Anda di halaman 1dari 14

7 BUTIR PERNYATAAN DALAM KONFERENSI INTERNASIONAL PROMOSI

KESEHATAN DI MEKSIKO

Dosen pengampu : dr.Irny E. Maino, M.Kes

Di susun Oleh :

Wafiq Nur Azizah Hasan 2211110102207

Chelsy Regina Mamahit 2211110102222

Bunga Ajeng Excellentia Debora 221111010229

Naftali Malonda 2211110102232

Tasya Eelin Maarial 2211110102235

Stevania Anastasia Bokang 2211110102244

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FALKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya anugerah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ‘7 BUTIR PERTANYAAN DALAM
KONFERENSI INTERNASIONAL PROMOSI KESEHATAN DI MEKSIKO”. Makalah ini
disusun untuk melengkapi tugas dalam Mata Kuliah Dasar Promosi Kesehatan Masyarakat Prodi
Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Dengan tujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis tentang konferensi internasional
promosi kesehatan di Meksiko.

Makalah ini tersusun tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang diberikan
kepada penulis. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
kepada dosen-dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan tugas terhadap kami. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
yang membaca untuk penyempurnaan makalah ini. Terima Kasih.

Manado, 9 Maret 2023

Penulis

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………2

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...…………3


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..………3
1.3 Tujuan ………………………………………………………………..………………..…4

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konferensi Internasional Di Meksiko…………………………………………….……5

2.1.1 Ide ke Aksi (Tindakan)…………………………………………………………………5

2.2.2 Strategi Operasional……………………………………………………………..…….9

2.1.3 Mekanisme Aksi……………………………………………………………..…………11

BAB III: PENUTUP

Kesimpulan……………………………………………………………………………….……

Saran……………………………………………………………………………………..…….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Promosi kesehatan adalah kombinasi dari upaya pendidikan, kebijakan (politik), regulasi, dan
organisasi untuk mendukung aktivitas dan kondisi kehidupan yang bermanfaat bagi kesehatan
individu, kelompok, atau komunitas. (Green dan Kreuter 2005)

Definisi/pemahaman yang disampaikan oleh Green dapat dilihat sebagai implementasi dari
definisi WHO (hasil Piagam Ottawa) yang lebih bersifat konseptual. Rumusan definisi di atas
memperjelas bahwa kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kerangka "promosi
kesehatan". Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merumuskan definisi promosi
kesehatan sebagai berikut: “Usaha untuk meningkatkan kemampuan Masyarakat untuk
mengendalikan faktor kesehatan dengan pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama masyarakat
sehingga dapat menolong dirinya sendiri dan mengembangkan aktifitas yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
Kesehatan" Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
.111/Menkes/SK/VIII/2005.

Adanya promosi kesehatan berawal dari kesepakatan yang dicapai oleh negara berkembang dan
negara maju dalam Deklarasi Alma Ata di Kazakhstan pada tahun 1978. Deklarasi Alma Ata
kemudian dikenal pada tahun 2000 dengan sebutan "Health for All By The Year" atau
“Kesehatan untuk Semua tahun 2000". Salah satu layanan dasar yang disebutkan dalam
deklarasi ini adalah pendidikan kesehatan, yang sekarang disebut promosi kesehatan. Artinya,
sejak Deklarasi Alma Ata tahun 1978, delegasi dari 140 negara telah mengakui peran penting
promosi kesehatan untuk semua.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Hasil Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Meksiko?
2. Bagaimana Starategi Operasional Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Meksiko?
3. Bagaimana Mekanisme Aksi Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Meksiko?
1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Hasil Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Meksiko


2. Untuk Mengetahui Starategi Operasional Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di
Meksiko?
3. Untuk Mengetahui Mekanisme Aksi Konferensi Internasional Promosi
Kesehatan di Meksiko?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konferensi Internasional Di Meksiko

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang ke lima diselenggarakan di Kota Meksiko


(mexico City), Keksiko, pada tanggal 5-9 Juni 2000. Konferensi ini mengambil tema:
Menjembatani kesenjangan pemerataan atau “Bridging the equity gap”, dengan dihadir oleh para
peserta dari sekitar 100 negara, baik dari negera-negara maju maupun negara-negara
berkembang. Konferensi global ke lima ini agak berbeda dengan ke empat konferensi
sebelumnya, karena konferensi melibatkan program-program Kementrian, yang memungkinkan
para menteri dan delegasinya berbagi pengalaman serta tantangan yang dihadapi dalam
mempromosikan kesehatan di Negara masing-masing. Para Menteri dan delegasinya diundang
untuk mengesahkan Pernyataan Kementrian Meksiko tentang Promosi kesehatan. Pernyataan
tersebut ditanda tangani oleh sekitar 100 negara dengan tingkat komitmen politik yang tinggi. Di
bawah ini adalah butir-butir kesepakatan dan rencana gerakan (aksi) yang dihasilkan oleh
Konferensi Meksikio.

2.1.1 Dari Ide Ke Aksi (Tindakan)

Kesepakatan upaya untuk mewujudkan ide-ide tersebut secara lengkap adalah sebagai berikut:

1. 1.Menghargai bahwa pencapaian standar kesehatan setinggi mungkin merupakan aset positif
bagi kenyamanan hidup dan penting bagi pertumbuhan pembangunan sosial ekonomi dan
pemerataan.
2. Menyadari bahwa promosi kesehatan dan pembangunan sosial merupakan kewajiban dan
tanggung jawab pemerintah dan seluruh sektor yang ada di dalam masyarakat.
3. Mengakui bahwa beberapa tahun terakhir ini, melalui upaya yang serius dari pemerintah dan
masyarakat telah terjadi perbaikan dan kemajuan di bidang pelayanan kesehatan.
4. Menyadari bahwa walaupun telah terjadi peningkatan, berbagai masalah kesehatan belum
teratasi sehubungan dengan pembangunan sosial ekonomi. Oleh karena itu hal ini bersifat
“urgent” dan perlu cermati dalam mencapai kesetaraan di dalam pelayanan kesehatan.
5. Perlu pula disimak bahwa pada saat yang sama, pertumbuhan dan terjadinya penyakit infeksi
baru telah mengurangi keberhasilan yang dicapai di bidang kesehatan.
6. Menyadari pentingnya determinan sosial ekonomi dan lingkungan bagi kesehatan dan hal ini
membutuhkan mekanisme kolaborasi yang kuat untuk mempromosikan kesehatan di
berbagai sektor dan di setiap tatanan masyarakat.
7. Sepakat bahwa promosi kesehatan harus menjadi komponen dasar kebijakan dan kegiatan
publik di setiap negara untuk mencapai kesetaraan dan kesehatan yang lebih baik untuk
semua.
8. Menunjukan ada bukti kuat bahwa strategi promosi kesehatan dalam mempromosikan
kesehatan cukup efektif

Berdasarkan pernyataan di atas, maka diperlukan aksi atau gerakan sebagai berikut;

1. Menempatkan promosi kesehatan sebagai prioritas utama baik di tingkat lokal, regional,
nasional maupun di tingkat internasional.
2. Mengambil peran utama dalam pengembangan partisipasi aktif di setiap sektor terkait dan di
kalangan masyarakat madani, di dalam implementasi gerakan-gerakan promosi kesehatan
dengan memperkuat memperluas kemitraan di bidang kesehatan.
3. Memperkuat persiapan rencana kegiatan di kabupaten/kota di seluruh dunia, bila di
butuhkan. Rencana ini akan berbeda sesuai dengan konteks negara yang bersangkutan,
namun akan mengikuti pedoman yang disepakati,yakni;
a. Identifikasi skala prioritas untu memperkuat kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan dan program-program lain yang dibutuhkan.
b. Dukungan riset dengan teknologi terbaru terhadap prioritas pilihan
c. Mobilisasi finasial dan sumber daya operasional untuk membangun kapasitas sumber
data manusia dan institusi untuk pengembangan, implementasi, monitoring dan
evaluasi rencana kegiatan di kota/kabupaten
4. Membangun dan memperkuat jaringan Promosi kesehatan di tingkat nasional
dan Internasional
5. Promosi organisasi PBB peduli dengan efek kesehatan untuk menetapkan agenda mereka
6. Mengkomunikasikan informasi ke departemen Organisasi Kesehatan Dunia Umum
(WHO) .Perjanjian ini ditandatangani di Mexico City, pada tanggal 5 Juni 2000, dalam
bahasa Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia, Portugis dan Spanyol.
1. Kerangka Kerja (Rencana Aksi) Tingkat Nasional

Konferensi kelima Meksiko juga menyiapkan kerangka rencana aksi program promosi kesehatan
tingkat nasional: mengatasi kekurangan gender adalah tantangan terbesar promosi kesehatan
adalah salah satu strategi, strategi yang efektif cara mengurangi kesenjangan ini. Mencapai
kesehatan untuk semua membutuhkan fokus pada peningkatan kondisi bagi kelompok
terpinggirkan di semua lapisan masyarakat, baik di negara berkembang maupun negara maju.
Tujuan dari konferensi ini adalah untuk mengembangkan kerangka rencana aksi di tingkat
kota/kabupaten untuk mengikuti kesepakatan yang dicapai pada Konferensi Promosi Kesehatan
Meksiko. Kerangka acuan ini secara khusus bertujuan:

1. Menetapkan kesehatan sebagai landasan hak asasi manusia dan sumber media sosial.
2. Mobilisasi dana dan sumber daya sumber daya teknis untuk membangun kelangsungan hidup
masyarakat, kapasitas manusia dan institusi untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan dasar.
3. Kami memperhatikan kesetaraan sosialdan kesetaraan gender di setiap tingkat pemerintahan
dan sektor berbeda di tempat.
4. Mendukung pengembangan pengetahuan dan pemahaman untuk pengembangan sumber
daya manusia dan kapasitas lembaga/organisasi.
5. Meningkatkan partisipasi dan memelihara lingkungan yang kondusif memperkuat ikatan
atau persatuan rasa kebersamaan
6. integrasi program kesehatan program reformasi sistem layanan kesehatan

a) Prinsip Pencapaian Sukses Sebuah rencana aksi efektif jika memenuhi antara lain prinsip-
prinsip berikut :
1. Tujuan dan sasaran yang jelas
2. Peran dan tanggung jawab dikonfirmasi
3. Mekanisme dan akuntabilitas yang transparan . .
4. Strategi yang dikembangkan dapat dipahami (komprehensif)
5. Perencanaan meliputi mekanisme monitoring dan evaluasi

Aspek-aspek utama pelaksanaan rencana aksi tersebut juga diartikulasikan dan rumusannya
mencakup:

1. Partisipasi: Masyarakat, individu dan sektor - sektor di setiap tingkat sosial didorong
untuk berpartisipasiaktif dalam tahap persiapan rencana aksi dipindah menteri
kesehatan
2. Adaptasi: Rencana aksi harus tanggap terhadap kebutuhan lokal . setiap negara
menyiapkan rencana sesuai dengan keadaan, program, pengaturan
3. Kelayakan :Tindakan terencana harus mempertimbangkan waktu yang tepat
mengaktifkan sumber daya yang tersedia ekonomi, untuk memperkuat kebijakan
hukum dan sosial serta memperkuat kapasitas. kemitraan dan aliansi
4. Terukur: Proses dan evaluasi yang efektif harus dilakukan
5. Inovasi: proses pengembangan rencana harus mencakup pendekatan baru dalam
komunikasi dan dapat merangsang tumbuhnya aktivitas kreatif dan dialog.

b. penunjang dan fasilitas

Bantuan akan diberikan terutama dengan menggunakan sumber daya yang tersedia di
setiap negara, termasuk di sektor non-kesehatan. Mitra lain yang dianggap relevan juga
harus dilibatkan WHO, UNESCO, organisasi bilateral dan multilateral, universitas, pusat
promosi kesehatan, yayasan promosi kesehatan nasional, IUHPE dan organisasi non-
pemerintah lainnya, sektor swasta, organisasi jaminan sosial, koperasi, dll.

c. Kesehatan di Meksiko Berdasarkan output (hasil) yang diharapkan

berdasarkan hasil pertemuan enhancement, langkah-langkah yang harus diambil adalah


sebagai berikut:

1. Memperkuat jaringan nasional, regional, dan internasional dalam rangka promosi


kesehatan.
2. Melakukan advokasi tentang dampaki kesehatan dari agenda masing-masing.
3. Melaporkam secara priodik kepada panitia regional dan pertemuan organisasi kesehtan
dunia tentang kemajuan yang dihasilkan oleh rencana aksi tersebut.
1.2.2 Strategi Operasional
1. Proses Perancangan
1. Penilaian Kebutuhan (needs assessment) meliputi;
• Indentifikasi skala prioritas isu-isu kesehatan yang penting
• Identifikasi asset-aset yang ada, seperti kebijakan legislasi, sumber daya manusia, dan
sumber daya alam yang tersedia
• Identifikasi kapasitas sumber daya manusia dan infrastruktur yang tersedia

berdasarkan hasil pertemuan enhancement, langkah-langkah yang harus diambil adalah


sebagai berikut:

A. Tujuan yang jelas dan hasil yang diharapkan


B. Metrik dampak dan keberhasilan yang diharapkan harus diidentifikasi dengan
jelas, tergantung pada waktu yang tersedia
C. Kontribusi terhadap perencanaan nasional, khususnya di daerah-daerah di mana
kesehatan perlu dipertanggungjawabkan
D. keterlibatan stakeholder dan kontributor kunci Harus diarahkan pada tingkat yang tepat
mencakup anggota masyarakat LSM sektor swasta akademisi lembaga lembaga agama
WHO UNESCO UNICEF serta penyandang lainnya.
2. .Menentukan skala prioritas tujuan,dan hasil yang diharapkan
Ketika skala prioritas telah tersusun,maka tujuan,dan hasil yang diharapkan dapat
ditentukan.Telaah sumber sumber dan aset yang tersedia merupakan suatu yang penting
konsultasi dan komunikasi perlu ditingkatkan.
3. .Pemeliharaan strategi dan intervensi yang paling efektif
Upaya ini meliputi pemilihan dan pertimbangan arah gerakan yang sesuai dengan situasi
objektif subjek utama(target sasaran), tujuan yang diharapkan bentuk dan mekanisme
intervensi, teknik intervensi (mekanisme penjenjangan) serta setting
tempatnya.selanjutnya rencana aksi yang telah dibuat perlu dilakukan uji coba (pre-test)
metode dan bahan-bahan yang digunakan.
2. Implentasi
Rencana aksi upaya promosi kesehatan yang efektif harus melibatkan berbagai macam kegiatan
sebagai berikut ini:

a. Peningkatan kesadaran publik dan para pelaku politik di berbagi lapisan, seperti tingkat
pemerintahan pusat, provinsi, kabupaten dan kecamatan,bahkan di tingkat desa.
b. Bagaimana pesan pesan promosi kesehatan dapat dikombinasikan secara efektif.
c. Menyediakan atau mengusulkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yaitu
penguatan gerakan masyarakat dalam upaya kesehatan.
d. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan dan mendorong terciptanya pola
hidup sehat pada seluruh lapisan masyarakat
3. Pemantauan dan evaluasi

Pelaksanaan secara teratur dapat memberikan informasi dan peringatan dini terhadap masalah
dan hambatan yang dihadapi. :

a. Ukuran literasi kesehatan, termasuk tingkat pengetahuan, sikap motivasi, kecenderungan


perilaku, keterampilan pribadi, dan kepercayaan diri.
b. Dampak dan gerakan masyarakat yang meliputi unsur partisipasi masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, norma sosial dan opini publik.
c. Intervensi yang memasukkan unsur-unsur kebijakan kesehatan masyarakat, termasuk
pernyataan kebijakan, undang-undang, peraturan, alokasi sumber daya, unsur budaya dan
perilaku.
d. Ukuran status kesehatan dan gaya hidup sehat, termasuk komponen penggunaan
tembakau, pilihan dan akses ke makanan sehat, aktivitas fisik, alkohol, obat-obatan, dan
hubungan faktor pelindung dan risiko dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial
budaya.
e. Mengukur efektivitas pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan yang menghambat
akses pelayanan kesehatan dan faktor sosial budaya yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan.
f. Ukuran lingkaran sehat, yang meliputi pembatasan konsumsi tembakau, alkohol, obat-
obatan terlarang, menyediakan lingkungan yang positif bagi anak-anak dan orang tua,
menghilangkan kekerasan dan berbagai penyalahgunaan.
g. Mengukur dampak sosial, tindakan afirmatif, dan kewajaran dan keadilan. jam.
h. Ukuran hasil kesehatan termasuk pengurangan morbiditas, mortalitas dan kecacatan,
kompetensi psikososial dan self-efficacy.
i. Langkah pengembangan kapasitas (capacity building) yang meliputi langkah
kesinambungan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

2.1.3 Mekanisme Aksi

Lima mekanisme aksi pelengkap yang di usulkan dalam konferensi ini adala sebagai berikut :

1. pengembangan Kebijakan Publik yang Berwawasan Kesehatan

Meliputi identifikasi faktor-faktor perlindungan lingkungan fisik dan psikososial yang


berkontribusi terhadap perubahan determinan kesehatan. Determinan ini mencakup:

1. Kesempatan kerja.
2. Keamanan finansial.
3. Perumahan yang memadai.
4. Akses terhadap pendidikan yang berkualitas.
5. Makanan yang aman dan sehat.
6. Akses terhadap informasi.
7. Tersedianya transportasi yang aman.
8. Ketersediaan fasilitas rekreasi dan aktivitas fisik.
9. Kesempatan untuk mengembangkan keterampilan diri.
2. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

Promosi kesehatan menawarkan beberapa inisiatif untuk memperkuat masyarakat dan


menciptakan kemitraan antara kota terpilih, perwakilan dari berbagai sektor, komunitas dan
individu untuk membuat rencana aksi dan menciptakan lingkungan yang sehat dan
menguntungkan.
3. Reorientasi pelayanan kesehatan.
1. Mengukur tindakan pencegahan
2. Strategi pertumbuhan atau pembangunan
3. Dampak kesehatan di 5 sektor
4. 4.Partisipasi masyarakat,
5. meningkatkan kesetaraan dan
6. memperluas desentralisasi.

4. Penguatan Gerakan Masyarakat

Pemberdayaan memberikan gagasan untuk melakukan kontrol atas kemajuan pribadi dan
kemampuan untuk mengubah kondisi sosial dan kesehatan melalui perubahan kolektif dan
penghapusan perasaan tidak berdaya dan tidak mampu.

5. Pengembangan keterampilan individu.

Perbedaan antara pemberdayaan individu dan kelompok lebih pada kerangka teoritis daripada
realitas. Memahami masalah yang berkaitan dengan keterampilan individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapi menjadi dasar gerakan kolektif perubahan sosial dalam jaringan
dukungan sosial, setiap individu harus menciptakan identitas sosialnya sendiri ketika menerima
materi dukungan, layanan informasi dan kontak sosial baru.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang ke lima diselenggarakan di Kota Meksiko
(mexico City), Keksiko, pada tanggal 5-9 Juni 2000 dengan tema: Menjembatani
kesenjangan pemerataan atau “Bridging the equity gap”. Tujuan dari konferensi ini yaitu
mengembangkan kerangka rencana aksi di tingkat kota/kabupaten untuk mengikuti
kesepakatan yang dicapai pada Konferensi Promosi Kesehatan Meksiko. Aspek-aspek utama
pelaksanaan rencana aksi tersebut juga diartikulasikan dan rumusannya yaitu : Partisipasi,
Adaptasi, Kelayakan, Terukur, dan Inovasi.

DAFTAR PUSTAKA

Susilowati, D., & Susilowati, D. (2016). Promosi kesehatan.

Notoatmodjo, S., Krianto, T., Hassan, A., & Mamdy, Z. (2013). Promosi
kesehatan global.

Anda mungkin juga menyukai