Anda di halaman 1dari 8

KEBERHASILAN OKULASI TANAMAN JERUK (Citrus sp.

) YANG EFEKTIF DENGAN


KOLABORASI BEBERAPA PERLAKUAN

Ina Herlina (04.1.17.0993)


Jurusan Pertanian Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Polbangtan Bogor

ABSTRAK
Jeruk (Citrus sp.) merupakan salah satu komoditas tanaman buah yang penting di Indonesia
dan juga dunia. Untuk mempertahankan kelangsungan buah jeruk sangat memerlukan
regenerasi tanaman jeruk dengan alternatif perbanyakan tanaman secara okulasi. Untuk
proses okulasi diperlukan dan ditunjang dengan beberapa teknik maupun perlakuan selama
okulasi jeruk dilakukan. Beberapa teknik, penggunaan dan perlakuan bertujuan untuk melihat
keberhasilan proses okulasi. Dalam prosesnya digunakan kolaborasi beberapa teknik,
penggunaan dan perlakuan yang efektif dalam menentukan keberhasilan okulasi yaitu
perlakuan dengan penggunaan batang bawah, pemberian dosis pupuk kandang, pemberian
ZPT Rootone F-1 dan pemberian pupuk majemuk NPK. Dari penerapan perlakuan tersebut
diperoleh hasil yang paling efektif yang bisa digunakan sehingga proses okulasi berhasil adalah
dengan penggunaan batangbawah jenis Rough Lemon , pemberian dosis pupuk kandang (1:1),
pemberian NPK dengan dosis 15 g dan perlakuan pemberian ZPT untuk memecahkan masa
dormasi entres. Dengan demikian kolaborasi tersebut bisa diaplikasikan dalam menunjang
keberhasilan okulasi tanaman jeruk.
Kata Kunci: okulasi jeruk, perlakuan, keberhasilan okulasi

PENDAHULUAN Badan Pusat Statistik 2018 secara umum


Jeruk (Citrus sp.) adalah tanaman buah memang produksi jenis hortikultura buah-
tahunan yang berasal dari Asia. Beberapa buahan tahunan mengalami kenaikan.
varietas jeruk yang sudah berkembang di Namun, ada beberapa penurunan dari 4
Indonesia diantaranya adalah Jeruk Keprok, sektor yaitu jeruk, salak, markisa dan
Siam dll. Sebagai salah satu jenis anggur. Penurunan produksi jeruk terutama
komoditas strategis. Kebutuhan jeruk jeruk lokal yang saat ini bisa dikatakan
semakin meningkat. Bukan hanya di sudah langka disebabkan dari proses
Indonesia jeruk merupakan komoditas yang menghasilkan buah jeruk itu sendiri. Di
disukai di seluruh dunia. Penggunaan dalam kata lain dalam proses budidayanya.
jeruk bisa dikonsumsi langsung atau diolah Faktor lain yang paling mendasar dari
di Industri-inudstri yang bersangkutan. menurunnya produksi jeruk adalah dengan
Dengan kebutuhan jeruk yang semakin terjadinya penurunan kualitas dari bibit jeruk
meningkat namun hal ini bertolak belakang itu sendiri. Hal ini akan berimbas dan
dengan kondisi produksi buah lokal berhubungan dengan proses mengasilkan
khususnya di Indonesia. Dilansir dari bibit tersebut. Lantas untuk mendapatkan
bibit dari proses pembibitan yang baik, tanaman jeruk. dengan begitu diharapkan
itulah yang menjadi sesuatu hal yang harus bibit yang dihasilkan dari okulasi jeruk
dipikirkan. Untuk meningkatkan produksi dengan berbagai sentuhan perlakuan ini
jeruk di indonesia dengan kualitas bibit yang baik, bermutu, sehat dan unggul. Pada
super dan baik akan bisa didapatkan dari akhirnya bibit yang dihasilkan ini membawa
proses perbanyakannya. kesejahteraan bagi petani dan masyarakat
Banyak sekali proses perbanyakan untuk disekitarnya.
menghasilkan bibit jeruk yang baik. Salah METODOLOGI
satu jenis tersebut adalah perbanyakan Pengamatan menggunakan bahan tanaman
tanaman dengan teknik okulasi. Okulasi jeruk yang tumbuh di dalam BPMT untuk
adalah jenis perbanyakan yang bisa digunakan entresnya sebagi mata tempel.
dilakukan dalam rangka menghasilkan bibit Kemudian jeruk varietas Rough Lemon (RL)
jeruk yang sehat, kuat perakaran, tahan dan Japanese Citroen, sebagai batang
hama maupun penyakit, tahan kering atau bawah, bahan plastik pengikat, pisau
kelebihan air. Sehingga dengan begitu, okulasi, pupuk kandang, NPK, dan ZPT
bisa meningkatkan produksi buah jeruk dan berupa Rootone-F. Bahan pupuk kandang,
menghindari kelangkaan dari buah jeruk NPK dan tambahan lain selain alat dan
yang menjadi penyebab munculnya impor bahan utama untuk melakukan okulasi jeruk
jeruk dari luar negeri. Dengan okualsi, jeruk digunakan sebagai bahan perlakuan untuk
bisa terhindar atau sebagai pencegahan melihat keberhasilan okulasi jeruk dengan
terhadap serangan virus CPVD yang berbagai perlakuan tersebut.
menyerang bagan jaringan inti jeruk. Metodologi penelitian yang digunakan
Dengan okulasi pula kita bisa mendapatkan adalah analisis deskriptif dengan telaah
jenis jeruk yang akan kita dapatkan sesuai berbagai literatur yang telah di baca dari
keinginan kita misalkan kita perpadukan berbagai jurnal. Dari beberapa jurnal yang
beberapa varietas jeruk yang selain untuk telah ditelaah untuk melihat keberhasilan
konsumsi juga sebagai pemenuhan unsur okulasi yang efektif dengan perbedaan
estetika. Okualsi bukan hanya masalah bahasan dalam perlakuan yang diberikan.
menempel akan tetapi bagaimana Dalam hal ini kolaborasi dari beberapa
menghasilkan bibit yang berkulitas dengan perlakuan tersebut dirasa efektif dalam
memperhatikan beberaa hal yang menjadi menunjang keberhasilan okulasi tanaman
penunjang keberhasilannya. Saat ini telah jeruk.
berkembang beberapa perlakun yang
menunjang keberhasilan drai okulasi
HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga tidak terjadi pembusukan pada
Proses okulasi mata tempel jeruk yang diokulasi.
Okulasi adalah teknik perbanyakan Perlakuan penunjang proses okulasi
tanaman secara vegetatif dengan Dalam menunjang beberapa keberhasilan
melakukan penempelan antara batang okulasi tanaman jeruk perlu adanya sebuah
bawah dan juga mata tempel atau entres perlakuan tembahan, perlakuan ini
dan saling bertautan. Berikut di bawah ini beraneka ragam seiring dengan
beberapa tahapan dalam proses okulasi. berkembangnya zaman. Walaupun
1. Memilih jenis batang bawah yang sudah berbeda perlakuan akan tetapi jenis-jenis
berumur 6 bulan - 1 tahun dengan perlakuan ini bisa kita kolaborasikan
tinggi 40-60 cm. sehingga keebrhasilan okulasi bisa efektif
2. Lakukan pembersihan pada kulit batang dan membuahkan hasil terbaik dan bibit
dengan tinggi kurang lebih 10-20 cm menjadi unggul. Beberapa perlakuan
dari permukaan tanah. tersebut adalah sebagai berikut:
3. Sayat kulitnya sepanjang 2 - 3 cm, Perlakuan pertama (penggunaan batang
lebar 0,8 cm kemudian lepaskan dari bawah)
batangnya sesuai model okulasi irisan Batang bawah adalah jenis batang yang
yaitu dan saling bertaut. digunakan dalam proses okulasi sebagai
4. Iris entres dari batang sesuai metode pondasi dalam bertahan dan kelangsungan
dalam penayatan yang baik dan benar. hidup tanaman hasil okulasi. Batang bawah
Pengambilan cabang mata tempel yang digunakan haruslah perakaran kuat
sebesar batang bawah yang berbentuk tahan dalam kondisi baik kering maupun
bulat, licin, warna sedikit kelabu hujan. Di Indonesia batang bawah yang
kecoklatan. Pengambilan mata tempel umum digunakan adalah batang bawah
tidak dalam kaadaan masih bersudut. dengan varietas Rough Lemon (RL) dan
5. Masukan mata tempel pada batang Japanese Citroen (JC). Berdasarkan hal
bawah yang disayat dengan tersebut maka pada perlakuan pertama
menyisipkan di bawah kulit batang dalam melihat keberhasilan okulasi adalah
bawah. dengan penggunaan jenis batang bawah
6. Lakukan pengikatan tali plastik diawali baik RL maupun JC. Penggunaan jenis
dari bawah keatas. Perlakuan ini batang bawah ini dikombinasikan dengan
dimaksudkan apabila terjadi hujan atau masa penyimpanannya yaitu dalam waktu 0
dilakukan penyiraman air tidak masuk sampai dengan 3 hari. Dari hasil
penggunaan kedua varietas ini adalah Entres yang digunakan dalam okulasi
sebagai berikut: adalah entres jeruk manis, batang bawah
a. Waktu pecah tunas dengan RL dan alat lain yang menunjang. Dalam
penyimpanan 0-1 hari dengan varietas perlakuan ini ada beberapa aspek yang
RL dan JC lebih cepat dibandingkan menunjang dan termasuk dalam ketegori
dengan 2 sampai dengan 3 hari. Akan keberhaslan proses okulasi.
tetapi pada hari ketiga varietas RL lebih Tabel 1. Kategori perlakuan pupuk
unggul daripada JC. kandang
b. Dari panjang tunas, varietas RL lebih No. Perlakuan pupuk kandang
unggul dari varietas JC dengan hasil 1 Tanah + pupuk kandang (1:1)
rata-rata 43,3 cm panjang tunas RL dan 2 Tanah + pupuk kandang (1:2)
38, 89 cm untuk varietas JC. Hal ini 3 Tanah + pupuk kandang (2:1)
dikarenakan varietas RL mampu atau Dari semua perlakuan saat proses okulasi
tahan terhadap kondisi kekeringan jeruk yang paling unggul dalam melihat
sehingga merangsang pembentukan keberhasilan okulasi adalah dengan
cabang dan juga mampu beradaptasi perlakuan ke-1. Hasl ini dibuktikan dengan
dengan kondisi apapun. perlkuan pupuk kandang 1:1 paling cepat
c. Jika dilihat dari jumlah daun varietas RL dalam mencapai 50% tumbuh tunas,
menghasilkan lebih banyak jumlah daun presentasi okulasi jadi paling tinggi yaitu
dibandingkan varietas JC. sebesar 86,67%, bibit mati terendah,
d. Dari diameter tunas, penggunaan panjang tunas yang lebih cepat dan tertingi
varietas RL lebih kompatibel dari pada di 12 MSO, jumlah dtunas daun tertinggi,
varietas JC dikarenakan distribusi unsur serta diameter tuans tertinggi. Hal ini
hara yang baik dan mempengaruhi karena dengan perlakuan pupuk kandang
pertumbuhan diameter tunas dalam 1:1 dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang
proses okulasi. opyimum saat proses okulasi jeruk.
Perlakuan kedua (perlakuan dengan Selain itu perlakan pupuk kandang 1:1
pupuk kandang) sudah optimal dalam eprtumbuhan tunas
Perlakuan kedua adalah dengan pemberian dan keberhasilan okulasi sehingga
pupuk kandang selama proses okulasi berdampak pada kemampuan tanaman
dengan diberlakukannya perbandingan jeruk yang diokulasi dalam melaksanakan
pemberian. Adapun hasil dari perlakuan aktivitas fisiologinya berjalan dengan baik.
pemberian perbandingan pupuk kandang
akan dibahas di bawah ini.
Perlakuan ketiga (penggunaan pupuk Perlakuan keempat (penggunaan ZPT
majemuk NPK) Rootone-F)
Perlakuan ketiga adalah dengan pemberian Perlakuan ketiga adalah dengan melibatkan
beberapa dosis pupuk majemuk NPK. Dosis unsur ZPT yaitu Rootone F untuk melihat
tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah dampak berupa pengaruhnya. Penggunaan
ini. ZPT Rootone F dalam proses okulasi
Tabel 2. tanaman jeruk sangat bermanfaat dalam
No. Dosis pupuk majemuk keberhasilan okulasi karena dengan
1 Pupuk majemuk 5g pemberian ZPT Rootone F berpengaruh
2 Pupuk majemuk 10g dan sebagai alternatif pematahan dormansi
3 Pupuk majemuk 15g mata tunas atau entres tanaman jeruk
Dari ketiga perlakan tersebut yang paling sehingga dapat menunjang keberhasilan
mendekati keberhasilan okulasi tinggi okulasi jeruk tersebut.
adalah dengan pemberian pupuk majemuk Kolaborasi perlakuan
dosis 15g. Pemberian pupuk majemuk 15 g Dari berbagai bentuk penggunaan, dan
menghasilkan waktu mencapai 50% perlakuan dalam proses okulasi kolaborasi
tumbuh tunas, persentase okulasi jadi, perlakuan lah yang bisa dilakukan sehingga
persentase bibit mati, panjang tunas, jumlah okulasi tersebut efektif berhasil. Kolaborasi
daun pada tunas, serta diameter tunas yang dilakukan yaitu dengan penggunaan
okulasi yang lebih baik dibanding dengan varietas RL sebagai batang bawah,
perlakuan takaran pupuk lainnya. Hal penggunaan pupuk kandang dengan
tersebut menunjukkan bahwa nutrisi yang perbandingan 1:1, pemberian NPK dengan
diberikan pada pemupukan sebanyak 15 g dosis 15 gram dan pemberian ZPT Rootone
lebih mencukupi kebutuhan tanaman dalam F untuk mematahkan masa dormansi
melakukan metabolisme dibanding takaran entres.
10 g maupun 5 g. Pemberian pupuk KESIMPULAN
majemuk 15g lebih memacu pada 1. Penngunaan varietas Rough Lemon
pertumbuhan tunas. Hal tersebut lebih unggul dari pada varietas
menunjukkan proses metabolisme berjalan Japanese Citroen karena mempunyai
dengan normal disebabkan kebutuhan masa pecah tunas lebih cepat, panjang
nurtisi tanaman lebih terpenuhi. tunas mencapai 43,3 cm, jumlah daun
lebih banyak dan diameter tunas lebih
cepat karena kompatibel dan tahan
terhadap berbagai kondisi.
2. Perbandingan tanah dan pupuk Badan Pusat Statistik, 2018. Statistik
kandang 1:1 memberikan waktu Tanaman Buah-buahan dan
mencapai 50% tumbuh tunas, Sayuran Tahunan Indonesia
persentase okulasi jadi, persentase bibit 2018, Jakarta:BPS.
mati, panjang tunas, jumlah daun pada Wahyudi, Eko dkk. 2017. Perbedaan
tunas, dan diameter tunas okulasi yang Batang Bawah dan Masa
lebih baik dibanding dengan dosis Penyimpanan Entres Terhadap
lainnya Pertmbuhan Okulasi Bibit Jeruk
3. Takaran pupuk majemuk NPK niposca Siam Madu (Citus nobilis). Riau:
15 g memberikan waktu mencapai 50% Universitas Negeri Sultan Syarif
tumbuh tunas, persentase okulasi jadi, Kasim Riau.
persentase bibit mati, panjang tunas, Halma, F. (1931). The propagation of citrus
jumlah daun pada tunas, dan diameter by cuttings. Hilgardia, 6(5), 131-
tunas okulasi yang lebih baik dibanding 157.
dengan takaran lainnya. Hanif, Z., Zamzami, L., Subtropika, B., No,
4. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh J. R. T., & Timur, J. B. J. (2012).
Rootone F mampu memberikan Trend jeruk impor dan posisi
pengaruh dan bisa menjadi alternatif Indonesia sebagai produsen jeruk
dalam pematahan masa dormansi dari dunia. In Prosiding workshop
entres dalam proses okulasi. rencana aksi rehabilitasi
5. Untuk menunjang keberhasilan okulasi agribisnis jeruk keprok soe yang
dalah dengan kolaborasi ke 4 perlakuan berkelanjutan untuk substitusi
dari penggunaan batang bawah, pupuk impor. Badan Litbang Pertanian.
kandang, pupuk NPK dan ZPT Rootone- Dirjend Hortikultura dan ACIAR,
F. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Harahap, F., Nurwahyuni, I., & Napitupulu,
Adis, 2009. Perbanyaakan tanaman jeruk J. A. (2012). PERTUMBUHAN
keprok secara okulasi. OKULASI JERUK KEPROK
Universitas Sebelas Maret BRASTEPU (CITRUS NOBILIS
Surakarta. VAR.) MENGGUNAKAN JERUK
Alamsyah Alamsyah, A., & Dikayani, D. ASAM SEBAGAI BATANG
Percobaan teknik okulasi Chip BAWAH. SAINTIKA, 12(01), 01-
Budding pada tanaman jeruk. -. 13.
Humaidah, A. (2017). Pengaruh Teknik trifoliate orange budded with
Percepatan Pertumbuhan Tunas satsuma mandarin. Journal of the
Pada Okulasi Tanaman Jeruk Japanese Society for Horticultural
Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Science, 58(2), 267-274.
Merr.) Kultivar Nambangan Prastowo, N. H. (2006). Tehnik pembibitan
(Doctoral dissertation, Universitas dan perbanyakan vegetatif
Brawijaya). tanaman buah. World
Iswari, D., Sutjahjo, S. H., & Poerwanto, R. Agroforestry Centre.
(2008). Indeks keberlanjutan Rukmana, I. H. R. (2003). Jeruk Nipis,
pengembangan kawasan sentra Prospek Agribisnis,
produksi jeruk berkelanjutan di BudiDaya&PascaPanen.
kabupaten agam, sumatera barat. Kanisius.
Jurnal Hortikultura, 18(3). Sariningtias, N. W., Poerwanto, R., &
Muller, G. W., Rodriguez, O., & Costa, A. S. Gunawan, E. (2014).
(1968). A tristeza virus complex Penggunaan benzil amino purin
severe to sweet orange varieties. (BAP) pada okulasi jeruk keprok
In International Organization of (Citrus reticulata). Jurnal
Citrus Virologists Conference Hortikultura Indonesia, 5(3), 158-
Proceedings (1957-2010) (Vol. 4, 167.
No. 4). Su, H. J. (1996). Citrus greening disease.
Nour-Eldin, F. (1957). Citrus virus disease Published by the Food and
research in Egypt. In International Fertilizer Technology Center for
Organization of Citrus Virologists the Asian and Pacific region.
Conference Proceedings (1957- Suharsi, T. K., & Sari, A. D. P. (2014).
2010) (Vol. 1, No. 1). Pertumbuhan mata tunas jeruk
Novianti dan Nuryati, Leli. 2015. Outlook keprok (Citrus nobilis) hasil
Komoditas pertanian subsektro okulasi pada berbagai media
Hortkultura. Jakarta: Pusat Data tanam dan umur batang bawah
dan Sistem Informasi Pertanian rough lemon (C. jambhiri). Jurnal
Kementan. Ilmu Pertanian Indonesia, 18(2),
POERWANTO, R., INOUE, H., & 97-101.
KATAOKA, I. (1989). Effects of Tirtawidjaja, S. (1980). Citrus virus research
temperature on the morphology in Indonesia. In International
and physiology of the roots of Organization of Citrus Virologists
Conference Proceedings (1957-
2010) (Vol. 8, No. 8).
Widowati, R. (2017). KEBERHASILAN
OKULASI VARIETAS JERUK
MANIS PADA BERBAGAI DOSIS
PUPUK MAJEMUK NPK.
AgroSainT, 8(1), 56-61.
WIDYAWATI, A. T., & NURBANI, N. (2017,
February). Innovation technology
cultivation of Citrus Tangerines
Borneo Prima in East Kalimantan.
In Prosiding Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas
Indonesia (Vol. 3, No. 1, pp. 127-
131).
Wijaya, I. N., Adiartayasa, W., Wirawan, I.
G., Sritamin, M., Puspawati, M., &
Sudarma, I. M. (2017). Hama dan
penyakit pada tanaman jeruk
serta pengendaliannya. Buletin
Udayana Mengabdi, 51-56.

Anda mungkin juga menyukai