BERSIH
A. PENGERTIAN AIR BERSIH
a. pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman
air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut
dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang
menyangkut aspek kesehatan dari pada
penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal
pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan
tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia
berubah menjadi racun yang sangat mengganggu
kesehatan.
b. Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan
kesadahanvnonkarbonat (permanen).
Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan
Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air
hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan
nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat,
Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi
dan Alumunium.
Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75
mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan
konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan
korosifitas pada pipa-pipa air.
Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh
untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih
besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
c. Besi
Air yang mengandung banyak besi akan
berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam
besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada
bahan yang terbuat dari metal.
Besi merupakan salah satu unsur yang
merupakan hasil pelapukan batuan induk yang
banyak ditemukan diperairan umum.
Batas maksimal yang terkandung didalam air
adalah 1,0 mg/l
d. Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam
air menurut Peraturan Menteri Kesehatan
No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l.
Air yang mengandung banyak aluminium
menyebabkan rasa yang tidak enak apabila
dikonsumsi.
e. Zat organic
FISIKA
1 Bau - - - - -
2 Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1000 1000 1000 1000
3 Kekeruhan Skala NTU 5
4 Rasa -
5 Warna Skala TCU 15
6 Suhu oC Suhu udara
7 Daya Hantar Listrik Umhos/cm 2250
KIMIA anorganik
1 Air raksa Mg/lt 0.001 0.001 0.002 14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1.0 1 0.06
0.005 15 Perak Mg/lt 0.05
2 Aluminium Mg/lt 0.2 - 16 .pH 6.5 – 8.5 5 – 9 6 – 9 5 – 9
3 Arsen Mg/lt 0.005 0.05 1 1 17 Selenium Mg/lt 0.01 0.01 0.05 0.05
4 Barium Mg/lt 1 1 18 Seng Mg/lt 5 5 0.02 2
5 Besi Mg/lt 0.3 5 19 Sianida Mg/lt 0.1 0.1 0.02
6 Florida Mg/lt 0.5 1.5 1.5 20 Sulfat Mg/lt 400 400
7 Kadmium Mg/lt 0.005 0.01 0.01 21 Sulfida sebagao H2S Mg/lt 0.05 0.1
0.01 0.002
8 Kesadahan CaCO3 Mg/lt 500 22 Tembaga Mg/lt 1.0 1 0.02 0.1
9 Klorida Mg/lt 250 600 0.003 23 Timbal Mg/lt 0.05 0.01 0.03 1
10 Kromium valensi 6 Mg/lt 0.005 24 Oksigen terlarut (DO) Mg/lt - >=6 >3
0.05 0.05 1 25 Nikel Mg/lt - 0.5
11 Mangan Mg/lt 0.1 0.5 2 26 SAR (Sodium Absortion Ratio) Mg/lt
12 Natriun Mg/lt 200 60 - 1.5 – 2.5
13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10
Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin Mg/lt 0.0007 15 Pentachlorophenol Mg/lt 0.01
0.017 16 Pestisida total Mg/lt 0.1
2 Benzona Mg/lt 0.01 17 2,4,6 Trichlorophenol Mg/lt 0.01
3 Benzo (a) Pyrene Mg/lt 0.00001 18 Zat Organik (KMnO4) Mg/lt 10
4 Chlordane (total isomer) Mg/lt 19 Endrin Mg/lt - 0.001 0.004
0.0003 20 Fenol Mg/lt - 0.002 0.001
5 Chlordane Mg/lt 0.03 0.003 21 Karbon kloroform ekstrak Mg/lt -
6 2,4 D Mg/lt 0.10 0.05
7 DDT Mg/lt 0.03 0.042 0.002 22 Minyak dan lemak Mg/lt - Nihil 1
8 Detergent Mg/lt 0.5 23 Organofosfat dan carbanat Mg/lt -
9 1,2 Dichloroethane Mg/lt 0.01 0.1 0.1
10 1,1 Dichloroethane Mg/lt 0.0003 24 PCD Mg/lt - Nihil
11 Heptachlor heptachlor epoxide 25 Senyawa aktif biru metilen Mg/lt -
Mg/lt 0.003 0.018 0.5 0.2
12 Hexachlorobenzene Mg/lt 0.00001 26 Toxaphene Mg/lt - 0.005
13 Lindane Mg/lt 0.004 0.056 27 BHC Mg/lt - 0.21
14 Metoxychlor Mg/lt 0.03 0.035
Mikrobiologik
1 Koliform tinja Jml/100ml 0 2000
2 Total koliform Jml/100ml 3 10000
Radioaktivitas
1 Gross Alpha activity Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
2 Gross Beta activity Bq/L 1.0 1.0 1.0 1.0
Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih
dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum
melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri
dan PLTA
D. SUMBER-SUMBER AIR MINUM
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum.
Sumber-sumber air ini, sebagai berikut :
1. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi
air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar
dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium
didalamnya.
2. Air sungai dan danau
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air
hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau
danau. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan.
Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau
tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan
air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara
alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh
kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum
yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut
direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air sumur
Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut
sebagai air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal.
Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang
lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari
permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena
kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu
direbus dahulu sebelum diminum.
Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah.
Dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena
itu, sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan
air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
E. PENGOLAHAN AIR MINUM
Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut:
1. Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh
dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air sungai, air sumur dan
sebagainya. Di dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di
tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat
didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena
partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan
pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM
(Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang
berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya
tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan
(membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya klor (Cl).
4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak,
menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan
derajat keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan
semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan
rumah tangga.
Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan
menjadi 2 yakni:
• Pengolahan Air Minum untuk Umum
• Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau
buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air
hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau
tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap
untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran
keluar untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari
sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum
terjamin untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri
misalnya dengan merebus air tersebut.
6. Pengolahan Air Sungai
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui
saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat
dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang
terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air
dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan
chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil
penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari
bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih
dahulu.
7. Pengolahan Mata Air
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola
dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak
tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke
rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk
dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah
terlindungi tersebut.
8. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup
memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah
pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi
untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan
adalah sumur gali.
Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya,
perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut :
• Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan
masuk ke dalamnya.
• Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari permukaan tanah harus
ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
• Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk
mengurangi kekeruhan.
• Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu
zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat
(tawas).
• Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan
menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng
bekas.
Pemilihan lokasi sumur yang baik
Tidak berdekatan dengan wc / toilet / kamar mandi agar tidak
terjadi kontaminasi saluran pembuangan dengan jaringan sumur
air tanah. Jarak yang tepat untuk memisahkan antara lubang
sumur air yang akan dibuat dengan toilet yang terdekat adalah
minimal 5 meter jika tanah di sekitar lokasi adalah tanah liat dan
minimal 7,5 meter jika tanahnya berpasir.
9. Air Hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui
penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan
penampungan air hujan dari atapnya masing¬masing melalui
aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah
tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk
mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air
hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim
kemarau.
F. Akibat ketiadaan air bersih
Ketiadaan air bersih mengakibatkan:
Penyakit diare.
Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian kedua terbesar
bagi anak-anak dibawah umur lima tahun.
Sebanyak 13 juta anak-anak balita mengalami diare setiap tahun.
Air yang terkontaminasi dan pengetahuan yang kurang tentang
budaya hidup bersih ditenggarai menjadi akar permasalahan ini.
Sementara itu 100 juta rakyat Indonesia tidak memiliki akses air
bersih.
Penyakit cacingan.
Pemiskinan.
Rumah tangga yang membeli air dari para penjaja membayar dua kali
hingga enam kali dari rata-rata yang dibayar bulanan oleh mereka
yang mempunyai sambungan saluran pribadi untuk volume air yang
hanya sepersepuluhnya.
JADI MANFAATKANLAH AIR KITA . . . . .