Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
1. PENDAHULUAN
2.1. Debit
Debit air memiliki pengertian aliran zat cair yang melewati jarak
penampang per satuan waktu. Maksudnya adalah banyaknya volume air yang
melewati suatu penampang dalam waktu tertentu. Debit air memiliki satuan
pengukuran yang sering kita sebut ialah ml/detik, m3/detik, liter/jam, m3/jam,
satuan lain yang intinya menyatakan volume/satuan waktu. Aliran air dapat
dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan
berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti gerakan air tersebut memiliki
kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakannya
beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi.Dalam hidrologi, debit air sungai adalah
tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai.
Dengan pengertian lain, debit atau aliran sungai adalah kecepatan aliran air yang
melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem
satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan m3/detik.Debit air
menggunakan satuan volume per waktu seperti ml/detik, liter/detik, m3/detik,
liter/jam, m3/jam, dan berbagai satuan lainnya. Satuan debit sering digunakan
dalam pengawasan daya tampung (kapasitas) air di sungai atau bendungan supaya
air yang ada dapat dikontrol (Doland, 2021).
Debit adalah laju aliran air cair per satuan volume di saluran sungai waktu
tertentu. Untuk suatu daerah tangkapan debit adalah volume air sungai pada titik
keluaran daerah aliran sungai per satuan (liter/detik atau m³/detik) . Debit adalah
bagian curah hujan yang tidak dapat hilang dalam proses penguapan. Sungai
selalu mengalir Aliran sepanjang tahun terdiri dari aliran permukaan dan aliran
dasar. Nilai debit air dan nilai tinggi muka air terlihat saat hujan atau mendung.
Semakin tinggi curah hujan maka semakin besar debit yang dihasilkan sebaliknya,
semakin rendah curah hujan, semakin rendah aliran yang dihasilkan. Curah hujan
adalah bentuk cair atau padat yang jatuh ke bumi, yang selalu didahului oleh
proses kondensasi atau kombinasi keduanya. Besarnya debit air dapat dipengaruhi
beberapa faktor seperti presipitasi (keadaan hujan). Semakin besar curah hujan
pada suatu daerah aliran sungai, maka semakin besar juga debit yang dihasilkan
dan sebaliknya semakin kecil curah hujan maka semakin kecil juga debit yang
dihasilkan (Simamora,2020).
2.2. Sedimentasi
Sedimen adalah hasil proses erosi baik berupa erosi permukaan, erosi parit
atau jenis tanah lainnya atau dapat juga diartikan sedimentasi adalah terlepasnya
butiran tanah dari induknya dan terangkut, suatu proses hilangnya lapisan atas
tanah yang disebabkan oleh iklim, kondisi tanah dan aktivitas manusia.Sedimen
adalah suatu Kepingan atau potongan yang terbentuk oleh proses fisik dan kimia
dari batuan atau tanah. Bentuk dari material beraneka ragam dan tidak terbatas
dari mulai yang berbentuk bulat sampai berbentuk tajam. Juga bervariasidalam
kerapatan dan komposisi materialnya dengan kuarsa yang dominan dimana
sedimen tersebut terbawa hanyut oleh aliran air yang dapat dibedakan sebagai
endapan dasar (bed load) dan muatan melayang (suspended load). Muatan dasar
bergerak dalam aliran sungai dengan cara bergulir, meluncur dan meloncat-loncat
di atas permukaan dasar sungai. Sedangkan muatan melayang terdiri dari butir-
butir halus yang ukuran lebih kecil dari 0,1 mm dan senantiasa melayang didalam
aliran air, lebih-lebih butiran yang sangat halus walaupun air tidak mengalir, tetapi
butiran tersebut tetap tidak mengendap serta airnya tetap tidak keruh dan sedimen
semacam ini disebut muatan kikisan (wash load) (Sucipto, 2018).
Laju sedimentasi di suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti jumlah dan intensitas hujan, tipe tanah dan formasi
geologi, penutupan tanah dan penggunaan lahan, serta kondisi drainase alami.
Faktor-faktor ini memiliki peran penting dalam menentukan jumlah dan jenis
material yang terbawa oleh aliran air di sungai dan akan mempengaruhi besarnya
sedimentasi yang terjadi di tempat yang lebih rendah. Dalam konteks ini,
sedimentasi di sungai dapat dibedakan menjadi sedimen melayang dan sedimen
merayap, yang keduanya saling mempengaruhi konsentrasi dan distribusi
kecepatan aliran. Dalam mengukur konsentrasi sedimen melayang, terdapat dua
metode pengambilan contoh air sungai, yaitu pengambilan langsung di permukaan
(grah sample) dan depth integrated (integrasi kedalaman) untuk sungai dalam dan
tidak homogen. Sementara itu, sedimen merayap diambil dengan menggunakan
metode perangkap. Kedua jenis sedimen ini memiliki dampak yang signifikan
pada distribusi kecepatan aliran dan konsentrasi sedimen di sungai. Perubahan
dalam angkutan sedimen dasar (bed load) dapat mempengaruhi konsentrasi
sedimen melayang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi besarnya kecepatan
gesek yang dihasilkan oleh aliran air. Sedangkan distribusi kecepatan aliran dan
konsentrasi sedimen suspensi cenderung berubah dari tengah ke arah tepi saluran
sungai. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang faktor- faktor yang
mempengaruhi laju sedimentasi dan jenis sedimen yang terbawa oleh aliran
sungai sangat penting untuk mengoptimalkan manajemen dan pengelolaan sungai
(Maulana et al., 2014).
Afrizal, A., dan Putra, A. E. 2019. Analisis Debit Suspensi pada Sungai Kapuas
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Jurnal Sains dan Teknologi
Lingkungan 11(2): 146-153.
Ardiansyah, A., dan Supriharyono, S. 2020. Analisis Debit Suspensi pada Sungai
Konto di Kabupaten Cianjur. Jurnal Teknik Pengairan 11(1): 55-62.
Doland. 2021. Hydro Power Engineering, A Textbook for Civil Engineers. Jurnal
FEMA 1(1): 75-85.
Kusnoputranto, H. 2018. Debit Suspensi dan Beban TSS pada Saluran Sungai
Kali Pepe di Kabupaten Sleman. Jurnal Ilmu dan Teknologi Lingkungan
9(1): 1-8.
Maulana, R. A., Lubis, K. S. & Marbun, P. 2014. Uji Korelasi antara Debit Aliran
Sungai dan Konsentrasi Sedimen Melayang pada Muara Sub DAS Padang
di Kota Tebing Tinggi. Jurnal Online Agroteknologi 2(4): 1518-1528.
Riyadi, A. 2022. Kajian Kandungan Sedimen Pada Muara Sungai Pantai Pasir
Putih, Desa Sukajaya, Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang. Sains dan
Teknologi. 1(1): 452-455.
Simamora, J.H. 2020. Debit Air dan Muatan Suspensi. Jurnal Sylva Scienteae. 03
(2): 263-273.
Simamora, J.H., Kadir S., Badaruddin. 2020. Debit Air Dan Muatan Suspensi Sub
DAS Banyuirang, DAS Maluka, Kalimantan Selatan. Jurnal Sylva
Scienteae 03(2): 263-273.