PERENCANAAN PEMBIBITAN
Tanaman Kakao
(theobroma cacao)
Disusun Oleh
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini dengan judul Perencanaa Pembibitan Tanaman Kakao.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua sumber yang telah
menjadi panduan kami dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
makalah ini selalu bermanfaat bagi semua pihak.
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
BAB II METODE PELAKSANAAN………………………………………………………...
A.
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
3.1 Pembibitan tanaman kakao ................................................................................. 4
3.2 Survey .................................................................................................................. 4
3.3 Syarat lokasi pembukaan lahan .......................................................................... 4
3.4 pembukaan lahan ................................................................................................ 5
3.5 Pre-Nursery ......................................................................................................... 8
3.6 Pembibitan Main-Nursery 1 .............................................................................. 12
3.7 Time schedule pembibitan kakao ...................................................................... 27
3.8 Anggaran ........................................................................................................... 32
BAB IV ....................................................................................................................... 37
PENUTUP .................................................................................................................. 37
4.1 KESIMPULAN................................................................................................... 37
4.2 SARAN ............................................................................................................... 38
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
sesuai untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah
sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan
bagi pekebun. Tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan tropis di Amerika
selatan
Di daerah asalnya, kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan
tropis dan tumbuh terlindung pohon-pohon yang besar. (Widya, 2008).
Saat ini luas areal pengembangan kakao mencapai 1,6 juta hektar dengan produksi
sekitar 593 ribu ton menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara produsen
terbesar dunia (posisi ke-4)
Salah satu usaha yang dapat dikelola untuk meningkatkan kualitas maupun
kuantitas produksi kakao adalah dengan memperhatikan aspek dari budidaya tanaman
kakao itu sendiri. Faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman kakao
adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu dan tahapan dalam menggunakan teknik
perbanyakan antara lain penyiapan benih tanaman, penyiapan tempat pembibitan,
penyemaian, penyiapan media tanam, pemindahan kecambah dan pemeliharaan
bibit.Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam
pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi
perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan,
sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam
usaha tani.
Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan kakao yang
baik, Untuk itu, diperlukan perencanaan Time schedule, Pembiyaan Pembibitan Pre
dan Main Nursery Kakao, yang disiapkan secara matang dan terperinci, supaya
tanaman kakao dapat dimanfaatkan secara keseluruhan.
1
1.2Tujuan
2
BAB II
METODE DAN PELAKSANAAN
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini yaitu pada bulan november sampai desember pada
hari Selasa,tgl 14 Desember 2021
2. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dalam pembuatan tugas ini yaitu menggunakan study
pustaka yang berasal dari beberapa sumber dari buku dan internet.
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
diterbitkan Sertifikat Mutu Benih.
- Sebelum benih diedarkan harus dilakukan pelabelan.
b. Tidak memenuhi syarat :
- Belum memenuhi syarat dan tidak dikeluarkan sertifikat.
3. Sertifikasi benih kakao dalam polibeg (seedling dan klonal).
a. Memenuhi standar :
- Semua syarat terpenuhi dan diterbitkan sertifikat mutu benih.
- Sebelum benih diedarkan harus dilakukan pelabelan.
b. Tidak memenuhi syarat :
- Tidak memenuhi syarat dan tidak dikeluarkan sertifikat.
5
Jumlah kecambah yang dapat ditanam di persemaian adalah 95%, Jumlah biji kakao
yang dapat ditanam di kebun adalah 80%. Jadi kebutuhan bibit kakao = 100 x 100
x100 = 1,46 b 90 95 80 b = Jumlah bibit yang dibutuhkan.
Tanah Datar
Kebutuhan benih adalah 1300 (b), sehingga kebutuhan benih kakao = 1,46 x1300 =
1898 dibulatkan menjadi 1900 butir.
Tanah Miring
Kebutuhan benih adalah 1200 (b), maka kebutuhan benih kakao = 1,46 x 1200 = 1752
dibulatkan menjadi 1800 butir.
Contoh:
- Persentase jumlah kecambah yang dapat dipindah = 95 %
- Jumlah bibit yang dapat ditanam = 80 %
- Kebutuhan benih = 100/90 x 100/95 x 100/80 x Y = 1,46 Y ( Y = jumlah bibit kakao
yang dibutuhkan )
● untuk jarak tanam 3 x 3 m = 1,46 x 1.333 butir = 1.946 butir
● untuk jarak tanam 4 x 2 m = 1,46 x 1.500 butir = 2.190 butir
Untuk mendapatkan benih yang siap ditanam diperlukan beberapa tahapan pelaksanaan
yaitu persiapan pembibitan, pelaksanaan pembibitan, pemeliharaan di pembibitan,
pembuatan bedengan benih, penanaman dalam polibag, dan penyemaian.
Keberhasilan dalam budidaya tanaman kakao tidak terlepas dari pemilihan bahan
tanam yang diberlakukan sejak awal sebelum menanam. Pemilihan klon-klon unggul
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi. Klon-klon unggul antara lain mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
1) Mempunyai daya hasil per satuan luas yang tinggi(kg/ha)
2) Mempunyai berat biji kering yang mentes ( g/biji )
3) Mempunyai ketahanan terhadap hama dan penyakit utama tanaman kakao hama
Helopeltis spp. Dan penyakit busuk buah yang disebabkan jamur
Sesudah bahan tanam atau benih siap, langkah setelah itu dalam bagian pembibitan
kakao yaitu penyiapan bedengan serta naungan. Bedengan serta naungan baiknya di
buat ditempat yang penuhi prasyarat tempat pembibitan yang baik yaitu dekat dengan
sumber air, tempatnya datar serta rata, dekat dari jangkauan, serta aman dari beragam
masalah.
6
Bedengan persemaian di buat dengan ukuran lebar 1, 2 mtr. serta panjang optimal 10
mtr. dengan arah membujur utara-selatan. Tanah untuk bedengan itu lalu dibikin
bersih dari gulma serta sisa-sisa perakaran. Tanah dicangkul sedalam 30 cm untuk
lalu digemburkan, dihaluskan, serta diratakan.
Pada susunan tanah yang telah rata ini lalu ditambahkan pasir setebal 5 cm.
Pemakaian pasir ditujukan supaya akar kecambah kakao lebih gampang dicabut
waktu perpindahan ke polibag. Supaya pasir tak longsor, pinggir bedengan mesti di
beri dinding penahan berbentuk papan kayu, bambu, atau batu bata.
Penyemaian benih
Sesudah benih serta bedengan persemaian siap, bagian pembibitan setelah itu yaitu
lakukan penyemaian benih. Benih-benih kakao yang bakal disemai terlebih dulu di
rendam dalam larutan formalin 2, 5% sepanjang 10 menit supaya jamur tak tumbuh.
Benih lalu ditempatkan di susunan pasir dengan posisi sisi yang rata menghadap ke
bawah. Benih ditekan ke susunan pasir hingga kurang lebih sepertiga sisi benih
tenggelam dalam media pasir. Benih disemai dengan cara berjajar dengan jarak 2, 5 x
5 cm.
Sesudah benih usai disemai, bedengan lalu disiram dengan air untuk lalu ditutup
dengan daun alang-alang kering yang telah di celupkan ke larutan fungisida. Semaian
benih disiram tiap-tiap untuk serta sore serta sesudah 4-5 hari di persemaian, benih
kakao bakal mulai berkecambah serta mesti selekasnya dipindahkan ke pembibitan
polibag.
Pembelian benih
Untuk penyediaan bahan tanam dari kebun produksi, tanaman induk yang akan
digunakan sebagai sumber benih harus memenuhi persyaratan antara lain kondisi
tanaman sehat dan kuat, memiliki produktivitas tinggi, serta berumur antara 12 – 18
tahun. Bila kita tidak memiliki sumber tanaman untuk pembibitan kakao, benih bisa
didapatkan dengan membeli kepada sumber yang terpercaya. Harga satu butir Rp.
300 – 500 rupiah tergantung jenis klonnya.
7
Penyiapan media tanam
Sesudah benih kakao berkecambah, benih mesti selekasnya dipindahkan ke polibag. Polibag
yang dipakai yaitu polibag yang memiliki ukuran 20 cm x 30 cm dengan tidak tipis 0, 08 mm.
Polibag itu lalu berisi media tanam berbentuk kombinasi tanah top soil, pupuk kandang, serta
pasir yang sudah diayak dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Pengisian media tanam dikerjakan
sampai 1-2 cm dari pinggir batas atas polibag.
Polibag-polibag yang telah terisi media tanam lalu disusun dibawah naungan yang telah
disediakan. Naungan pembibitan polibag sama dengan naungan persemaian. Polibag disusun
dengan pola segitiga sama segi dengan jarak 60 x 60 x 60 cm. Polibag yang telah tersusun
rapi lalu disiram air sampai jemu. 3.5 Pre-Nursery
1) Bedengan
8
bedengan sedalam 5 cm.
2. Naungan
Dibuat dari daun kelapa, daun tebu dan anyaman daun alang-
alang. Naungan dibuat dengan tinggi tiang sebelah timur 1,5
meter dan di sebelah barat 1,2 meter.
Bedengan I
9
• Hama dan penyakit = 97,5 %
• Bibit pindah ke main nursery = 95 %
• Seleksi II = 97 %
• Hama dan penyakit = 98,4 %
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
Populasi 1 ha =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚
10.000 𝑚2
=
4𝑚𝑥2𝑚
10.000 𝑚2
=
8
= 1.250 tanaman / ha
100 100 100 100 100 100
Fc = 98
x 99,5 x 97,5 x 95
x 97
x 98,4
1,2 𝑚 𝑥 10 𝑚
= 3 𝑐𝑚 𝑥 5 𝑐𝑚
12 𝑚 2
=
0,003 𝑚 𝑥 0,005 𝑚
12 𝑚 2
= 0,0015 𝑚2 = 8.000 benih/bedengan
2.379.062
= 8.000
= 297 bedengan = 30 blok
Luas blok
10
Panjang = (10x2) + 0,5 + 1 + 1 = 22,5 m
Luas blok = P x L = 22,5 m x 10 m = 225 m2
2) Penyemaian Benih
Benih disemai langsung kedalam polybag yang telah diisi media. Media
terlebih dahulu disiram dengan air dan membuat lubang dengan sepotong kayu,
benih kakao ditanam dalam lubang dengan posisi bagian bakal akar menghadap
kebawah. Setelah benih ditanam,bedeng-bedeng semai disungkup dengan
plastic transparan, dengan maksud umtuk menjaga tingkap kelembapan dan
agar media tetap basah.
1) Pemeliharaan benih
• Diutamakan pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan
produksi benih
• Jenis benih yang dikembangkan adalah benih dari varietas unggul yang
sesuai dengan agroklimat setempat/wilayah pengembangan.
• Penyiraman.
11
2) Pemindahan kecambah
Bahan tanam berupa biji dapat diperoleh dari kebun produksi atau
dengan pembelian ke sumber benih terpercaya. Biji yang digunakan sebagai
benih terletak pada bagian poros atau tengah-tengah buah. Dalam satu buah
umumnya hanya digunakan 20-25 biji saja. Media tanam bibit kakao terdiri
atas campuran tanah (tanah kebun yang subur dan pupuk kandang), pupuk
kandang, dan pasir (1:1:1). Media tanam diayak terlebih dahulu agar
seragam kemudian dicampurkan secara merata. Lalu di tempatkan pada
12
polybag berukuan 20cm x 30cm atau 15cm x 20cm, tergantung bibit siap
tanam.
2) grafting
Bedengan II
Ukuran polybag = 20 cm x 30 cm
K.Polybag = 2 x 20 cm
= 40 cm
13
K. lingkaran = 2𝜋𝑟
40 = 2 x 3,14 x r
40 = 6,28 x r
R = 40/6,28 = 6,36 cm
Luas lingkaran polybag = 𝜋𝑟 2
= 3,14 x 6,262 = 127 cm2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
Populasi/ bedengan =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
12 𝑚 2
= = 945 bibit/ bedengan
0,0127 𝑚 2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
Kebutuhan bedengan = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑏𝑖𝑡/𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
2.379.062
= 945
=2.517 bedengan
=2.517 : 10
= 252 blok
Jumlah seluruh bibit di main = 945 x 2.517 bedengan
=2.378.565 bibit
Luas blok = 252 blok x 225 m2
= 56.700 m2
= 5.7 ha
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
populasi =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑜𝑙𝑦𝑏𝑎𝑔
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
2.378.565 =
8 𝑥 0,0127 𝑚2
= 241.662 m2 = 24ha
14
4.Pemindahan benih kakao
Setelah 4-5 hari di persemaian, benih-benih kakao sudah mulai berkecambah. Benih-
benih ini harus segera dipindahkan ke polibag yang sudah disiapkan. Dalam kegiatan
ini, seleksi terhadap kecambah perlu dilakukan untuk mendapatkan bibit yang
berkualitas. Kecambah-kecambah yang akarnya bengkok, pertumbuhannya lambat,
dan kecambah yang sudah tumbuh lebih dari 14 hari harus dipisahkan.Pemindahan
kecambah dilakukan dengan hati-hati agar akar tunggang tidak putus. Pengambilan
kecambah dilakukan menggunakan bantuan solet bambu. Kecambah yang telah
diambil kemudian ditanam dalam media tanam di polibag yang sudah dilubangi
sedalam jari telunjuk. Akar tunggang kecambah sebisa mungkin diusahakan agar dapat
berdiri lurus dalam lubang tersebut. Selanjutnya lubang ditutup dengan media untuk
kemudian dibiarkan hingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
15
Cacao Agroforestry
6.Pemeliharaan
1) Penyiraman
2) Penyiangan gulma
16
Penyiangan dilakukan secara manual pada kurun waktu 1-2
kali dalam seminggu
3) Pemupukan
17
Agroforestry dilakukan setelah lahan dinyatakan sesuai standart untuk
penanaman Kakao.
18
• Memudahkan pengontrolan areal kerja (sisa kayu & tinggi tunggul)
vii) Bila penarikan kayu memakai Skidder (khusus areal darat) potongan
imas yang tinggi dan tajam dapat merusak ban alat tersebut.
viii) Setelah dibuat rintisan, dilakukan pengukuran dan penetuan batas areal
yang akan dibuka.
3) Menumbang
i) Pohon-pohon yang berukuran relatif besar dengan diameter > 10 cm dengan
menggunakan chain saw.
ii) Pembuatan takik rebah adalah pekerjaan membuat keratan pada kayu yang berfungsi
untuk mengarahkan arah rebah pohon. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah membuat
keratan pada batang bersudut 30º dengan menggunakan chainsaw, untuk potongan
sejajar tanah harus rata dengan permukaan tanah. Semua pohon rebahnya diarahkan
kerencana jalur sarad.
iii) Pemotongan takik balas adalah pekerjaan menumbangkan kayu dengan cara memotong
kayu tepat diposisi takik balas. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah melakukan
pemotongan pohon 3 cm diatas takik rebah untuk pohon berdiameter dibawah 29 cm
dengan menggunakan chainsaw. Dalam melakukan pemotongan takik balas tidak
dibenarkan sampai putus bertemu takik rebah karena hal ini menyebabkan susahnya
bisa mengendalikan kecepatan dan arah rebah pohon. Penebangan yang benar selalu
meninggalkan engsel bekas tebangan pada tunggul tinggal.
iv) Kriteria menumbang
• Memotong kayu yang diameternya lebih dari 10 cm
dengan enggunakan chainsaw.
19
• Diameter kayu >75 – 150 cm dipotong maksimum 100 cm dari
permukaan tanah
• Diameter >150 cm dipotong pada batas akar penguat dengan
batang utama
• Hasil tumbangan tidak boleh melintang diatas alur air (sungai)
ataupun jalan
• Pohon yang sudah mati tegak tidak perlu dilakukan
penumbangan sampai dilakukan perun mekanis
4) Merencek
i) Pohon-pohon yang sudah tumbang dipotong-potong sesuai ukuran dan dicincang untuk
memudahkan pengangkutan.
ii) Pohon yang tumbang dipotong mulai dari batang utama, cabang, dahan dan ranting
menjadi potongan lebih kecil sehingga memudahkan perumpukan.
5) Membersihkan Jalur Tanam
i) Hasil rencekan ditempatkan diantara jalur tanaman, dengan jarak 1m di sebelah kiri dan
kanan pancang, sehingga diperoleh jalur selebar 2 meter yang bebas dari kayu/ranting.
6) Merumpuk (stacking) dan pembuatan Wash Bunds pada areal < 80
i) Pekerjaan merumpuk (stacking) dilakukan dengan cara mekanis menggunakan Dozer
atau Excavator pada areal yang sudah dilakukan imas tumbang.
ii) Rumpukan diletakan pada gawangan (jarak 6 m) dengan lebar rumpukan maksimal 3 m
dan tinggi rumpukan maksimal 1,5 m. memutus jalur stacking setiap 30 m selebar 2 m
untuk menghubungkan antar barisan.
iii) Awal stacking dilakukan 3m dari pinggir jalan/batas blok
iv) Proses perumpukan tidak boleh menggusur lapisan tanah top soil, dan tidak boleh
terikut atau ditaruh didalam rumpukan.
v) Lahan tempat barisan tanaman karet harus bebas dari (tunggul)/ sisa kayu tebangan
( kayu berdiri / antena ) baik diameter kecil maupun besar. Kayu tebangan diangkut
keluar areal.
20
vi) Semua tunggul kayu bekas tebangan harus dibongkar sehingga tidak ada tunggul yang
tersisa didalam jalur tanaman kecuali untuk tunggul yang berukuran diameter lebih
dari > 80 cm
vii) Pola rumpukan (stacking) tergantung populasi kayu (kerapatan kayu dan ukuran kayu)
yang ada dan diputuskan sesuai ketentuan management kebun (koordinasi di
lapangan).
viii) Jalur sampah disusun dengan jarak antara jalur sampah adalah 18 meter dan tetap
mengacu pada jalur sampah yang memotong kontur / jalur sampah yang terdekat dan
atau di buang pada lebung alur sungai.
ix) Untuk kondisi tertentu sesuai persetujuan, proses persiapan lahan dapat dilanjutkan
dengan proses pembajakan, penggaruan (ripping) dan ayap akar (membersihkan akar-
akar yang masih tertinggal).
21
8. Pemancangan dan pembuatan teras untuk Areal dengan Kemiringan > 15º
i) Pada tahap pertama pemancangan untuk areal berbukit tentukan daerah tertinggi yang
mewakili areal sebagai titik pusat.,
22
Pemancangan dan pembuatan teras untuk Areal dengan Kemiringan > 15º
ii) Dari titik pusat ditentukan pancang kepala dengan jarak 6 meter atau sesuai dengan
jarak tanam dan dibuat dari atas ke bawah.
iii) Pada areal berbukit dengan kemiringan ≥ 150 harus dibuat teras bersambung/teras
kontur
iv) Sebelum areal diteras, areal harus sudah diimas tumbang dan dibuat jalan kontur
terlebih dahulu.
v) Pemancangan dilakukan setelah terlebih dahulu dibuat pancang kepala pada areal yang
kemiringannya mewakili rata-rata dari areal tersebut, dan selanjutnya dibuat pancang
anakan sebagai titik tanam.
vi) Pada saat pemancangan perlu diperhatikan apabila jarak antar jalur horizontal antar
calon teras dengan jalur pancang calon teras diatasnya < 4,5 m, maka pemancangan
dihentikan dan pemancangan dimulai kembali dari jalur yang baru.
vii) Sebaliknya apabila jarak horizontal > 8 m, maka harus dibuat anak teras yang jaraknya
dan panjang teras disesuaikan dg kondisi jarak teras yang ada (jarak teras berkisar 3 –
6 m).
viii) Pembuatan teras kontur dimulai dari bagian atas yang dilanjutkan ke pembuatan teras
bagian bawahnya.
IX) Lebar teras 4 m dengan posisi bentuk teras miring ke arah dinding teras/tebing dengan
membentuk sudut berkisar 150.
23
Persiapan Lahan Tanaman Kakao secara Kimia
Ø Regu pelangsir
Ø Regu pencampur
Herbisida yang dipergunakan adalah jenis Glyfosat dan Paraquat dengan dosis
sesuai vegetasi awal dan disarankan untuk Glyfosat 5 liter per ha dan Paraquat 3 liter
per ha.
Pada Areal tertentu dengan dominasi Pakis, disarankan menggunakan aplikasi
Paraquat dan Metilmesulfuron.
24
Saat aplikasi Herbisida pergunakan APD yang benar
ii) Seluruh ruas jalan harus dibentuk cembung atau berbentuk punggung kura-kura dan
dipadatkan dengan compactor dan bebas naungan.
iii) Pengerasan dapat disempurnakan pada masa TBM atau Tanaman Belum Menghasilkan
25
Pembuatan Jaringan Jalan Pada Areal Tanaman Kakao
26
12.Time schedule pembibitan kakao
No Rencana kegiatan Januari Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb
B
o
b
o
t
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12 3 4 12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survey lahan
- Survey lokasi
1
,
9
2
%
2 Pembukaan lahan
27
%
- Membersihkan areal
3
,
8
4
%
- Merumpuk
1
,
9
2
%
3 Persiapan lahan secara kimia
1
,
9
2
%
4 Pembelian benih
1
,
9
2
%
5 Pembibitan pre nursery
- Penyiapan tempat
pembibitan 3
,
8
4
%
- Penyemaian benih
3
,
8
4
28
%
- Penyiraman
1
5
,
3
8
%
- Seleksi kecambah
3
,
8
4
%
6 Pembibitan Main Nursery I
➢ Penyiraman 1
5
,
3
8
%
➢ Penyiangan 3
,
29
8
4
%
➢ Pemupukan
3
,
8
4
%
➢ Pengendalian hama
dan penyakit 1
5
,
3
8
%
- Seleksi bibit
1
,
9
2
%
7. Pembibitan main nursery II
- Sambung (grafting)
3
,
8
4
%
- Pemeliharaan
➢ Penyiraman
5
9
,
6
30
%
➢ Penyiangan
1
3
,
4
%
➢ Pemupukan
2
1
,
1
5
%
➢ Pengendalian hama 2
dan penyakit 3
,
0
7
%
- Seleksi main nursery 1
,
9
2
%
8. Bibit siap salur 1
,
9
2
%
31
13. Anggaran
N Kegiat Luas/ HK/ Jmlh Harga Jmlh Alat Bahan Total Ket
o an Vol Ha (Rp) (Rp) Jenis F(buah Harg Jmlh
) a (Rp)
(Rp)
I SURVEY LAHAN PEMBIBITAN
- Survey 1 ha 1 1 100.00 100.00 GPS 1 1.000. 1.000.00 1.100.000
lokasi 0 0 000 0
Patok 4 50.00 200.000 200.000
0
II PEMBUKAAN LAHAN
1 merinti 1 ha 12 12 65.000 780.00 Sabit 25 30.00 750.000 1.530.000
s, babat 0 0
dan
mengi
mas
2. Merencek 1 ha 12 12 65.000 780.00 Golok 25 35.00 875.000 1.421.000
0 0
4. Membersi 1 ha 12 12 65.000 780.00 Excav 1 150.0 150.000 930.000
hkan
areal
0 ator 00/
jam
5 Merumpu 1 ha 6 6 65.000 390.00 390.000
k
0
6. Persiapan 1 ha 6 6 65.000 390.00 Herbi 2L/ 450.0 900.000 1.290.000
lahan
secara
0 sida 1 ha 00/lite
kimia glyfos r
at
32
7 Pembelia 1 ha 1 1 65.000 65.000 benih 2.379. 300/b 713.718. 713.783.600
n benih
062 utir 600
II PEMBIBITAN PRE NURSERY
I
1 Penyiap 1 ha 6 6 65.000 390.00 Bamb 203x4 5000 4.060.00 4.700.000
an 0 u =812 0
tempat bamb
pembibi u
tan
Atap
naung
an
33
Polyb 1.623. 200 324.702.
ag 510 000
34
1 graftin 24 ha 12 288 65.000 18.720. Batan 1.625. 500 812.755. 864.285.200
g 000 g atas 510 000
entres
Plasti 6.502 5000 32.510.2
k es bungk 00
us
Tali 5 rol 15.00 75.000
rafia 0
35
matad
or
TOTAL : 2.686.174.300
36
BAB IV
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapatahapan dalam Penyemaian (Pre-nurserry) dan Pembibitan (Main-nurserry) meliputi media tanam bibit kakao
terdiri atas campuran tanah (tanah kebun yang subur dan pupuk kandang), pupuk kandang, Untuk bibit siap tanam (4-5 bulan), untuk bibit kakao
siap tanam 5 bulan, polibag berukuran 25 x 40 cm dengan 24 lubang. Model penataan polibag adalah satu barisan . Benih kakao dapat diambil dari
bagian ujung, tengah, atau pangkal buah. Penyemaian, benih disemai langsung ke dalam polybag yang telah diisi media. Benih kakao yang sudah
bersih dari daging buah disemaikan di atas karung goni atau pada media pasir. Benih disemaikan dengan posisi benih tidur (perkecambahan
epigeus). Selama fase perkecambahan sungkup tetap tertutup, dan penyiraman hanya dilakukan jika media mengalami kekeringan.
Pembibitan kakao hibrida yang dilaksanakan adalah pembibitan langsung dalam polibag. Setelah pertumbuhan kecambah kakao, dilanjutkan
dengan tahapan pertumbuhan bibit. Sejak bibit kakao berumur 6 minggu, diperlukan pemeliharaan yang intensif, yaitu: penyiraman, pemupukan,
dan pengendalian hama-penyakit tanaman, serta pengendalian gulma. Pertumbuhan bibit kakao di bedengan perlu dilatih secara bertahap agar bibit
kakao beradaptasi dengan penyinaran di kebun dengan cara menambah sinar matahari yang masuk menerobos atap bedengan dengan mengurangi
naungan sejalan dengan umur bibit kakao. Bibit yang pertumbuhannya terhambat diambil dan diletakkan dibedengan lain dan dipacu
37
pertumbuhannya dengan pemupukan ekstra. Sedangkan bibit kakao yang pertumbuhannya normal dikelompokkan menjadi satu dan diatur jarak
antar bibit agar tidak terjadi persaingan dalam mandapat sinar matahari. Bibit kakao siap ditanam di lapang pada umur 4—6 bulan dengan vigor
petumbuhan baik. Rata-rata umur bibit kakao hibrida 9--11 minggu atau berumur lebih-kurang tiga bulan, memiliki vigor tumbuh yang baik dan
mencerminkan kualitas bibit yang bermutu.
2. SARAN
Untuk meningkatkan keuntungan terhadap usaha pembibitan disarankan dapat menamba luas lahan dan modal biaya produksi agar dapat
meningkatkan hasil produksi bibit kakao yang baik dan berkualitas. Diharapkan bantuan dari pihak lain / pemerintah seperti penyuluhan untuk
mengembangkan usaha pembibitan kakao sehingga lebih banyak diterapkan oleh masyarakat agar menambah pemahaman dalam pembibitan
kakao.
Dan untuk pembuatan angaran diharapkan semaksimal mungkin agar tidak timbul kerugian dari pihak tertentu.
38
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=syarat+tubuh+tanaman+kakao&oq=&aqs=chrome.0.69i59i450l8.4061350877j0j15&sourceid=chrome&ie=U
TF-8
http://disperta.mojokertokab.go.id/artikel/budidaya-tanaman-kakao-
1569395271#:~:text=Syarat%20tumbuh%20tanaman%20kakao%20adalah,pH%206%20%E2%80%93%207%2C5.
Mujiono, Prayoggy, A. K., Adni, J. C., & Kamil, T. M. (2013, Februari 19). Retrieved from karya ilmiah : cara pembibitan kakao.
39