0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan21 halaman
Institut Sains & Teknologi Nasional menawarkan mata kuliah Hidrologi & Drainase yang membahas tentang sungai, perancangan irigasi, dan perhitungan debit air sungai. Mata kuliah ini menjelaskan definisi dan jenis-jenis sungai, komponen daerah aliran sungai, serta tahapan perencanaan irigasi dan drainase. Mahasiswa diajarkan cara mengukur debit sungai dengan menentukan kecepatan dan luas penampang aliran. [/ring
Institut Sains & Teknologi Nasional menawarkan mata kuliah Hidrologi & Drainase yang membahas tentang sungai, perancangan irigasi, dan perhitungan debit air sungai. Mata kuliah ini menjelaskan definisi dan jenis-jenis sungai, komponen daerah aliran sungai, serta tahapan perencanaan irigasi dan drainase. Mahasiswa diajarkan cara mengukur debit sungai dengan menentukan kecepatan dan luas penampang aliran. [/ring
Institut Sains & Teknologi Nasional menawarkan mata kuliah Hidrologi & Drainase yang membahas tentang sungai, perancangan irigasi, dan perhitungan debit air sungai. Mata kuliah ini menjelaskan definisi dan jenis-jenis sungai, komponen daerah aliran sungai, serta tahapan perencanaan irigasi dan drainase. Mahasiswa diajarkan cara mengukur debit sungai dengan menentukan kecepatan dan luas penampang aliran. [/ring
SUNGAI Definisi Sungai sebagai suatu system yang terdiri dari beberapa anak sungai yang tergabung ke dalam sungai induk pada suatu daerah aliran. Jadi daerah aliran suatu sungai yang sering disebut DAS merupakan suatu wilayah ekosistem yang dibatasi oleh pemisah topografi dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan dan penyalur air beserta sedimen dan unsur hara lainnya. Type sungai dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Sungai Perennial Sungai yang mempunyai aliran sepanjang tahun, aliran sungai perennial adalah aliran dasar yang berasal dari aliran air tanah, sungai tipe ini terjadi pada DAS yang sangat baik yang masih mempunyai hutan lebat. 2. Sungai Ephemeral Sungai yang mempunyai debit hanya apabila terjadi hujan yang melebihi laju infiltrasi. Permukaan air tanah selalu berada di bawah dasar sungai,sehingga sungai tidak menerima aliran air tanah yang berarti tidak mempunyai aliran dasar (base flow) contoh di : nusa tenggara 3. Sungai Intermitten Sungai yang mempunyai karakteristik campuran antara kedua tipe di atas. Pada suatu periode tertentu bersifat sungai perennial dan pada waktu tertentu bersifat sebgai sungai ephemal. Konsentrasi aliran di suatu DAS dapat dibedakan menjadi 3 tipe tangkapan DAS. 1. Tipe Pertama terjadi apabila durasi hujan efektif sama dengan waktu konsentrasi. Semua air hujan yang jatuh di DAS telah terkonsentrasi di titik kontrol, sehingga debit aliran mencapai maksimum. Pada saat itu hujan berhenti dan aliran berikutnya di titik kontrol tidak lagi aliran dari seluruh DAS, sehingga debit aliran berkurang secara berangsur- angsur sampai akhirnya kembali nol. Dan hidrograf berbentuk segitiga. Tipe tangkapan DAS seperti ini disebut aliran terkonsentrasi. 2. Tipe kedua terjadi apabila durasi hujan efektif lebih lama daripada waktu konsentrasi. Pada keadaan ini aliran terkonsentrasi pada titik kontrol, dan debit maksimum tercapai setelah waktu aliran sama dengan waktu konsentrasi. Waktu resesi sama dengan waktu konsentrasi. Tipe tangkapan DAS seperi ini disebut aliran superkonsentrasi. 3. Tipe ketiga terjadi apabila durasi hujan efektif lebih pendek daripada waktu konsentrasi. Pada keadaan ini debit aliran di titik kontrol tidak mencapai nilai maksimum. Setelah hjan berhenti, aliran berkurang sampai akhirnya menjadi nol. Tipe tangkapan seperti ini disebut aliran subkonsentrasi. Apabila durasi hujan lebih kecil dari waktu konsentrasi, intensitas hujan akan lebih tinggi. Corak dan Karakteristik Daerah Pengaliran Daerah pengaliran sebuah sungai adalah daerah tempat presipitasi itu mengkonsentrasi ke sungai. Garis batas daerah-daerah aliran yang berdampingan disebut batas daerah pengaliran. Luas daerah pengaliran diperkirakan dengan pengukuran daerah itu pada peta topografi. Daerah pengaliran, topografi, tumbuh-tumbuhan dan geologi mempunyai pengaruh terhadap debit banjir, corak banjir, debit pengaliran dasar dan lain- lain. 1. Daerah Pengaliran Berbentuk Bulu Burung 2. Daerah Pengaliran Radial 3. Daerah pengaliran paralel Daerah Aliran Sungai (DAS) Daerah aliran sungai (DAS) menurut definisi adalah suatu daerah yang dibatasi (dikelilingi) oleh garis ketinggian dimana setiap air yang jatuh di permukaan tanah akan dialirkan melalui satu outlet. Komponen yang ada di dalam sistem DAS secara umum dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu komponen masukan yaitu curah hujan, komponen output yaitu debit aliran dan polusi / sedimen, dan komponen proses yaitu manusia, vegetasi, tanah, iklim, dan topografi. Setiap komponen dalam suatu DAS harus dikelola sehingga dapat mencapai tujuan yang kita inginkan. Tujuan dari pengelolaan DAS adalah melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara rasional supaya dapat dimanfaatkan secara maksimum lestari dan berkelanjutan sehingga dapat diperoleh kondisi tata air yang baik. Sedangkan pembangunan berkelanjutan adalah pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam bagi kepentingan umat manusia pada saat sekarang ini dengan masih menjamin kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk generasi yang akan datang. PERANCANGAN IRIGASI Pengendalian Air Lebih dengan Drainase Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas Macam-macam Drainase 1. Menurut asalnya Saluran alam (natural) Saluran buatan (artificial) 2. Menurut Letak Saluran Drainase permukaan Drainase bawah permukaan Drainase memanjang Drainase melintang 3. Menurut Konstruksi Saluran terbuka Saluran tertutup 4. Menurut Fungsi Single purpose Multi purpose
Gambar Saluran terbuka Gambar Saluran tertutup
Tahapan Perancangan Irigasi dan Hidrologi
Tahapan perencanaan dapat dilakukan sebagai berikut :
Perencanaan Pendahuluan
Ketinggian Muka Air Yang Diperlukan
Trase Jalur Saluran
PERHITUNGAN
Pengukuran Debit Air Sungai
Mengingat bentuk palung dan alur sungai yang berubah-ubah, maka dalam pemilihan lokasi pengukuran debit harus dipertimbangkan pengaruh pola aliran dalam palung sungai. Untuk itu perlu diperhatikan kriteria pemilihan lokasi pengukuran debit sungai diantaranya adalah : Bentuk penampang sungai stabil Pola aliran air sungai dipilih yang stabil/aliran laminar Bentuk alur sungai lurus Mudah untuk penempatan alat ukur Mudah dijangkau oleh petugas/pencatat alat ukur debit Besarnya debit dihitung menurut rumus Q = A x V Q = Debit (m3/det) A = Luas penampang basah (m2) V = kecepatan rata-rata (m/det) Menentukan kecepatan aliran air (V) 1. Memastikan semua peralatan dengan kondisi baik dan siap digunakan. 2. Memulai dengan menghanyutkan bola pimpong dengan jarak 5 meter dari batas pengukuran I ke arah hulu saluran. 3. Menghidupkan stopwatch, saat bola pimpong tepat berada di bawah tali batas daerah penampang I. 4. Mematikan stopwatch sesaat bola pimpong telah mencapai tepat di bawah tali batas daerah penampung II. 5. Mencatat waktu untuk menempuh jarak dari daerah penampang I ke daerah penampang II (t). 6. Menghitung kecepatan aliran air dengan menggunakan rumus dimana : V = kecepatan aliran air sungai (m/detik) D = jarak antara daerah penampang I dengan II (meter) t = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak (detik) Menentukan luas penampang basah saluran (A) 1. Menentukan lebar saluran (I) pada daerah penampang. 2. Mengukur kedalaman air (d1) pada daerah penampang I kemudian diulangi; hingga lima tempat (d2, d3, d4, d5). Menentukan rata-rata dalam air (d) pada daerah penampang I d = menghitung luas penampang basah dengan menggunakan rumus : A=Ixd dimana A = luas penampang basah (m2) I = lebar saluran (meter) d = kedalaman air rata-rata (meter) Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dalam menghitung debit saluran air di sungai maka diperoleh hasil sebagai berikut. LI sebagai lebar saluran 1 : 1.5 m LII sebagai lebar saluran 2 : 1.5 m D = 25 m t = 43 detik
Menghitung kecepatan aliran air (V):
V = 0.58 m/detik LI à d1 = 0.45 m LII à d1 = 0.36 m d2 = 0.44 m d2 = 0.37 m d3 = 0.55 m d3 = 0.35 m d4 = 0.38 m d4 = 0.34 m d5 = 0.32 m d5 = 0.3 m LI = 0.43 m LII = = 0.34 m A=Lxd AI = luas penampang basah 1 AII = luas penampang basah 2 AI = 1.5 m X 0.43 m = 0.645 m AII = 1.5 m X 0.34 m = 0.51 m = 0.57 m2 Q=VxA Q = 0.58 m/dtk X 0.57 m2 Q = 0.33 m3/detik Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dan sesuai perhitungan dengan menggunakan rumus maka diperoleh hasil perhitungan debit saluran air pada aliran sungai adalah 0.33 m3/detik. “SELESAI” DAN SELAMAT MENGIKUTI UJIAN TENGAH SEMESTER