Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG ARTI TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAWIT

MULAI DARI PENYEMAIAN BENIH HINGGA


TEKNOLOGI PASCA PANEN

DI
S
U
S
U
N
OLEH :
ADE YULIA SANI
NIM:19130007

DOSEN PENGAMPUH
IBU SAVITRI.,S.P.,M.P

PRODI AGROTEKNOLOGI-FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS ABULYATAMA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teknik Budidaya Tanaman Sawit Mulai
Dari Penyemaian Benih Hingga Teknologi Pasca Panen.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Holtikultura.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Teknik Budidaya Tanaman
Sawit Mulai Dari Penyemaian Benih Hingga Teknologi Pasca Panen bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Savitri selaku dosen Mata Kuliah


Tanaman Perkebunan Utama. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Aceh Besar, 20 Juli 2022

Penulis

Ade Yulia Sani


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2 1. Pengertian Kelapa Sawit
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
a. Iklim
b. Tanah
2.3 Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit
a. Pembibitan
b. Persiapan Lahan .
c. Pengolhan Tanah
d. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras
e. Penanaman
f. Hama dan Penyakit
g. Panen

BAB III PENUTUP


3.1.Kesimpulan
3.2.Saran

DAFTAR PUSTAKA

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi  penting disektor
pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian
banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan
nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat
pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan
meningkatnya kebutuhan  penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang
diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan  penyakit.
(Sastrosayono 2003).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah teknologi budidaya tanaman kelapa
sawit ini yaitu :
a. Bagaimana syarat tumbuh tanaman kelapa sawit ?
b. Bagaimana teknik budidaya tanaman kelapa sawit ?

1.3.TujuanPenulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah teknologi budidaya tanaman kelapa sawit ini
yaitu :
a. Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman kelapa sawit
b. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kelapa sawit
BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1. Pengertian Kelapa Sawit
Tanaman Kelapa sawit berakar serabut yang terdiri atas akar primer, skunder, tertier
dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah, sedangkan akar skunder,
tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke  bawah. Akar kuartier berfungsi
menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah. Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di
lapisan tanah atas sampai kedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke bawah semakin sedikit
(Setyamidjaja, 2006). Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak
bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang
yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa sawit
terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Di batang terdapat pangkal pelepah-
pelepah daun yang melekat kukuh (Sunarko, 2008). Pertumbuhan awal daun berikutnya akan
membentuk sudut. Daun pupus yang tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya.
Arah pertumbuhan daun  pupus tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let)
pada daun normal berjumlah 80-120 lembar (Setyamidjaja, 2006).
Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai
mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang,
sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan
bersilang (cross pollination). Artinya bunga betina dari  pohon yang satu dibuahi oleh bunga
jantan dari pohon yang lainnya dengan  perantaan angin dan atau serangga penyerbuk
(Sunarko, 2008). Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Semakin tua umur kelapa sawit,
pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah terbentuk semakin menurun. Hal ini
disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa sawit akan semakin besar. Kadar
minyak yang dihasilkannya pun akan semakin tinggi. Berat tandan buah kelapa sawit
bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg (Setyamidjaja, 2006).

2.2. Syarat Tumbuh


Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi
lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat  berproduksi secara
maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi  pertumbuhan kelapa sawit antara lain
keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelapa sawit adalah faktor genetis,  perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.

a.Iklim
 Penyinaran matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per
hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat iklim
yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup.
Umumnya turun pada sore atau malam hari.
 Suhu
Suhu merupakan factor penting untuk hasil pertumbuhan kelapa sawit. Suhu rata-rata
tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara 25-27 0C, yang
menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu tinggi. Semakin
besar variasi suhu semakin renda hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat
tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun
 Curah hujan dan kelembaban Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah
tropik, dataran rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-
3.000 mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang
ideal untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter
di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas  permukaan
laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan  produksinya pun akan rendah.

b.Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung  pada karakter
lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan. Jenis tanah yang baik
untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu,
aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit
ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.

2.3.Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit

a. Pembibitan
Merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan tanaman yang
dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa selanjutnya. Pembibitan
merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit.
Melalui tahap pembibitan sesuai standar teknis diharapkan dapat dihasilkan bibit yang baik
dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan
penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi cekaman
lingkungan pada saat pelaksanaan penanaman (transplanting). Menurut Setyamidjaja, (2006),
untuk menghasilkan bibit yang  baik dan berkualitas seperti tersebut di atas, diperlukan
pedoman kerja yang dapat menjadi acuan, sekaligus kontrol selama pelaksanaan di lapang.
Untuk itu berikut ini disampaikan tahapan pembibitan, mulai dari persiapan,  pembibitan
awal dan pembibitan utama.
1. Pemilihan Lokasi
Penentuan lokasi pembibitan perlu memperhatikan beberapa persyaratan sebagai
berikut:
 Lokasi Pembibitan mempunyai jalan yang mudah dijangkau dan mempunyai kondisi
baik.
 Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, serta mempunyai sanitasi yang baik.
 Dekat dengan tenaga kerja lapangan sehingga memudahkan dalam  pengawasan.
 Dekat dengan tempat pengambilan media tanam untuk pembibitan. Drainase baik,
sehingga pada musim hujan tidak tergenang air.
 Dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup untuk penyiraman, dengan kualitas
yang memenuhi syarat.
 Areal diusahakan mempunyai topografi datar dan berada di tengah-tengah Kebun.
 Areal pembibitan harus terletak sedekat mungkin dengan daerah yang direncanakan
untuk ditanami dengan memperhitungkan biaya  pengangkutan bibit

2. Media Tanam
Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang  berkualitas baik,
misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm. Tanah yang digunakan
harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta  bebas kontaminasi (hama dan
penyakit, pelarut, residu dan bahan kimia). Bila tanah yang akan digunakan kurang
gembur dapat dicampur pasir dengan  perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir
tidak melebihi 60%). Sebelum dimasukkan ke dalam polybag, campuran tanah dan
pasir diayak dengan ayakan kasar berdiameter 2 cm. Proses pengayakan bertujuan
untuk membebaskan media tanam dari sisa-sisa kayu, batuan kecil dan material
lainnya.

3. Pemeliharaan (pada pembibitan)


Bibit yang yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu dipelihara dengan baik
agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke
lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat. Pemeliharaan bibit meliputi :
 Penyirama
 Penyiangan
 Pengawasan dan seleksi
 Pemupukan

b.Persiapan Lahan
Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam budidaya Kelapa
Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan pekerjaan yang akan dilakukan
sesuai dengan jenis lahannya (areal) hutan, areal alang-alang, areal gambut. Supaya areal
tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka areal tersebut harus bersih dari vegetasi atau
semak belukar yang akan mengganggu  pertumbuhan dan perkembangan tanaman pokok.
Sedangkan untuk memudahkan dalam pengelolaan tanaman Kelapa sawit dibutuhkan suatu
perencanaan tata ruang kebun yang direncanakan pada saat pembukaan lahan dan sebelum
penanaman Kelapa sawit (Setyamidjaja, 2003). Pembukaan Lahan, Dilakukan dengan cara
membuat jalan rintisan untuk  pengukuran, membuat petak- petak hektaran(blok),menebang
pohon berdiameter lebih dari 3 inch menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di
tebang, dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering.
Untuk rencana peremajaan, semua dahan dan ranting dari pohon yang sudah di tebang di
potong sepanjang 5 meter lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur. Tanggul atau sisa
pohon bekas penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan lubang tanaman harus di
bongkar

c.Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma menggunakan
traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan  penggarukan, arahnya
tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara itu, interval antara rotasi minimum
dilakukan dalam dua minggu.

d.Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras


Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun, mengeraskan bagian
lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah kiri-kanan jalan. Jalan utama dan
jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau grader. Jalan sepanjang 1 km dibuat dalam
waktu 40-80 jam kerja dengan  pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja. Selanjutnya, jalan
di padatkan dengan menggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan ini umumnya dilakukan
pada akhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan menggali tanah sesuai ukuran
dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat tertentu.Saluran air di daerah  berbukit berupa
saluran kebun dan saluran utama yang menyalurkan air ke saluran drainase alam (sungai).
Saluran kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa
sawit dan di buat menurut kontur lahan. Saluran utama di buat dengan lebar  bagian atas 150
cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran kebun di buat dengan lebar bagian atas 90 cm, lebar
bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm. Teras individu di buat menggunakan mal
berbentuk tapak kuda dengan muka teras menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3
m, jarak antara ajir tanaman dan tepi muka teras selebar 1,25 m.

e.Penanaman
 Penentuan pola tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover
crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki
sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan
kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman  pengganggu (gulma).
Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah
persiapan lahan selesai.
 Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4 minggu
sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang  berkisar antara 60
dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi tanah. Jika tanah gembur dan
subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau tanahnya lebih padat atau berliat dan
kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih  besar.Jarak tanam yang direkondasikan
adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang. Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir
sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas
penggalian dengan tongkat  berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian
lubang. Setelah lubang selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah
lubang. Tanah galian dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub
soil) serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau
utara – selatan) dalam arah yang konsisten.
 Cara,Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan  November,
setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit  pada polibag.
Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan
Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1
minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas.
Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon
atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1  botol SUPER NASA yang
diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan
induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

f.Hama dan Penyakit


 
a. Hama
 Hama Tungau Penyebabnya tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah
daun. Gejala terlihat pada daun menjadi mengkilap dan berwarna  bronz.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara Semprot Pestisida atau Natural BVR.
 Ulat Setora Penyebabnya adalah (Setora nitens). Bagian yang diserang adalah daun.
Gejala yang terlihat pada daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian
dengan cara penyemprotan dengan Pestisida
b. Penyakit
 Root Blast Penyebab dari penyakit ini yaitu (Rhizoctonia lamellifera) dan (Phythium
Sp). Bagian diserang akar. Gejala dapat dilihat dari bibit di  persemaian mati
mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi  pembusukan akar. Pengendalian
dengan cara pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim
kemarau, penggunaan bibit  berumur lebih dari 11 bulan (Zaman, 2006).
 Garis Kuning Penyebab dari penyakit ini yaitu (Fusarium oxysporum). Bagian
diserang daun. Gejala terdapat bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi
warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian dengan cara inokulasi
penyakit pada bibit dan tanaman muda.
 Dry Basal Rot Penyebab penyakit ini yaitu (Ceratocyctis paradoxa). Bagian diserang
batang. Gejala terdapat pada pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun
muda mati dan kering. Pengendalian dengan menanam bibit yang telah diinokulasi
penyakit.

g.Panen
Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan  penting dan
merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat  panen adalah indikator
akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah ditanamkan dalam budidaya. Melalui
pemanenan yang dikelola dengan baik akan diperoleh produksi yang tinggi dengan mutu
yang baik dan tanaman mampu  bertahan dalam umur yang panjang. Berbeda dengan
tanaman semusim,  pemanenan kelapa sawit hanya akan mengambil bagian yang paling
bernilai ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti
kelapa sawit dan tetap membiarkan tanaman berproduksi secara terus menerus sampi batas
usia ekonomisnya habis. Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar 25 tahun.

Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah  penyerbukan.

Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang
panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah
sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau
sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah tanaman
penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai
kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang
umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang Utara 120º Lintang Selatan. Curah
hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-2.500 mm per tahun dengan pembagian yang
merata sepanjang tahun. Lama  penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari
dan suhu optimum  berkisar 240-380C. Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5
tahun dan masak 5,5  bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur
31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah
matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari
tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10  buah yang lepas dari tandan
yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah

brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah

brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar
(TBS) yang dapat dipanen  pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun.

3.2.Saran
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang
seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu

dipikirkan teknologi produksi sebagai usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi

kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA

Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit . Kanisius. Yogyakarta Pahan, I.
2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit . Penebar Swadaya. Jakarta.

Perangin-angin, S.A. 2006. Pengendalian Gulma di Kebun Kelapa Sawit (Elaeis  guinensis
Jacq.) Kawan Batu Estate, PT. Teguh Sempurna, Minamas Plantation, Kalimantan Tengah.

Zaman, F.F.S.B. 2006. Manajemen Pengendalian Hama dan penyakit pada Tanaman Belum
Mengahasilkan di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis  Jacq.) Sumatera barat.

Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit . Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit . Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.

Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.Agromedia Pustaka,
Jakarta.

Anonim. 2012. Makalah teknik budidaya kelapa sawit. http://www.blogspot.com . (Diakses,


25 Nopember 2015)

Sulesman. 2014. Makalah budidaya tanaman kelapa sawit. http://.blogspot.co.id/.html


(diakses, 25 Nopember 2015)

Anda mungkin juga menyukai