0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan8 halaman
Praktikum mengukur debit sungai Aurduri dengan menghitung kecepatan aliran dan luas penampang basah. Sungai dibagi menjadi 3 kelompok dan diukur kedalaman serta lebarnya pada titik-titik tertentu untuk menghitung luas penampang basah guna menentukan debit.
Praktikum mengukur debit sungai Aurduri dengan menghitung kecepatan aliran dan luas penampang basah. Sungai dibagi menjadi 3 kelompok dan diukur kedalaman serta lebarnya pada titik-titik tertentu untuk menghitung luas penampang basah guna menentukan debit.
Praktikum mengukur debit sungai Aurduri dengan menghitung kecepatan aliran dan luas penampang basah. Sungai dibagi menjadi 3 kelompok dan diukur kedalaman serta lebarnya pada titik-titik tertentu untuk menghitung luas penampang basah guna menentukan debit.
JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2022 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh mahkluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan di muka bumi ini. Adanya ilmu hidrologi membuat suatu pengetahuan dari mana air itu tersimpan dan mengalami siklus agar tidak kunjung habis. Debit dalam hidrologi adalah laju alir volumetrik air dengan sejumlah sedimen padatan, mineral terlarut, dan bahan biologis yang ikut bersama air melalui luas penampang melintang tertentu. Istilah "debit" juga digunakan dalam bidang lain, misal aliran gas, yang juga merupakan ukuran volumetrik per satuan waktu. Secara umum, debit erat kaitannya dengan ilmu hidrologi dan merupakan sejumlah besar dari volume air yang mengalir termasuk sedimen padatan (pasir), mineral terlarut (magnesium klorida), dan bahan biologis lainnya seperti alga secara bersama – sama mengalir melalui luas penampang melintang tertentu. Sedangkan debit air dapat diartikan sebagai ukuran dari banyaknya volume air yang mampu melewati suatu tempat ataupun yang dapat ditampung di dalam sebuah tempat per satuan waktu. 1.2 Tujuan Adapun Tujuan dari praktikum kali ini adalah: 1. Mengetahui pengertian dari debit sungai 2. Mengeahui metode apa saja yang digunakan dalam menghitung debit sungai 3. Mengetahui apa itu penampang basah 1.3 Alat dan Bahan 1.3.1 Alat Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1. Alat Tulis lengkap 2. Clipboard 3. Penggaris 4. Botol aqua 5. Tali rafia 6. .Metern 7. Stopwatch 1.3.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 1. LKS 2. Modul BAB II DASAR TEORI Kebutuhan air akan selalu meningkat sesuai dengan perkembangan suatu daerah baik secara fisik maupun sosial, oleh karena itu penelitian yang berkaitan dengan sumber daya air tanah perlu dilakukan secara terpadu dan selalu berkelanjutan. Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup baik untuk memenuhi kebutuhannya maupun menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang bersifat universal atau menyeluruh dari setiap aspek kehidupan menjadi semakin berharganya air baik jika dilihat dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang, maka kebutuhannya akan air pun akan meningkat. Perlu adanya pengaturan dan pemanfaatan air tanah bagi kebutuhan tersebut sesuai dengan cadangan air tanah yang tersedia. Jika dibandingkan dengan sumber air bersih lainnya, maka air tanah mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi karena biaya produksi yang rendah dan kualitas lebih baik. Meskipun demikian airtanah mempunyai kuantitas yang terbatas karena tergantung pada geometri dan sebaran akuifernya. Cadangan air tanah adalah ketersediaan air tanah yang terdapat di akuifer, dapat disebut sebagai sumber daya tidak terbarukan dalam kasus tertentu bahwa pembaharuan air tanah sangat terbatas, sementara stok persediaannya besar. Itu berarti bahwa akuifer hampir tidak menerima recharge atau pengisian ulang (Aidi Finawan, 2018). Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir yaitu air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen, dan air tanah juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas. Faktor hidrologi yang berpengaruh pada wilayah hulu adalah curah hujan (presipitast). Curah hujan pada suatu daerah merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya debit banjir yang terjadi pada daerah yang menerimanya yang membuat suatu daerah tersebu bisa menjadi daerah yang rawan akan banjir. Lapisan Permeabel merupakan lapisan mudah dilalui air tanah, seperti lapisan yang terdapat pada pasir dan kerikil, sementara itu ada juga lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan Impermeabel, sebagai contohnya, lapisan lempung atau geluh. Lapisan impermeabel terbagi atas dua macam yakni lapisan kedap air dan lapisan kebal air (Yogi Ramadan, 2017). Salah satu faktor adanya sebuah kehidupan di muka bumi ini yaitu adanya air. Air menjadi faktor yang sangat penting, maka tidak heran jika hingga saat ini sangat banyak ahli astronomi berlomba-lomba untuk menemukan planet mirip bumi dan yang menjadi syarat utama dari planet tersebut yaitu memiliki air. Maka tidak heran jika air sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan makhluk hidup di dunia. Planet bumi sudah menjadi planet yang paling pantas untuk ditempati oleh makhluk hidup di alam semesta ini. Selain posisi orbitnya yang tidak terlalu jauh dari matahari yaitu pusat di sistem tata surya, planet bumi memiliki komposisi air yang cukup untuk memenuhi segala macam kegiatan dan kebutuhan makhluk hidup di dalamnya. Itulah beberapa contoh dari keunggulan planet bumi dibandingkan planet lain yang terdapat di alam semesta ini.Berbicara mengenai air, wujud atau bentuk air yang terdapat di bumi ada berbagai macam (Ardiansah, 2016). Secara garis besar, jenis–jenis air di bumi terbagi menjadi air permukaan, air angkasa dan air tanah. Pengertian dari air permukaan merupakan air yang berasal dari air hujan yang jatuh hingga akhirnya mengalir di atas permukaan bumi sebab air tersebut tidak dapat diserap oleh tanah. Air permukaan terbagi menjadi 2 macam yaitu air sungai dan air danau. Berbicara mengenai air sungai pasti kita tahu tahu jika sungai memiliki banyak manfaatnya salah satunya sebagai sarana transportasi. Dahulu kegiatan perdagangan banyak dilakukan di sekitar hilir sungai yang dekat dengan laut. Maka tidak heran daerah atau negara yang berada di dekat pesisir atau perairan biasanya lebih maju ketimbang daerah yang berada jauh dari wilayah perairan atau lebih dikenal dengan sebutan daerah (Aryani, 2017). Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam keperluan, terutama pada musim kemarau panjang. Debit aliran ratarata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai. Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan iklim lokal. Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Azhari A, 2015). 3.2 Pembahasan Pada praktikum yang berlokasi di sungai Aurduri membahas mengenai debit air yakni debit sungai yang dimana menghitung kecepatan arus dan luas penampang basah dengan menggunakan alat. Debit air merupakan banyaknya jumlah air yang dapat mengalir dari suatu sumber dengan satuan waktu. Dalam perhitungan debir air sungai terdapat beberapa metode yang dapat digunakan yaitu pertama metode volumetrik yaitu metode dengan menghitung kecepatan arus air sungai dengan menampung air dalam gelas ukur atau ember yang diketahui volumenya. Kedua ada metode yang sangat sederhana dan paling sering digunakan dalam menghitung debit air sungai karena tidak memerlukan banyak biaya yaitu metode apung yang menghitung debit air sungai dengan menghitung jumlah laju kecepatan air membawa benda yang dihanyutkan diatas permukaan sungai dari suatu titik ke titik tertentu dengan mengabaikan berat benda yang dihanyutkan. Dan yang terakhir ada metode tracing yaitu metode yang dapat mengetahui batasan dari suatu aliran sungai. Pada praktikum kali ini praktikan melakukan uji percobaan debit sungai yang berada disekitar perumahan warga Aurduri, dikarenakan sungai tersebut agak semoit dan banyak semaknya maka sungai tersebut dibagi menjadi tiga luasan kelompok yaitu pada kelompok satu berada tepat dibawah jembatan yang ada pada sungai itu dengan panjang dari titik awal sampai akhir sungai 7m, pada kelompok dua mendapat panjang sungai 7m juga, pada kelompok tiga mendapat panjang sungai 8m dengan lebar sungai 3,3m, setelah itu dilakukan pembuatan tali yang memotong sungai yang digunakan untuk membuat sebagai penambang basah nantinya dimana lebar sungai dari ujung ke ujung ditancapkan kayu untuk mengikat tali tersebut, kemudian lebar sungai dibagi menjadi tiga maka didapat lebat dari titik sat uke titik berikutnya 1,1m, setelah itu dibuat tanda di tiap titik pembagiannya, disetiap titik tersebut diukur kedalaman sungainya dengan titik awal disebut d0 dengan kedalaman 0,19 m dari permukaan air, pada titik d1 memiliki kedalaman 0,14 m, titik d2 memiliki kedalaman paling dalam yaitu 0,35 m dan titik terahir dengan kedalaman 0,20 m. setelah semua titik diukur maka akan dibuat penampang basah dari hasil pengukuran tersebut, pada pengukuran titik paling pinggir sungai diukur tidak tepat pada batas air sungai dengan daratan tetapi sekitar 20 cm dari daratan, untuk mengetahui kedalaman di bagian dekat daratn sungai sengingga dapat diketahui bentukan pola dari sungai tersebut, dan mengapa pada titik kedua lebih dangkal dari titik satu padahal dia berada di tengah badan sungai itu dikarenakan disungai didapat bebatuan yang menumpuk yang tidak dapat dihanyutkan oleh kecepatan arus sungai tsersebut. Setelah melakukan pengukuran penampang basah maka dilakukan percobaan mengukur debit air sungai, pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan metode apung dikarenakan alat yang masih terbatas, alat yang digunakan pada kesempatan kali ini yaitu bola pingpong dan botol aqua, namun dari dua benda tersebut berat benda tidak akan mempengaruhi karena disini hanya ingin mengetahui nilai dari kecepatan debit air suatu arus sungai. Pada percobaan menghanyutkan botol aqua dan bola dilakukan percobaan masing-masing benda sebanyak lima kali percobaan dengan syarat tidak adanya gangguan air pada saat melakukan percobaan agar kecepatan air yang mengalir adalah kecepatan normal arus air atau tanpa gangguan, dan juga pada saat menghanyutkan benda, benda tersebut tidak boleh tersangkut oleh benda- benda atau semak-semak saat melkukan percobaan, jika hal tersebut terjadi maka lakukan percobaan ulang dan jika benda tersebut tidak dapat mengalir kebawah atau terjebak pusaran air maka lakukan percobaan ulang juga. Pada saat percobaan ini saat benda mulai dihanyutkan dari titik awal maka digunakan stopwatch untuk mengjitung waktu yang diperlukan benda sampai pada titik akhir. Percobaan yang dilakukan tidak boleh secara bersamaan jika memiliki benda yang sama. Pada percobaan ini kelompok tiga melkukan percoban bola pingpong sebanyak lima kali namun pada botol aqua hanya empat kali dikarenakan sulitnya botol tersebut hanyut sampai ke ujung titik akhir karena banyak gangguan semak dan bentukan sungainya serta arus sungai yang tidak menetap.
Gambar 1. Pengukuran Debit Air Sungai Aurduri
Ketika semua percobaan telah selesai dilakukan maka hitunglah data yang sudah didapat untuk mengetahui debit ari sungai yang kita amati. Hasil dari perhitungan berupa An, A1, A2 sampai A3 kemudian total dari nilai A tersebut, dan waktu dari pengaliran benda itu ditotalkan dan di ambil nilai rata- ratanya kemudian dapat dimasukkan kedalam rumus yang sudah ditentukan dan didapatkan nilai akhir 7,55 m²/detik kecepatan arus pada debit sungai. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah: 1. Debit sungai adalah banyaknya air yang dapat mengalir dari suatu sumber yang dilakukan perhitunggan persekian waktu dan biasanya di ukur dengan liter 2. Metode yang digunakan dalam pengukuran debit air sungai ini adalah metode volumerik yait menghitung volumenya dan ada metode apung dan juga metode tracing 3. Penampang basah adalah penampang yang dapat di ambil nilainya dari pengukuran kedalaman dengan tongkat atau kabel pengukuran 4.2 Saran Saran saya untuk praktikum kedepannya agar lebih asik dan tidak melakukan hal yang dapat merugikan diri sendiri apalagi orang lain serta ceria dalam melakukan praktikum. DAFTAR PUSTAKA Aidi Finawan, A. M., 2018. “Pengukuran Debit Air Berbasis Mikrokontroler AT89S51”. Jurnal Litek 8(1), 28–31. Ardiansah, 2016. Sistem Monitoring Air Layak Konsumsi Berbasis Arduino (Studi Kasus Pdam Patalassang). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Aryani, R. D., Andika, R., dan Wibawa, S, 2017. Alat Ukur Penggunaan Air Pelanggan PDAM Secara Digital Dengan Modul G. Semarang. Azhari, A., 2015. Perancangan Sistem Informasi Debit Air Berbasis Arduino Uno. Sungida Ensikom, 13(36), 89–95. Yogi Ramadan Putra, dan Dedi Triyanto, S., 2017. “Rancang Bangun Perangkat Monitoring dan Pengaturan Penggunaan Air (Perusahaan Daerah Air Minun) Berbasis Arduino dengan Antarmuka Website”. Jurnal Coding Sistem Komputer Untan, 05(1), 33 – 44.