DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................... .................................................2
1.3 Tujuan .........................................................................................................2
BAB 2. LANDASAN TEORI ...........................................................................3
BAB 3. PEMBAHASAN .................................................................................5
3.1 Cara untuk membudidayakan tanaman jagung ...........................................5
3.2 Perhitungan untuk analisa ekonomi usaha budidaya tanaman jagung ......11
BAB 4. PENUTUP .......................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 14
4.2 Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara membudidayakan tanaman jagung.
2. Untuk mengetahui cara perhitungan analisa ekonomi dalam budidaya tanaman
jagung.
2
BAB 2 LANDASAN TEORI
2) Penyiapan Benih
a.
5
Benih jagung komposit dapat diperoleh dari penanaman sendiri, dari jagung yang
tumbuh sehat.
b. Dari tanaman terpilih, diambil jagung yang tongkolnya besar, barisan biji lurus
dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit.
c. Tongkol dipetik setelah lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji mengeras
dan sebagian besar daun menguning.
d. Tongkol dikupas dan dikeringkan, bila benih akan disimpan dalam jangka lama,
setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan di tempat kering.
e. Dari tongkol kering, diambil biji bagian tengah. Biji di bagian ujung dan pangkal
tidak digunakan sebagai benih.
f. Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-
30 kg/ha.
3) Perlakuan Benih
Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dengan fungisida, terutama
apabila diduga akan ada serangan jamur. Bila diduga akan ada serangan lalat bibit
dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama
dengan insektisida butiran dan sistemik.
c) Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
a. Tumpang sari (Intercropping); Penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau
berbeda).
b. Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun
dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan
maksimum.
c. Tanaman bersisipan (Relay Cropping): dengan cara menyisipkan satu/beberapa
jenis tanaman selain jagung. Misalnya waktu jagung menjelang panen disisipkan
kacang panjang.
d. Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman
dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya. Pada pola ini lahan
efisien, tetapi riskan terhadap hama dan penyakit.
2) Pembuatan Lubang Tanam
7
Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3-5 cm, tiap lubang diisi 1 butir benih.
Jarak tanam disesuaikan dengan umur panen. Jagung berumur ≥ 100 hari jarak
tanam 40 x 100 cm (2 tanaman /lubang). jagung.berumur 80-100 hari, jarak
tanamnya 25 x 75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung. berumur < 80 hari,
jarak tanam 20 x 50 cm (1 tanaman/lubang).
Tabel 2. Jarak tanam dan Populasi Jagung Per Hektar
3) Cara Penanaman
Saat tanam tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah
kering, perlu diairi, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Jumlah
benih per lubang tergantung keinginan, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang
maka benih yang dimasukkan 3 biji/lubang, bila dikehendaki 1 tanaman/lubang,
maka benih yang dimasukkan 2 biji/lubang.
Jumlah kebutuhan benih per hektar dengan beberapa alternatif jarak tanam
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Jarak Tanam dan Kebutuhan Benih Jagung
Jarak tanam Non Hibrida Hibrida
(cm) (kg/ha) (kg/ha)
100 x 40 22,5 -
75 x 25 32 20
75 x 40 - 30 – 40
75 x 20 40 -
50 x 20 60 -
8
4) Lain-lain
Di lahan irigasi jagung ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan
ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan
dan akhir musim hujan.
d) Pemeliharaan
1) Penjarangan dan Penyulaman
Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman dan hanya dikehendaki 2 atau 1,
tanaman yang tumbuh paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang
tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak
boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain. Benih yang tidak
tumbuh/mati perlu disulam, kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam.
Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang sama.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman muda
menggunakan tangan, cangkul kecil, garpu. Penyiangan harus hati-hati agar tidak
mengganggu perakaran yang belum kuat mencengkeram tanah.
3) Pembumbunan
Pembumbunan bersamaan dengan penyiangan dan pemupukan pada umur 6
minggu. Tanah di kanan dan kiri barisan jagung diurug dengan cangkul, kemudian
ditimbun di barisan tanaman, membentuk guludan memanjang. Pembubunan juga
dilakukan bersamaan penyiangan kedua.
4) Pemupukan
Pemupukan perlu memperhatikan jenis, dosis, waktu dan cara pemberian
pupuk. Pada umumnya varietas unggul lebih banyak memerlukan pupuk
dibandingkan dengan varietas lokal. Pemupukan pada tanaman jagung disajikan
pada tabel 4.
9
10
6) Pengendalian hama dan penyakit
Untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
A. Kultur teknis
a. Pembakaran tanaman
b. Pengolahan tanah yang intensif.
B. Pengendalian fisik / mekanis
a. Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian
memusnahkannya.
b. Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per
hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman
berumur 2 minggu.
C. Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen SI-NPV (Spodoptera litura-
Nuclear Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria
bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus
thuringensis, nematoda Steinernema sp,. Predator Sycanus sp,. Andrallus
spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles sp., Telenomus
spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.
D. Pengendalian Kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos,
diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, karbaril, matador zeon,
actara, dan amistartop.
http://a289431visidanmisi.blogspot.com/2012/02/budidaya-tanaman-jagung.html. Diakses
pada tanggal 10 November 2012.
Al Omran et al. 2012. Management of Irrigation Water Salinity in Greenhouse Tomato
Production under Calcareous Sandy Soil and Drip Irrigation. Journal Of
Agricultural Science And Technology. Vol 14:939-950.
Fitter dan Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
http://putrajayatani.blogspot.com/2011/09/pengendalian-hama-dan-penyakit-pada.html.
Diakses pada tanggal 11 November 2012.
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Dua Biokimia Tumbuhan Edisi
Keempat. Bandung: ITB.
KATA PENGANTAR
besar merupakan perkebunan rakyat. Dalam dua dasawarsa terakhir ini areal
kakao
kakao nasional juga menjalani pertumbuhan yang nyata sehingga produksi kakao
dihasilkan oleh beberapa instansi penelitian telah dirangkum dalam makalah ini
kepada masyarakat cara budidaya, pasca panen dan produk usahataninya. Kami
sehingga makalah ini dapat diterbitkan dan berharap semoga makalah ini dapat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
I. PENDAHULUAN...................................................................
II. ISI..............................................................................................
2.1. Klasifikasi..............................................................................
2.2. Morfologi...............................................................................
2.2.2. Daun.............................................................................
2.2.3. Akar.............................................................................
2.2.4. Bunga...........................................................................
2.2.5. Buah.............................................................................
2.2.6. Biji................................................................................
2.3.2. Temperatur.................................................................
2.3.4. Tanah...........................................................................
2.4.1. Penanaman..................................................................
2.4.4. Pemangkasan.............................................................
2.4.5 Panen
2.4.6. Pascapanen
3.1 Kesimpulan......................................................................
3.2 Saran
I. PENDAHULUAN
paling luas di dunia dan termasuk Negara I penghasil kakao terbesar ketiga setelah
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan luas areal perkebunan kakao
meningkat secara pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8%/thn dan saat ini
mencapai 1.462.000 ha. Hampir 90% dari luasan tersebut merupakan perkebunan
rakyat. Tanaman kakao diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1560,
tepatnya di Sulawesi, Minahasa. Ekspor kakao diawali dari pelabuhan Manado ke
Manila tahun 1825-1838 dengan jumlah 92 ton, setelah itu menurun karena
adanya serangan hama. Hal ini yang membuat ekspor kakao terhenti setelah tahun
1928. Di Ambon pernah ditemukan 10.000 - 12.000 tanaman kakao dan telah
menghasilkan 11,6 ton tapi tanamannya hilang tanpa informasi lebih lanjut.
serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix). Tahun 1888 puluhan semaian
kakao jenis baru didatangkan dari Venezuela, namun yang bertahan hanya satu
tanaman yang sehat dengan buah dan biji yang besar. Tanaman tersebutlah yang
menjadi cikal bakal kegiatan pemuliaan di Indonesia dan akhirnya di Jawa Timur
dan Sumatera.
Internasional masih dihargai paling rendah karena citranya yang kurang baik
terus meningkatkan diskonnya dari tahun ke tahun. Citra buruh inilah yang
menyebabkan ekspor kakao ke China atau negara lain harus melalui Malaysia atau
Asia. Kapasitas produksi kakao di beberapa Negara Asia Pasifik lain seperti
Papua New Guinea, Vietnam dan Fhilipina masih jauh di bawah Indonesia baik
dalam hal luas areal maupun total produksi, oleh karena itu disbanding Negara
antara lain ketersediaan lahan yang cukup luas, biaya tenaga kerja relatif murah,
potensi pasar domestik yang besar dan sarana transportasi yang cukup baik.
adalah penggunaan bahan tanaman yang kurang baik, teknologi budidaya yang
kurang optimal, umur tanaman serta masalah serangan hama penyakit. Upaya
yang dapat ditempuh untuk Masalah klasik yang hingga kini sering dihadapi
adalah rendahnya produktivitas yang secara umum rataratanya 900 kg/ha. Faktor
budidaya yang kurang optimal, umur tanaman serta masalah serangan hama
II. ISI
2.1. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angioospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Theobroma
Beberapa sifat (penciri) dari buah dan biji digunakan dasar klasifikasi
dikelompokkan ke dalam empat populasi. Kakao lindak (bulk) yang telah tersebar
luas di daerah tropika adalah anggota sub jenis sphaerocarpum. Bentuk bijinya
lonjong, pipih dan keping bijinya berwarna ungu gelap. Mutunya beragam tetapi
lebih rendah daripada sub jenis cacao. Permukaan kulit buahnya relatif halus
karena alur-alurnya dangkal. Kulit buah tipis tetapi keras (liat). Menurut Wood
(1975), kakao dibagi tiga kelompok besar, yaitu criollo, forastero, dan trinitario;
pertumbuhannya kurang kuat, daya hasil lebih rendah daripada forastero, relatif
gampang terserang hama dan penyakit permukaan kulit buah criollo kasar,
berbenjolbenjol dan alur-alurnya jelas. Kulit ini tebal tetapi lunak sehingga mudah
dipecah. Kadar lemak biji lebih rendah daripada forastero tetapi ukuran bijinya
besar, bulat, dan memberikan citarasa khas yang baik. Dalam tata niaga kakao
criollo termasuk kelompok kakao mulia (fine flavoured), sementara itu kakao
sangat beragam demikian juga daya dan mutu hasilnya. Dalam tata niaga,
kelompok trinitario dapat masuk ke dalam kakao mulia dan lindak, tergantung
2.2. Morfologi
Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis dengan naungan pohon-
pohon yang tinggi, curah hujan tinggi, suhu sepanjang tahun relatif sama, serta
kelembapan tinggi dan relatif tetap. Dalam habitat seperti itu, tanaman kakao akan
tumbuh tinggi tetapi bunga dan buahnya sedikit. Jika dibudidayakan dikebun,
tinggi tanaman umur tiga tahun mencapai 1,8 – 3,0 meter dan pada umur 12 tahun
dapat mencapai 4,5 – 7,0 meter (Hall, 1932). Tinggi tanaman tersebut beragam,
vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop
atau tunas air (wiwilan atau chupan), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya
Tanaman kakao asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9 – 1,5 meter akan
berhenti tumbuh dan membentuk jorket. Jorket adalah tempat percabangan dari
pola percabangan ortotrop ke plagitrop dan khas hanya pada tanaman kakao.
60o dengan arah horisontal. Cabang-cabang itu disebut dengan cabang primer
Pada tanaman kakao dewasa sepanjang batang pokok tumbuh wiwilan atau
tunas air (chupon). Dalam teknik budi daya yang benar, tunas air ini selalu
dibuang, tetapi pada tanaman kakao liar, tunas air tersebut akan membentuk
bantang dan jorket yang baru sehingga tanaman mempunyai jorket yang bersusun.
tetapi juga kadang-kadang tumbuh tunas ortotrop. Pangkasan berat pada cabang
plagiotrop yang besar ukurannya merangsang tumbuhnya tunas ortotrop itu. Tunas
jorket. Tanaman kakao membentuk jorket setelah memiliki ruas batang sebanyak
yang ditanam di dalam polibag dan mendapat intensitas cahaya 80% akan
membentuk jorket lebih pendek daripada tanaman yang ditanam di kebun. Selain
itu, jarak antar daun sangat dekat dan ukuran daunnya lebih kecil. Terbatasnya
tanaman kakao yang ditanam di kebun dengan jarak rapat akan membentuk jorket
yang tinggi sebagai efek dari etiolasi (pertumbuhan batang memanjang akibat
2.2.2. Daun
daunnya hanya sekitar 2,5 cm (Hall, 1932). Tangkai daun bentuknya silinder dan
bersisik halus, bergantung pada tipenya.n Salah satu sifat khusus daun kakao yaitu
adanya dua persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai
daun. Dengan persendian ini dilaporkan daun mampu membuat gerakan untuk
runcing (acutus). Susunan tulang daun menyirip dan tulang daun menonjol ke
permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti
perkamen. Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang
flushing. Pada saat itu setiap tunas membentuk 3 – 6 lembar daun baru sekaligus.
Setelah masa tunas tersebut selesai, kuncup – kuncup daun itu kembali dorman
Ujung kuncup daun yang dorman tertutup oleh sisik (scales). Jika kelak
bertunas lagi sisik tersebut rontok meninggalkan bekas (scars) atau lampang yang
berdekatan satu sama lain dan disebut dengan cincin lampang (ring scars). Dengan
menghitung banyaknya cincin lampang pada suatu cabang, dapat diketahui jumlah
pertunasan yang telah terjadi pada cabang yang bersangkutan. Intensitas cahaya
bawah naungan berukuran lebih lebar dan warnanya lebih hijau daripada daun
2.2.3. Akar
Kakao adalah tanaman dengan surface root feeder, artinya sebagian besar
kedalaman tanah (jeluk) 0 – 30 cm. Menurut Himme (cit. Smyth, 1960), 56% akar
lateral tumbuh pada jeluk 11 – 20 cm, 14% pada jeluk 21 – 30 cm, dan hanya 4%
tumbuh pada jeluk di atas 30 cm dari permukaan tanah. Jangkauan jelajah akar
2.2.4. Bunga
Tanaman kakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkembang
dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut
semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan
disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10
tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5
tangkai sari tetapi hanya satu lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu.
Bunga kakao berwarna putih, ungu, atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat
pada benang sari dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar.
Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6 – 8
mm, terdiri dari dua bagian. Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang
(claw) dan biasanya terdapat dua garis merah. Bagian ujung berupa lembaran
2.2.5. Buah
Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua
macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika
sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda
Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-
seling. Pada tipe criollo dan trinitario alur buah kelihatan jelas. Kulit buah tebal
tetapi lunak dan permukaannya kasar. Sebaliknya, pada tipe forastero, permukaan
kulit buah pada umumnya halus (rata); kulitnya tipis, tetapi keras dan liat.
Buah akan masak setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya beragam,
2.2.6. Biji
beragam, yaitu 20 – 50 butir per buah. Jika dipotong melintang, tampak bahwa
biji disusun oleh dua kotiledon yang saling melipat dan bagian pangkalnya
menempel pada poros lembaga (embryo axis). Warna kotiledon putih untuk tipe
Biji dibungkus oleh daging buah (pulpa) yang berwarna putih, rasanya
dalam daging buah terdapat kulit biji (testa) yang membungkus dua kotiledon dan
poros embrio. Biji kakao tidak memiliki masa dorman. Meskipun daging buahnya
berkecambah di dalam buah yang terlambat dipanen karena daging buahnya telah
yang masih menutup ke atas permukaan tanah. Fase ini disebut fase serdadu. Fase
epikotil dan tumbuhnya empat lembar daun pertama. Keempat daun tersebut
Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan
produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis.
Dengan demikian curah hujan, temperatur, dan sinar matahari menjadi bagian dari
faktor iklim yang menentukan. Demikian juga faktor fisik dan kimia tanah yang
erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap
hara.
berada pada 100 LU sampai dengan 100 LS. Walaupun demikian penyebaran
dengan 180 LS. Hal ini tampaknya erat kaitannya dengandistribusi curah hujan
kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa
pembentukan tunas muda dan produksi. Areal penanaman kakao yang ideal adalah
Disamping kondisi fisik dan kimia tanah, curah hujan yang melebihi 4.500
mm per tahun tampaknya berkaitan dengan serangan penyakit busuk buah (black
pods).
Didaerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per masih
dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini disebabkan air yang
hilang karena transpirasi akan lebih besar daripada air yang diterima tanaman dari
Ditinjau dari tipr iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah‐daerah
Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang
panjang.
2.3.2. Temperatur
180‐210 (minimum). Temperatur yang lebih rendah dari 100 akan mengakibatkan
Temperatur yang tinggi akan memacu pembungaan, tetapi kemudian akan segera
gugur.
Lingkungan hidup alami tanaman kakao adalah hutan tropis yang di dalam
mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan tanaman relatif pendek.
Kakao termasuk tanaman yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah.
Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar
20% dari pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya di dalam fotosintesis setiap daun
kakao yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3‐30 persen cahaya
matahari penuh atau pada 15 persen cahaya matahari penuh. Hal ini berkaitan pula
dengan pembukaan stomata yang menjadi lebih besar bila cahaya yang diterima
lebih banyak.
2.3.4. Tanah
Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal persyaratan
fisik dan kimia tanah yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi kakao
terpenuhi. Kemasaman tanah (pH), kadar zat organik, unsur hara, kapasitas
adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan,
sedangkan faktor fisiknya adalah kedalaman efektif, tinggi permukaan air tanah,
drainase, struktur, dan konsistensi tanah. Selain itu kemiringan lahan juga
Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanaman yang memiliki
pH 6‐ 7,5; tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4; paling tidak
pada kedalaman 1 meter. Hal ini disebabkan terbatasnya ketersediaan hara pada
pH tinggi dan efek racun dari Al, Mn, dan Fe pada pH rendah.
Disamping faktor keasaman, sifat kimia tanah yang juga turut berperan
adalah kadar zat organik. Kadar zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju
pertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itu zat organik pada lapisan tanah
setebal 0 ‐ 15 cm sebaiknya lebih dari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1,75
persen unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air serta struktur tanah
yang gembur.
1.990 kg per ha per tahun daun gliricida yang jatuh memberikan hara nitrogen
sebesar 40,8 kg per ha, fosfor 1,6 kg per ha, kalium 25 kg per ha, dan magnesium
9,1 kg per ha. Kulit buah kakao sebagai zat organik sebanyak 900 kg per ha
memberikan hara yang setara dengan 29 kg urea, 9 kg RP, 56,6 kg MoP, dan 8 kg
kieserit. Sebaiknya tanah‐tanah yang hendak ditanami kakao paling tidak juga
mengandung kalsium lebih besar dari 8 Me per 100 gram contoh tanah dan kalium
Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir
Susunan demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi
tanah. Struktur tanah yang remah dengan agregat yang mantap menciptakan
gerakan air dan udara di dalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar. Tanah
tipe latosol dengan fraksi liat yang tinggi ternyata sangat kurang menguntungkan
ketebalan solum tidak selalu mendukung pertumbuhan, tetapi solum tanah setebal
menciptakan kondisi yang menjadikan akar bebas untuk berkembang. Karena itu,
kedalaman efektif berkaitan dengan air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam
rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu kedalaman air tanah disyaratkan
minimal 3 meter.
antara 257 ‐ 550 ppm berbagai kedalaman (0 ‐ 127,5 cm), dengan persentase liat
dari 10,8 ‐ 43,3 persen; kedalaman efektif 150 cm; tekstur (rata‐rata 0‐50 cm di
atas) SC, CL, SiCL; kedalaman Gley dari permukaan tanah 150 cm; pH‐H2O
(1:2,5) = 6 s/d 7; zat organik 4 persen; K.T.K rata‐rata 0‐50 cm di atas 24 Me/100
2.4.1. Penanaman
a. Pengajiran
- Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama
b. Lubang Tanam
- Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP
c. Tanam Bibit
- Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan
- Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya
ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
- Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat
pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)
a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
b. Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan
dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di
samping ini :
umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya
gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda,
terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat
Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih
berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara
Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan
bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih
dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang
terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah
dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam,
parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas
dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah,
bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-
bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat
keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian
pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan
pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga
Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah
menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap
terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis
PESTONA.
buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah
kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar,
Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural
dibakar.
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
2.4.4. Pemangkasan
(jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang
berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok
atau cabangnya.
Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara
langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan
musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada
musim kemarau.
2.4.5 Panen
2.4.5.1 Ciri dan Umur Panen
Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna kulit dan setelah fase
pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan
dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan
punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna
kuning tua pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon dicirikan dengan
perubahan warna buah:a) Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur
buah menjadi kuning.b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah
setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5
bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan.
Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang
masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang
terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma
berkurang.
2.4.5.2. Cara Panen
Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau
disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang
yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat hendaknya dilakukan hanya dengan
memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut
agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan berada
di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari.
Seorang pemetik dapat memetik buah kakao sebanyak 1.500 buah per hari. Buah
matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di
areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah,
dipanen dengan sistem 7/14.
2.4.5.2.1. Periode Panen
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang
yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di tempat tersebut
pada periode berbunga selanjutnya.
2.4.5.2.2. Prakiraan Produksi
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per
hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.
2.4.6. Pascapanen
2.4.6.1. Pengumpulan
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan
dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan
menggunakan kayu bulat yang keras.
2.4.6.2. Penyortiran/pengelompokkan
Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan
mutunya:a) Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib) Mutu B:
dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic) Mutu C: dalam 100 gram biji
terdapat 110-120 butir biji.
2.4.6.3. Penyimpanan
Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal
yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan
cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan
tidak lebih dari 75.b) Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c) Aduk-aduk
biji secara periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.
menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan
terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor
pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan.
Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air
pada umur sekitar 7 tahun mulai mencapai tingkat produksi yang tinggi. Pada
kondisi yang sesuai dengan tanaman kakao, maka potensi rata-rata dalam satu
siklus hidup ( 25 tahun ) mencapai sekitar 1000 kg biji kakao kering/hektar/ tahun.
Tabel Potensi Produksi Biji Kakao kering per hektar, dalam satu siklus hidup ( 25
tahun )
3.1. Kesimpulan
Didalam usaha tani Kakao membutuhkan teknik budidaya yang baik dan
lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao harus sesuai dengan
kebutuhan tanaman kakao. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan
miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan
cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak
3.2. Saran
Semoga karya tulis ilmiah yang kami buat, dapat berguna dan
PENDAHULUAN
hutan hujan tropis, tanaman kakao telah menjadi bagian dari kebudayaan
masyarakat selama 2000 tahun. Nama latin tanaman kakao adalah Theobroma
tanaman kakao sejak lama, yaitu sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-
serbuk coklat yang dicampur dengan air dan kemudian diberi perasa seperti:
upacara-upacara spesial.
Masyarakat Mayan menggunakan biji kakao sebagai mata uang (sebagai alat
pembayaran). Pada abad ke-16 sesuai riwayat orang Spanyol seekor kelinci
seharga 10 buah kakao dan seekor anak keledai seharga 50 buah kakao.
Masyarakat Spanyol belajar tentang kakao dari masyarakat Indian Aztec pada
tahun 1500-an dan mereka kembali ke Eropa dengan membawa makanan baru
hanya untuk raja. Mereka meminumnya selagi masih panas dengan diberi rasa
gula dan madu. Secara perlahan tetapi pasti kakao berkembang ke kerajaan-
kerajaan di Eropa dan pada abad ke-17 kakao menjadi persembahan khusus untuk
Kerajaan/Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Theobroma
BAB II
SYARAT TUMBUH
2.1.1 Iklim
Tanaman kakao masih bisa hidup pada musim kering yang berlangsung 2 bulan.
2). Kelembapan udara
90 % 3). Angin
5). Suhu
Suhu yang dikehendaki berkisar antara 24o C dan 28o C tiap harinya. Suhu
vegetatif.
Drajat kemiringan 0 – 40 %
pH 5 – 7
Mengandung banyak humus.
2.2 Pembibitan
2.2.2 Persemaian
1) Persemaian pendahuluan
steril/serbuk gergaji steril (yang sudah direbus) atau karung goni steril. Biji – biji
2) Persemaian pemeliharaan
1:1:1.
Setiap keranjang / plastic diisi satu kecambah dengan membenamkan sedalam jari
Keranjang / plastik yang sudah diberi tanaman disusun diatas rak dengan jarak 40
cm, tinggi rak 25 cm dari atas tanah dan dibuat tempat yang teduh atau dibuat
larikan – larikan pohon petai cina dan turi yang mempunyai jarak tanam 3 – 4 m.
Selain itu perlu di beri atap setinggi 2 m yang dibuat dari daun kelapa, alaang –
2. Setiap 10 hari diberipupuk urea 1,4 gr. untuk tiap keranjang / plastik.
3. Pemberantasan hama.
Pemberantasan dilakukan dengan Dithane m-45 dengan dosis 0,1 – 0,2 % rotasi 2
minggu.
2.3.1 Persiapan
supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk
memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus
dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier
2.3.3 Pengapuran
2.3.4 Pemupukan
pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau pupuk urea
lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk
kandang/kompos.
Kadang – kadang dipakai juga hubungan pagar yaitu dengan jarak antara
Lubang tanam dibuat beberapa bulan sebelum masa tanam. Ukuran lubang
1) Theprosia candida
– bijinya disebar menurut barisan sejajar dengan barisan lubang tanam dengan
2) Flamengia congesta
Flamengia congesta disebar 6 bulan sebelum penanaman coklat dikebun.
Penyebarannya berupa barisan sejajar dengan lubang tanam dengan jarak 2,5 dari
lubang. Sebelum disebar biji – biji dicampur dengan pupuk agrophos dengan
3) Perlindungan atap atau daun – daun yaitu bila pelindung berupa tanaman hidup
tidak diadakan.
m x 4 m.
2) Leucaena sp.yang ditanam dari bibit yang telah disemai 6 bulan sebelumnya
dengan waktu penanaman bersamaan dengan flamengia sp. Jarak tanam Leucaena
glauca digunakan sebagai batang bawah, sedang L.glabrata sebagai batang atas.
Sebelum bibit ditanam, bagi bibit keranjang atau kantong plastik, kranjang atau
Lalu bibit dimasukan ke dalam lubang tanam yang dibuat sebesar tanah putaran
Kemudian dinding keranjang atau kantong plastik digunting dari atas kebawah.
Sesudah itu keranjang atau plastik ditarik keluar.
Setelah bibit di tanam sedalam leher akar maka tanah disekitar bibit dipadatkan
BAB III
BUDIDAYA TANAMAN
3.1.2 Penyiangan
sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha
yang dicampur dengan 500-600 liter air. Penyiangan yang paling aman adalah
gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara,
untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman
3.1.3 Pemangkasan
Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama
produksi.
a) Pemangkasan bentuk1. Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12
bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang
Fase remaja. Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan
kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun.
3.1.4 Pemupukan
Kleserit=25 gram/pohon
usaha pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk
Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan
bunga yang mekar digosok denga bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya,
tangan.
(ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi
tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih
unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat,
murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun
entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau
kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan
3.2 Penyiraman
Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik
dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan
dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi pohon
pelindung.
BAB IV
4.1 Hama
kepik predator. Selain itu gunakan insektisida Baytroid 50EC, Lannate 25 WP,
Gejala: timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat
karbaril.
4.2 Penyakit
Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah.
Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi miselium abu-abu keputihan.
Pengendalian: dengan cara buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun
dengan cara pemangkasan. Selain itu gunakan insektisida dengan bahan aktif Cu:
Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3% atau insektisida bahan aktif Mankozeb: Dithane
Gejala: bercak basah berwarna tua pada kulit batang atau cabang, keluarnya
cairan dari batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras.
Pengendalian: buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara
pemangkasan. Selain itu gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3%
atau Cobox 0,3%. atau ungisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan
Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. Keroklah bagian yang sakit dan
gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte,
daun, ranting/cabang.
Gejala: bintik-bintik kecil hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik
pemupukan.
4.2.5 Bercak daun, mati ranting dan busuk buah
Penyebab: Colletorichum sp. (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting,
buah.
Gejala: bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriput
Gejala: benjolan dan warna belang pada buah berukuran 8-10 cm, penumpukan
Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3
yang lapisan miseliumnya telah dibuang. Fungisida dengan bahan aktif PNCB:
BAB V
5.1 Panen
setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri
buah akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur
buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan
warna kuning tua pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon dicirikan
dengan perubahan warna buah:a) Warna buah sebelum masak hijau, setelah
masak alur buah menjadi kuning.b) Warna buah sebelum masak merah tua,
warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada
waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah
penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula
buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada
buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan
aroma berkurang.
Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi,
dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal
hari. Seorang pemetik dapat memetik buah kakao sebanyak 1.500 buah per hari.
Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya
buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang
batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di
Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.
5.2 Pascapanen
5.2.1 Pengumpulan
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan
5.2.2 Penyortiran/pengelompokkan
berdasarkan mutunya:a) Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir
bijib) Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic) Mutu C: dalam
5.2.3 Penyimpanan
Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu
tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil
dengan cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi
tumpukan tidak lebih dari 75.b) Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c)
Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.
Biji-biji cokelat yang sudah kering dapat dimasukan dalam karung goni.
Tiap goni diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian karung-karung yang
berisi biji cokelat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan
berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji cokelat tersebut sudah segera bisa dijual dan
melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.
I. PEMASARAN
Definisi Pemasaran
Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran adalah mencari keuntungan dengan memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat memuaskan konsumen itu
sendiri. Kepuasan konsumen akan tercapai apabila produk berkualitas dan
memenuhi kebutuhan konsumen, harga dapat terjangkau oleh konsumen target,
pelayanan kepada konsumen memuaskan dan citra produk baik dari sudut
pandang konsumen
Kegiatan yang paling utama pemasaran dalam hal memenuhi kepuasan
konsumen adalah dengan memperhatikan produk, harga, distribusi dan promosi.
Keempat instrumen pemasaran tersebut dikenal dengan istilah bauran pemasaran
seperti berikut:.
1. Produk (product): Keragaman produk, Kualitas, Design, Ciri, Nama
merek, Kemasan, Ukuran, Pelayanan, Garansi, Imbalan
2. Harga (Price): Daftar harga, Rabat/diskon, Potongan harga khusus,
Periode pembayaran, Syarat kredit
3. Tempat (Place): Saluran pemasaran, Cakupan pasar,
Pengelompokkan, Lokasi, Persediaan, Transportasi
4. Promosi (Promotion): Promosi penjualan, Periklanan, Tenaga
penjualan, Kehumasan/ public relation, Pemasaran langsung.
Pengertian Pasar
Manfaat Pemasaran
keinginan konsumen).
2. Kegunaan tempat (place utility): produk tersedia di suatu tempat yang
produk.
diinginkan/dibutuhkan.
Fungsi Penyimpanan
Fungsi Periklanan
Fungsi periklanan dimaksudkan untuk menginformasikan atau
mengenalkan ke konsumen apa yang tersedia untuk dibeli dan untuk mengubah
permintaan atas suatu produk. Masalah yang timbul dalam periklanan produk-
produk pertanian terutama berkaitan dengan karakteristik produk-produk
pertanian itu sendiri.
Persaingan antar produk di pasaran mendorong produsen gencar untuk
berpromosi yang dapat menarik perhatian konsumen. Promosi dapat dilakukan
melalui berbagai cara, antara lain; melalui promosi penjualan, publisitas umum,
penjualan pribadi, dan periklanan. Promosi melalui media periklanan sangatlah
efisien karena menggunakan biaya rendah dan mempunyai daya bujuk (persuasif)
yang kuat. Promosi melalui periklanan sangatlah efektif karena dapat memberikan
informasi yang jelas terhadap produk pada segmen tertentu. Iklan mengarahkan
konsumen dalam menyuguhkan produk sehingga dapat diyakini untuk memenuhi
kebutuhan pembeli. Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan
kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai
pemenuhan kepuasannya.
Tujuan iklan menurut Rhenald Kasali (1995:159) biasanya dibangun atas
empat komponen, yaitu: 1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang
diharapkan pada calon pembeli, 2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut
sikap atau keistimewaan produk, 3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-
produk baru di pasaran merebut calon pembeli, 4) Positioning, sasaran konsumen.
Beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
periklanan dapat ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi, dan reaksi
konsumen, yaitu:
1. Media informasi: Iklan merupakan suatu media informasi produk yang
disampaikankepada konsumen.
2. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen
untuk disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai
penerima pesan.
3. Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang diterapkan
pada iklan mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi
positif terhadap produk yang diinformasikan.
4. Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan
reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang
diinformasikan.
1. Lingkungan makro
a. Lingkungan demografi
Demografi adalah telaah mengenai populasi manusia dalam arti jumlah,
kerapatan, lokasi, umur, jenis kelamin, ras, jenis pekerjaan dan lain-lain.
Lingkungan demografi sangat perlu diperhatikan karena melibatkan manusia, dan
manusialah yang membentuk pasar.
b. Lingkungan ekonomi
Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan
pola membeli konsumen. Perekonomi sebuah Negara dapat berupa ekonomi
subsisten, ekonomi industrial. Pemasar harus cermat mengikuti kecenderungan
utama dan pola pengeluaran konsumen serta pola perubahan dalam pendapatan.
c. Lingkungan alam
Lingkungan alam meliputi semua sumber daya alam yang dibutuhkan sebagai
masukan oleh pemasar atau yang dipengaruhi oleh aktifitas pemasaran. Pemasar
harus memperhatikan dan mewaspadai empat kecenderungan di dalam lingkungan
alam, yaitu: kekurangan bahan mentah, kenaikan biaya energi, meningkatnya
polusi dan campur tangan pemerintah dalam manajemen sumber daya alam.
d. Lingkungan Teknologi
Lingkungan teknologi merupakan berbagai kekuatan yang menciptakan teknologi
baru dan peluang pasar baru. Pemasar harus memperhatikan dan mewaspadai
empat kecenderungan dalam lingkungan teknologi, yaitu: kecepatan perubahan
teknologi, anggaran litbang yang tinggi, konsentrasi pada perbaikan kecil,
peraturan yang semakin ketat.
e. Lingkungan Politik
Lingkungan politik terdiri dari undang-undang, kantor pemerintah dan tekanan
kelompok yang mempengaruhi dan membatasi berbagai organisasi dan individual
dalam masyarakat. Keputusan pemasaran amat dipengaruhi oleh perkembangan
dalam lingkungan politik
f. Lingkungan Budaya
Lingkungan budaya terdiri dari lembaga dan kekuatan-kekuatan lain yang
mempengaruhi nilai-nilai dasar, persepsi, pilihan, dan tingkah laku yang
diatur/dianut masyarakat.
2. Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro suatu perusahaan terdiri dari beberapa pelaku dalam
lingkungan yang berhubungan dekat dengan perusahaan dan mempengaruhi
kemampuannya untuk melayani pasar pada khususnya yaitu perusahaan itu
sendiri, para pemasok, para perantara-pasar, para pelanggan, dan para pesaing,
serta masyarakat umum.
a. Perusahaan
Dalam merumuskan rencana pemasaran harus memperhitungkan kelompok-
kelompok lainnya dalam perusahaan misalnya; Manajemen Puncak, Keuangan, R
& D, Pembelian, Produksi dan Akuntansi, dll. Bagian-bagian ini membentuk
suatu lingkungan mikro suatu perusahaan untuk perencana pemasaran.
b. Pemasok
Pemasok adalah perusahaan bisnis dan perorangan yg menyediakan sumberdaya
yg dibutuhkan oleh perusahaan dan pesaingnya untuk memproduksi barang dan
jasa tertentu.
c. Perantara
Perantara Pemasaran adalah mereka yg membantu perusahaan dalam
mempromosikan, menjual, dan mendistribusikan barang kepada pembeli akhir.
Para perantara ini meliputi :
Penjual adalah perusahaan yang membantu perusahaan menemukan pelanggan dan
melakukan penjualan kepada pelanggan.
Perusahaan Distribusi Fisik, membantu perusahaan dlm menyediakan &
memindahkan barang dari tempat asal ke tempat tujuan.
Biro Jasa Pemasaran, meliputi perusahaan riset, biro iklan, perusahaan media, dan
perusahaan konsultan pemasaran, mencarikan sasaran dan menpromosikan produk
ke pasar sasaran secara tepat.
Perantara Keuangan, meliputi bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi, dll
dalam membantu transaksi keuangan dan atau menanggung resiko sehubungan
dengan pembelian dan penjualan barang.
d. Pelanggan
Pelanggan yaitu sejumlah individu, kelompok, organisasi yang mengkonsumsi
suatu produk. Perusahaan dapat beroperasi pada lima jenis pasar; Pasar
konsumen yaitu terdiri atas individual dam rumah tangga yang membeli barang
dan jasa untuk konsumsi pribadi.
1. Pasar bisnis membeli barang dan jasa untuk diroses lebih lanjut atau digunakan
dalam peoses produksi mereka.
2. Pasar penjual membeli barang dan jasa untuk dijual kembali dengan mengambil
laba.
3. Pasar pemerintah terdiri dari kantor pemerintah yang membeli barang dan jasa
untuk menyediakan fasilitas umum.
4. Pasar Internasional pembelian dari luar negeri.
e. Pesaing
Pesaing merupakan perusahaan sejenis yang juga menghasilkan produk atau jasa
dengan nilai yang relatif sama. Agar sukses perusahaan harus memberikan nilai
dan kepuasan pelanggan yang lebih besar dari pesaingnya.
f. Masyarakat (publik)
Yaitu suatu kelompok yang memiliki minat nyata atau potensial yang berpengaruh
terhadap kemampuan organisasi untuk mencapai sasarannya. Tujuh jenis publik
yang mengelilingi perusahaan antara lain : publik keuangan, publik media, publik
pemerintah, publik kekuatan warga, publik local, publik umum, publik internal.
a. Perencanaan pemasaran
b. Implementasi pemasaran
Adalah proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran menjadi
tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi mencakup aktivitas
sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara efektif melalsanakan rencana
pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan program tindakan yang menarik semua orang
atau semua aktivitas serta struktur organisasi formal yang dapat memainkan
peranan penting dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.