PENDAHULUAN
Bertumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri-ciri dari makhluk hidup. Untuk
makhluk hidup dapat bertumbuh dan berkembang, ada dua faktor yang dapat
mendukungnya yakni, faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor
yang berasal dari dalam makhluk hidup itu sendiri. Sedangkan, faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar untuk pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup tersebut. Jadi, untuk makhluk hidup sebenarnya sangat membutuhkan
kedua faktor tersebut yang sesuai dengan jenis makhluk hidupnya untuk bertumbuh.
Namun, ada beberapa jenis faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Ada yang dapat mempercepat
pertumbuhan, dan ada yang semakin memperlambat.
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam dimana biji
atau tanaman dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contoh media tanam antara
lain, tanah, pasir, sekam, kapas, dan sejenis lainnya. Saat ini, di kehidupan sehari-hari
atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih yang akan
ditanam. Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam
itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaan saja, tapi pengaruhnya terhadap
perkecambahan suatu biji. Media tanam yang digunakan harus sesuai dengan jenis
tanaman yang akan ditanam. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga
kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan
ketersediaan unsur hara.
Dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh Schleiden
dan Schwann yang menyatakan “teori totipotensi adalah bagian tanaman yang
hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan didalam media yang
sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna”
artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara normal melalui biji atau
spora.
Dalam media tanam, tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian
maupun perkebunan. Sifat fisik tanah dan terkandung dalam tanah yang
menyebabkan tanah sering dipakai dalam berbagai media tanam
1. Tanah
Banyak media tanam yang bias dipilih untuk tanaman kita. Meskipun
begitu, sebagian besar kegiatan pertanian dan pertamanan sampai saat ini
masih bergantung kepada tanah. Makhluk-makhluk hidup di dalam tanah
membantu memecah materi sisa tumbuhan dan bangkai hewan menjadi zat
hara, yang kemudian diserap kembali oleh akar tumbuhan.
2. Kapas
2.2 Hipotesis
Penggunaan media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.2 Kapas
3.1.6 Paku
3.1.7 Baskom
3.1.8 Penggaris
3.3 Variabel
Variabel bebas = Jenis media tanam
Variabel terikat = Pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau ( panjang kacang
hijau )
Variabel kontrol = Kualitas kacang hijau, intensitas cahaya, jumlah biji, penyiraman,
dan lain-lain.
Pengamatan Hari ke ( cm )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Panjang batang 1,
1,7 2,3 3,1 3,7 3,7 4,8 4,9 5,2 5,2 5,8 6,4 6,8 7,2
7
Pengamatan Hari ke ( cm )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Panjang batang 13, 24,
2,1 3 8,4 8,9 19,3 21 24,2 25,9 28,2 29,7 30,6 30,9
5 8
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media tanam sangat
berpengaruh terhadap keceatan pertumbuhan tanaman kacang hijau, dimana dengan
media tanah pada hari yang ke 14 menghasilkan tanaman dengan panjang 7,2 cm
sedangkan dengan media kapas pada hari yang ke 14 menghasilkan tanaman dengan
panjang 30,9 cm. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media tanam yang
optimal untuk tumbuhan kacang hijau adalah media tanam kapas. Media tanam dapat
bekerja secara optimal tak lepas dari campur tangan faktor eksternal dan internal
lainnya seperti intensitas cahaya yang dibutuhkan sesuai, volume air yang diberikan,
kualitas varietasnya sendiri dan lain-lain.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
LAMPIRAN