DISUSUN OLEH:
NIM : 20170711014117
Peminatan : KLKK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
“PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN LINGKUNGAN PENANGGANAN
PANDEMI COVID- 19 DI KOTA JAYAPURA”
LATAR BELAKANG
Coronavirus-19 (COVID) telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO,2020).
Coronavirus adalah zoonosis atau virus yang ditularkan antara hewan dan manusia. Virus dan
penyakit ini diketahui berawal di kota Wuhan, Cina sejak Desember 2019 Total kasus konfirmasi
COVID-19 global per tanggal 14 Juni 2020 adalah 7.690.708 kasus dengan 427.630 kematian
(CFR 5,6%) di 215 Negara Terjangkit, termasuk Indonesia.
Presiden Republik Indonesia telah menyatakan status penyakit ini menjadi tahap Tanggap
Darurat pada tanggal 17 Maret 2020 dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
sebagai pelaksana juga telah menetapkan kejadian ini sebagai Bencana Nasional yang ditetapkan
melalui SK BNPB No.9.A Tahun 2020 tentang Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah
Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia. Dalam rangka penanganan cepat COVID-19
diperlukan Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di
Indonesia. Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan kepada pelaksana teknis lapangan
dan respon masyarakat terhadap kasus COVID-19.
Dalam rangka pengendalian covid 19 di lingkungan masyarakat, maka dilakukan berbagai
upaya pengendalian atau pencegahan dengan pengembagan sistem manajemen perencanaan
kesehatan lingkungan. Perencanaan kesehatan lingkungan adalah sebuah proses untuk
merumuskan masalah-masalah kesehatan lingkungan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan perencanaan kesehatan lingkungan ini nanti mampunya :
- Menurunkan angka kejadian covid-19 di provinsi jayapura
- Memperbaiki lingkungan hidup yang lebih mantap.
DASAR HUKUM
Dasar hukum Perencanaan kesehatan lingkungan:
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/247/2020
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
- Surat edaran gubernur papua nomor 440/6372/SET tanggal 4 juni 2020 tentang pencegahan,
pengendalian, dan penanggulangan corona virus desease 2019 (covid 19) di provinsi papua.
- Surat edaran gubernur papua nomor 440/8611/SET tanggal 19 juni 2020 tentang pencegahan,
pengendalian, dan penanggulangan corona virus desease 2019 (covid 19) di provinsi papua.
- Surat Edaran Gubernur Papua nomor 440/3234/SET tanggal 16 Maret 2020 tentang langkah
konkret dalam upaya pencegahan penyebaran Coronavirus Desease 2019 (COVID-19) di
Provinsi Papua.
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
IDENTIFIKASI MASALAH
Bencana Pandemi dan wabah penyakit COVID-19 memiliki potensi risiko yang cukup besar
jika tidak dilakukan pengendalian secara cepat dan komprehensif. Surat Pernyataan Gubernur
Papua Nomor 440/4168/SET/2020 tanggal 9 April 2020 telah Menyatakan Peningkatan Status
Siaga Darurat Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Provinsi Papua menjadi
Status Tanggap Darurat, Rincian pasien di kota jayapura terdapat lonjakan dari hari ke hari, pada
tgl 13 juni kasus di kota jayapura sebanyak 601 kasus, di rawat 472, ODP 830, PDP 87.
Penyebaran kasus positif Covid-19 mengalami peningkatan penyebaran di empat
Kabupaten/Kota yaitu Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Kab. Merauke dan Kab. Mimika. Kondisi
ini juga diperberat belum adanya peningkatan jumlah tenaga spesialis medis serta ditambah lagi
dengan kondisi kesehatan masyarakat Papua yang telah terinfeksi dengan penyakit-penyakit
tertentu (TBC, HIV/AIDS, Malaria, Malnutrisi), belum didukung dengan ketersediaan sarana dan
prasarana kesehatan yang memadai (Ventilator, APD, Exhauster, Hepafilter) serta tantangan
kondisi sosial, budaya dan geografis dalam penanganan Covid-19 di Provinsi Papua;
saat ini masih ada masyarakat di Kota Jayapura menganggap masalah penyebaran virus
corona bukan sebagai hal yang serius. "Sebagian masyarakat menganggap (penyebaran corona)
ini biasa-biasa saja, Padahal ini bahaya sekali, Contohnya dari razia yang digelar disekitar
kompleks brimob kotaraja, sebanyak 47 orang kedapatan tidak menggunakan masker, kenaikan
pasien positif di jayapura ini menunjukkan masyarakat belum menjalankan protocol kesehatan
(seperti tidak menggunakan masker, tidak mencuci tangan, tidak menajaga kebersihan
lingkungan dan berkumpul di keramaian).
kondisi yang ada saat ini sangat memprihatinkan bahwa secara factual banyak masyarakat
dipapua tidak semuanya mengetahui dan memahami praksis PHBS. hal ini sebagai implikasi
lemahnya sosialisasi dan pendekatan pencegahan di masyarakat.
Kurangnya penangganan dalam Menangani kesehatan lingkungan yang jelas dalam
penanggulangan covid 19 di kota jayapura yang akan mempengaruhi status kesehatan
masyarakat. Contoh kurangnya poster kesehatan tentang covid. dan kurang pengetahuan cara
melakukan PHBS yang baik di pandemi covid 19 ini dll.
Pemecahan masalah
Melakukan pengangganan covid yang terkait kesehatan lingkungan di lingkungan masyarakat.
Selama pemberlakuan relaksasi pembatasan social diperluas dan diperketat (PSDD) dipapua
tahap VI ( tanggal 5 s/d 17 juni 2020) terdapat :
a. Penambahan kasus positif pada tahap ini yaitu sebesar 441 kasus (33%) dari 1.303 kasus
akumulatif
b. Laju insiden covid 19 sebesar 9.8/1.000.000 penduduk meningkat di bandingkan PSDD tahap
VI sebesar 7,4 /1.000.000 penduduk
c. Penemuan kasus baru harian selama 2 minggu sejak puncak terakhir sebesar 66%
d. Penemuan jumlah ODP dan PDP naik dari 3.475 menjadi 3.926 atau naik 12,9%
e. Proporsi kasus yang meninggal dari kasus positif turun dari 1,6% menjadi 1,1% atau turun
31,2 %
f. Jumlah kasus baru positif harian yang di rawat di rumah sakit turun dari 70% menjadi 63%
atu turun 10 %
g. Jumlah PDP yang dirumah sakit turun dari 796 menjadi 685 atau turun 13,9%
h. Proporsi pasien sembuh dari kasus positif naik dari 28% menjadi 38% atau naik 35,7%
i. Selama 2 minggu terakhir jumlah pemeriksaan spesimen meningkat dari 56/hari menjadi
201/hari atau meningkat 258%
j. Angka reproduksi covid 19 pro insi papua dari 17 maret s/d 15 juni 2020 (1.255 kasus)
sebesar 1,2% atau setiap kasus menginfeksi setidaknya 1 (1,2) orang lainnya
k. Cakupan wilayah terdampak kasus (wilayah merah) tetap 14 kabupaten/kota
l. Pelaksanaan test massif : 26. 712 rapid test dan 9.225 PCR
TUJUAN
Tujuan umum
Keselarasan dalam pelaksanaan dan penanganan yang lebih efektif dalam rangka
penyelamatan jiwa, pemenuhan kebutuhan dasar, mengurangi dampak lanjutan serta
mengantisipasi penyebaran pandemi COVID-19 di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Tujuan khusus
Memberikan acuan bagi pelayanan kesehatan lingkungan dalam melaksanakan pelayanan di
masa pandemi COVID-19 dalam aspek manajerial maupun penyelenggaraan pelayanan dengan
memperhatikan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) .
SASARAN
1. Permukiman penduduk
2. Lokasi karantina/isolasi
3. Rumah sakit/puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya
4. Pasar/pusat perbelanjaan
5. Terminal/pelabuhan/ bandara/stasiun
SUMBER BIAYA/DANA
Pembiayaan pelaksanaan layanan pada masa pandemi COVID-19 bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), DAK dan
sumber lainnya yang sah serta penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan
dalam penanganan pandemi COVID-19 dilakukan berdasarkan alokasi dana dalam DIPA.
dilakukan hanya untuk kegiatan penanganan pandemi COVID-19 berupa obat-obatan, alat
kesehatan, sarana prasarana kesehatan, sumber daya manusia baik tenaga kesehatan maupun non
kesehatan, dan kegiatan lain berkaitan dengan penanganan pandemi COVID-19.
INDIKATOR KEBERHASILAN 90 %
- Menurunnya angka kejadian covid 19
KEGIATAN
Kesehatan Lingkungan Upaya kesehatan lingkungan dalam penanggulangan COVID-19
diselenggarakan melalui penyehatan, pengamanan, pengendalian dan pengawasan (linen dan
dekontaminasi). kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kota jayapura untuk
meminimalisir dampak covid-19 yang terkait dengan kesehatan lingkungan, antara lain:
N KEGIATAN
o
1 Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan terhadap media sarana dan bangunan dengan
mendata lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan
fasilitas umum seperti pasar, terminal, stasiun, tempat ibadah dan lain-lain yang pernah
didatangi/dikunjungi/kontak langsung oleh OTG dan ODP.
2 Intervensi kesehatan lingkungan berdasarkan hasil inspeksi yang dapat berupa KIE,
penggerakan/pemberdayaan masyarakat, dan perbaikan atau pembangunan
sarana/prasarana. Contoh kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
a) pemasangan dan/atau penayangan media promosi kesehatan lingkungan;
contoh : gerakan mencuci tangan dengan 6 langkah dan 5 Momen kapan harus
dilakukan cuci tangan.
b) gerakan bersih desa/kelurahan melalui desinfeksi lingkungan permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi serta fasilitas umum dengan mengacu pada panduan yang
berlaku;
c) penyediaan sarana cuci tangan; dan
d) penyediaan tempat sampah.
3 Pengelolaan air limbah, limbah padat domestik, dan limbah B3 medis padat pasien covid-
19 sesuai dengan pedoman dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7 Konseling, dilakukan terhadap OTG dan ODP yang diintegrasikan dengan pelayanan
pengobatan dan/atau perawatan. Petugas konseling menggunakan APD sesuai ketentuan
dengan tetap menerapkan physical distancing . Konseling dapat menggunakan alat
peraga, percontohan, dan media informasi cetak atau elektronik yang terkait COVID-19.
JADWAL PELAKSANAAN
Surat edaran ini berlaku efektif mulai tanggal 10 juni 2020 ditetapkan dan akan dievaluasi lebih
lanjut sesuai dengan kebutuhan.
PERSIAPAN
- Melengkapi petugas dengan pelatihan mengenai Pencegahan dan pengendalian infeksi serta
(pedoman dan SOP). Dalam penanganan Bencana Pandemi, faktor keamanan dan
keselamatan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam penanganan, mengingat pemberi
layanan (tim medis & pekerja kemanusiaan) juga berpotensi tertular selama proses intevensi
pemberian layanan.
- Teknik komunikasi risiko pencegahan COVID-19 baik kepada masyarakat maupun petugas
kesehatan
- Mencegah terjadinya penularan bagi diri sendiri maupun orang lain dengan menggunakan
APD yang benar sesuai prosedur.
KOORDINASI PELAKSANAAN
Koordinasi dapat dijalankan melalui pertemuan berkala oleh anggota Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID19 dan stakeholder lain. Mekanisme koodinasi dijalankan melalui berbagai
mekanisme, diantaranya;
- Pertemuan tatap muka (rapat)
- Pertemuan secara on-line (daring)
- Catatan hasil pertemuan dan kesepakatan
- Kesepakatan yang diambil dalam pertemuan tersebut.
- Laporan situasi regular/berkala, yang mencakup informasi (3W & 1 P: siapa, dimana, apa
yang dilakukan dan kendala/tantangan, dan rencana selanjutnya),
- Instruksi dan arahan.
- Membangun mekanisme chek masuk dan chek keluar seluruh pihak yang terlibat. Media
koordinasi yang dapat digunakan meliputi: telepon, email maupun dengan media komunikasi
online yang lain.
Mekanisme & Strategi Mekanisme dan strategi yang akan digunakan untuk mempercepat
optimalisasi perencanaan Operasi diantaranya:
- Sosialiasi rencana operasi Nasional
- Pengumpulan dan mobilisasi sumber daya
- Pengadaan dan logistic
- Pengumpulan rencana operasi daerah
- Advokasi/penyadaran public
- Monitoring dan evaluasi
RUANG ISOLASI :
- Petugas menggunakan APD lengkap.
- Tisu, masker, dan sampah lain yang berasal dari dari ruang isolasi sementara harus
ditempatkan dalam kontainer tertutup dan dibuang sesuai dengan ketentuan nasional untuk
limbah infeksius.
- Permukaan yang sering disentuh di ruang isolasi harus dibersihkan menggunakan
desinfektan setelah ruangan selesai digunakan oleh petugas yang menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang memadai. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan
desinfektan yang mengandung 0.5% sodium hypochlorite (yang setara dengan 5000 ppm
atau perbandingan 1/9 dengan air).
PROTOKOL PENDIDIKAN :
- Melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh terhadap semua tamu yang datang
ke institusi pendidikan. dan sterilisasi sarana prasarana
- Membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah secara rutin (minimal 1 kali sehari) dengan
desinfektan, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, meja, keyboard dan fasilitas
lain yang sering terpegang oleh tangan.
- Menyediakan sarana untuk cuci tangan menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol di berbagai lokasi strategis di sekolah
- Menginstruksikan kepada warga sekolah melakukan cuci tangan menggunakan air dan
sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol, dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) lainnya
seperti: makan jajanan sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, Olahraga yang teratur,
tidak merokok, membuang sampah pada tempatnya.
- Menghimbau seluruh warga sekolah untuk tidak berbagi makanan, minuman, termasuk
peralatan makan, minum dan alat musik tiup yang akan meningkatkan risiko terjadinya
penularan penyakit.
- Melakukan kampanye tentang Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) dan memasang
pesan-pesan kesehatan (cara cuci tangan yang benar, cara mencegah penularan covid-19,
etika/batuk dan bersin dan cara mengunakan masker) di tempat-tempat strategis seperti
dipintu masuk kelas, gerbang sekolah, ruang guru, kantin, tangga dan tempat lain yang
mudah diakses/ yang bisa dapat dilihat oleh siswa
PROTOKOL DI RS :
- Fasilitasi kebersihan tangan harus selalu tersedia untuk petugas medis di titik-titik
pemberian layanan dan area dimana petugas melepas dan menggunakan APD. Sebagai
tambahan, fasilitas kebersihan tangan yang berfungsi baik juga harus tersedia untuk seluruh
pasien, anggota keluarga, dan pengunjung, dan sebaiknya berjarak 5m dari toilet, ruang
tunggu, ruang makan, dan ruang publik lainnya.
- Mengelola limbah rumah sakit yang dihasilkan selama menangani COVID-19 harus
dikumpulkan secara aman pada tempat atau wadah tertentu, diolah, dan kemudian dibuang
atau ditangani secara aman direkomendasikan- di tempat (in situ/on-site). Seluruh petugas
yang menangani limbah rumah sakit tersebut harus menggunakan APD (sepatu boot, rompi
pelindung baju/ apron, jubah lengan panjang, sarung tangan tebal, masker, dan kacamata
pelindung wajah), serta melakukan kebersihan tangan setelah melepas APD.
- Prosedur kebersihan dan disinfeksi untuk fasilitas pelayanan kesehatan harus dilakukan
secara konsisten dan dengan benar Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan
secara rutin setiap hari, termasuk setiap kali pasien pulang/keluar dari fasyankes (terminal
dekontaminasi). Pembersihan juga perlu dilaksanakan terhadap barang yang sering tersentuh
tangan, misalnya: nakas disamping tempat tidur, tepi tempat tidur dengan bed rails,tiang
infus, tombol telpon, gagang pintu, permukaan meja kerja, anak kunci, dll.
PENUTUP
Penyusunan perencanaan program kesling ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman
dalam melaksanakan program kesling sehingga dalam pelaksanaanya nanti kegiatan yang
dilaksanakan akan lebih terarah.
Diharapkan pada semua pihak yang terkait dapat melaksanakan program kesling dengan
baik dan professional sehingga mendapat hasil yang lebih baik
Akhirnya kami mengharapkan dukungan dari semua pihak maupun lintas sektoral terkait
dapat berperan serta dalam program kesehatan yang kami rencanakan.