Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN SEMUSIM

BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Rrr. Sri Endang Agustina R., MP


Nama : Desky Arinando
Nim : 193030401122

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
I. Budidaya Tanaman Padi Sawah ..................................................... ii
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................. 2
C. Pelaksana Kegiatan .............................................................. 2
D. Cara Kerja ........................................................................... 3
E. Hasil dan Pembahasan......................................................... 3
F. Penutup................................................................................ 4

II. Budidaya Tanaman Edamame......................................................... 7


A. Latar Belakang .................................................................... 7
B. Tujuan ................................................................................. 8
C. Pelaksana Kegiatan ............................................................. 8
D. Cara Kerja ........................................................................... 8
E. Hasil dan Pembahasan......................................................... 9
F. Penutup................................................................................ 11
LAMPIRAN

ii
I. BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH

A. Latar Belakang
Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang
meliputi kurang lebih 25 spesies dan tersebar di daerah tropis dan subtropis seperti
di Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Padi yang sekarang ini merupakan
persilangan antara Oryza officianalis dan Oryza sativa F Spontane. Di Indonesia
pada awalnya tanaman padi diusahakan di lahan kering dengan sistem lading tanpa
pengairan dan hal ini dilakukan juga di beberapa negara dan pada akhirnya orang
berusaha memantapkan hasil usahanya dengan mangandalkan pengairan di daerah
yang airnya kurang (Hasanah, 2007).
Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang sangat penting dan dalam
pengadaannya harus tercukupi karena padi merupakan makanan pokok setengah
dari penduduk dunia. Luas lahan padi sawah di Indonesia pada tahun 1996 adalah
8.519.051 ha yang terdiri dari sawah irigasi 1.689.594 ha. Lahan sawah tadah hujan
2.088.385 ha. Lahan sawah pasang surut 577.654 ha dan sawah lainnya 1.092.859
ha. Dari luasan tersebut 40% terletak di pulau Jawa (Darwinah, 1999).
Kenaikan pertumbuhan penduduk mendorong meningkatnya kebutuhan
manusia yang beraneka ragam karena itu perlu digalakkannya produksi beras
sebagai bahan makanan pokok. Usaha dalam peningkatan produksi beras ini telah
dirintis sejak pelita I sampai saat ini dan hasilnya cukup menggembirakan pada
tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras (Sudirman dan Iwan, 1994).
Sosialisasi teknik budidaya padi yang baik dan terbaru harus dilakukan kepada
petani agar petani memperoleh hasil padi yang berkualitas tinggi dan berbagai
teknologi tentang budidaya padi harus selalu dikembangkan guna mendapatkan
hasil yang maksimal (Herawati, 2012).
Umur bibit pada tanaman padi sawah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan maupun hasil padi sawah, sehingga umur bibit yang optimum dalam
budi daya padi sawah sampai saat ini masih belum diketahui dengan tepat. Umur
bibit yang baik dalam budi daya tanaman padi secara keseluruhan adalah berumur
10-21 hari dan 25 hari setelah bibit disebar di persemaian. Umur bibit yang lebih

1
tua mempunyai pengaruh nyata dalam tinggi tanaman yaitu semakin tua umur bibit
yang ditanam maka semakin sedikit jumlah anakan yang tumbuh. Umur bibit 25
hari setelah semai mempunyai perbedaan yang paling nyata dalam tinggi tanaman
dibandingkan dengan umur bibit yang lainnya. Hal ini dipengaruhi karena umur
bibit yang lebih muda lebih lambat dalam pertumbuhannya (Muliasari, 2009).
Pemupukan tanaman padi yang tepat tergantung pada musim tanam.
Kesuburan tanah, potensi hasil dari varietas tertentu, waktu serta cara penerapannya
(Vergara, 1985 cit. Sianipar, 2006). Pemupukan yang tepat harus dikondisikan
dengan spesifik lokasi. Tanpa pemupukan yang berimbang maka akan terjadi
pengurusan tanah secara sistematik. Dalam hal yang demikian perlu diteliti unsur
dari efektifitas pemupukan pada padi untuk lokasi sawah tertentu.

B. Tujuan
Tujuan pada Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Semusim dengan materi
Budidaya Tanaman Padi Sawah, yaitu :
1. Mengetahui cara penanaman padi sawah menggunakan media sederhana.
2. Mengetahui pengaruh pupuk pada penanaman padi sawah.

C. Pelaksana Kegiatan
1. Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Semusim dengan materi
Budidaya Tanaman Padi Sawah dilaksanakan pada pukul 15.30-17.10, 16 Juli 2021.
Bertempat di belakang Jurusan Budidaya Pertanian, Universita Palangka Raya.
2. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada Praktikum Teknologi Produksi Tanaman
Semusim dengan materi Budidaya Tanaman Padi Sawah, yaitu :
1. Ember Besar
2. Polibag
3. Bibit Padi
4. Tanah
5. Air

2
D. Cara Kerja
Cara kerja pada Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Semusim dengan
materi Budidaya Tanaman Padi Sawah, yaitu :
1. Menyiapkan Bahan dan alat.
2. Menyemaikan bibit padi selama 1 minggu.
3. Memasukan polibag ke dalam ember besar kemudian diisi dengan tanah yang
sudah disediakan.
4. Mencampurkan tanah yang ada dalam poliag kemudian diisi dengan air agar
terendam.
5. Mendiamkan media tanam selama 1 minggu.
6. Menanam padi yang sudah disemai kedalam media tanam.

E. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan pada Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa L.)
Minggu Jumlah Jumlah Daun Daun Mati Tinggi
Tanaman Tanaman
Minggu ke-1 4 12 - 20 cm
Minggu ke-2 4 19 2 38 cm
Minggu ke-3 4 34 4 47 cm
Pada awal ditanamam 4 bibit padi, dengan jumlah daun 12 helai, daun tidak
ada yang mati dan tinggal awal tanaman 20 cm. Pada minggu kedua jumlah tanaman
4, dengan bertambah jumlah daun 19 helai, terdapat 2 helai daun mati dan tinggi
tanaman bertambah 38 cm. Pada minggu ketiga jumlah tanaman 4, daun bertambah
banyak menjadi 34 helai, terdapat ada 4 helai daun mati dan tinggi tanaman menjadi
47 cm.

2. Pembahasan
Setelah melakukan praktek dan pengamatan terhadap budidaya tanaman padi
sawah dengan menggunakan media sederhana. Pada proses penyemaian bertujuan
untuk mendapatkan bibit padi yang unggul yaitu bibit padi yang dapat beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya sehingga tidak akan stagnasi saat dilakukan pindah
tanam dan bibit yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Bibit yang
terserang hama dan penyakit daunnya berwarna kekuning-kuningan dan ada bekas

3
gigitan-gigitan belalang di pinggirnya. Keberhasilan pembibitan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu kualitas benih, intensitas cahaya, ketersediaan air, penyebaran
benih dan kesesuaian media semai. Kualitas benih sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pembibitan karena benih dengan kualitas yang buruk akan
menyebabkan bibit mudah terserang penyakit dan akan stagnasi saat dilakukan
pindah tanam. Intensitas cahaya mempengaruhi proses fotosintesis bibit, bila bibit
tidak mendapatkan cukup cahaya maka akan menghambat proses fisiologisnya.
Semua tanaman dalam proses metabolismenya memerlukan air, oleh karena itu bila
bibit kekurangan air akan menyebabkan proses metabolismenya terhambat.
Penyebaran benih yang tidak rata akan menyebabkan pertumbuhan bibit tidak
seragam dan akan berakibat terhadap penurunan hasil produksi. Media semai juga
turut mempengaruhi keberhasilan pembibitan karena bila media semai tidak tepat,
bibit tidak akan tumbuh dengan baik. Agar faktor-faktor tersebut tidak berpengaruh
buruk terhadap pembibitan maka diperlukan pemeliharaan bibit.
Pemeliharaan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi pembibitan,
pemeliharaan bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan benih dengan cara
mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit serta mengendalikan
pertumbuhan gulma di sekitar media semai serta selalu menjaga ketersediaan air.
Pemeliharaan bibit bertujuan agar pertumbuhan bibit dapat optimal. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara menjaga ketersediaan air karena pada budidaya padi
sawah, air merupakan komponen yang sangat vital. Menjaga agar bibit terbebas dari
gangguan gulma, hama dan penyakit juga sangat penting untuk dilakukan. Gulma
disamping sebagai inang hama dan penyakit juga dapat menyebabkan terjadinya
persaingan untuk memperebutkan unsur hara, air, ruang tempat tumbuh dan sinar
matahari sehingga menyebabkan pertumbuhan bibit terhambat, oleh karena itu
pengendalian terhadap gulma sangat penting dilakukan sebelum terjadi tingkat
kompetisi tertinggi. Tingkat kompetisi tertinggi terjadi pada saat periode kritis
pertumbuhan yaitu saat dimana gulma dan tanaman budidaya saling berkompetisi
secara aktif untuk merebutkan unsur-unsur penting pertumbuhan. Oleh karena itu
dalam praktikum pembibitan tanaman padi ini dilakukan pemeliharaan seperti

4
menjaga kecukupan air pada media persemaian dan mencegah terjadinya serangan
OPT.
Pada proses pemupukan menggunakan perlakuan pupuk Urea dengan dosis
100kg per hektar dan Tsp dengan dosis 50 kg per hektar. Setelah dilihat
pertumbuhan padi cukup baik jumlah daun dan tinggi tanaman bertambah.
F. Penutup
1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek pada padi sawah maka dapat disimpulkan bahwa
penanaman padi sawah dapat digunakan dengan menggunakan media sederhana
dan penggunaan pupuk urea dan tsp dangat berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman padi menajadi lebih subuh dan untuk pengairan harus selalu mencukupi
media tanam.
2. Saran
Sebaiknya dalam budidaya tanaman padi sawah ini banyak hal yang harus
diperhatikan secara intensif terutama dalam hal pemeliharaan dibutuhkan
perawatan yang maksimal sehingga hasil yang didapatkan juga optimal. Gulma
yang mengganggu dibersihkan agar hasil produksi tanaman padi tersebut tumbuh
dengan subur.

5
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN SEMUSIM

BUDIDAYA TANAMAN EDAMAME

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Rrr. Sri Endang Agustina R., MP


Nama : Desky Arinando
Nim : 193030401122
Kelompok : 3

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021

6
II. BUDIDAYA TANAMAN EDAMAME

1. Latar Belakang
Tanaman kedelai edamame merupakan jenis kacang kedelai yang dipanen dan
dikonsumsi saat masih muda, edamame merupakan kedelai hijau yang dipanen
sebelum mencapai tahap pengerasan (hardening), dipanen saat polongnya dalam
keadan muda dan berwarna hijau yaitu saat stadium R6 atau pengisian biji 80-90%.
Panen segar dilakukan setelah polong berisi pemuh, yaitu pada saat polong masih
berwarna hijau dan besar. Edamame memiliki rasa yang lebih manis, aroma kacang-
kacangan yang lebih kuat, tekstur yang lebih lembut, dan biji yang berukuran lebih
besar daripada kedelai kuning, serta nutrisi yang terkandung dalam edamame lebih
mudah dicerna oleh tubuh dibandingkan kedelai kuning. Edamame juga
mengandung lebih sedikit pati penghasil gas, edamame memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan diantaranya edamame mengandung isoflavon yang dapat berperan
sebagai anti-kanker.
Dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tanaman
kedelai edamame dapat dilakukan dengan pemberian pupuk, penggunaan pupuk
anorganik secara terus-menerus dan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan dan menurunkan kualitas beberapa komoditas
sayuran. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan
pertanian organik yang lebih ramah lingkungan. Namun respon tanaman terhadap
pupuk organik lebih lambat dibandingkan pupuk anorganik. Untuk mengatasinya
dilakukan berbagai penelitian guna menghasilkan pupuk organik berbentuk padat
sehingga lebih mudah diserap tanaman (Gusnidar dan Prasetyo 2008).
Pengolahan tanah merupakan salahsatu kegiatan yang dilakukan sebelum
kegiatan penanaman. Arsjad (2000) mengatakan bahwa pengolahan tanah
merupakan manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan
keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan utama pengolahan
tanah adalah untuk menggemburkan tanah, memperbaiki drainase dan aerasi tanah
dan mengendalikan gulma sehingga akar-akar tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan leluasa. Dalam sistem olah tanah mengalami perkembangan

7
diantaranya pengolahan tanah satu kali, dua kali dan tanpa olah tanah. Masing-
masing sistem olah tanah memiliki kelebihan dan kekurangan. Sistem olah tanah
seharusnya disesuaikan dengan lingkungan sehingga hasil optimal dan biaya
murah. Umumnya petani menginginkan sistem olah tanah yang memberikan hasil
maksimal walaupun harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal, sistem olah tanah
juga perlu memperhatikan sifat tanah dan tanaman. Suatu sistem olah tanah tidak
bisa digunakan pada semua kondisi tanah dan tanaman.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Semusim dengan
materi Budidya Tanaman Edamame, yaitu :
1. Mengetahui teknik budidaya edamame.
2. Mengetahui jenis pupuk dan cara pengaplikasian.

C. Pelaksana Kegiatan
1. Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Semusim dengan materi
Budidaya Tanaman Padi Sawah dilaksanakan pada pukul 15.30-17.10, 03 Juli 2021.
Bertempat di belakang Jurusan Budidaya Pertanian, Universita Palangka Raya.
2. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada Praktikum Teknologi Produksi Tanaman
Semusim dengan materi Budidaya Tanaman Padi Sawah, yaitu :
1. Jangka Sorong
2. Higrometer
3. Buku tulis
4. Penggaris
5. Bibit Edamame
6. Air

C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam budidaya kedelai
edamame.

8
2. Persiapan lahan. Tahap pertama dari persiapan lahan ialah pembersihan
lahan.Perbersihan lahan dilakukan dengan tujuan memebersihkan lahan dari
sisa-sisa tanaman terdahulu dan gulma.
3. Pengolahan lahan. Dilakukan dengan 3 tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu
mengolah tanah menggunakan cangkul dengan kedalaman cangkulan 20
cm.Tahap kedua yaitu pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan lebar 1,2
mx 5 m. Tahap ketiga yaitu mengaplikasikan pupuk dasar (pupuk kandang dan
dolomit) pada setiap bedengan.
4. Penanaman. Setelah 1 minggu dilakukan pengolahan tanah, dilanjutkan dengan
penanaman. Jarak tanam yang digunakan ialah 20 cm x 30 cm dan setiap 1
lubang tanam berisikan 1 benih. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan
cara ditugal.
5. Pemeliharaan. Dalam proses budidaya tentunya hal yang tidak kalah penting
yaitu proses pemeliharaan. Adapun proses pemeliharaan pada budidaya
edamame yaitu Penyiraman. Dilakukan secara berkala pada pagi dan sore hari.
Penyiangan dengan tujuan kegiatan untuk membersihkan area sekitar tanaman
dari tanaman pengganggu, Pemupukan. Kegiatan ini bertujuan untuk
menambahkan nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pemupukan dilakukan 1 minggu sekali dengan mengaplikasikan Pupuk Tsp
dan Urea.
E. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Sampel Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun Diameter Batang (mm)
7 hari 14 hari 21 hari 7 hari 14 hari 21 hari 7 hari 14 hari 21 hari
1 15,5 17,5 19,5 8 10 12 3,3 3,5 4,1
2 15,5 17,5 19,5 8 10 12 2,7 3,0 4,0
3 15 17 19 8 10 12 3,3 3,5 4,2
4 14,5 16,5 18,5 8 10 12 2,6 3,0 3,8
5 15,1 17,5 19,5 8 10 12 3,0 3,5 4,2
6 15,2 17,5 19,5 8 10 12 3,7 3,9 4,5
7 15 17 19 8 10 12 2,5 3,1 3,8
8 15 17 19 8 10 12 3,0 3,2 4,0
9 15,5 17,5 19,5 8 10 12 2,5 2,7 3,9
10 16 18 20 8 10 12 2,6 2,8 3,8

9
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dalam budidaya kedelai
edamame secara organik ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti,
pemilihan benih dimana dalam memilih benih yang akan dibudidayakan harus
sesuai dengan syarat tumbuh dan kesesuaian lahan budidaya, karena hal tersebut
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas dari benih itu sendiri. Selain
dari pemilihan benih, hal penting yang harus diperhatikan adalah prose
budidayanya mulai dari persiapan lahan sampai dengan pemanenan.
Dalam persiapan lahan ini tentunya dilakukan land clearing atau pembersihan
lahan terlebih dahulu sebelum ditanami tanaman budidaya. Sebelum dilakukan
budidaya tentunya akan lebih baik jika dilakukan proses pengolahan lahan untuk
proses penggemburan tanah. Dalam budidaya tanaman secara organik tentunya
menggunakan bahan organik sebagai penambah nutrisi atau unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Pada proses pengolahan lahan dalam budidaya kedelai
edamame ini dilakukan penambahan pupuk kandang ayam. Fungsi pupuk kandang
ayam salah satunya adalah untuk meningkatkan bahan organik dalam tanah dan
menambahkan nutrisi yang nantinya dibutuhkan oleh tanaman. Penanaman belum
dapat dilakukan setelah pengolahan lahan selesai dan diperlukannya waktu selama
1 minggu untuk proses pendekomposisian bahan organik dalam tanah. Selama
proses itu berlangsung, tanah yang sudah dilakukan proses pengolahan ditutup
dengan menggunakan mulsa jerami. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir lahan
ditumbuhi oleh gulma sebelum proses penanaman dilakukan dan menjaga
kelembaban tanah.
Proses penanaman dilakukan dengan cara ditugal dan mengisikan 2 benih
dalam lubang tanaman. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila salah satu
benih yang ditanam tidak tumbuh atau dapat dikatakan sebagai cadangan benih
dalam tanah.
Dalam proses budidaya kedelai edamame secara organik tentunya hal penting
lainnya yang harus diperhatikan adalah pada proses pemeliharaannya mulai dari
proses penyiraman yang dilakukan secara berkala dengan melihat kondisi dilapang.
Penyiraman pada budidaya secara organik ini menggunakan air yang tidak

10
terkontaminasi dari bahan sintetik. Selanjutnya proses penyulaman, dimana
penyulaman dilakukan satu minggu setelah penanaman. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir perbedaan pertumbuhan antar tanaman (kesetaraan pertumbuhan
tidak terlalu terlihat jika penyulaman dilakukan satu minggu setelah penanaman).
Proses yang tidak kalah penting adalah pemupukan tanaman. Pemupukan
tanaman menggunakan Pupuk NPK. Manfaat pupuk NPK secara umum adalah
membantu pertumbuhan tanaman agar berkembang secara maksimal. Setiap unsur
hara didalam pupuk NPK memiliki peran yang berbeda dalam membantu
pertumbuhan tanaman. Ketiganya merupakan unsur hara makro primer karena
paling banyak dibutuhkan oleh tanaman.
Setelah proses pemupukan, hal yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam
budidaya kedelai edamame secara organik ini adalah proses pengendalian OPT.
Untuk proses pengendalian gulma dilakukan dengan proses penyiangan yang
dilakukan secara berkala. proses penyiangan gulma dilakukan secara mekanis yaitu
mencabut gulma menggunakan tangan ataupun mencabut gulma yang berada
disekitar tanaman dengan menggunakan alat seperti koret dan cangkul.
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui budidaya
edamame secara organik belum sepenuhnya menghasilkan pertumbuhan tanaman
yang optimal. Hal tersebut terkait dengan kendala-kendala yang dialami dalam
budidaya edamame secara organik. Adapun beberapa kendala yang dialami dalam
budidaya edamame secara organik adalah benih yang ditanam tidak tumbuh dan
mengalami pembusukan didalam tanah. Selain itu, lahan yang sulit untuk dilakukan
pengolahan karena masih banyak sisa tanaman yang belum dibersihkan.

F. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
dalam budidaya kedelai edamame secara organik terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan mulai dari proses pemilihan benih, pengolahan lahan, penanaman dan
pemeliharaan. Adapun kendala yang dialami dalam budidaya kedelai edamame
secara organik adalah petumbuhan tanaman yang mengalami keterhambatan yang
dipengaruhi oleh nutrisi yang kurang atau belum sepenuhnya nutrisi dapat diserap

11
oleh tanaman dan penerapan sistem pertanian organik di lahan budidaya tanaman
edamame tersebut belum dapat dilakukan secara optimal.
2. Saran
Semoga pada praktikum budidaya edamame ini semua mahasiswa dapat
mempelajari teknik budidaya dan pengaplikasian pupuk pada tanaman edamame.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai