(GAHARU)
Oleh :
Kelompok 5
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
202
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Makalah ini kami buat untuk memberi tuntutan dan arahan untuk
membuat karya tulis dengan baik. Teks dalam makalah ini dijadikan sarana
untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
Kelompok 5 (lima)
penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar belakang................................................................................................5
Tujuan...................................................................................................................5
1.3 Mamfaat.........................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A. Pengertian Gaharu..........................................................................................7
B. Ciri-ciri Tanaman Gaharu............................................................................7
C. Jenis dan Kelas Pohon Penghasil Gaharu.....................................................8
a. Aquilaria spp.................................................................................................8
b. A. malaccensis.........................................................................................8
c. A. microcarpa................................................................................................8
d. Gyrinops spp.................................................................................................8
e. Aetoxylon spp...............................................................................................9
f. Gonystylus spp..............................................................................................9
g. Enkleia spp..................................................................................................10
h. Wiekstroemia spp.......................................................................................10
i. Dalbergia sp.................................................................................................10
j. Excoccaria sp...............................................................................................10
1. Gaharu Subintegra.....................................................................................11
2. Gaharu Crassna..........................................................................................11
3. Gaharu Malaccensis.......................................................................................11
D. Proses Atau Teknis Pembentukan Gubal Gaharu Serta Cara Budidaya
Pohon Gaharu.........................................................................................................11
a. Penanganan Benih Dan Persemaian..........................................................12
b. Teknik Penanaman....................................................................................14
3
c. Pola Tanam...............................................................................................14
d. Pemeliharaan.............................................................................................15
e. Pemanenan................................................................................................16
E. Manfaat Gaharu Itu Dalam Kehidupan Sehari-Hari......................................16
F. Nilai Ekonomi Pada Pohon Gaharu.............................................................17
BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran.............................................................................................................19
4
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
a) Untuk mengetahui jenis-jenis penghasil gaharu
b) Untunk mengetahi apa mamfaat gaharu
c) Ingin mengetahui proses pengolahan gaharu
d) Untuk mengetahui cara pemanenan gaharu
5
1.3 Mamfaat
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman
tentang pengetian gaharu, ciri-ciri tanaman gaharu, jenis dan kelas gaharu, Proses
atau teknis pembentukan gubal gaharu serta faktor kegiatan budidaya pohon
gaharu, dan manfaat gaharu dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat mengetahui
nilai ekonomi pada pohon gaharu.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gaharu
Suku gaharu-gaharuan atau Thymelaeaceae adalah salah satu suku anggota
tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan
ke dalam bangsa Malvales, klad eurosids II.
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
7
C. Jenis dan Kelas Pohon Penghasil Gaharu
b. Malaccensis
Malaccensis di wilayah potensial dapat mencapai tinggi pohon sekitar 40
m dan diameter 80 cm, beberapa nama daerah seperti: ahir, karas, gaharu, garu,
halim, kereh, mengkaras dan seringak. Tumbuh pada ketinggian hingga 750 m dpl
pada hutan dataran rendah dan pegunungan, pada daerah yang beriklim panas
dengan suhu rata-rata 32° C dan kelembaban sekitar 70%, dengan curah hujan
kurang dari 2.000 mm/tahun.
c. microcarpa
Tinggi sekitar 35 m berdiameter sekitar 70 cm dengan nama daerah
tengkaras, engkaras, karas, garu tulang, dan lain-lain. Sedangkan A. filaria tinggi
pohon antara 15-18 m berdiameter sekitar 50 cm, di Irian Jaya memiliki nama
daerah age dan di Maluku las. Tumbuh di hutan dataran rendah, rawa hingga
ketinggian sekitar 150 m, pada kawasan beriklim kering bercurah hujan sekitar
1.000 mm/th. A. beccariana, memiliki nama daerah mengkaras, gaharu dan
gumbil nyabak. Tumbuh hingga ketinggian 850 m.dpl pada kondisi kawasan
beriklim kering dengan curah hujan sekitar 1.500 mm/th.
d. Gyrinops spp.
Tumbuhan gaharu jenis ini berbentuk sebagai pohon yang memiliki ciri
dan sifat morfologis yang relatif hampir sama dengan kelompok anggota famili
8
Thymeleacae lainnya. Daun lonjong memanjang, hijau tua, tepi daun merata,
ujung meruncing, panjang sekitar 8 cm, lebar 5-6 cm. Buah berwarna kuning-
kemerahan dengan bentuk lonjong. Batang abu-kecoklatan, banyak cabang, tinggi
pohon dapat mencapai 30 m dan berdiameter sekitar 50 cm. Daerah sebaran
tumbuh di wilayah Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan potensi terbesar berada
di Irian Jaya (Papua).
e. Aetoxylon spp.
Pohon dengan rataan tinggi sekitar 15 m, berdiameter antara 25-75 cm,
kulit batang ke abu-abuan atau kehitam-hitaman dan bergetah putih. Bentuk daun
bulat telur, lonjong, licin dan mengkilap dan bertanggkai daun sekitar 8 mm.
Bunga dalam kelompok berjumlah antara 5-6 bunga, berbentuk seperti payung,
dengan panjang tangkai bunga sekitar 9 mm, bentuk bunga membulat atau bersegi
lima berdiameter sekitar 4 mm, buah membulat panjang sekitar 3 cm dan lebar 2
cm, serta tebal 1 cm. Tumbuh pada kawasan hutan dataran rendah dengan lahan
kering berpasir, beriklim sedang dengan curah hujan sekitar 1.400 mm/th, bersuhu
sekitar 27° C dan berkelembaban sekitar 80%. Gaharu dari jenis ini memiliki
nama daerah sebagai kayu biduroh, laka, garu laka, garu buaya, dan pelabayan.
9
mengkaras, garu, halim, alim, ketimunan, pinangbae, nio, garu buaya, garu
pinang, bal, garu hideung, bunta, mengenrai, udi makiri, sirantih, dan lain-lain.
g. Enkleia spp.
Tumbuhan penghasil gaharu dari kelompok jenis ini berbentuk tumbuhan
memanjat (liana) dengan panjang mencapai 30 m berdiameter sekitar 10 cm,
batang kemerah-merahan, beranting dan memiliki alat pengait. Bunga berada
diujung ranting, bertangkai bunga dengan panjang mencapai 30 cm, bunga
berwarna putih atau kekuningan, Buah bulat-telur, panjang 1,25 cm dan lebar 0,5
cm. Dikenal dengan nama daerah tirap akar, akar dian dan akar hitam, garu
cempaka, garu pinang, ki laba, medang karan, mengenrai, udi makiri, garu buaya,
bunta, dan lain-lain.
10
antara 10-20 m dan dapat mencapai kelas diameter sekitar 40 cm. Produksi
gaharunya kurang disukai pasar.
1. Gaharu Subintegra
2. Gaharu Crassna
3. Gaharu Malaccensis
Untuk membedakan ketiga jenis kayu gaharu ini ada 2 hal yang dapat kita
perhatikan dengan mudah yakni penampilan bentuk daun dan bentuk buah.
1. Gaharu Subintegra
11
2. Gaharu Crassna
Bentuk daun gaharu crassna lebih membulat, warna hijau tua, tebal dan
nampak keras. Bentuk buah gaharu crassna lonjong pada bagian bawah.
3. Gaharu Malaccensis
Daun berwarna hijau tua, daun terlihat agak membulat dan pada ujung
daun terdapat bagian yang runcing. Daun terlihat tipis.
12
secara sengaja dengan pengeboran dan penggergajian. Masuknya mikroba ke
dalam jaringan tanaman dianggap sebagai benda asing sehingga sel tanaman akan
menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin yang berfungsi sebagai pertahanan
terhadap penyakit atau patogen. Senyawa fitoaleksin tersebut dapat berupa resin
berwarna coklat dan beraroma harum, serta menumpuk pada pembuluh xilem dan
floem untuk mencegah meluasnya luka ke jaringan lain. Namun, apabila mikroba
yang menginfeksi tanaman dapat mengalahkan sistem pertahanan tanaman maka
gaharu tidak terbentuk dan bagian tanaman yang luka dapat membusuk.
13
ketinggian 750 meter diatas permukaan laut. Jenis Aquilaria tumbuh sangat baik
pada tanah-tanah liat (misalnya podsolik merah kuning), tanah lempung berpasir
dengan drainase sedang sampai baik. Tipe iklim A-B dengan kelembaban sekitar
80%. Suhu berkisar antara 22-28 drajat celcius dengan curah hujan berkisar antara
2000 s/d 4000 mm/tahun. Lahan tempat tumbuh yang perlu dihindari adalah (1)
lahan tergenang secara permanen, (2) tanah rawa, (3) lahan dangkal (kedalaman
kura dari 50 cm), (4) pasir kuarsa, dan (5) lahan yang ber-pH kurang dari 4,0.
14
selanjutnya biji dikeluarkan dari buah masak dan segera didederkan di bedeng
tabur, karena biji gaharu tidak tahan lama dalam penyimapanan (bersifat
recasiltran). Setiap buah mengandung 3-4 biji. Dalam 1 kg buah gaharu terdapat
3.000 biji dengan daya kecambah 65 %. Pemakaian Rootone-F dalam
perkecambahan biji dapat meningkatkan persen kecambah sampai 85 % (Surata,
2004). Selanjutnya penyapihan dilakukan di bedeng sapih dengan menggunakan
polybag 15 cm x 20 cm, media semai tanah : kompos 4 :1. Persemaian di bedeng
sapih dapat menggunakan persemaian permanen ( shade house ) dan persemaian
konvensional. Setelah penyapihan maka dilakukan penyiram setiap hari. Bibit
gaharu memerlukan umur > 6 bulan di persemaian sebelum ditanam di lapangan.
Sebelum pemindahan bibit ke lapangan maka perlu dilakukan pemotongan akar
yang tembus polybag dan hardening of (aklimatisasi) yang dilakukan sebulan
sebelum penanaman.
15
(monokultur), maka jarak tanam dapat dibuat 3 X 3 m, 3 x 4 m, 3 x 5 m, 4 m x 4
m atau 5 m x 5 m. Beberapa teknik alternatif yang dapat diterapkan antara lain
dengan memanfaatkan pohon penaung yang sudah ada (sistem perkayaan jalur)
dan pembutan hutan tanaman dengan menanam pohon penaung jenis cepat
tumbuh (pola hutan campuran), baik pada hutan produksi maupun hutan rakyat.
Pola penaung pada hutan alami (sistem perkayaan) dapat diterapkan dengan
membebaskan tajuk pohon penaung yang sudah ada.
d. Pemeliharaan
Pemeliharaan akan sangat menentukan produksi gaharu pada saat
tegakan masih muda. Pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan tanaman muda,
pemeliharaan tegakan lanjutan, dan perlindungan tanaman. Pemeliharaan tanaman
muda dilakukan sejak bibit ditanam di lapangan sampai terbentuknya tegakan
hutan yaitu pada saat tajuk hutan mulai menutup meliputi penyulaman,
penyiangan, dan pandangiran. Penyulaman dilakukan dua kali yaitu pada tahun
tanam berjalan dan umur satu tahun sampai tercapainya persen tumbuh 80 %.
Penyiangan dilakukan 2 kali setahun atau disesuaikan dengan keadaan
pertumbuhan gulma dan pendangiran dilakukan setahun sekali. Pemeliharaan
tegakan lanjutan dilakukan sejak tajuk hutan menutup dengan pohon penaung
sampai tegakan mencapai umur panen gaharu dengan melakukan pemangkasan
dan penjarangan pohon penaung yang ditujukan untuk memberi kesempatan
tumbuh yang sebaik-baiknya pada setiap pohon inang gaharu. Pemeliharaan
16
tegakan juga dilakukan pada inang gaharu yang terlalu rapat, dilakukan untuk
mengurangi terjadinya persaingan antar pohon dalam rangka meningkatkan
kesehatan, kualitas, dan nilai tegakan. Penjarangan pohon inang gaharu bisa juga
didahului dengan mempercepat mengadakan penularan secara intensif pada pohon
yang akan dijarangi selagi pohon masih muda, sehingga apabila pohon tersebut
dipotong hasil penjarangan bisa dimanfaatkan.
e. Pemanenan
Pemanenan gaharu dapat dilakukan minimum 1- 2 tahun setelah proses
induksi jamur pembentuk gaharu Apabila ingin mendapatkan produksi gaharu
yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka proses pemanenan dapat
dilakukan 2-3 tahun setelah proses induksi jamur.Teknik pemanenan dan keahlian
dalam pemilahan kayu gaharu (Gubal dan kemedangan)
17
9. Bahan obat-obatan yang memiliki khasiat sebagai anti asmatik, anti
mikrobia, dan stimulan kerja syaraf dan pencernaan
10. Contoh gambar pemanfaatan produk gaharu yang lain
Daun pohon gaharu dari budidaya kayu gaharu dapat dibuat menjadi teh yg
membantu kebugaran tubuh. Manfaat teh dari budidaya kayu gaharu :
18
Sebab gaharu sangat mahal harganya salah satunya merupakan kebutuhan
pokok bagi masyarakat di negara-negara Timur Tengah yang digunakan sebagai
dupa untuk ritual keagamaan. Masyarakat di Asia Timur juga menggunakannya
sebagai hio. Minyak gaharu merupakan bahan baku yang sangat mahal dan
terkenal untuk industri kosmetika seperti parfum, sabun, lotions, pembersih muka
serta obat-obatan seperti obat hepatitis, liver, antialergi, obat batuk, penenang
sakit perut, rhematik, malaria, asma, TBC, kanker, tonikum, dan aroma terapi.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gaharu merupakan substansi aromatic berupa gumpalan yang terdapat
diantara sel-sel kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta
memiliki kandungan kadar damar wangi.
Jenis gaharu yang paling banyak dibudidayakan saat ini yaitu Gaharu
Subintegra Gaharu Crassna, Gaharu Malaccensis
Proses pembentukan gubal gaharu dihasilkan dari masuknya mikroba ke
dalam jaringan yang terluka dan akhirnya menghasilkan aroma yang
harum.
Manfaat gaharu bermacam-macam yaitu dapat dibuat obat, dijadikan
bahan kosmetik atau kecantikan, dan juga parfum dan untuk perayaan
keagamaan.
Gaharu banyak diperdagangan dengan harga jual yang sangat tinggi
terutama untuk gaharu dari tanaman famili Themeleaceae dengan jenis
Aquilaria spp.
B. Saran
Tanaman gaharu banyak memberikan manfaat serta meningkatkan
pendapatan masyarakt juga meningkatkan devisa negara oleh karena itu
diharapkan dapat melestarikan plasma nutfah sumberdaya pohon penghasil gaharu
agar keberadanya tetap terjaga.
20