Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLOGI PERTANIAN
( DEBIT AIR )

OLEH :
NAMA : ARIFUL IHSAN
NO BP : 2110241032
KELAS : DHAR A
KELOMPOK : KAKAO
KOOR ASISTEN : PUTRI YOLANDA (1810242023)
ASISTEN : 1. MONA AISYAH (2010241002)
2. ANGGUN GUNAWAN (2010241004)
3. ENGGAL PRAYOGA (2010241011)
4. SEPTA WAHYUDA (2010242001)
5. YOVAN RIZAL (2010242013)
6. WILLY FRIDDO SIANTURI (2010242029)
DOSEN PENJAB : Dr. Ir. EDWIN, Sp.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERKEBUNAN
FAKULTAS PERTANIAN
KAMPUS III DHARMASRAYA
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan mendominasi
komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-mana dalam biota
sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta fisika yang
unik. Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen
berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung dari garis pasang
surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami maupun
buatan. Debit air merupakan jumlah air yang mengalir dalam penampang tertentu
(dalam hal ini sungai) per satuan waktu. Debit adalah suatu koefisien yang
menyatakan banyaknya air yang mengalir dari suatu sumber persatu-satuan waktu,
biasanya diukur dalam satuan liter/detik (Kumala, 2018).

Limnologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari lingkungan perairan


darat (misalnya danau, situ, waduk, danau, rawa dan lahan basah), terdiri atas
kompoenen biotik dan abiotik, serta pengungkapan proses-proses interaksi diantara
komponen-komponen itu. Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam suatu
penampang tertentu (sungai/ saluran/mata air). Pemilihan lokasi pengukuran debit
air : di bagian sungai yang relatif lurus; jauh dari pertemuan cabang sungai; tidak ada
tumbuhan air; aliran tidak turbelen; aliran tidak melimpah melewati tebing sungai.
Pengukuran debit air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus air. Kecepatan arus yang
berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh kecepatan gradien permukaan,
tingkat kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan (Saputra, et.al, 2019).
B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum Debit air yaitu untuk mengukur debit air
(jumlah air yang mengalir dari satu penampang tertentu persatuan waktu dan
mahasiswa dapat membedakan pengukuran dengan metode pelampung dengan
metode current meter.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sungai menjadi bagian dari pembangunan peradaban manusia. Air yang
mengalir memberikan kebermanfaatan yang sangat tinggi bagi keberlangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Hidrogeologi menjadi salah satu cabang
ilmu yang mempelajari air dan interaksinya dengan kondisi geologi (terutama batuan
sekitarnya). Debit air merupakan jumlah air yang mengalir dalam penampang tertentu
(dalam hal ini sungai) per satuan waktu. Pengukuran ini dilakukan pada Sungai
Babarsari dengan pertimbangan lokasi sungai yang tidak terlalu jauh, terdapat badan
sungai yang cenderung lurus, tidak banyaknya penghalang di tengah sungai, dan
medan yang cukup mudah dijangkau (Soewarno, 2012).
Pengukuran debit ini dilakukan dengan menggunakan metode tidak langsung:
metode float dan metode currentmeter. Metode float menjadi metode sederhana
dalam perhitungan debit dimana alat yang digunakan dalam pengukuran merupakan
benda-benda yang mudah ditemukan. Metode ini berfokus pada kecepatan arus atas
sungai dengan menghitung waktu pengapungan suatu benda (dalam penelitian ini
menggunakan bola pingpong) dalam jarak tertentu. Nilai kecepatan ini kemudian
diolah dengan luasan penampang sungai untuk mendapatkan ukuran debit tidak
langsung. Metode currentmeter menggunakan alat currentmeter yang dapat mengukur
kecepatan arus air yang mengalir pada penampang sungai. Nilai kecepatan arus ini
kemudian digunakan dan diolah bersama luasan penampang sungai untuk
mendapatkan ukuran debit aliran sungai secara tidak langsung (Saputra, et.al, 2019).
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit
dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam
persamaan Q = A x v, dimana A adalah luas penampang (m2) dan V adalah
kecepatan aliran (m/detik). Suatu cara menyatakan gerak fluida adalah dengan
mengikuti gerak tiap partikel didalam fluida. Hal ini sulit, karena kita harus
menyatakan koordinat X, Y, Z dari partikel fluida dalam menyatakan ini sebagai
fungsi waktu. Cara yang digunakan adalah dengan penerapan kinematika partikel
gerak atau aliran fluida. Pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung dengan menggunakan sekat ukur, dan secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan mengukur luas saluran dan mengatur aliran air.
Kecepatan aliran air (V) dapat diukur dengan berbagai cara seperti menggunakan
metode pelampung, current meter, atau dengan menggunakan persamaan (Rahman &
Kimin, 2018).
Pemilihan lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang
relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak
turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai. Air menguap ke udara
dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan. Sesudah melalui beberapa
proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau
daratan.sebelum tiba ke permukaan bumi sebagian langsung menguap ke udara dan
sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidak semua bagian hujan yang jatuh ke
permukaan bumi mencapai permukaan tanah. Sebagian akan tertahan tumbuh-
tumbuhan dimana sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan jatuh atau mengalir
melalui dahan-dahan ke permukaan tanah (Marselina & Sabar, 2017).
Cara pengukuran debit air dapat dilakukan dengan dibendung, perhitungan
debit dengan mengukur kecepatan aliran dan luas penampang melintang, didapat dari
kerapatan larutan obot, dengan menggunakan pengukur arus magnitis, pengukur arus
gelombang supersonis, meter venturi, dan seterusnya. debit aliran adalah laju aliran
air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai
persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter
kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A
adalah luas penampang (m2) dan V adalah kecepatan aliran (m/detik).Suatu cara
menyatakan gerak fluida adalah dengan mengikuti gerak tiap partikel didalam fluida.
Hal ini sulit, karena kita harus menyatakan koordinat X, Y, Z dari partikel fluida
dalam menyatakan ini sebagai fungsi waktu. Cara yang digunakan adalah dengan
penerapan kinematika partikel gerak atau aliran fluida (Kumala, 2018).
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu.
Sedangkan debit air sungai adalah, tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat
ukur pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan
pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.
Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik
(m3/dt). Terdapat tiga kemungkinan perubahan debit sungai yaitu laju pertambahan
air bawah tanah lebih kecil dari penurunan aliran air bawah tanah normal, laju
pertambahan air bawah tanah sama dengan laju penurunannya, sehingga debit aliran
menjadi konstan untuk sementara, dan laju pertambahan air bawah tanah melebihi
laju penurunan normal, sehingga terjadi kenaikan permukaan air tanah dan debit
sungai (Abduh, 2012).

Proses terbentuknya debit sungai itu terbentuk dengan adanya aliran air dari
satu atau beberapa sumber air yang berada di ketinggian,umpamanya disebuah
puncak bukit atau gunung yg tinggi, dimana air hujan sangat banyak jatuh di daerah
itu, kemudian terkumpul dibagian yang cekung, lama kelamaan dikarenakan sudah
terlalu penuh, akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yang paling
mudah tergerus air selanjutnya air itu akan mengalir di atas permukaan tanah yang
paling rendah, mungkin mula mula merata, namun karena ada bagian- bagian
dipermukaan tanah yang tidak begitu keras, maka mudahlah terkikis, sehingga
menjadi alur alur yang tercipta makin hari makin panjang, seiring dengan makin deras
dan makin seringnya air mengalir di alur itu, maka semakin panjang dan semakin
dalam, alur itu akan berbelok, atau bercabang, apabila air yang mengalir disitu
terhalang oleh batu sebesar alur itu, atau batu yang banyak, demikian juga dgn sungai
di bawah permukaan tanah, terjadi dari air yang mengalir dari atas, kemudian
menemukan bagian-bagan yang dapat di tembus ke bawah permukaan tanah dan
mengalir ke arah dataran rendah yg rendah.lama kelamaan sungai itu akan semakin
lebar (Finawan & Mardiyanto, 2011).
BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini akan dilaksanakan di PSDA III (Dekat Kantor Bupati). Pada
tanggal 8 juni 2023 pukul 16.00 WIB.

B. Alat dan Bahan

Alat yang dirgunakan antara lain, Current meter untuk mengukur debit air
secara analitik, Stop Watch untuk menghitung per satuan waktu, Rol meter untuk
mengukur lebar dan panjang sungai pengukuran, Botol untuk media pengukuran
dengan pelampung, Tali rafia untuk menandai saat star dan finish pengukuran
pelampung, Patuk untuk membantu pengukuran antar sigmen, Pelskal untuk
membaca tinggi muka air dan kamera untuk dokumentasi.

C. Prosedur Praktikum

Prosedur kerja yang harus dilakukan mahasiswa untuk mengukur evaporasi


suatu tempat dan waktu tertentu adalah: Siapkan 2 buah Panci Evaporasi secara
lengkap. Siapkan 2 macam sampel air (air jernih dan air keruh) dan masukkan ke
dalam dua buah Panci Evaporasi tersebut sampai ketinggian tertentu. Letakkan kedua
Panci Evaporasi dengan sampel air tersebut di tempat yang ditetapkan, dan Jarak
kedua panci tidak jauh. Pada jam 07.00 WIB catat ketinggian air sampel pada kedua
Panci. Biarkah penguapan terjadi selama 24 jam. Selanjutnya amati ketinggian air
pada jam 07.00 WIB hari kemudian. Hitung penyusutan ketinggian air pada kedua
panci. Angka ini merupakan debit yang terjadi pada kedua sampel air yang berbeda.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Data kedalaman hulu dan hilir

Kedalaman Air Hulu Kedalaman Air Hilir

20cm:0,93m 20cm:1,03m

20cm:0,88m 20cm:1,12m

20cm:0,94m 20cm:1,08m

20cm:0,98m 20cm:1,09m

20cm:1,01m 20cm:1m

20cm:1m 20cm:1,97m

20cm:1m 20cm:0,97m

17cm:1,05m 15cm:1,01m

Tabel 2. Data lebar dan panjang hulu hilir

Pengamatan Hulu Hilir

Lebar 1,57 m 1,55 m

Panjang 6m 6m
Tabel 3. Data Kecepatan Air

Ulangan U1 U2 U3 U4 U5

Waktu 12.53 09.49 09.57 08.06 08.47


Detik Detik Detik Detik Detik

B. Pembahasan

Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia ( pewarna) yang


dialirkan dalam aliran sungai (substance tracing method). Pengukuran debit dengan
membuat bangunan pengukuran debit seperti weir( aliran air lambat) atau flume
( aliran cepat). Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati nilai-nilai hidrologis
proses yang terjadi di lapangan. Kemampuan pengukuran debit aliran sangat
diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit
aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air
suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumber daya air permukaan yang ada.

Faktor Penentu Debit Air yaitu yang pertama Intensitas hujan, Karena curah
hujan merupakan salah satu faktor utama yang memiliki komponen musiman yang
dapat secara cepat mempengaruhi debit air,Selanjutnya yaitu Pengundulan Hutan
Fungsi utama hutan dalam kaitan dengan hidrologi adalah sebagai penahan tanah
yang mempunyai kelerengan tinggi, sehingga air hujan yang jatuh di daerah tersebut
tertahan dan meresap ke dalam tanah untuk selanjutnya akan menjadi air tanah.Ketiga
yaitu Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian Risiko penebangan hutan untuk
dijadikan lahan pertanian sama besarnya dengan penggundulan hutan. Penurunan
debit air sungai dapat terjadi akibat erosi.Keempat yaitu Proses intersepsi terjadi
selama berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan berhenti. Setiap kali hujan
jatuh di daerah bervegetasi, ada sebagian air yang tak pernah mencapai permukaan
tanah dan dengan demikian, meskipun intersepsi dianggap bukan faktor penting
dalam penentu faktor debit air.

Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi
pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang
bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk
perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam keperluan, terutama
pada musim kemarau panjang. Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan
gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran
sungai.

Dalam suatu pengelolaan sumber daya air dengan perancangan bangunan air
diperlukan suatu informasi yang menunjukan jumlah air yang akan masuk ke
bangunan tersebut dalam satuan waktu yang dikenal sebagai debit aliran. Data debit
tersebut umumnya diturunkan dari data muka air dengan menggunakan persamaan
rating curve yang telah ditetapkan untuk titik lokasi pengukuran, maka setiap nilai –
nilai muka air yang telah terukur akan dapat diketahui besaran debitnya. Analisis
debit aliran merupakan suatu kajian atau telah data debit yang diarahkan pada suatu
hasil perumusan atau pendekatan potensi sumberdaya air yang tersedia.

Perhitungan debit air dilakukan untuk mengetahui laju aliran puncak


pada sistem drainase.Metode yang digunakan untuk memperkirakanlaju aliran
punca (debit banjir) adalah metode
Rasional, dimana metode ini umum dipakai karensangat simpel dan mudah pengguna
annya, namun penggunaannya terbatas untuk DAS dengan ukuran kecil, yaitu
kurang dari 300 ha.
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa debit air
adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/saluran/mata
air) per satuan waktu. Debit merupakan suatu koefisien yang menyatakan banyaknya
air yang mengalir dari suatu sumber persatu-satuan waktu, biasanya diukur dalam
satuan liter/detik. Maka perlu dilakukan perhitungan, perhitungan debit air
dilakukan untuk mengetahui laju aliran puncak pada sistem drainase.

B. Saran

Untuk praktikum kedepannya diharapkan praktikan melakukan pengukuran


dengan teliti agar hasil yang didapatkan lebih akurat lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Abduh, M. 2012. Studi kapasitas debit air tanah pada akuifer tertekan di kota
malang. Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources
Engineering, 3(1), 71-80.

Finawan, A., & Mardiyanto, A. 2011. Pengukuran debit air berbasis mikrokontroler
AT89S51. Jurnal litek, 8(1), 28-31.

Haryanto, B., Ismail, N., & Pristianto, E. J. (2018). Sistem monitoring suhu dan
kelembapan secara nirkabel pada budidaya tanaman hidroponik. JTERA-Jurnal
Teknologi Rekayasa, 3(1), 47-54.

Kumala, Y. E., 2018. Teknik Sungai. Bandung: Unpar Press.

Marselina, M., & Sabar, A. (2017). Model prakiraan debit air dalam rangka
optimalisasi pengelolaan waduk Saguling–Kaskade Citarum. Jurnal
Purifikasi, 17(1).

Rahman, A., & Kimin, K. (2018). Pengaruh Debit Air Terhadap Kinerja Kincir
Air. DINAMIS, 2(12 Des), 76-79.

Saputra, E., Kabib, M., & Nugraha, B. S. (2019). Rancang bangun sistem aralle debit
air pada pompa arallel berbasis arduino. Jurnal crankshaft, 2(1), 73-80.

Soewarno, 2012. Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai. Bandung: Nova.
LAMPIRAN

A. Perhitungan

L1 (lebar saluran 1) = 1,57 m

L2 (lebar saluran 2) = 1,55 m

Waktu = 9 detik

Jarak = 6 m

Rata-rata kedalaman hulu Rata-rata kedalaman hilir

d1 = 0,93 m d1 = 1,03 m

d2 = 0,88 m d2 = 1,12 m

d3 = 0,94 m d3 = 1,08 m

d4 = 0,98 m d4 = 1,09 m

d5 = 1,01 m d5 = 1 m

d6 = 1 m d6 = 1,97 m

d7 = 1 m d7 = 0,97 m

d8 = 1,05 m d8 = 1,01 m

Rata-rata = 0,974 Rata-rata = 1,159

 V = Jarak : Waktu = 6 : 9 = 0,66 m/detik


 A=Lxd

A1 = 1,57 x 0,974 = 1,612 m² A2 = 1,55 x 1,159 =1,337 m²

A = (1,612 + 1,337)/2 = 1,48 m²

 Q=VxA

Q = 0,66 m/detik x 1,48 m²


Q = 0,98 m³/detik

LOGBOOK PRAKTIKUM

HIDROLOGI PERTANIAN

Nama : Ariful Ihsan


NIM : 2110241032
Kelas/ Kelompok : DHAR A/ 3 (KAKAO)
Dosen Pj Praktikum : Dr. Ir. EDWIN, Sp.
Nama Asisten Pj : Willy Friddo Sianturi (2010242029)
Paraf Asisten
No Tanggal Dokumentasi Nama Kegiatan PJ Praktikum
1. Jumat 9 juni Persiapan alat dan bahan,
2023, pukul serta pengamatan pada
06.30 hari pertama.

2. Sabtu 10 Juni Persiapan alat dan bahan,


2023, pukul serta pengamatan pada
hari kedua.

3. Minggu 11 Persiapan alat dan bahan,


Juni 2023, serta pengamatan pada
pukul 06.30 hari ketiga.
4. Senin 12 Juni Persiapan alat dan bahan,
2023, pukul serta pengamatan pada
06.30 hari keempat.

5. Selasa 13 Juni Persiapan alat dan bahan,


2023, pukul serta pengamatan pada
06.30 hari kelima.

6. Rabu 14 Juni Pengamatan pada alat di


2023,pukul hari keenam
06.30

Anda mungkin juga menyukai