Oleh :
BUDI SYAHPUTRA
NIM : 1554201038
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan petunjuk, berkah, serta Kasih-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN.
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………..
Bab I pendahuluan
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi sub sektor perkebunan yang
memberikan andil besar dalam pemasukan devisa di luar sektor minyak dan gas
bumi. Komoditi ini juga menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan mampu
memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang mengusahakannya (Risza, 1994).
Panjang dan berat tongkol berkelobot berbeda tidak nyata yang dilaporkan
dari suatu penelitian, fenomena ini bisa saja disebabkan oleh faktor vegetatif
tanaman jagung manis dan faktor lingkungan yang diasumsikan
homogen(Surtinah., 2013).
Produksi biji pada tanaman yang dipangkas ½ bagian daun di atas tongkol
lebih tinggi dibandingkan tanaman yang tidak dipangkas dengan pemberian pupuk
Urea yang sama. Peningkatan terjadi terhadap jumlah biji per tongkol. Berat
kering biji saat panen, namun kecepatan penimbunan bahan kering semakin
lambat dengan meningkatnya pupuk. Begitu juga pada waktu penimbunan bahan
kering maka waktu yang terlama didapat pada tanaman yang diberi Urea 300
kg/ha (Surtinah, 2005).
Jenis tanah di Riau didominasi oleh Podsolik Merah Kuning (PMK) yang
dikenal mengandung sedikit unsur hara, sedikit mengandung bahan organik, dan
pH yang rendah (Surtinah & Lidar, 2012).
Berat tongkol berkelobot jagung manis pada penelitian yang tidak
menggunakan pupuk hayati dan ZPT dilaporkan hanya mampu memperoleh berat
tongkol tanpa kelobot tertinggi adalah 372,19 gram (Lidar dan Surtinah, 2012.)
BAB III
PEMBAHASAN
2. Kesesuaian iklim
Menurut Mangoensoekarjo (2007) Sawit dapat tumbuh dengan baik di
daerah tropis (15° LU – 15° LS). Curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit
adalah 1 250 – 2 500 mm/tahun. Kelapa sawit lebih toleran dengan curah
hujan yang tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Jumlah bulan
kering lebih dari 3 bulan merupakan faktor pembatas berat.
Adanya bulan kering yang panjang dan curah hujan yang rendah akan
menyebabkan terjadinya defisit air. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh
karena kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang di bandingkan tanaman
lainnya (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006).
3. Rencana.budidaya
a. Pemilihan.Benih,.Varietas.dan.Bentuk.Benih
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang
dibudidayakan menurut ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan
Tenera.Benih yang saya pilih adalah benih jenis Tenera. Tenera dihasilkan dari
persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul
sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah
tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki
tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji sedang (3-15%), persentase daging per
buahnya mencapai90%, kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.
Cara penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag 12×23 atau 15×23 cm berisi
1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm.
Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan
diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun,4-5,helai.bibit,dipindah
tanamkan. Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal
0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak.
b. Penyiapan lahan.
Pembukaan Lahan, Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk
pengukuran, membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter
lebih dari 3 inch menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang,
dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering.
Untuk rencana peremajaan, semua dahan dan ranting dari pohon yang sudah di
tebang di potong sepanjang 5 meter lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur.
Tanggul atau sisa pohon bekas penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan
lubang tanaman harus di bongkar
c. Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma
menggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan
penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara
itu, interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.
d. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras
Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun,
mengeraskan bagian lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah
kiri-kanan jalan. Jalan utama dan jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau
grader. Jalan sepanjang 1 km dibuat dalam waktu 40-80 jam kerja dengan
pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja. Selanjutnya, jalan di padatkan dengan
menggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan ini umumnya dilakukan pada
akhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan menggali tanah sesuai
ukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat tertentu.Saluran air di daerah
berbukit berupa saluran kebun dan saluran utama yang menyalurkan air ke saluran
drainase alam (sungai). Saluran kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa
sawit dan di buat menurut kontur lahan. Saluran utama di buat dengan lebar
bagian atas 150 cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran kebun di buat dengan
lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm. Teras
individu di buat menggunakan mal berbentuk tapak kuda dengan muka teras
menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman
dan tepi muka teras selebar 1,25 m.
e. Penanaman
Penentuan.Pola,Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume
cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat
memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi,
mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman
pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya
dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan.Lubang,Tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4
minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang
berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi
tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau
tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih
besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang.
Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada
tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat
berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang
selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian
dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta
meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau utara
– selatan) dalam arah yang konsisten.
Cara,Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan
November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit
pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam
lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk
kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun
dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-
10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1
botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian
setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
4. Estimasi produksi
a. Kriteria Matang Panen
Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya
60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari
tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas
dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10
tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10
tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit akan
menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen pada saat
tanaman berumur 3 atau 4 tahun. Produksi TBS yang dihasilkan akan terus
bertambah seiring bertambahnya umur dan akan mencapai produksi yang
optimal dan maksimal pada saat tanaman berumur 9 – 14 tahun, dan setelah
itu produksi TBS yang dihasilkan akan mulai menurun. Umumnya, tanaman
kelapa sawit akan optimal menghasilkan TBS hingga berumur 25 – 26 tahun.
b. Cara Panen
Pemanenan dilakukan untuk umur <7 10-12="" alat="" atau="" besi=""
cm="" dan="" dengan="" dodos="" gagang="" kayu="" kelapa="" lebar=""
menggunakan="" nbsp="" pipa="" sawit="" tahun="" tongkat="" umur=""
untuk="">7 tahun menggunakan egrek yang disambung dengan pipa alumunium
atau batang bambu. Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun
yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah
gawangan. Tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan
pangkalnya, maksimal 2 cm. Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah
atau kotoran lain. Selanjutnya tandan dan brondolan dikumpulkan di TPH.
Jadi pada tahun ke 4 bisa mendapatkan hasil panen per HA per bulan
sekitar 700 rb per bulan. Jika dihitung secara sederhana 700 rb x 36 bulan = 25 jt-
an.Modal yang dikeluarkan sekitar 17 jt per HA sampai umur 4 th. Ada selisih 8
jt-an yang bisa dipakai untuk ongkos produksi selama 3 th tersebut (dari umur 4 th
– 7 th).JADI ESTIMASI saya pada umur 7 th atau setelah sawit menghasilkan
yaitu umur 4 th, dimana ini berarti ada masa 3 tahun yang dibutuhkan supaya BEP
setelah panen.
Masa BEP yang sebenarnya sendiri saat umur 7 th. Setelah umur 7 tahun
dimana hasil yang didapat untuk tiap HA juga naik sedang biaya produksi untuk
pupuk, pemangkasan daun, penyemprotan relative sama dengan sebelum 4 th.
Biaya yang naik adalah biaya ongkos panen dan ongkos transportasi (biaya untuk
mengangkut hasil panen) sampai pabrik.Dalam keadaan yang optimal,
produktivitas kelapa sawit dapat mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-
5 ton minyak sawit.
d. Persiapan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar
diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan
ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian
diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-
tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.
5. Teknik Penanaman
a) Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola
tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang
tersedia (agroklimat tanah tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial
ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun
selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan
yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang
ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah
hujan. Pola tanam yang biasa diterapkan adalah Tumpang sari (lntercropping),
melakukan psnanaman lebih dari I tanamnn (umur sama atau berbeda). Contoh:
tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur
seperti jagung ketela pohon padi gogo.
b) Cara Penanaman
Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga
digunakan jarak tanam 75 x 5O cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Tanaman
ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan.
Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih
jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama
pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam
keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering perlu diairi dahulu
kecuali bila diduga l-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan
penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang
memasukkan benih, 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang).
Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila
dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang,
bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir
benih per lubang.
c) Lain-lain
Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada musim kemarau. Di sawah
tadah hujan, ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal
musim hujan dan akhir musim hujan.
6. Pemeliharaan
1) Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai
dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman sedangkan
yang dikehendaki hanya 2 atau l, maka tanaman tersebut harus dikurangi.
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik dipotong dengan pisau atau gunting
yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung
tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan
dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis
benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama Waktu
penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.
2) Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu
(gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman
jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan
sebagainya yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran
tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkram tanah.
Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
3) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk
memperkokoh posisi batang sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga
untuk menutup akar yang bermunculan di atas peunukaan tanah karena adanya
aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu bersamaan
dengan waktu pemupukan. Caranya tanah di sebelah kanan dan kiri barisan
tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan
cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya
pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman
berumur 1 bulan.
4) Pemupukan
Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea sebanyak
200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCI sebanyak 50-
l00 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk
dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua
(pupuk susulan 1), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu
setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah
tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.
7. Panen
Ciri dan Umur Panen:
Umur panen 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda,
baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm),
jagung dipanen ketika malang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak,
benih, tepung dll dipanen jika sudah malang fisiologis. Jagung siap dipanen jika
klobot sudah mengering dan berwarna coklar muda, biji mengkilap, dan bila
ditekan dengan kuku tidak membekas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah
tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan
karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk
tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang
Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-
2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama
penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum
berkisar 240-380C.
Dalam perencanaan usaha pertanian khususnya budidaya tanaman jagung
perlu mengetahui kondisi lingkungan yang sesuai dengan tanaman jagung.