Anda di halaman 1dari 36

AIR BERSIH DAN KESEHATAN

SURYANI, SKM, MKL


Pendahuluan
• Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak

• Untuk konsumsi air minum menurut departemen


kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber
alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko
bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya
Eschrichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun
bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga
100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak
dapat dihilangkan dengan cara ini.
Beberapa Pengertian berkaitan dgn Air Bersih
Dalam UU RI No.7 Tahun 2004 dan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002,
pengertian terkait dengan air, yaitu sebagai berikut :

 Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung
didalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada
diatas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk
dalam pengertian ini air permukaan.

 Air Bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk


keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak

 Air Minum (drinking water) adalah air yang melalui proses


pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum

 Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada


permukaan tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.

 Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau


buatan yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah
permukaan tanah.
Sumber air bersih :

 Air mata air


 Air Permukaan:air sungai, air
danau, air waduk
 Sumur Gali, Sumur Bor ,
sumur artesis
 PDAM
 Air Hujan dsb
Sumber Air baku yang digunakan untuk
penyediaan air bersih dapat berasal dari :
1. Air Hujan
 Sifat kualitas air hujan adalah bersifat lunak karena tidak
mengandung larutan garam dan zat-zat mineral. Air
hujan pada umumnya bersifat lebih bersih.
 Air hujan dapat bersifat korosif karena mengandung zat-
zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2 agresif,
ataupun SO2. Adanya konsentrasi SO2 yang tinggi di
udara yang bercampur dengan air hujan akan
menyebabkan terjadinya hujan asam (acid rain).
 Ketersediaan air hujan tergantung pada besarkecilnya
curah hujan, sehingga air tidak mencukupi untuk
persediaan umum karena jumlahnya berfluktuasi.
 Air hujan tidak dapat diambil secara terus menerus,
karena tergantung pada musim. Pada musim kemarau
kemungkinan air akan menurun karena tidak ada
penambahan air hujan.
2. Air permukaan
 Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai
sumber atau bahan baku air bersih adalah air
waduk (berasal dari air hujan), air sungai (berasal
dari air hujan dan mata air), air danau (berasal dari
air hujan, air sungai atau mata air)
 Kualitas air dipengaruhi oleh kondisi geografi, musim
dan aktifitas manusia
 Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi
dengan berbagai zat-zat yang berbahaya bagi
kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan
terlebih dahulu.
 Kontaminan dapat berasal dari buangan domestik,
buangan industri dan limbah pertanian.
3. Air tanah
 Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang
terlarut pada waktu air melalui lapisan-lapisan tanah.
 Secara praktis air tanah adalah bebas dari polutan karena
berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat
yang mengganggu kesehatan seperti kandungan Fe, Mn, atau
kesadahan yang terbawa oleh aliran permukaan tanah.
 Bila ditinjau dari kedalamannya, maka air tanah dibedakan
menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah
dangkal mempunyai kualitas lebih rendah dibanding kualitas
air tanah dalam. Hal ini disebabkan air tanah dangkal lebih
mudah terkontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai
penyaring lebih sedikit.
 Karena air di alam merupakan rantai yang panjang menurut
siklus hidrologi, maka bila terjadi penurunan muka air tanah
kemungkinan kekosongannya akan diisi oleh air laut.
Peristiwa ini biasa disebut intrusi air laut. Kondisi ini telah
banyak dijumpai khususnya di daerah-daerah dekat pantai
atau laut seperti Jakarta dan Surabaya.
4. Mata Air
 Dari segi kualitas, mata air adalah sangat baik
bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari
dalam tanah yang mucul ke permukaan tanah
akibat tekanan, sehingga belum terkontaminasi
oleh zat-zat pencemar.
 Biasanya lokasi mata air merupakan daerah
terbuka, sehingga mudah terkontaminasi oleh
lingkungan sekitar. Contoh, banyak ditemui
bakteri E. Coli pada air mata air.
 Dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas
mata air sangat terbatas sehingga hanya mampu
memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk
tertentu.
Tata laksana Menyediaan air bersih
1. Air Bersih dari air hujan
 Menaikan kesadahan air hujan, yaitu
penambahan garam pada air hujan yg telah
ditampung tersebut.
 Menghilangkan CO2 dilakukan dgn cara
penyaringan air hujan dengan air marmer
 Menghilangkan bakteri, ditempuh dgn cara
menyaring air hujan mengunakan saringan pasir
atau dimasak dahulu sebelum diminum
2. Air Bersih dari Sumber Air Tanah

 Penyiapan air bersih dari sumber mata air;


menghilangkan CO2, menghilangkan bakteri
dengan desinfektan
 Penyiapan air bersih dari sumur dangkal;
menurunkan kekeruhan air serta menekan
jumlah bakteri dengan saringan pasir,
kemudian menhilangkan kandungan Fe dan Mn
 Penyiapan air bersih dari sumur artesis;
prinsipnya sudah bersih ; namun perlu
dihilangkan kadar CO2, Fe, Mn serta
penghilangan bakteri dgn desinfektan
3. Air Bersih dari Sumber Air Permukaan : pada
umumnya mengalami pencemaran (fisik, kimia dan
Biologi) kualitasnya tergantung pada daerahnya
masing-masing.
Prinsip penyiapan air bersih dari permukaan
adalah sbb:
 Penyadapan air baku, berikut penyaringan air
dari kotoran kasar berupa sampah dll, disertai
dengan pengukuran debit air yg masuk ke bak
pengendapan.
 Pengendapan partikel besar yg terbawa oleh
air (pasir atau lumpur)
 Perlakuan dengan tambahan koagulan al
dengan penambahan tawas ( Al2(SO4)3),
kemudian dialirkan ke bak lambat.
 Air dialirkan ke bak pengendap, dan dialirkan ke
saringan pasir.
 Selanjutnya dialirkan ke bak cadangan air
bersih, perlakukan dgn koagulan utk
mempercepat pengendapan partikel yg tidak
dapat mengendap sebelumnya, kemudian
diperlukan dgn penambahan zat desinfektan utk
menekan mikrobia di dalam air.
 Air bersih siap untuk didistribusikan, guna
mencakup kebutuhan pengguna air bersih
tersebut
KRITERIA PENYEDIAAN AIR MINUM
 KUALITAS ; MEMENUHI PERSYARATAN
AGAR BERFUNGSI SECARA BAIK DALAM
MENYEHATKAN PENGGUNANYA
 KUANTITAS ; JUMLAHNYA MEMENUHI
KEBUTUHAN
 KONTINUITAS ; TERSEDIA DAN
TERJANGKAU SETIAP SAAT
Persyaratan sistem penyediaan air :
1. Persyaratan kualitatif
Syarat-syarat (karakteristik ) fisik air bersih
 Secara fisik air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa (tawar). Rasa seperti asin, manis,
pahit dan asam tidak boleh terdapat dalam air minum untuk
masyarakat.
 Bau yang bisa terdapat dalam air adalah bau busuk, amis dan
sebagainya. Bau dan rasa biasanya terdapat bersama-sama
dalam air.
 Warna dipersyaratkan dalam air minum untuk masyarakat
karena pertimbangan estetika.
 Ada 2 (dua) macam warna pada air yaitu apparent color dan
true color. Apparent color, ditimbulkan karena adanya benda-
benda zat tersuspensi dari bahan organik. Hal ini lebih mudah
diatasi dibanding dengan jenis true color. True color adalah
warna yang ditimbulkan oleh zat-zat bukan zat organik.
 Syarat lain yang harus dipenuhi secara fisik adalah suhu. Suhu
sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25C,
bila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah
25C  3C.
Syarat-syarat (karakteristik ) Kimia Air
Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam
jumlah yang melampaui batas. Persyaratan kimia tersebut
antara lain :

1. PH (tingkat keasaman).
Khususnya pada pH  6,5 dan pH 9,5 akan mempercepat
terjadinya reaksi korosi pada pipa distribusi air minum. Apabila
nilai pH jumlah mikroorganisme patogen semakin banyak, maka
hal ini dapat membahayakan kesehatan manusia.

2. Zat padat total.


Zat padat total merupakan bahan yang tertinggal sebagai residu
setelah proses penguapan dan pengeringan pada suhu 103 -
105C.
Zat organik dalam air dapat berasal dari alam (tumbuh-
tumbuhan, alkohol, sellulosa, gula dan pati), proses sintesa
(proses-proses industri.), dan proses fermentasi (alcohol, asam,
dan akibat kegiatan mikroorganisme)
Syarat-syarat Kimia (lanjutan…)
3. CO2 agresif.

CO2 yang terdapat dalam air berasal dari udara dan dari
hasil dekomposisi zat organik. Menurut bentuknya CO 2
dapat dibedakan dalam :
 CO2 bebas : banyaknya CO2 yang larut dalam air.
 CO2 keseimbangan : CO2 yang dalam air setimbang
dengan HCO3.
 CO2 agresif : yaitu CO2 yang dapat merusak
bangunan, perpipaan dalam distribusi air minum.

4. Kesadahan total (total hardness)


Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya
ion-ion (kation) logam valensi, misalnya Ca2 +, Mg2 +, Fe
+, dan Mn +. Kesadahan total adalah kesadahan yang
disebabkan oleh adanya ion-ion Ca2 + dan Mg2 + secara
bersama-sama. Air sadah menyebabkan pemborosan
pemakaian sabun pencuci dan mempunyai titik didih yang
lebih tinggi dibandingkan dengan air biasa.
Syarat-syarat Kimia (lanjutan…)
5. Kalsium (Ca)

Kalsium dalam air minum dalam batas-batas tertentu


diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Namun,
nilai Ca lebih dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosi
dalam pipa.

6. Besi dan Mangan


Zat-zat lain yang selalu ada dalam air adalah besi dan
mangan. Besi merupakan logam yang menghambat proses
desinfeksi. Hal ini disebabkan karena daya pengikat chlor,
selain digunakan untuk mengikat zat organik, juga
digunakan untuk mengikat besi dan mangan, sehingga sisa
chlor menjadi lebih sedikit dan hal ini memerlukan
desinfektan yang semakin besar pada proses pengolahan
air. Besi dan mangan menyebabkan warna air menjadi
keruh.
Syarat-syarat Kimia (lanjutan…)
7. Tembaga (Cu)
Pada kadar yang lebih besar dari 1 mg/1 akan
menyebabkan rasa tidak enak pada lidah dan dapat
menimbulkan kerusakan pada hati.
8. Seng (Zn)
Kelebihan kadar Zn  5 mg/1 dalam air minum
menyebabkan rasa pahit.
9. Chlorida (Cl)
Kadar chlor yang melebihi 250 mg/l akan menyebabkan
rasa asin dan korosif pada logam.
10. Fluorida (F)
Kadar F  1 mg/l menyebabkan kerusakan gigi atau
carries gigi. Bila terlalu banyak akan menyebabkan gigi
berwarna kecoklatan.
11. Logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr, Hg, CN)
Adanya logam-logam berat dalam air akan menyebabkan
gangguan pada jaringan syaraf, pencernaan, metabolisme
oksigen, dan kanker
Persyaratan sistem penyediaan air yg
lainnya:
Syarat-syarat biologis
 Air minum tidak boleh mengandung kuman-
kuman patogen dan parasitic seperti kuman-
kuman thypus, kolera, dysentri dan
gastroenteritis.
 Untuk mengetahui adanya bakteri patogen
dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap
ada tidaknya bakteri E. Coli yang merupakan
bakteri indicator pencemar air
Syarat-syarat radiologis
 Air minum tidak boleh mengandung zat yang
menghasilkan bahan-bahan yang mengandung
radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
2. Persyaratan Kuantitatif
 Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air
bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan jumlah penduduk yang akan
dilayani
 Jumlah air yang dibutuhkan sangat tergantung
pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial
ekonomi masyarakat setempat. Negara-negara
yang telah maju memerlukan air bersih yang
lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat
di negara-negara sedang berkembang.
Persyaratan Kontinuitas
 Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan
air bersih sangat erat hubungannya
dengan kuantitas air yang tersedia yaitu
air baku yang ada di alam.
 Arti kontinuitas disini adalah bahwa air
baku untuk air bersih tersebut dapat
diambil terus menerus dengan fluktuasi
debit yang relatif tetap, baik pada saat
musim kemarau maupun musim hujan.
Sistem penyediaan air
Sistem penyediaan air individual
Sistem individual, dititikberatkan pada pemenuhan kebutuhan air bersih
secara individu, sedangkan sistem komunal, pemenuhannya dilakukan secara
terorganisasi melalui sistem pipanisasi.
Beberapa sarana penyediaan air bersih secara individual diantaranya adalah :
1. Sumur gali (Dug Well)
 Penggalian tanah sampai kedalaman tertentu maksimum 20
meter, umumnya tidak terlalu dalam sehingga hanya mencapai
air tanah di lapisan atas. Seringkali berkurang airnya pada
musim kemarau, secara kuantitatif sulit untuk menjamin
kontinuitasnya.
2. Sumur Bor (Bored Well)
 Kedalaman minimum 100 meter.
3. Sumur Pompa Tangan Dangkal
 Kedalaman pipa maksimum 18 meter dan sesuai untuk
kedalaman muka air yang lebih kecil dari 7 meter.
4. Sumur Pompa Tangan Dalam (Drilled Well)
 Kedalaman pipa 30 meter, kedalaman muka air lebih dari 7
meter dan dapat dipergunakan untuk melayani kebutuhan
beberapa keluarga. Kontaminasi air sumur dapat berasal dari
sumber pencemaran disekitarnya.
Sistem penyediaan air
Sistem penyediaan air komunal
 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Air didistribusikan kepada masyarakat yang
berminat dan mampu membayar sambungan.
 HIPPAM (HimpunanPetani Pemakai Air).
HIPPAM merupakan organisasi pengelola air di
daerah pedesaan, yang nantinya dapat menjadi
embrio dari PDAM setelah melalui serangkaian
studi kelayakan. Biasanya akan memanfaatkan
sumber mata air yang ada di wilayah masing-
masing melalui pembinaan dari Departemen
Pekerjaan Umum. Masyarakat yang ingin
mendapatkan pelayanan melalui HIPPAM akan
dikenakan iuran bulanan sesuai dengan ketentuan
masing-masing pengelolanya.
Sistem penyediaan air

Sistem penyediaan air komunal


 Pembangunan Hidran Umum, Kran umum
dan Terminal air. Hal ini ditujukan untuk
mangantisipasi semakin mahalnya harga air
relatif terhadap tingkat penghasilan
masyarakat dan juga untuk daerah-daerah
kumuh dan terpencil yang rawan air.
 Perlindungan mata air. Cakupan pelayanan-
nya untuk maksimum 500 jiwa. Umumnya
perlindungan mata air digunakan untuk
wilayah dimana masih dijumpai adanya
sumber mata air.
SUMBER PENCEMAR AIR BERSIH

 Limbah Industri
 Rumah tangga (pemukiman)
 Aktivitas Pertanian dan perkebunan
 Limbah Rumah sakit.
 Sampah
 Hujan Asam
 Aktivitas lainya; Bengkel, rumah Makan,
Pariwisata, Pasar dsb
 Kerusakan Hutan (ileggal logging)
 dll
Dampak pencemaran air terhadap kesehatan

1. Peran air sebagai pembawa penyakit menular


bermacam-macam antara lain :
 air sebagai media untuk hidup mikroba
pathogen
 air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
 jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga
manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri
 air sebagai media untuk hidup vector penyakit
2. Ada beberapa penyakit yang masuk dalam
katagori water-borne diseases, atau
penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang
masih banyak terdapat di daerah-daerah.
Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila
mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam
sumber air yang dipakai masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan
jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air
antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.
Air Kotor (tercemar) sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia,
mengingat bahwa banyak penyakit yg ditularkan melalui air kotor. Air
kotor berfungsi sbg media pembawa kuman penyakit, seperti; kolera,
radang usus, hepatitis infektiosa. Selain pembawa penyakit di dalam
air limbah tersebut, air limbah juga banyak mengandung
mikroorganisme pathogen, seperti :

 Virus : menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara


pasti modus penularannya masih belum diketahui namun banyak
terdapat pd air effluent limbah cair
 Vibrio Kolera : menyebabkan penyakit kolera asiatika dgn penyebaran
utama melalui air limbah yg telah tercemar oleh kotoran manusia yg
mengandung vibrio kolera
 Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b ; merupakan
penyebab tiphus abdominalis dan para tiphus yg banyak terdapat di
dalam air limbah bila terjadi wabah.
 Salmonella spp ; Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis
bakteri terdapat pada air bekas olahan (limbah)
Gangguan mikroba air kotor thd Kesehatan
lainnya
 Shigella spp: adalah penyebab disentri dan banyak tdp pd
air tercemar. Cara penularannya melalui kontak langsung
dgn kotoran manusia maupun melalui perantara makanan,
lalat dan tanah.
 Basillus Anthraksis : Adalah penyebab penyakit anthrak, tdp
pd limbah dan sporanya tahan pengolahan.
 Brusella Spp ; penyebab penyakit brusellosis, demam malta
serta menyebabkan keguguran pd domba.
 Mikrobakterium Tuberkulosa ; Adalah penyebab penyakit
tuberkulosis terdapat pada air limbah spt limbah rumah
sakit dan lab pathologis
 Leptospira : penyakit weil dengan penularan utama berasal
dari tikus selokan dan juga ada terdapat pada air limbah
(lanjutan…)
 Entamuba Histolitika : Dapat menyebabkan
penyakit amuba disentri dengan penyebaran
melalui lumpur yg mengandung kiste.
 Skhistosoma Spp : penyebab penyakit
skhistomiasis, tetapi dapat dimatikan pada proses
pengolahan limbah.
 Taenia Spp ; penyebab penyakit cacing pita,
dengan kondisi yg sangat tahan perubahan cuaca.

 Askaris Spp dan Enterobius Spp; Adalah


penyebab penyakit cacingan dan banyak terdapat
pada air hasil olahan dan lumpur dan berbahaya
thd kesehatan manusia.
Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agen
Penyakit
 Virus  Shigella dysenteriae
 Rotavirus Diare pada anak Dysenterie
 Protozoa
 Virus Hepatitis A Hepatitis A  Entamuba histolytica
 Virus Poliomyelitis Polio Dysentrie amoeba
(myelitis anterior acuta)  Balantidia coli Balantidiasis
 Bakteri  Giarda lamblia Giardiasis
 Vibrio cholerae Cholera  Metazoa
 Escherichia Coli  Ascaris lumbricoides
 Diare/Dysenterie Ascariasis
 Enteropatogenik  Clonorchis sinensis
Clonorchiasis
 Salmonella typhi Typhus  Diphyllobothrium latum
 Abdominalis Diphylobothriasis
 Salmonella paratyphi  Taenia saginata/solium
Paratyphus Taeniasis
 Schistosoma Schistosomiasis
Surveilan Penyakit Air Bersih
Surveilans penyakit adalah kegiatan pengamatan
secara sistematis dan terus menerus terhadap
penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta
kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut
agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien melalui proses:
1. Pengumpulan data,
2. pengolahan data dan
3. penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan
Pada umumnya surveilans penyakit melalui air :

1. Merumuskan perencanaan, pelaksanaan,


pengendalian, pemantauan dan evaluasi
program pemberantasan penyakit serta program
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, baik
pada upaya pemberantasan penyakit menular,
penyakit tidak menular, kesehatan lingkungan,
perilaku kesehatan dan program kesehatan
lainnya.
2. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini kejadian
luar biasa penyakit dan keracunan serta
bencana.
3. Merencanakan studi epidemiologi, penelitian dan
pengembangan program Surveilans

Anda mungkin juga menyukai