PAPER
OLEH :
AGROTEKNOLOGI 1
KELOMPOK 6
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada
waktunya.
Adapun judul dari paper ini adalah “Pembibitan Kelapa Sawit” yang
yaitu DR. Ir. Charloq, MP selaku dosen penanggung jawab mata kuliah yang telah
Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga paper ini
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
penghasil minyak nabati yang paling efisien dan populer karena memiliki
minyak kelapa, minyak jagung dll. Salah satu keunggulan minyak nabati kelapa
sawit yaitu tahan lebih lama, tahan terhadap tekanan, dan suhu yang relatif
Luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2015 mencapai
produktivitas CPO yang mampu dihasilkan sebesar 3,7 ton/ha/tahun (Andika dan
Widoro, 2013).
salah satu masalah dalam pengusahaan komoditas kelapa sawit Indonesia akibat
dari banyaknya tanaman yang sudah tua atau tidak produktif dan maraknya
peredaran bibit palsu. Bibit palsu merupakan bibit yang bermutu rendah dan
memiliki integritas yang tinggi serta mendapat izin resmi dari pemerintah sebagai
produsen benih kelapa sawit unggul dan bersertifikat. Pemalsuan bibit kelapa
sawit berakibat buruk terhadap masa depan perkebunan kelapa sawit Indonesia.
Penurunan produktivitas akibat penggunaan bibit palsu baru akan terasa 4-5
tahun kemudian. Jika tanaman dari bibit palsu ini tidak diganti, produktivitas
yang rendah akan berlangsung selama umur ekonomis tanaman kelapa sawit
(sekitar 25 tahun).
untuk mencapai produktivitas dan mutu hasil kelapa sawit yang tinggi
penting yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil kebun, sehingga teknis
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
Utara, Medan. Dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik
disiapkan sekitar satu tahun sebelum penanaman di lapangan, agar bibit yang
pembibitan dapat berjalan dengan baik dan aman. Syarat lokasi pembibitan yang
perlu diperhatikan adalah lokasi datar, bila tidak datar sebaiknya teras dan dekat
satu tahap dan pembibitan dua tahap. Pembibitan yang sering digunakan adalah
pembibitan dua tahap. Pembibitan dua tahap (double stage) adalah pembibitan
dilakukan pada polibag kecil. Pembibitan awal (pre nursery) dilakukan terlebih
dahulu hingga bibit berumur 3 bulan. Setelah bibit berumur 3 bulan, bibit
dipindah ke polibag besar atau tahap pembibitan utama (main nursery) hingga
bibit siap ditanam sampai bibit berumur 12 bulan. Pembibitan satu tahap (single
stage) adalah benih berupa kecambah kelapa sawit langsung ditanam pada
polibag besar dan dipelihara hingga siap tanam (Darmosarkoro et al. 2008).
Bibit yang ditanam di pre nursery maupun main nursery perlu dipelihara
Standar untuk bibit kelapa sawit bermutu pada pembibitan pre nursery
agar proses pembibitan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Menurut
vigor bibit yang akan dihasilkan dan biaya yang akan dikeluarkan.
ditanam dan dipelihara hingga berumur tiga bulan, setelah itu bibit dipindahkan
ke dalam polybag besar yang diatur dan ditata di areal pembibitan induk (main
dan main nursery termasuk ke dalam model pembibitan dua tahap dan yang
tidak melewati tahap pre nursery termasuk pembibitan satu tahap. Perbedaan
satu tahap dan dua tahap secara teknis di lapangan yaitu pada satu tahap
terlebih dahulu dalam babybag saat pre nursery lalu dipindahkan ke dalam
polybag setelah umur dua sampai tiga bulan termasuk model pembibitan dua
tahap. Pembibitan kelapa sawit juga dapat menggunakan field nursery (tanpa
polybag) yaitu bibit langsung ditanam ke dalam tanah. Metode ini jarang
Sistem dua tahap lebih disarankan untuk dipakai karena pada sistem satu
tahap proses seleksi akan mengakibatkan banyak ruang kosong dan kerugian
polybag yang tidak terpakai. Proses seleksi pada sistem dua tahap lebih ketat
sehingga menjamin mutu bibit yang dihasilkan (Pahan, 2007). Menurut
tanah, pengisian tanah jangan terlalu penuh (cukup 3 cm saja dari atas polybag
yang bertujuan supaya air dan pupuk tidak melimpah keluar) yang disusun rapat
sampai umur 3-4 bulan. Sesudah itu, bibit-bibit dijarangkan dan dipelihara
polybag. Pada saat umur 3-4 bulan jarak antara bibit rapatkan agar memudahkan
50 cm dengan sistem mata lima). Sehingga areal yang digunakan kurang dari 1
hektar, kemudian umur > 3 bulan, jarak antar polybag di jarangkan menjadi 90
x 90 cm(sistem mata lima) sehingga areal yang dibutukan makin luas. Maka itu
kita harus mempertimbangkan secara matang luas areal pembibitan yang cukup
Sesudah masa pre nursery, bibit di pindahkan ke polybag besar dan dipelihara
sampai berumur 10-12 bulan. Tahap kedua ini disebut pembibitan utama (main
nursery).
Gambar 2. Sistem Mata Lima beserta Ukurannya
Keterangan
: Besar sudut
dengan jumlah bibit/ha adalah 23.000 bibit dan umur bibit adalah >10 bulan,
hektar adalah 14.000 bibit, namun pada pengamatan yang dilakukan, pembibitan
di atas.
Pembibitan Awal (Pre Nursery)
sehingga jumlah bibit per ha areal pembibitan menjadi banyak. Polibag yang
dipakai berukuran 15 cm (diameter), tinggi 23 cm, dan tebal 0,07 mm, berlubang
- lubang sebanyak lebih kurang 20 lubang di bagian bawah, setelah diisi tanah
bagian bawahnya rata. Tiap polibag berisi sekitar 1,5 kg tanah, disusun di
sekitar 10 m. Kantong plastik disiram 2 kali selama 2 hari agar tanah dalam
terbuat dari bilah bambu setinggi 2 m, kemudian di bagian atas dibuat kerangka
atap yang lalu ditutup dengan daun kelapa atau pelepah kelapa sawit,
tahap awal dipindah ke kantong plastik yang lebih besar pada umur sekitar 4
dan tebalnya 0,12 mm, setelah diisi tanah bagian bawahnya datar (agar mudah
Cara pemindahan bibit dari kantong plastik kecil ke kantong plastik besar
tidak berbeda jauh dengan cara untuk pembibitan awal. Bibit dalam kantong
selebar 1,5 m. Dengan cara ini dalam satu ha terdapat 17.000 bibit, yang akan
dipelihara di pembibitan utama selama 9-12 bulan sehingga umur bibit menjadi
1. Penyiraman Air
bagi tanaman. Bibit disaram 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore. Tetapi
apabila terjadi hujan dan curah hujan mencapai lebih dari 8 mm maka
penyiraman tidak dilakukan. Pada pembibitan awal (pre nursery) kebutuhan tiap
bibit adalah sekitar 0,11 liter, 0,2 liter, dan 0,3 liter / hari, berturut-turut untuk
bibit umur 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan. Pada pembibitan utama (main nursery)
menjadi sekitar 1 liter, 2 liter dan 3 liter / hari untuk bibit berumur 0 – 3 bulan, 3
2016).
rata kebutuhan air di pembibitan utama setara dengan curah hujan 3,4 mm per
hari atau 2,25 liter per polybag. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore
yaitu 7,5 m ke kanan dan 7,5 m ke kiri. Mesin yang digunakan untuk penyiraman
Yanmar.
Kebutuhan air pada pembibitan utama sekitar 2 liter/hari/polybag.
Kebutuhan tersebut berdasarkan standar curah hujan. Bibit disiram dua kali
sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Penyiraman mengunakan selang berkepala
gembor. Jika curah hujan lebih besar dari 9 mm/hari, penyiraman tidak perlu
dilakukan.
0-2 0,6
2-4 0,7
4-5 1
>6 1,5
2. Pengendalian Gulma
kerja 2.000 bibit per HK dan rotasi 2-3 kali per bulan. Pemberian mulsa cangkang
kelapa sawit sekitar 0,5 kg per polybag juga dapat mencegah tumbuhnya gulma.
harus lebih rendah dari permukaan polybag untuk menghindari percikan larutan
Hama yang terdapat di pembibitan utama yaitu kumbang malam, ulat api,
semut, ulat grayak, dan tikus. Pengendalian hama dilakukan dengan cara manual
dilakukan oleh tenaga kerja harian perempuan dengan standar kerja 3.000
Sevin dengan konsentrasi 2 g l-1 air untuk 300 bibit. Penyakit yang terdapat di
pembibitan utama yaitu bercak daun yang disebabkan oleh Curvularia maculans
untuk 300 bibit dengan rotasi 2 minggu dan menggunakan Dithane M-45 dengan
4. Seleksi Bibit
bibit berumur 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan dan saat dipindah tanam ke lapangan.
Cara seleksi bibit pada dasarnya sama ketika melakukan seleksi pada pembibitan
awal, tetapi seleksi juga dilakukan pada bibit kerdil. Kegiatan seleksi merupakan
salah satu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan agar mendapat kualitas
bibit yang baik, untuk itu kegiatan seleksi harus dengan pengawasan senior