Anda di halaman 1dari 23

STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

Disusun sebagai persyaratan menyelesaikan praktikum dan mengikuti Ujian


Akhir Praktikum Produksi Benih

Disusun Oleh:

Kelas VII A Kelompok 3

1. Dyah Ayu Sekarindhar NIM.201410200311044


2. Ade Dwi Kerti F. NIM.201410200311123

LABORATORIUM AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas


kemudahan yang diberikan dalam penyelesaian laporan ini. Shalawat dan salam
senantiasa terucap kepada junjungan mulia, Rasulullah Muhammad saw.

Laporan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan praktikum Produksi Benih
yang telah dilaksanakan. Adapun bab yang dimuat dalam laporan ini yaitu Strukrur
benih dan Tipe Perkecambahan.

Dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan, penulis hendak mengucapkan


banyak terima kasih kepada :

1. Dr. Drs. Harun Rasyid, MP selaku dosen pengampu mata kuliah Produksi Benih
dan Dr. Ir. Muhidin, M.Si selaku kepala Lab Agronomi.
2. Saefurrohman, SP selaku asisten praktikum Produksi Benih atas bimbingannya
selama pelaksanaan praktikum.
3. Rekan-rekan praktikan Agro VII A atas bantuan dan kerjasamanya.

Akhir kata kami berharap sumbangsih dari berbagai pihak atas kritik dan
sarannya bilamana terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini. Karena laporan
ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan masukan untuk perbaikan di sana sini.

Malang, Desember 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ vi

I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3. Tujuan ......................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 3

2.1. Pengertian Benih ............................................................................................ 3


2.2. Struktur Benih ................................................................................................ 3
2.3. Perkecambahan Benih .................................................................................... 6
III. METODE PRAKTIKUM ....................................................................................... 8

Waktu dan tempat ..................................................................................................... 8


Alat dan Bahan ......................................................................................................... 8
Langkah Kerja .......................................................................................................... 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 9

4.1. Hasil Pengamatan ........................................................................................... 9


4.2. Pembahasan .................................................................................................. 12
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

LAMPIRAN ................................................................................................................ 16

ii
iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil pengamatan tipe perkecambahan benih ............................................... 11

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Benih Jagung………………………………………………. 9


Gambar 2. Struktur Benih Kedeai………………………………………………. 9
Gambar 3. Struktur Benih Kacang Tanah………………………………………. 10
Gambar 4. Struktur Benih Padi…………………………………………………. 10

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumetasi kegiatan praktikum ............................................................. 16

vi
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benih merupakan salah satu alat reproduksi generatif tanaman yang dilengkapi
dengan organisasi yang teratur rapi dan memiliki cadangan makanan yang cukup
untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya diproduksi dengan teknik-
teknik tertentu sehingga memenuhi persyaratan sebagai bahan perbanyakan
tanaman.Secara fungsional benih memilki perbedaan dengan biji.Biji digunakan
sebagai bahan makanan sedangkan benih digunakan sebagai alat perbanyakan
generatif. (Mugnisyahdan Setiawan, 1991)
Kingdom Plantae mempunyai dua kelas tumbuhan berbiji, yaitu Angiospermae
(tumbuhan berbiji tertutup) dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka).Angiospermae terdiri dari dua subkelas yaitu monokotil dan dikotil yang
masing-masing memiliki perbedaan pada struktur dan morfologi benih.Pengetahuan
tentang struktur benih masing-masing subkelas tanaman tersebutakan memberikan
pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur tersebut.Biji tanaman dikotil
seperti kacang-kacangan, apabila terbelah menjadi dua, akan didapatkan struktur biji
yang terdiri atas plumula, hipokotil, radikula,kotiledon dan embrio. Sedangkan,
struktur biji tanaman monokotil, seperti jagung terdiri atas koleoptil, plumula,
radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma.(Pratiwi, 2007)
Benih mengandung tanaman mini yang dilengkapi struktur dan bagian-bagian
yang sesuai dengan peranannya sebagai unit penyebaran atau perbanyakan.Disamping
itu dilengkapi pula dengan cadangan makanan yang mendukung pertumbuhan
tanaman muda sampai tanaman dewasa dan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
sebagai organisme autotropik.Oleh karena itu pemahaman mengenai struktur dan
bagian-bagian benih sangatlah diperlukan karena hal tersebut berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan benih menjadi individu baru yang utuh dan bersifat
autotrop.Dengan mengetahui hal tersebut benih sebagai media perbanyakan generatif
diharapkan dapat terjaga kualitasnya dengan baik, sehingga setiap struktur dan
bagian-bagian didalamnya tidak mengalami kerusakan untuk menunjang
2

terbentuknya suatu tanaman baru yang sehat. (Sutopo, 2002). Oleh karena itu
dilakukan praktikum untuk memahami lebih lanjut mengenai struktur dan tipe
perkecambahan pada beberapa jenis benih

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja struktur berbagai jenis benih ?


2. Apa saja tipe perkecambahan dari berbagai jenis benih?

1.3. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu :

1. Mengetahui struktur berbagai jenis benih


2. Mengetahui tipe perkecambahan berbagai jenis benih
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Benih

Benih merupakan tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk


memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis
benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan
pertanaman. Benih merupakan tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis
benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan
pertanaman (Sadjad, 1975).
Mutu benih merupakan sebuah konsep yang kompleks yang
mencakupsejumlah faktor yang masing-masing mewakili prinsip-prinsip fisiologi,
misalnyadaya berkecambah, viabilitas, vigor dan daya simpan (Sadjad,
1993).Mugnisyahdan Setiawan (1991) menyatakan bahwa benih bermutu tinggi
adalah benih yangmurni genetis, dapat berkecambah, vigor tidak rusak, bebas dari
kontaminan dan penyakit, berukuran tepat, cukup dirawat, dan secara keseluruhan
berpenampilan baik.
Mutu benih mencakup mutu fisik, fisiologis dan genetis, serta memenuhi
persyaratan kesehatan benih. Mutu fisik benih diukur dari kebersihan benih,bentuk,
ukuran, dan warna cerah yang homogen serta benih tidak mengalami kerusakan
mekanis atau kerusakan karena serangan hama dan penyakit. Mutufisiologis diukur
dari viabilitas benih, kadar air maupun daya simpan benih. Mutu genetik dapat diukur
dari tingkat kemurniannya (Mugnisyah et al., 1994) .

2.2.Struktur Benih

Biji merupakan ovule yang dewasa, terbentuk satu atau lebih didalam satu
ovari pada legume, namun tidak pernah terbentuk lebih dari satu biji didalam ovari
pada tanaman yang termasuk subkelas monokotil. Setiap biji matang selalu terdiri
dari sedikitnya 3 bagian utama, diantaranya (Kamil,1979) :
4

(1) Kulit Benih (Seed Coat; Testa)


Bagian luar benih dibatasi oleh sebuah struktur pembungkus atau lapisan
pelindung yang berkembang dari integument atau perpaduan dari kulit buah
(dinding ovary) atau pericarp dengan kulit biji yang sesungguhnya bersatu
dengan tangkai ovule. Kulit biji memiliki 2 lapisan, yaitu lapisan dalam tipis,
berselaput dan lunak sedangkan lapisan luar tebal dan keras. Fungsi dari kulit biji
diantaranya adalah sebagai berikut (Kuswanto, 1996):
a) Melindungi bagian luar benih dari benturan, gesekan, sentuhan mekanis dan
kondisi lingkungan.
b) Mengatur kondisi benih agar terhindar dari OPT dan menghambat masuknya
jasad renik kedalam benih.
c) Mengatur kecepatan penyerapan air komponen bagian dalam benih.
d) Mengatur kecepatan masuknya oksigen, karbondioksida, dan gas lain yang
dibutuhkan untuk metabolisme.
e) Mengatur waktu perkecambahan dengan menyebabkan benih mengalami
dormansi.
(2) Jaringan Penyimpan Cadangan Makanan
Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan
penyimpan cadangan makanann, yaitu kotiledon (kelas dikotiledoneae),
endosperm (kelas monokotiledoneae) dan perisfern (famili Chenopodiaceae dan
caryophyllaceae), scutellum (grasse; rumput-rumputan). Jaringan penyimpan
cadangan makanan mengandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim.
a. Kotiledon
Kotiledon ini terdapat pada kacang-kacangan (Legumes), semangka
(Citrulus vulgaris Schard), labu (Cucurbita pepo L.). Pada biji kedelai, kacang
tanah, alfalfa, clover, bunga matahari, peas yang sudah matang ,endosperm
tidak ditemukan lagi karena sudah habis diserap oleh embrio untuk
pertumbuhannya sebelum perkecambahan. Biji-biji ini pada waktu matang
hanya mempunyai: kotiledon, embrio (terdiri dari plumulae dan radikula), dan
kulit biji (seed coat/testa). Pada biji-biji ini makanan cadangan disimpan pada
5

kotiledon atau juga sedikit pada embryonic axis sendiri. Biji-biji tipe ini akan
berkecambah relatif lebih cepat, karena proses pencernaan sudah terjadi lebih
dahulu.(Kuswanto, 1996)
Tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi
menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap
makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi
melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang
berfungsi melindungi radikula.
b. Endosperm
Endosperm adalah suatu jaringan penyimpanan makanan cadangan
(storage tissue) yang mana diserap oleh embrio sebelum atau
selama perkecambahan biji dan selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda.
Jaringan penyimpan makanan ini terdapat pada: jagung, gandum, kelapa
(bagian dalam yang berwarna putih dan dapat dimakan adalah merupakan
endospermnya), padi, oats, sorghum, jarak, dan golongan serealia lainnya.
Endosperm dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan penyimpan makanan
cadangan yang mana diserap oleh embrio sebelum dan atau selama proses
perkecambahan biji. Jadi endosperm selalu terdapat di dalam biji yang sangat
muda yang kemudian habis diserap atau tidak oleh embrio sewaktu
pertumbuhannya. Biji-biji tipe ini akan berkecambah relatif lebih lambat,
karena proses penyerapan air dan pencernaan tidak akan terjadi atau baru
dimulai sewaktu biji tersebut dikecambahkan. (Kamil,1979)
c. Perisperm
Jaringan penyimpan cadangan makanan tipe ini terdapat pada: familia
Chenopodiaceae (Beta vulgaris L.; Spinacia oleraceedae L.) dan familia
Caryophyllaceae (Dianthus sp.; Agros temaa sp). Disini sewaktu ovule sedang
tumbuh, embrio juga tumbuh, nucellus tidak habis dipakai untuk pertumbuhan
tersebut, adakalanya berkembang, sehingga terbentuk suatu jaringan yang
disebut perisperm dan masih terdapat pada biji di waktu matang. (Kamil,1979)
6

d. Gametophyte Betina yang Haploid.


Tipe ini terdapat pada kelas Gymnospermae misalnya pada pinus (Pinus
sp), di mana pinus mempunyai 15 kotiledon.Pada rumput-rumputan (Grasses)
kotiledon yang seperti perisae disebut scutellum.
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari:
karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan persentasenya
berbeda-beda tergantung pada jenis biji. Misalnya pada bunga matahari kaya
akan lemak, kacang-kacangan kaya protein, dan pada serealia kaya akan
karbohidrat. (Kamil,1979)
(3) Embrio
Berasal dari telur yang dibuahi (Zygote), yaitu bersatunya gemet jantan
dan gamet betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang perkembangannya
sempurna akan terdiri dari struktur-struktur, calon pucuk (plumulae), calon akar
(radikula), cadangan makanan dsb.
Fungsi biji adalah untuk reproduksi atau memperbanyak diri, oleh karena
itu ada organ biji yang dapat mengaktifkan pertumbuhan dan pembelahan sel,
yaitu: poros embrio. Disebut poros embrio karena pertumbuhannya dapat
diaktifkan kedua arah yaitu untuk pertumbuhan akar dan batang. Poros embrio
merupakan bagian-bagian yang sangat kecil dibandingkan dengan biji.Bagian-
bagian embrio(Kamil,1979) :
a) Pada tanaman monokotil embrio terdiri atas: 1). Endosperm (scutellum), 2).
Embryonic axis terdiri atas: coleoptiles, plumule, seminal root, radical,
coleorhizae. Pada padi, gandum, sorghum, oats, barley, dan rye embryonic
axis tidak mempunyai seminal root.
b) Pada tanaman dicotyledoneae embryo terdiri atas: 1). Kotiledon, 2).
Embryonic axis yang terdiri atas: plumule (epikotil), radicle (hipokotil).

2.3.Perkecambahan Benih

Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio.


Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses
7

perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang


menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar (Syamsuri,
2004). Perkecambahan merupakan sustu proses dimana radikula (akar embrionik)
memanjang ke luar menembus kulit biji. Di balik gejala morfologi dengan
pemunculan radikula tersebut, terjadi proses fisiologi-biokemis yang kompleks,
dikenal sebagai proses perkecambahan fisiologis (Salisbury, 1985).
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan
pertumbuhan plumula (calon batang). Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa
perkecambahan adalah munculnya radikel menembus kulit benih. Sedangkan para
agronomis menyatakan bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya
struktur penting embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk
menghasilkan kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum
(Bagod,2006).
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal
perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari
epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas
tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan
jagung.Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan
plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada
kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi
untuk memperkirakan kedalaman tanam (Pratiwi, 2007).
1. Perkecambahan epigeal
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan
tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.
Contoh: perkecambahan kacang hijau.
2. Perkecambahan hipogeal
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah.
Contoh: perkecambahan Jagung (Zea mays).
8

III. METODE PRAKTIKUM

Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 di Laboraturium


Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah loop, cutter, cawan
petri, kapas, pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biji padi (Oriza
sativa), biji kacang tanah (Arachis hypogea), biji jagung (Zea mays), biji kedelai
(Glicine max L.), dan air

Langkah Kerja

A. Struktur Benih
Adapun langkah kerja dalam pengamatan struktur benih ialah :
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membelah setiap jenis benih menjadi beberapa bagian (melintang dan
membujur)
3. Mengamati struktur yang terlihat dengan loop
4. Menggambar potongan benih beserta identifikasi strukturnya
B. Tipe Perkecambahan
Adapun langkah kerja dalam pengamatan tipe perkecambahan ialah :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menempatkan kapas pada cawan petri
3. Membasahi kapas secukupnya
4. Menempatkan benih-benih pada cawan petri yang berbeda
5. Melakukan pengamatan tipe perkecambahan pada tiap benih
9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Pengamatan

4.1.1. Struktur benih

Gambar 1. Struktur Benih Jagung (Zea Mays sp.)

Gambar 2. Struktur Benih Kedelai


10

Gambar 3. Struktur Benih Kacang Tanah

Gambar 4. Struktur Benih Padi


11

4.1.2. Tipe Perkecambahan Benih


Tabel 1. Hasil pengamatan tipe perkecambahan benih

Benih Gambar Keterangan


1. Benih Jagung Tipe perkecambahan
(Zea Mays sp.) hipogeal

2. Benih kedelai Tipe perkecambahan


(Glicine max) epigeal

3. Benih padi Tipe perkecambahan


(Oryza sativa) hipogeal

4. Benih kacang tanah Tipe perkecambahan


(Arachis Hypogaea) epigeal
12

4.2.Pembahasan

4.2.1. Struktur Benih

Berdasarkan hasil praktikum terdapat struktur beih yang berbeda antara


benih monokotil dan benih dikotil, untuk struktur benih jagung terdiri dari kulit
benih, kotiledon, embrio dan endoperm. Hasil pengamatan benih kacang kedelai
setelah dibelah terdapat struktur benih yang terdiri dari hipokotil, kulit benih,
radikula, dan kotiledon. Hasil pengamatan kacang tanah memiliki struktur benih yang
terdiri dari kotiledon, kulit benh, radikula, dan plumula, sedangkan benih padi
memiliki struktur benih yaitu kotiledon dan kulit benih.

Benih matang pada umumnya terdiri dari tiga struktur dasar, yaitu embrio,
jaringan penyimpanan bahan makanan dan kulit benih. Embrio terdiri dari sumbu
embrio yang mengandung daun lembaga atau kotiledon, plumula, hipokotil dan bahan
akar. Jaringan penyimpanan bahan makanan dari suatu benih mungkin dalam bentuk
daun lembaga, endosperma atau perisperma. Kulit benih dapat terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan luar yang relatif kuat dan lapisan dalam yang lebih tipis. Pada
benih tertentu dapat pula hanya merupakan lapisan tunggal saja. Menurut Sutopo
(2002), bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian yaitu embrio, cadangan makanan, dan
pelindung biji. Embrio yang berkembang sempurna terdiri dari struktur-struktur
sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon
daun), dan radikula (calon akar).

4.2.2. Tipe Perkecambahan Benih

Berdasarkan hasil pengamatan tipe perkecambahan benih jagung dan benih


padi termasuk tie perkecambahan hipogela, sedangkan benih kacang tanah dan acing
kedelai termasuk tipe perkecambahan epigeal. Tipe perkecambahan benih mungkin
saja hypogeal atau mungkin pula epigeal. Pada kecambah hypogeal kotiledon tetap
tinggal dalam tanah, tetapi pada kecambah yang epigeal kotiledon terangkat ke atas
karena hipokotil bertambah panjang lebih cepat dari epikotil (Kartasapoetra, 1986).
13

Menurut pratiwi (2006) menyataan bahwa Perkecambahan epigeal adalah


apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil
sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah,
misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus radiatus). Sedangkan, Perkecambahan
hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga
daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah.
Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum).

Proses perkecambahan dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor dalamdan


faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan antara lain gen,
persediaan makanan dalam biji, hormone, ukuran dan kekerasan biji, dormansi.
Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan antara lain air,
temperature, oksigen dan medium (sutopo, 2002).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

1. Adanya perbedaan struktur benih antara benih jagung, benih padi, benih kedelai,
dan benih kacang tanah yang diamati dan terdapat bagian-bagian calon/bakal
tanaman di dalam benih-benih tersebut.
2. Benih jagung dan padi merupakan benih dengan tipe perkecambahan hypogeal,
sedangkan benih kedelai dan kacang tanah merupakan benih dengan tipe
perkecambahan epigeal.

5.2. Saran

Sebaiknya diberi penjelasan tentang bagaimana ciri benih yang kualistasnya baik
agar perkecambahn tumbuh dengan optimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 2003. Biologi jilid V edisi 2
(penerjemah: Wasmen Manulau). Jakarta: Erlangga.
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang
Kozlowski, T.T. 1972. Shrinking and Sweling of Plant Tissues.In Water Deficit and
Plant Gwowth. Vol III. Academic Press. New York.
Kuswanto, H.1996. Dasar-Dasar Teknologi Produksi dan Sertifikasi Benih.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mugnisjah et al. 1994.Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi
Benih. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mugnisjah.W.Q dan A. Setiawan. 1991. Produksi Benih. Bumi Aksara, Jakarta.
Pratiwi, D.A., dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia, Jakarta.
Sadjad, S. 1975. Proses Metabolisme Perkecambahan Benih dalam dasar-
dasarTeknologi benih.Capita selekta. Departemen Agronomi.
Buku. InstitutPertanian Bogor. Bogor. 138 p.
Salisbury, Frank B dan Cleon Wross. 1985. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB
Bandung.
Schmidth,L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan
Sub tropis, Danida Forest Seed Center.Dirjen RLPS. Departemen Kehutanan
Sudjadi, bagod. 2006. Biologi 1A. Jakarta: Yudhistira
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang

15
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumetasi kegiatan praktikum

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.


Menyiapkan alat dan Memotong biji secara Memotong biji secara
bahan melintang membujur

Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6.


Menggambar struktur Membasahi kapas dengan Meletakkan masing-
masing-masing biji air masing biji di atas kapas

16

Anda mungkin juga menyukai