Anda di halaman 1dari 57

SUMBER AIR BERSIH &

PENYEDIAAN AIR BERSIH/MINUM

Ir. Moh Sholichin MT., Ph.D


www. water.lecture.ub.ac.id
Sumber - Sumber Air Bersih
 Dalam sistem penyediaan air bersih, sumber air merupakan satu
komponen yang mutlak dan harus ada, karena tanpa sumber air sistem
penyediaan air bersih tidak akan berfungsi.

 Secara umum sumber air adalah sebagai berikut :


1. Air permukaan
Air permukaan adalah air yang sudah tersedia di alam contohnya
sungai, rawa, danau, laut. Pada umumnya air permukaan ini akan
mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur,
batang - batang kayu, daun – daun , kotoran industri dan sebagainnya.
Kekeruhan air permukaan cukup tinggi karena banyak mengandung
lempung dan substansi organik, sehingga ciri air permukaan yaitu
memiliki padatan terendap (dissolved solid) rendah, dan bahan
tersuspensi (suspended solid) tinggi
A. Air Sungai
 Air Sungai adalah air hujan yang jatuh kepermukaan
bumi dan tidak meresap ke dalam tanah akan mengalir
secara grafitasi searah dengan kemiringan permukaan
tanah dan mengalir melewati aliran sungai .
B. Air Danau
 Air danau adalah air permukaan yang berasal dari hujan
atau air tanah yang kelar ke permukaan, terkumpul pada
suatu tempat yang relative rendah/cekung.
2. Air Tanah
 Air tanah ( Ground Water ) merupakan air yang
mengandung garam dan mineral yang terlarut pada
waktu air melewati lapisan tanah dan juga air yang
berasal dari air hujan yang jatuh di permukaan bumi
lalu meresap ke dalam tanah dan mengisi rongga –
rongga atau pori – pori dalam tanah.
 Air tanah biasanya mempunyai kualitas yang baik
karena zat – zat pencemar air tertahan oleh lapisan
tanah.
a). Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses
peresapan air dari permukaan tanah.
b) Air tanah Dalam
Sudah melewati lapisan tanah yang masing –
masing mempunyai unsur – unsur kimia
tertentu.
3. Air Laut
4. Air Hujan
Prinsip Dasar Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih harus memenuhi


konsep 3K yaitu :

1. Kualitas air bersih


Air bersih di pengaruhi oleh bahan baku air
itu sendiri atau mutu air tersebut baik yang
langsung berasal dari alam atau yang sudah
melalui proses pengolahan.
2. Kuantitas air
Tergantung jumlah dan ketersediaan air yang
akan diolah pada penyediaan air bersih yang
dibutuhkan sesuai dengan banyaknya konsumen
yang akan dilayani.
3. Kontinuitas air
Menyangkut kebutuhan air yang terus menerus
digunakan karena air merupakan kebutuhan
pokok manusia apalagi air sangat dibutuhkan
pada musim kemarau tiba.
I. Kualitas air

 Air baku yang digunakan menghasilkan air


bersih yang telah memenuhi syarat yang
tertuang dalam peraturan pemerintah RI No.
82 tahun 2001 tentang pengolahan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air. Pada
pasal 8 PP mengenai klasifikasi dan kriteria
mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
 Kelas I, II, III, & IV
 Persyaratan kualitas menggambarkan mutu
atau kualitas dari air baku air bersih.
Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik,
persyaratan kimia, persyaratan biologis dan
persyaratan radiologis.
 Syarat –syarat tersebut berdasarkan
Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990
dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air
bersih adalah sebagai berikut :
1. Syarat – syarat fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan
tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya
sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25˚ c, dan
apabila terjadi perbedaan maka batas yang
diperbolehan adalah 25˚ c ± 3˚ c.
a. Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan
disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi
petunjuk akan kualitas air.
b. Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar
dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan
kesehatan.
c. Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah
keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang
berwarna.
e. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat
membahayakan kesehatan, menghambat reaksi – reaksi biokimia di
dalam saluran/pipa, mikroorganisme patogen tidak mudah
berkembangbiak dan bila diminum air dapat menghilang
2. Syarat – syarat Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak
tercemar secara berlebihan oleh zat – zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa (Hg),
Alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), flourida (F),
tembaga (Cu), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya
a). pH Air
sebaiknya tidak memiliki keasaman dan tidak basa untuk
mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi
jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih
adalah 6,5 – 9. b.
b. Besi ( Fe )
Kada besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l)
menyebabkan berkurangnya fungsi paru–paru dan
menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada
dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan
c. Klorida
Klorida adalah senyawa halogen klor ( Cl ), dalam
jumlah yang banyak klor ( Cl ) akan menimbulkan rasa
asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas
d. Tembaga ( Cu )
Tembaga ( Cu ) sebenarnya diperlukan pada perkembangan
tubuh manusia. Tetapi untuk dosis tinggi dapat menyebabkan
gejala GI, SSP, ginjal, hati, muntaber, pusing kepala, lemah,
anemia, dan lainnya bahkan dapat meninggal dunia. Dalam dosis
rendah menimbulkan rasa kesat, warna dan korosi pada pipa,
sambungan, dan peralatan
e. Mangan ( Mn )
Mangan ( Mn ) merupakan Metal kelabu – kemerahan. Keracunan
seringkali bersifat khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap
logam. Gejala yang timbul berpa gejala susunan syaraf :
insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga
ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng
f. Seng ( Zn )
Seng ( Zn ) pada air minum akan menimbulkan rasa kesat
dan dapat menyebabkan gejala muntaber. Seng (Zn)
dapat menimbulkan warna air menjadi opalescentdan
bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir. Kadar
maksimum seng (Zn) yang diperbolehkan di dalam air
bersih adalah 15 mg/l,.
Timbal (Pb), sangat berbahaya
terhadap kesehatan manusia karena
cenderung untuk berakumulasi dalam
jaringan tubuh manusia dan meracuni
jaringan syaraf.
Kimia organik
 Aldrin dan Dieldrin, terjadi biokumulasi pada
organisme air yang dimakan manusia dan
bersifat carcinogenic.
 Benzen, menimbulkan rasa, warna atau bau
tidak sedap.
 Chlordine (total isomer), terjadi biokumulasi
pada organisme air yang dimakan manusia
dan bersifat carcinogenic.
 Dichloro-diphenyl-trichloroetan (DDT),terjadi
biokumulasi pada organise air yang dimakan
manusia dan bersifat carcinogenenic.
 Heptachlor dan Hepachlor epixide, meskipun
tidak menimbulkan
keracunan akut tetapi terjadi akumulasi dalam
rantai makanan dan bersifat carcinogenic.
 Hexa Chlorrobenzene, menimbulkan rasa,
warna dan bau tidak normal.
 Lindane, terjadi biokumulasi pada organisme
air yang dimakan manusia dan bersifat
carcinogenic.
 Zat organik (MknO4), menimbulkan rasa
dan bau yang tidak sedap dan dapat
menyebabkan sakit perut. Menyebabkan
korosifitas pada pipa-pipa logam.
 Syarat Mikrobiologis
Pada umumnya sumber – sumber air yang terdapat di
alam bumi ini mengandung bakteri. Jumlah dan jenis
bakteri bermacam – macam dan berbeda – beda sesuai
dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya.
Oleh karena itu, air yang digunakan untuk keperluan
sehari – hari haruslah bebas dari bakteri patogen. Bakteri
golongan coli tidak merupakan bakteri golongan
patogen, namun bakteri ini merupakan indikator dari
pencemaran air oleh bakteri patogen
4. Syarat – syarat Radioktivitas
Apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama
dilihat dari segi paramteternya, yakni dapat
menimbulkan kerusakan pada sel – sel yang
terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian, dan
juga perubahan komposisi genetik. Kematian sel
dapat diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi
dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan
genetis dapat menimbulkan berbagai penyakit
seperti kanker dan mutasi
5. Syarat – syarat Bakteriologis
Air minum tidak bolah mengandung bakteri-bakteri penyakit
dan juga tidak boleh mengandung banteri-bakteri golongan
coli yang telah melebihi batas tertentu yaitu 1 coliper 100 ml
air. Bakteri golongan ini berasal dari usus besar dan tanah.
Bakteri patogen yang mugkin terdapat didalam air. Misalnya
a. Bakteri Typosium
b. Vibrio Colerae
c. Bakteri Dysentriae
d. Entamoeba Hystolotica
e. Bakteri Enteristis (prnyakit perut) :
2 Kuantitas

 Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air


bersih dapat ditinjau dari banyaknya air baku
yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah
penduduk yang akan dilayani.
 Persyaratan kuantitas juga bisa ditinjau dari standar debit air bersih
yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air
bersih.
 Dan kuantitas adalah syarat yang terpenting dalam melayani
konsumen agar kebutuhannya sehari – hari berjalan sesuai dengan
kemampuan konsumen masing – masing.
 Untuk membuktikan kondisi tersebut menggunakan rumus kontinuitas :
Q1 = Q2 A1 x V1 = A2 x V2
Dimana :
Q1 = debit didaerah 1 (m3/det)
Q2 = debit didaerah 2 (m3/det)
A1 = luas penampang didaerah 1 (m2)
A2 = luas penampang didaerah 2 (m2)
V1 = kecepatan rata-rata didaerah 1 (m/det)
V2 = kecepatan rata-rata didaerah 2 (m/det)
3 Kontinuitas

 Kontinuitas adalah di mana air harus bisa tersedia


secara terus-menerus meskipun dimusim kemarau
selama umur rencana.
 Karena tujuan utama dari perencanaan jaringan
distribusi air adalah agar kebutuhan masyarakat akan
terpenuhi secara terusmenerus walaupun musim
kemarau.
 Salah satu cara menjaga agar kontinuitas air tetap
tersedia adalah dengan membuat tempat
penampungan air (reservoar) untuk menyimpan air
sebagai persediaan air musim kemarau.
Pencegahan Pencemaran Air Bersih

 Dalam penyediaan air dapat meliputi beberapa peralatan


seperti tangki air bawah tanah dan dapat juga tengki air
di atas atap pompa-pompa, perpipaan dan lain-lain
dalam peralatan yang digunakan yaitu, air minum akan di
alirkan ke tempat-tempat yang akan di alirkan ke para
konsumen tanpa mengalami pencemaran.
 Hal – hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara
lain adalah masuknya kotoran – kotoran tikus, serangga
ke dalam tangki air dan dapat terjadi karat, lumutan atau
rusak bahan tangki, pipa ditribusi, terhubungnya pipa air
minum dangan pipa lainnya dan tercampurnya air minum
dengan air kualitas lainnya
Jaringan Distribusi

 Jaringan distribusi bertujuan untuk


mengalirkan air ke berbagai tempat pemakaian
dengan aman tanpa mengurangi kualitas dan
kuantitas air.
 Dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam
merencanakan jaringan distribusi adalah
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian
memilih salah satu jenis pendistribusian dan
membagi jaringan distribusi dalam zona
tekanan bila diperlukan.
 Jenis Jaringan Distribusi Jenis – jenis jaringan
distribusi, antara lain :
a. Sistem percabangan
Pada sistem ini ujung pipa dari pipa utama biasanya tertutup
sehingga menyebabkan tertumpuknya kotoran yang dapat
mengganggu pendistribusian a
b. Sistem Grid ( Petak )
Pada sistem ini ujung – ujung pipa cabang disambungkan satu
sama lain, sistem ini lebih baik dari sistem pipa bercabang.
Karena sirkulasinya lebih baik dan kecil kemungkinan menjadi
tertutup atau staguasi.
c. Sistem Berbingkai
Pada sistem ini pipa iduknya dibuat melingkar dibandingkan
sistem yang lain. Sistem ini lebih baik dan bila ada kerusakan
pada saat perbaikan, maka distribusi air tidak terhenti.
Metoda Distribusi

 Metode distribusi adalah proses pendistribusian air ke


konsumen dengan berbagai tujuan tergantung dari kondisi lokal
dan lainnya.
1. Metode Gravitasi
Metoda ini merupakan suatu proses pendistribusian air,
dimana sumber penyediaan air berada pada tempat yang lebih
tinggi dari daerah yang akan dilayani sehingga pengaruh
tekanannya dapat memenuhi keperluan untuk domestik dan
kran – kran umum.
Metode ini paling baik pengalirannya jika dari sumber
penyediaan air ke tempat pelayanan memungkinkan
menggunakan pipa berukuran seekonomis mungkin dan
pengalirannya dengan lancar dan baik
2. Distribusi pompa dengan menggunakan
reservoar Metode ini cukup ekonomis, karena
pemompaannya tidak berlangsung secara terus
menerus.
Air yang dipompakan yang akan mengalir ke seluruh
reservoar, jika kebutuhan air memuncak maka air yang
berada dalam reservoar akan mengalir ke daerah
pelayanan.
Aliran melalui Pipa

1. Jenis – jenis aliran melalui pipa dibagi beberapa jenis antara lain :

a. Aliran mantap Aliran fluida disebut mantap jika banyaknya


fluida yang mengalir tiap sewaktu waktu tetap
b. b. Aliran tak mantap Aliran fluida disebut tak mantap jika
banyaknya fluida yang mengalir tiap satuan waktu tidak tetap.
c. Aliran Beraturan Aliran fluida disebut beraturan apabila
kecepatan partikel – partikel fluida di semua potongan itu
sama.
d. Aliran tak beraturan Aliran fluida disebut tak beraturan apabila
kecepatan partikel – partikel fluida tidak sama di semua
potongan
e. Aliran laminar
Aliran fluida disebut aliran laminar jika setiap partikel fluida
menempuh jalan tertentu dan jalan – jalan partikel tidak saling
memotong.
f. Aliran turbulen
Aliran fluida disebut aliran turbulen apabila masing – masing
partikel fluida tidak mempunyai jalan tertentu dan jalan – jalan
partikel itu saling memotong.
g. Aliran yang dimampatkan
Aliran fluida yang dimampatkan apabila kerapatan fluida yang
mengalir tidak berubah sewaktu mengalir.
h. Aliran yang tak dimampatkan
Aliran fluida tak dimampatkan apabila kerapatan fluida yang
menalir tidak berubah sewaktu mengalir Aliran mantap Aliran
fluida disebut mantap jika banyaknya fluida yang mengalir tiap
sewaktu waktu tetap
Pemakaian Air

 Proyeksi jumlah kebutuhan air bersih dapat


dilakukan berdasarkan perkiraan kebutuhan
air untuk berbagai macam tujuan ditambah
perkiraan kehilangan air.
 Adapun kebutuhan air untuk berbagai macam
tujuan pada umumnya dapat dibagi dalam
kebutuhan domestik dan kebutuhan non
domestik.
1. Kebutuhan domestik
- Sambungan rumah
- Sambungan kran umum
2. Kebutuhan non domestik
- Sarana peribadahan
- Sarana pendidikan
- Sarana perkantoran
- Sarana kesehatan
- Sarana perekonomian
Jenis Pipa
 Dalam pemilihan jenis pipa untuk penyaluran air
bersih tergantung pada beberapa faktor antara
lain :
1. Daya tahan pipa terhadap gaya luar dan gaya dalam
2. Karakteristik tanah seperti kesamaan dan korositas
3. Standar panjang pipa
4. Diameter pipa, hal ini menyangkut kapasitas air yang
dialirkan Kemudian dalam pelaksanaan
1. Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride )
(PVC) merupakan pipa yang terbuat dari plastik dan
dengan kombinasi vinyl lainnya mempunai
karakteristik pipa yang tahan lama dan mudah
perawatannya.
Pipa PVC juga tidak berkarat atau membusuk. Di
samping itu, pipa PVC ini sering digunakan dalam
sistem irigasi atau perairan dan pelindung kabel. Di
Indonesia standar ukuran yang dipakai untuk sistem
perairan rumah tangga atau lainnya adalah standar
JIS (Japanese Industrial Standard)
2. Pipa HDPE (High Density Polythylene)
Pipa HDPE adalah pipa dengan daya lentur
yang tinggi pada luar dan dalam permukaan
pipa, serta dapat digunakan di daerah
berbukit, rawan gempa, dan daerah rawa.
Alat Sambung
Adapun macama – macam alat sambung atau aksesoris
yang digunakan pada instalasi penyediaan air bersih
yaitu sebagai berikut :
1. Tee All RR
Berfungsi untuk menyambungkan jalur pipa
distribusi pada persimpangan jalan.
2. Valve Flange
Digunakan untuk mengatur debit air pada pipa.
3. Single Air Valve
Berfungsi untuk membuang udara di dalam pipa
melalui jembatan pipa.
4. Street Box
Berfungsi untuk penutup valve agar mempermudah pada
saat membuka katup dan juga digunakan sebagai titik pipa.
5. Flange Socket
Digunakan untuk menyambungkan pipa distribusi pada
koneksi Tee All Flange ke pipa distribusi.
6. Drop
Digunakan untuk menutup aliran pada ujung pipa.
7. Giboult Joint
Berfungsi untuk menyambungkan pipa exsisting ke pipa
yang baru terpasang.
8. Manometer
Digunakan pada saat mengukur tekanan pipa pada pipa
dengan satuan atm barr.
9.Kran
Digunakan untuk penutupan dan pengeluaran air pada pipa.
10. Stop Kran
Berfungsi untuk mengatur aliran dan bisa juga digunakan
untuk menutup aliran pada saat perbaikan ( dipasang sebelum
meteran ).
11. Reduser RR
Digunakan untuk menyambungkan pipa dari transmisi ke pipa
distribusi atau untuk menyambungkan pipa yang lebih besar
ke pipa yang lebih kecil.
12. Meteran air
Berfungsi untuk mencatat air dari permukaan yang dilakukan
oleh PDAM.
13. Bend Flange 90˚
Digunakan untuk membelokkan arah aliran yang beradius

Anda mungkin juga menyukai