Disusun Oleh :
Hasyim Asy’ari Mulawarman
CCA 118 021
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah penyusun akhirnya bisa menyelesaikan makalah Hasil
Hutan Bukan Kayu “Tumbuhan Penghasil Dragon’s Blood”.
Penyusun
i
\
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
ii
1
I. PENDAHULUAN
Kegunaan utama dari getah jernang sebagai bahan pewarna cat dan obat-
obatan misalnya mengobati luka akibat gatal-gatal dan juga sebagai ramuan yang
dioleskan di kening ibu-ibu yang baru melewati proses persalinan. Jernang telah
banyak dimanfaatkan masyarakat dalam pengobatan tradisional. Kegunaan
jernang dalam industri yaitu sebagai bahan pewarna vernis, keramik, marmer, alat
dari batu, kayu, rotan, bambu, kertas, cat dan sebagainya. Namun,
jernang telah digunakan sebagai obat tradisional sejak beberapa abad yang lalu
sebagai antiseptik, merangsang sirkulasi darah, antimikroba, antivirus,
antitumor, obat luka, dan lain-lain (Gupta, 2008).
Perdagangan jernang sendiri bukanlah hal yang baru di Jambi karena getah
jernang telah diperdagangkan sejak zaman Jepang dahulu. Tingkat produksi
jernang sekarang ini mengalami penurunan yang sangat drastis hal tersebut
ditunjukkan pada tahun 1960an, setiap pengekstrak jernang dapat menghasilkan
getahjernang setiap musim berbuah sebanyak 30-50 kg, maka sekarang ini hanya
dapat menghasilkan getah jernang 5-15 kg. Demikian juga jumlah populasi
jernang menjadi semakin berkurang akibat kerusakan habitatnya. Masuknya
beberapa perusahaan swasta juga menyebabkan semakin berkurang keberadaan
kawasan hutan dan bahkan telah digantikan oleh perkebunan kelapa sawit, karet
dan penanaman Hutan Tanaman Industri (HTI). Kerusakan habitat alami jernang
menyebabkan penurunan populasi dan jumlah jernang tersebut sedangkan
permintaan getah jernang terus meningkat.
1.1. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis penghasil jerenang khususnya pada
tanaman:
a. Dracaena croton
b. Dterocarpus
c. Dracaena cacinehiresis
d. Dracaena combdiana
2. Untuk mengetahui proses-proses pengambilan getah jernang (dragon’s
blood)..
3. Untuk mengetahui kegunaan dan pemanfaatan dari getah jerenang.
3
Tanaman cemara yang asli dari kepulauan kepulauan Socotra. Mahkota pohon
sering terlihat seperti payung yang telah diputar. Daun panjang dan kaku lahir
dalam tandan di ujung dahan. Beberapa pohon memiliki mahkota yang lebih bulat
daripada yang lain dan mengingatkan kita pada jamur raksasa dan bukan payung.
Dracaena croton berkembang dalam pola yang sangat teratur yang dikenal
sebagai cabang bercabang. Dalam proses ini, setiap cabang menghasilkan dua
cabang baru yang timbul dari titik yang sama. Prosesnya berulang untuk
menciptakan dasar mahkota pohon.
2.1.2. Pterocarpus
Pterocarpus merupakan famili dari Fabaceae. Pterocarpus menghasilkan kayu
yang diperdagangkan sebagai padauk (mukwa atau narra). Padauks dinilai untuk
ketangguhan satbilitas dalam penggunaan dan dekorasi. Sebagia besar kayu
Pterocarpus mengandung zat yang larut dalam air atau alkohol dan dapat
digunakan sebagai pewarna.
Pohon, yang kadang-kadang menjadi raksasa rimba, tinggi hingga 40m dan
gemang mencapai 350cm. Batang sering beralur atau berbonggol; biasanya
dengan akar papan (banir). Tajuk lebat serupa kubah, dengan cabang-cabang yang
merunduk hingga dekat tanah. Pepagan (kulit kayu) abu-abu kecoklatan,
memecah atau serupa sisik halus, mengeluarkan getah bening kemerahan apabila
dilukai.
Daun majemuk menyirip gasal, panjang 12–30 cm. Anak daun 5-13, berseling
pada poros daun, bundar telur hingga agak jorong, 6-10 × 4–5 cm, dengan pangkal
bundar dan ujung meruncing, hijau terang, gundul, dan tipis.
Buah polong bundar pipih, dikelilingi sayap tipis seperti kertas, lk. 6 cm
diameternya, tidak memecah ketika masak. Biji 1-4 butir.[4] Polong akan masak
dalam waktu 4-6 bulan, berwarna kecoklatan ketika mengering. Bagian tengah
polong gundul pada forma indicus dan berbulu sikat pada forma echinatus (Pers.)
Rojo.
Dracaena cochincinensis (Lour) S.c tumbuh sangat lambat dengan hasil dragon’s
blood yang sangat rendah. Tidak ada jaringan sekretori untuk mengeluarkan
dragon’s blood sehingga tetap dalam sel parenkim batang xilem asalnya (Fan et
al., 2008). Untuk memanen beberapa potong kayu damar, pohon yang berumur
ratusan tahun kerap dihancurkan. Karena eksploitasi berlebihan, dua spesies
Dracaena asli D. cochinchinensis dan D. cambodiana telah dimasukkan dalam
kelompok perlindungan ketiga spesies langka China Permintaan tahunan saat ini
untuk dragon’s blood di Tiongkok lebih dari 600 ton, terutama tergantung pada
impor. Namun, menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber
Daya Alam (IUCN), Dracaena spp lainnya. yang menghasilkan dragon’s blood,
seperti Dracaena draco dan Dracaena cinnabari juga terancam punah dan telah
masuk dalam daftar merah IUCN sejak 1998..
2.3. Kegunaan
Kegunaan utama dari getah jernang sebagai bahan pewarna cat dan obat-
obatan , misalnya mengobati luka akibat gatal-gatal dan juga sebagai ramuan yang
dioleskan di kening ibu-ibu yang baru melewati proses persalinan. Jernang telah
9
Salah satu teknologi nano yang berkembang saat ini adalah penggunaan serat
nano (nanofibers) untuk berbagai produk. Serat nano mempunyai sifat unik dan
berpotensi untuk diaplikasikan di bidang biologi, kimia, elektronik, teknik,
biomedis, dan pelindung berbagai produk . Salah satu aplikasi serat nano
dalam bidang medis adalah meningkatkan efisiensi pemakaian obatSalah satu
aplikasi serat nano dalam bidang biomedis adalah menyembuhkan luka
dengan memasukkan bahan antibiotik pada matriks serat. Teknik
pemanfaatan matriks serat nano sebagai media ekstrak jernang untuk
penyembuh luka telah diujicobakan dengan hasil yang cukup memuaskan.
10
III. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diketahui dari makalah ini adalah sebagai berikut: