS TUGAS UPTD PUSKESMAS


15

TEMBILHAN KOTA KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

KOORDINATOR BIDANG KESEHATAN


KEPALA UPT PUSKESMAS

SUPERVISOR SURVEILENS

SUPERVISOR P2P ANGGOTA


PUBLIKASI SUPERVISOR PROMOSI ANGGOTA
SOSIALISASI KESEHATAN

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

Drg. REVINA
ANGGOTA ANGGOTA
ANGGOTA

Drg. REVINA
ANGGOTA
ANGGOTA

Drg. REVINA
ANGGOTA

Drg. REVINA Skema 2.2 Struktur Gugus Tugas

G. Sarana dan Prasana Program Pencegahan Covid-19

Dalam menunjang pelaksanaan program Pencegahan Covid-19 akan

lebih efektif apabila dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai agar

dapat berdaya guna dalam kelancaran Program Pencegahan Covid-19. Adapun

sarana dan prasana yang terdapat dalam Program Pencegahan Covid-19 yang

terdapat di UPTD Puskesmas Tembilahan Kota antara lain :

Tabel 2.4
Sarana dan Prasarana
No Sarana dan Prasarana Jumlah
16

1 Baju Hazmat 200 Unit

2 Rapid Test Antigen Covid-19 200 Pcs

3 Ambulance 1 Unit

4 Masker 20 Kotak

5 Termometer Digital 10 Unit

6 Face Shield 50 Unit


17

BAB III

ANALISIS SITUASI KHUSUS

A. Pengertian Covid-19

Virus corona disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi

saluran pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome

virus corona 2 (SARS-CoV-2), atau yang sering disebut virus Corona. Virus ini

memiliki tingkat mutasi yang tinggi dan merupakan patogen zoonotik yang

dapat menetap pada manusia dan binatang dengan presentasi klinis yang sangat

beragam, mulai dari asimptomatik, gejala ringan sampai berat, bahkan sampai

kematian. Penyakit ini dilaporkan memiliki tingkat mortalitas 4% di Asia

Tenggara. Beberapa faktor risiko dapat memperberat keluaran pasien, seperti

usia diatas 50 tahun, pasien imunokompromais, hipertensi, penyakit

kardiovaskular, diabetes mellitus, penyakit paru, dan penyakit jantung.

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan

pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata

5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang

berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal,

dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada

sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami

kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di

kedua paru (Kemenkes, 2020).Covid-19 adalah keluarga besar virus yang

menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya

dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat

menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)


18

dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019

(COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi

sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-

CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).

Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet

cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi

sumber penularan COVID- 19 ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020).

B. Epidemiologi Covid-19

Menurut WHO (2011), epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari

distribusi frekuensi dan determinan dari suatu penyakit atau masalah kesehatan

yang terjadi pada populasi tertentu. Aplikasi dari ilmu ini digunakan untuk

mengontrol masalah kesehatan.

Secara epidemiologi, prevalensi coronavirus disease 2019 (COVID-19)

meningkat secara cepat di seluruh dunia. Selain itu, World Health Organization

(WHO) juga sudah menetapkan penyakit COVID-19 sebagai pandemi global.

1. Global

Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di

Wuhan, Cina. Setelah itu, dalam beberapa minggu, virus ini menyebar ke

seluruh bagian negara Cina dan dalam kurun waktu 1 bulan menyebar ke

negara lainnya, termasuk Amerika Serikat,India dan Brazil. Sampai tanggal

23Mei 2021, COVID-19 sudah ditemukan di 222 negara, dengan total kasus

konfirmasi sebesar 16.430.907 kasus. Amerika Serikat merupakan negara

dengan kasus COVID-19 terbanyak dengan total kasus konfirmasi

33.238.422, diikuti dengan India 26.289.290 kasus, dan Brazil 15. 970.949

kasus.
19

2. Indonesia

Kasus COVID-19 pertama di Indonesia dikonfirmasi pada tanggal 2

Maret 2020 berjumlah 2 orang. Sampai 23 Mei 2021, kasus COVID-19 di 34

Provinsi di Indonesia sudah mencapai 1.769.940 kasus konfirmasi.

3. Provinsi Riau

Kasus COVID-19 pertama di Provinsi Riau dikonfirmasi pada tanggal

18 Maret 2020 berjumlah 1 orang yang mempunyai riwayat perjalanan dari

luar negeri. Sampai 23 Mei 2021, kasus COVID-19 di Provinsi Riau sudah

mencapai 54.254 kasus. Sedangkan kasus Covid-19 yang berada di

Kabupaten Indragiri Hilir yang menempati posisi Pertama kasus terbanyak

yang terkonfimasi positif berjumlah 1346 pasien.

4. Mortalitas

Sampai tanggal 23 Mei 2021, jumlah mortalitas akibat COVID-19

adalah sebesar 3,449,181 kasus di Dunia. Di Indonesia, jumlah kematian

akibat COVID-19 adalah sebesar 48.887 kasus. Data kematian akibat

pendemi Covid-19 di Provinsi Riau berjumlah 1.414 jiwa. Indonesia

merupakan negara dengan tingkat mortalitas tinggi di Asia Tenggara, yaitu

7,8%. Tingkat mortalitas COVID-19 diperkirakan sebesar 6,9% di seluruh

dunia.

C. Program Pencegahan Covid-19

1. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Pelayanan medik dapat dimodifikasi untuk mencegah penularan

COVID-19, antara lain dengan menerapkan triase/skrining terhadap setiap

pengunjung yang datang, mengubah alur pelayanan, menyediakan ruang

pemeriksaan khusus ISPA, mengubah posisi tempat duduk pasien, saat


20

pelayanan (jarak dengan petugas diperlebar), menggunakan kotak khusus

bagi pasien yang mendapatkan tindakan yang berpotensi menimbulkan

aerosol yang dilakukan disinfeksi sesuai pedoman setelah pemakaian, atau

menggunakan sekat pembatas transparan antara petugas kesehatan dan

pasien.

2. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

a. PPI di Puskesmas

1) Kewaspadaan standar : Kebersihan tangan, penggunaan APD,

kesehatan lingkungan, penempatan pasien, etika batuk dan bersin,

penyuntikan yang aman, pengolalaan limbah, dekontaminasi alat,

penanganan linen, perlindungan kesehatan petugas.

2) Kewaspadaan transmisi : Pengaturan penempatan posisi pemeriksa,

pasien dan ventilasi mekanis di dalam suatu ruangan dengan

memperhatikan arah suplai udara bersih yang masuk dan keluar.

b. PPI di Masyarakat

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dimasyarakat berupa pemasangan

himbauan kepada masyarakat berupa spanduk dan banner ditempat-tempat

umum seperti perkantoran, tempat ibadah dan pasar. Himbauan tersebut

berupa :

1) Rutin cuci tangan

2) Hindari kerumunan

3) Hindari menyentuh mata hidung dan mulut

4) Melakukan etika batuk dan bersin

5) Berdiam diri di rumah

6) Hindari daerah dengan jumlah kasus COVID-19 tinggi


21

7) Karantina diri selama 14 hari jika memiliki riwayat bepergian ke

daerah terjangkit

8) Tidak berjabat tangan

9) Segera ganti baju dan mandi selepas bepergian ke luar rumah

10) Bersihkan barang-barang yang sering di sentuh

11) Menggunakan masker jika terpaksa harus ke luar rumah.

3. Surveilens Epidemiologi Covid-19

Berdasarkan SK Dinkes Kabupaten Indragiri Hilir Nomor : 443.2/SK-

SATGAS/IV/2020/005 di bentuk tim Satuan Gugus Tugas Kecamatan yang

bertugas untuk melaksanakan percepatan pencegahan Covid-19 di wilayah

kerja Kecamatan Tembilahan Tim Surveilens dalam gugus tugas bertugas

dalam melakukan kegiatan pengamatan secara terus menerus dan sistematis

berupa pengumpulan data, pengolahan, analisa data, interprestasi dan

diseminasi informasi terhadap kejadian Pandemi Covid-19. Tim surveilens

langsung terjun ke lapangan dalam pendataan warga yang baru pulang

bepergian dari daerah yang terjangkit pandemik Covid-19 dan melakukan

pemeriksaan kesehatan sesuai protokol kesehatan, setelah dilakukan

pemeriksaan kesehatan apabila warga yang diperiksa memiliki gejala demam

dan Flu maka pasien diberikan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan

akan dilakukan Rapid Tes Covid-19 oleh tim Laboratorium Puskesmas, jika

hasil Rapid Test Positif maka pasien akan dirujuk kerumah sakit rujukan

Covid-19 dan dilakukan Test Swab. Jika hasil Negatif pasien tersebut akan

diberikan status Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan pasien harus

melakukan karantina mandiri selama 14 hari sejak dilakukan pendataan.


22

Pasien yang sedang melaksanakan karantina mandiri akan dipantau

setiap hari oleh tim surveilens puskesmas untuk memantau perkembangan

kondisi kesehatan pasien tersebut. Pemantauan dilaksanakan selama 14 hari

dan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh pasien untuk memastikan kondisi

pasien betul-betul tidak dalam kondisi demam. Pada hari ke 14 apabila pasien

tidak mengalami gejala seperti gejala Covid-19 maka tim Surveilens

puskesmas akan melakukan lepas pantau terhadap pasien tersebut dan pasien

tidak perlu lagi melakukan karantina mandiri dan tetap menerapkan protokol

kesehatan ketika beraktifitas diluar rumah dan setelah beraktifitas diluar

rumah.

4. Posko Covid-19

Berdasarkan Surat Kepala Dinas Kesehatan Nomor : 440/Dinkes/P2P-

1/2020/5913 perihal Pembentukan dan Pelaksanaan Posko Covid-19 yang

dibagi menjadi 30 Posko se-kabupaten Inhil. Salah satu Posko tersebut adalah

Posko Puskemas Tembilahan Kota. Pelaksanaan Posko Covid-19 bertujuan

untuk melayani seluruh masyarakat yang terindikasi Covid-19 dan melakukan

pemeriksaan tetap dengan menggunakan protokol kesehatan. Waktu

pelaksanaan piket posko Covid-19 dibagi menjadi 1 sif dalam sehari, dalam 1

sif terdiri dari 1 orang dokter, bidan, perawat dan supir ambulans.
23

BAB IV

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

A. Identifikasi Masalah

Proses identifikasi masalah yang dilakukan melalui metode-metode

sebagai berikut :

1. Curah Pendapat (Braing Stroming)

Prosen pendapat tentang masalah-masalah yang timbul berhubungan

dengan program pencegahan Covid-19 melalui Surveilens Epidemiologi dan

Kepala UPTD Puskesmas Tembilahan Kota.

2. Observasi

Pengamatan secara langsung di UPTD Puskesmas Tembilahan Kota.

Proses identifikasi masalah melalui Curah Pendapat dapat diperoleh

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Program Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Pada program Upaya Kesehatan Perorangan yang dilaksanakan di

gedung puskesmas, pasien yang datang berobat tidak mengetahui riwayat

pasien secara pasti, apakah pasien tersebut dari luar tempat zona Merah atau

tidak mengetahui apakah ada kontak dengan pasien yang terinfeksi Covid-19.

2. Program Pencegahan dan Pengendalian Covid-19

Program Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Puskesmas

terkendala pembelian cairan disinfektan untuk penyemprotan disinfektan di

gedung puskesmas.

3. Program Surveilens Epidemiologi


24

Dalam pelaksanaan Program Surveilens Epidemiologi di puskesmas

memiliki kendala dalam pelaksanaan kegiatan program tersebut yang bukan

dilakukan oleh ahlinya seperti petugas Surveilens dilakukan oleh perawat dan

bidan, alat pelindung diri (APD) yang tidak ada dan dana untuk pelaksanaan

kegiatan program tersebut tidak mencukupi.

4. Program Posko Covid-19

Program Posko Covid-19 terkendala fasilitas yang bentuknya darurat

dan tidak memadai dalam melayani pasien dikarenakan terkendala dana dan

waktu yang singkat dalam pembentukan posko Covid-19.

B. Prioritas Masalah

Hasil dari proses identifikasi masalah melalui Curah Pendapat di UPTD

Puskesmas Tembilahan Kota dapat dilakukan penetapan masalah dengan metode

Skor USG.

Kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

1. Urgensi

a. Nilai 1 tidak penting

b. Nilai 2 penting

c. Nilai 3 sangat penting

2. Seriousness

a. Nilai 1 tidak mudah

b. Nilai 2 mudah

c. Nilai 3 sangat mudah

3. Growth

a. Nilai 1 tidak mudah

b. Nilai 2 mudah
25

c. Nilai 3 sangat mudah

Tabel 4.1
Penentuan Prioritas Masalah

No Masalah Urgency Seriousness Growth Total

1 Pencegahan dan Pengendalian 2 2 1 5


Covid-19 Di Puskesmas

2 Pencegahan dan Pengendalian 1 2 1 4


Covid-19 Di Masyarakat

3 Program Surveilens 3 3 3 9
Epidemiologi Covid-19

4 Program Posko Covid-19 3 2 2 7


26

BAB V

ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH

A. Analisa Penyebab Masalah

Prioritas masalah dalam program pencegahan Covid-19 di UPTD Puskesmas

Tembilahan Kota adalah Program Surveilens Epidemiologi dikarenakan petugas

yang bukan ahlinya, dana khusus untuk program penanganan Covid-19 belum

dan alat pelindung diri yang masih terbatas sehingga menyebabkan resiko tinggi

penularan Covid-19 ke petugas kesehatan. Maka dapat dianalisa penyebab

masalah dari beberapa aspek sebagai berikut :

Tabel 5.1
Analisa Penyebab Masalah
Masalah Penyebab Timbul Masalah Evindece
Based
- Tidak adanya Sarjana
Kesehatan Masyarakat untuk
melakukan program
Program Surveilens surveilens epidemiologi
Epidemiologi karena masih dilakukan oleh
- Petugas bukan perawat dan bidan.
yang ahli
- Dana khusus Methode :
Covid-19 belum - Pelaksanaan Program
ada Surveilens Epidemiologi
- APD yang hanya menggunakan metode
terbatas tatap muka langsung tetapi
belum menggunakan media
pendukung lainnya agar
mudah mudah dipahami dan
dimengerti oleh masyarakat.
Money :
- Belum adanya alokasi dana
khusus Program Pencegahan
Covid-19.

Market :
- Kurangnya perhatian
pemerintah dalam Program
Surveilens Epidemiologi
27

sebagai upaya Pencegahan


Covid-19 ditingkat
pukesmas.
- Pemerintah hanya fokus pada
rehabilitative dan kuratif
pada pasien Covid-19
Material :
- Kurangnya alat pelindung
diri dalam pelaksanaan
Program Pencegahan Covid-
19
- Kurangnya media tentang
bahaya Covid-19.
Methode Petugas surveilens belum ada Man
Pelaksanaan Program Surveilens
Belum ada pelatihan dalam
Epidemiologi hanya menggunakan
pencegahan Covid-19
metode tatap muka langsung tetapi
belum menggunakan media Tidak adanya Sarjana Kesehatan
pendukung lainnya agar mudah Masyarakat untuk melakukan
mudah dipahami dan dimengerti program surveilens epidemiologi
Program
oleh masyarakat. karena masih dilakukan oleh
Surveilens
perawat dan bidan..
Kurangnya alat Kurangnya perhatian Epidemiologi
pelindung diri dalam pemerintah dalam Program Covid-19
pelaksanaan Program Surveilens Epidemiologi Terbatasnya
Pencegahan Covid- sebagai upaya Pencegahan alokasi dana
19 Covid-19 ditingkat khusus Program
Puskesmas. Pencegahan
Kurangnya peduli
Covid-19.
masyarakat tentang Pemerintah hanya fokus pada
bahaya Covid-19. rehabilitative dan kuratif
pada pasien Covid-19
Material Market Money

Skema 5.1 Fishbone Analisa Penyebab Masalah


B. Alternatif Penyelesaian Masalah

Setelah dilakukan analisa penyebab masalah yang ada di UPTD

Puskesmas Tembilahan Kota dalam Program Pencegahan Covid-19 maka

diperlukan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah yang akan ditampilkan

di dalam tabel alternatif pemecahan masalah.

Tabel 5.2
Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah Penyebab Timbul Alternatif Pemecahan


Masalah Masalah
Program Surveilens Man : Man :
Epidemiologi - Petugas surveilens - Menyarankan
belum ada kepada Kepala
- Belum ada Puskesmas untuk
pelatihan dalam mengusulkan
pencegahan kepada Dinas
Covid-19 Kesehatan untuk
- Tidak adanya penambahan
Sarjana Kesehatan tenaga surveilens
Masyarakat untuk dengan basic
melakukan Sarjana Kesehatan
program Masyarakat
surveilens Promkes, Kesling,
epidemiologi AKK,
karena masih Epidemiologi.
dilakukan oleh
perawat dan
bidan.

Methode : Methode :
- Pelaksanaan - Kepala Puskesmas
Program mengumpulkan
Surveilens semua staf dan
Epidemiologi melakukan rapat
hanya dan meminta ide-
menggunakan ide yang tepat
metode tatap dalam melakukan
muka langsung kegiatan Program
tetapi belum Surveilens
menggunakan Epidemiologi
media pendukung supaya pasien bisa
lainnya agar paham akan
mudah mudah bahaya Covid-19.
dipahami dan
dimengerti oleh
masyarakat.
-
Money : Money :
- Belum adanya - Mengusulkan
alokasi dana RKA perubahan
khusus Program 2021 untuk
Pencegahan kegiatan Program
Covid-19. Pencegahan
Covid-19 ke Dinas
Kesehatan
- Mengajukan
proposal ke
perusahaan-
perusahaan yang
ada diwilayah
kerja UPTD
Puskesmas
Tembilahan Kota.

Market : Market :
- Kurangnya - Menyarangka
perhatian kepada Kepala
pemerintah dalam Puskesmas untuk
Program melakukan
Surveilens Advokasi kepada
Epidemiologi pembuat kebijakan
sebagai upaya melalui Dinas
Pencegahan Kesehatan bahwa
Covid-19 Puskesmas adalah
ditingkat garda terdepan
pukesmas. dalam pencegahan
- Pemerintah hanya COvid-19.
fokus pada
rehabilitative dan
kuratif pada
pasien Covid-19

Material : Material :
- Kurangnya alat - Menyarankan
pelindung diri kepada Kepala
dalam Puskesmas untuk
pelaksanaan mengusulkan Alat
Program Pelindung diri
Pencegahan sesuai dengan
Covid-19 kebutuhan dan
- Kurangnya media mengusulkan alat
tentang bahaya pendukung dalam
Covid-19. pencegahan
Covid-19.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil Pratikum Kesehatan Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan di UPTD

Puskesmas Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2021 dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Kurangnya Sumber Daya Manusia dalam hal Program Surveilens

Epidemiologi Covid-19.

2. Pelaksanaan Program Surveilens Epidemiologi hanya menggunakan metode

tatap muka langsung tetapi belum menggunakan media pendukung lainnya

agar mudah mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat.

3. Alokasi dana khusus Program Pencegahan Covid-19 belum ada.

4. Sarana dan Prasarana di Puskesmas yang belum mendukung dalam Program

Pencegahan Covid-19.

B. Saran

1. Bagi UPTD Puskesmas Tembilahan Kota

a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan bidang Sumber Daya

Kesehatan (SDK) dalam pengusulan penambahan tenaga kesehatan yang

dibutuhkan.

b. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan bidang Promkes untuk

membuat promosi tentang Covid-19 yang menarik dan mudah dimengerti

oleh masyarakat.

c. Melakukan advokasi kepada pembuat kebijakan untuk memprioritaskan

anggaran khusus pencegahan Covid-19.


2. Bagi Institusi Pendidkan

Hasil Praktikum Kesehatan Masyarakat ini diharapkan dapat menjadi bahan

referensi terutama tentang Program Pencegahan Covid-19 bagi Mahasiswa/I

khususnya STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Pratikum Kesehatan Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Stikes Tengku Maharatu.

UPTD Puskesmas Perhentian Raja. 2019 Profil UPTD Puskesmas Perhentian Raja
Kecamatan Perhentian Raja.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia https://www.kemkes.go.id diakses Juni


2021.

World Health Organisation hhtp://who.com/covid-19 diakses Juni 2021

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 https://covid19.go.id/ diakses Juni 2021.

Badan.POM. (2020). Serba Covid Cegah Covid-19 Sehat untuk Semua. Balai Besar
Pengawasan Obat Dan Makanan, 1–44.

Masrul, Leon A. Abdillah, Tasnim, Janner Simarmata, D., Oris Krianto Sulaiman,
Cahyo Prianto, M. I., Agung Purnomo, Febrianty, Didin Hadi Saputra, D. W. P.,
Noverita Sprinse Vinolina, D. N., & Irwan Kurniawan Soetijono, Yulia Rizki
Ramadhani, Jamaludin Dian Cita Sari, Rini Mastuti, Muhammad Fitri
Rahmadana Puji Hastuti, Jamaludin, A. I. F. (2020). Pandemik Covid-19:
Persoalan dan Refleksi di Indonesia (I). Surabaya: Yayasan Kita Menulis.

Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri. (2020). Pedoman Umum Menghadapi


Pandemi Covid-19 Bagi Pemerintah Daerah : Pencegahan, Pengendalian,
Diagnosis dan Manajemen. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
DOKUMENTASI

Gambar 1. Kegiatan Surveilens Epidemiologi Covid-19


Gambar 2. Kegiatan Surveilens Epidemiologi Covid-19

Gambar 3. Kegiatan Surveilens Epidemiologi Covid-19


Gambar 4. Kegiatan Surveilens Epidemiologi Covid-19

Gambar 3. Antrian Masyarakat Peserta Vaksin Covid-19


Gambar 4. Kegiatan Vaksinasi Covid-19

Gambar 5. Petugas Vaksinasi Posko Covid-19


Gambar 6. Kegiatan Vaksinasi Posko Covid-19

Gambar 7. Kegiatan Vaksinasi Posko Covid-19


Gambar 8. Kegiatan Vaksinasi Posko Covid-19
Gambar 9. Kegiatan Penjemputan Masyarakat Positif Covid-19

Gambar 10. Kegiatan Penjemputan Masyarakat Positif Covid-19

Anda mungkin juga menyukai