Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKULTUR

ACARA IV
MEDIA DAN UKURAN WADAH

Oleh:
Nama : Muhammad Fahrozi
NIM : 20/462022/KT/09405
Co-Ass : Waya Santika
Kelompok :2

LABORATORIUM SILVIKULTUR & AGROFORESTRI


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA IV
MEDIA DAN UKURAN WADAH

ABSTRAK
Media tanam dan kontiner menjadi salah satu faktor yang harus
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu, terkait hal
tersebut perlu diperhatikan dalam proses persemaian dan pembibitan. Pengetahuan
yang mendalam tentang jenis media tanam dan kontiner ini akan bermanfaat dan
berpengaruh dalam proses perkecambahan dan pertumbuhan semai. Pada bidang
kehutanan, pengetahuan tentang media tanam dan kontiner perlu diberikan sebagai
dasar pengetahuan persemaian. Pada praktikum silvikultur acara empat ini dilakukan
pengujian pengaruh media tumbuh dan kontiner terhadap benih Lamtoro (Leucaena
leucocephala) atau Sengon (Falcataria moluccana). Pengamatan dilakukan pada
pertumbuhan tinggi rata-rata, jumlah dan persen hidup semai pada masing-masing
media tanam dan kontiner. Media tanam menggunakan media tanah, pasir, dan kompos
dengan berbagai perbandingan. Sedangkan kontiner yang digunakan berupa polybag
berbagai ukuran dan pottrays. Setelah pengamatan selama empat minggu diperoleh
bahwa seluruh media tanam mendapatkan hasil yang cukup optimal. Lalu pada
pengamatan kontiner, pertumbuhan semai dapat lebih optimal jika menggunakan
polybag.
Kata Kunci: media tanam, kontiner, semai

I. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bidang kehutanan dan pertanian keberhasilan pertumbuhan
tanaman ditentukan bahkan sejak tanaman tersebut masih berupa biji/benih.
Upaya peningkatan hasil kehutanan maupun pertanian dapat dilakukan dengan
meningkatkan mutu biji/benih yang digunakan. Peningkatan mutu benih tersebut
dapat sia-sia apabila tidak diiringi dengan pemberian media tanam yang cocok
dan wadah (kontiner) yang sesuai terhadap suatu jenis benih tanaman. Agoes
(1994) dalam Augustien dan Hadi (2016), menyatakan bahwa media tanam
berfungsi sebagai tempat melekatnya akar, juga sebagai penyedia hara bagi
tanaman. Campuran beberapa bahan untuk media tanam harus menghasilkan
struktur yang sesuai karena setiap jenis media mempunyai pengaruh yang
berbeda bagi tanaman.
Media yang baik dapat menyimpan air untuk kemudian dapat dilepaskan
sedikit demi sedikit dan dimanfaatkan oleh tanaman (Kuswanto, H. 2003).
Pengaruh media tumbuh bagi suatu pertumbuhan tanaman sangatlah besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan suatu benih tanaman. Tanpa media yang
baik tentu pertumbuhan suatu benih akan terganggu. Namun media yang baik
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor lingkungan meliputi iklim, cuaca
dan sebagainya, serta faktor penyusun media itu sendiri seperti kandungan bahan
organik. Selain itu, media tumbuh semai memerlukan persyaratan sifat fisik-
kimia yang baik. Secara fisik media harus mempunyai porositas yang tinggi
sehingga pertumbuhan akar semai tidak mengalami hambatan. Sifat kimia media
tumbuh yang baik adalah mampu menyediakan unsur hara yang diperlukan bagi
semai untuk pertumbuhan dan perkecambahan semai (Suryo, 2005).
Media tumbuh benih dapat tersusun dari berbagai macam komponen
yang tentunya berbeda dari satu dengan yang lainnya. Setiap jenis benih memiliki
tingkat kecocokan terhadap suatu media tumbuh berbeda-beda. Apabila media
sesuai dengan jenis tersebut pertumbuhannya akan semakin optimal. Media
tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yakni yang mampu
menyimpan air dan zat hara secara baik, aerasi dan sirkulasi udara baik, bebas
dari hama dan penyakit, subur dan gembur sehingga memungkinkan akar untuk
berkembang secara ekstensif (meluas). Hal yang sangat penting, media harus
mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan dan harganya relatif murah
(Kartasapoetra, 2003). Oleh sebab itu dengan mengetahui berbagai media tanam
dapat membantu dalam pengelolaan suatu kawasan dan peningkatan
perbanyakan suatu bibit.
Tidak hanya media tumbuh, ukuran wadah (kontiner) dari suatu semai
juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perbanyakan suatu bibit.
Penggunaan kontiner dalam persemaian dimaksudkan untuk menyimpan
/menyiapkan semai agar memiliki kondisi yang paling optimal dalam tanaman.
Kaitannya dalam mendapatkan pertumbuhan semai yang baik, kontiner berfungsi
secara biologis sebagai: sumber air, sumber udara dan sumber hara bagi
perakaran semai; pelindung perakaran semai dari gangguan luar baik mekanis
maupun non mekanis; pembentuk akar; dan meningkatkan daya tahan bibit dan
pertumbuhan awal; dan berfungsi secara operasional teknis sebagai pembungkus
semai (Daniel, 1990).
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh berbagai media tumbuh terhadap pertumbuhan semai
2. Mengetahui pengaruh macam-macam wadah (kontiner) terhadap
pertumbuhan semai
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Polybag berbagai ukuran dan Ensopot (pottrays)
2. Cetok
3. Alat penyiraman
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Media tumbuh (tanah, pasir, kompos)
2. Kecambah sengon
IV. METODE
1. Waktu dan Tempat
Waktu : Sabtu, 6 November 2021
Lokasi : Laboratorium Silvikultur Intensif, Klebengan
2. Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini adalah:
Siapkan media tumbuh (pasir, kompos, dan tanah). Siapkan berbagai
polybag (ukuran besar, sedang, kecil) masing-masing 10 polybag dan 1
ensopot. Isi polybag dan ensopot dengan media dan tanam kecambah sengon.
3 macam media yang digunakan dengan perbandingan tanah:pasir:kompos
yaitu 1:1:1, 1:1:2, dan 1:2:1. Amati dan ukur tingginya per minggu.
V. HASIL
Tabel 4.1 Rerata tinggi pada berbagai media tanam
Rerata tinggi
Perlakuan minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
A 4 4.02 4.04 4.6
B 3.8 4.22 4.54 5.64
C 3.72 3.98 4.14 5.36
Tabel 4.2 Persentase hidup pada berbagai media tanam
Persentase hidup
Perlakuan Persentase
A 100
B 100
C 100
Tabel 4.3 Rerata tinggi pada berbagai media kontiner
Rerata tinggi
Perlakuan minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Kecil 2.49 3.15 2.88 4.61
Sedang 3.20 4.26 4.12 5.74
Besar 3.07 3.31 3.35 3.82
Tabel 4.4 Persentase hidup pada berbagai media kontiner
Persentase hidup
Perlakuan Persentase
Kecil 80.00
Sedang 90
Besar 80.00
Gambar 4.1 Grafik rerata tinggi pada berbagai media tanam

Gambar 4.2 Grafik persentase hidup pada berbagai media tanam

Gambar 4.3 Grafik rerata tinggi pada berbagai media kontiner


Gambar 4.4 Grafik persentase hidup pada berbagai media kontiner
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mengenai media dan ukuran wadah (kontiner).
Media tanam adalah kumpulan bahan atau substrat tempat tumbuh benih yang
disebarkan atau ditanam. Media tanam merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perbanyakan tanaman dan pertumbuhan awalnya. Agar
pertumbuhan suatu tanaman dapat berjalan dengan baik, media tanam yang
digunakan sebaiknya memiliki kriteria medianya gembur agar pertumbuhannya
tidak terganggu dan akar dapat leluasa dalam mencari sumber hara serta
kelembaban tercukupi (dapat diantu dengan penyiraman). Selain itu, syarat
media yang baik adalah memiliki nisbah ruang pori-pori terhadap material harus
sesuai, tingkat kepadatan tinggi dan kuat, memiliki volume yang konstan, kadar
garam tidak tinggi, pH tercukupi, mudah menyerap air, serta mampu menjaga
kelembaban (Hogdson, 1981).
Media tanam dapat dibedakan menjadi 2 macam yakni media
perkecambahan dan media semai yang disapih. Media perkecambahan biasanya
digunakan untuk mengecambahkan biji, dan biasanya media yang dipakai
sevagai bedeng tabur adalah pasir. Penggunaan pasir dalam media yang
digunakan untuk perkecambahan benih dikarenakan pada fase tersebut
ketersediaan unsur hara tidak terlalu penting. Dan juga, karena energi yang
digunakan untuk perkecambahan sepenuhnya sudah tersedia dalam endosperm
benih yang bersangkutan. Sedangkan media semai yang disapih merupakan
media yang digunakan untuk memindahkan bibit yang siap disapih dari bedeng
tabur dan pada dasarnya media yang dipakai telah memiliki sifat fisik dan kimia
yang baik. Secara fisik, media yang digunakan harus mempunyai porositas yang
tinggi. Secara kimia, harus mampu menyediakan unsur hara yang diperlukan oleh
semai.
Kontiner (wadah) dalam dunia persemaian merupakan wadah yang
digunakan untuk menampung dan menyemai media tumbuh. Dalam
pertumbuhan akar di media tumbuh, bentuk kontiner akan berpengaruh pada
bentuk persebaran akar dari media tumbuh. Fungsi pemakaian kontiner adalah
untuk memudahkan dalam pengangkutan semai dari lokasi persemaian ke tempat
tanam. Selain itu, dapat juga dimaksudkan untuk meminimalisir kompetisi
dengan gulma atau tanaman lain yang akan bersifat mengganggu dalam
persemaian. Secara biologis, kontiner berfungsi sebagai pelindung semai
(perakaran) dari gangguan luar baik itu gangguan mekanis ataupun non-mekanis.
Selain itu, ia berfungsi pula sebagai pembungkus semai.
Berdasarkan bentuknya, kontiner dibagi menjadi 2 macam, yakni
berbentuk tube dan berbentuk plus. Kontiner berbentuk tube atau silinder
(tabung) contohnya adalah polybag, sedangkan kontiner yang berbentuk plug
adalah kontiner yang bentuknya seperti kerucut terbalik yang ujungnya
terpancung (mempunyai diameter atas dan bawah yang berbeda). Terdapat
beberapa macam bentuk plug, contohnya bentuk pottray (misal: ensopot dan
swedih multipot), bentuk tunggal (misal: pot tanah, delas pot, pot anyaman
bambu), dan bentuk block atau seperti kubus. Dengan kemajuan teknologi dan
pertimbangan keekonomisan, maka untuk mengahasilkan bibit yang baik, saat
ini banyak persemaian permanen yang mulau menggunakan polystrene yang
terbuat dari palstik dan wadahnya dapat dipakai secara berulang-ulang.
Penggunaan wadah ini dapat meningkatkan efesiensi biaya di persemaian dan
penanaman di lapangan, serta bersifat ramah bagi lingkungan.
Berdasarkan data yang telah didapatkan, praktikum kali ini
dilaksanakan pada media berupa kompos, pasir, dan tanah. Kontiner yang
digunakan adalah pottray, polybag dengan berbagai ukuran (kecil, sedang,
besar). Komposisi media terbagi menjadi 3 yakni: media A memiliki
perbandingan 1:1:1, media B memiliki perbandingan 1:1:2, dan media C
memiliki perbandingan 1:2:1. Dari hasil olah data yang dilakukan, rerata tinggi
yang didapatkan pada pekan terakhir atau minggu keempat, didapat hasil pada
media A sebesar 4,6 cm, media B sebesar 5,64 cm, dan media C sebesar 5,36 cm.
Jumlah pengamatan semai pada pengamatan minggu keempat tersebut,
didapatkan persentase semai yang hidup pada masing-masing media adalah
sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh media memiliki aerasi yang
cukup baik sehingga pertumbuhan akarnya dapat maksimal. Untuk pertumbuhan
pada tingkat semai dapat dipahami masih diperlukan nutrisi yang tercukupi dari
media kompos, dan aerasi dari pasir.
Berdasarkan ukuran kontiner, didapatkan persentase hidup tertinggi
didapat pada kontiner yang berukuran sedang yakni sebesar 90%, sedangkan
yang terendah didapat pada kontiner berukuran kecil dan besar yakni sebesar
80%. Hal ini dapat terjadi karena jumlah media yang terdapat dalam polybag
dapat mempengaruhi jumlah nutrisi untuk pertumbuhan semai. Sedangkan untuk
rerata tinggi semai yang paling tinggi terdapat pada kontiner yang berukuran
sedang yakni sebesar 5,74 cm dan yang rerata tingggi semai paling rendah ada
pada kontiner berukuran besar yakni sebesar 3,82 cm. Hal ini dapat terjadi karena
semai dapat beradaptasi dengan bagus, baik terhadap lingkungannya atau semai
di sekitarnya. Sehingga tidak terjadi persaingan dan pertumbuhan semai dapat
maksimal.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1. Media berfungsi sebagai tempat tumbuh tanaman hinggga menyimpan hara
dan air jenis media tanam yang digunakan yaitu pasir, kompos, dan tanah, dan
pada acara ini pertumbuhan yang paling baik ditunjukkan oleh media A
dengan perbandingan 1:1:1 (MT) dengan persentase hidup semainya sebesar
100% dan rerata tinggi semainya mencapai 5,6 cm.
2. Kontiner tentunya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan semai, pada acara
ini kontiner yang dipakai adalah polybag dengan ukuran kecil, sedang, dan
besar. Diketahui pertumbuhan semai yang paling baik ada pada kontiner
berukuran sedang yakni sebesar 5,9 cm dan persentase hidup mencapai 100%.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Agustien, N dan Hadi, S. 2016. Peranan Berbagai Komposisi Media Tanam
Organik Terhadap Tanaman Sawi (Brassita juncea L.) di Polybag.
Jurnal Ilmu Pertanian. 14 (1): 54 – 58.
Daniel, T. W., Helms, J. A dan Baker, F. S. 1990. Prinsip-prinsip Silvikultur.
Yogyakarta: UGM Press.
Hodgson, T. J. 1981. Growing Media for Container Nurseries. Cape Town:
South African Forestry.
Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Benih, Pengolahan Benih, dan Tuntunan
Praktikum. Jakarta: Rineka Cipta.
Kuswanto, H. 2013. Teknologi Pemrosesan Pengemasan dan Penyimpanan.
Yogyakarta: Kanisius.
Suryo, D. P. 2005. Hand Out Mata Kuliah Silvikultur. Yogyakarta: UGM Press
IX. LAMPIRAN
29-10-2021 6-11-2021 13-11-2021 20-11-2021
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Media Kode Kondisi Tinggi (cm) Kondisi Tinggi (cm) Kondisi Tinggi (cm) Kondisi Tinggi (cm)
1:1:1 (A) A1 hidup 5.5 Sehat 3.5 Sehat 4 sehat 6.5
A2 hidup 3 Sehat 3.4 Sehat 6 sehat 3.3
A3 hidup 3.5 Sehat 5.6 Sehat 2.8 sehat 6.2
A4 hidup 4 Sehat 4 Sehat 3.5 sehat 2.8
A5 hidup 4 sehat 3.6 Sehat 3.9 sehat 4.2
A6 4 4.02 4.04 4.6
A7
A8
A9
A10
1:1:2 (B) B1 hidup 4 Sehat 4.3 Sehat 4.7 sehat 7
B2 hidup 5 Sehat 5.5 Sehat 4.8 sehat 5.7
B3 hidup 3.5 Sehat 3.5 Sehat 4.7 sehat 4.8
B4 hidup 3.5 Sehat 3.8 Sehat 3.5 sehat 5.1
B5 hidup 3 Sehat 4 Sehat 5 sehat 5.6
B6 3.8 4.22 4.54 5.64
B7
B8
B9
B10
1:2:1 (C ) C1 hidup 4.3 Sehat 4.7 Sehat 4.2 sehat 5.4
C2 hidup 3.9 Sehat 4.4 Sehat 4.3 sehat 6
C3 hidup 3.1 Sehat 3.7 Sehat 4 sehat 5
C4 hidup 3.7 Sehat 2.8 Sehat 3.7 sehat 4.7
C5 hidup 3.6 Sehat 4.3 Sehat 4.5 sehat 5.7
C6 3.72 3.98 4.14 5.36
C7
C8
C9
C10
29-10-2021 6-11-2021 13-11-2021 20-11-2021
Tanggal pengamatan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Media Kode Kondisi Tinggi (cm) Kondisi Tinggi (cm) Kondisi Tinggi (cm) Kondisi Tinggi (cm)
Kecil K1 mati 0 Mati 0 Mati 0 Mati 0
K2 hidup 2.3 Sehat 3 Sehat 2 hidup 5
K3 hidup 3.9 Sehat 5 Sehat 4.5 hidup 7
K4 hidup 2.8 Sehat 3 Sehat 3 hidup 5
K5 hidup 4 Sehat 4 Sehat 4.3 hidup 6
K6 hidup 3 Sehat 3.5 Sehat 3.5 hidup 5
K7 hidup 2.4 Sehat 4.5 Sehat 4 hidup 5.8
K8 hidup 3 Sehat 3.5 Sehat 3.5 hidup 5.3
K9 hidup 3.5 Sehat 5 Sehat 4 hidup 7
K10 mati 0 Mati 0 Belum tumbuh/mati 0 mati 0
Sedang (S) S1 hidup 3.5 Mati 0 mati 0 mati 0
S2 hidup 4 Sehat 5.3 Sehat 5 hidup 6.7
S3 hidup 2.8 Sehat 4.8 Sehat 4.9 hidup 7
S4 hidup 4 Sehat 4.6 Sehat 4.8 hidup 5.7
S5 hidup 4 Sehat 5.5 Sehat 5.3 hidup 7.3
S6 hidup 3 Sehat 4.4 Sehat 4 hidup 6.3
S7 hidup 2.9 Sehat 3.5 Sehat 3.7 hidup 5.4
S8 hidup 3.3 Sehat 3.5 Sehat 4 hidup 6
S9 hidup 4.5 Sehat 4.5 Sehat 4 hidup 6
S10 mati 0 Sehat 6.5 Sehat 5.5 hidup 7
Besar B1 hidup 3.5 Mati 0 mati 0 mati 0
B2 hidup 2.9 Sehat 5 Sehat 4.4 hidup 6.3
B3 hidup 3.9 Mati 3 Mati 3 mati 0
B4 hidup 3.1 Sehat 3 Sehat 3 hidup 4.3
B5 hidup 2.8 Sehat 3 Sehat 2.8 hidup 3.7
B6 hidup 3 Sehat 3 Sehat 3 hidup 3.5
B7 hidup 2.7 Sehat 3 Sehat 3 hidup 4.1
B8 hidup 4.3 Sehat 4.5 Sehat 4.8 hidup 5.8
B9 hidup 4.5 Sehat 3.6 Sehat 4 hidup 5
B10 mati 0 Sehat 5 Sehat 5.5 hidup 5.5

Anda mungkin juga menyukai