Anda di halaman 1dari 51

PRAKTIKUM RESUME 10

JURNAL TENTANG PENYAPIHAN


Anggota Kelompok:

1. Yesika Gultom
2. Leli Citrayana Simarmata
3. Nur Azizah
4. Indri A.R.Y Sinaga
5. Silvi Putri
6. Ari Mulia Lubis
7. Tafhdilah Tartil
8. Irfan Fauzi
9. Farros Daffa Churrifian Dosen Pembimbing : Eti Artiningsih Octaviani, S.Hut, M.Si
Asiste Praktikum : Muhammad Saeful Fadlan

INSTITUT TEKNOLOGI
SUMATERA
DEFINISI
Penyapihan bibit merupakan
usaha untuk memindahkan bibit dari bedeng tabur
ke dalam polybag yang sudah berisi media
tanah guna untuk semai dapat tumbuh lebih besar
dengan perakaran yang lebih baik (Sari,2021).

Penyapihan bibit adalah suatu proses dalam


pembibitan. Pembibitan merupakan suatu kegiatan
memproduksi bibit. Tempat dilakukannya suatu
pembibitan adalah persemaian. Jadi persemaian dapat
diartikan sebagai tempat penghasil bibit.

Bibit adalah tanaman muda yang sudah mengalami masa


penyemaian, tumbuh memiliki batang dan daun, sudah berbentuk
bukan berupa biji, atau sudah dapat dipindah tanam pada lahan atau
pot yang lebih besar.
TUJUAN
1 Mempercepat pertumbuhan bibit

Memudahkan bibit menyesuaikan dengan


2 lingkungan barunya

3 Mengurangi tingkat kematian bibit di lapangan

4 Memudahkan dalam pemindahan bibit ke lapangan


STUDI POTENSI PENYEMAIAN DAN
PEMBIBITAN TANAMAN MENGKUDU PADA
BEBERAPA KOMPOSISI MEDIA TANAM
MENGGUNAKAN 5 JENIS MEDIA TANAM

TANAH MINERAL ABU TANAH GAMBUT PUPUK KANDANG

CAMPURAN

tanah mineral
tanah mineral tanah gambut + tanah mineral tanah gambut +
+ tanah gambut
+ abu + pupuk abu + pupuk + abu + pupuk abu + pupuk
+ abu + pupuk
kandang kandang kandang kandang
kandang
(1:0,5:0,5) (1:0,5:0,5) (1:1:1) (1:1:1)
(1:1:1:1)

MEDIA TANAM 1 (s1) MEDIA TANAM 2 (s2) MEDIA TANAM 3 (s3) MEDIA TANAM 4 (s4) MEDIA TANAM 5 (s5)
HASIL PENELITIAN

PRESENTASE TUMBUH SEMAI PRESENTASE CEPAT KECAMBAH


Untuk presentase tumbuh semai, Penggunaan media yang
media yang presentasenya 100% menyebabkan cepatnya berkecambah
yaitu media s5. yaitu media s2

TINGGI BIBIT LUAS DAUN


Sedangkan untuk ketinggian bibit Untuk luas daun sendiri tidak ada
yang dihasilkan, bibit yang paling media yang benar-benar
tinggi yaitu bibit mengkudu dengan mempengaruhi perkembangannya,
penggunaan media s5 atau dapat dikatakan bahwa setiap
media memiliki tingkat luas daun yang
tidak terlalu berbeda
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan perkecambahan dan


hasil uji rataan pertumbuhan bibit mengkudu pada umur
12 minggu setelah semai menunjukkan bahwa perlakuan
s5 nampak mendukung perkecambahan dan memberikan
pertumbuhan bibit yang terbaik sehingga berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya (perlakuan s1, s2, s3 dan s4)
meskipun perlakuan lainnya tersebut juga
memiliki tingkat keberhasilan yang relatif tinggi dalam
hal berkecambah dan pertumbuhan bibit mengkudu.
MUTU BIBIT MANGLID ( Manglieta
glauca BI) PADA TUJUH JENIS MEDIA
SAPIH
Manglieta glauca BI merupakan salahsatu jenis tanaman
andalan setempat dan tergolong spesies yang tumbuh dengan
cepat sehingga banyak disukai petani hutan rakyat.

Di Jawa Barat, manglid dikembangkan melalui agroforestry


pada progam perhutanan sosial dan dijadikan
komoditasunggulandalampengembanganhutan rakyat dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan
(Rimpala, 2001).
Kagunaan Kayu Manglid

Kegunaan kayu manglid selama ini adalah sebagai daun pintu,


perkakas rumah tangga (meja, kursi, almari), bangunan rumah,
pembangunan jembatan, pelapis kayu dan polywood serta
diharapkan dapat dijadikan bahan bakupulp
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis
media sapih yang mampu menghasilkan pertumbuhan dan
mutu bibit Manglieta glauca yangterbaik.

Untuk media sapihnya adalah sebagai berikut:


1. M1 = Tanah+Pupukkandang (3:1)
2. M2 = Tanah
3. M3 = Tanah + Pupuk kandang + Sekam padi (1:1:1)
4. M4 = Tanah+Pupuk kandang+Pasir(1:1:1)
5. M5 = Tanah + Pupuk kandang + Serbuk sabut
kelapa(1:1:1)
6. M6 = Tanah + Pupuk kandang + Serbuk gergaji (1:1:1)
7. M7 = Tanah+Pupukkandang+Abusekampadi (1:1:1)
Perlakuan 7 jenis media sapih pada tanaman
manglid memberikan respon yang berbeda nyata terhadap
pertumbuhan diameter, tinggi, persen hidup, berat kering
PEMBAHASAN akar, berat kering batang + daun dan indeks mutu bibit.

Pertumbuhan diameter, tinggi dan jumlah daun


HASIL dan

bibit manglid yang terbaik adalah menggunakan campuran


media tanah + pupuk kandang + pasir (1:1:1) yaitu sebesar
0,469 cm, 22,678 cm dan 9,978.

sedangkan persentase hidup bibit manglid


terbaik sebesar 91,7% dihasilkan pada campuran media
sapih tanah + pupuk kandang+sekam padi (1:1:1) dan
terendah sebesar 53,3% pada campuran media tanah +
pupuk kandang + abu sekam padi(1:1:1).

Campuran media tanah + pupuk kandang +


serbuk sabut kelapa (1:1:1) menghasilkan indeks mutu bibit
manglid terbaik yaitu sebesar 0,132 sedangkan indeks
mutu bibit terendah dihasilkan pada campuran media sapih
tanah + pupuk kandang + sekam padi (1:1:1)yaitu sebesar
0,042.
PENGARUH VARIASI MEDIA SAPIH
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KUALITAS BIBIT CABUTAN ALNUS
NEPALENSIS
Alnus nepalensis DON merupakan salah satu jenis
tanaman yang termasuk dalam famili Betulaceae yang
diintroduksi dari India.

Daerah penyebaran lainnya yaitu di pegunungan


Myanmar, Himalaya, Propinsi Yunnan, Szechuan dan
Kweichow sampai Indo China.

Jenis ini telah ditanam secara ekstensif di


pegunungan India Utara serta Hawaii. Di Indonesia
pengembangan jenis Alnus dijumpai di daerah Jawa barat
(Ciwidey dan Cikole) yang dilakukan oleh Perum Perhutani
dan Pusat Litbang Hutan Tanaman, Bogor pada tahun 2006.
jenis tanaman ini sangat cepat tumbuh, media tanamnya
juga sangat sederhana dimana hanya menggunakan 2 jenis
bahan media.
MENGGUNAKAN 2 BAHAN MEDIA TANAM

TOPSOIL (P1) KOMPOS MURNI


(P2)

CAMPURAN

Topsoil+Kompos
(1:1,v/v)
(P3)
PROSEDUR KERJA

Rancangan Percobaan
Sterilisasi Media
Tumbuh

Penyiapan Bibit Parameter Yang


Cabutan Diamati
HASIL PENELITIAN

Pertumbuhan bibit cabutan Alnus dapat dilihat dari hasil pertambahan tinggi, diameter,
biomassa serta persen tumbuh. Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan bibit Alnus pada
umur 6 bulan diperoleh hasil rerata parameter seperti disajikan pada Tabel 1.
Bibit yang ditumbuhkan pada ketiga macam media tanam di atas
tidak berpengaruh nyata terhadap persen hidup bibit. Hal ini
menggambarkan bahwa ketiga macam media sapih tersebut
mampu menunjang pertumbuhan bibit cabutan Alnus. Selain
jenis media tanam, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan
bibit cabutan tersebut adalah suhu, kelembaban, ketersediaan air
dan hara.

Peningkatan kandungan bahan organik di dalam tanah baik


secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan
kesuburan dan memperbaiki sifat-sifat fisik fisik tanah.Semakin
baik kondisi media tanam, maka akan meningkatkan proses-
proses metabolisme dalam tanaman dan hal ini akan
mempengaruhi kualitas bibit yang dihasilkan.
PEMBAHASAN

untuk pembibitkan Alnus yang berasal dari bibit


canutan alami, maka media sapih yang terbaik adalah
campuran tanah dan kompos (1:1 (v/v)). Bibit
cabutan Alnus yang berumur 6 bulan yang ditanam
pada media sapih campuran tanah dan kompos (1:1)
telah memenuhi standar nilai indeks mutu bibit.
KOMBINASI PENGARUH MEDIA TANAM
AKAR PAKIS DAN ARANG SEKAM
TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN
PERTUMBUHAN BIBIT EUCALYPTUS
PELLITA L.MUELL
Eucalyptus pellita L. Muell.
Memiliki potensi untuk dikembangkan dalam HTI karena kayunya
dapat dijadikan pulp. penggunaan media tumbuh yang baik
mendukung budidayanya.

MEDIA TUMBUH YANG BAIK


mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup. Dapat ditemukan
pada tanah dengan tata udara dan air yang baik, mempunyai agregat mantap,
kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup

MEDIA TUMBUH YANG BAIK


Akan memberi dukungan mekanik menjadi tempat berjangkarnya akar,
menyediakan ruang untuk partumbuhan dan perkembangan akar, serta
menyediakan udara untuk respirasi, air dan hara yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Prosedur Pelaksanaan

ARANG SEKAM PENYEMAIAN PENYAPIHAN

sekam padi disangrai sambil diaduk


Wadah semai menggunakan
hingga sekam menjadi arang. Penyapihan dilakukan 10 hari
polytube
setelah itu disiram untuk setelah semai
pendinginan
Pembahasan

HARI 30 HARI 45 HARI 60

• Tidak ada perbedaan • Tidak ada perbedaan • Tidak ada perbedaan


tinggi signifikan antar tinggi signifikan antar tinggi signifikan antar
perlakuan perlakuan perlakuan
• tidak ada perbedaan • tidak ada perbedaan jumlah daun • tidak ada perbedaan jumlah daun

jumlah daun signifikan signifikan antar perlakuan signifikan antar perlakuan

antar perlakuan • tidak ada perbedaan diameter • tidak ada perbedaan diameter

• tidak ada perbedaan batang signifikan antar perlakuan batang signifikan antar perlakuan

diameter batang
signifikan antar
perlakuan
Catatan Penting

PERTUMBUHAN SELAIN DIPENGARUHI OLEH DIDUGA, MEDIA TANAM AKAR PAKIS TANPA
AKAR PAKIS DAPAT MENCIPTAKAN KONDISI LINGKUNGAN
FAKTOR FISIOLOGIS, JUGA DIPENGARUHI OLEH CAMPURAN ARANG SEKAM LEBIH MEMILIKI TUMBUH YANG BAIK SEHINGGA PERTUMBUHAN TANAMAN DAPAT
FAKTOR MEDIA TANAM YANG MAMPU KEMAMPUAN MENYEDIAKAN KONDISI BERJALAN DENGAN BAIK PULA. MEDIA TUMBUH YANG BAIK
MENGANDUNG UNSUR HARA YANG CUKUP, BERTEKSTUR RINGAN,
MENYEDIAKAN KEBUTUHAN UNSUR HARA, AIR, LINGKUNGAN MEDIA YANG MAMPU DAN DAPAT MENAHAN AIR, SERTA KEMASAMAN MEDIA OPTIMAL
DAN UDARA DALAM MENUNJANG PROSES MENUNJANG PERTUMBUHAN BIBIT. BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN SEHINGGA MENCIPTAKAN
KONDISI YANG DAPAT MENUNJANG PERTUMBUHAN TANAMAN.
PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN.

KONSENTRASI NITROGEN (N) YANG TINGGI


MENGHASILKAN DAUN YANG LEBIH BESAR DAN
KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DALAM MEDIA
BANYAK, KARENA NITROGEN (N) YANG
YANG CUKUP TINGGI AKAN MEMBUAT KONDISI FAKTOR LINGKUNGAN YANG BESAR
TERSIMPAN MERUPAKAN UNSUR PENTING
MEDIA MENJADI KONDUSIF UNTUK PENGARUHNYA TERHADAP PEMANJANGAN
DALAM PROTOPLASMA, MAKA PADA SETIAP
PERTUMBUHAN AKAR TANAMAN. SELURUH BATANG ADALAH SUHU DAN INTENSITAS
PERLAKUAN TINGKAT KANDUNGAN NITROGEN
KOMPONEN TERSEBUT MAMPU MEMACU CAHAYA.
(N) YANG PALING TINGGI DAPAT MEMPEROLEH
PROSES FOTOSINTESIS SECARA OPTIMAL.
TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH DAUN YANG
PALING OPTIMAL.
PENGARUH MEDIA ORGANIK
SEBAGAI MEDIA SAPIH
TERHADAP KUALITAS BIBIT
BIDARA LAUT
Media top soil mempunyai banyak kekurangan
yaitu berat per satuan bibit lebih tinggi, sifat
fisik medium lebih jelek, kadangkadang
mengandung hama atau penyakit, dan
pengambilan dalam skala luas dapat merusak
ekosistem di aeral pengambilan.
Bahan-bahan organik yang bersifat limbah lebih murah dan mudah
didapatkan, serta bobot persatuan lebih rendah dibandingkan top
soil.
PEMBIBITAN DENGAN MEDIA SAPIH TANAH DAN PASIR 3:2 MENGHASILKAN
PERSEN HIDUP 62,67% PADA USIA SEMAI 7 BULAN

Perlakuan media organik sebagai media sapih tidak berpengaruh


nyata meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit bidara
laut.

Hasil analisis varians pada perlakuan media terhadap beberapa


parameter kualitas bibit menunjukkan hanya jumlah daun yang
berbeda nyata. Hal ini menunjukkan perlakuan media sapih
berpengaruh terhadap perbedaan jumlah daun yang muncul pada bibit
bidara laut, sedangkan parameter kualitas bibit yang lain tidak
terpengaruh dengan adanya perbedaan media sapih.
Unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan daun pada tanaman adalah
nitrogen. Bentuk nitrogen yang diserap tanaman
dari dalam tanah (top soil) sudah siap digunakan
untuk tanaman, sedangkan pada bahan organik
tanaman memerlukan waktu untuk memanfaatkan
unsur hara yang terkandung di dalamnya. Hal ini
yang dapat menyebabkan jumlah daun semai pada
media kontrol lebih banyak dibandingkan campuran
media organik.
PENGARUH PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP
PERTUMBUHAN SEMAI GMELINA (Gmelina arborea
Roxb.) PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG
EMAS(TAILING)
Tanah tailing hasil penambangan
emas akan mengganggu ekosistem suatu
lingkungan, menyebabkan kualitas dan
produktivitas lingkungan menurun (Juhaeti,
2005; Green & Renault, 2007).

Dampak yang terjadi adalah


kerusakan pada system ekologi.

Kegiatan revegetasi dengan


penanaman jenis gmelina pada media tailing
diharapkan dapat mengurangi kandungan
bahan berbahaya dan beracun yang terdapat
dalam tailing sehingga dapt memperbaiki
ekosistem yang rusak terdegradasi oleh
aktivitas penambangan.
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Alat dan Persiapan Penyapihan dan


tempat Pengambilan data
bahan bibit gmelina pemeliharaan

Bahan yang digunakan


Seluruh semai gmelina
.dalam penelitian ini . . diletakkan di dalam
adalah bibit gmelina Bibit yang digunakan Semai yang disapih
Penelitian (Gmelina arborea rumah kaca selama tiga
dalam penelitian ini adalah semai yang
dilaksanakan pada Roxb.), media tanam bulan. Penyiraman
adalah bibit gmelina telah sehat dengan
bulan Oktober 2009 berupa tanah tailing, semai gmelina
berumur ± 1 bulan keadaan daun, batang
pupuk NPK, dilakukan 2 kali sehari
sampai April 2010, dan perakaran yang
pupukkompos, polybag, yang diperoleh dari yaitu di pagi dan sore
bertempat di Rumah dan air. Alat yang
baik serta tidak
hasil praktikum hari menggunakan alat
Kaca Bagian digunakan dalam
terserang hama dan
silvikultur mahasiswa penyiram agar media
Silvikultur Fakultas penelitian ini adalah penyakit. Semai
Fakultas Kehutanan tetap lembab. Selain itu
Kehutanan, Institut timbangan, alat dimasukkan ke dalam
Institut Pertanian juga dilakukan
Pertanian Bogor. penyiram, neraca polybag yang telah
pembersihan dari
analitik, mistar, kaliper, Bogor. berisi media sapih.
gulma dan perbaikan
alat tulis, alat hitung, posisi polybag.
kamera dan tally sheet.
HASIL PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pertumbuhan Tinggi

Hasil analisa pada faktor tunggal


menunjukkan bahwa pemberian
pupuk NPK 10 gram memberikan
pengaruh paling nyata terhadap
tinggi tanaman dengan peningkatan
pertumbuhan tinggi sebesar Sedangkan pemberian pupuk
109,72 % dibandingkan kontrol. kompos, dosis 30 gram
memberikan pengaruh yang
paling nyata untuk pertumbuhan
tinggi tanaman dengan
peningkatan pertumbuhan
sebesar 42,88 %. IT.
Pertumbuhan Diameter
Hasil analisa pada faktor tunggal
menunjukkan bahwa pemberian
pupuk NPK 15 gram memberikan
pengaruh paling nyata terhadap
diameter tanaman dengan
peningkatan pertumbuhan diameter
sebesar 51,40 % dibandingkan
kontrol. Sedangkan pemberian pupuk
kompos tidak memberikan pengaruh Sedangkan pemberian pupuk
yang nyata untuk pertumbuhan kompos tidak memberikan
diameter tanaman. pengaruh yang nyata untuk
pertumbuhan diameter
tanaman.
PEMBAHASAN
Pemberian pupuk NPK Menurut hasil uji Duncan,
berpengaruh sangat nyata terhadap pemberian pupuk kompos tidak
pertumbuhan tinggi dan diameter berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
batang tanaman gmelina. diameter tanaman gmelina. Pemberian
kompos akan menyebabkan penurunan
Hal itu disebabkan pada pertumbuhan diameter tanaman untuk
tailing memiliki kesuburan tanah yang setiap kenaikan dosis kompos yang
rendah dan pH masam dengan diberikan.
pemberian pupuk NPK maka akan
terjadi peningkatan hara N, P dan K. Diduga pemberian pupuk kompos
tidak meningkatkan basa-basa tanah
seperti unsur Ca, Mg, dan K secara nyata.
1. Pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
tinggi dan diameter tanaman Sedangkan Pupuk kompos
LANJUT berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi, tetapi
tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter
gmelina
AN 2. Perlakuan kombinasi A2B3 (NPK 10 gram dengan
kompos 30 gram) memberikan pengaruh paling nyata
dengan respon pertumbuhan tertinggi terhadap kontrol
yaitu 75,08 % atau setara dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 7,56 cm terhadap control

3. Pengaruh kombinasi pemberian pupuk NPK dan pupuk


kompos tidak menunjukkan hasil pertumbuhan yang
berbeda nyata terhadap kontrol. Pada perlakuan A3B0
(pupuk NPK 15 gram) menunjukkan nilai persentase
pertumbuhan diameter terhadap kontrol tertinggi sebesar
22,716 % atau rata-rata pertumbuhan terhadap kontrol
sebesar 0,0575 cm
PENGARUH TEKNIK PENYAPIHAN TERHADAP
DAYA HIDUP DAN PERTUMBUHAN TINGGI
BIBIT NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)
Pada musim penghujan, anakan alam di bawah tegakan
nyamplung cukup melimpah, namun bila tidak segera dipindahkan ke
persemaian akan mengalami persaingan dan mati.
Pembibitan nyamplung di Sulawesi Utara yang dilakukan
oleh Suryawan et al. Menjelaskan bahwa berdasarkan penelitian
nyamplung memiliki viabilitas sebesar 77,33 % -94,33 %. Kedua
referensi ini memiliki viabilitas yang lebih rendah dibandingkan
Suryawan et al
Selanjutnya hasil penelitian Suryawan menyimpulkan bahwa
penggunaan cocopeat sebagai media skarifikasi akan meningkatkan
viabilitas dibandingkan media tanah, akan tetapi teknik penyapihan yang
tepat belum diketahui. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya perlu
diketahui teknik penyapihan bibit nyamplung hasil skarifikasi

HASIL
OBSERVASI
Parameter yang diamati adalah
persen hidup tanaman dan
pertumbuhan tinggi setelah 3 Parameter
bulan disapih
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan persen hidup bibit nyamplung yang


dicobakan dapat diketahui bahwa seluruh bibit memiliki pertumbuhan yang
sangat baik dan tidak terdapat bibit yang mati.

Seluruh interaksi dari perlakuan yang dicobakan tidak


berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi bibit
nyamplung. Perlakuan secara tunggal yang memberikan pengaruh
nyata adalah perlakuan pemotongan daun dan pemotongan buah.

OC, memiliki toleransi yang tinggi


terhadap jenis tanah. Saat nyamplung ditanam
dilapangan secara tumpang sari akan menghasilkan
pertumbuhan yang lebih baik . 96,67 % asal
Padang, sedangkan terendah hanya 56 %berasal
yang berasal dari Bali .
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT JABON
(Anthocephalus cadamba) DENGAN
PEMBERIAN KOMPOS KOTORAN SAPI
PADA MEDIA PENYAPIHAN
Jabon merupakan salah satu jenis pohon yang
cepat tumbuh (fast growing species). Salah Satu
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman adalah unsur hara, penggunaan pupuk
organik seperti pupuk kompos kotoran sapi
sebagai bahan tambahan campuran tanah pada
saat penanaman dapat menambah zat-zat hara Pembangunan hutan tanaman yang berimplikasi
di dalam tanah yang dibutuhkan tanaman untuk pada penanaman pohon sejenis dalam skala luas,
pertumbuhan. menuntut tersedianya bibit berkualitas tinggi dalam
jumlah yang cukup. Kualitas bibit sangat
dipengaruhi oleh kualitas media penyapihan yang
digunakan. Media penyapihan mempunyai peranan
penting dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup
tanaman, yaitu memberi dukungan mekanik dengan
menjadi tempat berjangkarnya akar, menyediakan
ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan akar,
serta menyediakan udara untuk respirasi air, dan
menyediakan nutrisi (Putri dan Djam’an, 2004).
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit


jabon pada berbagai per-bandingan campuran
tanah dengan kompos kotoran sapi sebagai
media penumbuh bibit, untuk mendapatkan
perbandingan campuran tanah dengan kompos Media penyapihan bibit dengan
kotoran sapi yang berpengaruh terbaik terhadap perbandingan campuran top soil dan
pertumbuhan bibit jabon. kompos sebesar 1:2 berpengaruh paling
baik terhadap petumbuhan bibit jabon
Manfaat Penelitian dibandingkan dengan campuran top soil dan
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kompos sebesar 1:4, 1:3, 1:1 dan top soil
kontribusi bagi semua pihak yang bergerak tanpa kompos.
dalam bidang kehutanan dan perkebunan
khususnya dalam aspek pembibitan. Berkaitan
dengan aspek pembibitan, dari penelitian ini
didapat perbandingan campuran tanah dan
kompos kotoran sapi yang paling tepat untuk
pertumbuhan bibit jabon.
Hasil penelitian

secara umum menunjukkan bahwa penggunaan Dari hasil pengamatan diketahui bahwa pengaruh
kompos kotoran sapi pada media penyapihan komposisi top soil + kompos kotoran sapi terhadap
berpengaruh nyata terhadap tinggi, pertambahan indeks mutu bibit jabon cenderung menurun seiring
tinggi, berat kering akar dan indeks mutu bibit. Hal dengan peningkatan dosis kompos. Berdasarkan
tersebut menunjukkan bahwa pemberian kompos penghitungan analisis rata-rata indeks mutu bibit
kotoran sapi dapat memperbaiki kesuburan fisik, yang paling baik yaitu dengan komposisi top soil +
kimia, dan biologi media penyapihan. kompos kotoran sapi 1:2.

Menurut Hakim dkk. (1986) bahwa pemberian Hal ini didapatkan dari hasil penghitungan indeks
kompos ke dalam tanah dapat memperbaiki struktur mutu bibit sebesar 8,73 gram dibandingkan dengan
tanah, meningkatkan daya penyerapan air, perlakuan lain. Hal ini menunjukkan bahwa bibit
memperbaiki tata udara tanah, meningkatkan jabon (Anthocephalus cadamba) di pembibitan PT
ketahanan terhadap erosi serta meningkatkan Anugrah Subur Sejahtera tersebut layak untuk
kesuburan tanah dengan menambah unsur hara ditanam di lapangan dikarenakan nilai Indeks Mutu
yang dibutuhkan tanaman. bibit = 8,31 > Indeks Mutu Minimum = 0,09
(Johnson dan Cline, 1991).
PEMBAHASAN

Perbandingan komposisi kompos pada media penyapihan


top soildan kompos kotoran sapi memberikan pengaruh
nyata terhadap tinggi, pertambahan tinggi, berat kering
akar, dan indeks mutu bibit. Sedangkan terhadap diameter,
pertambahan diameter, berat kering tajuk, berat kering total,
panjang akar, rasio tinggi dan diameter tidak berpengaruh
nyata.

Penggunaan perbandingan komposisi kompos pada media


penyapihan top soildan kompos kotoran sapi 1:2
merupakan yang terbaik pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tinggi, pertambahan tinggi, berat kering akar,
dan indeks mutu bibit terbaik masing-masing 42,64 cm,
40,56 cm, 10,22 g dan 8,73 g.
PEMANFAATAN COCOPEAT DAN ARANG
SEKAM PADI SEBAGAI MEDIA TANAM BIBIT
CEMPAKA WASIAN (ELMERRILIA OVALIS)
PEMBAHASAN

Kualitas pertumbuhan bibit juga ditentukan oleh media


tumbuhnya.Kecambah mahoni yang disapih pada media tanah dan
pasir,tanah dan pasir dan sekam,atau tanah dan pasir pada media
tanah dan pasir dan serbuk gergaji masing-masing memiliki
pertumbuhan yang berbeda. Pengaruh periode penyapihan dan
media sapih bibit mahoni dipersemaian
PEMANFAATAN COCOPEATtampak jelas terhadap
DAN ARANG
pertumbuhan
SEKAM danPADI
kualitas bibit itu sendiri.pertumbuhan
SEBAGAI MEDIA TANAM BIBIT terbaik
diperoleh pada bibit WASIAN
CEMPAKA yang di sapih 3 minggu setelah
(ELMERRILIA benih
OVALIS)
berkecambah dengan media penyapihan tanah dan pasir dan
sekam padi.Periode waktu penyapihan berpengaruh terhadap
tinggi bibit,diameter batang,panjang akar,bobot kering,dan indeks
mutu bibit.
KESIMP 1. Tidak semua tanaman atau setiap jenis semai mampu
hidup di suatu media yang sama. Beberapa jenis pohon
memiliki kebutuhan yang berbeda dengan pohon yang
ULAN lainnya. Lingkungan asli atau habitatnya merupakan
gambaran dalam menentukan komposisi media sapih
juga perbandingannya.

2. Pohon yang sejenis terkadang memiliki kebutuhan media


yang berbeda, karena tergantung wilayah tempat tumbuh,
ketinggian dan juga dari factor cuaca.

3. Untuk membuat suatu media penyapihan yang baik,


haruslah dilakukan banyak percobaan, karena seperti
ada pada point pertama bahwa kebanyakan setiap jenis
pohon akan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai