Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN RESMI

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN


HORTIKULTURA

Oleh:
NAMA: TRI MULYADI
NIM: 134130071

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA


TANAMAN HORTIKULTUR

Laporan ini di susun sebagai syarat untuk memenuhi nilai

praktikum mata kuliah dasar-dasar teknologi budidaya tanaman

jurusan agroteknologi

fakultas pertanian

Universitas Pembangunan Nasional ’’veteran’’ Yogyakarta.

Yogyakarta, 9 mei 2015

Dosen Pembimbing Asisten Pembimbing

Ir.Heti Herastuti,MP. Dhimas nur cahyo


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat allah SWT, atas segala rahmat dan
petunjuk-nya yang telah di berikan kepada penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan ini. Laporan ini di susun guna memenuhi syarat nilai
praktikum mata kuliah dasar-dasar teknologi budidaya tanaman di universitas
pembangunan nasional ”veteran” yogyakarta tahun akademik 2013/2014.

Penulis berharap laporan ini dapat menjadi awal lembaran baru untuk
mencapai kunci kesuksesan, serta untuk mencapai ridhonya yang kita nanti-
nantikan. Selain itu penulis juga berharap laporan ini mampu menambah ilmu
pengetahuan atau wawasan penyusun pada khususnya dan pembaca pada
umumnya, meskipun penulis menyadari bahwa laporan ini hanyalah lembaran
kertas biasa dan beberapa tetesan tinta hitam di atasnya.

Keberhasilan dalam menulis laporan ini selain usaha dan kerja keras penulis,
juga tidak lepas dari bimbingan serta bentuan dari berbagai pihak baik langsung
maupun tidak langung, moril maupun materiil. Dan penulis menyadari bahwa
usaha dan kerja keras tidak akan berarti apapun tanpa adanya dukungan dari
semua pihak.

Dalam menyusun laporan ini penulis banyak mendapat arahan dan


bimbingan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusun proyek akhir ini
dapat berjalan dengan lancar. Maka pada kesempatan ini penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir.Heti Herastuti,MP. Selaku dosen pembimbing praktikum teknologi
budidaya tanaman hortikultura
2. Kepada semua asisten dosen yang selalu membimbing kami di waktu
praktikum. Terutama kepada mas dimas yang selalu memberikan
petunjuk serta pengarahan kepada penulis.
3. Terima kasih juga kepada temen-temen atas kerjasamanya dalam
praktikum di lapangan, tanpa kalian praktikum ini tidak akan pernah
ada. Terima kasih juga karena kalian selalu bertukar cerita dan
berbagi pengalaman yang sangat bermanfaat untuk kemajuan kita di
hari esok.
Tiada manusia yang luput dari kesalahan, maka penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kepada semua pihak untuk memberi kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 9 mei 2015

Tri mulyadi
NIM. 134130071
BAB I
PERBANYAKAN CANGKOK TANAMAN HIAS AGLAONEMA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Aglaonema termasuk salah satu jenis tanaman yang bias tumbuh di
susud-sudut ruangan yang gelap. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang
mendapatkan sinar matahari. Tetapi memiliki daya adaptasi yang baik
terhadap tempat yang kurang cahaya. Oleh karena itu, aglaonema sangat
cocok sebagai tanaman hias di dalam ruangan.
Berbagai ragam keindahan dan keunikan, flora Indonesia mempunyai
peluang untuk iberdayakan sebagai komoditas komersial yang penting dan
dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan petani
tanaman hias dan devisa negara.Potensi untuk mengembangkan usaha
Tanaman Hias sangatlah prospek dalam peluang pasar Internasional. Nilai
ekspor tanaman hias pada 2010 mencapai USD9,042 juta dengan volume
4.293 ton. Sementara itu untuk tahun 2009 mencapai USD7,717 juta dengan
volume 5.111 ton, dan 2008 mencapai USD6,717 juta dengan volume 3.225
ton. Berdasarkan data nilai ekspor tanaman hias nasional masih sangat kecil
dibandingkan nilai perdagangan tanaman hias dunia yang sudah lebih dari
US$ 90 miliar. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar mengingat
keanekaragaman yang dimiliki. Dari jenis bunga anggrek saja sekitar 40%
dari 25.000 jenis anggrek di dunia terdapat di Indonesia. Selain itu
ditunjang oleh letak geografis Indonesia yang sangat mendukung pemasaran
tanaman hias ke pasar dunia seperti Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang
dan RRC (banyu banyu 2012).
2. Tujuan Praktikum
a. mempraktekkan perbanyakan cangkok tanaman aglaonema
b. mengkaji media cangkok tanaman hias

1
3. waktu dan Tempat Praktikum
a. Waktu :
b. Tempat : kebun percobaan Wedomartani

B. TINJAUAN PUSTAKA
Aglaonema atau sri rejeki dijuluki dengan “ratu daun”. Nama
aglaonema berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “aglaos” dan
“nema/nematos” yang artinya terang/mengkilap. Tanaman ini masih satu
famili dengan talas-talasan (Aracaeae) serta kerabat dekat dengan
Spathipyllu dan Philodendron. Penyebaran utama di Asia Tenggara meliputi
Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Laos, Vietnam, Brunai Darussalam,
dan Myanmar. Kemudian tanaman ini menyebar ke Cina,
Florida,danAmerika ( khoirullah, 2009 ).
Perbanyakan tanaman aglaonema dapat dilakukan dengan generative
dan vegetative. Perbanyakan generative dilakukan dengan menggunakan
biji. Sedangkan perbanyakan vegetative dilakukan dengan menggunakan
anakan, stek bonggol, stek tunas dn cangkokan serta kultur jaringan.
Perbanyakan dengan stek dilakukan dengan menggunakan batang
aglaonema yang berukuran 3-4 cm. tetapi stek itu memiliki kelemahan di
antara presentase hidupnya lemah hal ini di karenakan terpisah dari batang
induknya. Alternative lainnya menggunakan cangkok karena perbanyakan
dengan cara mencangkok batang yang di cangkok tidak terpisah dari batng
induknya sehingga presentase hidupnya lebih tinggi.
Keberhasilan pencangkokan di pengaruhi oleh media tanam yang
memenuhi persyaratan yaitu memiliki daya ikat air yang tinggi. Selain itu
media cangkok memiliki bobot ringan, dapat menyimpan air(kelembapan),
mudah di tembus akar cangkokan, banayk mengandung unsure hara, dan
mudah di dapat. Di Indonesiapada umumnya media cangkok menggunakn
mos, sabut kelapa, lumut dan lain sebagainya (capsulx 2010).

2
Sejarah tanaman aglaonema di Indonesia tidak terlepas dari nama
penyilangan pertama aglaonema di Indonesia Gregorius Hambali yang
sangat dikenal dengan sebutan pak Gren di kalangan kolektor tanaman hias,
berkat ketekunan dan keterampilannya dari tahun ketahun pak Gren dapat
menghasilkan tanaman atau melahirkan berbagai varietas baru dari
tangannya.Orang yang memberikan nama aglaonema adalah Heinrich
Wilhelm Schott, ahli botani kelahiran Brunn, Morovia, Cekoslavakia,
sebenarnya aglaonema telah populer di Indonesia dan kian dikenal
masyarakat sejak lama, Aglaonema atau nama akrabnya sri rejeki harganya
kian menjulang tinggi ( Ika Kurniawati,2001 ).

C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA


1. Alat
a. Gelas cangkok dari plastik
b. Cetok
c. Cutter
d. Staples
2. Bahan
a. Tanaman aglaonema yang sudah muncul batang
b. Sekam bakar
c. Cocopit
d. MAO
e. Kompos
3. Cara kerja
a. Menyiapkan tanaman aglaonema yang seudah muncul batangnya di
permukaan tanah
b. Menyiapkan cangkok cutter steril dan gelas cangkok
c. Menyobek salah satu penampang gelas plastic secara vertical dengan
pisau tajam sampai ke dasar pot

3
d. Batang aglaonema di toreh sekitar 2 mm, pot yang di sobek di masikkan
ke batang aglaonema. Dua penampang pot yang semula di sobek di
satukan dengan stapler, agar media tanam dalam wadah tidak tumpah
e. Masukkan media tanam di gelas plastic yang sudah terpasang. Siram
media cngkok, jaga agar selalu lembab (tidak kering)

D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1: Keberhasilan Cangkok Aglaonema.
Akar
Media Keberhasilan Jumlah Persentase
Terpanjang
Cangkok Cangkok Akar Hidup
(cm)

Soga Tidak 0 0
50%
Sekam dan
Ya 5 16
Cocopeat

E. PEMBAHASAN
Dari hasil perbandingan dan pengamatan di kebun percobaan
wedomartani dapat kita ketahui bahwa untuk media cangkok tanaman
aglonema yang menggunakan 2 media yakni soga di bandingkan dengan
campuran sekam dan cocopat dapat kita ketahui bahwa media yang baik
adalah media sekam di campur dengan cocopat karena jumlah pertumbuhan
akar dan akar terpanjang dimiliki oleh cangkok yang menggunakan media
sekam dan cocopat, sedangkan cangkok yang menggunakan media soga
tidak ada akar yang tumbuh. Hal ini disebabkan karena sekam dan
cocopeat lebih mendukung pertumbuhan dan perkembangan akar. Sekam
adalah gabah atau kulit padi yang tidak digunakan lagi, sekam berfungsi
untuk mengikat logam berat selain itu sekam juga berfungsi untuk
menggemburkan tanah sehingga akan mempermudah penyerapan unsure
hara. Selain itu sekam juga berfungsi memperbaiki sifat tanah dan

4
membantu mengikat unsure nitrogen , fosfor, dan kalium (NPK). Selain
pencampuran sekam dengan cocopat atau sabut kelapa juga dapat
memperbaiki biopori bagi tanah sehingga akan memperbaiki sirkulasi
rongga-rongga udara pada tanah sabut kelapa juga memiliki kemampuan
menyimpan air 6 kali lebih baik daripada volumenya. Cocopat sendiri
merupakan limbah pengolahan sabut kelapa yang di ambil serat atau fiber.
Cocopeat merupakan butiran halus atau serbuk dari fiber kelapa, Adapun
kandungan unsur hara yang dimiliki sabut kelapa baik makro atau mikro
ternyata sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Kandungan unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada sabut
kelapa antara lain (K) Kalium, (P) Fosfor, (Ca) Calsium, (Mg) Magnesium,
(Na) Natrium dan beberapa mineral lainnya . Namun dari sekian banyak
kandungan unsure hara yang dimiliki cocopeat, ternyata jumlah yang paling
berlimpah adalah unsur K (kalium). Seperti yang telah kita ketahui bahwa
kandungan (P) Fosfor dan (K) Kalium sangat dibutuhkan tanaman saat
proses pembentukan buah serta peningkatan rasa untuk segala jenis buah.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa cara perbanyakan cangkok tanaman Aglaonema yaitu dengan cara:
1. Menyiapkan tanaman Aglaonema yang sudah muncul batangnya di
permukaan tanah.
2. Menyiapkan peralatan cankok cutter steril dan gelas cangko.
3. Menyobek salah satu penampang gelas plastik secara vertikal dengan
pisau tajam sampai ke dasar pot.
4. Menoreh batang Aglaonema 2 mm, pot yang disobek dimasukkan ke
batang Aglaonema. Dua penampang pot yang semula disobek disatukan
dengan staples, agar media tanam dalam wadaah tidak tumpah.
5. Memasukkan media tanam di gelas plastik yang sudah terpasang.siram
media cangkok, jaga agar selalu lembab

5
Untuk media cangkok yang baik yang adalah media tanam sekam
dan cocopeat.Karena dapat merangsang pertumbuhan akar dengan cepat
dan memiliki banyak kandungan unsure hara.

G. DAFTAR PUSTAKA
Banyu banyu 2012.Devinisi ilmiah aglonema.http:// banyu banyu.blogspot.
Com /2012/03/devinis-ilmiah-aglonema.html
Capsulx.2010. Penyebab kegagalan dan kerusakan perbanyakan
aglonema.http:// capsulx. Blogspot /2010/09/ penyebab-
kegagalan-dan-kerusakan-perbanyakan-aglonema.html
Ika k .2001.Perbanyakan aglonema di dataran tinggi. http:// ika k.blogspot
/2001/02/perbanyakan-aglonemadi-dataran-tinggi.html
Khoirullah 2009.Pengaruh media cangkok tanaman. http://khoirullah.
blogspot/2009/07/pengaruh-media-cangkok-tanaman.html

6
BAB II
VELTIKULTUR SELADA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Selada (Lactuca sativa L), satu-satunya jenis Lactuca yang
didomestikasi, merupakan tumbuhan asli lembah dari bagian timur laut
Tengah. Bukti lukisan pada pemakaman Mesir kuno menunjukkan bahwa
selada yang tidak membentuk "kepala" telah ditanam sejak 4500 SM.
Awalnya, tanaman ini mungkin digunakan sebagai obat, dan untuk
minyak-bijinya yang dapat dimakan. Beberapa raslocalselada, diketahui
digunakan untuk diambil minyak-bijinya. Tipe selada liar sering memiliki
daun dan batang yang berduri, tidak membentuk kepala dan daunnya
berasa pahit, serta mengandung banyak getah.
Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan untuk memperoleh
tanaman yang tidak berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak
menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit.Aspek lain meliputi tunas liar
lebih sedikit, daun lebar dan besar, dan membentuk kepala. Selada yang
membentuk kepala adalah tanaman yang dibudidayakan agak lebih kini,
yang pertama kali dinamakan sebagai "seladakubis" padatahun 1543
(Arifin. 2010).
Selada belum banyak membudaya pengembangannya, tetapi
prospek ekonominya cukup cerah. Permintaan komoditas selada terus
meningkat, diantaranya dari pasar swalayan, restauran-restauran besar,
ataupun hotel-hotel berbintang lima. Selada berpotensi besar untuk
dikembangkan di Indonesia karena disamping kondisi iklimnya cocok
untuk tanaman selada, juga memberikan keuntungan yang memadai bagi
pembudidayanya. Seperti halnya sayuran daun lainnya selada umum
dimakan mentah sebagai lalapan dan dibuat salad atau disajikan dalam
berbagai masakan Eropa maupun Cina. Selain sebagai bahan sayuran

7
yang cita rasanya khas, selada mengandung gizi cukup tinggi, terutama
sumber mineral ( Nabihatty s 2010).
2. Tujuan Praktikum
a. Mempraktekkan budidaya selada dengan system vertikultur
3. waktu dan Tempat Praktikum
a. Waktu :
b. Tempat : kebun percobaan Wedomartani

B. TINJAUAN PUSTAKA
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran daun yang berumur
semusim dan termasuk dalam famili compositae.Selada tumbuh baik di
dataran tinggi, pertumbuhan optimal di lahan subur.yang banyak
mengandung humus, pasir atau lumpur dengan pH tanah 5-6,5. Di dataran
rendah kropnya kecil-kecil dan cepat berbunga.Waktu tanam terbaik pada
akhir musim hujan, walaupun demikian dapat juga ditanam pada musim
kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup.
Menurut jenisnya, selada ada yang dapat membuat krop dan ada yang
tidak. Jenis yang tidak membentuk krop daun-daunnya berbentuk ”rosete”.
Warna daun hijau terang sampai putih kekuningan.Selada jarang dibuat
sayur, biasanya hanya dibuat salad dan lalapan.
Pengembangannya dapat dilakukan di lahan pekarangan rumah, dan
tidak memerlukan tempat yang relatif luas.Sistem ini sangat cocok
dikembangkan diwilayah perkotaan yang rata-rata penduduknya hanya
memiliki luasan sisa lahan perumahan yang sempit.Asal syarat utama dari
kehidupan tanaman adalah sinar matahari tercukupi, hal tersebut bukan
menjadikan halangan untuk mencoba…satu hal lagi yang penting, sistem
penanaman vertikultur ini sangat fleksibel penempatannya, selain mudah
dan relatif murah (dibandingkan sistem tanam konvensional pada tanah)
juga dianggap ramah lingkungan.

8
Veltikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara
vertical atau bertingkat, baik indoor maupun outdor.System budidaya
tanaman secara vertical ini merupakan konsep penghijaun yang cocok untuk
daerah perkotaan dan lahan terbatas.Vertikultur tidak hanya kebun vertiksl
namun dapat digunakan untuk menciptakan biodiversitas di perakkaran
yang sempit.Model, bahan, ukuranwadah vertikultur ya ng banyak, dapat di
sesuaikan dengan kondisi dan keinginan.Pada umumnya dalah berbentuk
segi panjang, atau miirip anak tangga, dengan beberapa unduk-unduk atau
sejumlah rak.Bahan dapat berupa bambo atau pipa paralon, kaleng bekas,
bahkan lembaran karung, karena salah satu filosofinya dari vertikultur
adalah pemanfaatan benda-benda bekas di sekitarnya.
Persyaratan vertikultur adlah kuat dan mudh dipindah-pindahkan.
Tanaman yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain, selada,
kangkung, bayam, pokcoy, caisin, katuk, kemangi, tomat, pare, pace,
kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya. Untuk
tujuan komersial, pengembanagan vertikultur ini perlu dipertimbnagkan
aspek ekonominya agar biaya produksinya jangan sampai melebihi
pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Berbagai jenis vertikultur yang
pertama adalah vertikultur jenis berdiri dilahan. Jenis yang kedua adalah
jenis horizontal, yang umum di temui dalam bentuk rak-rak atau tangga
bertingkat. Selain itu ada pula jenis vertikultur yang menggantung. Jenis ini
umum dalam bentuk pot-pot atau wadah yang di ikat oleh tali atau kawat
dan di gantung (Arifin,dkk. 2010).

C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA


1. Alat
a. Alat veltikultur
b. Cethok
c. Cangkul
d. Ember

9
2. Bahan
a. Bibit selada
b. Pupuk kompos
3. Cara kerja
a. Campur tanah, pupuk kandang,dan sekam dengan perbandingan 1:1:1
b. Siapkan peralatan veltikultur yang akan digunakan
c. Isi peralatan veltikultur ddengan campuran media tanam yang sudah
di buat
d. Tanam setiap lubang wadah dengan bibit selada yang telah di
persiapkan
e. Siram media tanam menggunkan gembor

D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1: Tinggi dan Jumlah Daun Selada Merah Vertikultur 3 Minggu
Setelah Tanam
No Tingkat Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai)
1 11 3
2 15 5
3 18 6
4 1 13 5
5 14 5
6 13 4
7 15 5
8 14 7
9 14.5 6
10 17.5 6
2
11 22.5 5
12 14 3
13 11.5 6

10
14 17.5 4
15 24.5 5
16 3 18 4
17 15.5 5
Rata-Rata 14,5 5

Tabel 2: Tinggi dan Jumlah Daun Selada Hijau Vertikultur 3 Minggu


Setelah Tanam
No Tingkat Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai)
1 16 4
2 17 9
3
3 15 6
4 20 4
5 14.8 4
6 18.8 4
7 15 5
8 4 19.5 6
9 16.5 9
10 18 4
11 15.5 5
12 14.8 4
13 14.5 6
14 21 8
15 5 23 5
16 7.8 2
17 9 5
18 11.5 4
Rata-Rata 17,11 5

11
Tabel 3: Tinggi dan Jumlah Daun Selada Merah Vertikultur 4 Minggu
Setelah Tanam
No Tingkat Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai)
1 12.3 4
2 15.8 5
3 18.7 6
4 1 13.7 6
5 14.8 5
6 13.3 4
7 19.8 4
8 17.5 9
9 16 6
10 17.3 6
11 2 22.5 5
12 14.5 4
13 13.5 5
14 12.5 4
15 24.5 8
16 3 18 5
17 22.5 5
Rata-Rata 17 5

12
Tabel 4: Tinggi dan Jumlah Daun Selada Hijau Vertikultur 4 Minggu
Setelah Tanam
No Tingkat Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai)
1 20 5
2 17 8
3
3 17 7
4 29.5 6
5 18 6
6 23 6
7 18.5 9
8 4 20 7
9 21 7
10 20.5 5
11 17.5 7
12 8.5 3
13 0 0
14 20 8
15 5 22.3 8
16 5.5 2
17 12.5 4
18 15.5 3
Rata-Rata 17,33 6

13
Tabel 5: Tinggi, Jumlah Daun, dan Berat Selada Merah Vertikultur 5
Minggu Setelah Tanam
Jumlah Daun
No Tingkat Tinggi (cm) Berat (gram)
(helai)
1 19.5 8 11
2 15.5 7 4
3 17 6 5
4 1 13 9 5
5 14 5 3
6 14.5 5 3
7 18 7 6
8 20 9 6.4
9 15 6 2.8
10 19 9 5.8
11 2 26 6 5.2
12 19 5 4.5
13 17 6 2.8
14 20.5 6 4.1
15 17 6 5
16 3 19.5 8 8
17 16 6 4
Rata-Rata 17.67 7 5.03

14
Tabel 6: Tinggi, Jumlah Daun, dan Berat Selada Hijau Vertikultur 5
Minggu Setelah Tanam
Jumlah Daun
No Tingkat Tinggi (cm) Berat (gram)
(helai)
1 28.5 4 3
2 37 7 7
3
3 29 6 5
4 29.5 4 2
5 25 6 4
6 24 4 3
7 26 6 8
8 4 21 3 1
9 26.5 3 2
10 18.5 3 1
11 25.5 5 2
12 28 5 4
13 0 0 0
14 13.5 3 1
15 5 25 5 4
16 0 0 0
17 22.5 3 1
18 10.8 4 1
Rata-Rata 21.68 4 2.72

15
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa untuk rata-
rata tinggi tanaman selada merah pada minggu ke-3 adalah 14,5 cm, selada
hujau 17,11 cm, jumlah daun selada merah adalah 5 helai, selda hijau
adalah 4 helai, pada minggu ke-4 mengalami peningkata menjadi, selada
merah memiliki tinggi tanaman 17 cm, selada hijau 17,33 cm, jumlah daun
selada merah 5 helai, selada hijau 6 helai dan pada minggu ke-5 tinggi
tanaman selada merah 17,67 cm, selada hijau 21,68 cm, jumlah daun
selada merah 7 helai, selada merah mengalami penurunan menjadi 4 helai,
dari data pertanaman vertikultur selada merah dan selada hijau mengalami
peningkatan dari minggu ke minggu.begitu juga jumlah daun pada selada
merah, namun pada selada hijau mengalami penyusutan kuantitas jumlah
daun, hal ini diduga karena adanya faktor biotik dan abiotik, faktor biotik
yaitu penyakit rhizoctonia solani penyakit ini menyebabkan busuk pada
batang tanaman selada dan kemudian daun tanaman akan rontok satu
prsatu penyebab dari penyakit ini adalah spora cendawan yang berada di
permukaan tanah menempel pada tanaman melalui perntara air, peralatan,
maupun manusia. Spora akan berkembang menjadi miselium yang
menyerang jaringan tanaman. Selain itu juga di sebabkan oleh hama
Lepidoptera yang memiliki alat mulut berupa penggigit-pengunyah yang
memakan bagian tanaman sehingga tidak dapat menyerap unsure hara
dengan sempurna. faktor abiotik yaitu faktor lingkungan, tanman selada
merupakan tanaman musiman yang membutuhkan lingkungan tempat
tumbuh beriklim sejuk dan dingin yakni pada temperature 15-200C
sedangkan di kebunpercobaan wedomartani suhu rata-rata adalah 29-350C.
Selain pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun, tanaman
selada juga di amati pada bobot rata-rata selada, untuk berat rata-rata
selada merah dengan berat 5,03 gram dan selada hijau dengan berat 2,72
gram. Jika di bandingkan berat selada merah dan hijau maka selada merah
memiliki kuantitas yang lebih baik di bandingakn dengan selada hijau.

16
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan di atas dapat kita simpulkan bahwa untuk
vertikultur selada merah maupun selada hijau dapat kita gunakan cara di
bawah ini.
1. Campur tanah, pupuk kandang,dan sekam dengan perbandingan
2. Siapkan peralatan veltikultur yang akan digunakan
3. Isi peralatan veltikultur ddengan campuran media tanam yang sudah di
buat
4. Tanam setiap lubang wadah dengan bibit selada yang telah di
persiapkan
5. Siram media tanam menggunkan gembor

G. DAFTAR PUSTAKA
Nabihatty s 2010. Manfaat tanaman selada . http://nabihattys.
blogspot.com /2010/05/ manfaat-tanaman-selada.html
Arifin,dkk. 2010. Modul praktikum hortikultura. Fakultas Pertanian
UNIBRAW. Malang
Arifin. 2010. Klasifikasi pertanian organik. http://www. mbojo.
wordpress.com /2007/05/ 02 klasifikasi-pertanian-organik.html

17
BAB III
BUDIDAYA MELON DAN SEMANGKA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Melon merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam family
cucurbiataceae.Buah melon memiliki nilai komersial yang tinggi di
Indonesia dengan kisaran pasar yang luas dan beragam, mulai dari pasar
tradisional hingga pasar modern, restoran dan hotel. Dengan rasa yang
manis dan segar melon dapat di konsumsi secara langsung maupun di olah
menjadi minuman dan makanan lain. Tanaman melon menghendaki
tingkat kelembaban udara 50-70%.Suhu yang cocok untuk usaha budidaya
melon berkisar 25-300Cdengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun.Jenis
buah melon sangat beragam. Namun hanya ada 3 kultivar yang popular di
budidayakan, yakni reticalatus,inodorus dan cantalupensis (Sobir dan
Firmansyah. 2014).
Tanaman semangka adalah tanaman yang sangat popular di masyarakat
Indonesia.Di samping itu tanaman semangka juga tanaman yang sangat
bermanfaat untuk kesehatan karenba banyak mengandung air dan
serat.Syarat pertumbuhan tanaman semangka memerlukan curah hujan
ideal 40-50mm/bulan.Seluruh area pertanaman memerlukan sinar matahari
sejak terbit hingga tenggelam, suhu optimal+/- 2500C.Semangka cocok di
tanam di dataran rendah hingga ketinggian 600mdpl.Kondisi tanah cukup
gembur, kaya bahan organic, bukan tanah asam dan tanah
kebun/persawahan yang telah di keringkan. Cocok pada tanah berpasir
dengan keasaman pH 6-6,7 (Andreas 2013).

18
2. Tujuan Praktikum
a. mempraktekan budidaya melon dan semangka

3. waktu dan Tempat Praktikum


a. Waktu :
b. Tempat : Kebun percobaan wedomartani

B. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman hortikultura merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan
baik dalam skala besar maupun kecil. Budidaya skala kecil dapatdilakukan
di kebun maupun pekarangan rumah. Kegiatan yang pertama kali harus
dilakukan dalam budidaya tanaman hortikultura adalah mempersiapkan
media tanam yang sesuai bagi tanaman. Tanah merupakan media tanam yang
paling banyak dan paling baikdigunakan sebagai media tanam, karena
unsur-unsur hara banyak tersedia di dalam tanah.
Pembersihan tanah dari gulma dan benda-benda pengganggu lain serta
pengelolaan tanah harus dilakukan. Pembersihan gulma dilakukan agar
nantinya tidak mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya, sedangkan
pengolahan tanah penting dilakukan agar tanah menjadi gembur dan siap
sebagai media tanam. Persiapan media tanam dan pemilihan bibit unggul
perludilakukan dengan baik agar kualitas maupun kuantitas tanaman
sertaproduksinya maksimal. Teknik-teknik dalam budidaya tanaman
hortikultura memiliki cara khusus misalnya saja pembuatan bedengan atau
guludan untuk tempat tumbuh dan penggunaan ajir untuk beberapa jenis
tanaman hortikultura.
Semangka berasal dari daerah tropik dan subtropik Afrika. Tumbuh liar
di tepi jalan, padang belukar, pantai laut, atau ditanam di kebun dan
pekarangan sebagai tanaman buah. Semangka dapat ditemukan dari dataran
rendah sampai 1.000 m dpl. Terna semusim ini tumbuh menjalar di atas
tanah atau memanjat dengan sulur-sulur atau alat pembelit. Batang lunak,

19
bersegi dan berambut, panjangnya 1,5-5 m. Sulur tumbuh dari ketiak daun,
bercabang 2-3. Daun letak berseling, bertangkai, helaian daun lebar dan
berbulu, berbagi menjari, dengan ujung runcing, panjang 3-25 cm, lebar 1,5-
15 cm, tepi bergelombang, kadang bergigi tidak teratur, permukaan bawah
berambut rapat pada tulangnya. Bunga uniseksual, keluar dari ketiak daun,
tunggal, biasanya bunga jantan lebih banyak, berbentuk lonceng lebar,
warnanya kuning, mekar pada pagi hari.
Buah berbentuk bola sampai bulat memanjang, besar bervariasi dengan
panjang 20--30 cm, diameter 15--20 cm, dengan berat mulai dari 4 kg
sampai 20 kg. Kulit buahnya tebal dan berdaging, licin, warnanya
bermacam-macam seperti hijau tua, kuning agak putih, atau hijau muda
bergaris-garis putih. Daging buah warnanya merah, merah muda (pink),
jingga (oranye), kuning, bahkan ada yang putih. Biji bentuk memanjang,
pipih, warnanya hitam, putih, kuning, atau cokelat kemerahan. Ada juga
yang tanpa biji (seedless) (Eddy m 2011).
Biji yang sudah diolah disebut kuaci. Cara membuatnya, kumpulkan
biji, lalu jemur dan sangrai. Setelah dingin, rendam dalam air garam
seharian, lalu jemur kembali di panas matahari. Semangka selain dimakan
sebagai buah segar juga dapat diminum sebagai jus. Buah semangka jangan
dimakan dengan gula aren karena dapat terbentuk racun, terutama sangat
mengganggu pada orang yang pencernaannya lemah. Racun ini dapat
menimbulkan kejang-kejang dan diare sampai menyebabkan kematian.
Perbanyakan dengan biji. Melon merupakan tanaman buah semusim yang
termasuk dalam family Cucurbitaceae. Buah melon banyak disukai karena
rasanya yang manis serta aroma yang khas. Buah yang masak dapat
langsung dikonsumsi segar atau diolah menjadi kue, puding, dan aneka
hidangan lain. Saat ini dikenal beberapa jenis melon dengan karakteristik
yang beragam baik yang hybrid maupun yang non hibrida.Agribisnis melon
menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika factor tanah yang semakin
keras, miskin unsure hara terutama unsur hara mikro dan hormone alami,

20
factor iklim dan cuaca, factor hama dan penyakit tanaman serta factor
pemeliharaan tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun (Yudi
2010).
C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA
1. Alat
a. Mulsa
b. Ajir
c. Tali rafia
d. Cethok
e. Cangkul
f. Ember
1. Bahan
a. Benih melon dan semangka
b. Pupuk kompos

3. Cara kerja
a. Mengecambahkan benih melon dan semangka dengan cara
merendam benih dalam air hangat selama 6 – 8 jam. Setelah
direndam benih dititiskan dan ditebarkan ke atas kain basah atau
kertas koran yang telah dibasahi. Dibirkan selama 1 - 2 hari hingga
benih berkecambah, menjaga kelembanan kain atau kertas koran,
bila terlihat erring percikan air secukupnya.
b. Menyiapkan polybag kecil atau baki persemaian, diisi dengan
media tanam berupa campuran tanah dengan kompos atau pupuk
kandang (perbandingan 1 : 1). Membenamkan biji melon sedalam 1
– 2 cm ke dalam media tanam tersebut. Menyirami secara teratur
tetapi jangan terlalu basah. Proses penyemaian biasanya
berlangsung hingga 10 – 14 hari atau ditandai dengan tumbuhnya 2
– 3 helai daun. Pada fase ini bibit sudah siap dipindahkan ke lokasi
penanaman.

21
c. Lahan untuk budidaya melon dan semangka sebaiknya di bajak
terlebih dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah. Kemudian
bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-50 cm,
panjang 10-15 meter dan jarak antar bedengan 50-60 cm.
d. Setelah di berikan pupuk dasar berupa pupuk komposatau pupuk
kandang sebanyak 15-20 ton/hektar. Tambahan juga ZA, KCL, dan
SP-36 masing-masing 375 kg, 375kg dan 250kg untuk setiap
hektarnya.
e. Selanjutnya menutup bedengan dengan plastic mulsa hitam perak,
warna hitam menghadap ke tanah dan warna perak ke bagian luar.
Buat lubang tanam di atas mulsa tersebut. Dalam setiap bedengan
terdapat 2 baris lubang tanam dengan jarak antar baris 60cm dan
jarak antar lubang dalam satu baris 50-60cm untuk melon dan jarak
antar baris untuk semangka 100cm. penutupan mulsa minimal
harus dilakukan 2 hari sebelum penanaman. Bibit di tanam
perlubangdan di siram.
f. Menancapkan ajir sepanjang 1,5 meter pada lubang tanam untuk
melon secara menyorong, ujung atasnya condong ke arah dalam
bedengan, sehingga ajir-ajir tersebut saling bersilangan,
membentuk huruf X. kemudian siapkan bilah bamboo yang lebih
panjang dan letakkan secara horizontal di antara silangan ajir-ajir
tersebut, ikat dengan tali raffia.
g. Pemupukan susulan di lakukan mulai tanaman berumur satu
minggu. Pupuk yan g di berikan berbentuk organik cair.
h. Melakukan penyerbukan buatan pada bunga betina, terutama bunga
yang ada pada cabang ke-9 hingga ke-13. Dalam satu pohon
setidaknya bisa di tumbuhkan 3-4 calon buah. Setelah buah
terbentuk hanya di pilih 1-2 buah saja.
i. Melakukan penyiangan untuk budidaya semangka dengan cara
mengatur cabang primer dan hanya di pelihara 2-3 cabang saja

22
tanpa memotong cabang sekunder. Ujung cabang sekunder di
sisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas
yang ada buahnya di potong agar tidak mengganggu pertumbuhan
buah
j. Pada semangka pilih buah yang cukup besar bulat baik dan tidak
cacat, terletak antara 1-1,5meter dari perekaran tanaman. Sisakan
hanya 1-2 buah saja, lainnya di pangkas. Jika berat buah sudah
hampir 2 kg, bolak balik buah agar di dapat pencahayaan matahari
dan warna yang rata.
k. Memanen melon dilakukan setelah berumur 3 bulan. Cirri-ciri
mrlon siap panen antara lain serat jala pada permukaan kulit
tampak jelas dan kasar, permukaan kulit sekitar tangkai terlihat
retak-retak, warna kulit hijau kekuningan dan sudah mengeluarkan
aroma buah melon sebaiknya di petik pada tingkat kematangan
90% atau sekitar 3-7 hari sebelum matang penuh. Tangkai di
potong seperti huruf T, jadi yang di potong adalah yang mengarah
pada daun bukan pada buah. Pemanenan sebaiknya di lakukan pada
pagi hari sekitar pukul 8-11 dan dilakukan secara bertahap. Pilih
buah yang bener-bener siap di panen.
l. Memanen pada semangka dengan cirri dan umur panen sekitar 70-
100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi perubahan pada
warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut
bisa di petik(dipanen). Pemetikan buah dilakukan sebaiknya di
lakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering
permukaan kulitnya, pemotongan buah semangka dilakukan besrta
dengan tangkainya.

23
D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1: Pengamatan Tinggi Tanaman Melon 5 Minggu Setelah Tanam
Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah
No tanaman bunga No tanaman bunga
(cm) (buah) (cm) (buah)
1 60 8 11 100 3
2 0 0 12 70 0
3 60 0 13 64 1
4 70 5 14 23 1
5 0 0 15 53 2
6 17 0 16 36 1
7 80 0 17 0 0
8 40 2 18 45 3
9 65 1 19 26 3
10 120 4 20 0 0
Rata-rata 46.45 2

24
Tabel 2: Pengamatan Tinggi Tanaman Melon 7 Minggu Setelah Tanam
Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah
No tanaman bunga No tanaman bunga
(cm) (buah) (cm) (buah)
1 90 15 11 113 6
2 0 0 12 90 2
3 65 1 13 80 2
4 80 11 14 40 1
5 0 0 15 64 4
6 20 0 16 50 6
7 97 0 17 0 0
8 65 5 18 61 8
9 59 5 19 51 5
10 190 7 20 0 0
Rata-rata 60.75 4

E. PEMBAHASAN
Pada pengamatan budidaya melon dan semangka dengan jarak tanam
50x60cm dengan jumlah sampel pengamatan 20 tanaman dilakukan
pengamatan pada tinggi tanaman dan jumlah bunga, pengamatan dilakukan
setelah tanaman melon berumur 5 minggu setelah tanam dan 7 minggu
setelah tanam, pada pengamatan 4 minggu setelah tanam tanaman melon
memiliki tinggi rata-rata 46,45cm dengan rata-rata jumlah bunga 2 buah,
dan penagamatan pada minggu ke-7 di peroleh hasil rata-rata untuk tinggi
tanaman adalah 60,75 dan jumlah bunga 4 buah, dari hasil minggu ke-5 dan
ke-7 di peroleh hasil yang meningkat, ini membuktikan bahwa tanaman
melon dari penanama sampai pada minggu ke-7 memperoleh nutrisi yang
baik dan proses perkembangan dan pertumbuhan yang sempurna

25
F. KESIMPULAN
Dari prktikum di lapangan maka dapat di simpulkan bahwa untuk
budidaya melon dan semangkan harus melakukan beberapa tahap
diantaranya
1. Mengecambahkan benih melon dan semangka dengan cara merendam
benih dalam air hangat selama 6 – 8 jam. Setelah direndam benih
dititiskan dan ditebarkan ke atas kain basah atau kertas koran yang
telah dibasahi. Dibirkan selama 1 - 2 hari hingga benih berkecambah,
menjaga kelembanan kain atau kertas koran, bila terlihat erring
percikan air secukupnya.
2. Menyiapkan polybag kecil atau baki persemaian, diisi dengan media
tanam berupa campuran tanah dengan kompos atau pupuk kandang
(perbandingan 1 : 1). Membenamkan biji melon sedalam 1 – 2 cm ke
dalam media tanam tersebut. Menyirami secara teratur tetapi jangan
terlalu basah. Proses penyemaian biasanya berlangsung hingga 10 – 14
hari atau ditandai dengan tumbuhnya 2 – 3 helai daun. Pada fase ini
bibit sudah siap dipindahkan ke lokasi penanaman.
3. Lahan untuk budidaya melon dan semangka sebaiknya di bajak terlebih
dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah. Kemudian bentuk
bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 10-15
meter dan jarak antar bedengan 50-60 cm.
4. Setelah di berikan pupuk dasar berupa pupuk komposatau pupuk
kandang sebanyak 15-20 ton/hektar. Tambahan juga ZA, KCL, dan SP-
36 masing-masing 375 kg, 375kg dan 250kg untuk setiap hektarnya.
5. Selanjutnya menutup bedengan dengan plastic mulsa hitam perak,
warna hitam menghadap ke tanah dan warna perak ke bagian luar. Buat
lubang tanam di atas mulsa tersebut. Dalam setiap bedengan terdapat 2
baris lubang tanam dengan jarak antar baris 60cm dan jarak antar
lubang dalam satu baris 50-60cm untuk melon dan jarak antar baris

26
untuk semangka 100cm. penutupan mulsa minimal harus dilakukan 2
hari sebelum penanaman. Bibit di tanam perlubangdan di siram.
6. Menancapkan ajir sepanjang 1,5 meter pada lubang tanam untuk melon
secara menyorong, ujung atasnya condong ke arah dalam bedengan,
sehingga ajir-ajir tersebut saling bersilangan, membentuk huruf X.
kemudian siapkan bilah bamboo yang lebih panjang dan letakkan
secara horizontal di antara silangan ajir-ajir tersebut, ikat dengan tali
raffia.
7. Pemupukan susulan di lakukan mulai tanaman berumur satu minggu.
Pupuk yan g di berikan berbentuk organik cair.
8. Melakukan penyerbukan buatan pada bunga betina, terutama bunga
yang ada pada cabang ke-9 hingga ke-13. Dalam satu pohon setidaknya
bisa di tumbuhkan 3-4 calon buah. Setelah buah terbentuk hanya di
pilih 1-2 buah saja.
9. Melakukan penyiangan untuk budidaya semangka dengan cara
mengatur cabang primer dan hanya di pelihara 2-3 cabang saja tanpa
memotong cabang sekunder. Ujung cabang sekunder di sisakan 2 helai
daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buahnya di
potong agar tidak mengganggu pertumbuhan buah
10. Pada semangka pilih buah yang cukup besar bulat baik dan tidak cacat,
terletak antara 1-1,5meter dari perekaran tanaman. Sisakan hanya 1-2
buah saja, lainnya di pangkas. Jika berat buah sudah hampir 2 kg,
bolak balik buah agar di dapat pencahayaan matahari dan warna yang
rata.
11. Memanen melon dilakukan setelah berumur 3 bulan. Cirri-ciri mrlon
siap panen antara lain serat jala pada permukaan kulit tampak jelas dan
kasar, permukaan kulit sekitar tangkai terlihat retak-retak, warna kulit
hijau kekuningan dan sudah mengeluarkan aroma buah melon
sebaiknya di petik pada tingkat kematangan 90% atau sekitar 3-7 hari
sebelum matang penuh. Tangkai di potong seperti huruf T, jadi yang di

27
potong adalah yang mengarah pada daun bukan pada buah. Pemanenan
sebaiknya di lakukan pada pagi hari sekitar pukul 8-11 dan dilakukan
secara bertahap. Pilih buah yang bener-bener siap di panen
12. .Memanen pada semangka dengan cirri dan umur panen sekitar 70-100
hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi perubahan pada warna
buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa di
petik(dipanen). Pemetikan buah dilakukan sebaiknya di lakukan pada
saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan
kulitnya, pemotongan buah semangka dilakukan besrta dengan
tangkainya.

G. DAFTAR PUSTAKA
Sobir dan Firmansyah. 2014. Berkebun melon unggul.Penebar Swadaya,
Jakarta. http://cybex. deptan.go.id/penyuluhan/cara-memupuk-
tanaman-melon/.html
Yudi 2010.Kategori budidaya melon.https://yudicool. wordpress.
com/2010/01/category-budidaya-melon.html
Andreas 2013.Cara menanam semangka.http://dunia-buah-buahan.
blogspot.com /2013/05/cara-menanam-semangka.html
Eddy m 2011.Tentang buah semangka.https://eddym78. wordpress.com
/2011/04/03/13/tentang-buah-semangka.html

28
BAB IV
BUDIDAYA BAWANG MERAH

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman
hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi.Namun pada
saat-saat tertentu sering mengalami banjir produksi sehingga harganya
anjlok.Diperparah lagi dengan kebijakan impor yang diterapkan
pemerintah yang seringkali memperparah kejatuhan harga bawang merah
di pasaran.
Beberapa waktu terakhir bawang merah menjadi perhatian
berkenaan dengan fluktuasi harga, pasokan dan permasalahan bawang
merah impor. Kebutuhan akan bawang merah setiap tahunnya terus
meningkat, dan diwaktu tertentu akan meningkat tajam. Untuk
memperpendek jalur distribusi, pemerintah mengembangkan komoditi
ini di luar wilayah produsen utama (Jawa dan Sumatera) diantaranya
Kalimantan, Sulawesi dan NTT.
Kalimantan selatan memiliki beragam tipologi lahan yang potensial
dan sesuai untuk pengembangan komoditi ini, diharapkan nantinya
komoditi ini mampu memberikan kontribusi yang tinggi terhadap
perkembangan ekonomi daerah dan sebagai sumber pendapatan serta
membuka kesempatan kerja (Maryani, A.D., L. Soesanto, & T. Agung
D.H. 2005).
Sosialisasi dan pemasyarakatan di Kalalimantan selatan dilakukan
diawal tahun 2012, pelaksanaan demplot di beberapa kabupaten yang
potensial dilaksanakan ditahun 2013. Untuk mencapai keberhasilan
pengembangang komoditi ini harus mengacu pada kondisi eksisting
daerah, sebagai bahan analisa untuk membuat “platform” pengembangan
yang terintegras, diantaranya:

29
a) Ketersediaan benih, dari analisa usaha lebih dari 50% biaya
produksi diperuntukkan bagi benih, oleh karenanya diperlukan
produksi dan pengolahan benih sumber sendiri untuk mengurangi
ketergantungan benih dari P. Jawa. Jenis yang dipilih harus selektif,
pemilihan lahan mendekati dengan kondisi dari daerah varietas
asal.
b) Alih teknologi produksi.budidaya, Teknik dan teknologi budidaya
serta pasca panen bawang merah belum familiar bagi petani di
Kalsel.
c) Kondisi agroklimat dari segi morfologi dan fisiologi hasil panen
kemungkinan bisa terjadi sedikit perbedaan dari deskripsi uji
observasi, karena perbedaan mikroklimat.
d) Agro-ekologis. Suatu komodias tentunya mempunyai hama/OPT
spesifik, tentunya mempunyai dampak pada ekologi lingkungan.
Hama baru akan muncul dan kemungkinan bisa merubah
tatanan/komposisi serangan hama yang sudah periodik diketahui
petani lokal serta berpengaruh pada komoditas sayuran lain
(Anonim .2013).

2. Tujuan Praktikum
a. Mempraktekkan budidaya bawang merah
3. waktu dan Tempat Praktikum
c. Waktu :
d. Tempat : kebun percobaan Wedomartani

30
B. TINJAUAN PUSTAKA
Bawang merah merupakan tanaman horltikultura musiman yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Budidaya bawang merah memiliki
penyinaran matahari lebih dari 12 jam sehari. Tanaman ini cocok di
budidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai 900 mdpl.Suhu
optimum untuk pertumbuhan tanaman bawang merah berkisar 25-320C.
Sedangkan keasaman tanah yang di kehendaki sekitar pH 5,6-7(Departemen
Pertanian. 2003).
Varietas benih untuk budidaya bawang merah cukup banyak.Ada benih
lokal hingga benih hibrida impor.Bentuk benih ada yang dari biji, ada juga
berupa umbi.Kebanyakan budidaya bawang merah di sentra-sentra produksi
menggunakan umbi sebagai benih.
Budidaya bawang merah memerlukan penyinaran matahari lebih dari 12
jam sehari. Tanaman ini cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan
ketinggian 0 hingga 900 meter dari permukaan laut.Suhu optimum untuk
perkembangan tanaman bawang merah berkisar 25-32 derajat celcius.
Sedangkan keasaman tanah yang dikehendaki sekitar pH 5,6-7 (Anonim
.2013)

C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA


1. Alat
a. Mulsa jerami
b. Plastic bibit
c. Cethok
d. Cangkul
e. Ember
2. Bahan
a. Benih bawang merah, umbi bawang merah
b. Pupuk kompos

31
3. Cara kerja
a. Benih yang berasal dari biji di semai terlebih dahulu selama 14 hari,
sedangkan umbi yang sudah disimpan 2 bulan dapat di tanam
langsung dengan di potong ujungnya 0,5cm
b. Tanah di buat bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30cm dan
panjang sesuai dengan kondisi kebun. Jarak antara bedengan
50cm,sekaligus di jadikan parit sedalam 50cm. cangkul bedengan
sedalam 20cm, gemburkan tanahnya. Bentuk permukaan atau bagian
atasnya bedengan rata, tidak melengkung.
c. Menaburkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar 15-20 ton/ha,
biarkan selama 1 minggu sebelum ditanami.
d. Menanam bawang merah dengan jarak tanam 20x20cm, kemudian di
siram. Tutup lahan dengan mulsa jerami
e. Perawatan tiap hari di siram dan di siangi rumput yang tumbuh di
sekitarnya.
f. Pemupukan susulan di berikan setelah tanaman bawang merah
berumur 2 minggu. Jenis pupuk terdiri dari campuran urea, ZA dan
KCL yang di aduk rata. Komposisi masing-masing pupuk sebanyak
93kg, 200kg, dan 112kg untuk setiap hektarnya. Pemupukan susulan
selanjutnya di berikan pada minggu ke-5 dengan komposisi urea, ZA,
KCL sebanyak 47kg, 100kg, 56kg per hektar. Pemupukan di lakukan
dengan membuat garitan di samping tanaman.
g. Bawang merah di panen setelah 55-70 hari setelah tanam dengan ciri-
ciri bawang merah siap panen apabila 60-70% daun sudah mulai
rebah. Umbi bawang merah yang telah di panen harus di keringkan
terlebih dahulu. Penjemuran biasanya berlangsung hingga 7-14hari.
Pembalikan di lakukan setiap 2-3hari. Bawang merah yang telah
kering, kadar air85% siap untuk di simpan atau di pasarkan.

32
D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1: Bawang Merah 2 Minggu Setelah Tanam
Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah
No Tanaman Daun No Tanaman Daun
(cm) (helai) (cm) (helai)
1 19.5 12 11 20 10
2 21.5 13 12 22 11
3 22.5 13 13 24 11
4 23 9 14 21 13
5 20 13 15 25 15
6 20 10 16 22 10
7 20 10 17 25 13
8 22 11 18 22 10
9 25 11 19 20 12
10 20 8 20 21 10
Rata-Rata 21.77 11

33
Tabel 2: Bawang Merah 3 Minggu Setelah Tanam
Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah
No Tanaman Daun No Tanaman Daun
(cm) (helai) (cm) (helai)
1 24 13 11 26 13
2 24 6 12 20 4
3 21 8 13 22 8
4 29 9 14 16 6
5 22 10 15 27 8
6 18 12 16 26 17
7 29 15 17 27 18
8 21 11 18 27 10
9 23 11 19 27 20
10 24 9 20 26 15
Rata-Rata 23.95 11

34
Tabel 3: Bawang Merah 4 Minggu Setelah Tanam
Tinggi Jumlah Tinggi Jumlah
No Tanaman Daun No Tanaman Daun
(cm) (helai) (cm) (helai)
1 26.5 17 11 29 25
2 27 20 12 30 25
3 24 13 13 30.5 15
4 27 15 14 30 30
5 25 12 15 28 20
6 30 18 16 30 27
7 17 2 17 26 10
8 24 9 18 20 10
9 19 9 19 28 16
10 30.5 10 20 25 15
Rata-Rata 26.32 16

E. PEMBAHASAN
Pengamatan pada budidaya bawang merah dengan jarak tanam
15x15cm dilakukan dengam menhitung rata-rata tinggi tanaman dan jumlah
daun,dengan waktu 2 minggu setelah tanam, 3 minggu setelah tanam dan 4
minggu setelah tanam, pada minggu ke-2 setelah tanam di peroleh hasil
rata-rata tinggi tanaman 21,77cm, dengan rata-rata jumlah daun 11 helai,
pada minggu ke-3 setelah tanam di peroleh hasi l23,95cm, dengan rata-rata
jumlah daun 11helai, dan pada minggu ke-4 di eroleh hasil rata tinggi
tanaman 26,32cm dan rata-rata jumlah daun 16 helai, pada minggu ke-2,3,4
pertumbuhan tinggi tanaman memiliki peningkatan yang signifikan tetapi
tidak pada jumlah daun untuk minggu ke-2 dan ke-3. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi hal ini terutama iklim, tanman bawang merah
merupakan tanaman musiman yang membutuhkan intensitas cahaya yang
optimal dan penuh, di daerah asalnya tanaman bawang membutuhkan

35
pencahayaan lebih dari 12 jam perhari,hal ini lah yang mengakibatkann
tanaman bawang merah terhambat pertumbuhannya. Pada minggu ke-2 dan
ke-3 merupakan musim penghujan sehingga banyak awan yang
menghalangi proses fotosintesis dan respirasi, hal ini lah yang dapat
menghambat penyerapan unsure hara dan mengakitkan terganggunya
pertumbuhan pada jumlah daun.dan pada minggu ke-3 menuju minggu
minggu ke-4 merupakan waktu peralihan musim dari musim penghujan ke
musim kemarau.

F. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah di lakkan di lapangan dapat di
ketahui bahwa untuk membudidayakan bawang merah harus dilakukan
beberapa cara yaitu:
1. Benih yang berasal dari biji di semai terlebih dahulu selama 14 hari,
sedangkan umbi yang sudah disimpan 2 bulan dapat di tanam langsung
dengan di potong ujungnya 0,5cm
2. Tanah di buat bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30cm dan
panjang sesuai dengan kondisi kebun. Jarak antara bedengan
50cm,sekaligus di jadikan parit sedalam 50cm. cangkul bedengan
sedalam 20cm, gemburkan tanahnya. Bentuk permukaan atau bagian
atasnya bedengan rata, tidak melengkung.
3. Menaburkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar 15-20 ton/ha, biarkan
selama 1 minggu sebelum ditanami.
4. Menanam bawang merah dengan jarak tanam 20x20cm, kemudian di
siram. Tutup lahan dengan mulsa jerami
5. Perawatan tiap hari di siram dan di siangi rumput yang tumbuh di
sekitarnya.
6. Pemupukan susulan di berikan setelah tanaman bawang merah berumur 2
minggu. Jenis pupuk terdiri dari campuran urea, ZA dan KCL yang di
aduk rata. Komposisi masing-masing pupuk sebanyak 93kg, 200kg, dan

36
112kg untuk setiap hektarnya. Pemupukan susulan selanjutnya di berikan
pada minggu ke-5 dengan komposisi urea, ZA, KCL sebanyak 47kg,
100kg, 56kg per hektar. Pemupukan di lakukan dengan membuat garitan
di samping tanaman.
7. Bawang merah di panen setelah 55-70 hari setelah tanam dengan ciri-ciri
bawang merah siap panen apabila 60-70% daun sudah mulai rebah.
Umbi bawang merah yang telah di panen harus di keringkan terlebih
dahulu. Penjemuran biasanya berlangsung hingga 7-14hari. Pembalikan
di lakukan setiap 2-3hari. Bawang merah yang telah kering, kadar
air85% siap untuk di simpan atau di pasarkan.

G.DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2003. Metode Pengamatan OPT Tanaman Sayuran.
Anonim.http://www.deptan.go.id
Maryani, A.D., L. Soesanto, & T. Agung D.H. 2005.Kajian ketahanan
terhadap penyakit trotol dan struktur anatomi daun dari lima
kultivar bawang merah (Allium ascalonicum
L.).http//maryaniADL/2003/05/06/kajian-ketahanan-terhadap-
penyakit-trotolan-dan-struktur-anatomi-daun-dari-lima-kultivar-
bawang-merah.html
Anonim .2013, Panduan Praktis Budidaya Bawang Merah. http://alam tani.
com budidaya bawang merah. html

37
BAB V
OKULASI TANAMAN BUAH

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebutuhan bibit unggul sangat diperlukan untuk mendapatkan bauh
yang berkualitas. Investasi dengan penggunaan bibit unggul diharapkan
akan menjanjikan hasil panen dikemudian hari yang memuaskan. Hal ini
mengingat bahwa investasi di bidang perkebunan memerlukan jangka
panjang maka perencanaan yang matang dengan menggunakan bibit
unggul tidak bisa ditawar lagi.Sampai saat ini sumber-sumber benih yang
telah bersertifikat masih didominasi oleh sumber benih kelas terendah
yaitu Tegakan Benih Teridentifikasi dan Tegakan Benih
Terseleksi.Kementerian pertanian menargetkan areal sumber benih
seluas 4.500 ha terkelola secara baik (Rukmini, N, 2011).
Pada kegiatan pemuliaan tanaman tingkat lanjut, pengembangan
klon sangat penting karena klon (clonal) yang dibangun menggunakan
klon akan menghasilkan keseragaman sifat-sifat yang diinginkan dan
dapat disesuaikan dengan keperluan industry (Baskorowati, 2012).
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan pada populasi pemuliaan
perlu dikembangkan pada tahap populasi perbanyakan.Terutama pada
tanaman nangka.Di Indonesia lebih dari 30 kultivar di Jawa terdapat
lebih dari 20 kultivar. Berdasarkan sosok pohon dan ukuran buah nangka
terbagi dua golongan yaitu:
a. Nangka buah besar: tinggi mencapai 20-30 m; diameter batang
mencapai 80 cm dan umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun.
b. Nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang
mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24
bulan.

38
Berdasarkan kondisi daging buah nangka dapat dibedakan menjadi
3 jenis, yaitu:
a. Nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat,
beraroma keras mudah lepas dari buah.
b. Nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya
kurang keras. (nangka celeng dan nangka belulang).
c. Nangka cempedak: daging buah tipis, liat dan beraroma harum
spesifik.
Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam di Indonesia yaitu:
nangka bilulang/nangka celeng, nangka cempedak, nangka dulang,
nangka kandel, nangka kunir, nangka merah, nangka salak, nangka mini,
dan nangka misin (Harry, N.R, 19940).

2. Tujuan Praktikum
a. Mempraktekkan cara perbanyakan okulasi pada tanaman buah

3. waktu dan Tempat Praktikum


a. Waktu :
b. Tempat : Kebun percobaan wedomartani

B. TINJAUAN PUSTAKA
Okulasi atau menempel termasuk dalam pengertian menyambung yaitu
menyambung atau menggabungkan dua sifat dari batang bawah dan sifat
dari btang atas atau mata tunas.Okulasi bertujuan menggabungkan
kelebihan sifat dari batang bawah di gabung dengan kebaikan batang atas
sehingga membentuk individu gabungan bersifat unggul. Tujuan lain dari
okulasi adalah menghasilkan klon agar cepat berbunga atau berbuah.
Banyak cara okulasi dapat di lakukan antara lain: cara segi 4 atau
candela, cara huruf T, cara huruf H dan cara forket. Okulasi cara forket
umumnya memperoleh hasil lebih baik di bandingkan dengan cara lain,

39
karena cara forket cambium tidak rusak akibat tergores pisau. Berdasar
pengalaman kulit batang yang bergetah seprti duku, sawo dan nangka
tingkat keberhasilannya sangat rendah, maka untuk meningkatkan
keberhasilan okulasi perlu di tambah zat pengatur tumbuh pada pertemuan
antara batang bawah dengan mata tunas luka bekas sayatan.

C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA


2. Alat
a. Tali pengikat
b. Plastik
c. Pisau okulasi
d. alkohol

2. Bahan
a. Bibit tanaman buah sebagai tanaman bawah (seedling).
b. Mata tunas sebagai entries.
4. Cara kerja
a. Membuka kulit sedling model forket dengan cara hati-hati sehingga
kambiun tetap utuh, di jaga jangan sampai terkontaminasi
mikrobia.
b. Mengambil entries dari pohon induk terpilih, ukuran entrien sesuai
dengan ukuran forket.
c. Menempelkan entries pada understm, kemudian di ikat rapat
menggunakan plastic khusus agar tidak kemasukan air atau kotoran
lain.
d. Pucuk tanaman batang bawah di lengkukkan atau di runduk
berlawanan dengan arah mata tunas, kemudian di ikat dengan tali
raffia agar tetap kondisi merunduk.
e. Setelah 4 minggu mata entries di amati dan di biarkan keluar tunas
daun, jika tunas daun keluar di luar entries, maka tunas tersebut

40
segara di buang, yang di bolehkan tumbuh hanya tunas di mata
entries.
f. Mengamati entries berhasil bersambung dengan batang bawah,
keberhasilan okulasi di tandai warna entries tetap hijau setelah
umur 3 minggu dari pelaksanaan okulasi.
g. Setelah tunas mencapai berukuran 15cm, tunas pucuk batang
bawah di potong.

D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1: Keberhasilan Okulasi Batang Buah Nangka
Sampel Keberhasilan Persentase Hidup
1 Gagal
0%
2 Gagal

E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa persentase
hidup okulasi batang buah nangka dengan menggunakan metode jorket
adalah 0%. Hal ini di pengaruhi karena pada saat melakukan okulasi pisau
yang di gunakan kurang steril sehingga mengakibatkan infeksi yang
membuat kegagalan, selain itu juga karena bagian cambium batang
terkelupas sehinnga entres sulit untuk merekat, dan karena di pengaruhi
oleh faktor kurang kepiawaian/kemahiran dalam melakukan okulasi
tanaman yang mengakibatkan kulit tanaman terkelupas dan tidak bisa
melakukan pembelahan sel secara sempurna. serta saat melakukan okulasi
pada tanaman nangka juga tidak di berika zat pengatur tumbuh karena
tanaman nangka merupakan tanaman bergetah yang memiliki tingkat
keberhasilan sangat rendah sehingga di butuhkan ZPT pada pertemuan
antar batang bawah dengan mata tunas,

41
F. KESIMPULAN
Untuk melakukan okulasi di perlukan beberapa tahap antara lain
yaitu:
1. Membuka kulit sedling model forket dengan cara hati-hati sehingga
kambiun tetap utuh, di jaga jangan sampai terkontaminasi mikrobia.
2. Mengambil entries dari pohon induk terpilih, ukuran entrien sesuai
dengan ukuran forket.
3. Menempelkan entries pada understm, kemudian di ikat rapat
menggunakan plastic khusus agar tidak kemasukan air atau kotoran
lain.
4. Pucuk tanaman batang bawah di lengkukkan atau di runduk
berlawanan dengan arah mata tunas, kemudian di ikat dengan tali
raffia agar tetap kondisi merunduk.
5. Setelah 4 minggu mata entries di amati dan di biarkan keluar tunas
daun, jika tunas daun keluar di luar entries, maka tunas tersebut segara
di buang, yang di bolehkan tumbuh hanya tunas di mata entries.
6. Mengamati entries berhasil bersambung dengan batang bawah,
keberhasilan okulasi di tandai warna entries tetap hijau setelah umur 3
minggu dari pelaksanaan okulasi.
7. Setelah tunas mencapai berukuran 15cm, tunas pucuk batang bawah di
potong.

42
G. DAFTAR PUSTAKA
Harry, N.R, 1994. Nangka.Dalam Lembaran Informasi Prosea.No.7.
PROSEA Indonesia Yayasan PROSEA, Bogor.
Rukmini, N. 2011. Sertifikasi Sumber Benih-Mekanisme, Target dan
Rancangan Sumber Benih. Workshop Pembangunan Sumber
Benih. UPT Lingkup Badan Litbang Kehutanan. Balai Besar
Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Yogyakarta.
Baskorowati, L. 2012. Pengembangan Klon dan Hibridisasi dalam Bunga
Rampai Status Penelitian Pemuliaan Tanaman Hutan. Balai
Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Kementerian
Kehutanan. 2012. Yogyakarta.

43
BAB VI
MUTU PRODUK

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan
pelanggan serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi
menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus
mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan
mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap
industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu
total (Nainggolan, M. 1996.).
1.1 Kebutuhan , Keinginan dan Permintaan
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan.
Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak
memiliki kepuasan dasar.Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat
atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati kondisi
manusia.keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan
tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial.
Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang didukung
dengan kemampuan serta kesediaan membelinya.
Keinginan menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli.
Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa pemasar tidak menciptakan
kebutuhan; kebutuhan sudah ada sebelumnya. Pemasar mempengaruhi
keinginan dan permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok,
menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang dituju.

44
1.2 Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan pelanggan.Pentingnya suatu produk fisik
bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat
diberikannya.Oleh karena itu dalam membuat produk harus
memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.
1.3 Nilai, Biaya dan Kepuasan
Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu
produk untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki
kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan trsebut, tetapi
pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan
total paling tinggi. Nilai setiap produksebenarnya tergantung dari
seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini
termasuk harga.
1.4 Pertukaran, Transaksi dan Hubungan
Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi
manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran.Pemasaran timbul
saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya
dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara mendapatkan suatu
produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu
sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian
sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila
mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan.Jika persetujuan
tercapai maka disebut transaksi.Transaksi merupakan pertukaran nilai
antara dua pihak. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang
baik dan saling percaya antara pelanggan, distributor, penyalur dan
pemasok akan membangun suatu ikan ekonomi, teknis dan sosial yang
kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan
setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin.Hal ini dapat dicapai

45
dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan
harga yang wajar secara kesinambungan.
1.5 Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam
pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu.Istilah pasar
untuk menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan
transaksi pada suatu produk.
1.6 Pemasaran dan Pemasar
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan
pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan
transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumberdaya dari
orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau
satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka
pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon
pembeli.Dari konsep inti pemasaran maka, ada lima konsep pemasaran
yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan pemasarannya (
Kotler, P. 1995.).
2. Tujuan Praktikum
a. Memisahkan antara produk buah atau sayur yang baik dan yang
jelek.
b. Mengelompokkan buah dan sayur berdasarkan pada ukuran.

3. waktu dan Tempat Praktikum


a. Waktu :
b. Tempat : Kebun percobaan wedomartani

46
B. TINJAUAN PUSTAKA
Mutu adalah keseluruhan sifat dan kinerja yang benar yang menjadi
sasaran optimalisasi untuk menentukan apakah suatu produk barang atau
jasa memenuhi maksud penggunaannya atau tidak”.
Sementara ishikawa (1992) menekankan bahwa: “Penilaian mutu
harus berdasarkan sifat dan fungsi produk baik dari sisi produsen maupun
konsumen”. Sementara itu, David (1992) melihatnya dari perspektif yang
lebih luas dan mengkategorikan 5 (lima) definisi mutu sebagai berikut:
a. Definisi berdasarkan transenden; mutu tid ak dapat didefinisikan
secara persis; mutu merupakan suatu konsep yang dikenali secara
universal tentang keunggulan.
b. Definisi berdasarkan produk; mutu merupakan derajat atau kuantitas
atribut yang dimiliki produk.
c. Definisi berdasarkan pemakai; mutu memiliki arti sebagai derajat
(tingkatan) pemenuhan keinginan pelanggan oleh suatu produk.
d. Definisi berdasarkan manufaktur; mutu berarti pemenuhan spesifikasi
yang diperlukan/ diminta.
e. Definisi berdasarkan nilai; mutu mengacu pada penyediaan suatu
produk dengan mutu yang dapat diterima pada harga yang wajar.
Definisi mana pun yang disukai, uraian di atas mengisyaratkan bahwa
mutu produk memerlukan parameter.Komponen utama mutu adalah
efektivitas dan efisiensi. Karena itu memperhatikan bagaimana proses mutu
itu terbentuk merupakan hal yang sangat penting sebagaimana dinyatakan
oleh David (1992) bahwa:
“Karakteristik-karakteristik yang menekankan mutu, haruslah terlebih
dahulu diidentifikasi melalui riset pasar (pendekatan user-based terhadap
mutu); karakteristik tersebut kemudian harus dapat dijabarkan atas atribut-
atribut produk yang teridentifikasi (pendekatan product-based terhadap
mutu); dan proses manufaktur haruslah diorganisasikan untuk memastikan
bahwa produk yang bersangkutan dibuat sesuai dengan spesifikasi-

47
spesifikasi tersebut (pendekatan manufac turing- based terhadap mutu). Ini
merupakan suatu proses dimana jika salah satu langkah tersebut diabaikan
tidak akan memberikan produk yang bermutu (Ishikawa, K. dan David, J.L.
1992).

C. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA


1. Alat
a. Alat tulis
b. Kamera
2. Bahan
a. Sayur
b. Buah
c. Bunga
3. Cara kerja
a. Melakukan sortasi yaitu memisahkan buah atau sayuran berdasarkan
kenampakan yang terlihat (baik buruknya). Misalkan adanya
serangan hama atau penyakit, tanda-tanda busuk, adanya kotoran
atau bercak pada kulit dsb. Kemudian mengemukakan alasan.
b. Melakukan gradding yaitu mengelompokkan produk buah atau
sayur tersebut berdasarkan ukuran (besar,sedang,kecil), tingkat
kemasakan dan sebagainya.
c. Mengambil kesimpulan dari prodek yang di amati.

48
D. HASIL PENGAMATAN
Table 1: sortasi
SAYUR BAIK BURUK % baik % buruk
Hama Penyakit Memar
Buncis 30 - 21 - 58,82 41,17
Jambu 2 - - 3 40 60
Tomat 3 2 - 2 42,85 57,14
Terong 4 1 1 - 66,67 33,33

Table 2: granding
UKURAN SAYUR
Buncis Tomat Jambu Terong
Besar 17 3 - 2
Sedang 5 - 2 1
Kecil 8 - - 1
WARNA Buncis Tomat Jambu Terong
Hijau 30 - - -
Merah - 3 - -
Kuning - - 2 1
Ungu - - - 3

E. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan di atas dapat kita ketahui bahwa untuk hasil
sortasi yang baik pada buah buncis adalah 30 buah, untuk buah jambu 2
bauh, untuk buah tomat 3 buah dan untuk buah terong 4 buah. Sedangkan
untuk kualitas yang buruk untuk buah buncis 21 di karenakan terkena
penyakit, untuk buah jambu 3 karena memar, untuk bauh tomat 4 yang
disebabkan hama berjumlah 2 buah dan 2 buah lainnya karena memar dan
untuk buah terong yang memiliki kualitas buruk berjumla 2 buah yang

49
disebabkan hama 1 buah dan penyakit 1 buah. Jika di lihat dari hasil
jumlah baik dan buruk buah tersebut maka presentasinya mutu produknya
adalah: buah buncis memiliki presentasi baik 58.82% presentasi buruk
41.17%, buah jambu memiliki presentasi baik 40% presentasi buruk 60%,
buah tomat memiliki presentasi baik 42,85 % presentasi buruk 57,14% dan
untuk buah terong memiliki presentasi baik 66,67% presentasi buruk
33,33%.
Untuk pengamatan granding pada tanaman di bagi menjadi 2
pengamatan , pengamatan pada ukuran buah dan pengamatan pada warna
buah, ukuran dan warna pada masing-masing buah berbeda untuk ukuran
buah di bagi menjadi 3 kelompok yakni kelompok besar, sedang dan kecil,
sedangkan untuk warna buah di bedakan menjadi 4 kelompok warna yakni
warna hijau, merah, kuning, dan ungu. Pada pengukuran buah buncis yang
berjumlah 30 buah terbagi menjadi 17 buah yang berukuran besar, 5 buah
yang berukuran sedang dan 8 buah yang berukuran kecil, kemudian
tanaman tomat yang memiliki jumlah 3 buah hanya memiliki satu ukuran
yakni ukuran besar, sedangkan tanaman jambu yang memiliki jumlah 2
buah juga sama hanya memiliki satu ukuran yang sama yakni berukuran
sedang dan tanaman terong yang berjumlah 4 buah terbagi menjadi 2
berukuran besar, 1 berukuran kecil dan 1 berukuran sedang.
Sedangkan untuk warna buah pada buncis di peroleh hasil berwarna
hijau untuk semua buah, pada bauh omat di peroleh hasil warna merah
untuk semua buah, pada buah jambu di peroleh warna kuning untuk semua
bauh dan untuk buah terong di peroleh hasil 1 buah berwarna kunin dan 3
buah ungu.

50
F. KESIMPULAN
Untuk buah sayur yang memiliki kualitas baik pada buah buncis
berjumlah 30 buah, pada buah jambu berjulah 2 buah, pada buah tomat
berjumlah 3 buah dan pada buah terong berjumlah 4 buah.
Sedangkan untuk yang buruk pada buah buncis berjumlah 21 buah,
pada buah jambu berjumlah 3 bauh, pada buah tomat berjumlah 4 buah,
dan pada buah terong berjumlah 2 buah.
Pada saat melakukan granding proses pengelompokkan di bagi
menjadi tiga kelompok yakni buah yang berukuran besar, sedang, dan
kecil.

G. DAFTAR PUSTAKA
Ishikawa, K. dan David, J.L. 1992. Pengendalian Mutu terpadu. Penerbit
P.T.RemajaRosdakarya,Bandung.http//jurnaldanartikelmanajem
en.blogspot./2009/05/Pengendalin-mutu-terpadu.html
Nainggolan, M. 1996. Total Customer sutisfaction, P.T. Agro Manunggal
InternationalCorporateTrainingCentre,Jakarta.http//jurnaldanart
ikelmanajemen.blogspot. /2009/05/total-customer.html
Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran Analisa, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan,
PenerbitSalembaEmpat,Jakarta.http//jurnaldanartikelmanajeme
n.blogspot./2009/05/analisis-perencanaan-implementasi-
pengendalian.html

51

Anda mungkin juga menyukai