Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM IPA

MENCANGKOK TANAMAN

SMP NEGERI 14 PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

NAMA : SADEWO BRILIAN RAFAEL

KELAS / NO. : 1X C / 27

1
TUJUAN

Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu agar mengetahui cara mencangkok dan melakukan
atau memperagakan cara mencangkok tanaman. Sedangkan tujuan mencangkok yaitu untuk
memperbanyak tanaman agar turunan yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan
induknya.

ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukannya yaitu sebagai berikut :

Alat

Tali rafia

Plastik

Pisau tajam

Ember

Bahan

Tanaman Jambu Air

Pupuk kandang dan tanah

C.CARA KERJA

Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan.

Memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua, juga tidak terlalu muda.

Menyayat atau menghilangkan kulit dan kambium pada batang atau cabang tersebut
sepanjang ± 10 cm.

Memberi campuran pupuk kandang dan tanah pada bagian sayatan secukupnya.

Menutup bagian yang diberi campuran pupuk kandang dan tanah tadi dengan serabut kelapa
atau plastik.

i
Menjaga kelembaban media dengan menyiram air secara rutin selama ± 1,5 bulan untuk
tumbuh akarnya.

HASIL PRAKTIKUM

Hasil pencangkokan yang kami lakukan dengan menggunakan media tanah

pada tanaman jambu berhasil dari percobaan itu terlihat akar yang telah tumbuh.

ii
PEMBAHASAN

Pembiakan dengan metode mencangkok biasanya dapat dilakukan pada tanaman-tanaman


yang mempunyai sifat berkayu (berkambium). Hal ini dimaksudkan agar memudahkan dalam
prosesnya dan mampu menumbuhkan perakaran pada sekitar lapisan korteks tanaman.
Mencangkok dapat dilakukan pada waktu apapun tapi lebih baik dilakukan pada musim
penghujan agar frekuensi untuk penyiraman secara manual dapat berkurang.

Dari segi pemeliharaan, jika pencangkokan dilakukan pada musim kemarau sebaiknya bibit
disiram dua kali sehari. Pada musim penghujan penyiraman dilakukan seperlunya sesuai
dengan situasi untuk mempercepat pertumbuhan akar. Hal-hal yang dapat menyebabkan
tumbuhnya akar pada cangkokan yaitu terhentinya pasokan makanan hasil fotosintesis pada
batang sayatan dan ditunjang suasana media yang lembab sehingga memacu tumbuhnya akar.
sedangkan kegagalan dalam pencangkokan dapat diakibatkan, batangnya terlalu tua,
kurangnya air maupun kelebihan air yang menyebabkan tumbuhnya jamur.

Hal lain yang menyebabkan kegagalan adalah teknik pencangkokan misalnya pada proses
penyayatan terjadi luka pada batang yang akan dicangkok, selain itu faktor suhu dan faktor
lingkungan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan akar, dapat menjadi kendala utama dalam
pencangkokan.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pencangkokan


diantaranya adalah

Batang yang dicangkok, batang harus dalam kondisi baik atau tidak cacat, tidak terlalu tua
maupun muda, berdiameter sesuai.

Faktor media, kondisi media meliputi ketersediaan unsur hara penunjang pertumbuhan akar,
kelarutan zat hara, pH, tekstur, jumlah bahan organik.

Faktor  cahaya matahari, diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis yang hasilnya
ditransmisikan ke seluruh jaringan melalui floem.

 Fotosintesis, proses fotosintesis dapat pula mempengaruhi perkembangan akar.

Cuaca (Curah hujan)  dan kelembaban yang sesuai.

iii
Teknik pencangkokan, pada batang yang dicangkok dihilangkan floemnya menyebabkan zat-
zat hasil fotosintesis tidak dapat sampai ke perakaran tetapi terkumpul pada bagian atas
cangkok, cadangan makanan tersebut digunakan tanaman untuk pertumbuhan akarnya

Kendala yang dihadapi pada praktikum pencangkokan ini adalah ketika penuangan tanah
pada bagian yang dicangkok serta pada saat menyayat batang dan menghilangkan kambium.

KESIMPULAN

Mencangkok adalah cara memperbanyak tanaman dimana pembentukan akar pada calon
tanaman baru terjadi ketika masih melekat pada tanaman induknya. Tanaman yang ideal
untuk dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai kambium dan diameter batangnya
tidak terlalu tipis atau terlalu tebal. Akar terbentuk dari bagian batang yang terlukai dan yang
bersentuhan langsung dengan tanah.

Jenis-jenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan, misalnya mangga,
beberapa jenis jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk siem), berbagai jenis
jambu (jambu biji, jambu air, jambu monyet), belimbing manis, kelengkeng. Faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam proses pencangkokan diantaranya adalah batang yang
dicangkok, waktu, faktor media, faktor  cahaya matahari, proses fotosintesis, pemeliharaan,
dll.

iv
v
Praktik kerja industri (Prakerin) adalah kegiatan praktik untuk siswa yang dilakukan di dunia
usaha atau industri, yang merupakan suatu kegiatan kurikuler yang wajib diikuti oleh siswa
siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kegiatan ini merupakan sebagai wacana untuk
lebih memanfaatkan hasil belajar, sekaligus untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk
mendalami kemampuan hasil belajar tersebut dalam situasi dan kondisi dunia.

Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki keberagaman hayati, dari sekian juta
yang dapat  tumbuh di Indonesia banyak diantaranya yang dimanfaatkan sebagai tanaman
hias. Tanaman hias memiliki keindahan, baik pada bunga, daun, maupun keseluruhan bagian
tanaman. Tanaman hias umumnya digunakan orang untuk meningkatkan kenyamanan hidup
serta menciptakan lingkungan yang bersih dan segar (Plantus, 2007).

Dalam memilih materi Prakerin, penulis memilih salah satu tanaman hias yaitu tanaman
Anthurium bunga dengan nama Latin (Anthurium andreanum). Nama Anthurium berasal dari
bahasa Yunani yaitu Anthos. Sebutan bunga ekor itu tepat untuk anthurium sebab bungany
menyerupai ekor tertutup seludang berbentuk jantung. Meskipun bukan tanaman asli
Indonesia, tetapi anthurium cukup popular diantara  tanaman nias daun lain. Ditahun 1984,
antuhrium jenmanii cukup populer , bahkan pamornya sekelas dengan philodendron,
Anthurium “Kuping gajah” juga di sukai masyarakat karena bentuk daun besar, seperti
kuping gajah. Namun, trennya meredup tergeser oleh aglaonema. Munculnya euphorbia dan
adenium pada tahun 2003 membuat anthurium seolah menjauh dari penggemarnya. Setelah
mengalami pasang surut, pamor anthurium kembali menanjak pada awal tahun 2006 (Tim
Penulis Kaliurang Garden, 2007).

Sumber genetik anthurium berasal dari Benua Amerika  yang beriklim tropis terutama di
Peru, Kolombia, dan Amerika Latin. Dari daerah asalnya tersebut kemudian anthurium
menyebar ke berbagai Negara di dunia. Saat ini, anthurium  semakin banyak digemari hobiis
tanaman hias di dunia. Beberapa jenis anthurium asal luar negeri sudah dibudidayakan di
Indonesia. Daerah sentra penanaman anthurium daun sudah menyebar ke beberapa daerah di
Indonesia (Budhiprwira dan Saraswati, 2006).

vi
vii
LAPORAN KEGIATAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI MISI TEKNIK TAIWAN BOGOR

DISUSUN OLEH :
NAMA : SATRIO UTOMO
                                                                NO ABSEN / NIS  : 23  / 8675
                                                                KELAS   : XI ATPH 2

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN
TAHUN AJARAN 2010/2011
PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Industri atau Prakerin ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti
semester II
Laporan ini telah disahkan pada :
Hari/tanggal   :
Tempat           : SMK N 1 KEDAWUNG

KEDAWUNG, 9 MEI 2011


Pembimbing I                                                                                        Pembimbing II

(Sutrisno,Sp)                                                                                                     (Indah)
MOTTO
1.Selalu berdoa dan bertawakal pada ALLAH SWT
2.Semangat untuk menjalani kehidupan
3.Banyak berlatih
4.Berusaha untuk menuju kesuksesan
5.Meningkatkan rasa ingin tahu
6.Surga adalah impianku
7.Neraka adalah musuhku

viii
PERSEMBAHAN
Laporan praktek Kerja Industri atau Prakerin ini penulis persembahkan pada :
Kedua orang tua yang selalu mendoakan saya
Drs Lubis Isa selaku kepala SMK N 1 KEDAWUNG
Bapak kepala kejuruan yang saya hormati
Para bapak dan ibu guru yang membimbing saya
Kerabat dekat saya yang member motivasi kepada sya sehingga dapat terselesainya laporan
ini
Kakak-kakak regular yang selalu memberi semangat
Teman-teman yang saya banggakan dan selalu mendukung saya
Semua pihak yang telah membantu, sehingga terselesainya laporan ini.

KATA PENGANTAR
         Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan prakerin ini, laporan
penulis susun sebagai bukti bahwa telah selesainya prakerin penulis di Misi Teknik Taiwan
Bogor Jawa Barat.
          Dengan terselesainya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu jalannya pembuatan laporan kegiatan prakerin dari awal sampai
akhir, dalam laporan ini penulis menjelaskan tentang cara membudidayakan jambu Kristal,
Tomat Cerry dan Sawi Organik.
         Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
membutuhkan kritik dan saran yang membangun motivasi agar dapat terselesaikan dengan
baik,
         Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Sragen, 2 Mei 2011


DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………1
Halaman pengesahan…………………………………………………………2
Halaman motto………………………………………………………………….3
Halaman persembahan………………………………………………………4
Kata pengantar…………………………………………………………………..5
Daftar isi…………………………………………………………………………….6

ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………8
BAB II
1)TEKNIK BUDIDAYA JAMBU KRISTAL…………..………………….….9
Pendahuluan………………………………………………………….…9
Iklim dan Tanah………………………………………………………..9
Pembibitan…………………………………………………………….…9
Budidaya…………………………………………………………………..11
Panen…………………………………………………………………….…14
Pasca panen………………………………………………………………14
          2)TEKNIK BUDIDAYA TOMAT CERRY……………………………………..15
Pendahuluan……………………………………………………………..15
Iklim dan Tanah………………………………………………………….15
Pemilihan Varietas……………………………………………………..15
Budidaya…………………………………………………………………….15
Panen…………………………………………………………………………17
       
3)TEKNIK BUDIDAYA SAWI ORGANIK……………………………………………18
Pendahuluan………………….……………………………………………….....18
Jenis Sawi…………………………………………………………………………….18
Syarat Tumbuh……………………………………………………………..……..20
Budidaya……………………………………………………………………………...20
Panen dan pasca panen………………………………………………………..22
                                                                                                          
9.BAB III PUPUK ORGANIK DAN PESTISIDA ORGANIK…………………….23
Pupuk organik Misi Teknik Taiwan……………………………23
Pupuk organik Intan Walagri…………………………………….24
Pupuk organik urin kelinci……………………………………..…25
Pestisida organik……………………………………………………...27
10.BAB IV PACKING DAN PENGEMASAN ICDF………………………………..28
11.BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………...30
12.BAB VI
PENUTUP……………………………………………………………………….31

BAB I
PENDAHULUAN

           Praktek kerja industri (Prakerin) adalah suatu program tahunan dari sekolah.
Dilaksanakan pada semester IV saat kelas XI. Tujuan pelatihan ini diharapkan siswa dapat
menggali ilmu dari perusahaan, kemudian mengembangkan ilmu tersebut di sekolah maupun
di lingkungan masyarakat. Manfaat dari Prakerin salah satunya masing-masing siswa akan
mendapat sertifikat dari perusahaan. Sertifikat tersebut dapat digunakan untuk mencari
pekerjaan setelah lulus dari sekolah.

x
                 Negara Indonesia adalah Negara agraris. Terkenal akan kekayaan alam dan tanah
subur, merupakan faktor utama dalam bidang pertanian. Kebutuhan SDA saja tidaklah cukup,
harus memiliki SDM yang berimbang agar dapat memanfaatkan potensi alam yang ada di
Indonesia. Merupakan salah satu tujuan prakerin ini juga, pelatihan sejak dini sangat baik
untuk mengolah pola pikir para siswa agar dapat mengubah masa depan menjadi lebih baik.
                 Kerja sama mulai dibentuk Indonesia dengan Negara lain. Meningkatkan pola
piker dan cara kerja SDM salah satu tujuan kerja sama tersebut. Negara Taiwan adalah salah
satu Negara yang membentuk kerja sama dengan Indonesia. Pemanfaatan teknologi dan kerja
efisien dilakukan ahli dari Taiwan. Tentu mereka di Indonesia memiliki tujuan, diantaranya
budidaya tanaman sayuran dan buah-buahan, pertanian organik. Jenis sayuran non-organik
seperti kucai, asparagus, paria, oyong, tomat cherry. Sayuran organic seperti sawi sendok,
sawi emas, caisim, selada, kalian, dan kangkung. Buah-buahan seperti buah naga, jambu
Kristal, papaya, jujube, srikaya. Semua jenis tanaman tersebut berbeda cara budidaya seperti
perawatan, penanaman, pengendalian hama penyakit, panen, dan penanganan pasca panen.

BAB II
1)TEKNIK BUDIDAYA
JAMBU BIJI VARIETAS KRISTAL
Psidium guajava L.
1.Pendahuluan
           Jambu biji varietas Kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai pak, diketemukan
pada tahun 1991 di district Kao Shiung. Diperkenalkan di Indonesia oleh Misi Teknik Taiwan
pada tahun 2001, di lokasi proyek Mojokerto dilakukan percontohan budidaya jambu ini.
Jambu biji varietas Kristal mempunyai biji yang sangat sedikit (seed less), presentase berbuah
lebih tinggi dibandingkan buah tanpa biji lainnya.
           Bentuk buahnya bulat agak gepeng, pada permukaan buah ada tonjolan yang tidak
merata, daging buah renyah. Dimusim panas mutu buah lebih bagus, tetapi mudah terserang
penyakit sehingga perawatan lebih mahal, hasil produksinya juga tidak sebaik varietas
berbiji.

2.Iklim dan Tanah


            Jambu biji bisa berbuah sepanjang tahun, tumbuh di ketinggian di atas 1000 meter
dari permukaan air laut (mdpl). Pada suhu dibawah 15˚ C pertumbuhannya jadi lambat, daun
bisa terluka menjadi merah gelap.
            Curah hujan yang paling cocok adalah 1000-3000 mm/th, pada daerah dengan curah
hujan kurang atau tidak merata memerlukan pengairan. Ph yang paling cocok berkisar 5,5-
6,5, jika dibawah 4,0 pertumbuhannya tidak bagus. Tanah yang paling ideal adalah tanah
yang lapisan atasnya tebal dan dalam, pembuangan air (run off) lancer dan kaya bahan
organik.

3.Pembibitan
            Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji, stek, okulasi, maupun persilangan.

xi
Langsung tanam biji umum digunakan. Perbanyakan vegetasi yang paling umum adalah
dengan stek, metode okulasi pucuk, metode temple (persusuan) dan lain-lain. Persusuan tanah
selain lebih cepat juga prosentase keberhasilannya lebih tinggi, serta biaya lebih murah.

Metode Langsung Tanam dengan Biji


     Pilih buah yang masak, ambil bijinya dan cuci bersih, treatment dengan fungisida, lalu
taburkan biji ke seeding bed dengan media tanah : kompos organic (1:1), tutup dengan tanah
halus kurang lebih 1 cm, kira-kira 2-3 minggu akan bersemi sampai tinggi 5 cm, pindahkan
ke polybag sementara, jika sudah tumbuh kira-kira 30 cm, tanam di lahan.
Metode Tempel
      Umumnya digunakan metode temple dengan tanah, pertama-tama pangkas cabang utama,
buang semua daun tua, tekan batang pohon mendekati tanah sehingga bisa tumbuh cabang
baru, setelah cabang baru tumbuh kira-kira 30 cm, ambil batang bawah (bibit jambu
berdiameter 1 cm yang ditanam di polybag) buang bagian atas, panjang kira-kira 20-30 cm,
lalu tempelkan  dengan cabang baru, dan ikat dengan tali, setelah 40-60 hari akan menyatu
dengan sempurna, potong menjadi bibit pohon yang mandiri.
Metode Okulasi dengan Jambu Lokal
-Batang Bawah
  Jambu biji lokal yang dipakai adalah jambu merah lokal karena perakaran kuat
  Umur bibit yang siap di sambung:
Persemaian di trai selama 2 bulan
Pembibitan di polybag (ukuran 25x30) selama 6 bulan
Batang yang dipilih tegak lurus ke atas , kuat, dan ukuran besar
        -Batang Atas
           Ciri-ciri:
Ambil batang dari pohon yang berbuah
Batang masih hijau segar (tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda)
        -Cara
Potong daun batang atas dan Ambil 2 ruas atau 4 mata tunas
Lilitkan plastik parafilm pada batang atas tanpa menutupi mata tunas. Tujuan untuk menjaga
batang tetap basah dan kambium tidak kering.
Potong ujung dari batang bawah sampai batang yang tidak terlalu muda
Kemudian potong secara “Λ” di bagian ujung potongan no 3, lalu belah di tegah potongan
tersebut
Potong juga secara  “V” bagian bawah pada batang atas
Masukkan batang atas ke batang bawah
Lilitkan plastik parafilm sampai benar-benar kuat
Tutup dengan plastik penutup (agar sambungan tetap lembab)

       -Keuntungan Okulasi Jambu


          1) Dapat memperbanyak bibit jambu lebih cepat dalam jumlah banyak
          2) Cepat berbuah
     -Ciri-ciri sambungan berhasil

xii
      1) Sambungan menyatu dalam 2 minggu
      2) Tunas tumbuh dalam 2 minggu

                                                           
1.Bibit jambu merah          2. Tanaman yang               3.Sambungan telah     4.Kegiatan
Okulasi
sebagai batang bawah            telah di sambung           menyatu sempurna        jambu

4.Budidaya
    (1) Pemilihan dan Pengolahan Lahan
                Jambu biji mudah beradaptasi, namun untuk pertimbangan ekonomis, pilih lokasi
dengan sinar matahari dan pengairan yang cukup, penghatusan (run off) lancar, tanah rata
serta kaya bahan organik. Untuk menghindari pembuangan air tidak baik ,bisa dibuat got
disamping tanaman atau membuat bedengan untuk meninggikan tanah supaya tanaman tidak
tergenang air.
                Untuk memperbaiki pembuangan air dan sirkulasi udara pada tanah, dapat
digunakan traktor untuk menghancurkan lempengan tanah yang keras dan membalik tanah.
Selain itu dapat digunakan ampas tebu untuk menambah unsur organik tanah. Untuk
menetralkan pH  tanah dapat digunakan kapur pertanian. Pada tanah ber pH 4,0 dibutuhkan
kapur 2500kg/ha, tanah ber pH 5,0 dibutuhkan 1500kg/ha, tanah ber pH 5,5 dibutuhkan
1000kg/ha, tanah terus dinetralkan selama 2 tahun. Jika tanah berpasir, kapur agak dikurangi,
jika tanah liat kapur ditambah.
   

(2)Penanaman
                 Jarak tanam antar baris sebaiknya agak lebar, kira-kira 3,5m-4m, jarak tanam antar
pohon 2,7m-3,6m.
                 Pilih bibit dari varietas murni, akar tumbuh sempurna, tidak berpenyakit. Di daerah
yang sering tergenang air, jangan ditanam di musim hujan. Dasar lubang tanam diberi pupuk
organik dan dicampur dengan pupuk kimia.
                  Setelah bibit ditanam permanen, diikat dengan penyangga untuk menghindari
angin kencang yang bisa membuat penyambungan dan akar terluka. Pada pohon yang masih
terlalu muda jika berbunga harus segera dihilangkan. Karena jika sampai berbuah akan
mempengaruhi pertumbuhan pohon. Buang tunas air yang tumbuh pada batang bawah.

      (3)Pemeliharaan dengan Tanaman Penutup Tanah (cover crop)


                   Sebagai tanaman penutup tanah pilih tanaman yang pendek, tumbuh lambat atau
tanaman menjalar yang tahan injak. Jambu biji berakar dangkal, pada tahun pertama tidak
boleh dimulsa total. Untuk meminimalkan gangguan pada pertumbuhan, di sekitar pohon
harus dibersihkan.
       (4)Pemangkasan
              Pemangkasan dimaksudkan supaya batang dan daun tumbuh merata, tidak saling
bertumpukan, supaya semua daun bisa berasimilasi, usahakan tinggi pohon maksimal 2m
supaya mempermudah membungkus buah.

xiii
              Jambu biji varietas Kristal dapat berbuah dalam 1 tahun tetapi untuk menjaga
pertumbuhan, pada tahun pertama pohon tidak boleh berbuah.
              Pilih 3-4 cabang yang baik untuk dijadikan batang utama. Di kemudian hari jaka
perlu gunakan bambu dan tali untuk menarik cabang ke arah bagian yang  lain sehingga
tumbuh merata. Pada batang yang akan dijadikan batang utama, sebelum terbentuk dengan
baik, dijaga agar jangan sampai berbuah supaya bentuknya tidak bengkok. Cabang dari
batang utama tersebut tingginya 40-50 cm, semua cabang harus terpisah.
              Pada lokasi yang mudah tergenang air, percabangan ditinggikan, jika batang terlalu
rendah dan buah tersentuh tanah, mudah terserang penyakit. Jika batang utama terbentuk,
pangkaslah supaya bisa tumbuh cabang sekunder (sub cabang), pangkas cabang yang terlalu
panjang, terlalu padat, terlalu kering, berpenyakit, dekat tanah, supaya dasar dari pohon
terbentuk bagus, sehingga mudah dalam perawatan.

         (5)Pemupukan
                 Pada 1,5 bulan sebelum pemangkaasan, utamakan pemupukan Fosfat, Kalsium,
Magnesium dengan sedikit Nitrogen dan Kalium. Waktu berbunga dan permulaan buah,
permukaan daun diberi boron, setelah buah agak besar beri pupuk susulan Nitrogen dan
Kalium. Tetapi Nitrogen jangan terlalu banyak supaya buah tidak terlalu asam, membusuk,
dan berubah warna. Karena Jambu biji berakar dangkal maka kekurangan air bisa
menyebabkan pertumbuhan lambat, buah kecil, mutu jelek. Pada musim kemarau harus
diperhatikan metode pemupukan sering tapi sedikit, dapat digunakan cara pengairan
sekaligus pemupukan.
Lahan jambu Kristal di Misi Teknik Taiwan :
                                 
          (6)Buah dan Pembungkusan
                  Buah yang tumbuh di pohon, akan terantung pada kondisi pohon tersebut. Buah
yang terlalu banyak, akan tumbua kecil, kulit mengkilap, dan mutu jelek. Prinsipnya setiap
cabang hanya ada 11-2 buah saja, pada cabang yang kurus atau pendek tidak boleh ada
buahnya. Buang buah yang kecil, menghadap ke atas, berbentuk tidak bagus, terluka atau
terkena penyakit, dan cabang yang terlalu banyak buahnya. Pembungkusan dilakukan pada
buah kecil yang sudah tidak mudah rontok (kira-kira diameter 2,5cm-3cm), jika buah terlalu
kecil maka sesudah dibungkus akan mudah rontok, jika buah terlalu besar akan mudah
terserang hama ulat, kecuali dibungkus dengan kantong kertas khusus (spon net) pembungkus
buah, lapisi pula dengan plastik yang ujungnya diberi lubang untuk pengatusan.
                 Ada 2 cara pembungkusan
Ikat kantong plastik dimana buah berada, cara ini lebih cepat dan lebih mudah, buah tidak
mudah jatuh karena angin kencang
Ikat kantong plastic do tangkai daun, cara ani kerjanya agak lambat, tetapi lebih mudah untuk
pemetikan buah, mulut kantong plastik harus diikat rapat supaya ulat tidak bisa masuk.
                                                          
           Jika sulit mendapatkan kantong plastik khusus, bisa menggunakan kertas, tetapi ada
kelemahannya yaitu susah menentukan kemasakan buah dan ulat juga lebih mudah masuk.

xiv
5.Panen
          Panen sebaiknya dilakukan di pagi hari, hindari panen di sore hari. Pada pagi hari dapat
melihat dengan jelas warna buah. Kalau matahari terlalu panas, bisa mempengaruhi penilaian
warna buah. Buah yang dipetik jangan sampai terbentur, terluka, tertindih, atau langsung
kena sinar matahari.

6.Pasca Panen
         Jambu yang telah dipanen disortir menurut kelas nya masing-masing, untuk grade A
dicuci kemudian di kemas dengan handpacker diberi label dan siap di masukkan ke kardus
untuk kiriman ke supermarket. Untuk grade B dan C dibeli langsung konsumen ke
perusahaan.

                                                       
Grade  A                                               Grade B                                                        Grade C
-Bentuk & warna bagus              -Bentuk & warna kurang bagus    - Bentuk & warna tidak
bagus
-Kulit tidak lecet                           -Kulit Sedikit lecet                           -Kulit banyak lecet
-Kualitas Supermarket                -Langsung konsumen                      -Langsung konsumen
Rp 25.000,00 / Kg                        Rp 10.000,00 / Kg                              Rp 2.500,00 / Kg

                              

2)TEKNIK BUDIDAYA TOMAT CHERRY

I.PENDAHULUAN
                     Tomat kecil atau disebut juga tomat cherry, rasannya lezat, penggunaannya
mudah, bernilai ekonomis tinggi, biasa dibutuhkan di restoran-restoran dan bisa juga dimakan
langsung di rumah tangga pada umumnya. Berdasarkan pertumbuhan batangnya dapat dibagi
menjadi semi determined (terbatas) contoh : ASVEG#6 & indetermined (tidak terbatas)
contoh : varietas Santa Known You Seed.
II.IKLIM DAN TANAH
                    Tomat optimal tumbuh di daerah bercuaca yang tidak terlalu dingan dan tidak
terlalu panas, perbedaan suhu siang dan malam besar, jarang hujan, suhu rendah dan sinar

xv
matahari yang cukup, kaya akan unsure organik, drainase yang baik, bebas nematode serta
tanah berpasir.
III.PEMILIHAN VARIETAS
                  Daerah yang sejuk dan dingin dapat memilh varietas biasa seperti Santa, daerah
dengan suhu tinggi sebaiknya memilih varietas yang tahan panas seperti ASVEG#6.
IV.BUDIDAYA
1.Pembibitan
               Pembbiitan secara tradisional dengan menggunakan bedeng persemaian, cara lain
menggunakan plug. Pembibitan membtuhkan bibit yang sehat dan kuat, menghindari tidak
etiolasi.
                Selain itu tomat cerry juga dapat di okulasi dengan terong, terong lokal umur 2-3
minggu sebagai batang bawah karena perakaran lebih kuat dan umur lebih lama. Tomat cerry
umur 2-3 minggu sebagai batang atas, kedua batang dipotong miring dan disambungkan
dengan menggunakan pentil sepeda. penyiraman 1 hari 3kali, kambium akan menyatu dalam
kurun waktu 2 minggu. Tanaman akan lebih kuat dan tahan serangan hama dan penyakit
dengan okulasi ini. Catatan sewaktu bibit okluasi telah ditanam jangan sampai akar lateral
dari batang atas / tomat cerry menyentuh tanah dan tunas terong yang akan berkembang
dibuang.

2.Pengolahan tanah dan pembedengan


Pembuatan bedengan disesuaikan dengan musim , varietas dan jarak tanam yang dibutuhkan .
Pembuatan bedengan pada umumnya lebar 1.5 m,tinggi 20 -30 cm,penanaman garis banda .
3.Penutupan permukaan bedengan dengan plastik PE
Hal ini dilakukan untuk menekan pertumbuhan gulma , menjaga kelembaban tanah . Pada
areal penanaman di daerah tropis yang terlalu panas dapat menggunakan jerami di atas plastik
untuk menutup bedengan.
4.Pindah tanam (transplanting)
Dilakukan pada saat bibit berdaun 4-5 helai atau kira-kira 17-20 hari sejak dibibitkan .
Penyemaian jarak tanam 0.75m x 0.4 - 0.5m,tiap 10m² ditanam 2600-3300 batang.
5.Pemupukan
Sebelum pindah tanam tetap dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk dasar yang
dicampurkan saat pengolahan tanah.

Pada perataan tanah, kompos dicampur dengan tanah, kompos diberikan pada saat olah tanah.
Pemupukan susulan I dilakukan 14 hari setelah transplanting
Pemupukan susulan II dilakukan 14 hari setelah pemupukan susulan I
Pemupukan susulan III dilakukan 14 hari setelah pemupukan susulan II
Pemeliharaan tanaman tomat cherry mudah, masa panen panjang, untuk menjaga Kesuburan
tanah dan mempertahankan pertumbuhan batang yang kuat, pada awal panen dilakukan
pemupukan susulan satu kali, selanjutnya setelah panen setiap 3-4 minggu sekali digunakan
pemupukan susulan 1 kali dengan menggunakan pupuk NPK (250 – 300 kg per ha) dan urea (
60 – 80  kg per ha ) secara bergantian.
  

xvi
6.  Irigasi
Aplikasi irigasi ditentukan oleh kondisi kering dan basahnya tanah, yaitu dengan menjaga
kelembaban tanah, tidak terlalu kering ataupun terlalu basah.

7.  Pemberian Ajir


Pemasangan ajir digunakan untuk membantu memperkokoh atau menopang batang tumbuhan
tanaman guna menunjang pertumbuhan dan sirkulasi udara. Bisa dibuat silang atau lurus
(tegak).

8.  Pemangkasan
Pemangkasan batang utama  menyisakan tunas pucuk, memangkas semua tunas aksil. Pada
pemangkasan 2 batang, tunas pucuk dipangkas, hanya menyisakan tunas lateral di bawah
bunga majemuk, tunas lateral lainya juga dipangkas.
Varietas ASVEG#6 berbentuk semi determined , bisa dilakukan pemangkasan 4 batang, yaitu
dengan terlebih dahulu disisakan 4 batang yang sehat, memangkas semua cabang, selanjutya
tunas lateral tidak dipangkas.

9.Pengendalian hama
Serangga yang menyerang tomat terutama adalah Aphid, Beet army worm, Tomato fruit
worm. Dapat digunakan larutan pemberantas hama seperti Lannate yang diencerkan 2000
kali, Decis yang diencerkan 1500 kali. Untuk Mite bisa menggunakan Abamectin yang
diencerkan 1500 kali, sedangkan untuk Silverleaf whitefly bisa digunakan Confidor yang
diencerkan 1500 kali. Untuk Nematode sebaiknya menggunakan metode rotasi menggunakan
larutan Nemamort.

Pengendalian penyakit :
Pseudomonas Solanacearum Smith : Dapat dilakukan tumpang sari dengan padi atau tanaman
kacang – kacangan. Drainase harus diperhatikan, menghindari kerusakan akar, menggunakan
abu batu untuk meningkatkan pH tanah, pilih varietas yang tanah serangan atau
menggunakan metode grafting.

Late Blight atau bercak daun : Pilih varietas yang tahan serangga, perhatikan drainase,
perhatikan sirkulasi udara, jarak tanam tidak boleh terlalu padat, semprotkan Benlate yang
diencerkan 2000 kali, Danocil yang diencerkan 600 kali, dsb.

Early Blight : Gunakan Kocide yang diencerkan 1500 kali.

Virus diseases : Untuk menghindari serangan ini tanaman harus kuat, mencegah penyakit
Aphid, Silverleaf whitefly, lahan harus bebas gulma dan tanaman yang terinfeksi harus segera
dihilangkan.

xvii
Leaf Mold : Gunakan Dithane yang diencerkan 400 kali.
Phytophthora Blight : Gunakan Terazole yang diencerkan 1500 kali untuk menyiram bibit.
            
        V.PANEN
  20 – 30 hari setelah transplanting biasanya tanaman akan berbunga, 30 – 40 hari
setelah                                                   berbunga buah akan matang, berwarna merah, dipetik
beserta dengan tampuk buah.

3)TEKNIK BUDIDAYA  SAWI


SECARA ORGANIK
LATAR BELAKANG
A. PENDAHULUAN
          Jagad Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang
banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau
dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran.
Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim
ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya.
Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik..
Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat
mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia.
Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green
mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura
menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi.
         Budidaya sawi organik mulai dikembangkan di petani Indonesia, karena zaman

xviii
sekarang ini banyak yang ketakutan akan mengkonsumsi sayuran yang ada bahan kimia dari
pupuk dan pestisida.
B. MANFAAT.
        Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita
batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta
memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe,
Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
JENIS SAWI
A. KLASIFIKASI BOTANI.
Divisi : Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
Genus : Brassica.
Spesies : Brassica Juncea.

B. JENIS-JENIS SAWI.
        Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu,
dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu
: sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih
mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi sawi
monumen.
Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang
paling banyak dijajakan di pasar-pasae dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing,
berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya
yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga
untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.
SYARAT TUMBUH
        Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia
mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di
Indonesia ini.
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin,
sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian
pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200
meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai
ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada
musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam
pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila

xix
ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang
menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim
penghujan.
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus,
subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk
pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
BUDIDAYA
A. BENIH
       Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik
akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap
hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
        Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras.
Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai
kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar
air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih
harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
          Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan
kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih
dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang
lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat
penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.

B. PENGOLAHAN TANAH
        Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan.
Pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha.Pupuk kandang tersebut diolah dan
dicampurkan bersama dengan tanah menggunakan traktor rotary.
C. PEMBIBITAN
       Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman.
Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditempatkan dalam lubang trai 1 per
1, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5
hari benih akan tumbuh setelah berumur 2 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke
bedengan.
D. PENANAMAN
       Penanaman di Green House bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai
dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm,
seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10
ton/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan
ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.Umur bibit sekitar 2 minggu dari persemaian yang siap ditanam di
lahan.
E. PEMELIHARAAN
        Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil
yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini

xx
tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan
pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah
air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman
dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman.
Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan
penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang
mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan
kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2
minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan
bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan dilakukan seminggu 1 kali dengan pupuk organik fermentasi pelet ikan. Dosis
1liter pupuk / 10 liter air.Penyemprotan dengan menggunakan air sulingan hasil uap sekam
digunakan jika terlihat tanaman terserang oleh hama insek seperti ulat,belalang dan sejenis
serangga lain, dosis 1 liter / 10 liter air.

HAMA DAN PENYAKIT


A. HAMA.
1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2. Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3. Siput (Agriolimas sp.).
4. Ulat Thepa javanica.
5. Cacing bulu (cut worm).
B. PENYAKIT.
1. Penyakit akar pekuk.
2. Bercak daun alternaria.
3. Busuk basah (soft root).
4. Penyakit embun tepung (downy mildew).
5. Penyakit rebah semai (dumping off).
6. Busuk daun.
7. busuk Rhizoctonia (bottom root).
8. Bercak daun.
9. Virus mosaik.

PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN.


          Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya.
Umur panen sawi 30 hari.
Pasca panen sawi :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.

xxi
3. Pengemasan.
4. Penyimpanan.
5. Pengolahan.
                                                 
Gambar 1 di Misi Teknik Taiwan budidaya sayuran organik di green house
Gambar 2 di Intan Walagri budidaya sayuran organik di lahan terbuka yang diberi net /
screen di sekeliling lahan

BAB III
PUPUK ORGANIK DAN PESTISIDA ORGANIK

PUPUK ORGANIK
1.PUPUK ORGANIK CAIR
    Di perusahaan Misi Teknik Taiwan membuat pupuk organik cair dengan bahan dan cara
sebagai berikut :

Bahan :
-25 Kg pakan ikan (pelet)
-5 liter tetes tebu
-250 gram bakteri (tidak dijelaskan bakteri jenis nya apa)
-100 liter air
Cara :
-bahan tersebut dimasukkan dan dicampurkan ke dalam drum 100 liter
-fermentasi selama 1 bulan
Dosis pemakaian 1 liter pupuk / 10 liter air
                                                                Misi Teknik Taiwan

                
   Pupuk organik                Green House                Traktor Rotary       Sistem Organik
Sederhana               Pengairan

2.Pupuk Organik
Saat kunjungan ke Intan Walagri, petani sayuran organik di bogor. Pembuatan pupuk organik
adalah sebagai berikut.

Bahan :
1.Dedak halus 2kg
2.Nanas matang 2 buah
3.Terasi 1,5 kg
4.Gula pasir/gula jawa 2kg
5.Air 10 liter
6.Rumen hewan 3-5kg (sebaiknya yang masih baru)
7.Susu murni 2 liter

xxii
8.Tetes Tebu (1 liter tambah 10 liter air)
Cara :
-Bahan no 1,2,3,4,5 dicampurkan dan dimasak sampai mendidih, biarkan sampai dingin
dahulu (1 hari)
-Setelah dingin masukkan bahan tadi ke drum dan masukkan juga bahan 6 dan 7
-Fermentasi setelah 1 minggu ditambahkan bahan 8 setiap 2 hari sekali sampai volume di
drum 200 liter

Penguji pupuk telah berhasil dibuat, cara :


1.Dengan mencium bau dari pupuk, jika bau nya wangi seperti bau tape maka bakteri siap
digunakan.
2.Dengan uji dari lampu, jika lampu yang aliran listriknya diputus pada 2 paku (fungsi paku
sebagai saklar), kemudian paku tersebut dicelupkan pada pupuk biodewa lampu menyala
maka pupuk telah siap digunakan.

Cara Aplikasi pupuk :


-Dosis pemakaian 250 gram pupuk / 10-15 liter air
-Waktu memupuk di pagi dan sore hari (tidak dibolehkan memupuk saat terik matahari,
karena bakteri bisa mati dan sangat rentan terhadap perubahan suhu sehingga pemupukan
menjadi tidak efektif

Fungsi dari bahan pembuatan pupuk :


1.Dedak halus : untuk memperbanyak timbulnya bakteri dalam proses pembuatan bakteri
2.Nanas : bahan probiotik
3.Terasi,gula jawa/gula pasir,susu murni,tetes tebu : media pembelahan/pembiakan bakteri
pengurai
4.Rumen hewan : sumber bakteri
                                             
                                               Intan Walagri
                                     
Uji Biodewa                             Pengairan                           Lahan Organik

3.Pupuk Cair Alami dari Urin Kelinci


          Petani bogor yang dikenal nama kelompok nya Intan Walagri, menggunakan pupuk
selain dari biodewa adalah dari urin kelinci.Pupuk adalah kebutuhan mendasar bagi
kelangsungan kegiatan agribisnis. Pupuk bisa jadi mahal bisa pula menjadi barang murah,
bahkan mubadzir. Semua tergantung persepsi dan sikap kita terhadapnya.
         Bagi peternak yang tak memiliki kebutuhan akan tanaman bisa jadi sampah yang tiada
bernilai. Hal ini tentu berbeda dengan para pengelola agribisnis yang setiap kali musim tanam
selalu melihat pupuk sebagai barang berharga, saking berharganya bisa pula menjadi sesuatu
yang ekseklusif.

xxiii
         Ada banyak jenis pupuk, tetapi dari sekian jenis pupuk kandang, pupuk kelinci yang
terdiri dari tahi (feses) dan kencing (urine) dipadukan, ia akan menjadi pupuk handal untuk
menghasilkan produksi tanaman.
       Satu ekor kelinci yang berusia dua bulan lebih, atau yang beratnya sudah mencapai 1 Kg
akan menghasilkan 28,0 g kotoran lunak per hari dan mengandung 3 g protein serta 0,35 g
nitrogen dari bakteri atau setara 1,3 g protein. (Spreaadburi dan Yono C. Rahardjo: 1978)
        Di dalam kandungan pupuk tersebut, Majalah Domestik Rabbit di Amerika Serikat
tahun 1990 silam menyebutkan terdapat kandungan 2,20% Nitrogen, 87% Fosfor , 2,30%
Potassium, 36 Sulfur%, 1,26% Kalsium, 40% Magnesium.
        Hasil riset tiga peneliti dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak Bogor), Sajimin, Yono C.
Rahardjo dan Nurhayati D. Purwantari (2005) menyimpulkan, pupuk kandang dari kotoran
kelinci berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan maupun produksi
rumput P.maximum dan leguminosa S.hamata setelah 6 kali panen (umur 258 hari).
Sedangkan dengan penambahan probiotik pada pupuk kelinci interaksinya telah memberikan
pengaruh nyata pada tanaman pakan dan meningkatkan produksi hijauan sebesar 34,8-38,0%.
        Menurut penelitian tersebut, “komposisi bahan organik C:N rasio, unsur makro dan
mikro lebih tinggi pada pupuk kelinci yang ditambahkan probiotik pada waktu proses
dekomposisi. Penggunaan probiotik pada pupuk kelinci untuk tanaman sayuran kentang dan
kubis juga berdampak positif di mana dengan perlakukantrichoderma rata-rata produksinya
lebih tinggi 16,3% (kentang) dan 5% (kubis) di banding tanaman kontrol.”
        Sedangkan pada tabel berikut ini menyebutkan kandungan unsur-unsur dalam feses dan
urin kelinci berbanding ternak lainnya sebagai berikut.

Sumber: Trubus (1996). Klaus (1985 dalam Kartadisastra (2001); Baririh, N.R,
Wafiatiningsih, I.Sulistyo, R.A. Saptati BPPT Kaltim 2005)
      Harga pupuk kotoran kelinci mencapai Rp7.500/kg, sedangkan air kencingnya
Rp5.000/liter. Seratus ekor kelinci menghasilkan 25 kg kotoran basah per hari.
     Mereka yang memahami manfaat pupuk kelinci wajar jika kemudian memilihnya sebagai
pendorong produktivitas. Di Negara-negara yang sudah menerapkan proyek agribisnis atau
agroindustri seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Spanyol dan lain-lain pupuk kelinci
telah memainkan peranan sebagai bagian terpenting menghasilkan tanaman yang baik,
termasuk sebagai cara menghasilkan uang paling hebat dalam pasar pertanian modern.
       Saking potensialnya, pupuk kelinci justru mendapatkan perhatian yang serius sehingga
dalam mendesain kandang harus diperhatikan. Tujuan membuat desain kandang selain untuk
menghindari kemubadziran feses dan urin juga untuk tujuan memudahkan pembersihan
keduanya.
      Pupuk dari urin kelinci ini dapat dicampurkan dengan biodewa, tetapi hati-hati saat
mencampurkannya karena akan terjadi reaksi. Dosis perbandingan 1:1 dan dalam 250 cc
campuran tersebut ditambahkan 10-15liter air. Campuran ini dapat digunakan untuk
pemupukan atau bisa juga untuk penyemprotan sebagai pestisida organik.
4.Pestisida Organik
        Misi Teknik Taiwan menggunakan hasil penyulingan uap dari pembakaran sekam yang
menghasilkan air sebagai pestisida jenis insektisida.
5 karung sekam dibakar untuk sekali pembakaran, menghasilkan air sulingan sebanyak

xxiv
250cc.
Berikut cara membuat pestisida uap sekam :
1.Pasang bahan pembakar (api)
2.Masukkan 1 karung sekam hingga terbakar merata
3.Tambahkan 4 karung sekam (pembakaran selama 4 hari)
4.Setiap 1 karung sekam menghasilkan 50cc air sulingan
5.Dosis pemakaian 1 liter pestisida / 10 liter air

                                                                  
                                                                   Tangki pembakaran sekam

PACKING DAN PENGEMASAN TAIWAN


ICDF (INTERNATIONAL COOPERATION DEVELOPMENT FEDERATION)
ICDF adalah ruang untuk pengemasan produk sayuran dan buah dari perusahaan maupun dari
petani luar. Berdiri tahun 2009, Jika untuk petani yang ingin mengirimkan produk nya ke
ICDF harus memiliki persyaratan tertentu.
SYARAT MEMASARKAN KE ICDF
Sayuran Organik
Harus ada kerja sama
Sayuran yang dikirim ditentukan (sawi emas, selada keriting, bayam hijau, bayam merah, pak
coy, kalian, kangkung)
Lahan harus tertutup net (dibolehkan jika yang ditutupi hanya pinggir saja)
Sayuran harus bagus
Sayuran harus dicuci dengan air sumur (air bersih)
Ukuran sayuran optimal
Sayuran Non-Organik
Persyaratan tidak sedetail sayuran organik hanya dibuthkan kerja sama yang baik  antara
petani dan ICDF. Sayuran yang diterima seperti paria putih, labu air, baby buncis, oyong,
kacang panjang merah, asparagus, jambu Kristal, papaya, okra dll. Catatan untuk baby buncis
yang diambil hanya yang mempunyai ukuran sekitar 20 cm jika lebih panjang dan besar
dipilih dan dikirim untuk ke Diamond.
Pemasaran (Supermarket)
Yogja Supermarket(Pondok Bambu, Mangga Dua, Cimanggu, Surya Kencana, Bogor
Junction)
Trans Kemang                                             9.Indomaret
Rejeki Ancol                                                 10.Diamond (MAG)
Veronica                                                       11.FM (Kelapa Gading)
Grang Lucky (Sudirman , Radio Dalam)   12.Margaretha
Total Buah                                                     13.Serambi, Botani
Total Water                                                   14.FX Senayan
Farmers Market (Serpong)

xxv
Syarat Pembayaran Petani
Hasil dari rafingan (selesai dikemas)
Produk 50 kg dikemas , hilang 5 kg tidak masuk supermarket
Langsung , 1 bulan
              Syarat ICDF memasarkan produk ke supermarket
Menawarkan ke supermarket
Bawa sample produk ICDF
Berikan Harga
Sistim putus (produk baik diterima, produk jelek ditolak)
Sistim PO ( kirim barang sesuai permintaan)
Pembayaran dari Supermarket ke ICDF lewat rekening
          
Gambar berbagai produk ICDF siap dikemas dan dikirim, juga alat handpacker untuk
merafing produk sayuran non organik. Alat neraca atau timbangan digital digunakan untuk
menghitung sayuran menjadi berat yang ditentukan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
          Dari hasil Prakerin, penulis dapat menyimpulkan bahwa banyak hal yang dapat kita
pelajari dari perusahaan tenpat prakerin maupun dari petani daerah setempat. Di antara nya
kita dapat mempelajari teknik budidaya berbagai macam tanaman buah, sayuran organik, cara
pembuatan pupuk organik, dan bahkan kita dapat ilmu pengemasan dari packing ICDF yaitu
perlakuan yang sangat penting untuk penanganan pasca panen dan memasarkan produk ke
pasar maupun supermarket.
B.Saran
           Setelah mengetahui secara singkat cara budidaya berbagai macam tanaman, sebaiknya
sebelum membudidayakan sebaiknya mengetahui dan menguasai terlebih dahulu mengenai
berbudidaya suatu tanaman, atau berbudidaya suatu komoditas. Saat berbudidaya ketekunan
dan ketelitian juga sangat diperlukan dalam berbudidaya.

BAB VI
PENUTUP

       Demikian laporan prakerin, penulis merasa laporan ini masih banyak kesalahan dan

xxvi
kekurangan yang perlu di benahi baik dari segi penulisan maupun penyusunan ini di
karenakan kurangnya pengetahuan yang saya dapatkan oleh karena itu penulis memerlukan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
     Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan prakerin di Misi  Teknik Taiwan Bogor Jawa Barat serta yang membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan ini, saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang sulit di
mengerti atau salah dalam penulisannya dan tidak berkenan di hati pembaca. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…

xxvii
xxviii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya
sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan
menyelesaikan penyusunan laporan ini.

Laporan ini tersusun atas hasil kerja sama antara penulis, pihak sekolah dan Balai Benih
Hortikultura (BBH) sidera yang merupakan  suatu syarat untuk mengikuti ujian akhir sekolah
serta tuntutan kurikulum.

Dengan terlaksananya pembuatan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1.      Aspi Lewigimpu,S.Pd, selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Sigi Biromaru.

2.      Ir. Syamsul Bahri, selaku kutua panitia PSG.

3.      Rukmawati STP, selaku ketua jurusan pertanian

4.      Ir. Bato, selaku pembimbing interen dalam penyusunan laporan

5.      Nanang Supriatna SP, selaku kepala Balai Benih Hortikultura dan pembimbing eksteren
selama kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

6.      Irwan Dunes, Selaku pembimbing eksteren selama kegiatan PSG.

7.      Andi Indrawati Sp.M.Si.Selaku pembimbing eksteren selama kegiatan PSG.

8.      Achsin, Selaku pembimbing eksteren selama kegiatan PSG.

9.      Ruslan, Selaku pembimbing eksteren selama kegiatan PSG.

10.  Basrudin, Selaku pembimbing eksteren selama kegiatan PSG.

11.  Kedua Orang tua, keluarga serta pihak orang yang ikut membantu baik melalui dana
maupun doa.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan sebagai bahan perbaikan laporan
ini.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat 
bagi para pembaca sekalian.

Sidera,  November 2010

xxix
Penulis

xxx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sehubungan  dengan pelaksanaan pembangunan Nasional yang diarahkan pada sektor
pertanian, dalam hal ini pembangunan pertanian yang tangguh bermanfaat dan efesien
mungkin. Dengan demikian dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.
Pemerintah mengupayakan dan menciptakan tenaga-tenaga kerja yang terampil dibidang
pertanian. Salah satunya yaitu melalui Sekolah Menengah Kejuruan  (SMK) khususnya
dalam bidang pertanian yang telah dituangkan dalam kurikulum pendidikan, dinyatakan bagi
lulusan SMK diharapkan mempunyai mental dan kemandirian yang nantinya dapat
menciptakan lapangan kerja sendiri dengan jiwa mandiri dan tangguh untuk berwiraswasta
dibidang pertanian.
1.2     Tujuan PSG
Adapun tujuan dari pelaksanan Pendidikan Sistem ganda (PSG) ini adalah sebagai
berikut :
1.    Untuk mengembangkan pola fikir dan wawasan siswa/siswi dalam bidang pertanian.
2.    Melatih siswa/siswi  menyusuaikan diri dan berkomunikasi dengan masyarakat.
3.    Melatih siswa/siswi untuk menghayati kehidupan masyarakat dibidang Agribisnis guna
menanamkan jiwa wirausaha.
4.    Memupuk sikap mandiri.
5.    Mengembangkan pengalaman belajar di Unit Usaha Tani.
1.3     Manfaat PSG
Adapun manfaat dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah sebagai berikut:
1.    Dapat menimbulkan pola fikir yang lebih luas tentang pertanian.
2.    Dapat membandingkan teori yang diberikan disekolah dengan kenyataan dilapangan.
3.    Dapat menerapkan jiwa dan semangat kewirausahaan.
4.    Dapat menghayati kehidupan yang modern.

1.4     Alasan memilih judul


Dalam memilih judul seseorang harus melihat dari kegiatan-kegiatan PSG. Jeruk (Citrus
sp) merupakan tanaman tahunan berasal dari Asia Tenggara, terutama Cina. Sejak ratusan
tahun yang lampau, tanaman ini sudah terdapat di Indonesia. dan krakteristrik jeruk pada
umumnya berdasarkan sifat fisik buah (ukuran, bentuk, warna, dan rasa) dan sifat kimia
(kandungan gula total, kandungan asam dan  vitamin C).
Dalam usaha memenuhi kebutuhan bibit jeruk yang bermutu dan bebas terhadap penyakit,
telah ditempuh penggandaan bibit dengan sistem sertifikasi atau pelabelan yang kesemuannya
di bawah pembinaan pengawasan balai pengawasan dan sertifikasi benih (BPSB).

  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Deskripsi Tanaman
Tanaman jeruk (citrus sp) mempunyai sistematika sebagai berikut :
isio                      : Spermatohyta
      Sub division             : Angiospermae
s                        : Dicotyledoneae
                         : Rutales
ly                      : Rutaceae

xxxi
us                       : Citrus
ies                     : Citrus sp
2.2     Botani
Dari Genus citrus ini dapat dikenal bermacam-macam spesies, dan dari macam-macam
spesies tersebut pada umumnya tidak terdapat perbedaan yang sangat besar ditinjau dari segi
morfologinya.
2.3     Morfologi
Jeruk mempunyai nama ilmiah citrus sp dan masuk dalam family Rutaceae mempunyai
tipe pertumbuhan yaitu tipe batang berbentuk bulat, berbatang rendah tajuk rindang.
Susunan bagian luar dari tanaman jeruk (citrus sp) yaitu :
o  Akar
Tanaman jeruk mempunyai akar tunggang panjang dan akar serabut (bercabang pendek kecil)
serta akar-akar rambut. Bila akar tunggang mencapai tanah yang keras atau tanah yang
terendam  air, maka pertumbuhannya akan terhenti. Tetapi bila tanah yang gembur, panjang
akar tunggang bisa mencapai 4 meter. Akar cabang yang mendatar bisa mencapai 6-7 m .
o  Pohon/Batang
Pohon jeruk sekarang ditanam di Indonesia berbentuk bulat dan tingginya mencapai 5- 10 m.
jeruk keprok berbatang rendah tingginya 2-7 m, tajuk pohon tidak beraturan, dahan kecil,
cabangnya banyak.
o  Daun
Daun jeruk berwaran hijau tua dan tidak merangas. Posisi daun berhadapan atau berselang
seling, tangkai daun bersayap atau tidak bersayap dan permukaan daun berkelenjar minyak
yang transparan.
o  Bunga
Bunga jeruk berbentuk majemuk seperti anak payung, tandan atau mulai kebanyakan
berkelamin 2; kelopak bunga berjumlah 4-5 ada yang menyatuh dan ada yang tidak
menyatuh. Pada umumnya bunga jeruk berwarna putih, kecuali jeruk nipis dan jeruk purut
bunganya berwarna agak ungu sampai merah. Bunga jeruk keluar dari ketiak daun atau pucuk
ranting yang masih muda; berbau harum dan banyak mengandung nectar atau madu.
o  Buah
Bakal buah menumpang, berbentuk bulat, dan bulat pendek atau elips. buah jeruk tergolong
buah sejati, tunggal dan berdaging. oleh karena itu, buah yang masak tidak pecah. satu bunga
menjadi satu bakal buah saja. Dinding buah tebal dengan lapisan kulit luar yang kaku, berbau
menyengat dan banyak mengandung minyak atsiri. lapisan ini di sebut flavedo dimana
mulanya berwarna hijau dan bila masak berwarna kuning atau jingga.
2.4     Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman Jeruk (Citrus sp) yang baik yaitu meliputi iklim, tinggi tempat,
tanah.
1.    Iklim
Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman jeruk antara 25º – 30º C aktifitas pertumbuhan
tanaman jeruk sangat terganggu bila suhu kurang dari 13º C tetapi masih dapat bertahan pada
suhu 38º C.
sedangkan penyinaran matahari 50% - 70%, keadaan udara yang lembab menimbulkan
banyak cendawan, sebaiknya keadaan udara yang kering banyak serangan hama.
2.    Tempat
Tanaman jeruk dapat tumbuh pada berbagai ketinggian, mulai dari dataran rendah sampai
dataran tinggi, tergantung pada varietasnya. Tinggi rendahnya suatu tempat sangat
mempengaruhi pada kualitas buah jeruk, misalnya jeruk siem didataran tinggi biasanya
berasa masam dan jeruk manis di dataran rendah daging buahnya kasar dan kurang segar.
3.    Tanah

xxxii
Tipe tanah yang cocok untuk ditanaman jeruk adalah lempung sebagai lempung berpasir
dengan fraksi liat 7% - 27%,debu 25% - 50% dan fraksi pasir kurang dari 50%, cukup humus,
mudah meresapnya air dan pH 4 – 7,8.hasil yang baik di dapatkan pada tanah dengan pH 6.
kedalaman air tanah yang cocok untuk tanaman jeruk minimal 75 cm – 1 m, tanaman jeruk
menghendaki tanah yang mempunyai draenase dan aerase yang baik.
BAB III
PELAKSANAAN
3.1     Waktu dan Tempat
A.  Waktu
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) berlangsung selama 2 (dua) bulan terhitung
sejak tanggal 21 September – 13 November 2010.
B.   Tempat
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terletak di Balai Benih Hortikultura:
Desa                         : Sidera
Kecamatan               : Sigi Biromaru
Kabupaten                : Sigi
Provinsi                    : Sulawesi Tengah

3.2     Kegiatan-kegiatan PSG
a.    Persiapan Benih
Dalam mengusahakan suatu tanaman maka hal yang pertama. Yang perlu dilakukan
adalah pemilihan benih. Benih yang digunakan harus diyakini dulu tentang kebenaran
varietasnya. Biji yang diambil dari buah-buah yang baik, tidak cacat, dan sudah tua/masak
dipohon. Buah yang jatuh sebaiknya tidak digunakan sebagai sumber benih batang bawah
karena biasanya telah tertular oleh penyakit tular tanah atau buah yang kurang sehat. secara
umum dapat dinyatakan bahwa buah yang keadaan yang baik dan belum jatuh dari pohon.
Biji yang telah diambil dan dipisahkan dicuci dan dibilas beberapa kali. Untuk
menghilangkan lendir dapat dicampur dengan abu gosok. biji direndam dalam air bersuhu
52ºC selama 15 menit, dapat ditambahkan dengan ZPT (Atonik). benih  disimpan dalam
bersuhu 4º– 7ºC dan disimpan didalam kulkas.
b.   Pesemaian Benih
Pesemaian dilakukan dibak persemaian pada dasarnya bak diberi Bokasi dan jerami dan
tanah  dengan panjang 8 meter dan lebar 1 meter. Sebelumnya kita menyiapkan Alat dan
Bahan:
Alat       : sekop, cangkul, arko, sendok takaran.
Bahan    : sekam, pasir, tanah, Sp 36, Atonik, Furadan, Paranet, Fungisida, air.
Cara Kerja :
Pertama-tama pengambilan sekam sebanyak 6 arko, pasir 4 arko, tanah 2 arko, dan
dicampur secara merata, pada saat pencampuran media diberi pupuk Sp 36 secukupnya,
setelah pencampuran bahan-bahan atau media yang selanjutnya, membersikan bak pesemaian
dan penaburan furadan pada bak pesemaian, setelah itu memasukan media ke bak pesemaian
dan diratakan, setelah itu kita lakukan penyiraman pada media dan membuat alur agar benih
dapat tumbuh dengan rapi, Mempermudah pembersihan. sebelum kita menyemai kita
melakukan perendaman benih dengan fungisida 2 sendok dan atonik 2 tutup botol dan air 1-2
liter dan benih direndam selama 15-30 menit bertujuan agar tidak terserang hama dan
penyakit. setelah itu kita melakukan penanaman benih jeruk yang telah dibuat alur dan
ditutup kembali dengan bokasi. setelah 27–30 hari, 50% benih biasanya sudah berkecambah.
benih dapat dipindahkan ke polybag pada umur 3–5 bulan.
c.    Transplanting

xxxiii
Media tumbuh untuk transplanting dilapangan maupun dipolybag mempunyai sasaran :
ringan draenase yang baik dan mampu mendukung pertumbuhan bibit secara optimal selama
prieode proses produksi bibit.
Setelah semain bibit jeruk mencapai tinggi 20 cm dan berumur 3-5 bulan dipindahkan
kebedengan atau kemedia polybag ukuran diameter 15cm dan tinggi 35cm dengan media
campuran tanah dan bokasi 1 : 1. Tujuan transplanting agar dapat mempermudah
pemindahan, pemeliharaan, pengankatan, perawatan, penyambungan secara vegetative
melalui okulasi.
d.   Penyiapan Mata Tempel Jeruk (entreis)
Ranting mata tempel (entrees) jeruk dapat diperoleh dari Blok Penggandaan Mata Tempel
(BPMT) yang di kelola oleh Dinas Pertanian atau BPMT yang dikelola oleh penangkar itu
sendiri (penangkar besar). Ranting mata tempel yang berbentuk bulat mempunyai mutu yang
lebih baik dibandingkan dengan berbentuk segi tiga dan relative berbentuk pipih.
e.    Okulasi
Batang bawah yang siap ditempel bila sudah mempunyai tinggi ± 20-25cm dan berumur 8-
12 bulan. berdiameter sebesar pensil (dapat juga lebih kecil), sedang tumbuh aktif (berpupus)
dan kulitnya sudah terkelupas (dapat di beri pupuk urea).
Berdasarkan sayatan pada batang bawah dan mata tempelnya, penempelan (okulasi) dapat
dibedakan menjadi 3 macam yaitu okulasi biasa (fokert modification budding), okulasi T
(T.Budding) dan okulasi irisan (chip budding). Okulasi irisan secara teknis mudah dilakukan,
karena  dapat dilakukan pada batang bawah dan entres yang relative masi muda (okulasi biasa
masih sulit di lakukan) bahkan mampu tumbuh lebih cepat.
Okulasi adalah mempersatukan 2 sifat baik tanaman, yaitu sifat baik dari tanaman batang
bawah (understamp) degan sifat baik tanaman atas (entries) dengan cara menempelkan mata
tunas. Sebelum kita melakukan penyambungan kita harus melakukan perompesan.
Perompesan terbagi 2 macam yaitu perompesan secara langsung dan perompesan alami.
Perompesan yang dilakukan dengan secara  langsung maka pertumbuhan mata tunasnya akan
lebih cepat, dan masih muda, dan perompesan secara alami akan mengalami pertumbuhan
mata tunas yang sangat lambat.

 Syarat-syarat batang bawah :


-          Mempunyai pertumbuhan yang baik dan perakarannya kuat
-          Tahan terhadap hama dan penyaklit
-          Tahan terhadap kekurangan air dan kelebihan air
-          Berasal dari tanaman yang subur
-          Bersifat kompatibel dengan batang atas

 Syarat-syarat batang atas :


-          Berproduksi tinggi/berbuah banyak
-          Bentuk buah yang baik/sempurna dan rasanya enak
-          Tahan terhadap hama dan penyakit
-          Di gemari banyak orang karena sifat-sifat keunggulannya

 Peralatan  dan bahan yang perlu disiapkan :


-          Pisau okulasi, yang tajam dan bersih
-          Pisau cutter yang tajam dan bersih
-          Gunting stek
-          Tali plastic, kain lap
-          Tanaman (batang bawah), batang atas (entreis)

xxxiv
Cara kerja :
1)      Menyiapkan batang bawah yang memenuhi syarat dan sebesar pensil dengan ketinggian ±20-
25cm dan berumur  8-12 bulan
2)      Pengambilan entries yang memenuhi syarat dan sudah bermata bernas, dengan cara
perompesan yang dilakukan secara langsung dengan bantuan manusia
3)      Setelah itu kita mengiris batang bawah pada ketinggian ± 20 cm di iris berbentuk U terbalik
4)      Kulit irisan U terbalik ditarik ke bawah dan tutup kembali
5)      Kulit cabang bermata tunas (entris) diiris selebar/sebesar jendela batang bawah yang telah di
iris
6)      Buka jendela batang bawah, masukkan entreis, potong 2/3 kulit batang bawah.
7)      Tempelan segera diikat kuat dengan plastik, mulai dari bawah melingkar dan berakhir di atas
8)      1-2 minggu kemudian tali ikatan dapat di buka, bila mata tempel masih tetap hijau berarti
okulasi berhasil dan sebaliknya bila mata tempel berwarna coklat berarti okulasi gagal.
Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya keluar mata tunas okulasi :
-          Pemilihan mata tunas, mata tunas yang subur, tidak kerdil dan bukan mata tidur akan cepat
tumbuh
-          Kesehatan dan kesuburan batang bawah yang di tempel
-          Kelembaban dan kesuburan tanah/media batang bawah
Keuntungan menggunakan cara okulasi :
-          Tanaman akan lebih cepat berbuah.
-          Diperoleh hasil yang sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan.
Bangun dan tumbuhnya mata tempel serta pertumbuhan bibit selanjutnya dapat dipacu
dengan beberapa perlakuan, yaitu : pemangkasan pucuk semai batang bawah 10 hari sebelum
penempelan, perompesan daun disekitar bidang pertautan dan merundukkan/membengkokan
batang bawah ke tanah dengan jalan melukai terlebih dahulu batang tersebut (6 cm di atas
mata tempel) pada umur 2-3 minggu setelah penempelan bersamaan dengan melepas
ikatannya. Bila tunas mata tempel telah tumbuh tinggi ± 20 cm (daun telah berwarna hijau
tua/berhenti flas) batang bawah yang dibengkokan baru di potong. Berdasarkan pengalaman,
bila tunas mata tempel masih aktif tumbuh (daun masih berwarna muda/warna kuningan)
batang bawah yang dibengkokkan, dipotong, maka pertumbuhan tunas/bibit tersebut
terhambat. Untuk mempercepat pertumbuhan tunas juga dapat dilakukan dengan
penyemprotan/pengompresan ZPT (misalnya Atonik) setelah pelepasan plastic pengikat
okulasi (2 minggu).
f.     Pemeliharaan
Pembibitan dipot plastic/polybag memerlukan penyiraman 2-3 kali perminngu.
Pemupukan larutan  NPK dengan dosis 1,25 - 2,3 gr/liter air setiap 2 minggu diselingi dengan
penggunaan pupuk daun dapat memacuh pertumbuhan bibit di polybag.
Penyiangan perlu dilakukan terhadap gulma yang tumbuh disekitar akar dan wiwilan tunas
yang tumbuh, kecuali yang tumbuh dari mata tempel, karena akan menghambat pertumbuhan
bibit.
Pengendalian penyakit pada pembibitan dianjurkan secara preventif di mulai dari
perlakuan biji batang bawah , sterilisasi media tumbuh, perlakuan pada ranting mata tempel
dan sterilisasi alat okulasi. Pisau okulasi, gunting stek dan alat yang lainnya sebelum dan
sesudah digunakan pada proses pembibitan harus dicelup atau diusap menggunakan alcohol
70 % untuk mencegah penyakit exocortis.
Penempelan pada musim hujan sering muncul serangan penyakit pada tunas dengan gejala
tunas menjadi membusuk dan mati. Penyakit busuk pucuk tunas tersebut diduga karena
serangan alternaria sp. Untuk mengatasi penyakit tersebut dianjurkan menyemprot dengan
Benlate, Dithane  atau Delsene ditambah bahan perekat. Untuk menghindari penyakit busuk
ini, sebaiknya pelaksanaan penempelan dilakukan pada musim kemarau.

xxxv
g.  Penyaluran Bibit
Bibit okulasi sudah dapat ditanam dikebun 5-7 bulan setelah penempelan yaitu dengan
ketinggian minimal 40 cm. Bibit dapat ditanam langsung  secara cabutan (stum) atau secara
putaran dipindah dulu ke polybag. Bibit cabutan perlu dipotong ujungnya akar nya. Bibit
dipindah dipolybag secara putaran dengan diameter disesuaikan dengan polybag yang
tersedia. demikian pula akar tunggang dan akar cabang harus dipotong agar dapat masuk ke
dalam polybag dengan baik. Sebelum bibit jeruk  di tanam ke media polybag harus di rendam
menggunakan air dan atonik, banyak air 5 liter dan 2 tutup atonik direndam selama 15-30
menit agar dapat merangsang pertumbuhan akar yang telah dipotong. Kemudian kita
menanam bibit jeruk ke media polybag dengan campuran tanah dan bokasi (1 : 1).
h.   Sertifikasi Bibit
Penangkaran bibit jeruk yang baik selain harus mampu menghasilkan bibit yang mampu
menghasilkan bibit yang bermutu, tahapan penangkarannya harus mengikuti program
sertifikasi yang implemetasinya dilaksanakan oleh Balai pengawasan dan Sertifikasi Benih.
Bibit berlabel merupakan jaminan petani jeruk bahwa bibit tersebut bermutu.
Perlu di ingat bahwa bibit yang dihasilkan adalah bebas penyakit, bukan berarti bibit
tersebut tahan atau kebal terhadap penyakit. Kalau disekitar pertanaman baru jeruk bebas
penyakit jeruk sakit, jangan diharap untuk menikmati hasilnya bila tidak diikuti dengan
perawatan yang sempurna. Terutama dalam menjaga jangan sampai tertular penyakit.
Syarat penangkaran bibit jeruk bebas penyakit
1.      Tempat pembibitan harus didaerah bebas CVPD (radius 5 km dari daerah terinfeksi)
2.      Batang bawah harus berlebel
3.      Mata tempel harus berasal dari BPMT
4.      Mendapatkan rekomendasi dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih setempat.
 
BAB IV
TATA NIAGA DAN ANALISA USAHA TANI

4.1     Tata Niaga dan Analisa Usaha


1.    Tata Niaga
Rantai pemasaran yang ada sekarang ini adalah rantai pemasaran tradisional oleh
penangkar bibit. Penangkar harus memiliki varietas yang baik untuk pohon induk, agar dapat
disalurkan ke pengusaha  besar, lalu ke pengecer bibit dan terakhir adalah petani/konsumen,
konsumen juga bisa langsung membeli ke penangkar bibit.
2.    Analisa Usaha Tani
Analisa usaha tani bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya atau rugi suatu usaha yang
dikelolah, adapun dalam usaha budidaya perbanyakan tanaman jeruk secara vegetative
melalui okulasi ini dilaksanakan pada areal dengan luas lahan 1250m² sedangkan lamanya
proses produksi berlangsung selama 13 bulan.
A.  Biaya Variabel
Biaya ini adalah biaya yang selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan penggunaan
faktor produksi.
Tabel 1. Biaya Variabel sarana produksi.
N Sarana Produksi kebutuhan Harga Biaya Ket.
O Bks/Kg/Ltr/m/Rol/Bu satuan (Rp)
ah (Rp)
HOK/truck
1.
2.Benih Jeruk 1 KG 20.000 20.000
3.Polybag 10.000 Lembar 50 500.000

xxxvi
4.Polybag pengganti 8.500 Lembar 75 637.500
5.Plastik Ikat 10.000 25 250.000
Pupuk :
-Bokasi 1.000 Kg 1000 1.000.000
-Sp 36 100 Kg 2300 230.000
6. -ZPT 2 Liter 75.000 150.000
Pestisida :
-Insektisida 4 Liter 80.000 320.000
-Fungisida 4 Liter 70.000 280.000
-Herbisida 1 Kg 70.000 70.000
7.
Tanah 3 truck 150.000 450.000
Pasir 1 truck 175.000 175.000
Sekam 3 Karung 25.000 75.000
8. Entris 10.000 mata tempel 100 1.000.000
9. Sertifikat label 8.500 Lembar 250 2.125.000
10. Tenaga kerja :
-Penyiapan lahan 2 HOK 50.000 100.000
11. persemaian
12. -Pengisian polybag 10.000 200 200.000
13. -Menyemai Benih 1 HOK 50.000 50.000
14. -Okulasi 8.500 pohon 500 4.250.000
15. -Penggantian 8.500 lembar 200 1.600.000
polybag 10 Orang/bulan 2.00.000 2.000.000
-Pemeliharaan
6.        tanaman

7.        Total Rp 15.482.500

 B.  Biaya Tetap
1.    Biaya Produksi Tahan Lama
Biaya ini adalah alat-alat yang digunakan dalam beberapa kali proses produksi. Alat-alat
ini akan mengalami kemerosotan/pengurangan nilai dari tahun ke tahun. Biaya terdiri dari
penyusutan biaya bunga modal dan pemeliharaan.
a.    Penyusutan (Depreciatin = D)
Penyusutan dapat diartikan sebagai penurunan atau pengurangan nilai modal dari suatu
saat akibat pertumbuhan umurnya untuk menghitung biaya penyusutan dapat di gunakan
rumus:
N
b - Ns
D=

 n
                                    Keterangan:     D         = Besar penyusutan tahunan
Nb       = Nilai baru sekarang
Ns        = Nilai sisa
n          = Lama pemakaian

Tabel.2 Penyusutan Biaya Tetap Sarana Produksi

xxxvii
No Nama Alat Jumlah Nb (Rp) Ns (Rp) n Biaya D (Rp) Penyusutan
/ Tahun persatu
kali produksi
(13 bln) (Rp)
1. Cangkul 5 50.000 10.000 5 40.000 43.333,33
2. Gembor 3 20.000 2.000 3 18.000 19.500
3. Selang 1 200.000 10.000 5 38.000 41.166,58
4. Handsprayer 2 150.000 50.000 5 40.000 43.333,33
5. Ember 5 10.000 1.000 2 22.500 1.730,76
6. Gunting Stek 5 20.000 3.000 3 28.333,33 30.694,44
7. Pisau Okulasi 5 75.000 10.000 5 65.000 70.146,66
8. Cutter 10 2.000 500 1 15.000 16.250
9. Paranet 3 150.000 50.000 3 99.999,99 108.333,33

Total = Rp 374.758,43

b.   Biaya Pemeliharaan Alat


Biaya ini dapat diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan alat selama
proses produksi berlangsung.
Untuk menghitung biaya pemeliharaan dapat digunakan rumus:
Jumlah alat x Biaya (Rp)
 
Tabel.3 Biaya Pemeliharaan Alat

No Nama Alat Jumlah Alat Biaya (Rp) Total (Rp)


1. Cangkul 5 3.000 15.000
2. Gembor 3 1.000 3.000
3. Selang 1 2.500 2.500
4. Handsprayer 2 5.000 10.000
5. Ember 5 500 2.500
6. Gunting Stek 5 4.000 20.000
7. Pisau Okulasi 5 5.000 25.000
8. Cutter 10 500 5.000
9. Paranet 3 5.000 15.000

Total 98.000

xxxviii
c.    Biaya Bunga Modal Alat Tahan Lama (I)
Untuk menghitung biaya bunga modal alat tahan lama (I) dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
Nb + Ns
I =                         x i
2
Keterangan :
I        = Bunga Modal Alat Tahan Lama
Nb    = Nilai Baru
Ns     = Nilai Sisa
i        = Tingkat bunga biaya pertahun (18%)

Tabel.4 Biaya Bunga Modal Alat  Tahan Lama


No Nama Alat Jumlah Nb (Rp) Ns (Rp) i Biaya Bunga Biaya Bunga
(Rp)/Tahun Modal Selama
Proses Produksi
(13 Bln)(Rp)
1. Cangkul 5 50.000 10.000
Gembor 3 20.000 2.000 18% 27.000 29.250
2. Selang 1 200.000 10.000
Handsprayer 2 150.000 50.000 18% 5.940 6.435
3. Ember 5 10.000 1.000
Gunting Stek 5 20.000 3.000 18% 18.900 20.475
4. Pisau Okulasi 5 75.000 10.000
Cutter 10 2.000 500 18% 36.000 39.000
5. Paranet 3
150.000 50.000 18% 4.950 5.362,5
6.
18% 10.350 11.212,5
7.
18% 38.250 41.437,5
8.
18% 2.250 2.437,5
9.
18% 54.000 58.500
Total Rp 214.110

d.   Sewa Lahan
Sewa lahan/1 Ha/1 Tahun = Rp 2.000.000
Luas Lahan = 1.250m²
Jadi, sewa lahan  = Rp 2.000.000/10.000m² x 1.250m² x 1/12 x 13 bulan
= Rp 270.800
e.    Pajak PBB
Pajak/1 Ha/1 Tahun = Rp 50.000
Luas lahan = 1250m²
Jadi, Pajak  = Rp 50.000/10.000m² x 1.250m² x 1/12 x 13 bulan
= Rp 6.770
f.     Biaya lain-lainnya

xxxix
Biaya lain selama 13 Bulan
LIstrik/bulan        : Rp 35.000 x 13 bulan = Rp 455.000

g.    Biaya Bunga Modal Keseluruhan


P       = Besar modal pokok = Rp 16.471.600
N      = Lama pinjaman selama 13 bulan
I        = Suku Bunga 18% pertahun
Untuk menghitung biaya modal seluruh menggunakan rumus :
I=PXnXi
Keterangan :   I   = Biaya Bunga Modal keseluruhan
                        P   = Besar Modal Pokok
                        N  = Lama Pemakaian
                        I   = Tingkat Bunga 18%/tahun
Jadi : I = P x n x i
= Rp 16.471.600 x 1/12 x 13 x 18%
= Rp 1.372.633,33 x 13 x 0,18
= Rp 3.211.961,99
C.  Jumlah Biaya Tetap (BT)
Jadi untuk menghitung total biaya tetap dapat digunakan rumus sebagai berikut :
BT  = Penyusutan (D) + Biaya Bunga Modal Tahan Lama + Biaya Pemeliharaan + Biaya Modal
Keseluruhan (I) + Sewa Lahan + Pajak + Biaya lain-lain.
BT  =Rp 374.758,43 + Rp 214.110 + Rp 98.000 + Rp 3.211.961,99 +
Rp 270.800 + Rp 6.770 + Rp 455.000 = Rp 4.631.400,42
D.  Total Biaya
TB  = Biaya Variabel + Biaya Tetap
       = Rp 15.482.500 + Rp 4.631.400,42
       = Rp 20.113.900,
E.  Taksasi Produksi
a.       Hasil Produksi           : 8.500 Pohon
b.      Harga perpohon        : Rp 7.500

F.   Total Penerimaan
TP   = Jumlah Produksi x Harga Perpohon
       = 8.500 pohon  x Rp 7500
       = Rp 63.750.000

G.    Analisa finansial
Analisa financial =         Total Biaya
Total Produksi
=   Rp 20.113.900,4
8.500 pohon
=    Rp 2366,34122 /pohon

H.  Pendapatan Marginal
= Penerimaan total – Biaya Variabel
= Rp 63.750.000 – Rp 15.482.500
= Rp 48.267.500

I.     Pendapatan Bersih
= Pendapatan Marginal – Biaya Tetap
= Rp 48.267.500 – Rp 4.631.400,42
xl
= Rp 43.636099,6

J.    R/C Ratio
= Total Penerimaan / Total Biaya
= Rp 63.750.000 / Rp 20.113.900,4
= 3,16

Kesimpulannya:
Usaha ini dapat dikembangkan karena setiap nilai rupiah yang dikeluarkan, yang diperoleh
penerimaan senilai Rp 3,16 sebagai hasil dari usaha tersebut.

K.  BEP = Biaya tetap


1 – Biaya variabel
Penerimaan
= Rp 4.631.400,42
1 - Rp 15.482.500
Rp 63.750.000
= Rp 4.631.400,42
1 – 0,242
= 19,3

BAB V
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Dari kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang dilaksanakan di Desa Sidera,
Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Balai Benih Hortikultura, penulis dapat
mengambil kesimpulan antara lain :
1.      Pendidikan Sistem Ganda (PSG), yang dilaksanakan dapat menambah pengetahuan siswa
dan menunjang kemampuan siswa dalam melakukan wirausaha.
2.      Dengan adanya PSG siswa dapat berpertanggung jawab dan mandiri dan siswa dapat
mengenal lapangan kerja.
3.      Usaha Budi Daya Perbanyakan Tanaman jeruk secara vegetatif melalui okulasi merupakan
cara yang tepat untuk membentuk tanaman yang baru dan memiliki nilai ekonomi yang
tinggi, sehingga  masyarakat menggemari sifat-sifat unggulnya, rasanya enak, berproduksi
tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, bentuk buah sempurna dan perbanyakan tanaman
jeruk melalui okulasi memiliki keuntungan seperti tanaman akan lebih cepat berbuah,
diperoleh hasil yang sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan.
4.      Dengan melihat analisa usah budi daya perbanyakan tanaman jeruk (citrus Sp) secara
vegetatif melalui okulasi maka dinyatakan layak diusahakan karena setiap nilai rupiah yang
dikeluarkan yaitu Rp 1 di peroleh peneriamaan senilai ( 3,16 ) sebagai hasil usaha tersebut.
B.     SARAN
Selama penyusun melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Balai Benih
Hortikultura, terdapat beberapa hal yang disarankan sesuai dengan apa yang terlihat selama
mengikuti Pendidikan Sistem Ganda (PSG) mudah-mudahan dapat diterima sebagai
masukan-masukan :
1.      Semoga kegiatan praktek Pendidikan Sistem Ganda (PSG), dapat dilaksanakan setiap
tahunnya, karena dengan diadakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), Banyak memberikan
pengalaman  dan keterampilan bagi siswa baik di dunia usah maupun dunia industri.

xli
2.      Selama sekolah masih berdiri, mantapkan mutu pelajaran dan memperbanyak bahan
praktikum agar apa yang telah didapatkan tidak segan dan tidak cangkung untuk diterapkan
ditengah-tengah masyarakat.
3.      Melakukan sesuatu pekerjaan harus teliti dan diamati terlebih dahulu agar dapat di mengerti
dan di pahami sehingga hasil pekerjaan yang diperoleh lebih baik.
4.      Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh para peserta PSG setiap harinya yang dibimbing
guru selama peraktek yaitu kedisiplinan, kerjasama, kekompakan, keterampilan, kebersamaan
merupakan semua pengawasan yang ketat terhadap siswa dapat berjalan dengan lancar dan
semua program berlancar dengan baik.
5.      Semoga pelaksanaan PSG tahun depan dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya
hambatan.
6.      Ilmu yang telah di peroleh peserta PSG, diharap kan dapat diterapkan di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1987. Bertanam pohon buah-buahan 2. Jakarta : Kanisius
Anonim, 1991. Budidaya tanaman mangga. Jakarta : Kanisius.
Estiti, B.H. 1995.   Anatomi Tumbuhan Biji. : ITB, Bandung.
Rismunandar.  1993. Membudidayakan Tanaman Buah-Buahan. Bandung : Sinar Baru
Widarto, L. 1996. Perbanyakan tanaman dengan biji, Stek, Cangkok, Grafting, Okulasi dan Kultur
Jaringan. Jakarta : Kanisius
Tirisia, M.T, 1991. Tehnik Penyambungan Tunas Pucuk (Shot Tip Grafting) pada tanaman jeruk
(citrus sp) di Laboraturium Sub Balai penelitian Malang (Laporan PU). : Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako, PALU

xlii

Anda mungkin juga menyukai