Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TANAMAN BUAH

Disusun Oleh :
Muhamad Firmansyah Nugraha Adisty Erlangga
205001074

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS I PERTANIAN
UNUVERSITAS SILIWANGI
2022

ii
Daftar Isi

2022 .................................................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
BAB I PRAKTIKUM PENANAMAN MELON ...............................................................1
1.1. Pendahuluan .......................................................................................................1
a) Latar Belakang ...................................................................................................1
b) Tujuan ................................................................................................................1
1.2. Tinjauan Pstaka ..................................................................................................1
1.3. Metodologi .........................................................................................................3
a. Alat dan Bahan ...................................................................................................3
b. Waktu dan Tempat .............................................................................................3
c. Prosedur Kerja ....................................................................................................3
1.4. Hasil dan Pembahasan ........................................................................................4
1.5. Kesimpulan ........................................................................................................6
1.6. Daftar Pustaka ....................................................................................................6
BAB II PRAKTIKUM PERSEMAIAN PEPAYA .............................................................7
1.7. Pendahuluan .......................................................................................................7
a) Latar Belakang ...................................................................................................7
b) Tujuan ................................................................................................................8
1.8. Tinjauan Pstaka ..................................................................................................8
1.9. Metodologi ....................................................................................................... 12
d. Alat dan Bahan ................................................................................................. 12
e. Waktu dan Tempat ........................................................................................... 12
f. Prosedur Kerja .................................................................................................. 12
1.10. Hasil dan Pembahasan .................................................................................. 12
1.11. Kesimpulan .................................................................................................. 13
1.12. Daftar Pustaka .............................................................................................. 13

ii
BAB I
PRAKTIKUM PENANAMAN MELON

1.1. Pendahuluan
a) Latar Belakang
Melon (Cucumis melo L.) adalah salah satunya buah tropis dari
keluarga Cucurbitaceae potensi pengembangan yang besar sebagai
produk buah yang lebih baik berkat pemuliaan tanaman (Maryanto &
Daryono, 2017). Melon juga merupakan buah sangat disukai
masyarakat, kecuali isinya Nutrisi yang kaya, melon mengandung 90%
air dan 10D44 karbohidrat, yang menyegarkan untuk dimakan.
(Samadi, 2007) dan kaya akan vitamin A, C, D, K, β-karoten dan
mineral (kalium, magnesium, fosfor, natrium, selenium dan kalsium)
(Ivanova, 2012). Konsumsi melon sudah sampai di Indonesia 1.341,50
kg/penduduk/tahun (Departemen Hortikultura, 2004) dan pengalaman
di bidang produksi meningkat dari tahun 2010 85.161 ton menjadi
125.474 ton pada tahun 2012 (Badan Pusat Statistik Nasional, 2014).
Setelah Sobir & Siregar (2010). Melon memiliki daya tahan yang
rendah Infeksi Kyuri Green Mottle Mosaic Virus (KGMMV). dan
embun tepung. Fleksibilitas Melon pascapanen terbatas karena
ketersediaan pematangan enzimatik (Davis et al., 2006), sehingga
melon yang dipanen yang tidak dijual langsung membusuk dan
terbuang sia-sia. Melalui Daryono et al (2014) budidaya melon ramah
lingkungan Lingkungan adalah teknologi yang digunakan
Meminimalkan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
penanaman Melon yang meliputi teknik pembibitan, teknik Pemilihan
buah dan teknik pemanfaatan potensi lokal.
b) Tujuan
• Guna mengetahui budidaya tanaman melon.
• Guna mengetahui kendala teknis di lapangan dalam budidaya
melon.
• Guna mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
melon.
1.2. Tinjauan Pstaka
Tanaman melon untuk budidaya sebagian besar diperbanyak secara
reproduktif dari biji atau biji. Sekitar 16.000 hingga 20.000 bibit pohon
dibutuhkan untuk menanam satu hektar melon, yang setara dengan 500
hingga 700 gram bibit melon. Berdasarkan pedoman budidaya tanaman
melon dari Ebit (2020) bahwa sebelum ditanam benih terlebih dahulu harus
dikecambahkan dengan merendam benih dalam air hangat selama 6-8 jam,
bila benih tidak mengandung fungisida dapat ditambahkan fungisida pada
air rendaman tergantung dosisnya.

1
Kemudian siapkan polybag kecil atau kamar anak. Isi penanaman
sebagai campuran tanah dengan kompos atau pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1, lihat cara membuat media TK. Benamkan benih melon
sedalam 1-2 cm pada media tanam, persemaian harus dilindungi dengan atap
atau penutup plastik bening. Ini diperlukan untuk melindungi bibit yang
tumbuh dari panas yang berlebihan dan hujan langsung. Media tanam harus
dikontrol dan dipelihara untuk menjaga kelembaban. Air secara teratur,
tetapi tidak terlalu banyak.
Penaburan biasanya memakan waktu hingga 10-14 hari. Atau cap
pertumbuhan 2-3 daun. Pada titik ini bibit siap untuk dibawa ke penanaman.
Lahan yang akan ditanami melon dibajak terlebih dahulu hingga rata
dengan tanah, kemudian dibuat bangku dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-
50 cm, panjang 10-15 meter dan jarak tanam 50-60 meter. cm Setelah itu
dilakukan pemupukan dasar berupa kompos atau pupuk kandang sebanyak
15-20 ton/hektar. Tambahkan juga ZA, KCl dan SP-36 sebanyak 375 kg,
375 kg dan 250 kg per hektar. Campurkan pupuk ke dalam bedengan dan
aduk hingga merata di dalam tanah. Biarkan tanah selama 2-4 hari.
Jika pH tanah yang digunakan untuk menanam melon di bawah 5,
tambahkan dolomit atau kapur pertanian sebanyak 2 ton per hektar.
Campurkan ke dalam tanah setidaknya 2-3 hari sebelum pemupukan dasar.
Kemudian, tutupi bedengan dengan penutup plastik berwarna hitam
keperakan. Warna hitam di bagian bawah dan silver di bagian luar. Buat
lubang tanam di bagian atas tutupnya. Setiap bedengan memiliki dua baris
lubang tanam dengan jarak antar baris 60 cm dan jarak antar lubang 50-60
cm dalam satu barisan. Penutupan harus dilakukan minimal 2 hari sebelum
tanam, langkah selanjutnya adalah menyemai benih yang sudah disiapkan.
Satu biji per lubang tanam. Kemudian siram agar tidak mengering karena
kekeringan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari saat matahari
tidak terlalu terik.
Kelola budidaya melon dengan memasang fungsi input agar buah
yang dihasilkan tidak menyentuh tanah. Agar sinar matahari dapat
menembus seluruh bagian tanaman, ajir harus dipasang sebelum tanaman
tumbuh tinggi. Biasanya sebelum umur tanaman, 3 hari setelah tanam
pertama. Hal ini dilakukan agar ajir yang tertancap tidak merusak akar
tanaman. Siapkan tiang sepanjang 1,5 meter. Dorong ajir ke dalam lubang
tanam secara miring sehingga ujungnya berada di bagian dalam ajir.
Sehingga tanda silang membentuk huruf X. Kemudian siapkan bilah bambu
yang lebih panjang dan letakkan mendatar di antara tanda silang, ikat
dengan tali rafia.
Penyiraman secara rutin sangat penting dalam budidaya melon.
Siram setiap malam sampai tanaman berumur satu minggu. Selain itu,
disiram setiap dua hari. Saat musim hujan, saluran air harus berfungsi

2
dengan baik. Jangan biarkan tanah banjir. Tanaman melon tidak menyukai
tanah yang terlalu basah. Pemupukan diperlukan untuk tanaman berumur
seminggu. Pupuk yang digunakan harus dalam bentuk cair. Pupuk padat
dapat dilarutkan terlebih dahulu. Pupuk cair organik atau pupuk kimia
buatan dapat digunakan sebagai pupuk. Pemupukan dengan pupuk buatan
diberikan sebanyak 6 kali. Pupuk dilarutkan dalam air dan kemudian
ditaburkan di atas tanaman. Dosis pupuk 200-250 ml/tanaman. Pada musim
kemarau, penyerbukan dilakukan dengan penyerbukan serangga.
1.3. Metodologi
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
• Cangkul • Benih melon
• Hand Sprayer • Tanah
• Gunting • Pupuk Kandang
• Ajir • Pupuk Urea
• Polybag
b. Waktu dan Tempat
Praktikum budidaya melon mata kuliah Teknologi Produksi
Tanaman (TPT) Buah-Buahan ini dilaksanakan mulai dari hari kamis
06 Oktober 2022 hingga hari kamis 24 Nopember 2022 di samping
gedung Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi.
c. Prosedur Kerja
1) Penanaman
• Melakukan pencampuran tanah dan pupuk kandang
menggunakan cangkul
• Campuran tanah dan pupuk dimasukkan ke dalam polybag
• Membuat lubang tanam sedalam 5 cm
• Memasukkan benih ke dalam lubang tanam sebanyak 1
benih/lubang tanam
2) Pemeliharaan budidaya
• Melakukan penyiraman setiap harinya
• Melakukan pengamatan setiap satu minggu sekali
• Melakukan pencatatan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman budidaya
• Melakukan pemupukan urea setiap 2 minggu sekali.

3
1.4. Hasil dan Pembahasan
Table 1 Tabel Pengamatan Umum Pada budidaya Melon
Hasil Pengamatan (Jumlah)
Tanggal Tinggi
Daun Bunga Buah Keterangsan
Pengamatan (cm)
T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2
Penanaman
06 Oktober 2022 - - - - - - - -
benih
Pemberian
vitamin B
13 Oktober 2022 - - - - - - - -
secara
mandiri
Tanaman
mulai
tumbuh
namun
20 Oktober 2022 - - - - - - - -
masih sulit
diukur
tinggi
tanamannya
Pemberian
Pupuk Urea
27 Oktober 2022 10 9.5 5 7 - - - -
dari
laboratorium
Pemberian
vitamin B
3 Nopember 2022 27 22 14 8 - - - -
secara
mandiri
Pemberian
Pupuk daun
10 Nopember 2022 70 50 29 17 5 - - -
secara
mandiri
Pemberian
Pupuk Urea
16 Nopember 2022 80 70 31 19 19 8 - -
dari
laboratorium
Buah sudah
24 Nopember 2022 123 98 40 20 27 7 4 2
tumbuh
Keterangan: T1 ialah Tanaman 1 sedangkan T2 merupakan Tanaman 2 (tidak ada
perbedaan perlakuan)
Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan
bahwasannya tanaman melon mulai tumbuh pada 14 hst, hal tersebut menunjukkan

4
bahwasannya tanaman melon memiliki pertumbuhan yang normal dikarenakan
menurut Da’im (2019) bahwasannya proses penyemaian tanaman melon
memerlukan waktu sekitar 10 – 14 hst atau ditandai dengan tumbuhnya 2 – 3 daun.
Selain itu dikareanakan budidaya ini dilakukan ketika musim hujan sehingga
penyiraman tidak terlalu sering dilakukan untuk menghindari terjadinya genangan
pada polybag atau tanah terlalu lembab sehingga menhadirkan vektor penyakit
tanaman. Tanaman budidaya selama budidaya tidak mengalami defisiensi nutrisi
hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya gejala defisiensi nutrisi sehingga dapat
disimpulkan bahwa perlakuan terutama dalam pemberian nutrisi telah dilakukan
dengan cara yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Gambar 1 Pengamatan umum budidaya tanaman melon


Sumber: Dokumen pribadi penulis
Table 2 Pengamatan OPT
Nama Hama Jumlah ditemukan
Kumbang (Cercopis vulnerata) 10
Kumbang gmelin (Aulacophora
3
indica)
Siput 4
Kumbang Oteng-oteng
5
(Aulacophora similis)
Hama merupakan organisme pengganggu tanaman yang dimana
hama dapat menguntungkan dan juga dapat merugikan budidaya.
Keuntungan dari hama budidaya melon ialah adanya kehadiran kumbang
yang mulai terlihat pada 10 Nopember 2022 (35 hst) ketika bunga mulai
tumbuh. Hama kumbang dalam budidaya melon dapat membantu proses
penyerbukan pada tanaman melon. Namun, kehadiran hama ini juga
mengganggu pertumbuhan tanaman. Hal tersebut dikarenakan bahwa
kumbang merupakan hama yang rakus sehingga daun tanaman melon dapat
habis dimakan hama ini sehingga kehadiran kumbang perlu dikendalikan
agar tidak mengganggu perumbuhan tanaman.

5
Gambar 2 Hama Tanaman Melon
Sumber : Dokumen pribadi penulis
1.5. Kesimpulan
Tanaman melon memerlukan perlakuan khusus dalam budidayanya
dikarenakan cukup sering ditemukannya hama selama proses praktikum
budidaya melon.
1.6. Daftar Pustaka
Daryono, B.S., dan S.D. Maryanto. 2017. Keanekaragaman dan Potensi
Sumber Daya Genetik Melon. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. Hal: 2, 16, 77-80.
Davis, A. R., Levi, A., Wehner, T., & Pitrat, M. (2006). PI 525088-PMR, a
melon race 1 powdery mildew resistant watermelon line.
HortScience, 41(7), 1527–1528.
https://doi.org/10.21273/HORTSCI.41.7.1527
Ivanova PH. 2012. The melons raw material for food processing. In 50 years
Food RDI International Scientific-Practical Conference “Food,
Technologiesand Health” Proceeding Book (pp. 023-026). Bulgaria:
Plovdiv
Samadi, B. 2007. Melon Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen.
Kanisius: Yogyakarta. Hal: 13-18.
Sobir dan F. D, Siregar. 2014. Berkebun Melon Unggul. Jakarta: Penebar
Swadaya.

6
BAB II
PRAKTIKUM PERSEMAIAN PEPAYA
1.7. Pendahuluan
a) Latar Belakang
Buah pepaya merupakan buah yang serba guna dan memiliki
nilai gizi yang tinggi, terutama kadar vitamin C dan A. Setiap 100
gramnya mengandung 3,65 mg vitamin A dan 78 mg vitamin C.
Seluruh tanaman pepaya sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Buah pepaya dapat dijadikan makanan atau pakan ternak.
Pepaya kaya akan pektin, sehingga dapat dibuat selai dengan
penambahan gula pasir dan asam sitrat untuk mendapatkan selai
yang baik yaitu tidak encer dan mengkilat (Dudung, 1999). Pepaya
adalah tanaman buah dalam keluarga Caricaceae yang berasal dari
Amerika Tengah dan Karibia bahkan daerah sekitar Meksiko dan
Kosta Rika. Tanaman pepaya banyak ditanam di daerah tropis dan
subtropis, daerah basah dan kering, atau daerah dataran dan
pegunungan (hingga 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah
meja yang berharga dan bergizi (BAPPENAS, 2000). Ciri-ciri
pepaya varietas Solo adalah ukuran buahnya yang kecil dan
bentuknya mirip dengan bentuk buah alpukat berleher. Varietas
pepaya bangkok dikenal dengan pepaya thailand, dengan kulit luar
mirip pepaya cibinong yang kasar dan bergelombang atau
bergelombang. Cara memasaknya sama 2, mulai dari ujung buah.
Satu-satunya yang membedakan mereka adalah pepaya bangkok
lebih bulat dan lebih besar dari pepaya cibinong. Pepaya Jeruk
Varietas pepaya yang terbuat dari daging buah semangka berwarna
merah dan berair dengan rasa yang manis. Kulit buah berwarna
kuning, berat buah sekitar 1,5 kg/buah (Fachruddin. 1998). Dalam
pembuatan selai pepaya diperhatikan beberapa faktor utama yaitu
kandungan gula dan pektin (Fachruddin, 1998). Selai buah atau
marmalade yang baik harus berwarna-warni, bening, keras seperti
agar-agar tetapi tidak terlalu keras, dan memiliki rasa buah asli.
Buah yang bisa dibuat selai atau jeli sudah matang tetapi tidak
terlalu matang dan tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan.
Selai yang terbuat dari buah menghasilkan lebih banyak buah
daripada yang dibuat menjadi agar-agar, jadi buah yang murah
digunakan untuk membuat agar-agar. Buah muda tidak dapat
diolah menjadi selai atau jeli karena masih banyak mengandung
pati (karbohidrat) dan kandungan pektinnya rendah. Kulit buahnya
juga dapat digunakan untuk membuat selai atau agar-agar
(Margono, 1993). Pektin adalah polimer asam D-galactoronic yang
dihubungkan oleh ikatan β-1,4-glikosidik. Beberapa gugus

7
karboksil dari polimer pektin diesterifikasi dengan metil menjadi
metoksil. Senyawa ini disebut asam pektat atau pektin. Asam
pektat ini, bersama gula dan asam, membentuk gel pada suhu
tinggi, seperti yang terjadi saat membuat selai. Tingkat metilasi
atau jumlah gugus karboksil yang diesterifikasi dengan metil
menentukan suhu gelasi. Semakin tinggi derajat metilasi, semakin
tinggi suhu gelasi. Pektin dengan derajat metilasi 74 diperlukan
untuk menghasilkan selai, yang berarti 74% gugus karboksilnya
termetilasi (Hasbullah, 2001). Buah sangat cepat berubah warna
karena agen fisik seperti sinar matahari dan pemotongan, dan agen
biologis (jamur), sehingga mudah busuk. Oleh karena itu,
pengolahan buah untuk memperpanjang umur simpannya
sangatlah penting. Berbagai makanan dapat diolah dari buahnya,
termasuk selai (Margono, 1993). Tanaman pepaya tumbuh subur di
daerah tropis. Pepaya juga mudah ditemukan di berbagai tempat di
Indonesia. Orang Indonesia sangat menyukai buah pepaya,
terutama yang murni. Pepaya yang biasa ditemukan di Solo adalah
Pepaya Bangkok, Pepaya Solo (Hawaii), Pepaya Jinggo. Pada
penelitian ini peneliti ingin menggunakan 3 jenis pepaya yaitu
pepaya bangkok, pepaya solo dan pepaya jinggo. Tidak hanya
buahnya yang mudah didapatkan di pasaran saja, buah ini juga
memiliki bentuk, warna dan rasa buah yang berbeda. Oleh karena
itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh varietas pepaya
terhadap kandungan vitamin C, sifat sensoris dan rasa selai pepaya.
Pada penelitian ini, kami ingin mengetahui perbedaan kandungan
vitamin C, karakteristik sensori dan nilai rasa dari masing-masing
varietas pepaya.
b) Tujuan
• Guna mengetahui budidaya tanaman pepaya.
• Guna mengetahui kendala teknis di lapangan dalam budidaya
pepaya.
• Guna mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
pepaya.
1.8. Tinjauan Pstaka
Tanaman pepaya (Carica papaya L) merupakan tanaman asli
Meksiko bagian selatan dan Nilaragua. Kemudian mulai dibudidayakan dan
diperluas ke negara-negara tropis seperti Indonesia yang saat ini sangat
populer dan digemari masyarakat. Pepaya California adalah salah satu
varietas pepaya terbaik, batangnya tidak terlalu tinggi, hanya 1,5-3 meter,
umur panen 8-9 bulan, dan dapat terus tumbuh dan panen hingga 4 tahun.
Panen bisa mingguan karena produksi 2-3 buah bisa 1,9-3,6 ton per hektar.
Potensi pasarnya masih sangat terbuka dan penanamannya cukup mudah

8
dilakukan, apalagi mengingat sebagian besar wilayah Indonesia memiliki
tanah yang berpasir dan subur dengan banyak sinar matahari.
Tanaman pepaya memiliki batang berongga, jaringan lunak dan
berair. Tumbuhan ini memiliki akar tunggang dan akar lateral yang lunak.
Pertumbuhan akarnya rendah dan agak lemah, bunganya tumbuh sendiri-
sendiri atau berjajar di ketiak daun dan terdiri dari tiga jenis bunga, yaitu
bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna dengan benang sari putik
atau bersifat hermafrodit. Pohon pepaya jantan, pohon betina dan pohon
sempurna dikenal dengan sifat bunga ini. Pohon pepaya jantan tidak
menghasilkan buah, sedangkan pohon pepaya betina menghasilkan buah
yang bulat dengan daging buah yang tipis, sedangkan buahnya sempurna,
bentuk buahnya lonjong. Cara melakukan budidaya:
A. Pemilihan biji pepaya
Tahap awal adalah pemilihan bibit pepaya dengan memilih bibit
dari pohon yang sempurna. Memilih bibit masa depan membutuhkan
ketelitian dan keterampilan, asalkan buahnya memanjang, polos dan
bebas penyakit. Buah dibiarkan matang selama mungkin di pohon. Biji
pepaya terletak di dalam lubang buah, ada yang berwarna hitam pekat,
ada pula yang berwarna putih muda. Benih putih adalah benih mati
yang tidak akan tumbuh. Habbatussauda dapat tumbuh menjadi pohon,
tetapi hanya sekitar 25-50% yang akan tumbuh menjadi pohon utuh,
tergantung susunan genetiknya. Sisanya menjadi pohon betina dan
jantan. Biji yang tumbuh di ujung buah memiliki peluang tumbuh
menjadi pepaya utuh dibandingkan dengan batangnya. Untuk memetik
bijinya, Anda harus mengambil bijinya dari bagian atas buah ke tengah.
Jangan memetik biji dari pangkal buah.
Sebelum disemai, benih yang masih kering harus
dikecambahkan terlebih dahulu. Hal ini berfungsi untuk mempersingkat
waktu budidaya pepaya. Pertama, rendam benih dalam air hangat
semalaman. Kemudian pilih benih yang akan tenggelam atau tidak
mengapung di air.
Siapkan kertas tisu untuk pembungkus, basahi kertas tisu
dengan air. Sebarkan benih yang sudah direndam di atas tisu, tutupi
dengan tisu, dan bilas atau basahi. Tempatkan paket benih di kotak
bambu besek atau wadah serupa. Situs atau wadah harus permeabel atau
dapat dikeringkan.
Tempatkan wadah di bawah sinar matahari, jangan terlalu
panas, benih membutuhkan suhu sekitar 30 derajat Celcius untuk
berkecambah. Benih akan berkecambah dalam 7-10 hari atau mungkin
lebih lama.
Saat benih berkecambah menjadi semai, pindahkan pucuk ke
dalam kantong tanaman, satu bibit ke dalam polybag. Pilih polybag

9
kecil dengan ukuran 9×10 cm. Isi terlebih dahulu polibag dengan media
semai yang terdiri dari tanah yang diayak, kompos, arang tempurung
dengan perbandingan 1:1:1.
Setelah memindahkan benih, basahi media untuk
mempertahankan kelembapan. Kemudian tempatkan polibag di
persemaian yang teduh. Layar bisa berupa plastik bening atau heather.
Fungsinya untuk melindungi benih dari hujan langsung, sengatan
matahari dan angin. Bibit dapat ditanam di tanah terbuka 2-2,5 bulan
setelah disemai. Kebutuhan bibit pepaya per hektarnya sekitar 60 gram.
B. pengolahan tanah tanaman
Sembari menunggu bibit dibawa ke perkebunan, Anda bisa
mulai membudidayakan perkebunan menggunakan lahan yang luas
seperti bajak atau traktor. Buat kandang selebar 2 meter, panjang sesuai
bentuk tanah dan tinggi 20-30 cm. Interval tanam pepaya <0>1 ha, jarak
tanam 3×3 meter Lubang tanaman sedalam 50x50x40 cm. Sebaiknya
jangan membuat lubang tanam pada saat musim hujan. Saat menggali
lubang tanam, pisahkan tanah atas dan bawah. Biarkan lubang terbuka
selama 1-2 minggu. Ingatlah untuk memasukkan pupuk ke dalam
lubang tanam. Setelah itu kembalikan pupuk dan tambahkan sisa galian,
aduk hingga merata.Dan tunggu hingga benih siap dipindahkan ke
tempat penanaman.
Transplantasi/tanam bibit pepaya di lapangan
Bibit yang telah siap sekurang-kurangnya memiliki 4-5 helai
daun, tinggi bibit sudah mencapai 20-30 cm, jika sudah penuh dapat
ditanam tanaman sebagai berikut : pilih bibit yang sehat, kuat dan kuat
lalu bawa ke tempat penanaman, sebaiknya ditanam pada pagi atau sore
hari agar benih dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik, buka
kantong plastik berisi benih dengan hati-hati, berhati-hatilah agar tidak
merusak akarnya. kemudian tanam bibit tersebut pada media tanam
hingga akar tertutup di bawah permukaan tanah, Setelah itu, sirami
tanaman, tetapi jangan biarkan airnya tergenang, Setelah 3-4 hari
tanaman mulai beradaptasi dengan baik dan menunjukkan
pertumbuhan.
Jika tanaman tampak sekarat, yang terbaik adalah segera
menjepitnya dan menggantinya dengan yang baru agar pertumbuhan
terjadi pada saat yang bersamaan.
C. pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan meliputi:
1) Sulaman sayuran
Penyulaman tanaman dilakukan setelah tanaman berumur
1,5 bulan setelah tanam. Tanaman yang tumbuh buruk atau sakit
dibuang dan diganti dengan bibit baru. Jika menggunakan dua biji

10
dalam satu lubang tanam, buang saja tanaman yang tidak bagus
tampilannya.
2) Cara memilih pepaya yang sempurna:
Amati saat pertama kali pohon berbunga. Bunganya
tumbuh di ketiak daun. Ketika bunga tumbuh, itu berarti bunga
betina atau bunga sempurna. Bunga ini muncul pada umur 4 bulan.
Jika jantan berkelompok atau seri, pohon harus dicabut dan
disulam dengan bibit lain.
Pilih bunga dan tekan ujungnya dengan ibu jari Anda
hingga terbuka. Jika bunga yang keluar adalah pohon jantan, berarti
pohon ini sangat cocok untuk dipelihara. Bunga penuh muncul
setelah 1-2 bulan
Jika setelah memetik bunga betina, pohon itu adalah pohon
betina. Artinya harus disingkirkan. Kemudian menyulam tanaman
yang dibatalkan dengan bibit baru. Atau jika kita menggunakan
metode menanam dua pohon dalam satu lubang tanam, pindahkan
seluruh pohon dari lubang lainnya. Karena hanya pohon yang
sempurna yang dapat tumbuh di dalam lubang.
D. pemupukan
Pemupukan penting untuk menambah unsur hara pada tanah
agar tanaman dapat menyerapnya secara maksimal. Tentu saja, karena
nutrisi dalam tanah semakin berkurang, terutama karena tumbuh lebih
lama, nutrisi juga membutuhkan lebih banyak nutrisi. Oleh karena itu,
Anda harus menambah elemen dengan mengalikan jarak. Anda dapat
menggunakan pupuk cair atau pupuk buatan sesuai dosis yang
dianjurkan
Pemupukan berikutnya dimulai 2 minggu setelah tanam bibit.
Pemupukan dilakukan dengan menggali parit di sekitar pepaya.
Kedalaman lubang sekitar 5-10 cm. Campuran pupuk ditempatkan di
parit.
E. Panen

Langkah terakhir dalam proses budidaya adalah pemanenan


tanaman pepaya yang biasanya sudah bisa dipanen saat tanaman
berumur 9-14 bulan. Frekuensi panen bisa setiap 10 hari sekali.
Produktivitas budidaya pepaya bervariasi antara 20-35 ton per hektar.
Produktivitas ini tergantung pada kondisi iklim, varietas dan teknik
budidaya. Buah pepaya yang dipilih harus mendekati kematangan
pohonnya. Ciri-cirinya antara lain garis-garis kuning pada kulit buah.
Jika hasil panen dipasarkan ke lokasi yang jauh, bisa dipetik lebih awal.

11
1.9. Metodologi
d. Alat dan Bahan
Alat Bahan
• Cangkul • Benih pepaya f0
• Hand Sprayer • Tanah
• Baki
e. Waktu dan Tempat
Praktikum budidaya pepaya mata kuliah Teknologi Produksi
Tanaman (TPT) Buah-Buahan ini dilaksanakan mulai dari hari kamis
Oktober 2022 hingga hari kamis 24 Nopember 2022 di green house
samping gedung Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas
Siliwangi.
f. Prosedur Kerja
1) Penanaman
• Melakukan pengambilan tanah
• Membuat lubang tanam sedalam 5 cm
• Memasukkan benih ke dalam lubang tanam sebanyak 1
benih/lubang tanam
2) Pemeliharaan budidaya
• Melakukan penyiraman setiap harinya
• Melakukan pengamatan setiap satu minggu sekali
• Melakukan pencatatan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman budidaya
• Melakukan pemupukan urea setiap 2 minggu sekali.
1.10. Hasil dan Pembahasan
Pada proses praktikum budidaya tanaman pepaya tidak
menunjukkan adanya perkecambahan meskipun dilakukan dengan
penyiraman yang terjadwal. Hal tersebut dapat dipengaruh oleh faktor benih
dan juga dapat dipengaruhi faktor lingkungan.
a. Faktor benih
Benih yang didapatkan diperkirakan bukanlah benih yang baik
hal tersebut ditunjukkan dengan benih yang direndam air selama 15
menit mengapung diatas air hal ini menunjukkan bahwasannya benih
yang didapatkan merupakan benih dengan kualitas yang buruk
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perkecambahan
tanaman pepaya yang dimana tanah yang diambil memiliki potensi
kekurangan unsur unsur hara yang dibutuhkan tanaman selama proses
budidaya.

12
1.11. Kesimpulan
Tanaman pepaya dalam budidayanya memerlukan perhatian yang
cukup serius baik dalam penentuan benih maupun budidaya. Selain itu,
tanah yang akan digunakan dalam proses budidaya perlu diadakannya
evaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi tanah dan perlakuan
yang perlu dilakukan.
1.12. Daftar Pustaka
Dudung Muhidin, 1999. Agro Industri Papain dan Pektin. Jakarta :
Swadaya.
Hasbullah, 2001. Tepat Guna Agroindustri. Jakarta
Kemal Prihatman. 2000. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di
Perdesaan, BAPPENAS. Jakarta
Lisdiana Fachruddin. 1998. Membuat Aneka Selai Komsumsi. Yogyakarta
Tri Margono, 1993. Buku Panduan Teknologi Pangan. PDII-LIPI. Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai