DOSEN PENGAMPUH
IBU SAVITRI.,S.P.,M.P
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teknik Budidaya Tamanan Coklat Mulai
Dari Penyemaian Hingga Teknologi Pasca Penen.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penulisan
2.2. Persiapan Bahan Tanam Dan Penyemaian Benih Kakao Atau Coklat
Tinggi rendahnya hasil tanaman Kakao disamping sangat dipengaruhi oleh faktor
iklim dan tanah juga sangat dipengaruhi oleh bahan tanam (bibit) yang digunakan. Bibit itu
sendiri mempunyai potensi berproduksi (potensi genetis) sedangkan iklim dan kesuburan
tanah sebagai faktor lingkungan akan memberikan kesempatan bagi bibit untuk mencapai
potensinya.
1. Bibit yang akan ditanam dapat berupa :
(1) bibit kakao asal benih atau tanaman semai, yaitu bibit yang dihasilkan dari
penyemaian benih unggul yang sudah teruji potensinya seperti misalnya benih Hibrida
F1,
(2) bibit kakao klonal yang diperoleh melalui okulasi , sambung pucuk, stek,
dancangkokan. Perbanyakan bibit melalui stek dan cangkokan sangat jarang
dilakukan sedangkan yang umum dilakukan untuk mendapatkan bahan tanam yang
mudah dan cepat adalah dengan sambung pucuk. Bibit Kakao asal benih maupun bibit
Kakao klonal dari sambung pucuk maupun okulasi sudah siap ditanam di kebun
setelah berumur 6 – 7 bulan.
2. Merendam Benih Coklat (Kakao)
Rendam biji Coklat (Kakao) dengan air bersih (suhu kamar, 20-26 C) selama 15
menit.
Air untuk merendam sebaiknya air kemasan atau air matang.
Ambil biji menggunakan saringan dan cuci dengan air bersih (air matang).
Air matang adalah air yang sudah direbus dan dapat diminum langsung.
Tiriskan/entaskan (biarkan di udara terbuka sampai kering sendiri).
2.4. Penanaman
Apabila tanaman penaung diperkirakan sudah akan dapat menaungi bibit Kakao muda
yang akan ditanam dengan baik, maka pekerjaan berikutnya adalah penanaman. Hal-hal yang
mesti dilakukan dalam kegiatan ini adalah :
Lobang tanam yang telah penuh berisi campuran tanah galian dan bahan organic perlu
diberi pupuk dasar NPK sebanyak 100 gram per lubang, kira-kira 2 minggu sebelum
penanaman.
Bibit yang akan ditanam tentunya yang subur dan tumbuh seragam hendaknya disiram
sebelum dibawa ke kebun, diangkat secara hati-hati supaya keadaan bibit dan tanah
dalam polybag tidak terganggu.
Bilamana lokasi kebun jauh dari tempat pembibitan, bibit hendaknya dilindungi dari
terpaan angin dan cahaya matahari langsung selama dalam perjalanan pengangkutan.
Pada saat hendak menanam bibit, bagian bawah polybag dipotong dengan pisau tajam
kemudian polybag ditarik dengan hati-hati, diusahakan tidak ada akar terputus, dan
tanah dalam polybag tidak pecah-pecah apalagi hancur. Bibit yang sudah
dimasukkan ke lobangtanam kemudian ditimbun sepenuhnya dan pangkal batang bibit
dibiarkan lebih tinggi 2 – 3 cm dari permukaan tanah kebun
Untuk menegakkan pohon bibit dan memudahkan dalam pemeliharaan, hendaknya
setiap pohon bibit diikatkan pada kayu pancang atau bilah-bilah bambu yang kuat.
Penanaman hendaknya dilakukan pada musim penghujan. Dalam keadaan musim
berlangsung normal, penanaman sebaiknya dilakukan akhir bulan Nopember sampai
Desember.
2.4. Pemeliharaan Tanaman
Bibit Kakao yang telah ditanam sesuai langkah-langkah seperti disebutkan di atas
diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dan pada akhirnya potensi
produksinya dapat dicapai. Hal ini baru akan terjadi jika selama tanaman tumbuh di lapangan
dilakukan kegiatan pemelihraan tanaman secara terus menerus ,penuh kesabaran dan tekun
berupa hal-hal sebagai berikut :
1. Penyiangan
Rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman Kakao muda hendaknya
dibersihkan secara berkala untuk menghindari terjadinya persaingan hara maupun cahaya
matahari. Rumput-rumput / tanaman liar yang tumbuh agak jauh dari tanaman Kakao
sepanjang tidak menaungi, sebaiknya dibiarkan saja tumbuh. Namun setelah pertumbuhan
tanaman liar ini maksimum, ditandai dengan mulai berbunga baru kemudian dirabas dan sisa-
sisa tanaman liar ini dijadikan mulsa.
2. Pemupukan
Pemupukan ini dimaksudkan menambah unusur-unsur (hara) yang ada dalam tanah
sebagai akibat telah berkurangnya hara tanah karena dipakai selama pertumbuhan tanaman
Kakao atau hara tanah hilang karena hanyut terbawa air hujan. Pemupukan sebaiknya
dilakukan setiap 3 bulan sekali selama tanah masih cukup lembab menggunakan pupuk N, P,
dan K atau dapat pula menggunakan pupuk organic. Namun apabila tanah tidak cukup
lembab terutama selama musim-musim kemarau maka sebaiknya pemupukan dilakukan 2
kali setahun, yaitu pada pemulaan musim penghujan dan pada akhir musim penghujan. Dosis
pemupukan disesuaikan dengan umur tanaman.
3. Pemangkasan
Pada garis besarnya maksud dan tujuan pemangkasan tanaman Kakao adalah untuk :
Membentuk kerangka dasar pohon yang baik, kuat menyanggah cabang / ranting /
daun, agar diperoleh percabangan yang seimbang sehingga distribusi cahaya matahari
merata ke seluruh bagian tanaman
Menghilangkan cabang-cabang yang tidak perlu atau yang tidak dikehendaki, seperti
misalnya tunas-tunas air, cabang mati, cabang rusak, cabang sakit, dll.
Mendorong tanaman membentuk daun-daun baru yang kemampuannya berasimilasi
lebih tinggi
Menjamin sirkulasi udara di sekitar pertanaman lebih lancar sehingga kondisi kebun
tidak lembab dan tanaman tercukupi kebutuhannya terhadap karbondioksida
Meningkatkan kemampuan tanaman untuk membentuk bunga dan buah
Mempermudah melakukan kegiatan atau perlakuan terhadap tanaman , misalnya :
pemupukan, pengendalian organism pengganggu tanaman, panen, dll.
Dari uraian di atas pemangkasan yang dimaksudkan dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan tanaman untuk membentuk bunga dan buah adalah merupakan perlakuan pokok
pada pemangkasan karena perlakuan ini akan berpengaruh langsung terhadap hasil yang
diperoleh. Secara rinci hal-hal yang dilakukan agar kemampuan tanaman membentuk bunga
dan buah meningkat melalui pemangkasan, adalah sebagai berikut :
a. Menghilangkan / memangkas semua tunas air
b. Menghilangkan cabang-cabang balik, yaitu cabang yang tumbuhnya mengarah atau masuk
ke dalam tajuk
c. Memotong cabang-cabang yang menggantung dan tidak produktif. Sedangkan yang
produktif dipotong sebagian pada bagian lengkungan sehingga pertumbuhan cabang bisa
diarahkan ke atas. d. Menghilangkan semua cabang-cabang cacing, yaitu cabang kecil yang
tumbuhnya kerdil
e. Memangkas cabang-cabang yang terlalu rapat atau sangat berdekatan satu sama lain
f. Memangkas cabang yang saling tindih, baik di dalam individu tanaman itu sendiri maupun
dengan cabang dari tanaman lain disekitarnya
g. Menghilangkan cabang-cabang yang rusak, baik karena serangan hama dan penyakit
maupun karena penyebab lainnya
h. Memotong puncak tajuk yang diperkirakan akan menyebabkan ketinggian tajuk dapat
melebihi 4 meter.
Dalam melakukan kegiatan pemangkasan, beberapa hal penting yang sangat perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
Dianjurkan melakukan pemangkasan sering-sering, namun dengan intensitas ringan
( 2-3 bulan sekali)
Tidak melakukan pemangkasan pada musim kemarau, kecuali jika tersedia air tanah
yang cukup dari air irigasi
Tidak melakukan pemangkasan dengan intensitas berat (banyak cabang dengan
diameter 2,5 cm atau lebih) dipotong bersamaan, kecuali jika terpaksa misalnya
karena tanaman tersebut tidak pernah dipangkas dalam waktu yang cukup lama
Sebelum pemangkasan Kakao, sebaiknya pohon penaung dipangkas terlebih dahulu
kira-kira 1-2 bulan sebelum pemangkasan Kakao. Perlu ada jarak antara tajuk
tertinggi dari tanaman Kakao dengan tajuk terendah dari tanaman penaung.
Kebun Kakao yang terpelihara dengan baik melalui pemangkasan tanaman Kakao
maupun tanaman penaung yang benar akan ditandai oleh masuknya cahaya matahari
(bunga-bunga cahaya) secara merata di bawah tajuk tanaman Kakao.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Organisme pengganggu tanaman yang terdiri dari hama maupun penyakit adalah salah
satu factor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta hasil
Kakao yang dibudidayakan. Bila organisme pengaganggu ini tidak dikendalikan
perkembangan dan penyebarannya niscaya akan terjadi penurunan hasil dan bahkan akan
terjadi gagal panen. Beberapa hama utama dan penyakit penting yang perlu mendapatkan
penanganan adalah :
a. Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella snellen), biasa disebut PBK. Hama ini
menyerang buah kakao dengan gejala serangan : terdapatnya bekas lubang pada permukaan
kulit buah; buah akan masak sebelum waktunya; perkembangan buah tidak normal; buah
susah dibelah, dan biji-biji saling berdempet. Cara pengendalian yang dianjurkan terhadap
hama ini adalah : budidaya tanaman sehat; pengembangan musuh alami, seperti semut hitam,
jamur entomopatogen; sarungisasi atau penyelubungan buah sejak masih muda; dan
penggunaaninsektisida piretroid sintetik seperti misalnya deltametrin, Fipronil, Lamda
sihalotrin, betasiflutrin, alfa sipermetrin dengan konsentrasi formulasi 0,00 – 0,12 %.
b. Kepik penghisap buah Kakao (Helopeltis sp.). Kepik muda dan dewasa menyerang buah
kakao dengan cara mencucuk dan menghisap cairan sel buah. Akibatnya timbul bercak-
bercak cekung berwarna coklat kehitaman sampai buah muda menjadi layu dan kering. Pada
tingkat serangan berat, daun-daun layu kemudian gugur dan ranting-ranting layu mengeras.
Pengendalian hama kepik ini efektif bila : dilakukan pemangkasan teratur; penyemprotan
dengan menggunakan pestisida; dan menggunakan musuh-musuh alami seperti semut hitam
(Dolichoderus thoracicus).
c. Penggerek batang (Squamura sp. ). Ulat (larva) hama ini merusak batang / cabang dengan
menggerek menuju empelur (xylem), dengan gerakan membelok ke atas. Pada permukaan
lubang gerekan akan terdapat campuran kotoran dengan serpihan jaringan tanaman. Akibat
gerekan ulat ini, bagian tanaman di atas lubang gerekan akan merana, layu, kering dan
akhirnya mati. Pengendalian terhadap ulat ini adalah : secara mekanik dengan memotong
cabang / batang yang digerek dengan jarak pemotongan sekitar 10 cm ke arah pangkal dari
lubang gerekan, kemudian ulat dimatikan; secara kimiawi dengan menggunakan insektisida.
d. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora Butl,(Butl.). Penyakit ini disebabkan oleh
jamur yang namanya Phytophthora palmivora Butl,(Butl.), menyerang buah yang masih
muda sampai buah dewasa. Buah yang terinfeksi menunjukkan gejala terjadinya pembusukan
disertai percak cokelat kehitaman dengan batas yang tegas. Perkembangan percak cokelat
cukup cepat dan dalam waktu yang singkat seluruh permukaan buah menjadi busuk, basah
dan berwarna cokelat kehitaman. Dalam kondisi lembab pada permukaan buah akan muncul
serbuk berwarna putih yang tak lain adalah spora P. palmivora yang sering kali bercampur
dengan jamur sekunder (jamur lain). Serangan penyakit ini bisa ditangani dengan cara
sanitasi dan pemakaian fungisida racun kontak. Sanitasi yaitu memetik semua buah busuk
yang dilakukan bersamaan kemudian dibenamkan ke dalam tanah. Aplikasi fungisida racun
kontak dilakukan dengan cara disemprotkan pada buah sehat setelah dilakukan sanitasi. Jenis
fungisida yang bisa dipakai adalah fungisida yang berbahan aktif tembaga, seperti misalnya
Copper Sandoz, Nordox, Cupravit, Vitigran Blue dengan konsentrasi 0,3 % interval waktu 2
minggu . Penyemprotan hendaknya dilakukan terhadap buah-buah yang telah berumur rata-
rata 3 bulan atau panjang buah 10 cm. Pengendalian serangan penyakit ini dapat pula
dilakukan dengan menanam klon-klon (bibit kakao) tahan, seperti DRC 16 dll.
e. Penyakit Kanker batang (Phytophthora palmivora Butl,(Butl.).Gejala serangan terlihat pada
kulit batang, yaitu bercak-bercak berwarna gelap atau kehitaman dan agak berlekuk. Pada
bercak hitam ini sering ditemukan cairan kemerahan yang lama kelamaan menjadi seperti
lapisan karat. Apabila kulit batang yang terserang dikupas akan terlihat di bawahnya
membusuk dan berwarna merah anggur. Pada batang kecil yang terserang dapat dilakukan
pengendalian dengan mengupas kulit batang atau cabang yang membusuk sampai batas kulit
yang sehat, kemudian diolesi bahan penutup luka seperti ter, TB 192 atau fungisida berbahan
aktif tembaga dengan konsentrasi 5 – 10 %. Apabila tingkat serangannya berat, batang yang
terserang kerusakannya sampai mengelilingi batang, sebaiknya tanaman tersebut dipotong
dan dibakar.
2.5. PANEN
Panen Kakao dimulai setelah buahnya masak yang ditandai oleh adanya perubahan
warna kulit buah. Buah yang waktu muda berwarna hijau setelah masak akan menjadi
berwarna kuning sedangkan buah yang saat mudanya berwarna merah setelah masak akan
berubah menjadi berwarna orange. Dari saat pembuahan samp;ai buah siap panen diperlukan
waktu rata-rata 6 bulan.
Pemetikan buah Kakao dilakukan dengan memotong tangkai buah menggunakan
pisau tajam agar tempat tangkai buah yang menempel dengan batang / cabang tidak
terkelupas atau rusak. Buah yang dipetik hendaknya buah yang sudah masak sebab buah
yang kurang masak kandungan gula pada pulpnya kurang, dan ini berakibat terhadap kurang
baiknya hasil permentasi biji coklat. Buah yang sudah dipetik kemudian dikumpulkan untuk
dipecah dan dipisahkan antara biji dengan kulit buah. Biji-biji hasil pemisahan dengan kulit
buah kemudian dapat diproses lebih lanjut untuk kemudian dijemur di bawah terik matahari
sampai kering dengan kadar air lebih kurang 12 % selanjutnya disimpan dalam gudang
penyimpanan.
BAB III
PENUTUP
Tanaman Kakao sebagai salah satu tanaman yang prospektif untuk dikembangkan di
Indonesia,
namun menuntut teknologi budidaya yang sesuai untuk setiap klon (varietas) dan lingkungan
spesifik tertentu.
Ada hal yang perlu kita renungkan, bukankah tanaman-tanaman termasuk Kakao
sesungguhnya adalah makhluk hidup ciptaanNYA juga, maka peliharalah mereka dengan
sebaik-baiknya dengan tulus dan penuh kasih, niscaya akan memberikan manfaat bagi kita
semua. Terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga bahan ajar sederhana ini bisa
disusun, mudah-mudahan bermanfaat bagi para mahasiswa dan kita pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, S. 2005. Teknologi Pasca Panen Kakao untuk Masyarakat Perkakaoan Indonesia.
Jakarta. BPPT Press. 223 hal : 34-45
[BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2012. Teknologi Pengolahan Biji Kakao
menuju SNI Biji Kakao 01-2323-2008. Yogyakarta. 37 hal: 19-34
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 01:2323:2008 Biji Kakao . Badan Standarisai
Nasional. Jakarta. 37 hal.
Chin, E., K.B. Miller, M.J. Payne, W.J. Hurst and D.A. Stuart. 2013. Comparison of
antioxidant activity and flavanol content of cocoa beans processed by modern and traditional
Mesoamerican methods. Heritage Science . Page 1-7