Kelompok 3B
1. PARAMETER FISIK
Soal Perhitungan
1. Hitung jarang sungai (s) jika diketahui:
t = 5 s, V = 0,40 m/s
s=Vxt
s = 0,40 5
s=2m
Jadi, jarak sungai adalah 2 meter.
• Q=AV
Q = 96 0,40
Q = 38,4 m3/s.
Jadi, debit air sungai tersebut adalah 38,4 m3/s.
Lux meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya
dengan prinsip kerja mengubah intensitas cahaya yang datang menjadi arus listrik. Lux
meter memiliki 4 komponen utama yaitu photodiode, Mikrokontroler, pengkonversi
analog ke digital (Analog-Digital Converter/ADC), dan perada kristal cair (Liquid
Crystal Display/LCD). Photodiode berfungsi untuk menangkap setiap sinyal cahaya
yang diterimanya. Mikrokontroler merupakan alat yang mengerjakan instruksi-
instruksi yang diberikan, dimana instruksi ini disusun dalam bentuk program komputer.
ADC merupakan sebuah piranti yang mampu menerjemahkan besaran analog menjadi
bahasa digital yang banyak digunakan untuk pemrosesan data, komputasi, dan sistem
kontrol. LCD merupakan peraga elektronik yang menampilkan angka yang diterima
oleh ADC (Wibawa dan Putra, 2018).
1.4 Suhu
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang digunakan
untuk mengukur suhu disebut termometer. Suhu menunjukkan derajat panas benda.
Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara
mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom
dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan
maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur,
satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan
Reamur (Kreith, 1991).
Suhu pada ekosistem perairan berfluktuasi baik harian maupun tahunan,
terutama mengikuti pola temperatur udara lingkungan sekitarnya, intensitas cahaya
matahari, letak geografis, penaungan dan kondisi internal perairan itu sendiri seperti
kekeruhan, kedalaman, kecepatan arus dan timbunan bahan organik di dasar perairan.
Suhu memiliki peranan yang sangat penting terhadap kehidupan di dalam air.
Kelarutan berbagai jenis gas dalam air serta semua aktivitas biologis di dalam perairan
sangat dipengaruhi oleh suhu. Sebagaimana diketahui bahwa meningkatnya suhu
sebesar 10°C akan meningkatkan laju metabolisme sebesar 2-3 kali lipat.
Meningkatnya laju metabolisme akan menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat,
sementara dilain pihak naiknya temperatur akan menyebabkan kelarutan oksigen dalam
air menurun. Fenomena ini akan menyebabkan organisme air mengalami kesulitan
untuk respirasi (Satino, 2010).
Suhu pada perairan dapat diukur dengan termometer. Pengukuran suhu ini
diakukan dengan cara mencelupkan termometer yang sudah diikat dengan tali ke dalam
permukaan air dan ditunggu beberapa saat hingga termometer dapat menyesuaikan
dengan suhu permukaan laut. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
suhu sebuah benda (Lakitan, 2002). Termometer bekerja dengan memanfaatkan
perubahan sifat termometrik suatu benda ketika benda tersebut mengalami perubahan
suhu. Berbeda dengan pengukuran suhu pada perairan, pengukuran suhu udara
dilakukan dengan menggantung termometer di udara dan ditunggu hingga termometer
dapat menyesuaikan dengan suhu udara (Kreith, 1991).
Termometer memiliki dua metode pembacaan yaitu pembacaan secara analog
dan secara digital. Termometer yang dibaca menggunakan metode analog umumnya
disebut termometer analog. Termometer analog memiliki jenis yang beragam, salah
satunya adalah termometer raksa, yang merupakan sebuah alat ukur suhu berupa
tabung dengan air raksa di dalamnya. Air raksa ini akan bergerak naik atau turun sesuai
dengan keadaan suhu yang diterima oleh tabung. Selain pengukuran suhu yang
dilakukan secara analog, pengukuran suhu dapat dilakukan secara digital (Sudimanto,
2019). Namun, penggunaan dari termometer raksa ini memiliki kekurangan, yaitu
dapat pecah dalam penggunaannya sehari-hari dan efek merkuri yang sangat
merugikan bagi kesehatan (Darwis dkk, 2018).
Termometer digital merupakan alat ukur suhu yang dibuat khusus dalam bentuk
digital, dimana ia mampu memberikan tingkat akurasi yang tinggi dalam menyatakan
besaran suhu pada suatu benda, ruang, maupun zat. Termometer digital biasanya
memakai termokopel sebagai sensornya. Sensor tersebut berguna untuk membaca
perubahan nilai tambahan. Tidak seperti alat ukur suhu jenis lain, jenis yang satu ini
mampu memberikan akurasi nilai suhu yang jauh lebih tepat. Selain itu, juga memiliki
desain yang jauh lebih modern dengan bentuk yang sangat praktis untuk digunakan
atau dibawa kemana saja (Gugun, 2014). Darwis dkk. (2018) juga menyatakan bahwa
kelebihan dari termometer digital adalah lebih ramah lingkungan.
Termometer alkohol merupakan termometer yang menggunakan alkohol
sebagai media pengukur, yang merupakan alternatif dari termometer cairan raksa
dengan fungsi yang sama. Inti termometer alkohol tidak beracun dan akan menguap
dengan cukup cepat. Cairan yang dipergunakan dapat berupa etanol murni atau asetat
isoamyl, tergantung pada produsen dan pekerjaan yang mengadakan komunikasi
dengan suhu. Termometer alkohol terbuat dari bahan transparan karenanya cairan
alkohol harus terlihat dengan penambahan pewarna merah atau biru. Termometer ini
hanya dapat mengukur suhu badan makhluk hidup (manusia dan hewan) dan tidak
dapat mengukur yang tinggi suhunya di atas 78°C (Riyadi dkk, 2015).
Alat Conductivity Meter terdiri 2 komponen: (1) Unit (mesin) sebagai media
pengaturan dan pembacaan, (2) Conductivity probe (batang konduktivitas) sebagai
komponen pengukur. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar/konsentrasi bahan terlarut. Prinsip kerja dari refraktometer adalah memanfaatkan
refraksi cahaya (Aldosky & Shamdeen, 2011)
1.8 Salinitas
Salinitas adalah jumlah total dissolved solids terutama mineral dan garam
inorganik terlarut yang terkandung dalam satuan massa larutan. Nilai salinitas
dinyatakan dalam g/kg yang umumnya dituliskan dalam ‰, ppt (part-per-thousand),
atau ppm (part-per-million) (Yihdego & Panda, 2017). Pengaruh salinitas pada proses
ekosistem tergantung pada banyak faktor, seperti konsentrasi garam, jenis garam,
durasi paparan (akut atau kronis) dan yang paling penting konteks lingkungan
(misalnya salinitas latar belakang alam, iklim dan komunitas biotik). Salinitas tinggi
dapat menyebabkan stress dan kematian pada hewan sementara pada tumbuhan
salinitas dapat mengurangi pertumbuhan, menghentikan reproduksi tanaman, dan
mengganggu penyerapan nitrogen (Berger et al., 2018).
Secara analog salinitas dapat diukur menggunakan refraktometer, dimana
memiliki prinsip pembiasan cahaya. Menurut Sembiring dkk. (2019) refraktometer
terdapat 3 jenis yaitu hand refraktometer, refraktometer imersi (refraktometer celup),
dan refraktometer ABBE. Tetapi refraktometer yang paling sering digunakan adalah
hand refraktometer. Pada hand refraktometer cara penggunaannya:
• Refraktometer dibersihkan terlebih dahulu dengan tisu ke arah bawah
• Refraktometer ditetesi dengan aquades atau larutan NaCl 5% pada bagian
prisma dan day light plate
• Refraktometer dibersihkan dengan kertas tissue sisa aquadest / NaCl yang
tertinggal
• Sampel cairan diteteskan pada prisma 1 – 3 tetes
• Skala kemudian dilihat ditempat yang bercahaya dan dibaca skalanya
• Kaca dan prisma dibilas dengan aquades / NaCl 5% serta dikeringkan dengan
tisu
• Refraktometer disimpan pada tempat yang kering
Menurut Snoeyink & D. (1880), Karbon dioksida (CO2) yang larut dalam air
akan membentuk asam karbonat (H2CO3). Asam karbonat adalah asam karboksilat
dengan gugus hidroksil dengan gugus hidroksil sebagai substituen. Senyawa ini
merupakan asam poliprotik, khususnya diprotik yang artinya senyawa ini memiliki dua
proton yang dapat terlepas dari molekul induknya (Greenwood & Earnshaw, 1997).
Sehingga, terdapat dua konstanta disosiasi yaitu :