Disusun Oleh:
LABORATORIUM AGRONOMI
2017
KATA PENGANTAR
Laporan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan praktikum Produksi Benih
yang telah dilaksanakan. Adapun bab yang dimuat dalam laporan ini yaitu Strukrur
benih dan Tipe Perkecambahan.
1. Dr. Drs. Harun Rasyid, MP selaku dosen pengampu mata kuliah Produksi Benih
dan Dr. Ir. Muhidin, M.Si selaku kepala Lab Agronomi.
2. Saefurrohman, SP selaku asisten praktikum Produksi Benih atas bimbingannya
selama pelaksanaan praktikum.
3. Rekan-rekan praktikan Agro VII A atas bantuan dan kerjasamanya.
Akhir kata kami berharap sumbangsih dari berbagai pihak atas kritik dan
sarannya bilamana terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini. Karena laporan
ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan masukan untuk perbaikan di sana sini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
LAMPIRAN ................................................................................................................ 16
ii
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1
I. PENDAHULUAN
Benih merupakan salah satu alat reproduksi generatif tanaman yang dilengkapi
dengan organisasi yang teratur rapi dan memiliki cadangan makanan yang cukup
untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya diproduksi dengan teknik-
teknik tertentu sehingga memenuhi persyaratan sebagai bahan perbanyakan
tanaman.Secara fungsional benih memilki perbedaan dengan biji.Biji digunakan
sebagai bahan makanan sedangkan benih digunakan sebagai alat perbanyakan
generatif. (Mugnisyahdan Setiawan, 1991)
Kingdom Plantae mempunyai dua kelas tumbuhan berbiji, yaitu Angiospermae
(tumbuhan berbiji tertutup) dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka).Angiospermae terdiri dari dua subkelas yaitu monokotil dan dikotil yang
masing-masing memiliki perbedaan pada struktur dan morfologi benih.Pengetahuan
tentang struktur benih masing-masing subkelas tanaman tersebutakan memberikan
pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur tersebut.Biji tanaman dikotil
seperti kacang-kacangan, apabila terbelah menjadi dua, akan didapatkan struktur biji
yang terdiri atas plumula, hipokotil, radikula,kotiledon dan embrio. Sedangkan,
struktur biji tanaman monokotil, seperti jagung terdiri atas koleoptil, plumula,
radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma.(Pratiwi, 2007)
Benih mengandung tanaman mini yang dilengkapi struktur dan bagian-bagian
yang sesuai dengan peranannya sebagai unit penyebaran atau perbanyakan.Disamping
itu dilengkapi pula dengan cadangan makanan yang mendukung pertumbuhan
tanaman muda sampai tanaman dewasa dan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
sebagai organisme autotropik.Oleh karena itu pemahaman mengenai struktur dan
bagian-bagian benih sangatlah diperlukan karena hal tersebut berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan benih menjadi individu baru yang utuh dan bersifat
autotrop.Dengan mengetahui hal tersebut benih sebagai media perbanyakan generatif
diharapkan dapat terjaga kualitasnya dengan baik, sehingga setiap struktur dan
bagian-bagian didalamnya tidak mengalami kerusakan untuk menunjang
2
terbentuknya suatu tanaman baru yang sehat. (Sutopo, 2002). Oleh karena itu
dilakukan praktikum untuk memahami lebih lanjut mengenai struktur dan tipe
perkecambahan pada beberapa jenis benih
1.3. Tujuan
2.1.Pengertian Benih
2.2.Struktur Benih
Biji merupakan ovule yang dewasa, terbentuk satu atau lebih didalam satu
ovari pada legume, namun tidak pernah terbentuk lebih dari satu biji didalam ovari
pada tanaman yang termasuk subkelas monokotil. Setiap biji matang selalu terdiri
dari sedikitnya 3 bagian utama, diantaranya (Kamil,1979) :
4
kotiledon atau juga sedikit pada embryonic axis sendiri. Biji-biji tipe ini akan
berkecambah relatif lebih cepat, karena proses pencernaan sudah terjadi lebih
dahulu.(Kuswanto, 1996)
Tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi
menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap
makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi
melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang
berfungsi melindungi radikula.
b. Endosperm
Endosperm adalah suatu jaringan penyimpanan makanan cadangan
(storage tissue) yang mana diserap oleh embrio sebelum atau
selama perkecambahan biji dan selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda.
Jaringan penyimpan makanan ini terdapat pada: jagung, gandum, kelapa
(bagian dalam yang berwarna putih dan dapat dimakan adalah merupakan
endospermnya), padi, oats, sorghum, jarak, dan golongan serealia lainnya.
Endosperm dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan penyimpan makanan
cadangan yang mana diserap oleh embrio sebelum dan atau selama proses
perkecambahan biji. Jadi endosperm selalu terdapat di dalam biji yang sangat
muda yang kemudian habis diserap atau tidak oleh embrio sewaktu
pertumbuhannya. Biji-biji tipe ini akan berkecambah relatif lebih lambat,
karena proses penyerapan air dan pencernaan tidak akan terjadi atau baru
dimulai sewaktu biji tersebut dikecambahkan. (Kamil,1979)
c. Perisperm
Jaringan penyimpan cadangan makanan tipe ini terdapat pada: familia
Chenopodiaceae (Beta vulgaris L.; Spinacia oleraceedae L.) dan familia
Caryophyllaceae (Dianthus sp.; Agros temaa sp). Disini sewaktu ovule sedang
tumbuh, embrio juga tumbuh, nucellus tidak habis dipakai untuk pertumbuhan
tersebut, adakalanya berkembang, sehingga terbentuk suatu jaringan yang
disebut perisperm dan masih terdapat pada biji di waktu matang. (Kamil,1979)
6
2.3.Perkecambahan Benih
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah loop, cutter, cawan
petri, kapas, pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biji padi (Oriza
sativa), biji kacang tanah (Arachis hypogea), biji jagung (Zea mays), biji kedelai
(Glicine max L.), dan air
Langkah Kerja
A. Struktur Benih
Adapun langkah kerja dalam pengamatan struktur benih ialah :
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membelah setiap jenis benih menjadi beberapa bagian (melintang dan
membujur)
3. Mengamati struktur yang terlihat dengan loop
4. Menggambar potongan benih beserta identifikasi strukturnya
B. Tipe Perkecambahan
Adapun langkah kerja dalam pengamatan tipe perkecambahan ialah :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menempatkan kapas pada cawan petri
3. Membasahi kapas secukupnya
4. Menempatkan benih-benih pada cawan petri yang berbeda
5. Melakukan pengamatan tipe perkecambahan pada tiap benih
9
4.1.Hasil Pengamatan
4.2.Pembahasan
Benih matang pada umumnya terdiri dari tiga struktur dasar, yaitu embrio,
jaringan penyimpanan bahan makanan dan kulit benih. Embrio terdiri dari sumbu
embrio yang mengandung daun lembaga atau kotiledon, plumula, hipokotil dan bahan
akar. Jaringan penyimpanan bahan makanan dari suatu benih mungkin dalam bentuk
daun lembaga, endosperma atau perisperma. Kulit benih dapat terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan luar yang relatif kuat dan lapisan dalam yang lebih tipis. Pada
benih tertentu dapat pula hanya merupakan lapisan tunggal saja. Menurut Sutopo
(2002), bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian yaitu embrio, cadangan makanan, dan
pelindung biji. Embrio yang berkembang sempurna terdiri dari struktur-struktur
sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon
daun), dan radikula (calon akar).
5.1.Kesimpulan
1. Adanya perbedaan struktur benih antara benih jagung, benih padi, benih kedelai,
dan benih kacang tanah yang diamati dan terdapat bagian-bagian calon/bakal
tanaman di dalam benih-benih tersebut.
2. Benih jagung dan padi merupakan benih dengan tipe perkecambahan hypogeal,
sedangkan benih kedelai dan kacang tanah merupakan benih dengan tipe
perkecambahan epigeal.
5.2. Saran
Sebaiknya diberi penjelasan tentang bagaimana ciri benih yang kualistasnya baik
agar perkecambahn tumbuh dengan optimal.
14
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 2003. Biologi jilid V edisi 2
(penerjemah: Wasmen Manulau). Jakarta: Erlangga.
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang
Kozlowski, T.T. 1972. Shrinking and Sweling of Plant Tissues.In Water Deficit and
Plant Gwowth. Vol III. Academic Press. New York.
Kuswanto, H.1996. Dasar-Dasar Teknologi Produksi dan Sertifikasi Benih.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mugnisjah et al. 1994.Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi
Benih. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mugnisjah.W.Q dan A. Setiawan. 1991. Produksi Benih. Bumi Aksara, Jakarta.
Pratiwi, D.A., dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia, Jakarta.
Sadjad, S. 1975. Proses Metabolisme Perkecambahan Benih dalam dasar-
dasarTeknologi benih.Capita selekta. Departemen Agronomi.
Buku. InstitutPertanian Bogor. Bogor. 138 p.
Salisbury, Frank B dan Cleon Wross. 1985. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB
Bandung.
Schmidth,L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan
Sub tropis, Danida Forest Seed Center.Dirjen RLPS. Departemen Kehutanan
Sudjadi, bagod. 2006. Biologi 1A. Jakarta: Yudhistira
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang
15
LAMPIRAN
16