Anda di halaman 1dari 14

REKAYASA

LINGKUNGAN 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

FASILITATOR
Rahardjo Samiono.
H. Budi Winarto.
Yohanes Hendra.

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH


SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari bagi


manusia, binatang dan tumbuhan. Air dapat juga digunakan sebagai
pelarut, pembersih dan keperluan lain untuk rumah tangga, industri
maupun usaha lainnya, untuk keperluan industri air berfungsi
sebagai pendingin mesin, bahan baku maupun pembersih atau
penggelontor limbah, disamping itu air berfungsi untuk usaha
pertanian, perikanan, olah raga, rekreasi, pemadam kebakaran dls.
Dalam dunia kesehatan khususnya kesehatan lingkungan, air dikaitkan
sebagai faktor pemindah/penularan penyakit (agent), air membawa
penyebab penyakit dari kotoran penderita, kemudian sampai ke
tubuh orang lain melalui makanan, susu dan minuman. Air juga
berperan membawa penyebab penyakit non mikroba seperti bahan
toxic yang dikandungnya. Penyakit yang biasa ditularkan melalui air
adalah typus, cholera, dysentri dll.
Saat ini masalah penyediaan air bersih menjadi perhatian, salah satu
masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya sumber air
yang bersih terutama untuk daerah pedesaan.
Bahkan dikota-kota besar, sumber air bersih yang telah dimanfaatkan
oleh PDAM telah dicemari oleh limbah industri dan limbah domistik,
sehingga beban dalam segi pengolahan air bersihnya semakin tinggi.
Dalam rangka penyediaan kebutuhan air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan, pemerintah mencanangkan program peningkatan penyediaan
air bersih di daerah perkotaan (urban) dan pedesaan (rural urban) melalui
pipanisasi dan pemanfaatan sumber air yang ada secara optimal.

PENGERTIAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM


AIR BERSIH.
Adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi
air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air berih
adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air
minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi
kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis,
sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping.
Persyaratan tersebut juga memperhatikan pengamanan terhadap sistem
distribusi air bersih dari instalasi air bersih sampai pada konsumen.
Air Minum.
Adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan yang
dapat diminum. Standar kualitas air minum adalah batas
operasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan
pertimbangan non teknis, misalnya kondisi sosial-ekonomi,
target atau tingkat kualitas produksi, tingkat kesehatan
yang ada dan teknologi yang tersedia. Sedangkan kriteria
kualitas air merupakan putusan ilmiah yang
mengekspresikan hubungan dosis dan respon efek yang
diperkirakan terjadi kapan dan dimana saja unsur-unsur
pengotor mencapai atau melebihi batas maksimum yang
ditetapkan dalam waktu tertentu. Sehingga dengan
demikian kriteria kualitas air merupakan referensi dari
standar kualitas air. Jadi yang membedakan antara kualitas
air dan air minum adalah standar kualitas setiap marameter
fisik, kimia, biologis dan radiologis maksimum yang
diperbolehkan.
PERSYARATAN DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH.
Syarat utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air
bersih :
1. Persyaratan kualitatif
2. Persyaratan kuantitatif
3. Persyaratan kontinuitas

PERSYARATAN KUALITATIF.
Menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih,
persyaratan ini meliputi : fisik, kimia, biologis dan radiologis.
a. Syarat fisik
Secara fisik air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa (tawar). Warna disyaratkan karena
pertimbangan estetika, dan ada 2 macam warna pada air yaitu
apparent color dan true color. Apparent color ditimbulkan karena
adanya benda-benda zat tersuspensi dari bahan organik, ini masih
bisa diatasi dibandingkan dengan jenis true color yang warnanya
ditimbulkan oleh zat bukan zat organik.
Rasa seperti asin, manis, pahit dan asam tidak boleh terdapat dalam air
minum untuk masyarakat, bau yang terdapat dalam air adalah bau
busuk, amis dsb, bau dan rasa biasanya terdapat bersama-sama dalam
air. Syarat lain yang harus dipenuhi secara fisik adalah suhu, sebaiknya
sama dengan suhu udara atau kurang lebih 250C. Dan bila terjadi
perbedaan batas yang diperbolehkan adalah 250C ±30C.

b. Syarat Kimia
Air minum tidak boleh mengandung bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas, persyaratannya antara lain :
 pH.
merupakan faktor penting bagi air minum, karena mempengaruhi
proses korosi pada perpipaan, mempercepat terjadinya korosi pada
pipa distribusi jika pH kurang dari 6,5 dan lebih dari 9,5, selain itu
jumlah mikroorganisme patogen semakin banyak dan sangat
membahayakan untuk kesehatan.
 Zat padat total (total solid)
merupakan bahan yang tertinggal sebagai residu saat penguapan dan
pengeringan pada suho (103 – 105)0C.
 Zat Organik sebagai KMnO4
yang asalnya zat organik tersebut dari :
1. Alam, tumbuh-tumbuhan, alkohol, sellulosa, gula dan pati.
2. Sintesa, pada proses industri.
3. Fermentasi, alkohol, asam dan akibat kegiatan mikroorganisme
Zat organik yang berlebihan dalam air akan mengakibatkan
timbulnya bau yang tidak sedap.
 CO2 agresif.
CO2 yang terdapat dalam air berasal dari udara dan dari hasil
dekomposisi zat organik, menurut bentuknya CO2 dapat dibedakan
dalam :
1. CO2 bebas : banyaknya CO2 yang larut dalam air.
2. CO2 kesetimbangan : CO2 setimbang dengan HCO3 di dalam air.
3. CO2 agresif : CO2 yang dapat merusak bangunan, pipa distribusi air
minum.
 Kesadahan total (total hardness)
Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh
adanya ion (kation) logam valensi, misalnya Ca2+,
Mg2+, Fe+, dan Mn+. Kesadahan total adalah
kesadahan yang disebabkan oleh adanya ion Ca2+ dan
Mg2+ secara bersama-sama, air sudah sadah
menyebabkan pemborosan pemakaian sabun pencuci
dan mempunyai titik didih yang lebih tinggi
dibanding air biasa.
 Kalsium (Ca).

Kalsium dalam air minum dalam batas tertentu


diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, nilai
Ca lebih dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosi
dalam pipa distribusi.

 Tembaga (Cu)
Pada kadar yang lebih besar dari 1 mg/l akan menyebabkan rasa tidak
enak pada lidah dan dapat menimbulkan kerusakan pada hati.
 Seng (Zn)
Kelebihan kadar Zn > 5 mg/l dalam air akan menyebabkan rasa pahit.
 Chlorida (Cl)
Kadar chlor yang melebihi 250 mg/l akan menyebabkan sara asin dan
korosif pada logam.
 Nitrit
Kelebihan nitrit dapat menyebabkan methamoglobinemia terutama pada
bayi yang mengkonsumsi air minum yang mengandung nitrit.
 Fluorida (F).
Kadar F kurang dari 1 mg/l menyebabkan kerusakan gigi atau carries
gigi, sebaiknya bila terlalu banyak akan menyebabkan gigi berwarna
kecoklatan.
 Logam –logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr, Hg, CN)
Adanya logam berat dalam air akan menyebabkan gangguan pada
jaringan syaraf, pencernakan, metabolisme oksigen dan kanker.
C. Syarat-syarat bakteriologis atau mikrobiologis.
Air minum tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan
parasitik seperti kuman typus, kolera, dysentri dan gastroenteritis. Karena
jika bakteri patogen dijumpai pada air minum maka akan mengganggu
kesehatan atau timbul penyakit, untuk mengetahui adanya bakteri
patogen dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap ada tidaknya
bakteri E coli yang merupakan bakteri indikator pencemar air.

d. Syarat-syarat radiologis.
Air minum tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan yang
mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

Persyaratan kuantitatif.
Peryaratan kuantitatif dalam penyediaan air minum adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia, artinya air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk
yang akan dilayani, selain itu jumlah air yang dibutuhkan sangat
tergantung pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial ekonomi
masyarakat setempat.
Persyaratan Kontinuitas.
Sangat erat hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku
yang ada di alam, arti kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air
bersih tersebut dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang
relatif tetap, baik saat kemarau maupun penghujan.

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH


SUMBER/ASAL AIR BAKU UTAMA.
Dalam memilih sumber air baku air bersih, harus diperhatikan
persyaratan utamanya, meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan
biaya yang murah dalam proses pengambilan sampai pada proses
pengolahannya.
Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan
air bersih dikelompokkan sebagai :
a. Air Hujan
b. Air Permukaan
c. Air Tanah
d. Mata air.
a. Air Hujan.
Disebut juga air angkasa, dan sifat air hujan adalah :
- Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat
mineral
- Air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih
- Dapat bersifat korosif karena mengandung zat yang terdapat di udara
seperti NH3, CO2 agresif atau SO2. Adanya konsentrasi SO2 yang
tertinggal diudara yang bercampur dengan air hujan akan menyebabkan
terjadinya hujan asam (acid rain).
Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada besar kecilnya curah hujan,
sehingga air hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena
jumlahnya berfluktuasi, begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya,
air hujan tidak dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung
pada musim.
b. Air Permukaan.
Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan baku air
bersih adalah :
1. Air Waduk (berasal dari air hujan.)
2. Air Sungai (berasal dari air hujan dan mata air)
3. Air Danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air).
Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi dengan berbagai
zat berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan
terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, Kontaminasi atau zat pencemar
tsb berasal dari buangan domistik, buangan industri dan limbah
pertanian. Zat pencemar tersebut antara lain : total suspended solid
(TSS) yang berpengaruh pada kekeruhan, zat organik sebagai KMnO 4,
logam berat dari air limbah industri misalnya industri baterai yang
menghasilkan Pb (timbal).

c. Air Tanah
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut saat
air melalui lapisan-lapisan tanah, secara praktis air tanah adalah
bebas dari polutan karena berada di bawah permukaan tanah. Tetapi
tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat
yang mengganggu kesehataan seperti : kandungan Fe, Mn, kesadahan
yang terbawa oleh aliran permukaan tanah. Bila ditinjau dari
kedalaman air tanah maka air tanah dibedakan menjadi air tanah
dangkal yang mempunyai kualitas lebih rendah dari air tanah dalam.
Dari segi kuantitas, apabila air tanah dipakai sebagai sumber air baku
air bersih adalah relatif cukup, tetapi jika dilihat dari segi
kontinuitasnya maka pengambilan air tanah harus dibatasi, karena
dikawatirkan dengan pengambilan yang terus menerus akan
menyebabkan penurunan muka air tanah. Karena air di alam
merupakan rantai yang panjang menurut siklus hidrologi, maka bila
terjadi penurunan muka air tanah kemungkinan kekosongan akan diisi
oleh air laut, peristiwa ini biasa disebut intrusi air laut.

d. Mata Air.
Dari segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku,
karena berasal dari dalam tanah yang muncul kepermukaan tanah
akibat tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat pencemar,
biasanya lokasi mata air merupakan daerah terbuka, sehingga mudah
terkontaminasi oleh lingkungan sekitar. Jika dilihat dari segi kuantitas,
jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas sehingga hanya mampu
memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk tertentu, begitu pula jika
mata air tersebut terus menerus kita ambil semakin lama akan habis.
SELESAI RL2

Anda mungkin juga menyukai