Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN LINGKUNGAN

“PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN LINGKUNGAN PENANGGANAN


COVID-19”

DISUSUN OLEH:

Nama : RAHAYU PUTRI DEWANTY

NIM : 20170711014117

Peminatan : KLKK

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2020
“PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN LINGKUNGAN PENANGGANAN
PANDEMI COVID- 19 DI KOTA JAYAPURA”

LATAR BELAKANG
Coronavirus-19 (COVID) telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO,2020).
Coronavirus adalah zoonosis atau virus yang ditularkan antara hewan dan manusia. Virus dan
penyakit ini diketahui berawal di kota Wuhan, Cina sejak Desember 2019 Total kasus konfirmasi
COVID-19 global per tanggal 14 Juni 2020 adalah 7.690.708 kasus dengan 427.630 kematian
(CFR 5,6%) di 215 Negara Terjangkit, termasuk Indonesia.
Presiden Republik Indonesia telah menyatakan status penyakit ini menjadi tahap Tanggap
Darurat pada tanggal 17 Maret 2020 dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
sebagai pelaksana juga telah menetapkan kejadian ini sebagai Bencana Nasional yang ditetapkan
melalui SK BNPB No.9.A Tahun 2020 tentang Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah
Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia. Dalam rangka penanganan cepat COVID-19
diperlukan Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di
Indonesia. Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan kepada pelaksana teknis lapangan
dan respon masyarakat terhadap kasus COVID-19.
Dalam rangka pengendalian covid 19 di lingkungan masyarakat, maka dilakukan berbagai
upaya pengendalian atau pencegahan dengan pengembagan sistem manajemen perencanaan
kesehatan lingkungan. Perencanaan kesehatan lingkungan adalah sebuah proses untuk
merumuskan masalah-masalah kesehatan lingkungan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan perencanaan kesehatan lingkungan ini nanti mampunya :
- Menurunkan angka kejadian covid-19 di provinsi jayapura
- Memperbaiki lingkungan hidup yang lebih mantap.
DASAR HUKUM
Dasar hukum Perencanaan kesehatan lingkungan:
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/247/2020
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
- Surat edaran gubernur papua nomor 440/6372/SET tanggal 4 juni 2020 tentang pencegahan,
pengendalian, dan penanggulangan corona virus desease 2019 (covid 19) di provinsi papua.
- Surat edaran gubernur papua nomor 440/8611/SET tanggal 19 juni 2020 tentang pencegahan,
pengendalian, dan penanggulangan corona virus desease 2019 (covid 19) di provinsi papua.
- Surat Edaran Gubernur Papua nomor 440/3234/SET tanggal 16 Maret 2020 tentang langkah
konkret dalam upaya pencegahan penyebaran Coronavirus Desease 2019 (COVID-19) di
Provinsi Papua.
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

IDENTIFIKASI MASALAH
Bencana Pandemi dan wabah penyakit COVID-19 memiliki potensi risiko yang cukup besar
jika tidak dilakukan pengendalian secara cepat dan komprehensif. Surat Pernyataan Gubernur
Papua Nomor 440/4168/SET/2020 tanggal 9 April 2020 telah Menyatakan Peningkatan Status
Siaga Darurat Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Provinsi Papua menjadi
Status Tanggap Darurat, Rincian pasien di kota jayapura terdapat lonjakan dari hari ke hari, pada
tgl 13 juni kasus di kota jayapura sebanyak 601 kasus, di rawat 472, ODP 830, PDP 87.
Penyebaran kasus positif Covid-19 mengalami peningkatan penyebaran di empat
Kabupaten/Kota yaitu Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Kab. Merauke dan Kab. Mimika. Kondisi
ini juga diperberat belum adanya peningkatan jumlah tenaga spesialis medis serta ditambah lagi
dengan kondisi kesehatan masyarakat Papua yang telah terinfeksi dengan penyakit-penyakit
tertentu (TBC, HIV/AIDS, Malaria, Malnutrisi), belum didukung dengan ketersediaan sarana dan
prasarana kesehatan yang memadai (Ventilator, APD, Exhauster, Hepafilter) serta tantangan
kondisi sosial, budaya dan geografis dalam penanganan Covid-19 di Provinsi Papua;
saat ini masih ada masyarakat di Kota Jayapura menganggap masalah penyebaran virus
corona bukan sebagai hal yang serius. "Sebagian masyarakat menganggap (penyebaran corona)
ini biasa-biasa saja, Padahal ini bahaya sekali, Contohnya dari razia yang digelar disekitar
kompleks brimob kotaraja, sebanyak 47 orang kedapatan tidak menggunakan masker, kenaikan
pasien positif di jayapura ini menunjukkan masyarakat belum menjalankan protocol kesehatan
(seperti tidak menggunakan masker, tidak mencuci tangan, tidak menajaga kebersihan
lingkungan dan berkumpul di keramaian).
kondisi yang ada saat ini sangat memprihatinkan bahwa secara factual banyak masyarakat
dipapua tidak semuanya mengetahui dan memahami praksis PHBS. hal ini sebagai implikasi
lemahnya sosialisasi dan pendekatan pencegahan di masyarakat.
Kurangnya penangganan dalam Menangani kesehatan lingkungan yang jelas dalam
penanggulangan covid 19 di kota jayapura yang akan mempengaruhi status kesehatan
masyarakat. Contoh kurangnya poster kesehatan tentang covid. dan kurang pengetahuan cara
melakukan PHBS yang baik di pandemi covid 19 ini dll.
Pemecahan masalah
Melakukan pengangganan covid yang terkait kesehatan lingkungan di lingkungan masyarakat.

Selama pemberlakuan relaksasi pembatasan social diperluas dan diperketat (PSDD) dipapua
tahap VI ( tanggal 5 s/d 17 juni 2020) terdapat :
a. Penambahan kasus positif pada tahap ini yaitu sebesar 441 kasus (33%) dari 1.303 kasus
akumulatif
b. Laju insiden covid 19 sebesar 9.8/1.000.000 penduduk meningkat di bandingkan PSDD tahap
VI sebesar 7,4 /1.000.000 penduduk
c. Penemuan kasus baru harian selama 2 minggu sejak puncak terakhir sebesar 66%
d. Penemuan jumlah ODP dan PDP naik dari 3.475 menjadi 3.926 atau naik 12,9%
e. Proporsi kasus yang meninggal dari kasus positif turun dari 1,6% menjadi 1,1% atau turun
31,2 %
f. Jumlah kasus baru positif harian yang di rawat di rumah sakit turun dari 70% menjadi 63%
atu turun 10 %
g. Jumlah PDP yang dirumah sakit turun dari 796 menjadi 685 atau turun 13,9%
h. Proporsi pasien sembuh dari kasus positif naik dari 28% menjadi 38% atau naik 35,7%
i. Selama 2 minggu terakhir jumlah pemeriksaan spesimen meningkat dari 56/hari menjadi
201/hari atau meningkat 258%
j. Angka reproduksi covid 19 pro insi papua dari 17 maret s/d 15 juni 2020 (1.255 kasus)
sebesar 1,2% atau setiap kasus menginfeksi setidaknya 1 (1,2) orang lainnya
k. Cakupan wilayah terdampak kasus (wilayah merah) tetap 14 kabupaten/kota
l. Pelaksanaan test massif : 26. 712 rapid test dan 9.225 PCR
TUJUAN
Tujuan umum
Keselarasan dalam pelaksanaan dan penanganan yang lebih efektif dalam rangka
penyelamatan jiwa, pemenuhan kebutuhan dasar, mengurangi dampak lanjutan serta
mengantisipasi penyebaran pandemi COVID-19 di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Tujuan khusus
Memberikan acuan bagi pelayanan kesehatan lingkungan dalam melaksanakan pelayanan di
masa pandemi COVID-19 dalam aspek manajerial maupun penyelenggaraan pelayanan dengan
memperhatikan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) .

SASARAN
1. Permukiman penduduk
2. Lokasi karantina/isolasi
3. Rumah sakit/puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya
4. Pasar/pusat perbelanjaan
5. Terminal/pelabuhan/ bandara/stasiun

SUMBER BIAYA/DANA
Pembiayaan pelaksanaan layanan pada masa pandemi COVID-19 bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), DAK dan
sumber lainnya yang sah serta penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan
dalam penanganan pandemi COVID-19 dilakukan berdasarkan alokasi dana dalam DIPA.
dilakukan hanya untuk kegiatan penanganan pandemi COVID-19 berupa obat-obatan, alat
kesehatan, sarana prasarana kesehatan, sumber daya manusia baik tenaga kesehatan maupun non
kesehatan, dan kegiatan lain berkaitan dengan penanganan pandemi COVID-19.
INDIKATOR KEBERHASILAN 90 %
- Menurunnya angka kejadian covid 19

KEGIATAN
Kesehatan Lingkungan Upaya kesehatan lingkungan dalam penanggulangan COVID-19
diselenggarakan melalui penyehatan, pengamanan, pengendalian dan pengawasan (linen dan
dekontaminasi). kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kota jayapura untuk
meminimalisir dampak covid-19 yang terkait dengan kesehatan lingkungan, antara lain:

N KEGIATAN
o
1 Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan terhadap media sarana dan bangunan dengan
mendata lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan
fasilitas umum seperti pasar, terminal, stasiun, tempat ibadah dan lain-lain yang pernah
didatangi/dikunjungi/kontak langsung oleh OTG dan ODP.

2 Intervensi kesehatan lingkungan berdasarkan hasil inspeksi yang dapat berupa KIE,
penggerakan/pemberdayaan masyarakat, dan perbaikan atau pembangunan
sarana/prasarana. Contoh kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
a) pemasangan dan/atau penayangan media promosi kesehatan lingkungan;
contoh : gerakan mencuci tangan dengan 6 langkah dan 5 Momen kapan harus
dilakukan cuci tangan.
b) gerakan bersih desa/kelurahan melalui desinfeksi lingkungan permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi serta fasilitas umum dengan mengacu pada panduan yang
berlaku;
c) penyediaan sarana cuci tangan; dan
d) penyediaan tempat sampah.

3 Pengelolaan air limbah, limbah padat domestik, dan limbah B3 medis padat pasien covid-
19 sesuai dengan pedoman dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4 Puskesmas dapat mengkoordinasikan kepada lintas sektor terkait untuk menyiapkan


tempat pembuangan limbah sementara bagi masyarakat yang melakukan isolasi
diri/karantina mandiri di rumah atau fasilitas lain selain Fasyankes.

5 Kebutuhan air bersih dan sanitasi, meliputi:


1) pengadaan air bersih, baik pengadaan air bersih di lokasi rumah sakit atau fasilitas
kesehatan lainnya terkait COVI D-1 9;
2) pengadaan/perbaikan sanitasi, berupa:
a) perbaikan/pembuatan saluran air buangan untuk MCK dan drainase lingkungan;
dan
b) pengadaan MCK darurat,

6 pengadaan disinfektan, alkohol, APD, pengadaan obat-obatan untuk penangganan covid-


19 dan juga pengadaan peralatan hygiene seperti ; sabun, shampo, sikat gigi, pasta gigi
dan sejenisnya;

7 Konseling, dilakukan terhadap OTG dan ODP yang diintegrasikan dengan pelayanan
pengobatan dan/atau perawatan. Petugas konseling menggunakan APD sesuai ketentuan
dengan tetap menerapkan physical distancing . Konseling dapat menggunakan alat
peraga, percontohan, dan media informasi cetak atau elektronik yang terkait COVID-19.

No Jenis sosialisasi Kegiatan Kebutuhan Sumber


Daya
1 Sosialisasi - Penyelenggaraan sosialisasi gerakan Media (Proyektor,
pencegahan Covid-
hidup sehat Menerapkan PHBS Laptop, leaflet,
19
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) poster),
dengan mengkonsumsi makanan
bergizi, rajin mencuci tangan, dan
terapkan etika batuk dan bersin;
gunakan tisu kemudian langsung buang
ke tempat sampah dan cuci tangan.
- Penyelenggaraan sosialisasi kebersihan
lingkungan
1) Mengidentifkasi juru bicara di setiap tingkatan, baik lokal maupun nasional, membuat daftar
keahlian para juru bicara dalam mengantisipasi ancaman kesehatan masyarakat, dan, jika
dibutuhkan, diberikan pelatihan singkat.
2) Membuat rancangan pola pesan sebelum diinformasikan kepada publik.
3) Mengidentifkasi media utama/mainstream, membuat dan memperbarui daftar jurnalis, serta
membina hubungan baik dengan media.
4) Mengidentifkasi media, saluran komunikasi, infuencer (tokoh yang berpengaruh) dan nilai
jangkauan potensialnya untuk audiens sebagai target potensial. Gunakan saluran dan
infuencer yang dipercaya dan banyak disukai oleh audiens target. Infuencer yang familar dan
memahami isu kelompok marjinal juga harus diidentifkasi, pesan pun juga dapat dipahami
kelompok marjinal.
5) Untuk memenuhi target sasaran komunikasi ke publik, pemilihan kanal komunikasi menjadi
penting untuk mengoptimalkan sebaran infomasi yang dapat diterima di masyarakat.
beberapa jenis kanal komunikasi yang bisa digunakan: • Website Resmi sebagai rujukan
pertama. Adapun website resmi yang akan diaktifkan diantaranya; www.covid19.go.id
dan/atau http://covid-monitoring.kemkes.go.id, Televisi, Media Cetak, Media Online, Radio,
SMS gateaway, Media Sosial, Jaringan sekolah, Jaringan organisasi
kepemudaan/agama/politik, Jaringan informal lainnya.

JADWAL PELAKSANAAN
Surat edaran ini berlaku efektif mulai tanggal 10 juni 2020 ditetapkan dan akan dievaluasi lebih
lanjut sesuai dengan kebutuhan.

SUSUNAN PELAKSANA DAN URAIAN TUGASNYA


N JABATAN DALAM URAIAN TUGAS
o PELAKSANA
1 KETUA a. Menetapkan rencana operasi dan
melaksanalan penanganan COVID- 19;
b. Mengoordinasikan dal mengendalikan
pelaksanaan kegiatan penanganan COVID-
19;
c. Melakukan pengawasan pelaksanaan
kegiatan penanganan COVID-19;
d. Mengerahkan sumber daya untuk kegiatan
penanganan COVID- 19;
e. Melaporkan pelaksanaan kegiatan
penanganan COVID-19.
2 SEKERTARIS a. Melaksanakan administrasi surat menyurat
b. Melaksanakan kegiatan protokoler
c. Melaksanakan dukungan kesekretariatan
d. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan
percepatan penangganan covid
3 BIDANG ADMINISTRASI a. Melaksanakan upaya administrasi dan
DAN KEUANGAN
keuangan;
b. Melaksanakan tata usaha administrasi;
c. Menyusun laporan pertanggungiawaban
keuangan;
d. Menentukan sumber pendanaan;
e. Menyusun laporan harian terkait
administrasi dan keuangan kepada Ketua
f. Dalam melaksanakan tugas a sampai dengan
e berkonsultasi dengan Sekretaris Daerah
4 PENCEGAHAN/ PREVENTIF a. Melaksanakan koordinasi penyusunan
kebijakan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi upaya pencegahan/ preventif
COVID- 19 secara menyeluruh dan
terkoordinasi antar perangkat daerah,
instansi/ lembaga, swasta, serta pihak lain
yang dipandang perlu.
b. Menyampaikan laporan secara berkala
kepada Koordinator Bidang Operasi.
5 BIDANG PERENCANAAN, a. Melaksanakan pengumpulan data;
DATA,
b. Melaksanalcan analisa dan kajian;
PAKAR DAN ANALISIS
c. Merumuskan policy briefing brgi ketua
pelaksana gugus tugas;
d. Menyusun protokol daerah pelaksanaan
percepatan penanganan COMD-I9;
e. Menyusun rencana pelaksanaan percepatan
penanganan COVID- 19;
f. Menyusun laporan capaian kegiatan
perencanaan, data, pakar dan analisis.
6 AKUNTABILITAS DAN a. Melaporkan pelaksanaan administrasi dan
PENGAWASAN
kinerja
b. Melaksanalaa pengawasan atas akuntabilitas
keuangan dan kinerja pelaksanaan kegiatan
gugus tugas COVID- 19;
c. Menyusun Iaporan Harian terkait
pengawasan akuntabilitas penanganan
darurat Covid- 19.
7 PUSAT DATA DAN INFORMASI a. Melakukan pengumpulan dan pengelolaan
data (data base)
b. Melaksanakan pengembangan sistem
informasi dan komunikasi elektronik
c. Memberikan dukungan tektologi;
d. Menyusun laporan harian capaian
pelalsanaan percepatan penanganan
COVID-19;
e. Memberi dukungan dan pendampingan
upaya percepatan pencegahan, penanganan
dan pemulihan.

ANALISIS SWOT STRATEGI


- Tersedianya dana yang mencukupi Manfaatkan
Kekuatan - Adanya dedikasi dan kemampuan staf dan
pegawai yang tinggi.
- Masyarakat sulit untuk berubah/ kurangnya Tingkatkan
Kelemaha kesadaran masyarakat dalam protokol
n kesehatan
- Kurangnya petugas kesehatan lingkungan dan
kurangnya APD

- Tersedianya dana APBN Manfaatkan


Peluang - Adanya kemitraan dengan sector lainnya

- Belum di temukannya obat/vaksin covid-19 Tingkatkan


Ancaman - Masih adanya penyakit infeksi lainnya
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
covid-19
- Adanya unsur bisnis dalam penagganan
covid 19

PERSIAPAN
- Melengkapi petugas dengan pelatihan mengenai Pencegahan dan pengendalian infeksi serta
(pedoman dan SOP). Dalam penanganan Bencana Pandemi, faktor keamanan dan
keselamatan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam penanganan, mengingat pemberi
layanan (tim medis & pekerja kemanusiaan) juga berpotensi tertular selama proses intevensi
pemberian layanan.
- Teknik komunikasi risiko pencegahan COVID-19 baik kepada masyarakat maupun petugas
kesehatan
- Mencegah terjadinya penularan bagi diri sendiri maupun orang lain dengan menggunakan
APD yang benar sesuai prosedur.

MENGUMPULKAN DATA : PENGELOLAAN DATA & INFORMASI


Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan
yang dihadapi dilingkungan masyarakat di pandemic covid-19 ini. Dari data ini maka kita dapat
menganalisis permasalahan yang terjadi.
1. Data Kejadian Data kejadian merupakan data/informasi terkait kondisi dicurigainya dan/atau
ditemukannya kasus positif COVID-19. Hal ini terkait Orang Dalam Pantauan (ODP)/Pasien
Dalam Pengawasan (PDP) berupa:
a. Lokasi Lokasi adalah data terkait tempat kejadian yang dilaporkan (alamat, desa,
kecamatan, kabupaten, provinsi, dapat disertai koordinat)
b. Waktu Waktu adalah tanggal, bulan, tahun, jam saat kasus ditemukan
c. Data Pasien Data pasien adalah nama, umur, jenis kelamin, NIK (nomer induk
kependudukan) dan foto
d. Status Pasien Status Pasien adalah status pasien setiap periode pelaporan, yaitu ODP/PDP
sesuai protokol terkait
e. Contact Tracing Contact tracing adalah orang yang teridentifikasi memiliki riwayat
pertemuan secara langsung dan berinteraksi dengan orang yang terinfeksi. Data ini
mengacu kepada protokol terkait.
f. Color code wilayah/threshold Color code wilayah/threshold adalah batasan dari kejadian
yang dilaporkan untuk menunjukkan tingkat kewaspadaan. Data ini akan berhubungan
dengan dukungan sumber daya yang akan dikerahkan. Terdiri dari: - Kuning dilaporkan
kejadian suspect tanpa kasus positif - Merah dilaporkan terjadinya kasus positif - Hitam
dilaporkan terjadinya kasus meninggal dunia atau kasus positif lebih dari 5 (lima) kasus
2. Rumah Sakit (hospital) Data rumah sakit merupakan data/informasi dari segala hal yang
terkait dengan rumah sakit yang telah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan dan rumah
sakit yang menyatakan menerima rujukan pasien COVID-19. Rumah sakit dimaksud dapat
berupa RS yang dikelola K/L, Swasta, TNI dan Polri. Data/informasi yang dikelola terdiri
dari:
a. Nama RS berikut kepemilikan/pengelola
b. Lokasi merupakan alamat, desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi (dapat disertai
koordinat)
c. Kapasitas merupakan jumlah fasilitas tempat tidur (bed) yang disiapkan ruang isolasi,
tekanan negatif (RITN), Alkes, Obat Antivirus
3. Stock and Supplies/Logistik Data stock and supplies merupakan data/informasi rekap
ketersediaan dalam kebutuhan APD, masker, hand sanitizer, alat dan bahan desinfektan
setiap kabupaten/kota/provinsi yang disiapkan oleh Dinas Kesehatan setempat. Kantor
otoritas/pengelola bandara dan pelabuhan menyampaikan ketersediaan dan kebutuhan alat
pemindai suhu (thermal scanner), APD, Form isian kesehatan/Health Assessment Card
(HAC) dan PIC (nama dan jabatan koordinator disertai nomor telepon yang dapat
dihubungi).
4. Data kesehatan lingkungan. Data kesehatan lingkungan mencakup tempat-tempat umum,
tempat pembuangan sampah, sarana air bersih, jamban, system pembuangan air limbah
5. Data penduduk dan sasaran program. Data ini peduduk dan sasaran program mencakup
jumlah penduduk seluruhnya.

PELAPORAN DAN PENGIRIMAN DATA


Pelaporan dan pengiriman data dilakukan dengan cara :
a. Secara daring (online) melalui aplikasi yang sedang dikembangkan dan akan di
oprasionalkan segera.
b. Pengiriman file melalui email atau whatsapp.

SUMBER DAYA MANUSIA PENANGANAN DI LAPANGAN (FRONTLINERS)


Frontliners merupakan data rekap ketersediaan dan kebutuhan SDM medis/paramedic,
petugas kesehatan lingkungan,

KOORDINASI PELAKSANAAN
Koordinasi dapat dijalankan melalui pertemuan berkala oleh anggota Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID19 dan stakeholder lain. Mekanisme koodinasi dijalankan melalui berbagai
mekanisme, diantaranya;
- Pertemuan tatap muka (rapat)
- Pertemuan secara on-line (daring)
- Catatan hasil pertemuan dan kesepakatan
- Kesepakatan yang diambil dalam pertemuan tersebut.
- Laporan situasi regular/berkala, yang mencakup informasi (3W & 1 P: siapa, dimana, apa
yang dilakukan dan kendala/tantangan, dan rencana selanjutnya),
- Instruksi dan arahan.
- Membangun mekanisme chek masuk dan chek keluar seluruh pihak yang terlibat. Media
koordinasi yang dapat digunakan meliputi: telepon, email maupun dengan media komunikasi
online yang lain.

Mekanisme & Strategi Mekanisme dan strategi yang akan digunakan untuk mempercepat
optimalisasi perencanaan Operasi diantaranya:
- Sosialiasi rencana operasi Nasional
- Pengumpulan dan mobilisasi sumber daya
- Pengadaan dan logistic
- Pengumpulan rencana operasi daerah
- Advokasi/penyadaran public
- Monitoring dan evaluasi

MONITORING, EVALUASI DAN PEMBELAJARAN


Pengukuran Kinerja pelayanan kesehatan lingkungan merupakan proses sistematika yang
berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan tujuan, sasaran, strategi kebijakan dan program yang telah ditetapkan. Pengukuran
Kinerja dilakukan pada Indikator tujuan, sasaran yang telah direncanakan, kemudian
dibandingkan dengan realisasi dari pelaksanaan Program dalam rangka mencapai target indikator
sasaran tersebut. Evaluasi terhadap Rencana Kerja pelayanan kesehatan lingkungan kota
jayapura meliputi realisasi program/kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil/keluaran
yang direncanakan, realisasi program atau kegiatan yang telah memenuhi target kinerja
hasil/keluaran yang direncanakan dan realisasi program/kegiatan yang melebihi target kinerja
hasil/keluaran yang direncanakan, Kesesuaian antara penyaluran pendanaan kegiatan COVID-19
dengan hasil, Kesesuaian antara pelaksanaan COVID-19 yang telah ditetapkan, Kesesuaian
antara target capaian dengan realisasi.
Ada 5 hal kegiatan monitoring, evaluasi dan pembelajaran
1. Pengawasan dan evaluasi
a) Antar kementerian anggota dalam gugus tugas,
b) Dilakukan bersama anggota dengan 4 metode, yaitu :
1) Monitoring Silang. Hal ini dilakukan oleh lembaga-lembaga yang melakukan respon
di suatu daerah
2) Gugus Tugas melakukan monitoring terhadap lembaga yang melakukan respon
3) Dibuat tim khusus monitoring dan evaluasi jika ada respon bersama
4) Dilakukan oleh tenaga profesional & independen
2. Merekomendasikan setiap lembaga membuat mekanisme umpan balik terhadap kegiatan yang
mereka lakukan di masyarakat untuk respon tanggap darurat.
3. Pembelajaran, tindak lanjut dan rekomendasi dilakukan secara bersama oleh lembaga yang
melakukan respon dan yang tidak respon. Yang respon menjadi narasumbernya. Semua
anggota berkomitmen untuk melakukan tindak lanjutnya sesuai kesepakatan dan sumberdaya
yang ada.
4. Rentang waktu pelaksanaan sesuai dengan status darurat yang ditentukan oleh pemerintah
5. Alat monitoring dan format harus disepakati bersama.
diharapkan tetap melakukan pemantauan terhadap pencapaian target-target prioritas
pembangunan kesehatan di tingkat kabupaten/kota. Hal ini dilakukan untuk memastikan
pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun dan jika
diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ditemui di lapangan.
Dalam rangka upaya pengawasan dan pengendalian, maka indikator-indikator program dan
penanganan COVID-19 tetap dilakukan penilaian setiap bulannya.
Pengawasan terhadap peningkatan kasus OTG, ODP, ODP, konfirmasi positif oleh
Puskesmas berbasis penguatan desa/kelurahan bahkan dusun dilakukan dengan memperkuat
kerjasama lintas sektor dan koordinasi fungsi Gugus Tugas Kecamatan. Tindak lanjut hasil
pengawasan harus dilakukan bersama melalui Gugus Tugas Kecamatan untuk memutus mata
rantai penularan secara dini dengan melibatkan Gugus Tugas yang ada di setiap desa/kelurahan.

MANAJEMEN PENANGGANAN DALAM MENGANTISIPASI COVID-19

PENGELOLA FASILITAS UMUM/GEDUNG/AREA PUBLIK/TRANSPORTASI


PUBLIK
- Melakukan deteksi suhu tubuh kepada setiap pengunjung di setiap titik pintu masuk tempat
umum dan transportasi umum. Jika suhu tubuh terdeteksi ≥ 38 C, dianjurkan untuk segera
memeriksakan kondisi tubuh ke fasyankes dan tidak diperkenankan untuk memasuki tempat
umum atau menggunakan transportasi umum.
- Melakukan pembersihan menggunakan desinfektan minimal 3 kali sehari terutama pada
waktu aktivitas padat (pagi, siang dan sore hari) di setiap lokasi representatif (pegangan
pintu, tombol lift, pegangan eskalator, dll.)
- Menyediakan ruang isolasi tersedia di acara besar (contoh: konser, seminar, dll.) Memastikan
ada pos pemeriksaan kesehatan, ruang transit dan petugas kesehatan di setiap acara besar.
Jika pada saat acara, ada peserta yang sakit segera dilakukan pemeriksaan, jika kondisinya
memburuk, pidahkan ke ruang transit dan segera rujuk ke RS rujukan.
- Turut serta melakukan promosi Kesehatan dan PHBS, seperti; mencuci tangan secara teratur,
menggunakan masker, menjaga jarak (phiscal distencing), etika jika batuk/bersin dll.
- Menyediakan fasilitas sanitasi yang memadahi (termasuk manambah fasilitas cuci tangan-
jika memungkinkan) dan menyediakan tisu dan tempat pembuangan sampah yang tertutup.
- Menyediakan masker, jika ditemui pengunjung yang sedang flu, dan menyarankan untuk
segera memerikasakan ke rumah sakit.
- Menyediakan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mengenai pencegahan dan
pengendalian Covid-19 di lokasi strategis di setiap tempat umum dan transportasi umum.
- Penyedia layanan transportasi publik, mengharuskan bagi petugas layanan transportasi,
dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala,
- pemantauan/ sweeping orang dengan riwayat perjalanan dari daerah transmisi lokal/zona
merah, pemantauan harian OTG, ODP dan PDP ringan, tracing jika ditemukan kasus
konfirmasi COVID-19 dilakukan bersama-sama lintas sektor di setiap kecamatan,
desa/kelurahan, dusun, RT/RW.

PROTOKOL PINTU MASUK WILAYAH (BANDARA, PELABUHAN, PLBDN) :


- Pemeriksaan suhu tubuh Pelaku Perjalanan wajib menggunakan thermo gun dan thermal
scanner.
- Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir. Dan
menyediakan hand zanitizer di setiap pintu masuk, lif dan tempat lain yang mudah diakses
- Memasang pesan-pesan kesehatan (cara cuci tangan yang benar, cara mencegah penularan
covid-19, etika/batuk dan bersin dan cara mengunakan masker) di tempat-tempat strategis
seperti dipintu masuk.
- Pastikan seluruh area bersih. Melakukan pembersihan lantai, permukaan peganggan
tangga/escalator, tombol lift, pegangan pintu, mesin atm, toilet dan fasilitas umum lainnya
dengan desinfektan secara berkala minimal 3 kali sehari
- Tersedianya ruang pemeriksaan untuk melakukan anamnesa dan wawancara terhadap pelaku
perjalanan yang diduga terinfeksi COVID19.
- Tersedianya APD yang akan digunakan dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan.
- Tersedianya desinfektan, antiseptik dan tempat pembuangan sampah medis yang mencukupi
untuk melakukan tindakan kekarantinaan kesehatan.
- Tersedianya area atau ruangan untuk melakukan disinfeksi alat angkut dan barang serta
limbah medis.
- Mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan sabun, air mengalir, pembersih tangan
berbasis alkohol, masker, dan tisu
- Menyediakan tempat untuk membuang masker dan tisu yang sudah digunakan serta
melakukan manajemen pembuangan limbah yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;

RUANG ISOLASI :
- Petugas menggunakan APD lengkap.
- Tisu, masker, dan sampah lain yang berasal dari dari ruang isolasi sementara harus
ditempatkan dalam kontainer tertutup dan dibuang sesuai dengan ketentuan nasional untuk
limbah infeksius.
- Permukaan yang sering disentuh di ruang isolasi harus dibersihkan menggunakan
desinfektan setelah ruangan selesai digunakan oleh petugas yang menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang memadai. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan
desinfektan yang mengandung 0.5% sodium hypochlorite (yang setara dengan 5000 ppm
atau perbandingan 1/9 dengan air).

PROTOKOL PENDIDIKAN :
- Melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh terhadap semua tamu yang datang
ke institusi pendidikan. dan sterilisasi sarana prasarana
- Membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah secara rutin (minimal 1 kali sehari) dengan
desinfektan, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, meja, keyboard dan fasilitas
lain yang sering terpegang oleh tangan.
- Menyediakan sarana untuk cuci tangan menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol di berbagai lokasi strategis di sekolah
- Menginstruksikan kepada warga sekolah melakukan cuci tangan menggunakan air dan
sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol, dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) lainnya
seperti: makan jajanan sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, Olahraga yang teratur,
tidak merokok, membuang sampah pada tempatnya.
- Menghimbau seluruh warga sekolah untuk tidak berbagi makanan, minuman, termasuk
peralatan makan, minum dan alat musik tiup yang akan meningkatkan risiko terjadinya
penularan penyakit.
- Melakukan kampanye tentang Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) dan memasang
pesan-pesan kesehatan (cara cuci tangan yang benar, cara mencegah penularan covid-19,
etika/batuk dan bersin dan cara mengunakan masker) di tempat-tempat strategis seperti
dipintu masuk kelas, gerbang sekolah, ruang guru, kantin, tangga dan tempat lain yang
mudah diakses/ yang bisa dapat dilihat oleh siswa

PROTOKOL DI RS :
- Fasilitasi kebersihan tangan harus selalu tersedia untuk petugas medis di titik-titik
pemberian layanan dan area dimana petugas melepas dan menggunakan APD. Sebagai
tambahan, fasilitas kebersihan tangan yang berfungsi baik juga harus tersedia untuk seluruh
pasien, anggota keluarga, dan pengunjung, dan sebaiknya berjarak 5m dari toilet, ruang
tunggu, ruang makan, dan ruang publik lainnya.
- Mengelola limbah rumah sakit yang dihasilkan selama menangani COVID-19 harus
dikumpulkan secara aman pada tempat atau wadah tertentu, diolah, dan kemudian dibuang
atau ditangani secara aman direkomendasikan- di tempat (in situ/on-site). Seluruh petugas
yang menangani limbah rumah sakit tersebut harus menggunakan APD (sepatu boot, rompi
pelindung baju/ apron, jubah lengan panjang, sarung tangan tebal, masker, dan kacamata
pelindung wajah), serta melakukan kebersihan tangan setelah melepas APD.
- Prosedur kebersihan dan disinfeksi untuk fasilitas pelayanan kesehatan harus dilakukan
secara konsisten dan dengan benar Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan
secara rutin setiap hari, termasuk setiap kali pasien pulang/keluar dari fasyankes (terminal
dekontaminasi). Pembersihan juga perlu dilaksanakan terhadap barang yang sering tersentuh
tangan, misalnya: nakas disamping tempat tidur, tepi tempat tidur dengan bed rails,tiang
infus, tombol telpon, gagang pintu, permukaan meja kerja, anak kunci, dll.

PROTOKOL PASAR/RUMAH MAKAN/ RESTORAN


- Pengelolaan kebersihan
- Pemeriksaan dan sterilisasi sarana prasarana
- Penyemprotan disinfektan
- Menyediakan sarana untuk mencuci tangan
- Memasang pesan-pesan kesehata tentang covid, cara mencuci tangan dll.

PENUTUP
Penyusunan perencanaan program kesling ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman
dalam melaksanakan program kesling sehingga dalam pelaksanaanya nanti kegiatan yang
dilaksanakan akan lebih terarah.
Diharapkan pada semua pihak yang terkait dapat melaksanakan program kesling dengan
baik dan professional sehingga mendapat hasil yang lebih baik
Akhirnya kami mengharapkan dukungan dari semua pihak maupun lintas sektoral terkait
dapat berperan serta dalam program kesehatan yang kami rencanakan.

Anda mungkin juga menyukai