Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN COKLAT

MULAI DARI PENYEMAIAN BENIH HINGGA


TEKNOLOGI PASCA PANEN
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
ADE YULIA SANI
NIM:19130007

DOSEN PENGAMPUH
IBU SAVITRI.,S.P.,M.P

PRODI AGROTEKNOLOGI-FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS ABULYATAMA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teknik Budidaya Tamanan Coklat Mulai
Dari Penyemaian Hingga Teknologi Pasca Penen.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tanaman Perkebunan Utama.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Teknik Budidaya Tamanan
Coklat Mulai Dari Penyemaian Hingga Teknologi Pasca Penen bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Savitri selaku dosen Mata Kuliah


Tanaman Perkebunan Utama. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Aceh Besar, 20 Juli 2022

Penulis

Ade Yulia Sani


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penulisan

BAB II TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN COKELAT


2.1 Pengertian Tanaman Cokelat
2.2 Persiapan Bahan Tanam Dan Penyemaian Benih Kakao Atau Coklat
2.3. Persiapan Lahan
2.4. Penanaman
2.5. Pemeliharaan
2.6. Panen

BAB III PENUTUP


DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman Kakao/coklat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komuditas
perkebunan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani di Indonesia, khususnya di sentra-sentra pengembangan Kakao.Kakao
merupakan tanaman tahunan yang dapat mulai berbuah pada umur 4 tahun, dan apabila
dikelola secara tepat maka masa produksinya dapat bertahan lebih dari 25 tahun. Dalam skala
perkebunan penanaman Kakao di Indonesia dimulai pada tahun 1780 di Minahasa
selanjutnya pada tahun 1858 dikembangkan di Ambon serta Seram kepulauan Maluku. Di
Jawa penanaman Kakao berkembang secara pesat pada awal abad 19 sebagai tanaman
pengganti kopi yang rusak oleh serangan penyakit karat daun. Berkembangnya pengusahaan
Kakao di pulau Jawa kemudian menyebar ke Bali. Di Bali produktivitas Kakao rata-rata 777
kg biji kering per hektar, sementara itu potensi produksinya sebesar 1.100 kg biji kering per
hektar. Sampai saat ini komuditas Kakao tersebut masih memiliki prospek pasar yang baik.
Seperti halnya tanaman perekebunan yang lain, tanaman Kakao memerlukan
persyaratan tumbuh dan teknologi budidaya yang memadai agar mampu memberikan hasil
yang optimal. Teknologi budidaya yang dimaksud antara lain : persiapan bahan tanam,
persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan panen.

1.1. Rumusan Masalah


a. Apa yang di maksuddengan tanaman kakao atau coklat?
b. Bagaimana Teknik budidaya tanaman coklat mulai dari penyemaian benih hingga
teknologi pasca panen?

1.2. Tujuan Penulisan


a. Mahasiswa memahami teknologi budidaya tanaman Kakao
b. Mahasiswa dapat mendiskripsikan langkah-langkah kegiatan yang mesti dilakukan
dalam pembudidayaan tanaman Kakao di lapang
c. Memenuhi tugas Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Tanaman Perkebunan Utama
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanaman Kakao Atau Coklat
Kakao adalah jenis tanaman perkebunan yang sangat populer dengan olahan buahnya.
Cokelat adalah olahan yang berasal dari biji kakao. Kakao diduga berasal dari daratan
Amerika dan tepatnya di Amerika Selatan. Pohon kakao di alam bebas dapat mencapai
ketinggian hingga belasan meter.

2.2. Persiapan Bahan Tanam Dan Penyemaian Benih Kakao Atau Coklat
Tinggi rendahnya hasil tanaman Kakao disamping sangat dipengaruhi oleh faktor
iklim dan tanah juga sangat dipengaruhi oleh bahan tanam (bibit) yang digunakan. Bibit itu
sendiri mempunyai potensi berproduksi (potensi genetis) sedangkan iklim dan kesuburan
tanah sebagai faktor lingkungan akan memberikan kesempatan bagi bibit untuk mencapai
potensinya.
1. Bibit yang akan ditanam dapat berupa :
(1) bibit kakao asal benih atau tanaman semai, yaitu bibit yang dihasilkan dari
penyemaian benih unggul yang sudah teruji potensinya seperti misalnya benih Hibrida
F1,
(2) bibit kakao klonal yang diperoleh melalui okulasi , sambung pucuk, stek,
dancangkokan. Perbanyakan bibit melalui stek dan cangkokan sangat jarang
dilakukan sedangkan yang umum dilakukan untuk mendapatkan bahan tanam yang
mudah dan cepat adalah dengan sambung pucuk. Bibit Kakao asal benih maupun bibit
Kakao klonal dari sambung pucuk maupun okulasi sudah siap ditanam di kebun
setelah berumur 6 – 7 bulan.
2. Merendam Benih Coklat (Kakao)

 Rendam biji Coklat (Kakao) dengan air bersih (suhu kamar, 20-26 C) selama 15
menit.
 Air untuk merendam sebaiknya air kemasan atau air matang.
 Ambil biji menggunakan saringan dan cuci dengan air bersih (air matang).
 Air matang adalah air yang sudah direbus dan dapat diminum langsung.
 Tiriskan/entaskan (biarkan di udara terbuka sampai kering sendiri).

3.Penyemaian Benih Coklat (Kakao)

 Siapkan wadah penyemaian (berupa nampan, tray, kaleng bekas, dsb).


 Bagian bawahnya harus diberi lubang secukupnya untuk sirkulasi air.
 Sehari sebelum semai, isi dengan media semai hingga 3/4 nya.
 Komposisi media semai = tanah : pasir/sekam : kompos = 1 : 1 : 1.
 Masukkan biji Coklat (Kakao) ke media semai dengan kedalaman 1,0 - 1,2 cm.
 Artinya ketebalan tanah yang menutupi benih = 1,0 - 1,2 cm.
 Semprotkan air yang halus (gunakan spray).
 Tutup wadah semai dengan plastik bening yang diberi 4 - 8 lubang.
 Letakkan di tempat yang teduh.
 Jika media kering, buka plastiknya, semprotkan air halus, tutup kembali.
 Ketika benih mulai berkecambah, buka tutup plastiknya.
 Pindahkan wadah persemaian ke tempat terang.
 Jaga medianya agar tidak kering dan tidak terlalu basah.
 Semprotkan air halus 1-2 kali sehari bila medianya kering.
 Benih mulai bertunas dalam waktu 3 - 8 hari.
 Persemaian diakhiri setelah memiliki 4 - 7 helai daun.

2.3. Persiapan Lahan


Dalam mempersiapkan lahan untuk penanaman Kakao, sangat penting diperhatikan
hal-hal yang menyangkut : (a) kandungan humus (bahan organik) yang ada di lahan yang
dipersiapkan untuk kebun kakao agar diusahakan tidak banyak yang hilang, (b) erosi atau
hanyutnya tanah bagian permukaan akibat air hujan hendaknya ditekan sekecil-kecilnya,
misalnya dengan membuat sengkedan / teras bagi lahan yang secara fisiografis miring, (c)
cara-cara pembuangan air yang berlebihan pada saat musim hujan sehingga tidak
menggenangi tanaman, (d) penguapan air dari permukaan tanah di musim kemarau dapat
ditekan, misalnya dengan pemakaian mulsa, penanaman tanaman penutup tanah dan lain
sebagainya,(e) membersihkan lahan dari rumput-rumput pengganggu tanaman, seperti alang-
alang misalnya, dan pula membersihkan lahan dari sisa-sisa akar tanaman , misalnya karena
dilakukan penggantian tanaman.
Disamping hal-hal seperti yang disebutkan di atas sangat penting pula diperhatikan
dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, yaitu :
(1) Tanaman penaung
Berdasar fungsinya ada dua jenis tanaman penanung, yaitu penaung sementara dan
penanung tetap.
a. Penanung sementara, hanya berfungsi selama penaung tetap belum berfungsi
dengan baik. Penanung sementara ini dapat berupa “bahan tanaman” seperti
misalnya dibuat dari daun kelapa, daun lontar, alang-alang disamping juga dapat
menggunakan plastik pelindung cahaya matahari. Selain berupa bahan tanaman,
penaung sementara juga dapat berupa “tanaman penaung”, yaitu tanaman yang
sengaja ditanam untuk menaungi tanaman Kakao yang akan ditanam, seperti
misalnya pisang.

b. Penaung tetap, bersifat permanen yang berfungsi sebagai penaung selama


pertumbuhan tanaman Kakao. Bilamana tidak menggunakan penaung sementara
maka tanaman penanung tetap ini hendaknya sudah ditanam jauh-jauh hari, 8 – 12
bulan sebelum penanaman bibit Kakao. Jenis penaung tetap yang biasa dipakai,
seperti : pohon Dadap, Gamal, Lamtoro, Albizia. Jarak tanam penaung tetap
dapat dibuat sama dengan jarak tanam tanaman Kakao. Syarat tanaman penaung
tetap, yaitu : 1). Tajuk lebih tinggi dari tanaman Kakao, 2). Pertumbuhan tanaman
cepat,namun tahan dipangkas atau diatur tajuknya, 3) Tidak mudah roboh atau
patah baik batang maupun cabangnya, dan 4) Dapat meneruskan sinar matahari,
baik secara langsung maupun difus.

(2) Lobang tanam


Pekerjaan terakhir dalam menyiapkan lahan untuk dijadikan kebun Kakao adalah
pembuatan lobang-lobang tanam. Penggalian lobang tanam ini dapat dilakukan bersamaan
dengan penanaman tanaman penaung tetap atau 1-2 bulan sebelum penanaman bibit Kakao.
Penggalian lobang tanam lebih awal dimaksudkan agar penyakit yang ada dalam
lobangmenjadi hilang disamping ada cukup waktu untuk mengisi lubang-lubang tanam
dengan sisa-sisa tanaman , bahan-bahan organic sehingga pada saat menanam bibit Kakao,
lobang tanam sudah penuh berisi campuran tanah dan bahan organik yang sudah matang.
Pada tanah yang cukup subur, lobang tanam digali dengan ukuran sedikitnya 60 cm x 60 cm
x 60 cm, namun apabila lahan yang dipakai bekas kebun, maka ukuran lobang tanam
hendaknya diperbesar. Diusahakan agar lokasi tanaman di dalam barisan dan antar barisan
teratur, dimaksudkan untuk menghindari kompetisi antar tanaman disamping memudahkan
dalam pemeliharaan tanaman.

2.4. Penanaman
Apabila tanaman penaung diperkirakan sudah akan dapat menaungi bibit Kakao muda
yang akan ditanam dengan baik, maka pekerjaan berikutnya adalah penanaman. Hal-hal yang
mesti dilakukan dalam kegiatan ini adalah :

 Lobang tanam yang telah penuh berisi campuran tanah galian dan bahan organic perlu
diberi pupuk dasar NPK sebanyak 100 gram per lubang, kira-kira 2 minggu sebelum
penanaman.
 Bibit yang akan ditanam tentunya yang subur dan tumbuh seragam hendaknya disiram
sebelum dibawa ke kebun, diangkat secara hati-hati supaya keadaan bibit dan tanah
dalam polybag tidak terganggu.
 Bilamana lokasi kebun jauh dari tempat pembibitan, bibit hendaknya dilindungi dari
terpaan angin dan cahaya matahari langsung selama dalam perjalanan pengangkutan.
 Pada saat hendak menanam bibit, bagian bawah polybag dipotong dengan pisau tajam
kemudian polybag ditarik dengan hati-hati, diusahakan tidak ada akar terputus, dan
tanah dalam polybag tidak pecah-pecah apalagi hancur.  Bibit yang sudah
dimasukkan ke lobangtanam kemudian ditimbun sepenuhnya dan pangkal batang bibit
dibiarkan lebih tinggi 2 – 3 cm dari permukaan tanah kebun
 Untuk menegakkan pohon bibit dan memudahkan dalam pemeliharaan, hendaknya
setiap pohon bibit diikatkan pada kayu pancang atau bilah-bilah bambu yang kuat.
 Penanaman hendaknya dilakukan pada musim penghujan. Dalam keadaan musim
berlangsung normal, penanaman sebaiknya dilakukan akhir bulan Nopember sampai
Desember.
2.4. Pemeliharaan Tanaman
Bibit Kakao yang telah ditanam sesuai langkah-langkah seperti disebutkan di atas
diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dan pada akhirnya potensi
produksinya dapat dicapai. Hal ini baru akan terjadi jika selama tanaman tumbuh di lapangan
dilakukan kegiatan pemelihraan tanaman secara terus menerus ,penuh kesabaran dan tekun
berupa hal-hal sebagai berikut :
1. Penyiangan
Rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman Kakao muda hendaknya
dibersihkan secara berkala untuk menghindari terjadinya persaingan hara maupun cahaya
matahari. Rumput-rumput / tanaman liar yang tumbuh agak jauh dari tanaman Kakao
sepanjang tidak menaungi, sebaiknya dibiarkan saja tumbuh. Namun setelah pertumbuhan
tanaman liar ini maksimum, ditandai dengan mulai berbunga baru kemudian dirabas dan sisa-
sisa tanaman liar ini dijadikan mulsa.

2. Pemupukan
Pemupukan ini dimaksudkan menambah unusur-unsur (hara) yang ada dalam tanah
sebagai akibat telah berkurangnya hara tanah karena dipakai selama pertumbuhan tanaman
Kakao atau hara tanah hilang karena hanyut terbawa air hujan. Pemupukan sebaiknya
dilakukan setiap 3 bulan sekali selama tanah masih cukup lembab menggunakan pupuk N, P,
dan K atau dapat pula menggunakan pupuk organic. Namun apabila tanah tidak cukup
lembab terutama selama musim-musim kemarau maka sebaiknya pemupukan dilakukan 2
kali setahun, yaitu pada pemulaan musim penghujan dan pada akhir musim penghujan. Dosis
pemupukan disesuaikan dengan umur tanaman.

3. Pemangkasan
Pada garis besarnya maksud dan tujuan pemangkasan tanaman Kakao adalah untuk :
 Membentuk kerangka dasar pohon yang baik, kuat menyanggah cabang / ranting /
daun, agar diperoleh percabangan yang seimbang sehingga distribusi cahaya matahari
merata ke seluruh bagian tanaman
 Menghilangkan cabang-cabang yang tidak perlu atau yang tidak dikehendaki, seperti
misalnya tunas-tunas air, cabang mati, cabang rusak, cabang sakit, dll.
 Mendorong tanaman membentuk daun-daun baru yang kemampuannya berasimilasi
lebih tinggi
 Menjamin sirkulasi udara di sekitar pertanaman lebih lancar sehingga kondisi kebun
tidak lembab dan tanaman tercukupi kebutuhannya terhadap karbondioksida
 Meningkatkan kemampuan tanaman untuk membentuk bunga dan buah
 Mempermudah melakukan kegiatan atau perlakuan terhadap tanaman , misalnya :
pemupukan, pengendalian organism pengganggu tanaman, panen, dll.
Dari uraian di atas pemangkasan yang dimaksudkan dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan tanaman untuk membentuk bunga dan buah adalah merupakan perlakuan pokok
pada pemangkasan karena perlakuan ini akan berpengaruh langsung terhadap hasil yang
diperoleh. Secara rinci hal-hal yang dilakukan agar kemampuan tanaman membentuk bunga
dan buah meningkat melalui pemangkasan, adalah sebagai berikut :
a. Menghilangkan / memangkas semua tunas air
b. Menghilangkan cabang-cabang balik, yaitu cabang yang tumbuhnya mengarah atau masuk
ke dalam tajuk
c. Memotong cabang-cabang yang menggantung dan tidak produktif. Sedangkan yang
produktif dipotong sebagian pada bagian lengkungan sehingga pertumbuhan cabang bisa
diarahkan ke atas. d. Menghilangkan semua cabang-cabang cacing, yaitu cabang kecil yang
tumbuhnya kerdil
e. Memangkas cabang-cabang yang terlalu rapat atau sangat berdekatan satu sama lain
f. Memangkas cabang yang saling tindih, baik di dalam individu tanaman itu sendiri maupun
dengan cabang dari tanaman lain disekitarnya
g. Menghilangkan cabang-cabang yang rusak, baik karena serangan hama dan penyakit
maupun karena penyebab lainnya
h. Memotong puncak tajuk yang diperkirakan akan menyebabkan ketinggian tajuk dapat
melebihi 4 meter.

Dalam melakukan kegiatan pemangkasan, beberapa hal penting yang sangat perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
 Dianjurkan melakukan pemangkasan sering-sering, namun dengan intensitas ringan
( 2-3 bulan sekali)
 Tidak melakukan pemangkasan pada musim kemarau, kecuali jika tersedia air tanah
yang cukup dari air irigasi
 Tidak melakukan pemangkasan dengan intensitas berat (banyak cabang dengan
diameter 2,5 cm atau lebih) dipotong bersamaan, kecuali jika terpaksa misalnya
karena tanaman tersebut tidak pernah dipangkas dalam waktu yang cukup lama
 Sebelum pemangkasan Kakao, sebaiknya pohon penaung dipangkas terlebih dahulu
kira-kira 1-2 bulan sebelum pemangkasan Kakao. Perlu ada jarak antara tajuk
tertinggi dari tanaman Kakao dengan tajuk terendah dari tanaman penaung.
 Kebun Kakao yang terpelihara dengan baik melalui pemangkasan tanaman Kakao
maupun tanaman penaung yang benar akan ditandai oleh masuknya cahaya matahari
(bunga-bunga cahaya) secara merata di bawah tajuk tanaman Kakao.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Organisme pengganggu tanaman yang terdiri dari hama maupun penyakit adalah salah
satu factor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta hasil
Kakao yang dibudidayakan. Bila organisme pengaganggu ini tidak dikendalikan
perkembangan dan penyebarannya niscaya akan terjadi penurunan hasil dan bahkan akan
terjadi gagal panen. Beberapa hama utama dan penyakit penting yang perlu mendapatkan
penanganan adalah :
a. Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella snellen), biasa disebut PBK. Hama ini
menyerang buah kakao dengan gejala serangan : terdapatnya bekas lubang pada permukaan
kulit buah; buah akan masak sebelum waktunya; perkembangan buah tidak normal; buah
susah dibelah, dan biji-biji saling berdempet. Cara pengendalian yang dianjurkan terhadap
hama ini adalah : budidaya tanaman sehat; pengembangan musuh alami, seperti semut hitam,
jamur entomopatogen; sarungisasi atau penyelubungan buah sejak masih muda; dan
penggunaaninsektisida piretroid sintetik seperti misalnya deltametrin, Fipronil, Lamda
sihalotrin, betasiflutrin, alfa sipermetrin dengan konsentrasi formulasi 0,00 – 0,12 %.

b. Kepik penghisap buah Kakao (Helopeltis sp.). Kepik muda dan dewasa menyerang buah
kakao dengan cara mencucuk dan menghisap cairan sel buah. Akibatnya timbul bercak-
bercak cekung berwarna coklat kehitaman sampai buah muda menjadi layu dan kering. Pada
tingkat serangan berat, daun-daun layu kemudian gugur dan ranting-ranting layu mengeras.
Pengendalian hama kepik ini efektif bila : dilakukan pemangkasan teratur; penyemprotan
dengan menggunakan pestisida; dan menggunakan musuh-musuh alami seperti semut hitam
(Dolichoderus thoracicus).

c. Penggerek batang (Squamura sp. ). Ulat (larva) hama ini merusak batang / cabang dengan
menggerek menuju empelur (xylem), dengan gerakan membelok ke atas. Pada permukaan
lubang gerekan akan terdapat campuran kotoran dengan serpihan jaringan tanaman. Akibat
gerekan ulat ini, bagian tanaman di atas lubang gerekan akan merana, layu, kering dan
akhirnya mati. Pengendalian terhadap ulat ini adalah : secara mekanik dengan memotong
cabang / batang yang digerek dengan jarak pemotongan sekitar 10 cm ke arah pangkal dari
lubang gerekan, kemudian ulat dimatikan; secara kimiawi dengan menggunakan insektisida.

d. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora Butl,(Butl.). Penyakit ini disebabkan oleh
jamur yang namanya Phytophthora palmivora Butl,(Butl.), menyerang buah yang masih
muda sampai buah dewasa. Buah yang terinfeksi menunjukkan gejala terjadinya pembusukan
disertai percak cokelat kehitaman dengan batas yang tegas. Perkembangan percak cokelat
cukup cepat dan dalam waktu yang singkat seluruh permukaan buah menjadi busuk, basah
dan berwarna cokelat kehitaman. Dalam kondisi lembab pada permukaan buah akan muncul
serbuk berwarna putih yang tak lain adalah spora P. palmivora yang sering kali bercampur
dengan jamur sekunder (jamur lain). Serangan penyakit ini bisa ditangani dengan cara
sanitasi dan pemakaian fungisida racun kontak. Sanitasi yaitu memetik semua buah busuk
yang dilakukan bersamaan kemudian dibenamkan ke dalam tanah. Aplikasi fungisida racun
kontak dilakukan dengan cara disemprotkan pada buah sehat setelah dilakukan sanitasi. Jenis
fungisida yang bisa dipakai adalah fungisida yang berbahan aktif tembaga, seperti misalnya
Copper Sandoz, Nordox, Cupravit, Vitigran Blue dengan konsentrasi 0,3 % interval waktu 2
minggu . Penyemprotan hendaknya dilakukan terhadap buah-buah yang telah berumur rata-
rata 3 bulan atau panjang buah 10 cm. Pengendalian serangan penyakit ini dapat pula
dilakukan dengan menanam klon-klon (bibit kakao) tahan, seperti DRC 16 dll.
e. Penyakit Kanker batang (Phytophthora palmivora Butl,(Butl.).Gejala serangan terlihat pada
kulit batang, yaitu bercak-bercak berwarna gelap atau kehitaman dan agak berlekuk. Pada
bercak hitam ini sering ditemukan cairan kemerahan yang lama kelamaan menjadi seperti
lapisan karat. Apabila kulit batang yang terserang dikupas akan terlihat di bawahnya
membusuk dan berwarna merah anggur. Pada batang kecil yang terserang dapat dilakukan
pengendalian dengan mengupas kulit batang atau cabang yang membusuk sampai batas kulit
yang sehat, kemudian diolesi bahan penutup luka seperti ter, TB 192 atau fungisida berbahan
aktif tembaga dengan konsentrasi 5 – 10 %. Apabila tingkat serangannya berat, batang yang
terserang kerusakannya sampai mengelilingi batang, sebaiknya tanaman tersebut dipotong
dan dibakar.

f. Penyakit Akar merah (Ganoderma pseudoforeum (Wakef) Ov.Et.Stein. Penyakit ini


menampakkan gejala daun menguning kemudian layu dan akhirnya gugur diikuti oleh
kematian tanaman. Tanaman yang terserang penyakit ini harus dibongkar beserta akar-
akarnya sampai bersih, kemudian akar-akar tersebut dibakar. Kemudian pada lobang
bongkaran ditaburi belerang sebanyak 600 gram. Untuk bias ditanami lagi , hendaknya
lobang tersebut dibiarkan terbuka sampai 1 tahun. Agar penyebarannya tidak meluas, perlu
dibuatkan parit isolasi sedalam 80 cm pada daerah satu baris di luar tanaman yang mati.

2.5. PANEN
Panen Kakao dimulai setelah buahnya masak yang ditandai oleh adanya perubahan
warna kulit buah. Buah yang waktu muda berwarna hijau setelah masak akan menjadi
berwarna kuning sedangkan buah yang saat mudanya berwarna merah setelah masak akan
berubah menjadi berwarna orange. Dari saat pembuahan samp;ai buah siap panen diperlukan
waktu rata-rata 6 bulan.
Pemetikan buah Kakao dilakukan dengan memotong tangkai buah menggunakan
pisau tajam agar tempat tangkai buah yang menempel dengan batang / cabang tidak
terkelupas atau rusak. Buah yang dipetik hendaknya buah yang sudah masak sebab buah
yang kurang masak kandungan gula pada pulpnya kurang, dan ini berakibat terhadap kurang
baiknya hasil permentasi biji coklat. Buah yang sudah dipetik kemudian dikumpulkan untuk
dipecah dan dipisahkan antara biji dengan kulit buah. Biji-biji hasil pemisahan dengan kulit
buah kemudian dapat diproses lebih lanjut untuk kemudian dijemur di bawah terik matahari
sampai kering dengan kadar air lebih kurang 12 % selanjutnya disimpan dalam gudang
penyimpanan.
BAB III
PENUTUP
Tanaman Kakao sebagai salah satu tanaman yang prospektif untuk dikembangkan di
Indonesia,
namun menuntut teknologi budidaya yang sesuai untuk setiap klon (varietas) dan lingkungan
spesifik tertentu.

Ada hal yang perlu kita renungkan, bukankah tanaman-tanaman termasuk Kakao
sesungguhnya adalah makhluk hidup ciptaanNYA juga, maka peliharalah mereka dengan
sebaik-baiknya dengan tulus dan penuh kasih, niscaya akan memberikan manfaat bagi kita
semua. Terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga bahan ajar sederhana ini bisa
disusun, mudah-mudahan bermanfaat bagi para mahasiswa dan kita pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, S. 2005. Teknologi Pasca Panen Kakao untuk Masyarakat Perkakaoan Indonesia.
Jakarta. BPPT Press. 223 hal : 34-45

[BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2012. Teknologi Pengolahan Biji Kakao
menuju SNI Biji Kakao 01-2323-2008. Yogyakarta. 37 hal: 19-34

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 01:2323:2008 Biji Kakao . Badan Standarisai
Nasional. Jakarta. 37 hal.

Chin, E., K.B. Miller, M.J. Payne, W.J. Hurst and D.A. Stuart. 2013. Comparison of
antioxidant activity and flavanol content of cocoa beans processed by modern and traditional
Mesoamerican methods. Heritage Science . Page 1-7

Anda mungkin juga menyukai